Anda di halaman 1dari 6

Jenis kelinci budidaya

Terdapat tiga fokus utama dalam ternak kelinci, yakni berorientasi pada daging, kulit dan bulu. Jenis-
jenis kelinci pun memiliki keunggulan berbeda-beda, ada yang unggul di pertumbuhan daging, kualitas
kulit dan produksi bulu atau woll. Di Indonesia, ternak kelinci masih didominasi oleh kelinci pedaging.
Hal ini karena industri kulit dan woll kelinci belum berkembang luas.

Pedaging: Flemish Giant, New Zealand White, Netherland Dwarf

Kulit: Rex dan Satin

Bulu atau woll: Angora

Perkandangan

Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa
atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan
Kandang anak lepas sapih.

Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan dan betina.
Kandang berukuran 200×70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan.

Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50×30x45 cm. Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah
tempat pakan dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan.

Kandang Kelinci

Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:

1. Kandang Sistem Postal; merupakan kandang tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam
ruangan dan cocok untuk kelinci muda.

Kandang kelnci tipe postal biasanya digunakan untuk proses perkawinan dan membesarkan anak
kelinci sebelum disapih. Anak-anak kelinci biasanya disapih dari induknya setelah berumur 8 minggu.
Kandang tipe postal kurang optimal untuk pembesaran, karena kelinci yang ada didalamnya akan lebih
banyak bergerak. Pada proses pembesaran gerakan kelinci sebisa mungkin dikurangi agar semakin
banyak pakan yang dikonversi menjadi daging.

Kandang tipe postal bisa diletakan di luar maupun di dalam ruangan. Bila ingin menempatkan kandang
di luar ruangan sebaiknya gunakan dinding kandang dengan bahan tertutup seperti tripleks (jangan
bilah bambu), fungsinya untuk menahan angin dan air hujan.

(2) Kandang Sistem Ranch; merupakan kandang yang dilengkapi dengan halaman pengumbaran

Kandang kelinci sistem terbuka banyak diadopsi oleh peternak tradisional dimana usaha ternak
dilakukan sebagai usaha sampingan. Kandang kelinci sistem terbuka sangat sederhana, kita tinggal
memberikan pagar di sekeliling areal yang akan dijadikan kandang. Pagar cukup setinggi 0,5-1 meter,
yang penting kelinci tidak bisa lolos atau loncat. Sebaiknya, pagar mempunyai pondasi yang cukup
dalam untuk mencegah kelinci kabur dengan menggali lubang. Dalam sistem terbuka kelinci dibiarkan
lepas bebas di areal kandang.

Areal kandang berupa tanah terbuka, di dalam areal disediakan kandang tertutup agar kelinci bisa
berteduh dan beristirahat. Dalam areal kandang harus tersedia tempat minum dan pakan. Meski
neralaskan tanah, permukaan lantai kandang harus memiliki drainase baik agar kondisi tetap kering.
Kelinci tidak menyukai lingkungan yang lembab.
Keunggulan sistem ini, kelinci bisa berkeliaran di areal tertentu sehingga jadwal pemberian pakan
tidak terlalu ketat. Si kelinci bisa mengais-ngais pakan sendiri bila peternak terlambat memberikan
pakan. Biaya pembangunan kandang dan perawatannya relatif lebih murah. Kelemahannya, sistem ini
memerlukan lahan yang luas dan pertumbuhan daging tidak optimal karena kelinci banyak bergerak.
Selain itu, proses reproduksi kurang bisa diarahkan.

(3) Kandang Battery; merupakan kandang yang berbentuk sangkar berderet dimana satu sangkar
untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal
Battery (susun piramid).

Kandang kelinci tipe baterai paling cocok digunakan untuk pembearan. Pada umumnya ukuran
kandang sebesar 60x40x40 cm, lebih baik lagi disesuaikan dengan jenis kelinci yang diternakan..
Semakin besar jenisnya, semakin besar pula kandangnya. Perlu diperhatikan, kandang yang terlalu
luas akan membuat kelinci banyak bergerak sedangkan kandang yang terlalu sempit akan membuat
stres.

Kandang tipe baterai dibuat bertingkat atau bersusun seperti rak. Oleh karena itu alas kandang harus
memiliki sekat untuk menampung kotoran dan air kencing kelinci. Sekat sebaiknya bisa dicopot
dengan mudah untuk membersihkan kotoran. Bahan yang digunakan untuk kandang baterai bisa dari
bilah bambu atau ram kawat. Khusus bagian lantai sebaiknya tidak menggunakan ram kawat karena
berpotensi melukai kaki kelinci.

Penempatan kandang kelinci tipe baterai bisa di luar ruangan atau dalam ruangan. Untuk kandang
yang ditempatkan di luar ruangan, atap kadang harus dibuat dari bahan yang tak tembus air serta
sebagian dindingnya sebaiknya tertutup. Agar angin malam atau air hujan tidak rembes ke dalam
kandang.

Memilih indukan

Memilih bibit atau calon indukan harus benar-benar diperhatikan. Karena bibit berperan besar
menentukan tingkat keberhasilan ternak kelinci. Indukan kelinci menentukan produktivitas dan
kualitas hasil budidaya. Berikut ini beberapa kiat untuk memilih bibit ternak kelinci potong:

Cari kelinci yang memiliki riwayat kesehatan yang baik. Keturunan dari kelinci-kelinci yang
menghasilkan banyak anak dalam sekali kelahiran.

Bobot tubuh indukan kelinci betina minimal 4-5 kg, jantan 3-5 kg.

Memiliki pinggul yang bulat penuh.

Punggung tidak cekung.

Mata cerah, tidak terlihat lesu dan ngantuk.

Bulu bersih, terutama di sekitar kelamin.

Memberi pakan

Di alam bebas kelinci hanya mengkonsumsi hijauan. Untuk usaha ternak, kita bisa memberikan
hijauan, konsentrat, ditambah dengan vitamin. Hijauan yang disenangi kelinci antara lain limbah
sayuran, seperti sawi, wortel, lobak dan daun singkong. Juga jenis rumput-rumputan dan daun-daunan
dari tanaman kacang tanah, jagung dan pepaya. Selengkapnya bisa dilihat dalam jenis-jenis makanan
kelinci.
Sedangkan konsentrat biasanya berupa pelet buatan pabrik. Pemberian pelet dilakukan untuk
memudahkan dan membuat praktis pemberian pakan. Pelet biasanya sudah memiliki kandungan
nutrisi lengkap. Biaya pembelian pelet memang cukup mahal, namun ketersediaan dan kontinuitasnya
lebih terjamin. Hal ini sangat diperlukan untuk usaha ternak kelinci secara intensif.

Pemberian hiijauan dimulai sejak kelinci berumur 2 minggu sedikit demi sedikit. Jenis hijaun yang
diberikan sebaiknya dilayukan terlebih dahulu untuk mencegah kembung pada anak kelinci, yang bisa
mengakibatkan kematian. Anak kelinci biasanya disapih setelah berumur 8 minggu.

Total kebutuhan pakan untuk kelinci mencapai 4-5% dari bobot tubuhnya per hari. Kelinci muda
hingga 4 bulan membutuhkan hijauan 20% dari total pakannya. Kelinci lebih dari 4 bulan
membutuhkan 60% hijauan dari total pakannya. Sebaiknya pisahkan waktu pemberian pakan
konsentrat dengan hijauan. Misalnya, konsentrat diberikan pada pagi hari sekitar jam 10.00, hijauan
bisa diberikan pada pukul 13.00-18.00.

makanan kelinci

Ada tiga jenis makanan ransum yang bisa dijadikan makanan kelinci, yakni air minum, makanan alami
(jerami, sayuran, buah, biji-bijian) dan makanan pabrikan (pelet atau konsentrat). Untuk mendapatkan
hasil yang maksimal, kelinci dengan pertumbuhan dan kesehatan yang baik, perlu keseimbangan
dalam memberikan makan.

a. Air minum

Sebenarnya kelinci termasuk hewan yang sedikit membutuhkan air. Namun meskipun begitu air
mutlak harus tersedia sepanjang waktu. Ada mitos yang berkembang, bila sudah diberikan sayuran,
kelinci tidak perlu minum. Hal tersebut keliru, kelinci tetap memerlukan minum!

Air untuk kelinci adalah air tawar bersih. Pemberian air bisa menggunakan mangkuk atau botol. Selain
bersih dari bibit penyakit, jangan sampai air yang diberikan telah ditumbuhi ganggang. Air minum yang
disajikan dengan botol kalau tidak rutin dibersihkan biasanya ditumbuhi ganggang. Pastikan air minum
ini tersedia selama 24 jam.

b. Jerami atau pelet

Makanan kelinci adalah jerami, rumput-rumputan yang telah dikeringkan. Jerami bisa dikatakan
makakanan utama untuk kelinci peliharaan. Makanan ini bisa dalam bentuk jerami sebelum diolah
atau berupa pelet buatan pabrik. Jerami atau pelet harus diberikan setiap hari, ibarat makanan pokok
pada manusia. Kelinci mendapatkan protein dan nutrisi lainnya seperti kalsium dan vitamin dari
asupan jerami. Jerami juga menjaga kesehatan gigi dan saluran pencernaan kelinci. Jeramin dalam
bentuk pelet setidaknya harus mengandung 18% serat.

Hindari memberikan jerami atau pelet yang mengandung alfalfa secara rutin. Karena alfalfa meskipun
bagus untuk ternak lain seperti kambing, tidak terlalu bagus untuk kelinci. Jerami alfalfa terlalu tinggi
kalori dan protein yang bisa merusak gigi kelinci. Karena alfalfa tidak termasuk jenis rumput melainkan
kacang-kacangan. Tetapi alfalfa bisa diberikan sewaktu-waktu dalam jumlah kecil.

c. Makanan segar

Selain jerami, makanan kelinci lain yang tak kalah penting adalah makanan segar. Makanan segar
diberikan sebagai tambahan tidak sebanyak makanan pokok (jerami). Segaran yang bisa diberikan
terdiri dari sayuran, daun-daunan atau herbal, buah-buahan, biji-bijian dan juga kecambah. Makanan
kelinci dalam bentuk segaran dilakukan secara selektif karena tidak semua jenis segaran cocok untuk
kelinci.

Makanan segar bisa diberikan setiap hari. Segaran harus terdiri dari 75% sayuran hijau, sisanya bisa
buah-buahan atau herbal. Porsi buah-buahan kira-kira 1-2 sendok makan untuk setiap 2,5 kg bobot
kelinci. Satu catatan penting, makanan segar sebaiknya tidak diberikan kepada anak kelinci berumur
dibawah 3 bulan.

Hendaknya lakukan percobaan dulu sebelum memberikan makanan kelinci dalam bentuk segar.
Berikan dalam porsi yang kecil saja selama 1×24 jam, kemudian amati. Apabila feses kelinci terlihat
lunak atau bahkan mencret berarti makanan tersebut tidak cocok. Berikan jarak 5-7 hari untuk
mencoba segaran yang tidak biasa lainnya untuk menghindari stres. Segaran yang tidak cocok bisa
memicu diare pada kelinci. Disarankan juga untuk melayukan terlebih dahulu segaran yang akan
diberikan. Fungsinya untuk menurunkan kadar air dan getah-getah yang bisa memicu diare.

Berikut ini sebagian dari daftar segaran yang bisa diberikan untuk kelinci berdasarkan rekomendai
House Rabbit Society, disesuaikan dengan yang tersedia di pasaran:

Sayuran daun Sayuran non-daun Buah-buahan

Bayam Wortel Apel

Sawi hijau Brokoli Pir

Daun lobak Kubis Mangga

Daun wortel Paprika Pepaya

Selada air Labu kuning Nanas

Pak choy Pisang

Seledri Melon

Min

Mengawinkan kelinci

Salah satu parameter untuk melihat produktivitas ternak kelinci adalah dengan melihat tingkat
kelahiran. Kelinci bereproduksi dengan melahirkan anak. Kelinci memasuki tahap dewasa dan siap
dikawinkan pada umur 6-12 bulan, tergantung pada jenis rasnya. Secara alamiah, kelinci betina yang
siap melahirkan anak akan menujukkan tanda-tanda berahi sebagai berikut:

Terlihat gelisah, perilakunya selalu mencari-cari pejantan.

Suka menggosok-gosokkan dagunya pada benda-benda di sekitarnya atau kelinci lain.

Vulva berwarna kemerahan dan basah.

Mengawinkan kelinci bisa dengan dua cara, yaitu secara berkelompok atau berpasangan. Perkawinan
berkelompok dilakukan dengan cara memasukkan sejumlah betina dan pejantan dalam satu area. Satu
pejantan bisa mengawini 5-10 betina.
Sedangkan cara berpasangan dilakukan dengan memasukkan satu betina dan satu jantan dalam satu
kandang. Selama masa perkawinan, amati apakah terjadi perkawinan atau tidak. Bila tidak,
kemungkinan tidak cocok. Ganti pejantan dengan yang lain.

Berikut ini hal-hal umum yang perlu diketahui dalam mengawinkan kelinci:

Kelinci siap untuk dikawinkan setelah berumur 6-12 bulan, tergantung jenis ras.

Masa berahi kelinci berlangsung selama 11-15 hari.

Dari masa berahi satu ke masa berahi selanjutnya berlangsung selama 2 minggu.

Masa kehamilan berlangsung 28-35 hari, tergantung jenis ras.

Secara alami masa menyusui kelinci bisa berlangsung selama 8 minggu. Dalam usaha ternak kelinci
masa menyusui eksklusif dilakukan selama 15-20 hari. Setelah itu anak kelinci diberi hijauan agar
belajar makan sambil tetap menyusui, jangan disapih. Anak kelinci bisa disapih setelah 8 minggu.

Kelinci betina bisa dibuahi lagi (subur kembali) setelah 2 minggu terhitung sejak melahirkan.

Dalam satu tahun, kelinci bisa mengalami hingga 5 kali kehamilan.

Jumlah anak dalam satu kali kelahiran 4-12 ekor, tergantung jenis ras.

Masa produktivitas biasanya berlangsung 1-3 tahun. Bila kurang atau lebih dari itu biasanya jumlah
dan kualitas anakan menurun.

Panen ternak kelinci

Tidak ada patokan pada umur berapa ternak kelinci bisa dipanen. Pasar kelinci saat ini tidak semasif
jenis daging lain seperti unggas, sapi atau kambing. Kelinci biasanya dijual anakannya sebagai
peliharaan. Untuk menjual anakan sebaiknya diatas 2 bulan, setelah masa penyusuan. Karena kelinci
yang terlalu muda dikhawatirkan tidak akan bertahan terpisah dari induknya.

Sedangkan untuk pedaging, biasanya dipanen setelah kelinci berusia 3,5 bulan atau mempunyai bobot
2-3 kg. Lama waktu penggemukan untuk mencapai bobot tersebut berlangsung sekitar 2-3 bulan. Bila
dijual lebih lama lagi, biasanya sudah tidak ekonomis karena kelinci membutuhkan pakan yang lebih
banyak. Apabila kita ingin menjual bibit atau calon indukan, biasanya dipelihara hingga kelinci
berumur 10-12 bulan. Harga bibit tidak lagi diperhitungkan per kg, tapi dilihat keunggulan keturunan
dan kesehatannya.

Siklus Produksi dan Kelayakan Usaha

Ada perbedaan biaya produksi antara peternak skala menengah dengan skala kecil, pada peternak
skala menengah biaya produksi Rp 14.704,-/ekor lebih rendah dibandingkan skala kecil Rp 25.996,-
/ekor, perbedaan ini terjadi akibat siklus produksi, sistem pemberian pakan dan skala kepemilikan
yang berbeda, pada skala kepemilikan lebih tinggi biaya produksi lebih kecil karena efisiensi
penggunaan tenaga kerja

Tingkat keuntungan yang diperoleh peternak skala menengah sebesar Rp 7.628.950,-/bulan dengan
R/C ratio = 2,040 lebih besar dibandingkan tingkat keuntungan yang diperoleh peternak skala kecil
sebesar Rp 182.192,-/bulan dengan R/C ratio 1,15.
Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan peternak skala menengah lebih tinggi Rp 7.446.758,- /bulan
dibandingkan peternak skala kecil. R/C ratio peternak skala menengah sebesar 2,040 menunjukkan
bahwa setiap penggunaan biaya sebesar Rp 1.000,- akan memberikan tambahan keuntungan sebesar
Rp 1.040,-.

Sedangkan peternak skala kecil dalam penggunaan biaya sebesar Rp 1.000,- hanya memperoleh
penerimaan sebesar Rp 1.150,- atau memperoleh keuntungan sebesar Rp 150,-, sehingga peternak
skala menengah berdasarkan pola pemeliharaannya memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar
dibandingkan pola pemeliharaan peternak skala kecil.

Anda mungkin juga menyukai