Anda di halaman 1dari 12

BAB II

KEGIATAN

A. Profil Dena Upakara


Lembaga ini didirikan pada tanggal 15 Maret 1938 atas prakarsa Mgr. A.
Hermus, direktur Lembaga Pendidikan Anak Tunarungu St. Michielsgestel Nederland
pada waktu itu. Sejak semula lembaga ini mendidik dan mengajar anak tunarungu
dengan cara oral. Murid-murid dilatih untuk berbicara dengan bahasa lisan. Seperti
masyarakat umum yang berkomunikasi satu sama lain secara lisan, maka anak
tunarungu yang didik di Lembaga Dena-Upakara pun dilatih agar dapat
berkomunikasi secara wajar seperti masyarakat umum.
Anak-anak tunarungu “tidak berbahasa” sebagai akibat dari ketunarunguannya.
Masyarakat menyebutnya bisu. Mereka tidak mengenal lambang bunyi (bahasa) baik
secara lisan maupun tulisan. Tetapi sebenarnya mereka mempunyai banyak ide.
Mereka tidak mampu mengungkapkan ide itu karena tidak mempunyai sarana untuk
mengucapkannya, yaitu : bahasa. Maka para pendidik berupaya sekuat tenaga agar
murid-murid menguasai bahasa yang bisa mereka gunakan untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan dan kehendak mereka. Bahasa yang akan mereka gunakan juga
untuk pengantar dalam mempelajari ilmu dan pengetahuan lainnya. Mereka
menempuh pendidikan di Lembaga “Dena-Upakara” lewat jenjang pendidikan :
1. Taman Bermain (Play Group)
2. Kelas Persiapan (TKLB)
3. Kelas Dasar (SDLB )
4. Kelas Kejuruan (SMPLB)
5. Kelas Latihan Kerja (Sanggar Kerja)
Di kelas Kejuruan (SMPLB) para murid mendapat pendidikan ketrampilan :
1. Tata Busana
2. Tata Boga
3. Tata Rias dan Rambut
4. Komputer
5. Bordir
6. Merajut dan Merenda
Setelah menyelesaikan pendidikan mereka di Lembaga Dena-Upakara, mereka
akan mendapatkan pekerjaan di masyarakat sesuai dengan bakat dan ketrampilan
mereka. Setelah berpengalaman bertahun-tahun, para pendidik Dena-Upakara
memberikan dorongan dan mendukung para murid yang dapat berpadu kesekolah
umum dalam pendidikan dan pengajaran bersama murid lain yang tidak cacat.
Ada banyak murid yang telah memperoleh ijazah SD langsung mengikuti
pendidikan di SMP Umum, bahkan ada pula yang mengikuti pendidikan di SD Umum
setelah beberapa tahun mengikuti pendidikan di Dena-Upakara. Semuanya itu
dipertimbangkan dari berbagai segi yang menyangkut kemampuan anak, lingkungan,
keluarga, dan masyarakat.

B. Lima Serangkai Perintis Lembaga Pendidikan Anak Bisutuli “Dena Upakara”


Pemimpin Umum Kongregasi Putri Maria dan Yosef pada saat itu, Moeder M.
Venantia van Maanen, menugaskan lima orang suster untuk mengawali karya baru di
Jawa Tengah :
1. Sr. Maria Alacoque Hoorneman, berasal dari Dieren, Nederland. la telah
berpengalaman dalam pendidikan dan pengajaran anak bisutuli di Lembaga
Pendidikan Anak Bisutuli, St. Michielsgestel. Dalam kelompok ini ia akan
menjadi pimpinan biara, di samping tugasnya menjadi guru.
2. Sr. Geertruida de Wit, berasal dari Lierop, Nederland. la adalah guru yang sangat
sukses di Lembaga Pendidikan Anak Bisutuli St. Michielsgestel. Pernah menjadi
guru dengan mengikuti murid-muridnya dari kelas I sampai. dengan kelas X.
Berpengalaman.13 tahun sebagai guru di St. Michielsgestel. Dalam kelompok ini
ia mendapat tugas sebagai Kepala Sekolah.
3. Sr. Bonaventura Gomes, berasal dari Den Haag. la mendapat keahlian dalam
pendidikan anak bisutuli di St. Michielsgestel. la mengajar anak-anak Persiapan di
Lembaga “Dena-Upakara.
4. Sr. Canesia Meisner, berasal dari Kustrui, Jerman. la mendapat tugas untuk
mengurus dapur.
5. Sr. Augustina Arends, berasal dari Elst, Nederland. la mendapat tugas untuk
mengurus rumahtangga.
Kamis pagi 20 Januari 1938, pukul 08.00, Direktur Kongregasi Putri Maria dan
Yosef, Vikaris Jenderal Keuskupan Den Bosch dan juga Ketua Yayasan Lembaga
Pendidikan St. Michielsgestel, Mgr. F. N. Hendrikx, mempersembahkan Missa Agung
di kapel biara pusat Choorstraat 7, ‘s Hertogenbosch, untuk mengucapkan syukur dan
memohon berkat untuk keberangkatan lima perintis Pendidikan Lembaga “Dena
Upakara”. Dalam homili beliau menggambarkan tugas luhur yang akan dikerjakan
para suster, yaitu mengajar dan mendidik anak bisutuli supaya mereka mampu
memperjuangkan dirinya untuk memperoleh tempat yang wajar dalam masyarakat
sebagai manusia yang bermartabat, sepadan dengan anggota masyarakat lainnya. Misa
syukur itu dilanjutkan dengan Pesta Syukur di ruang makan penuh sukacita. Tak
terduga Bapak Uskup Mgr. A.F. Diepan, dari Keuskupan ‘s Hertogenbosch datang
bergabung untuk menyampaikan rasa sukacitanya atas peristiwa agung ini. Beliau
memberkati kelima perintis itu dan memberi pengarahan agar mereka dapat
melaksanakan karya mereka dalam naungan Tuhan. Sore harinya, pukul 15.30 mereka
berlima berangkat diantarkan oleh Moeder Venantia van Maanen pemimpin umum Sr.
Dominica – sampai di Marseille -Perancis. Mereka selanjutnya naik Kapal Sibayak
milik Perusahaan Rotterdamse Lloyed yang akan berangkat dari Marseille pada hari
Jumat 21 Januari 1938.

C. Visi dan Misi Dena Upakara


Visi :
Bersama Yesus Kristus dan dijiwai oleh semangat-Nya, seluruh karyawan yang
terlibat dalam Yayasan Dena-Upakara mengaktualisasikan Kerajaan Allah dalam
pelayanan cinta kasih kepada sesama, khususnya kepada yang tuli dan kurang
mendengar.

Misi :
1. SLB/B dan Asrama Dena-Upakara untuk anak tunarungu siap sedia menanggapi
kebutuhan aktual Gereja dan masyarakat dalam pelayanan pendidikan bagi anak
tunarungu secara professional dan dalam suasana kekeluargaan.
2. Meningkatkan martabat anak tunarungu secara profesional dan berkembang secara
utuh.
3. Meningkatkan dan mengembangkan komunikasi secara formal dan informal
dengan semua pihak terkait untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan bagi
anak-anak tunarungu.

D. Syarat-Syarat Penerimaan Murid Baru Dena Upakara


Umur : 4 tahun
Cacat : Tuli/kurang mendengar, telah dinyatakan oleh dokter THT
Intelegensi : Normal, telah dinyatakan oleh Psikolog

Surat-surat yang diperlukan :


1. Akte kelahiran atau turunanya yang disyahkan
2. Surat keterangan dokter
a. THT
b. Mata
c. Keadaan jantung
d. Paru-paru
3. Kartu golongan darah
4. Surat keterangan psikologi
5. Pas foto 4x6, 4 lembar beserta klise
6. Surat permandian, jika beragama katolik
7. Daftar gaji Bapak dan Ibu per bulan
8. Fotocopy kartu keluarga
9. Foto keluarga

E. Uang Bantuan Dena Upakara


1. Menurut perjanjian dengan Yayasan, pembayaran ditetapkan untuk setiap bulan
dan harus dibayar 12x (dapat beberapa bulan sekaligus).
Selain pembayaran bulanan, ada pembayaran lain:
a. Perawatan / perbaikan alat
b. Biaya administrasi
c. Les renang
d. Les menari
2. Terhadap mereka yang lalai dalam pembayara, uang bantuan yang telah
ditetapkan akan diambil tindakan menurut kebijakan lembaga.
3. Uang jajan (uang saku) untuk anak sendiri.

F. Lama Pendidikan Dena Upakara


Lama pendidikan pada umumnya 13 tahun
1. Taman bermain/play group ( 1 tahun )
2. Persiapan (3 tahun )
Kelas ini memfokuskan pada penguasaan bahasa anak normal. Pelajaran bahasa
menjadi utama di kelas ini. Selama 3 tahun anak-anak diharapkan dapat mengejar
ketinggalan bahasa anak normal.
3. Dasar ( 6 tahun )
Di akhir tahun pendidikan dasar, anak-anak mengikuti EBTA sama seperti SD
normal dan ijazah yang mereka peroleh dapat digunakan untuk melanjutkan ke
SMP normal.
4. Kejuruan ( 3 tahun )
Bagi anak yang tidak melanjutkan ke SMP normal, Dena Upakara menyediakan
kelas kejuruan dengan memprioritaskan pendidikan ketrampilan sambil belajar
materi palajaran untuk anak SMP. Ijazah yang mereka peroleh setelah mengikuti
Ujian akhir (kelas III) dapat digunakan untuk melanjutkan ke SMA normal.
Ketrampilan yang diajarkan antara lain : tata busana, tata boga, tata rias dan
rambut, computer, border, merajut dan merenda. Sesudah anak-anak lulus dari
kelas kejuruan, diharapkan mereka akan mampu mandiri. Dan pada umumnya
mereka langsung bekerja atau melanjutkan sekolah. Ada beberapa anak yang dapat
melanjutkan sampai tingkat perguruan tinggi.
5. Kelas Latihan Kerja ( 1 tahun )

G. Liburan Dena Upakara


1. Anak asuh lembaga diberi libur 2 (dua) kali setahun, yaitu: Desember/Januari dan
Juni/Juli
2. Selama itu anak-anak tidak diperkenankan tinggal di asrama
3. Pada permulaan libur anak-anak dijemput sendiri di Lembaga “Dena-Upakara”
Jalan Mangli No. 5 Wonosobo dan setelah libur diantar kembali.
4. Terhadap orangtua yang memasukkan anaknya terlambat sesudah libur tanpa
alasan yang sah (jelas), dapat diambil tindakan.
5. Di luar waktu itu dalam hal yang cukup penting dan setelah minta izin, seorang
anak diberi izin pulang ke rumahnya sendiri, asal dijemput dan diantar kembali
oleh orangtuanya sendiri.
6. Orangtua boleh menengok anaknya satu bulan sekali.

H. Hal Surat Menyurat Dena Upakara


1. Surat mengenai sekolah dikirim kepada Kepala Sekolah.
2. Surat kepada Asrama dikirim kepada Ibu Asrama.
3. Surat mengenai uang dikirim kepada Tata Usaha atau Ketua Yayasan.

I. Dana Operasional SLB/B Dena Upakara


1. Sumbangan orang tua murid
2. Donatur
3. Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan (tidak rutin)
4. Yayasan Darmais

J. Pendidikan Pengajar Dena Upakara


Pada mulanya pengajar di sekolah kami adalah lulusan dari SPG, namun sesuai
dengan tuntutan dari pemerintah dan dengan dihapusnya SPG maka yang mendaftar
sebagai guru adalah dari SGPLB. Dan berdasarkan tuntutan pemerintah yang terakhir,
guru SLB hendaknya lulusan dari sarjana S-1 PLB. Maka sekarang kami menerima
dari Lulusan S-1 PLB.

K. Siswa Dena Upakara


a. Siswa Sekarang
1. Tingkat
Tingkat Jumlah
1 9
2 12
3 12
4 9
5 11
6 11
7 9
8 7
9 10
10 0
11 0
12 0
TOTAL 90

2. Agama
Agama Jumlah
Islam 54
Kristen 17
Katholik 18
Hindu 1
Budha 0
Kong Hu Chu 0
TOTAL 90

3. Umur
Umur Jumlah
< 7 tahun 0
7 – 12 tahun 23
13 – 15 tahun 38
16 – 18 tahun 23
>18 tahun 6
TOTAL 90
b. Siswa Baru
Umur Jumlah
< 7 tahun 0
7 – 12 tahun 8
13 – 15 tahun 4
16 – 18 tahun 5
>18 tahun 1
TOTAL 18

c. Siswa Lulus
Umur Jumlah
< 7 tahun 0
7 – 12 tahun 0
13 – 15 tahun 2
16 – 18 tahun 4
>18 tahun 3
TOTAL 9

L. Guru Dena Upakara


1. Status
Status Jumlah
PNS 8
GTT 0
GTY 8
Honor 1
TOTAL 17

2. Golongan
Golongan Jumlah
I 0
II 0
III 5
IV 3
TOTAL 8

3. Sertifikasi
Sertifikasi Jumlah
Sudah Sertifikasi 11
Belum Sertifikasi 6
TOTAL 17

4. Ijazah
Ijazah Jumlah
Kurang dari S1 3
S1 atau lebih 14
TOTAL 17

5. Umur
Umur Jumlah
<30 tahun 0
31 – 35 tahun 2
36 – 40 tahun 1
41 – 45 tahun 2
46 – 50 tahun 3
51 – 55 tahun 6
>55 tahun 3
TOTAL 17

6. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki 3
Perempuan 14
TOTAL 17
7. Daftar Nama Guru
a. Yohana ari susanti
b. Tutut wahyuningrum
c. Lusia wahmiarsih
d. Retno tri puspitasari
e. Srini
f. Agus dwiyanto
g. Fransisca ika purwaningsih
h. Nannie apriana kisdianti
i. Maryanti
j. Anis martini
k. Bernadeta tumirah
l. Theresia hardianingsih
m. Stefanus prasetya hadi
n. Sukismiyati theresia
o. Tri titik sumarmi
p. Marjono
q. Chatrina mariyah

M. Sarana dan Prasarana Dena Upakara


1. Ruang Kelas
 Ruang Kelas 1A SDLB
 Ruang Kelas 1B SDLB
 Ruang Kelas 1C SDLB
 Ruang Kelas 2A SDLB
 Ruang Kelas 2B SDLB
 Ruang Kelas 2C SDLB
 Ruang Kelas 3A SDLB
 Ruang Kelas 3B SDLB
 Ruang Kelas 4A SDLB
 Ruang Kelas 4B SDLB
 Ruang Kelas 5A SDLB
 Ruang Kelas 5B SDLB
 Ruang Kelas 6A SDLB
 Ruang Kelas 6B SDLB
 Ruang Kelas 6C SDLB
 Ruang Kelas 7A SMPLB
 Ruang Kelas 8A SMPLB
 Ruang Kelas 8B SMPLB
 Ruang Kelas 9 SMPLB
 Ruang Kelas 9B SMPLB
 Ruang Kelas PAUDLB
2. Laboratorium
 Laboratorium Komputer
 Laboratorium IPA
3. Ruang Perpustakaan
4. Sanitasi
 KM/WC Guru 1 (Kamar Mandi/WC untuk Guru Laki-laki)
 KM/WC Guru 2 (Kamar Mandi/WC untuk Guru Perempuan)
 KM/WC Siswa 1 (Kamar Mandi/WC untuk Siswa Perempuan)
 KM/WC Siswa 2 (Kamar Mandi/WC untuk Siswa Perempuan)
 KM/WC Siswa 3 (Kamar Mandi/WC untuk Siswa Perempuan)
5. Prasarana Lainnya
 Lapangan Olahraga (Ruang Olahraga)
 Ruang Asrama Siswa 1 (Asrama Siswa)
 Ruang Asrama Siswa 2 (Asrama Siswa)
 Ruang Asrama Siswa 3 (Asrama Siswa)
 Ruang Assesories (Ruang Keterampilan)
 Ruang Audiologi (Ruang Terapi)
 Ruang Audiologi 2 (Ruang Terapi)
 Ruang Aula (Ruang Serba Guna/Aula)
 Ruang Bermain (Ruang Serba Guna/Aula)
 Ruang BPBI (Ruang Bina Persepsi Bunyi dan Irama)
 Ruang Dapur Sekolah (Lainnya)
 Ruang Diesel (Ruang Diesel)
 Ruang Gudang 1 (Gudang)
 Ruang Gudang 2 (Gudang)
 Ruang Gudang 3 (Gudang)
 Ruang Guru (Ruang Guru)
 Ruang Koperasi (Koperasi/Toko)
 Ruang KS dan TU (Ruang Kepala Sekolah)
 Ruang Obat (Ruang UKS)
 Ruang Produksi Konveksi (Unit Produksi)
 Ruang Produksi Kuliner (Unit Produksi)
 Ruang Rapat (Ruang Guru)
 Ruang Serbaguna (Ruang Serba Guna/Aula)
 Ruang Teknisi (Bengkel)
 Ruang Wicara 1 (Ruang Bina Wicara)
 Ruang Wicara 2 (Ruang Bina Wicara)
 Ruang Wicara 3 (Ruang Bina Wicara)
 Kolam Renang

N. Asrama SLB/B Dena Upakara


Selain memberi pelayanan pendidikan formal bagi anak-anak tunarungu, Lembaga
Dena Upakara juga memberikan pelayanan pendidikan diasrama. Semua anak yang
mendapatkan pendidikan di Lembaga Dena Upakara tinggal di asrama, kecuali bagi
anak-anak yang memiliki kasus dengan kesehatannya. Pendidikan diasrama dan
sekolah saling melengkapi sau sama lain. Di asrama anak mendapat pendidikan :
1. Kemandirian
2. Kepribadian
3. Psikomotor

Anda mungkin juga menyukai