Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Metode eksresi urin kumulatif digunakan untuk menetapkan parameter kel, k, ka, t 1/2. Jumlah
obat yang diabsorbsi serta besar ketersediaan hayati obat. Parameter kel atau disebut juga
tetapan fraksi obat yang ada pada suatu obat, waktu obat akan tereliminasi dalam satu satuan
waktu. Tetapan ini juga menunjukkan laju penurunan kadar obat setelah diproses secara kinetik
mencapai kesetimbangan. Parameter ka(tetapan kecepatan absorbsi obat yaitu masuknya obat
kedalam sirkukasi sistemik dari absorbsinya. Bila terjadi hambatan dalam proses absorbsi akan
di dapat nilai ka yang kecil.

Parameter farmakokinetika dapat ditentukan berdasarkan data urin. Pengambilan cuplikan data
urin akan memberikab analisis yang lebih mudah karena tidak dapat protein yang terlarut di
urin seperti pada plasma sehingga pemisahannya lebih mudah. Namun perbedaan pH dan
volume urin dapat menyebabkan perbedaan yang bermaksud terhadap laju ekskresi urin. Oleh
karena itu, dalam pengambilan data urin perlu diberitahukan untuk cuplikan yang diambil
secara lengkap atau pengosongan kandung kemih yang sempurna maka akan menyebabkan
kesalahan penentuan kadar serta parameter farmakokinetiknya.

Perhitungan parameter farmakokinetika metode RATE dilakukab berdasarkan pada perkiraan


data tengah sampel urin pada tetapan kecepatan eliminasi orde pertama (k) juga bisa dihitung
menggunakan data urin setelah obat diberikan dengan dosis tunggal yang farmakokinetikanya
diterangkan dengan metode I kompartemen terbuka, sementara itu pada metode sigma minus
(ARE) perhitungan parameter farmakokinetikablangdung menggunakan metode data tengah
(plot point time) tiap interval pengambilan secara sampel urin.

Berdasarkan data urin pertama, dihitung dengan menggunakan metode ARE dan RATE
didapatkan regresi yang berbeda oada kedua metode tersebut. Pada metode RATE didapatkan
regresi linear y= 2,150-0,0831x dngan memplot tmid dengan log du~/t. Didapatkan dengan nilai
t1/2 sebesar 3,6255 jam sedangkan pada metode ARE (sigma minus) didapatkan regresi linear
y=3,34039-0,2280x dengan memplot data dari waku daj log Du-du, didapatkan nilai t1/2 sevesar
1,2169 jam. Sedangkan nilai ka pada metode RATE didapatkab nilai 1,10019 dab kel 0,1913 dan
nilai ka pada metode ARE 1,0053/ jam dan kel sebesar 0,5695/jam.

Selanjutnya untuk data kedua dihitung dengan menggunakan metode ARE dan RATE didapatkan
regresi yang berbeda oada kedua metode tersebut. Pada metode RATE didapatkan regresi linear
y= 2,04592-0,0351x dngan memplot tmid dengan log Du/t. Didapatkan dengan nilai t1/2 sebesar
3,55875 jam sedangkan pada metode ARE (sigma minus) didapatkan regresi linear y=3,65660-
0,3254x dengan memplot data dari waku daj log Du-du, didapatkan nilai t1/2 sebesar 2,2719 jam.
Sedangkan nilai ka pada metode RATE didapatkan nilai 1,00162 dab kel 0,08097 dan nilai ka
pada metode ARE 1,0612/ jam dan kel sebesar 0,3051/jam.
Perbandingan antara metode ARE dab juga metode RATE yaitu dalam metode RATE, du ~ tidak
perlu diketahui dan hilangnya 1 mL soesimen urin tidak mempengaruhi spesimen urin.
Sedangkan metode sigma minus membutuhkan du~ dari urin sampel dan selektif menyebabkan
peningkatan besar dan dalam metode RATE. Sedangkan metode sigma minus atau ARE kurang
fluktuasi nilai dapat diperoleh dari metode RATE tetapi tidak dari metode sigma minus.

Anda mungkin juga menyukai