Anda di halaman 1dari 3

melik

Melik adalah suatu anugrah pada saat kelahiran anak yang teramat besar dari Ida Sang Hyang Widhi.
Dalam Lontar Purwa Gama disebutkan bahwa Anak yang memiliki melik mempunyai rerajahan sejak lahir
yang dapat menimbulkan kematian, sehingga diperlukan upacara pebayuhan otonan melik pada si anak
untuk menetralisir kekuatan tersebut dan selalu ingat dalam melaksanakan suci laksana untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesucian diri.

Rerajahan yang terdapat pada orang melik biasanya terdapat di telapak tangan, dijidat atau di bagian
tubuh tertentu selain itu juga bisa terdapat tanda senjata terkadang terdapat salah satu dari sembilan
senjata pengider bhuwana tergantung tugas yang diemban sang anak lahir ke dunia, dengan rerajahan
senjata para dewa seperti:

Bajra

Gada

Nagapasa

Cakra

Dupa

Angkus

Trisula

Moksala,

Api dan Angin

Tentu jika ingin melihat tanda-tanda berupa sejata diatas pada orang melik tidak dapat dilihat dengan
kasat mata/ mata orang biasa. Melik atau tidaknya seseorang biasanya diketahui setelah matetuun atau
mepinunas pada sulinggih atau balian. Orang yang melik mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh
orang biasa pada umumnya.

Ia disenangi semua golongan roh halus, baik itu roh yang bersifat negatif (butha) juga para dewa-dewi.

Ciri-ciri Anak Melik

Kelahiran “melik” terlihat dari tanda-tanda di tubuhnya, antara lain :

1. Ketika lahir, badannya dililit tali plasenta beberapa kali putaran. Kelahiran seperti ini sangat jarang
terjadi, dan kalau ada, kebanyakan mati beberapa saat sebelum keluar dari rahim ibunya.

2. Ketika tumbuh berumur +/- 2 tahun, rambut di kepalanya kusut (sempuut). Walau digundul,
tumbuhnya sempuut lagi.
3. Kepalanya mempunyai pusaran (usehan) 3 atau lebih

4. Lidahnya poleng (ada warna hitam/coklat)

5. Ada tahi lalat besar (maaf) di kemaluannya

Semakin cepat seseorang mengetahui dirinya memelik maka semakin bagus sehingga akan segera
dibuatkan upacara penebusan untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan buruk dari memelik.

Jika tidak mendapat banten penebusan maka biasanya orang yang memelik sesuai dengan kelahirannya
ada yang diambil pada saat baru bisa berjalan, ketika baru menikah dalam upacara pawiwahan, dan ada
juga pada saat baru mempunyai anak. Dengan pebayuhan melik akan dinetralisir kekurangan yang ada
dalam dirinya (menghilangkan apes pengaruh melik). Supaya semua kekuatan bersinergi, agar dapat
keseimbangan antara Bhuana Agung dan Bhuana Alit.

Sesungguhnya orang Melik itu adalah berkah bagi keluarganya karena dia ibarat lokomitif atau pesawat
terbang yang akan mengantarkan keluarganya ke alam kebahagiaan sekala-niskala. Maka tolong bantu
dan bimbing orang-orang Melik itu karena dia akan berguna tidak hanya bagi keluarga yang memiliki
tetapi juga bagi masyarakat luar, bahkan bangsa.

Dalam sejarah Bali, ada contoh kelahiran melik yang sangat heboh, yakni kelahiran bayi tahun 1599 M,
hasil perkawinan (tidak resmi) Dalem Seganing dengan Si Luh Pasek Panji. Ketika lahir, tubuh bayi itu
seluruhnya berwarna merah darah, dan di malam hari dari ubun-ubunnya keluar sinar terang berwarna
biru. Oleh karena itu bayi itu dinamakan Ki Barak Panji. Ternyata setelah besar beliau sangat sakti
sehingga berhasil menjadi Raja Buleleng I dengan gelar I Gusti Anglurah Panji Sakti.

Bahkan ada pula yang mengatakan entah benar atau tidaknya kami sendiri belum berani memberi
kepastian, dikutip dari blog I Gede Junidwaja menyebutkan “Jangan lupa Presiden RI Pertama Soekarno
pun orang memelik, saya tahu dan pernah bertemu dengan saksi yang masih hidup dan memang mampu
mengenali orang memelik.”

Merawat Anak Melik

Anak melik biasanya “kerinyi” (bahasa Indonesia : sensitif, mudah tersinggung, mudah marah, dll). Jadi ia
perlu diperlakukan beda, misalnya kamar tidurnya harus selalu bersih dan suci, ada pelangkiran diatas
hulu tidurnya. Ia perlu sering-sering melukat ke Gerya, makanannya di jaga agar selalu memakan
makanan yang satwika (lihat tt hal ini di website ini). Banyak bergaul dengan orang-orang suci, karena dia
merasa dekat dengannya. Kalau makin dewasa, berikan pelajaran agama yang intensif, panggilkan guru
agama kerumah untuk les, dan berikan pelajaran spiritual secara bertahap. Nanti ia akan berumur
panjang dan menjadi orang suci, karena atman (roh) nya sudah dalam kondisi siap menerima lanjutan
kemampuan supranatural.

Bagaimana caranya agar orang Memelik tidak pendek umur?


Syarat pertama adalah jaga makanannya, jangan sampai makan makanan kotor sekala niskala.

Makanan jenis: darah, tulang dan jeroan hindari; Kalau bisa pantang daging hewan berkali empat.
Minumuan jenis: beralkohol, arak, tuak, berem jauhi. Idealnya adalah makan makanan organik dan
vegetarian.

Lalu yang terpenting berikutnya adalah jangan melakukan hubungan sex di luar pernikahan.

Jangan menginap dan tidur di sembarang tempat. Kalau terpaksa maka sebelum tidur harus dilakukan
pemberisihan dan pengamanan terlebih dahulu. Sebenarnya jika sudah punya Guru maka Guru itu pasti
mengajarkan tata cara ini.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk semeton. Jika terdapat penjelasan yang kurang lengkap dan
kurang tepat. Mohon dikoreksi bersama. Suksma…

Anda mungkin juga menyukai