Anda di halaman 1dari 7

Zahra Wafiyatunisa dan Rodiani | Hubungan Obesitas dengan Terjadinya Preeklampsia

Hubungan Obesitas dengan Terjadinya Preeklampsia

Zahra Wafiyatunisa1, Rodiani2


1
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Ilmu Kandungan, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Kejadian obesitas meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan. Obesitas merupakan faktor risiko yang berhubungan
dengan meningkatnya preeklampsia pada ibu. Preeklampsia merupakan salah satu komplikasi yang mencakup 3-4 %
komplikasi yang terjadi pada kehamilan dan merupakan keadaan yang meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas baik
untuk ibu maupun janin di seluruh dunia. Ibu yang kelebihan berat badan atau obesitas selama kehamilan dan persalinan,
yang diukur dengan body mass index (BMI), diketahui akan meningkatkan terjadinya preeclampsia. Risiko preeklampsia
meningkat sebesar 2 kali lipat setiap peningkatan berat badan sebesar 5-7 kg/m2, selain itu ditemukan adanya peningkatan
risiko preeklampsia dengan adanya peningkatan BMI. Meningkatnya risiko terjadinya preeklampsia yang disebabkan dari
obesitas pada ibu adalah suatu keadaan yang sifatnya potensial untuk menjadi reversible atau bisa dilakukan modifikasi
seperti dilakukan penurunan berat badan sebelum terjadinya kehamilan. Pada penderita obesitas didapatkan peningkatan
Asymmetric dimethylarginine (ADMA) yang mengakibatkan terjadinya preeklampsia. Obesitas meningkatkan risiko
preeklamsia sekitar 3 kali lipat dan di negara-negara maju adalah risiko terbesar yang timbul untuk terjadi gangguan.

Kata kunci: BMI, Kehamilan, obesitas, preeklampsia

Obesity Relationship with the Occurrence of Preeclampsia


Abstract
The incidence of obesity is increasing at an alarming rate. Obesity is a risk factor associated with increasing maternal
preeclampsia. Preeclampsia complicates 3–4% of all pregnancies and increases the morbidity and mortality for both the
mother and fetus following clinical diagnosis in worldwide. Mothers who are overweight or obese during pregnancy and
childbirth, as measured by increasing maternal body mass index (BMI), are known to be at risk of significant preeclampsia.
The risk of preeclampsia increased by 2-fold every weight gain of 5-7 kg / m2 than that found an increased risk of
preeclampsia with an increase in BMI. Increased risk of preeclampsia resulting from maternal obesity is a condition of its
potential to be reversible or could be modified as do the weight loss before pregnancy. There is strong evidence that it
increases the risk of preeclampsia obesit as approximately 3-fold, and in the developed countries are the leading risk arising
for interference.

Keywords: BMI, Obesity, Preeclampsia, Pregnancy

Korespondensi: Zahra Wafiyatunisa, alamat: Jl. Abdul muis 8, Rt 08 Lk 01, Gedung Meneng, Rajabasa, Bandarlampung, HP:
08117211143, email: zahrawafiyatunisa@gmail.com

Pendahuluan dengan tekanan darah lebih 140/90 mmHg,


Preeklampsia ialah sindroma spesifik proteinuria lebih dari sama engan 300 mg/24
kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ jam atau > +1 dipstik serta terdapat edema
akibat vasospasme dan aktivasi endotel. tetapi edema lokal tidak dimasukkan kedalam
Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan kriteria kecuali edema lengan, muka dan perut,
ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi edema generalisata1,2 dan 2) preeklampsia
sebelumnya. Untuk menegakkan diagnosis berat, preeklampsia dengan tekanan darah
preeklampsia, kenaikan tekanan sistolik harus sistolik lebih dari sama dengan 160 mmHg dan
30 mmHg atau tekanan sistolik diatas atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama
sama dengan 140 mmHg atau lebih. Atau dengan 110 mmHg disertai proteinuria lebih
apabila kenaikan tekanan darah diastolik naik dari 2 g/24 jam atau > +2 pada dipstick.1
15 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik Preeklampsia dapat digolongkan
diatas atau sama dengan 90 Hg atau lebih serta preeklampsia berat jika ditemukan salah satu
adanya proteinuria.1 atau lebih gejala sebagai berikut. (1) Tekanan
Preeklampia menurut tingkat darah lebih dari atau sama dengan 160/110
keparahannya dibagi menjadi dua yaitu: 1) mmHg. Tekanan ini tidak turun meskipun
preeklampsia ringan, preeklampsia ringan sudah dirawat dirumah sakit dan sudah
dapat ditegakkan bila ditemukan hipertensi menjalani tirah baring; (2) Proteinuria lebih

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 5 I Desember 2016 I 184


Zahra Wafiyatunisa dan Rodiani | Hubungan Obesitas dengan Terjadinya Preeklampsia

dari 2g/24 jam atau +2 dalam pemeriksaan output. Dalam suatu keadaan dimana energi
kualitatif (dipstick); (3) Oligouria (produksi urin yang masuk lebih banyak dibandingkan energi
kurang dari 500cc/24 jam); (4) Kenaikan kadar yang keluar, kelebihan dari energi akan
kreatinin plasma; (5) Gangguan visus dan disimpan menjadi lemak, yang pada akhirnya
serebral (penurunan tingkat kesadaran, nyeri akan meningkatkan berat badan. Jika hal ini
kepala, skotoma dan pandangan kabur); (6) berlangsung terus menerus, akan terjadi
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran obesitas.1
kanan atas abdomen; (7) Edema paru dan Kejadian ini juga dipresipitasi oleh
sianosis; (8) Trombositopenia berat (<100.000 makanan tinggi lemak dan kalori, serta
sel/mm3 atau penurunan trombosit dengan kurangnya aktivitas fisik, yang menyebabkan
cepat); (9) Gangguan fungsi hepar (kerusakan keseimbangan kalori sulit dicapai, terutama
hepatoselular): kenaikan kadar alanine dan dalam masyarakat di kota besar sekarang ini.
aspartate aminotransferase; (10) Pertumbuhan Data dari WHO menyebutkan bahwa obesitas
janin intrauterine yang terhambat; dan (11) merupakan faktor kelima dalam penyebab
Sindrom HELLP (hemolysis, elevated liver kematian di seluruh dunia, dimana sekitar 2.8
enzim, low platelet).1,2 juta orang dewasa meninggal setiap tahunnya
Preeklampsia berat juga dapat dibagi akibat penyakit yang telah diketahui
menjadi preeklampsia tanpa impending berhubungan dengan obesitas. Di seluruh
eclampsia dan preeklampsia dengan impending dunia diperkirakan 1.5 milyar orang dewasa
eclampsia. Preeklampsia disebut dengan masuk dalam kategori overweight, dan 43 juta
impending eclampsia jika disertai gejala anak-anak juga telah masuk ke dalam kategori
subjektif berupa nyeri kepala hebat, gangguan ini.4
visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium dan Pada tahun 2010, sekitar 43 juta anak
kenaikan progresif tekanan darah.2 Walaupun berusia dibawah 5 tahun mengalami kelebihan
mekanisme patofisiologi yang jelas tidak berat badan (overweight). Pada tahun-tahun
dimengerti, preeklampsia merupakan suatu sebelumnya, obesitas dianggap sebagai
kelainan pada fungsi endotel yaitu masalah pada negara-negara maju dengan
vasospasme. Pada beberapa kasus, mikroskop pendapatan perkapita tinggi, namun ternyata
cahaya menunjukkan bukti insufisiensi plasenta negara dengan pendapatan sedang ke rendah
akibat kelainan tersebut, seperti trombosis juga mengalami masalah dengan tingkat
plasenta difus, inflamasi vaskulopati desidua obesitas, terutama yang berada di daerah
plasenta, dan invasi abnormal trofoblastik pada urban. Sebanyak 35 juta anak dengan
endometrium. Hal-hal ini menjelaskan bahwa overweight berada pada negara berkembang,
pertumbuhan plasenta yang abnormal atau sedangkan hanya 8 juta anak dengan
kerusakan plasenta akibat mikrotrombosis overweight yang berada di negara maju.
difus merupakan pusat perkembangan kelainan Terlebih lagi, 65% dari populasi dunia tinggal di
ini. Ada bukti yang menunjukkan bahwa negara-negara yang memiliki tingkat kematian
adanya respon imun maternal yang terganggu akibat obesitas yang cukup tinggi.4,5
terhadap jaringan plasenta atau janin memiliki Dalam sebuah penelitian juga dijelaskan
kontribusi terhadap perkembangan bahwa lebih dari 50% orang dewasa di US
3,4
preeklampsia. mengalami obesitas. Dalam penelitian lebih
Obesitas adalah peningkatan berat lanjut, ditemukan bahwa 2.8% dari wanita dan
badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan 1.7% dari pria memiliki BMI diatas 40 kg/m2.1,4,5
fisik sebagai akibat dari akumulasi lemak Obesitas memiliki beberapa kriteria,
berlebihan dalam tubuh.3 Sedangkan WHO namun yang paling banyak digunakan dan
mengemukakan bahwa obesitas merupakan paling umum adalah BMI (Body Mass Index).
penimbunan lemak yang berlebihan di seluruh Menurut WHO, terdapat klasifikasi dari BMI
jaringan tubuh secara merata yang dalam menentukan status gizi seseorang yaitu:
mengakibatkan gangguan kesehatan dan Underweight (kurang berat badan) dengan
menimbulkan berbagai penyakit seperti memiliki BMI < 18,5 sedangkan Normal bila
diabetes, tekanan darah tinggi, serangan memiliki BMI 18,6 – 24,9 bila Overweight
jantung yang dapat menyebabkan kematian.4 memiliki BMI 25 – 29,9 dan Obesity memiliki
Prinsip dasar obesitas adalah BMI >30.
ketidakseimbangan antara intake dengan
MAJORITY I Volume 5 I Nomor 5 I Desember 2016 I 185
Zahra Wafiyatunisa dan Rodiani | Hubungan Obesitas dengan Terjadinya Preeklampsia

Isi disebut glomerular endotheliosis. Adanya lesi


Obesitas merupakan faktor risiko yang pada glomerular ini berhubungan dengan
telah banyak diteliti terhadap terjadinya terjadinya proteinuria. Pada kadar LDL dan
preeklampsia. Obesitas memicu kejadian trigliserida yang tinggi juga berhubungan
preeklampsia melalui beberapa mekanisme, dengan kerusakan ginjal diatas. Perubahan
yaitu berupa superimposed preeclampsia, pada metabolisme lemak dapat berperan
maupun melalui pemicu-pemicu metabolit terhadap lesi endotel yang ditemukan pada
maupun molekul-molekul mikro lainnya. Risiko pasien preeklampsia. Keparahan dari hipertensi
preeklampsia meningkat sebesar 2 kali lipat dan proteinuria mencerminkan keparahan dari
setiap peningkatan berat badan sebesar 5-7 kerusakan endotel yang terjadi.7,8
kg/m2 selain itu ditemukan adanya Hipertrigliseridemia yang terjadi
peningkatan risiko preeklampsia dengan berhubungan dengan patogenesis dari
adanya peningkatan BMI. Wanita dengan BMI hipertensi yang terjadi saat kehamilan. Adanya
> 35 sebelum kehamilan memiliki risiko empat lemak yang berlebihan juga berperan dalam
kali lipat mengalami preeklampsia patofisiologi kerusakan endotel pada
dibandingkan dengan wanita dengan BMI 19- preeklampsia. Tingginya trigliserida akan
27. Beberapa studi juga menemukan bahwa meningkatkan risiko kelainan pembuluh darah
pada wanita dengan BMI < 20 risiko plasenta yang akan merangsang terjadinya
preeklampsianya berkurang. Risiko terjadinya kelainan endotel, atherosceloris, dan
preeklampsia karena tingginya BMI thrombosis. Atherosclerosis pada wanita
kemungkinan disebabkan oleh hubungannya preeklampsia terjadi pada arteri spiralis pada
dengan peningkatan risiko terjadinya plasenta.8
hipertensi.5,6,7 Wanita dengan peningkatan trigliserida
Pada seseorang baik dengan kehamilan memiliki risiko dua kali lipat mengalami
maupun tidak, terjadi disfungsi endotel yang preeklampsia dibandingkan dengan wanita
dipicu oleh adanya obesitas, dimana hal ini dengan berat badan normal.9 Pada orang
akan menyebabkan kerusakan dari endotel dan dengan obesitas, tidak hanya jumlah lemak,
semakin mempresipitasi terjadinya namun distribusi lemak tersebut merupakan
preeklampsia. Obesitas dapat meningkatkan hal yang penting. Obesitas sentral sebagai
risiko terjadinya preeklampsia dengan marker dari obesitas visceral memiliki risiko
beberapa mekanisme.6 yang lebih tinggi dibandingkan dengan obesitas
Pada wanita dengan preeklampsia dapat perifer. Lemak visceral berbeda dengan lemak
ditemukan adanya lesi pada arteri subkutan. Lemak visceral menghasilkan lebih
uteroplasentalnya. Karakteristik lesinya adalah banyak C-reactive protein (CRP) dan sitokin
adanya daerah dengan nekrosis fibrinoid yang inflamasi sehingga mengakibatkan lebih
diliputi oleh sel makrofag yang memfagosit banyak dihasilkannya stress oksidatif. Stress
lipid. Lesi mikroskopis ini mirip dengan lesi oksidatif disebutkan merupakan hasil dari
yang ada pada atheroskeloris. Penumpukan peningkatan free fatty acid dan adanya
lemak juga dapat ditemukan pada glomerulus inflamasi. Diet juga disebutkan sebagai salah
dari pasien dengan preeklampsia dan biasa satu penyebab meningkatnya stress oksidatif.
disebut glomerular endotheliosis. Adanya lesi Pada orang dengan obesitas, kadar antioksidan
pada glomerular ini berhubungan dengan dalam darahnya lebih rendah, hal ini
terjadinya proteinuria. Pada kadar LDL dan kemungkinan dapat disebabkan karena
trigliserida yang tinggi juga berhubungan rendahnya konsumsi antioksidan atau
dengan kerusakan ginjal diatas. Perubahan tingginya konsumsi makanan yang kaya
pada metabolisme lemak dapat berperan karbohidrat dan lemak. Diet seperti ini
terhadap lesi endotel yang ditemukan pada berhubungan dengan meningkatnya radikal
pasien preeklampsia. Keparahan dari hipertensi bebas dalam tubuh dan pola diet ini lebih
dan proteinuria mencerminkan keparahan dari sering ditemukan pada orang obesitas dan
kerusakan endotel yang terjadi.8 wanita yang kemudian akan mengalami
Lesi mikroskopis ini mirip dengan lesi preeklampsia.5,7,8
yang ada pada atheroskeloris. Penumpukan Sebagai tambahan, lemak visceral akan
lemak juga dapat ditemukan pada glomerulus dibawa langsung ke hepar, fungsi dan respon
dari pasien dengan preeklampsia dan biasa dari hepar akan lebih nampak pada

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 5 I Desember 2016 I 186


Zahra Wafiyatunisa dan Rodiani | Hubungan Obesitas dengan Terjadinya Preeklampsia

metabolisme terhadap jaringan lemak visceral. diatas normal mengidap preeklampsia sebelum
Dibawanya lemak ke hati ini akan meregulasi melahirkan. Dari penelitian juga didapat bahwa
produksi lemak hati, acute phase reactans wanita dengan preeklampsia memiliki kadar FN
berupa CRP, dan sitokin inflamasi. Hal ini dapat lebih dari 330 mikrogram/ml.5
dilihat dengan meningkatnya konsentras CRP Selain itu, pada obesitas, jaringan
yang beredar dalam darah, plasminogen adiposa yang ada bukan hanya merupakan
activator inhibitor 1 (PA1-1), dan sitokin suatu cadangan lemak tapi juga merupakan
inflamasi. C-reactive protein (CRP) ditemukan jaringan yang aktif menghasilkan hormon,
lebih tinggi pada individu dengan obesitas dan sitokin, dan beberapa material yang dapat
merupakan prediktor terhadap prognosis diproduksi di jaringan lemak yaitu adipokin.
buruk pada cardiovascular disease. C-reactive Hasil produksi adipokin berhubungan dengan
protein (CRP) juga ditemukan meningkat di meningkatnya inflamasi, resistensi insulin,
awal kehamilan pada wanita yang kemudian sindrom resistensi insulin dan stres oksidatif.
akan mengalami preeklampsia. Mediator Salah satu adipokin yang dihasilkan adalah
inflamasi yang dikeluarkan akan menganggu leptin. Orang dengan obesitas memiliki kadar
fungsi dari endotel pembuluh darah. leptin yang tinggi dan berasosiasi dengan
Interleukin 6 (IL-6) ditemukan meningkat pada resisitensi insulin. Leptin memiliki fungsi
obesitas dan juga pada preeklampsia. 30% IL-6 seperti sitokin yang dapat mengaktivasi sel
yang beredar dalam darah adanya IL-6 yang endotel, memiliki kerja sentral yang
diproduksi oleh jaringan adiposa. Interleukin 6 menstimulasi sistem simpatik dan
berhubungan dengan peningkatan terjadinya meningkatkan tekanan darah. Selain itu
CVD dan resistensi insulin dan merupakan ternyata ditemukan juga bahwa leptin yang
stimulus terhadap gangguan dinding pembuluh diproduksi oleh plasenta meningkat pada
darah dan blood clotting. Interleukin 6 preeklampsia.10
merupakan mediator utama inflamasi yang Resistensi insulin juga umum ditemukan
menyebabkan kerusakan pembuluh darah. 7,8 pada preekampsia dan dapat dilihat pada
Penyebab preeklampsia pada obesitas individu dengan riwayat preeklampsia.
lainnya adalah adanya molekul fibronectin (FN) Resistensi insulin sendiri dapat dilihat pada 2/3
yang berlebih pada obesitas, yang diteliti oleh individu yang obesitas. Pada orang dengan
Fibronectin adalah glikoprotein yang terdapat obesitas sering ditemukannya resistensi insulin,
pada matriks ekstraselular, yang dihasilkan dimana resistensi insulin akan meningkatkan
oleh sel epitel serta sel-sel endotel. Hasil dari risiko terjadinya preeklampsia dan penyakit
penelitian tersebut adalah terdapat kardiovaskular.8
peningkatan kadar FN pada wanita hamil Faktor gaya hidup juga mempengaruhi
dengan obesitas, jika dibandingkan dengan terjadinya obesitas. Gaya hidup, termasuk di
wanita hamil yang memiliki berat badan dalamnya diet dan aktivitas fisik berhubungan
normal.Pada trimester pertama, tidak terdapat dengan terjadinya obesitas dan penyakit
perubahan kadar yang signifikan, namun kardiovaskular. Risiko terjadinya preeklampsia
jumlah tersebut meningkat pada trimester pada wanita obesitas juga berhubungan
kedua dan ketiga, dimana terdapat kenaikan dengan faktor gaya hidupnya.
jumlah FN sebesar 20% pada wanita hamil Asupan vitamin C, vitamin E, dan karoten
dengan obesitas dibandingkan dengan wanita merupakan antioksidan yang penting. Zhang
hamil dengan berat badan normal. 5 menyebutkan bahwa konsumsi vitamin C,
Hasil yang didapat pada penelitian buah, dan sayur dalam jumlah kurang setahun
Ekaidem menunjukkan pada trimester sebelum kelahiran meningkatkan risiko
pertama, tidak ada perubahan yang signifikan preeklampsia. Hal ini didukung juga dengan
pada kadar FN terhadap wanita hamil dengan adanya penemuan bahwa wanita dengan kadar
obesitas maupun tidak. Namun pada trimester vitamin C yang normal pada minggu ke 18
kedua dan ketiga, terjadi kenaikan yang kehamilan memiliki risiko preeklampsia yang
signifikan pada kelompok obesitas. Kemudian lebih rendah. Namun suplementasi vitamin C
setelah hasil sudah didapat, dilakukan follow- dan E pada beberapa penelitian tidak
up terhadap responden sampai pada terminasi menunjukan hasil yang konsisten,
atau akhir kehamilan. Didapat hasil bahwa kemungkinan karena bedanya populasi dan
28,57% dari seluruh wanita dengan kadar FN perbedaan jenis makanan yang dikonsumsi.
MAJORITY I Volume 5 I Nomor 5 I Desember 2016 I 187
Zahra Wafiyatunisa dan Rodiani | Hubungan Obesitas dengan Terjadinya Preeklampsia

Selain vitamin C dan E, folat juga berfungsi


untuk memperbaiki gangguan endotel,
menurunkan stress oksidatif, dan memperbaiki
kerja nitrit oxide (NO).11
Pada umumnya orang dengan obesitas
memiliki pola makan dengan rendah serat
serta tinggi kalori dan lemak. Rendahnya serat
mengakibatkan sedikitnya konsumsi buah dan
sayur dan penurunan antioksidan yang
merupakan salah satu penyebab meningkatnya
risiko preeklampsia.
Pada suatu penelitian ditemukan bahwa
aktivitas fisik menurunkan risiko terjadinya
preeklampsia. Wanita yang melakukan aktifitas
fisik selama awal kehamilan dibandingkan
dengan wanita yang inaktif mengalami
penurunan risiko preeklampsia sebanyak 35%. Gambar 1. ADMA telah ditunjukan berhubungan
Jalan cepat dibandingkan dengan tidak berjalan dengan berbagai faktor risiko yang akan
mempengaruhi obesitas dan preeklampsia.
sama sekali menurunkan risiko 30-35%. Selain
itu aktifitas fisik yang bersifat rekresional juga
ADMA berperan sebagai antagonis
berhubungan dengan penurunan risiko
terhadap perubahan arginin menjadi NO oleh
preeklampsia.Pada orang dengan obesitas,
NOS. Adanya efek antogonis ini akan
biasanya aktivitas fisik juga menurun sehingga
menyebabkan penurunan NO dan uncoupling
akan meningkatkan risiko preeklampsia.12
dari NOS. Hal ini akan menyebabkan NOS
Faktor-faktor diatas seperti inflamasi,
endotel menghasilkan anion superoksida,
resistensi insulin, dislipidemia, stres oksidatif,
meningkatkan stres oksidatif dan
serta diet berhubungan dengan peningkatan
mengakibatkan disfungsi endotel. Beberapa
kadar asymmetric dimethylarginine (ADMA).
studi menemukan bahwa kadar plasma ADMA
ADMA adalah suatu inhibitor endogen dari
meningkat pada orang dengan obesitas, wanita
nitrit oxide sintase (NOS). ADMA juga akan
dengan preeklampsia, wanita hamil yang
meningkat pada individu dengan risiko
kemudian akan mengalami preeklampsia.8
penyakit kardiovaskular.8
ADMA adalah analog dimetil dari arginin.
Ringkasan
Metal arginin disintase dari protein dan hanya
Preeklampsia merupakan suatu keadaan
ada sebagai asam amino yang mengalami
yang sering terjadi pada kehamilan dan dapat
modifikasi dalam pemecahan protein.
membahayakan kondisi ibu dan janin. Banyak
Mekanisme untuk mengontrol ADMA
faktor yang telah diketahui mempengaruhi
dikerjakan oleh enzim degradasinya yaitu
terjadinya preeklampsia salah satunya adalah
dimethylarginine dimethylaminohydrolase
obesitas pada ibu hamil. Dengan adanya
(DDAH). Gangguan DDAH dapat meningkatkan
kenaikan berat badan sebesar 5-7 kg/m2 akan
risiko penyakit kardiovaskular dan menggagu
memiliki peluang terjadinya preeklampsia
aktivitas NOS. Adanya stres oksidatif dapat
sebear 2 kali lipat. selain itu ditemukan adanya
menurunkan kerja DDAH sehingga terjadi
peningkatan risiko preeklampsia dengan
peningkatan ADMA.13
adanya peningkatan BMI. Wanita dengan BMI
> 35 sebelum kehamilan memiliki risiko empat
kali lipat mengalami preeklampsia
dibandingkan dengan wanita dengan BMI 19-
27. Beberapa studi juga menemukan bahwa
pada wanita dengan BMI < 20 risiko
preeklampsianya berkurang.
Faktor-faktor seperti inflamasi, resistensi
insulin, dislipidemia, stres oksidatif, serta diet
berhubungan dengan peningkatan kadar

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 5 I Desember 2016 I 188


Zahra Wafiyatunisa dan Rodiani | Hubungan Obesitas dengan Terjadinya Preeklampsia

ADMA. ADMA adalah suatu inhibitor endogen Februari 2016]; 26:187-92. Tersedia
dari Nitrit oxide sintase (NOS) yang akan dari:http://medind.nic.in/iaf/t11/i2/iaft11i
meningkat pada wanita obesitas dan akan 2p187.pdf
mempengaruhi terjadinya preeklampsia. 6. Robinson CJ, Hill EG, Alanis MC, Chang EY,
Maka dari itu dalam perencanaan kehamilan Johnson DD, Almeida JS. Examining the
diperlukan perhatian dalam pengaturan Effect of Maternal Obesity on Outcome of
makanan seperti diet tinggi protein, dan Labor Induction in Patients with
rendah lemak, karbohidrat, garam dan Preeclampsia. J Hypertens Pregnancy
penambahan berat badan yang tidak [internet]. 2010 [diakses tanggal 16
berlebihan karena terbukti bahwa obesitas februari 2016]; 29(4):446–56. Tersedia
dapat mempengaruhi terjadinya preeklampsia. dari:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ar
ticles/PMC3192401/pdf/nihms244750.pdf
Simpulan 7. Ehrenthal DB, Jurkovitz C, Hoffman M,
Risiko preeklampsia meningkat sebesar 2 Jiang X, Weintraub WS. Prepregnancy
kali lipat setiap peningkatan berat badan body mass index as an independent risk
sebesar 5-7 kg/m2. Selain itu, peningkatan factor for pregnancy-induced
risiko preeklampsia meningkat dengan adanya hypertension. J Womens Health [internet].
peningkatan BMI. Pada obesitas akan terjadi 2011 [diakses tanggal 15 Februari 2016];
beberapa kerusakan seperti terjadinya 20(1):67-72. Tersedia dari:
resistensi insulin, peningkatan inlamasi, http://online.liebertpub.com/doi/abs/10.
dislipidemia, dan berbagai perubahan pada 1089/jwh.2010.1970?journalCode=jwh.
penderita obesitas akan mempengaruhi 8. Roberts JM, Bodnar LM, Patrick TE,
peningkatan ADMA dan terjadinya Powers RW. The Role of obesity in
preeklampsia. preeclampsia. Pregnancy Hypertens
[internet]. 2011 [diakses tanggal 19
Daftar Pustaka Februari 2016]; 1(1):6–16. Tersedia dari:
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles
Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. /PMC3082136/.
Hypertensive disorders in pregnancy. 9. Lima VJD, Roberta DA, Ruschi GE, Sass N.
Dalam: Cunningham FG, editor. William Serum lipid levels in pregnancies
obstetrics,. Edisi ke-23. New York: complicated by preeclampsia. Sao Paulo
McGraw-Hill; 2010. hlm 740-63. Med J [internet]. 2011 [diakses tanggal 19
2. Angsar MD. Hipertensi dalam kehamilan. Februari 2016]; 129(2):73-6. Tersedia
Dalam: Prawirohardjo S, editor. Ilmu dari:http://www.scielo.br/pdf/spmj/v129
Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka n2/a04v129n2.pdf.
Sarwono Prawirohardjo; 2013. hlm. 530- 10. Laivuori H, Gallaher MJ, Collura L.
45. Relationships between maternal plasma
3. Eger R. Hypertensive Disorders during leptin, placental leptin mRNA and protein
Pregnancy. Dalam: Ling F, Duff P, editor. in normal pregnancy, pre-eclampsia and
Obstetrics & Gynecology Principles for intrauterine growth restriction without
Practice. New York: McGraw-Hill; 2001. pre-eclampsia. Molecular Human
4. Baha S, Dekker G, Kupferminc M. Pre- Reproduction. 2006; 12:551–6.
eclampcia. Lancet [internet]. 2005 [diakses 11. Zhang C, Williams MA, King IB. Vitamin C
tanggal 16 Februari 2016]; 365:785–99. and the risk of preeclampsia--results from
Tersedia dari: dietary questionnaire and plasma assay.
http://web.squ.edu.om/medLib/med/net/ Epidemiology. 2002; 13:409–16.
ETALC9/html/clients/lancet/pdf/PIIS01406 12. Saftlas AF, Logsden-Sackett N, Wang W,
73605179872.pdf Woolson R, Bracken MB. Work, leisure-
5. Ekaidem IS, Bolarin DM, Udoh AE, Etuk SJ, time physical activity, and risk of
Udiong CEJ. Plasma fibronectin preeclampsia and gestational
concentration in obese/overweight hypertension. Am J Epidemiol. 2004;
pregnant women: A possible risk factor for 160:758–65.
preeclampsia. Ind J Clin Biochem 13. Chan NN, Chan JC. Asymmetric
[internet]. 2011 [diakses tanggal 16 dimethylarginine (ADMA): a potential link
MAJORITY I Volume 5 I Nomor 5 I Desember 2016 I 189
Zahra Wafiyatunisa dan Rodiani | Hubungan Obesitas dengan Terjadinya Preeklampsia

between endothelial dysfunction and


cardiovascular diseases in insulin
resistance syndrome?. Diabetologia. 2002;
45:1609–16.

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 5 I Desember 2016 I 190

Anda mungkin juga menyukai