Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia yang bersifat

wajib dan perlu di penuhi, sebagai salah satu Negara berkembang, Indonesia

memiliki tingkat kesehatan dan kondisi pelayanan kesehatan yang kurang

memadai jika kita bandingkan dengan Negara-negara maju. 1

Berdasarkan undang-undang No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit,

yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Pelayanan kesehatan paripurna merupakan upaya kesehatan yang meliputi

pendekatan dengan promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit

(praventif), penyembuhan penyakit (Kuratif), dan pemulihan penyakit

(rehabilitatif).2

Rumah sakit sebagi salah satu sarana kesehatan untuk pelayanan

umum, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat yang sangat

memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan dan

dapat pula menjadi tempat penularan penyakit, maka harus perlu di

perhatikan keaadan sanitasi rumah sakit.3 Rumah sakit selain untuk

kesembuhan, juga merupakan tempat berkumpulnya berbagai macam

penyakit, yang berasal dari pasien rumah sakit maupun dari pengunjung

rumah sakit. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan
rumah sakit , seperti, udara, air lantai, makanan dan benda-benda peralatan

rumah sakit.1

Maka dari itu rumah sakit menerepkan sisitem sanitasi rumah sakit yang

pengawasannya terbagi dalam beberapa faktor yang meliputi lingkungan fisik

kimia dan biologis. Yang dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi pasien

dan pengunjung rumah sakit. Dengan ada nya sanitasi yang baik sehinngga

dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial dan membantu proses

pengobatan dan penyembuhan penderita. Salah satu upaya dari sanitasi

rumah sakit adalah mengupayakan ruang rawat inap bebas dari kuman

penyebab infeksi.4

Menurut Word Healt Organization (WHO) pada rumah sakit berasal dari

14 negara yang berada di empat kawasan WHO (Eropa, Timur Tengah, Asia

Tenggara dan Pasifik Barat), penderita yang dirawat di rumah sakit

mengalami infeksi nosokomial rumah sakit.2

Di Indonesia penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit DKI Jakarta

pada tahun 2004 menunjukkan bahwa ada 9,8% pasien rawat inap mendapat

infeksi yang baru selama di rawat.4 penelitian yang dilakukan Marwoto dalam

Sari,E. 2015 menunjukkan bahwa kejadian infeksi nosokomial di lima rumah

sakit pendidikan yaitu RSUP Dr. Sarjito sebesar 7,9%. RSUD Dr. Soetomo

sebesar 14,6%. Rumah Sakit Bekasi sebesar 5,06% Rumah sakit Hasan

Sadikin Bandung sebesar 4,60% RSCM Jakarta sebesar 4,60%.2

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1204/ Menkes/SK/X/2004 tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit menyebutkan bahwa lantai

rumah sakit harus selalu bersih dan angka kuman lantai yang diperbolehkan

di ruang perawatan 5-10 CFU/cm2.5


Rumah Sakit Tugu Rejo merupakan rumah sakit kelas B pendidikan

milik pemerintah Profinsi Jawa tengah. Rumah sakit ini berada pada jalur

utama Semarang-jakarta, tepatnya pada jalan raya Walisongo KM 8,5 137

Tugu Rejo Semarang Semarang jumlah pekerja kebersihan nya sebanyak

100 orang pekerja. Diruangan Tulip 02 (ruang bayi) tugu rejo terdapat dua

pekerja petugas pel yang mana terbagi menjadi dua shift yaitu pagi dan

malam yang mana waktu pengepelan nya yaitu pagi jam 06.00 siang jam

13.00 malam jam 20.00. adapun teknik pengaplikasian nya yaitu pertama

lantai di sapu dan selanjutnya di pel. Pada surve awal di rumah sakit tugu

rejo yaitu mengunakan desinfektan jenis Lysol.

Adapun cara untuk mengetahui jumlah angka kuman pada lantai

dilakukan pemeriksaan berupa usap lantai. Usap lantai merupakan kegiatan

pengusapan yang bertujuan untuk mengetahui jumlah dan jenis mikroor-

ganisme yang terdapat di lantai. berdasarkan uji pendahuluan usap lantai

yang telah dilakukan di ruang Tulip 02 RSUD Tugu Rejo setelah dipel

diperoleh sebesar 4 CFU/cm2, artinya yaitu ruang Tulip 02 telah memenuhi

persyaratan kuman lantai di ruang perawatan.

Banyak nya merek disenfektan yang beredar di pasaran mengakibatkan

rumah sakit mengunakan desinfektan yang berbeda-beda pula untuk mela-

kukan desinfeksi lantai bangunan nya. Seperti merek Lysol, SOS, dan Wipol .

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui

sejauh mana efektifitas penggunaan beberapa merek desinfektan dalam pe-

nurunan jumlah angka kuman di lantai ruang rawat inap rumah sakit.
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut: Bagaimana efektifitas pemakain beberapa

merek desinfektan dalam menurunkan jumlah angka kuman di lantai

ruang rawat inap tulip 02 RS Tugu Rejo Semarang.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas pemakain beberapa merek desinfektan

dalam penurunan jumlah angka kuman di lantai ruang rawat inap RS

Tugu Rejo Semarang

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jumlah angka kuman pada lantai ruangan tulip

02 sebelum dan sesudah pemberian desinfektan.

2. Untuk mengetahui jenis kuman pada lantai ruang rawat inap di

ruang tulip 02 RS Tugu Rejo

3. Untuk mengetahui persentase penurunan angka kuman pada

lantai ruangan Tulip 02 RS Tugu Rejo sesudah pengepelan

dengan beberapa merek desinfektan Lysol, SOS, dan Wipol.

4. Untuk mengetahui desinfektan yang mampu menurunkan jumlah

angka kuman sampe memenuhi standar Depkes.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Keilmuan

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan di bidang kesehatan

lingkungan khususnya mengenai sanitasi rumah sakit.


2. Bagi Program

Dapat memberikan masukan bagi Rumah Sakit Tugu Rejo dalam

meningkatkan pelayanan

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi referenfi dalam memilih

desinfektan yang efektif untuk menurunkan kuman lantai.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Judul penelitian Metode


No Nama Peneliti Hasil Penelitian
dan tahun Penelitian

1 Ariani, Onny Efektifitas Dosis  Metode Ada pengaruh

Setiani, Try Desinfektan Fenol penelitian perlakuan

Joko Terhadap Angka Quasi desinfektan fenol

Kuman Lantai experiment terhadap

Ruang Rawat al designe. penurunan angka

Inap RSUD Tugu  Jenis kuman pada

Rejo Kota penelitian lantai ruang rawat

Semarang Tahun pre-test inap RSUD Tugu

2015 post test Rejo Kota

control Semarang

grub

designe.

 Sample

quota
sampling.

2 Stylla Vonch Pengaruh  Jenis Pemberian

Emdiyono, Pemberian penelitian desinfektan pada

Budi Karbon Sebagai adalah saat pengepelan

Triyantoro Desinfektan observasi dapat

Terhadap Jumlah onal menghambat

Angka Kuman analitik perkembangan

Pada Lantai dengan jumlah kuman

Ruang Parikesit pendekata pada lantai

Kelas III Rumah n

Sakit TK crossectio

III.04.06.01 nal,

Wijayakusuma  Pengambi

Purwokerto Tahun lan

2017 sampel

mengunak

an

metode

purposive

sampel.
3 Irsan, Try Efektifitas  Penelitian Desinfektan yang

Annisa Desinfektan ini digunakan efektif

Terhadap penelitian dalam

Penurunan surve menurunkan

Jumlah Angka bersifat jumlah angka

Kuman Pada deskriptif. kuman pada

Lantai Kamar  Sample lantai

Operasi Di pada

Instalasi Bedah penelitian

Pusat Rumah ini

Sakit Umum sebanyak

Pusat Haji Adam 3 titik di

Malik Medan setiap

Tahun 2013 ruangan

4 Kadek Ayu  Metode Berdasarkan


Perbedaan
Melyawati, penelitian hasil uji statistic
Penggunaan
Amel, I wayan mengunak paired sample T-
Dosis Disinfektan
sali DAAP an quasi tes yang
Dalam
eksperime dilakukan
Penurunan
n dengan diperoleh bahwa
Angka Kuman
mengunak ketiga dosis
Usap Lantai
an one menunjukkan
Ruang Belibis
group time adanya
RSUD Wangaya series. perbedaan

Denpasar Tahun  Jenis penurunan angka

2018. sample kuman sebelum

yaitu dan sesudah

mengunak pemberian

an teknik desinfektan.

random

sampling.

5 Palupi,Retno Efektivitas  Jenis  Penggunaan

Beberapa Merek penelitian desinfektan

Desinfektan survai dapat

Dalam deskriptif menurunkan

Menurunkan analitik angka kuman

Jumlah Angka dengan pada lantai

Kuman Pada rancangan rumah sakit

Lantai Ruang pre dan  Desinfektan

Rawat Inap Di posi tesi yang efektif

Rumah Sakit destgn. adalah merek

Umum Dr. Lysol.

Pirngadi Medan

Tahun 2005
F. Lingkup Penelitian

1. Lingkup keilmuan

Penelitian ini termasuk dalam ilmu Kesehatan Lingkungan bidang

sanitasi Rumah Sakit.

2. Lingkup Materi

Materi penelitian ini berisi tentang efektifitas beberapa merek

disenfektan dalam menurunkan jumlah angka kuman lantai pada

Rumah Sakit Tugu Rejo

3. Lingkup Lokasi

Penelitian ini di lakukan di Rumah Sakit Tugu Rejo Semarang Khusus

nya di ruangan Tulip 02 (ruang rawat inap bayi)

4. Lingkup Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode

survai deskriptif analitik dengan rancangan pre dan posi tesi designe.

5. Lingkup Obyek/ Sasaran

Sasaran dari penelitian ini yaitu lantai Ruangan Tulip 02 Rumah Sakit

Tugu Rejo Semarang

6. Lingkup Waktu

Penelitian ini di lakukan pada bulan Oktober sampe Desember 2019


Daftar pustaka

1. Irsan, Try Annisa. 2013. Efektifitas Desinfektan Terhadap Penurunan

Jumlah Angka Kuman Pada Lantai Kamar Operasi di Instalasi Bedah

Pusat Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 2013.Fakultas

Kesehatan Masyarakat. universitas Sumatra Utara

2. Kadek Ayu Melyawati, Amel, I wayan sali DAAP. Perbedaan Penggunaan

Dosis Disinfektan Dalam Penurunan Angka Kuman Usap Lantai Ruang

Belibis RSUD Wangaya Denpasar Tahun 2018. 2018.

3. Palupi,Retno. 2005. Efektivitas Beberapa Merek Desinfektan Dalam

Menurunkan Jumlah Angka Kuman Pada Lantai Ruang Rawat Inap Di

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005.Fakultas Kesehatan

Masyarakat. universitas sumatra utara.

4. Setiani O, Joko T. Efektivitas Dosis Desinfektan Fenol Terhadap Angka

Kuman Pada Lantai Ruang Rawat Inap Rsud Tugurejo Kota Semarang. J

Kesehat Masy 2016; 3: 492–500.

5. Emdiyono SV, Triyantoro B. RUMAH SAKIT TK III . 04 . 06 . 01

WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO TAHUN 2017. 2017; 37: 512–518.

Anda mungkin juga menyukai