Anda di halaman 1dari 11

Cacat pengecatan (Painting Defects) yang biasanya ditemui pada saat proses pengecatan adalah

sebagai berikut:

1. Popping

Merupakan cacat berupa luka atau lecetnya lapisan cat yang disebabkan oleh pengencer yang terjebak dalam
lapisan atas atau lapisan bawah, terlebih lagi apabila dipengaruhi oleh pengeringan yang tidak tepat. Cacat jenis
ini juga dikenal sebagai boiling, solvent boil, boil, atau popping

Gambar 1. Popping

 Penyebab
 Waktu flash off kurang antara lapis ke lapis berikutnya
 Lapisan cat terlalu tebal, thinner yang digunakan tidak sesuai dan ovennya terlalu tinggi
 Tekanan angin terlalu rendah

 Pencegahan
 Flash off minimal 5 menit antara tiap-tiap lapisan dan berikan waktu yang cukup sebelum dioven
 Ketebalan cat & thinner harus sesuai yang direkomendasikan
 Periksa tekanan yang dipakai 3-4 kg/cm2

 Perbaikan
 Apabila hanya kecil maka setelah selesai dicat dilakukan pengamplasan dengan kertas amplas no P1200 –
P1500 dengan air dan setelah itu di compound yang halus
 Apabila parah maka amplas dahulu pada permukaan popping tersebut sampai habis, dan lakukan pengecetan
ulang

2. Beads (Cissing/ lubang kawah/ fish eyes/ mata ikan)

Cacat pengecatan berupa kawah yang membuka seperti mata ikan setelah aplikasi cat warna. Dikenal juga dengan
istilah silicone contamination, poor wetting, saucering, pits, craters atau cissing .
Gambar 2. Fish Eyes
 Penyebab
 Tercemar dengan oli, minyak atau air karena cat tidak dapat membentuk lapisan diatas air, oli ataupun minyak
 Tercemar oleh debu, kotoran lain atau silicone dari polish compound
 Terjadi pencemaran over spray dari tipe lain

 Pencegahan
 Menghilangkan oli, minyak dan air pada kompresor dari air regulator setiap hari
 Menghilangkan kotoran seperti air, minyak sebelum dan sesudah menggunakan

 Perbaikan
 Apabila hanya kecil maka setelah selesai dicat dilakukan pengamplasan dengan kertas amplas no P1200 –
P1500 dengan air dan setelah itu di compound yang halus
 Apabila parah maka amplas dahulu pada permukaan pinehole tersebut sampai habis dan dispot epoxy primer
bila perlu, dan lakukan pengecetan ulang

3. Seeds/dirt/Bintik

Partikel debu/debu cat atau kotoran jatuh di atas lapisan film yang basah dan tertinggal di dalam pada saat cat
mengering.

Gambar 3. Bintik

 Penyebab
 Spray booth/oven kotor, filter tidak berfungsi, body mobil masih kotor, kontaminasi dengan sisa-sisa
pengamplasan, debu ataupun partikel asing yang menempel selama proses pengecatan

 Pencegahan
 Membersihkan ruangan oven/spray booth dan filternya, meniup dengan amgin pada body mobil yang akan
dicat

 Perbaikan

 Apabila bintik kecil-kecil, maka setelah selesai dicat dilakukan pengamplasan dengan kertas amplas no P1200
– P1500 dengan cara wet sanding dan compound dengan non silicon compound yang halus

 Apabila bintiknya parah maka harus dilakukan pengecatan ulang kembali

4. Shrinkage (lifting, mengkerut, terangkat)

Kerusakan cat yang membentuk pulau dan mengkerut, dikenal juga dengan istilah featheredge splitting.

Gambar 4. Shirinkage
 Penyebab
 Kelebihan cat yang mengalir kebawah dan mengering dan mengkerut sehingga akan cenderung membentuk
seperti pula, dikenal juga dengan istilah featheredge splitting.

 Pencegahan
 Pada saat proses pengecatan harus diperhatikan benar cat yang disemprotkan agar tidak terlalu banyak yang
menempel pada permukaan
 Perhatikan waktu/jeda penyemprotan cat pada permukaan yang dicat

 Perbaikan
 Perlu diamplas dan dikelupas kemudian dilakukan epoxy kemudian dilakukan pengecetan ulang pada
permukaan tersebut

5. Pinhole (scales/ kerak kecil/ lubang jarum)


Merupakan cacat pengecatan berupa lubang saat penyelelesaian akhir, atau lubang pada dempul, atau primer yang
disebabkan oleh pengencer, udara, kelembaban atau persiapan permukaan yang tidak baik. Istilah pinholing juga
dikenal sebagai: pin holes, solvent retents, pock marks, pitting, pops, ataupun pin pricks.

Gambar 5. Pinhole
 Penyebab
 Viscosity pada waktu penyemprotan terlalu tinggi dan tekanan rendah
 Sebelum pengecatan akhir pada saat undercoat masih terdapat lubang-lubang kecil
 Cat dipanaskan dengan terlalu cepat sebelum solvent menguap didalam coat

 Pencegahan
 Cek viscosity dan tekanan pada waktu penyemprotan
 Sebelum penyemprotan cat akhir periksa terlebihdahulu undercoatnya
 Pemanasan cat jangan terlalu cepat

 Perbaikan
 Apabila hanya kecil maka setelah selesai dicat dilakukan pengamplasan dengan kertas amplas no P1200 –
P1500 dengan air dan setelah itu di compound yang halus
 Apabila parah maka amplas dahulu pada permukaan pinehole tersebut sampai habis dan dispot epoxy primer
bila perlu, dan lakukan pengecetan ulang

6. Orange Peel (Kulit Jeruk)

Merupakan cacat pengecatan dengan bentuk permukaan yang tidak merata, seperti kulit jeruk yang dsebabkan
oleh kasarnya butiran yang kurang teratomisasi dengan baik. Butiran cat yang kering sebelum lapisan merata
(tidak kering bersama). Cacat ini juga dikenal dengan nama poor flow, poor levelling, pebbling.
Gambar 6. Kulit Jeruk
 Penyebab
 Thinner yang dipakai terlalu cepat kering
 Jarak semprotan terlalu dekat, Viskositas semprotan terlalu kental, Tekanan udara penyemprotan terlalu tinggi

 Pencegahan
 Gunakan thinner yang sesuai dengan suhu sekitar, jarak semprotan 15-20 cm dari obyek, viskositas harus
sesuai pada rekomendasi, tekanan udara penyemprotan sesuai

 Perbaikan
 Apabila hanya kecil/sedikit cukup dipoles dengan compound yang halus, atau dilakukan pengecatan ulang
setelah diamplas

7. Runs (sagging, meleleh)

Cacat pengecatan yang disebabkan oleh terlalu banyaknya cat yang menempel ke permukaan. Kasus ini juga
dikenal sebagai overloading, curtains, gun spits, sags, sagging ataupun drips.
Gambar 7. Meleleh
 Penyebab
 Penyemprotan yang terlalu pelan dan jarak semprotan terlalu pendek dan keluar cat terlalu banyak.
 Penyemprotan langsung dilakukan tebal tidak bertahap.
 Viscocity pada waktu penyemprotan terlalu rendah.
 Tekanan angin terlalu rendah.
 Penambahan thinner yang tidak tepat.

 Pencegahan
 Cara penyemprotan harus memperhatikan tiknik penyemprotan yang benar.
 Penyemprotan lebih baik dilakukan berulang-ulang jangan 1 kali tebal.
 Kekentalan cat harus sesuai yang direkomendasikan
 Tekanan angin 3-4 kg/cm2.
 Jangan berlebihan ketika menambahkan thinner.

 Perbaikan
 Apabila melelehnya tipis cukup diamplas dengan amplas P1200 dan selanjutnya di compound dan di polish.
 Apabila terlalu parah maka repainting ulang atau dilakukan pengecetan ulang

8. Polishing Marks (putty marks, tanda putty/dempul)

Merupakan cacat yang terjadi ketika selesai melakukan poles, dengan bagian cat yang tidak seragam atau
timbulnya perubahan warna selesai poleshing.

Gambar 8.Polishing Marks


 Penyebab
 Penambahan antara cat asli dan putty berbeda, maka top coat solvent mengakibatkan penyusutan disepanjang
featheredges, sehingga timbul tanda putty.

 Pencegahan
 Penambahan cat asli dan putty harus sama sehingga tidak timbul tanda putty

 Perbaikan
 Lakukan pengecatan ulang agar warnanya sesuai dan tandanya hilang
9. Cracking

Serangkaian retak yang tidak beraturan, muncul seperti pada lumpur yang mengering. Hal ini bisa terjadi pada
lapisan cat atau lapisan bawah.
Gambar 9. Cracking

 Penyebab
 Serangkaian retak yang tidak beraturan, muncul seperti pada lumpur yang mengering. Hal ini bisa terjadi pada
lapisan cat atau lapisan bawah.
 Terlalu banyak hardener.
 Suhu pada saat pengeringan terlalu panas.

 Pencegahan
 Membersihkan permukaan sebelum dilakukan pengecatan.
 Penggunaan hardener harus sesuai yang direkomendasikan
 Suhu pengeringan harus sesuai dengan standar yang diharapkan.

 Perbaikan
 Melakukan pegelupasan cat kemudian melakukan proses pengecatan mulai dari awal lagi

10. Blistering

Gelembung atau jerawat yang nampak pada lapisan cat atas. Sering dikenal juga dengan istilah moisture blisters,
blisters, bubbling, blowing atau bubbles.
Gambar 10. Blistering

 Penyebab
 Pengecatan pada permukaan yang basah akan mengakibatkan berkurangnya daya lekat lapisan cat, sehingga
kemungkinan terjadinya gelembung-gelembung akan lebih besar. Solvent dapat tertahan dibawah lapisan cat bila
pengecatan dilakukan sekaligus tebal dan langsung terkena sinar martahari. Lapisan cat paling atas akan
mengering lebih cepat, sedangkan lapisan bawah masih mengandung banyak solvent yang akan menguap. Uap
solvent tersebut akan terjebak dibawah lapisan yang telah kering dan mendesak lapisan tersebut sehingga terjadi
gelembung

 Pencegahan
 Permukaan yang baru dicuci dengan air atau kena air hujan harus dibiarkan kering sempurna
 Interval antar lapisan diusahakan cukup lama untuk memberi kesempatan pada lapisan sebelumnya kering
sebelum diberi lapisan berikutnya. Setiap lapisan cat diusahakan setipis mungkin agar pengeringan lebih
sempurna.
 Hindarkan pengecatan waktu cuaca buruk (hujan, mendung atau lembab) atau pada permukaan yang langsung
terkena sinar matahari.

 Perbaikan
 Dilakukan pengelupasan kemudian dilakukan repainting ulang.

11. Fade (Memudar)

Lapisan topcoat yang baru diaplikasi menunjukkan perbedaan warna,topcoat tampak seperti menyerap pigment

Gambar 11. Memudar


 Penyebab
 Terjadi karena top coat kehilangan gloss (kilapnya) dengan berlalunya waktu.
 Buffing compound diaplikasikan sebelum lapisan cat mengering sempurna.

 Pencegahan
 Jaga baik-baik hasil pengecatan agar gloss tetap awet.
 Tunggu lapisan cat mengering sempurna sekitar 30 menit.

 Perbaikan
 Lakukan pengecatan ulang

12. Colour Mismatch (wrong color, off shade, atau off color)

Warna bagian bodi yang diperbaiki berbeda dengan warna asli bagian bodi lainnya, sering disebut juga dengan .
wrong color, off shade, mismatch fading atau off color.

Gambar 12. Colour Mismatch


 Penyebab
 Pengoplosan cat tidak sesuai yang diinginkan.
 Cat yang digunakan sudah kadaluarsa.
 Thinner dan cat perbandingan campurannya tidak sesuai.
 Warna bagian bodi yang diperbaiki berbeda dengan warna asli bagian bodi lainnya.

 Pencegaahan
 Colour matching menggunakan komputer agar cat yang diinginkan sama dengan bodi kendaraan yang
diperbaiki.
 Pada proses pencampuran usahakan menggunakan gelas ukur/timbangan.
 Pada saat proses pengadukan cat harus dilakukan dengan teliti.

 Perbaikan
 Apabila catnya tidak sama maka dilakukan pengecatan ulang agar warna catnya sesuai.

13. Sanding Scratches (Goresan Amplas)

Goresan halus terlihat pada lapisan cat, biasanya dipermukaan.Hal ini dapat timbul dengan sendirinya secara
langsung atau setelah beberapa minggu. Biasanya dapat di bedakan antara goresan bekas amplas mesin atau
amplas manual dengan tangan.
Gambar 13. Sanding Scratches
 Penyebab
 Sanding scratches dalam lapisan cat asli berkembang dan nampak pada permukaan top coat pada saat top coat
solvent berpenetrasi kedalam coat dibawahnya.

 Pencegahan

 Pada saat pengamplasan awal harus halus benar jangan sampai ada bekas.

 Perbaikan
 Melakukan pengecatan lebih lanjut dengan cara menutupinya/ menyemprotnya dengan cat.

14. Mottling

Cacat yang sering terjadi pada cat jenis metalik, dimana serpihan metal mengapung sehingga membentuk garis
atau mirip dengan jerawat. Cacat jenis ini dikenal juga dengan istilah striping, banding, shadowing, flooding,
floating, misting, precipitation, blooming, bloom atau bleaching.

Gambar 14. Mottling


 Penyebab
 Cacat yang sering terjadi pada cat jenis metalik, dimana serpihan metal mengapung sehingga membentuk garis
atau mirip dengan jerawat. Cacat jenis ini dikenal juga dengan istilah striping, banding, shadowing, flooding,
floating, misting, precipitation, blooming, bloom atau bleaching.

 Pencegahan
 Pada proses penataan metalik pada lapisan cat ke 4 harus dilakukan dengan teliti agar proses mottling tidak
terjadi.
 Usahakan dengan tekanan udara yang sesuai dengan standar yang diinginkan

 Perbaikan
 Dilakukan pengelupasan kemudian dilakukan repainting ulang.

15. Lifting

Perubahan pada lapisan cat dalam bentuk kerutan ketika lapisan cat diaplikasikan atau saat dikeringkan. Sering
juga dikenal dengan istilah wrinkling, rippling serta raising.

Gambar 15. Lifting


 Penyebab
 Permukaan pada bodi kendaraan yang dicat terdapat kotoran seperti lem, sealer dan sebagainya.
 Thinner yang digunakan tidak cocok untuk jenis cat yang diaplikasikan.
 Kekentalan cat yang tidak sesuai.

 Pencegahan
 Membersihkan bodi kendaraan dengan udara bertekanan sebelum dilakukan pengecatan.
 Pemilihan thinner harus sesuai dengan cat yang akan digunakan.
 Perhatikan kekentalan cat yang digunakan.

 Perbaikan
 Dilakukan pengelupasan kemudian dilakukan repainting ulang.

Anda mungkin juga menyukai