Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PAINTING DEFECT

DISUSUN OLEH
Rasyid Nurhidayat
Nim. 5315152231

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN
2019
ABSTRAK

Pengecatan adalah sebuah proses untuk membuat lapisan cat tipis (cair atau
bubuk) di atas sebuah benda dan kemudian membuat lapisan cat mengeras dengan
cara mengeringkan

Selain dipengaruhi oleh kualitas cat yang digunakan, kegagalan dalam


pengecatan seringkali dikarenakan proses pengerjaan yang kurang tepat.
Kegagalan tersebut biasanya tak langsung dirasakan tetapi akan muncul
dikemudian hari setelah cat sudah diaplikasikan.

Cacat pengecatan yang biasa ditemui pada saat proses pengecatan antara
lain cracking, solvent popping, clouding, orange peel, dan runs.

Kata Kunci : cacat pengecatan, pencegahan.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya. Dan sholawat serta salam saya haturkan ke pada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umat nya hingga akhir zaman.

Makalah ini berisi ringkasan tentang cacat pengecatan yang sering terjadi
pada saat proses pengecatan. Saya menyadari bahwa di dalam makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
BAB I (PENDAHULUAN) ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 1
BAB II (PEMBAHASAN) ........................................................................ 2
2.1 Pengertian Painting Defect ......................................................... 2
2.2 Jenis-Jenis Painting Defect ......................................................... 2
2.2.1 Orange Peel ..................................................................... 2
2.2.2 Runs ................................................................................ 3
2.2.3 Peeling ............................................................................ 4
2.2.4 Pinholling ........................................................................ 5
2.2.5 Polishing Marks .............................................................. 7
2.2.6 Slow Drying .................................................................... 7
2.2.7 Solvent Pop ..................................................................... 8
2.2.8 Mootling ......................................................................... 9
2.2.9 Matting ............................................................................ 10
2.2.10 Lifting ............................................................................. 11
2.2.11 Bleeding .......................................................................... 12
2.2.12 Blistering......................................................................... 13
2.2.13 Cracking .......................................................................... 14
2.2.14 Color Mismatch .............................................................. 15
2.2.15 Fish Eyes ......................................................................... 15
2.2.16 Corrosion ........................................................................ 16
2.2.17 Shrinkage ........................................................................ 17
BAB III (PENUTUP) ................................................................................ 19
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 19

iv
3.2 Saran ........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 20

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengecatan ulang sebagian atau seluruh bodi mobil menuntut proses yang
presisi atau hati-hati dan jika kurang teliti akan menimbulkan cacat atau paint
defect yang umum terjadi. Kegagalan dalam pengecatan seringkali dikarenakan
proses pengerjaan yang kurang tepat. Kerusakan ini bisa terjadi akibat beberapa
faktor seperti proses pengecatan yang salah dan kondisi lingkungan pengecatan
yang buruk.
Kegagalan tersebut biasanya tak langsung dirasakan tetapi akan muncul
dikemudian hari setelah cat sudah diaplikasikan. Cacat pengecatan yang biasa
ditemui pada saat proses pengecatan antara lain cracking, solvent popping,
clouding, orange peel, dan runs.

1.2 Rumusan Masalah.


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa penyebab munculnya cacat pada proses pengecatan ?
2. Bagaimana tindakan pencegahan cacat pengecatan ?
3. Bagaimana perbaikan jika terjadi cacat pada saat pengecatan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui jenis dan penyebab cacat yang biasa ditemukan pada proses
pengecatan
2. Mengetahui tindakan pencegahan cacat pengecatan
3. Mengetahui tindakan perbaikan jika terjadi cacat pada saat pengecatan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Painting Defect


Defect adalah masalah atau penyakit atau cacat yang ada pada cat. Defect
ada yang disebabkan karena proses pengecatan dan ada pula yang disebabkan
karena pengaruh lain diluar proses pengecatan.

2.2 Jenis-Jenis Cacat Pengecatan


Teknik pengecatan yang jelek dapat mengakibatkan run dan sag, semprotan
kering, permukaan tidak rata, dan kerusakan pada permukaan cat. Cacat
pengecatan (Painting Defects) yang biasanya ditemui pada saat proses pengecatan
adalah sebagai berikut:

2.2.1 Orange Peel


Merupakan cacat pengecatan dengan bentuk permukaan yang tidak merata,
seperti kulit jeruk yang dsebabkan oleh kasarnya butiran yang kurang teratomisasi
dengan baik. Butiran cat yang kering sebelum lapisan merata (tidak kering
bersama). Cacat ini juga dikenal dengan nama poor flow, poor levelling, pebbling.

Kemungkinan Penyebabnya:
 Penyetelan spraygun yang tidak tepat
 Suhu di tempat pengecatan ekstrem
 Pengeringan yang tidak tepat

2
 Pelapisan yang terlalu cepat
 Thinner yang dipakai terlalu cepat kering
 Suhu bengkel yang rendah
 Pencampuran dari beberapa bahan pengecatan yang tidak sesuai
 Pengamplasan yang kurang baik
Tindakan Pencegahan:
 Melakukan penyetelan spraygun
 Pengaturan saat penyemprotan untuk menghindari suhu dan kelembaban
yang ekstrem
 Memilih thinner atau pengencer yang cocok dengan kondisi. Thinner
dengan tingkat penguapan yang rendah
 Memberi waktu yang cukup untuk pelapisan berikutnya dan jangan
mengeringkan cat dengan kipas
 Persiapkan pengamplasan yang baik
Tindakan Perbaikan:
 Untuk kasus yang biasa, melakukan pengamplasan yang benar
 Untuk kasus yang parah, dilakukan pengamplasan dan penyemprotan
ulang

2.2.2 Runs
Cacat pengecatan yang disebabkan oleh terlalu banyak cat yang menempel
ke permukaan. Kasus ini juga dikenal sebagai overloading, curtains, gun spits,
sags, sagging ataupun drips.

3
Kemungkinan Penyebab:
 Tidak tepat viskositas penyemprotan, teknik pengecatan, flash off time dan
ketebalan lapisan cat
 Penyemprotan yang rusak
 Kesalahan pemilihan thinner
 Terlalu banyak thinner
 Lampu penerangan di ruangan pengecatan yang kurang
 Permukaan cat terkontaminasi minyak atau grease
 Bengkel, permukaan atau cat terlalu dingin
 Tekanan udara yang rendah, jarak spraygun terlalu dekat
 Cat yang menetes dariu spraygun
 Salah dalam penggunaan teknik spraying
Tindakan Pencegahan:
 Memanaskan permukaan bodi kendaraan sedikitnya
 Mengusahakan suhu ruangan saat akan melaksanakan pengecatan
 Pengaturan spraygun
 Berikan kesempatan pada lapisan pertama untuk kering terlebih dahulu
 Pemilihan thinner dengan tepat
 Memasang penerangan yang tepat di bengkel cat
 Pastikan kondisi spraygun dalam kondisi baik
Tindakan Perbaikan:
 Cucilah bagian runs dan biarkan hingga kering. Kemudian lakukanlah
pengamplasan dengan ukuran halus baru refinishing. Untuk lapisan cat
solid dan clear dianjurkan untuk melakukan pengamplasan dan pemolesan

2.2.3 Peeling
Merupakan kerusakan cat yang disebabkan oleh hilangnya daya rekat antara
cat dengan substrat, topcoat dengan primer atau cat lama serta primer dengan
substrat. Nama lain dari kerusakan ini adalah loss of adhesion, shelling, poor
bond, delamination, flaking, atau poor adhesion.

4
Kemungkinan Penyebab:
 Kurang baiknya kesiapan dan persiapan permukaan
 Perlakuan terhadap plat bodi kendaraan
 Penggunaan material substrat yang tidak sesuai
 Pencampuran berbagai merek bahan pengecatan
 Lapisan cat yang terlalu tipis
 Terlalu lama dalam pemanasan
 Cat terlalu kering ketika melepaskan masking
 Suhu yang terlalu rendah atau tinggi saat aplikasi cat
 Flash time terlalu sebentar
Tindakan Pencegahan:
 Pergunaan amplas yang sesuai
 Memilih thinner yang sesuai
 Hindari melaksanakan spraying primer terlalu banyak
 Menggunakan sistem pengecatan dengan baik
 Membersihkan permukaan dari kotoran
Tindakan Perbaikan:
 Hilangkan bagian yang tidak menempel dengan hati-hati kemudian
mengulangi pengecatan.

2.2.4 Pinholling

5
Merupakan cacat pengecatan berupa lubang saat penyelesaian akhir, atau
lubang pada dempul, atau primer yang disebabkan oleh pengencer, udara,
kelembaban atau persiapan permukaan yang tidak baik

Kemungkinan Penyebab:
 Persiapan permukaan yang tidak baik
 Terdapat udara yang terjebak ketika spraying
 Kesalahan pada saat penyetelan spraygun
 Kesalahan pada pemilihan thinner
 Pencampuran dempul dan hardener yang tidak homogen
 Kesalahan pada pengamplasan
 Kesalahan pengeringan menggunakan kipas
Tindakan Pencegahan:
 Selalu membersihkan permukaan yang akan dicat
 Secara berkala membersihkan kompresor dari kemungkinan kelembaban
air
 Pengaturan spraygun
 Pemilihan thinner yang sesuai
 Berikan waktu pengeringan yang cukup
 Melakukan pencampuran dempul dan hardener dengan tepat dan homogen
 Melakukan pengamplasan dan menghilangkan cacat sebelum melakukan
pengecatan akhir
Tindakan Perbaikan:

6
Setelah daerah yang cacat mengering, lakukan pengamplasan dengan lembut dan
dempul ulang atau lakukan pelapisan dasar, kemudian pelapisan akhir ulang.

2.2.5 Polishing Marks


Merupakan cacat yang terjadi ketika selesai melakukan poles, dengan
bagian cat yang tidak seragam atau timbulnya perubahan warna selesai poleshing.

Kemungkinan Penyebab:
 Lapisan cat belum terlalu kering
 Amplas terlalu kasar
 Ketidakcocokan antara poles dan cat
 Terkena bagian tepi dari mesin poles
Tindakan Pencegahan:
 Membiarkan cat kering sempurna
 Menggunakan jenis poles sesuai
 Menggunakan amplas yang sesuai
 Menggunakan poles yang bebas dari kandungan amonia
Tindakan Perbaikan:
 Jika lapisan tidak rusak, melakukan pengecatan lapisan ulang dan
memoles ulang
 Jika lapisan rusak, maka diperlukan pelapisan bawah, cat ulang dan poles
ulang

2.2.6 Slow Drying

7
Lapisan cat terlalu lama kering dibandingkan dengan data teknis dari cat.

Kemungkinan Penyebab:
 Kesalahan dalam memilih hardener
 Rasio pencampuran yang tidak tepat
 Pelapisan yang terlalu tebal
 Pemilihan thinner yang tidak tepat
 Pengeringan yang tidak baik
 Tidak tepatnya waktu penyemprotan antar lapisan
Tindakan Pencegahan:
 Penggunaan hardener yang sesuai
 Melakukan pengecatan dengan ketebalan lapisan yang sesuai
 Memberikan waktu yang cukup untuk penyemprotan
 Memberikan ventilasi udara yang sesuai
Tindakan Perbaikan:
Tempatkan kendaraan pada daerah yang panas serta ventilasi udara yang baik.

2.2.7 Solvent Pop


Merupakan cacat berupa luka atau lecetnya lapisan cat yang disebabkan oleh
pengenceran yang terjebak dalam lapisan atas atau lapisan bawah, terlebih lagi
apabila dipengaruhi oleh pengeringan yang tidak tepat.

8
Kemungkinan Penyebab:
 Pengencer atau udara yang terjebak dalam lapisan selama pengeringan
 Tidak tepatnya viskositas
 Kesalahan dalam pemilihan hardener
 Pemanasan dengan infrared yang terlalu dekat
 Pemanasan terlalu dini
 Temperatur pemanasan yang terlalu tinggi
 Lapisan cat yang terlalu tebal
Tindakan Pencegahan:
 Membersihkan area yang akan di cat
 Memilih thinner yang sesuai
 Jangan memberikan lapisan berlebih
 Melaksanakan pelapisan sesuai ketentuan
 Mengikuti rekomendasi teknis dari produk yang digunakan
Tindakan Perbaikan:
 Pada kerusakan yang parah, cat harus dihilangkan sampai pada lapisan
bawah
 Jika kerusakan ringan, amplas sampai halus

2.2.8 Mootling
Cacat yang sering terjadi pada cat jenis metalik, dimana serpihan metal
mengapung sehingga membentuk garis atau mirip dengan jerawat

9
Kemungkinan Penyebab:
 Tidak sesuainya thinner
 Pencampuran beberapa bahan pengecatan tidak cocok
 Pada saat sprying terlalu dingin
 Jarak pengecatan terlalu dekat
 Bentuk sebaran yang tidak sesuai
 Tekanan udara yang tidak tepat
 Temperatur bengkel yang terlalu rendah
 Waktu penyemprotan terlalu dekat antara lapisan dasar dan clear
 Lapisan dipengaruhi oleh kelembaban udara
Tindakan Pencegahan:
 Memilih thinner yang sesuai
 Lakukan penyetelan spraygun dengan tepat
 Menjaga agar spraygun selalu bersih
 Mengaduk cat metalik sampai homogen
Tindakan Perbaikan:
 Biarkan lapisan cat mengering
 Apabila cacat hanya terlihat ketika pelapisan clear, biarkan lapisan clear
kering

2.2.9 Matting
Merupakan cacat berupa menghilangnya kilap setelah lapisan cat mengering

10
Kemungkinan Penyebab:
 Tidak sesuai ketebalan lapisan cat
 Kurangnya aliran udara
 Pengencer yang terlalu sensitif terhadap perubahan suhu
 Pencampuran yang tidak sesuai
Tindakan Pencegahan:
 Ikuti petunjuk pemakaian dari merek cat yang digunakan
 Pastikan ruang oven memiliki aliran udara yang cukup
Tindakan Perbaikan:
 Apabila cacatnya menengah, amplas dan poles ulang
 Apabila cacatnya parah, maka amplas dan pengecetan ulang

2.2.10 Lifting
Perubahan lapisan cat dalam bentuk kerutan ketika lapisan cat diaplikasikan
atau saat dikeringkan

Kemungkinan Penyebab:

11
 Penggunaan bahan yang tidak sesuai
 Kurangnya flash time
 Pengeringan yang tidak tepat
 Pengaruh cat lama atau perbaikan cat sebelumnya
 Persiapan dan kebersihan yang kurang
 Aplikasi lapisan atas yang terlalu berlebihan
 Kesalahan thinner atau pengencer
Tindakan Pencegahan:
 Hindari bahan-bahan pengecatan yang tidak sesuai
 Jangan mengaplikasikan lapisan cat terlalu tebal
 Pelapisan cat berikutnya menunggu lapisan sebelumnya
 Pemilihan thinner atau pengencer
 Hindari lapisan cat yang terlalu tebal
Tindakan Perbaikan:
Hilangkan lapisan akhir dari cacat, kemudian pengecatan ulang

2.2.11 Bleeding
Warna asli dari dempul menempel lapisan cat akhir yang menyebabkan
warna tidak merata pada lapisan cat akhir yang baru

Kemungkinan Penyebab:
 Reaksi antara pigmen warna asil dengan pengencer cat yang baru
 Kontaminasi antara warna dengan cat lama
 Cat lama tidak terisolasi dengan baik

12
 Terlalu banyak menggunakan hardener pada dempul
 Tidak tepatnya pencampuran dempul
Tindakan Pencegahan:
 Menguji sebagian lapisan cat lama dengan memberi lapisan baru
 Menggunakan jumlah hardener yang sesuai
 Menguji jumlah dari hardener
Tindakan Perbaikan:
Menghilangkan dempul yang tidak homogen dan pendempulan ulang

2.2.12 Blistering
Gelembung atau jerawat yang tampak pada lapisan cat atas

Kemungkinan Penyebab:
 Sisa dari air atau debu pengamplasan yang tersembunyi
 Kelembaban udara terlalu tinggi
 Kebersihan persiapan permukaan yang tidak baik
 Kesalahan dalam pemilihan thinner atau pengencer
 Lapisan yang terlalu tebal
Tindakan Pencegahan:
 Melepas berbagai komponen bagian yang akan dicat
 Membersihkan permukaan yang akan dicat
 Meyakinkan bahwa pelapisan dilakukan pada kondisi permukaan yang
kering
 Pemilihan thinner atau pengencer yang sesuai dengan kondisi bengkel

13
 Memberikan waktu yang cukup saat mengecat
Tindakan Perbaikan:
Jika kerusakan parah, maka perlu dihilangkan sampai lapisan bawah dan
lakukan perbaikan awal

2.2.13 Cracking
Serangkaian retak yang tidak beraturan, muncul seperti pada lumpur yang
mengering.

Kemungkinan Penyebab:
 Lapisan cat yang berlebihan bisa menyebabkan tegangan dalam lapisan
yang memungkinan keretakan
 Pencampuran bahan yang tidak baik
 Kurangnya waktu penyemprotan
 Salah penggunaan bahan tambah
 Permukaan yang terlalu panas atau dingin
 Penggunaan bahan cat yang tidak seragam
Tindakan Pencegahan:
 Hindari membuat lapisan terlalu tebal
 Jangan mengeringkan cat dengan kipas
 Mengaduk dengan baik
Tindakan Perbaikan:
Bagian yang mengalami keretakan harus diamplas dengan lembut, jika terlalu
parah cat bisa dikelupas dan dilakukan perbaikan ulang

14
2.2.14 Color Mismatch
Warna bagian bodi yang diperbaiki berbeda dengan warna asli bagian bodi
lainnya.

Kemungkinan Penyebab:
 Tidak menggunakan bahan, merek, atau rumus kimia dari bahan yang
sama
 Penyetelan spraygun yang tidak tepat
 Pengadukan warna yang tidak baik
Tindakan Pencegahan:
 Memeriksa variasi warna dan menggunakan merek atau rumus kimia dari
cat yang sama
 Mengaduk cat dengan benar
 Poles pada warna yang berdekatan dengan panel asli
 Penggunaan teknik dan penyetelan spraygun agar mendapat warna yang
sama
Tindakan Perbaikan:
 Mengamplas dan melapis ulang setelah mendapat cat yang sesuai atau
memperbaiki rumus campuran cat

2.2.15 Fish Eyes


Cacat pengecatan berupa kawah yang membuka seperti mata ikan setelah
aplikasi cat warna

15
Kemungkinan Penyebab:
 Kurang baik dalam persiapan permukaaan
 Pengaruh dari cat lama atau perbaikan sebelumnya
 Terkontaminasi dengan minyak, udara atau air
Tindakan Pencegahan:
 Permukaan harus dibersihkan dengan benar
 Membersihkan kompresor dan regulator dari kemungkinan kandungan air
 Melakukan perawatan berkala terhadap sumber udara bertekanan
Tindakan Perbaikan:
 Saat pelapisan bawah, tutup cacat pengecatan dengan baik
 Jika kerusakan parah, amplas daerah yang rusak, bersihkan dan lakukan
perbaikan ulang

2.2.16 Corrosion
Permukaan dari metal terlihat dan menunjukkan adanya korosi. Coklat
kemerahan untuk plat besi atau putih berdebu untuk permukaan alumunium.

16
Kemungkinan Penyebab:
 Permukaan dari plat mengandung air atau terkena minyak dari tangan
sebelum aplikasi cat
 Cat yang terkelupas karena goresan atau benturan
 Perlakuan persiapan permukaan yang tidak baik
 Kotoran yang tidak dibersihkan dengan sempurna
 Kerusakan pada lapisan cat
Tindakan Pencegahan:
 Melaksanakan perlakuan ke plat dengan benar dan melakukan wash
primer
 Perbaiki semua kerusakan akibat goresan atau benturan sebelum pelapisan
selanjutnya
 Bersihkan kendaraan sebelum pengecatan ulang
Tindakan Perbaikan:
 Cat harus dibersihkan sampai pada plat dasar
 Gunakan wash primer yang sesuai agar karat tidak muncul kembali
 Lakukan pengecatan akhir kembali

2.2.17 Shrinkage
Kerusakan cat membentuk pulau dan mengkerut

Kemungkinan Penyebab:
 Adanya penumpukan lapisan bawah seperti terlalu tebal atau lapisan basah
 Pencampuran dari bahan yang tidak sesuai

17
 Tidak sesuainya thinner atau pengencer
 Kurang baik dalam persiapan permukaan
 Pengeringan yang tidak baik
 Pengamplasan akhir yang terlalu kasar
Tindakan Pencegahan:
 Menggunakan primer surfacer
 Mengaduk semua bahan pengecetana dengan baik
 Menggunakan thinner atau pengencer yangs sesuai
 Membersihkan area yang akan dicat sebelum pengamplasan
 Menggunakan ukuran amplas yang sesuai
Tindakan Perbaikan:
 Keringkan area yang mengalami kerusakan
 Amplas, isolasi jika diperlukan dan pengecatan ulang

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari seluruh pembahasan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa selain
dipengaruhi oleh kualitas cat yang digunakan, kegagalan dalam pengecatan
seringkali dikarenakan proses pengerjaan yang kurang tepat. Kegagalan tersebut
biasanya tak langsung dirasakan tetapi akan muncul dikemudian hari setelah cat
sudah diaplikasikan.

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari masih terdapat kelemahan-
kelemahan. Untuk itu, saya sangat mengharapkan saran dan masukan dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini dikemudian hari. Atas saran dan
masukannya, saya selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih.

19
DAFTAR PUSTAKA

 Gunandi. 2011. Pengecatan Ulang Bodi Kendaraan. Yogyakarta: Citra Aji


Utama.
 https://www.gridoto.com/read/01203230/berbagai-jenis-cacat-pengecatan-
bodi-mobil-yang-sering-muncul
 staffnew.uny.ac.id/upload
 https://dzakyfirdaus.blogspot.com/2017/03/kegagalan-dalam-proses-
pengecatan-kali.html

20

Anda mungkin juga menyukai