PAINTING DEFECT
DISUSUN OLEH
Rasyid Nurhidayat
Nim. 5315152231
Pengecatan adalah sebuah proses untuk membuat lapisan cat tipis (cair atau
bubuk) di atas sebuah benda dan kemudian membuat lapisan cat mengeras dengan
cara mengeringkan
Cacat pengecatan yang biasa ditemui pada saat proses pengecatan antara
lain cracking, solvent popping, clouding, orange peel, dan runs.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya. Dan sholawat serta salam saya haturkan ke pada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umat nya hingga akhir zaman.
Makalah ini berisi ringkasan tentang cacat pengecatan yang sering terjadi
pada saat proses pengecatan. Saya menyadari bahwa di dalam makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
BAB I (PENDAHULUAN) ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 1
BAB II (PEMBAHASAN) ........................................................................ 2
2.1 Pengertian Painting Defect ......................................................... 2
2.2 Jenis-Jenis Painting Defect ......................................................... 2
2.2.1 Orange Peel ..................................................................... 2
2.2.2 Runs ................................................................................ 3
2.2.3 Peeling ............................................................................ 4
2.2.4 Pinholling ........................................................................ 5
2.2.5 Polishing Marks .............................................................. 7
2.2.6 Slow Drying .................................................................... 7
2.2.7 Solvent Pop ..................................................................... 8
2.2.8 Mootling ......................................................................... 9
2.2.9 Matting ............................................................................ 10
2.2.10 Lifting ............................................................................. 11
2.2.11 Bleeding .......................................................................... 12
2.2.12 Blistering......................................................................... 13
2.2.13 Cracking .......................................................................... 14
2.2.14 Color Mismatch .............................................................. 15
2.2.15 Fish Eyes ......................................................................... 15
2.2.16 Corrosion ........................................................................ 16
2.2.17 Shrinkage ........................................................................ 17
BAB III (PENUTUP) ................................................................................ 19
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 19
iv
3.2 Saran ........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 20
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kemungkinan Penyebabnya:
Penyetelan spraygun yang tidak tepat
Suhu di tempat pengecatan ekstrem
Pengeringan yang tidak tepat
2
Pelapisan yang terlalu cepat
Thinner yang dipakai terlalu cepat kering
Suhu bengkel yang rendah
Pencampuran dari beberapa bahan pengecatan yang tidak sesuai
Pengamplasan yang kurang baik
Tindakan Pencegahan:
Melakukan penyetelan spraygun
Pengaturan saat penyemprotan untuk menghindari suhu dan kelembaban
yang ekstrem
Memilih thinner atau pengencer yang cocok dengan kondisi. Thinner
dengan tingkat penguapan yang rendah
Memberi waktu yang cukup untuk pelapisan berikutnya dan jangan
mengeringkan cat dengan kipas
Persiapkan pengamplasan yang baik
Tindakan Perbaikan:
Untuk kasus yang biasa, melakukan pengamplasan yang benar
Untuk kasus yang parah, dilakukan pengamplasan dan penyemprotan
ulang
2.2.2 Runs
Cacat pengecatan yang disebabkan oleh terlalu banyak cat yang menempel
ke permukaan. Kasus ini juga dikenal sebagai overloading, curtains, gun spits,
sags, sagging ataupun drips.
3
Kemungkinan Penyebab:
Tidak tepat viskositas penyemprotan, teknik pengecatan, flash off time dan
ketebalan lapisan cat
Penyemprotan yang rusak
Kesalahan pemilihan thinner
Terlalu banyak thinner
Lampu penerangan di ruangan pengecatan yang kurang
Permukaan cat terkontaminasi minyak atau grease
Bengkel, permukaan atau cat terlalu dingin
Tekanan udara yang rendah, jarak spraygun terlalu dekat
Cat yang menetes dariu spraygun
Salah dalam penggunaan teknik spraying
Tindakan Pencegahan:
Memanaskan permukaan bodi kendaraan sedikitnya
Mengusahakan suhu ruangan saat akan melaksanakan pengecatan
Pengaturan spraygun
Berikan kesempatan pada lapisan pertama untuk kering terlebih dahulu
Pemilihan thinner dengan tepat
Memasang penerangan yang tepat di bengkel cat
Pastikan kondisi spraygun dalam kondisi baik
Tindakan Perbaikan:
Cucilah bagian runs dan biarkan hingga kering. Kemudian lakukanlah
pengamplasan dengan ukuran halus baru refinishing. Untuk lapisan cat
solid dan clear dianjurkan untuk melakukan pengamplasan dan pemolesan
2.2.3 Peeling
Merupakan kerusakan cat yang disebabkan oleh hilangnya daya rekat antara
cat dengan substrat, topcoat dengan primer atau cat lama serta primer dengan
substrat. Nama lain dari kerusakan ini adalah loss of adhesion, shelling, poor
bond, delamination, flaking, atau poor adhesion.
4
Kemungkinan Penyebab:
Kurang baiknya kesiapan dan persiapan permukaan
Perlakuan terhadap plat bodi kendaraan
Penggunaan material substrat yang tidak sesuai
Pencampuran berbagai merek bahan pengecatan
Lapisan cat yang terlalu tipis
Terlalu lama dalam pemanasan
Cat terlalu kering ketika melepaskan masking
Suhu yang terlalu rendah atau tinggi saat aplikasi cat
Flash time terlalu sebentar
Tindakan Pencegahan:
Pergunaan amplas yang sesuai
Memilih thinner yang sesuai
Hindari melaksanakan spraying primer terlalu banyak
Menggunakan sistem pengecatan dengan baik
Membersihkan permukaan dari kotoran
Tindakan Perbaikan:
Hilangkan bagian yang tidak menempel dengan hati-hati kemudian
mengulangi pengecatan.
2.2.4 Pinholling
5
Merupakan cacat pengecatan berupa lubang saat penyelesaian akhir, atau
lubang pada dempul, atau primer yang disebabkan oleh pengencer, udara,
kelembaban atau persiapan permukaan yang tidak baik
Kemungkinan Penyebab:
Persiapan permukaan yang tidak baik
Terdapat udara yang terjebak ketika spraying
Kesalahan pada saat penyetelan spraygun
Kesalahan pada pemilihan thinner
Pencampuran dempul dan hardener yang tidak homogen
Kesalahan pada pengamplasan
Kesalahan pengeringan menggunakan kipas
Tindakan Pencegahan:
Selalu membersihkan permukaan yang akan dicat
Secara berkala membersihkan kompresor dari kemungkinan kelembaban
air
Pengaturan spraygun
Pemilihan thinner yang sesuai
Berikan waktu pengeringan yang cukup
Melakukan pencampuran dempul dan hardener dengan tepat dan homogen
Melakukan pengamplasan dan menghilangkan cacat sebelum melakukan
pengecatan akhir
Tindakan Perbaikan:
6
Setelah daerah yang cacat mengering, lakukan pengamplasan dengan lembut dan
dempul ulang atau lakukan pelapisan dasar, kemudian pelapisan akhir ulang.
Kemungkinan Penyebab:
Lapisan cat belum terlalu kering
Amplas terlalu kasar
Ketidakcocokan antara poles dan cat
Terkena bagian tepi dari mesin poles
Tindakan Pencegahan:
Membiarkan cat kering sempurna
Menggunakan jenis poles sesuai
Menggunakan amplas yang sesuai
Menggunakan poles yang bebas dari kandungan amonia
Tindakan Perbaikan:
Jika lapisan tidak rusak, melakukan pengecatan lapisan ulang dan
memoles ulang
Jika lapisan rusak, maka diperlukan pelapisan bawah, cat ulang dan poles
ulang
7
Lapisan cat terlalu lama kering dibandingkan dengan data teknis dari cat.
Kemungkinan Penyebab:
Kesalahan dalam memilih hardener
Rasio pencampuran yang tidak tepat
Pelapisan yang terlalu tebal
Pemilihan thinner yang tidak tepat
Pengeringan yang tidak baik
Tidak tepatnya waktu penyemprotan antar lapisan
Tindakan Pencegahan:
Penggunaan hardener yang sesuai
Melakukan pengecatan dengan ketebalan lapisan yang sesuai
Memberikan waktu yang cukup untuk penyemprotan
Memberikan ventilasi udara yang sesuai
Tindakan Perbaikan:
Tempatkan kendaraan pada daerah yang panas serta ventilasi udara yang baik.
8
Kemungkinan Penyebab:
Pengencer atau udara yang terjebak dalam lapisan selama pengeringan
Tidak tepatnya viskositas
Kesalahan dalam pemilihan hardener
Pemanasan dengan infrared yang terlalu dekat
Pemanasan terlalu dini
Temperatur pemanasan yang terlalu tinggi
Lapisan cat yang terlalu tebal
Tindakan Pencegahan:
Membersihkan area yang akan di cat
Memilih thinner yang sesuai
Jangan memberikan lapisan berlebih
Melaksanakan pelapisan sesuai ketentuan
Mengikuti rekomendasi teknis dari produk yang digunakan
Tindakan Perbaikan:
Pada kerusakan yang parah, cat harus dihilangkan sampai pada lapisan
bawah
Jika kerusakan ringan, amplas sampai halus
2.2.8 Mootling
Cacat yang sering terjadi pada cat jenis metalik, dimana serpihan metal
mengapung sehingga membentuk garis atau mirip dengan jerawat
9
Kemungkinan Penyebab:
Tidak sesuainya thinner
Pencampuran beberapa bahan pengecatan tidak cocok
Pada saat sprying terlalu dingin
Jarak pengecatan terlalu dekat
Bentuk sebaran yang tidak sesuai
Tekanan udara yang tidak tepat
Temperatur bengkel yang terlalu rendah
Waktu penyemprotan terlalu dekat antara lapisan dasar dan clear
Lapisan dipengaruhi oleh kelembaban udara
Tindakan Pencegahan:
Memilih thinner yang sesuai
Lakukan penyetelan spraygun dengan tepat
Menjaga agar spraygun selalu bersih
Mengaduk cat metalik sampai homogen
Tindakan Perbaikan:
Biarkan lapisan cat mengering
Apabila cacat hanya terlihat ketika pelapisan clear, biarkan lapisan clear
kering
2.2.9 Matting
Merupakan cacat berupa menghilangnya kilap setelah lapisan cat mengering
10
Kemungkinan Penyebab:
Tidak sesuai ketebalan lapisan cat
Kurangnya aliran udara
Pengencer yang terlalu sensitif terhadap perubahan suhu
Pencampuran yang tidak sesuai
Tindakan Pencegahan:
Ikuti petunjuk pemakaian dari merek cat yang digunakan
Pastikan ruang oven memiliki aliran udara yang cukup
Tindakan Perbaikan:
Apabila cacatnya menengah, amplas dan poles ulang
Apabila cacatnya parah, maka amplas dan pengecetan ulang
2.2.10 Lifting
Perubahan lapisan cat dalam bentuk kerutan ketika lapisan cat diaplikasikan
atau saat dikeringkan
Kemungkinan Penyebab:
11
Penggunaan bahan yang tidak sesuai
Kurangnya flash time
Pengeringan yang tidak tepat
Pengaruh cat lama atau perbaikan cat sebelumnya
Persiapan dan kebersihan yang kurang
Aplikasi lapisan atas yang terlalu berlebihan
Kesalahan thinner atau pengencer
Tindakan Pencegahan:
Hindari bahan-bahan pengecatan yang tidak sesuai
Jangan mengaplikasikan lapisan cat terlalu tebal
Pelapisan cat berikutnya menunggu lapisan sebelumnya
Pemilihan thinner atau pengencer
Hindari lapisan cat yang terlalu tebal
Tindakan Perbaikan:
Hilangkan lapisan akhir dari cacat, kemudian pengecatan ulang
2.2.11 Bleeding
Warna asli dari dempul menempel lapisan cat akhir yang menyebabkan
warna tidak merata pada lapisan cat akhir yang baru
Kemungkinan Penyebab:
Reaksi antara pigmen warna asil dengan pengencer cat yang baru
Kontaminasi antara warna dengan cat lama
Cat lama tidak terisolasi dengan baik
12
Terlalu banyak menggunakan hardener pada dempul
Tidak tepatnya pencampuran dempul
Tindakan Pencegahan:
Menguji sebagian lapisan cat lama dengan memberi lapisan baru
Menggunakan jumlah hardener yang sesuai
Menguji jumlah dari hardener
Tindakan Perbaikan:
Menghilangkan dempul yang tidak homogen dan pendempulan ulang
2.2.12 Blistering
Gelembung atau jerawat yang tampak pada lapisan cat atas
Kemungkinan Penyebab:
Sisa dari air atau debu pengamplasan yang tersembunyi
Kelembaban udara terlalu tinggi
Kebersihan persiapan permukaan yang tidak baik
Kesalahan dalam pemilihan thinner atau pengencer
Lapisan yang terlalu tebal
Tindakan Pencegahan:
Melepas berbagai komponen bagian yang akan dicat
Membersihkan permukaan yang akan dicat
Meyakinkan bahwa pelapisan dilakukan pada kondisi permukaan yang
kering
Pemilihan thinner atau pengencer yang sesuai dengan kondisi bengkel
13
Memberikan waktu yang cukup saat mengecat
Tindakan Perbaikan:
Jika kerusakan parah, maka perlu dihilangkan sampai lapisan bawah dan
lakukan perbaikan awal
2.2.13 Cracking
Serangkaian retak yang tidak beraturan, muncul seperti pada lumpur yang
mengering.
Kemungkinan Penyebab:
Lapisan cat yang berlebihan bisa menyebabkan tegangan dalam lapisan
yang memungkinan keretakan
Pencampuran bahan yang tidak baik
Kurangnya waktu penyemprotan
Salah penggunaan bahan tambah
Permukaan yang terlalu panas atau dingin
Penggunaan bahan cat yang tidak seragam
Tindakan Pencegahan:
Hindari membuat lapisan terlalu tebal
Jangan mengeringkan cat dengan kipas
Mengaduk dengan baik
Tindakan Perbaikan:
Bagian yang mengalami keretakan harus diamplas dengan lembut, jika terlalu
parah cat bisa dikelupas dan dilakukan perbaikan ulang
14
2.2.14 Color Mismatch
Warna bagian bodi yang diperbaiki berbeda dengan warna asli bagian bodi
lainnya.
Kemungkinan Penyebab:
Tidak menggunakan bahan, merek, atau rumus kimia dari bahan yang
sama
Penyetelan spraygun yang tidak tepat
Pengadukan warna yang tidak baik
Tindakan Pencegahan:
Memeriksa variasi warna dan menggunakan merek atau rumus kimia dari
cat yang sama
Mengaduk cat dengan benar
Poles pada warna yang berdekatan dengan panel asli
Penggunaan teknik dan penyetelan spraygun agar mendapat warna yang
sama
Tindakan Perbaikan:
Mengamplas dan melapis ulang setelah mendapat cat yang sesuai atau
memperbaiki rumus campuran cat
15
Kemungkinan Penyebab:
Kurang baik dalam persiapan permukaaan
Pengaruh dari cat lama atau perbaikan sebelumnya
Terkontaminasi dengan minyak, udara atau air
Tindakan Pencegahan:
Permukaan harus dibersihkan dengan benar
Membersihkan kompresor dan regulator dari kemungkinan kandungan air
Melakukan perawatan berkala terhadap sumber udara bertekanan
Tindakan Perbaikan:
Saat pelapisan bawah, tutup cacat pengecatan dengan baik
Jika kerusakan parah, amplas daerah yang rusak, bersihkan dan lakukan
perbaikan ulang
2.2.16 Corrosion
Permukaan dari metal terlihat dan menunjukkan adanya korosi. Coklat
kemerahan untuk plat besi atau putih berdebu untuk permukaan alumunium.
16
Kemungkinan Penyebab:
Permukaan dari plat mengandung air atau terkena minyak dari tangan
sebelum aplikasi cat
Cat yang terkelupas karena goresan atau benturan
Perlakuan persiapan permukaan yang tidak baik
Kotoran yang tidak dibersihkan dengan sempurna
Kerusakan pada lapisan cat
Tindakan Pencegahan:
Melaksanakan perlakuan ke plat dengan benar dan melakukan wash
primer
Perbaiki semua kerusakan akibat goresan atau benturan sebelum pelapisan
selanjutnya
Bersihkan kendaraan sebelum pengecatan ulang
Tindakan Perbaikan:
Cat harus dibersihkan sampai pada plat dasar
Gunakan wash primer yang sesuai agar karat tidak muncul kembali
Lakukan pengecatan akhir kembali
2.2.17 Shrinkage
Kerusakan cat membentuk pulau dan mengkerut
Kemungkinan Penyebab:
Adanya penumpukan lapisan bawah seperti terlalu tebal atau lapisan basah
Pencampuran dari bahan yang tidak sesuai
17
Tidak sesuainya thinner atau pengencer
Kurang baik dalam persiapan permukaan
Pengeringan yang tidak baik
Pengamplasan akhir yang terlalu kasar
Tindakan Pencegahan:
Menggunakan primer surfacer
Mengaduk semua bahan pengecetana dengan baik
Menggunakan thinner atau pengencer yangs sesuai
Membersihkan area yang akan dicat sebelum pengamplasan
Menggunakan ukuran amplas yang sesuai
Tindakan Perbaikan:
Keringkan area yang mengalami kerusakan
Amplas, isolasi jika diperlukan dan pengecatan ulang
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari seluruh pembahasan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa selain
dipengaruhi oleh kualitas cat yang digunakan, kegagalan dalam pengecatan
seringkali dikarenakan proses pengerjaan yang kurang tepat. Kegagalan tersebut
biasanya tak langsung dirasakan tetapi akan muncul dikemudian hari setelah cat
sudah diaplikasikan.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari masih terdapat kelemahan-
kelemahan. Untuk itu, saya sangat mengharapkan saran dan masukan dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini dikemudian hari. Atas saran dan
masukannya, saya selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih.
19
DAFTAR PUSTAKA
20