Anda di halaman 1dari 4

PERITONITIS

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

UPT. PUSKESMAS dr. Hj. Ike Puri Purnama Dewi


UJUNGBERUNG INDAH NIP. 19800318 200604 2 005
1. Pengertian Penanganan Peritonitis adalah langkah-langkah yang
dilakukan petugas dalam melakukan penatalaksanaan
kasus Peritonitis.
Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum, yaitu lapisan
serosa yang menutupi rongga abdomen dan organ-organ
abdomen di dalamnya. Peritonitis dapat disebabkan oleh
kelainan di dalam abdomen berupa inflamasi dan
penyulitnya misalnya perforasi appendicitis, perforasi
tukak lambung, perforasi tifus abdominalis, ileus obstruktif
serta perdarahan oleh karena perforasi organ berongga
karena trauma abdomen.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam melakukan
penatalaksaan kasus peritonitis di UPT Puskesmas
Ujungberung Indah.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Ujungberung Indah Nomor
tentang Peritonitis.
4. Referensi PMK no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis.
Nyeri hebat pada abdomen yang dirasakan terus-menerus
selama beberapa jam, dapat hanya di satu tempat atau
tersebar di seluruh abdomen. Intensitas nyeri semakin
kuat, saat penderita bergerak seperti bernafas, batuk,
berjalan, atau mengejan
Bila terjadi peritonitis bakterial suhu badan penderita akan
naik dan terjadi takikardi, hipotensi, dan penderita tampak
letargik dan syok.
Mual dan muntah terjadi karena kelainan patologik organ
visera atau akibat iritasi peritoneum.
Kesulitan bernafas disebabkan oleh adanya cairan di
dalaam abdomen, yang dapat mendorong diafragma.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
a. Pasien tampak letargis dan kesakitan.
b. Dapat ditemukan adanya demam.
c. Distensi abdomen disertai nyeri tekan dan nyeri
lepas abdomen.
d. Adanya defans muskuler.
e. Hipertimpani pada perkusi abdomen.
f. Pekak hati dapat menghilang akibat adanya udara
bebas dibawah diafragma.
g. Bising usus menurun atau menghilang.
h. Rigiditas abdomen atau disebut ‘perut papan’ terjadi
akibat kontraksi dinding otot abdomen secara
volunteer sebagai respon/ antisipasi terhadap
penekanan pada dinding abdomen ataupun
involunter sebagai respon terhadap iritasi
peritoneum.
i. Pada rectal toucher akan terasa nyeri di semua arah,
dengan tonus muskulus sfingter ani menurun, dan
ampula recti berisi udara.
3. Petugas menegakkan diagnose.
Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnnesis dan
pemeriksaan fisik dari tanda-tanda khas yang ditemukan
pada pasien.
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan di layanan primer
karena menghindari keterlambatan dalam melakukan
rujukan.
Komplikasi : septikemia dan syok.
4. Petugas melakukan penanganan awal.
Setelah penegakan diagnosis petugas melakukan
penatalaksanaan awal seperti berikut:
a. Memperbaiki keadaan umum pasien.
b. Pasien puasa.
c. Dekompresi saluran cerna dengan pipa nasogastrik.
d. Penggantian cairan elektrolit yang hilang yang
dilakukan intravena.
e. Pemberian antibiotika spectrum luas secara
intravena.
f. Tindakan-tindakan untuk menghilangkan nyeri
dihindari untuk mengindari tersamarnya gejala.
5. Petugas melakukan rujukan.
Pasien segera dirujuk setelah penegakan diagnosis.
Rujukan ke fasilitas kesehatan sekunder yang memiliki ahli
bedah.
6. Petugas menulis semua hasil pemeriksaan dan terapi ke
dalam status rekam medis pasien.
6. Unit Terkait 1. Poli Umum
2. Ruang Tindakan/UGD

7. Dokumen Terkait 1. Rekam Medis


2. Blangko Resep
3. Blangko Rujukan

8. Rekaman Historis Perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai diberlakukan

PERITONITIS
DAFTAR No. Dokumen :
No. Revisi :
TILIK
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT. PUSKESMAS dr. Hj. Ike Puri Purnama Dewi


UJUNGBERUNG INDAH NIP. 19800318 200604 2 005
No Langkah Kegiatan Ya Tidak Tidak
Berlaku
1. Apakah petugas menanyakan keluhan
2. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik
3. Apakah petugas menentukan diagnosis klinis
4. Apakah petugas menentukan rencana
penatalaksanaan
5. Apakah petugas melakukan penanganan awal
6. Apakah petugas melakukan rujukan ke fasilitas
kesehatan layanan sekunder
7. Apakah petugas mencatat semua hasil
pemeriksaan dan terapi yang telah diberikan ke
dalam status rekam medis pasien
CR: …………………………………………%.

Bandung,……………………
Pelaksana/ Auditor

(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai