Anda di halaman 1dari 2

PROSEDUR KLINIS PENANGANAN

PERITONITIS
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TglTerbit :
Halaman :
Ditetapkan oleh
Kepala PKM Lemito
PUSKESMAS LEMITO
Sherly Febriyanti Soga,SKM
NIP. 19860706 201101 2 002
1. Pengertian Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum. Peritonitis dapat disebabkan oleh
kelainan di dalam abdomen berupa inflamasi dan penyulitnya misalnya perforasi
apendisitis, perforasi tukak lambung, perforasi tifus abdominalis. Ileus obstruktif
dan perdarahan oleh karena perforasi organ berongga karena trauma abdomen.
2. Tujuan Sebagai acuan atau pedoman dalam penatalaksanaan penyakit peritonitis
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Lemito
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan No. 514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur A. Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1. Nyeri hebat pada abdomen yang dirasakan terus-menerus selama beberapa
jam, dapat hanya di satu tempat ataupun tersebar di seluruh abdomen.
Intensitas nyeri semakin kuat saat penderita bergerak seperti jalan,
bernafas, batuk, atau mengejan.
2. Bila telah terjadi peritonitis bakterial, suhu badan penderita akan naik dan
terjadi takikardia, hipotensi dan penderita tampak letargik dan syok.
3. Mual dan muntah timbul akibat adanya kelainan patologis organ visera
atau akibat iritasiperitoneum.
4. Kesulitan bernafas disebabkan oleh adanya cairan dalam abdomen, yang
dapat mendorong diafragma.
B. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Pasien tampak letargik dan kesakitan
2. Dapat ditemukan demam
3. Distensi abdomen disertai nyeri tekan dan nyeri lepas abdomen
4. Defans muskular
5. Hipertimpani pada perkusi abdomen
6. Pekak hati dapat menghilang akibat udara bebas di bawah diafragma
7. Bising usus menurun atau menghilang
8. Rigiditas abdomen atau sering disebut perut papan
9. Pada colok dubur akan terasa nyeri di semua arah, dengan tonus muskulus
sfingter ani menurun dan ampula rekti berisi udara.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan di layanan primer untuk menghindari
keterlambatan dalam melakukan rujukan.
C. Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis dan pemeriksaan fisik dari tanda-tanda
khas yang ditemukan pada pasien.
Diagnosis Banding: -
Komplikasi
1. Septikemia
2. Syok

D. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Pasien segera dirujuk setelah penegakan diagnosis dan penatalaksanaan awal
seperti berikut:
1. Memperbaiki keadaan umum pasien
2. Pasien puasa
3. Dekompresi saluran cerna dengan pipa nasogastrik atau intestinal
4. Penggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang dilakukan secara
intravena
5. Pemberian antibiotik spektrum luas intravena.
6. Tindakan-tindakan menghilangkan nyeri dihindari untuk tidak
menyamarkan gejala

Kriteria Rujukan
Rujuk ke layanan sekunder yang memiliki dokter spesialis bedah.
E. Peralatan
Nasogastric Tube
F. Prognosis
Prognosis untuk peritonitis adalah dubia ad malam.
6. Unit Terkait Rawat Inap, Rawat Jalan, UGD, Farmasi

Anda mungkin juga menyukai