Proyek Senen Ciputra (Koresi-1)
Proyek Senen Ciputra (Koresi-1)
Membangun Bisnis
Bagian 1
Pengantar
Lantaran khawatir modal awal habis tergerus inflasi yang tinggi dan
ada kewajiban membayar bunga pinjaman dari PT Taspen, Ciputra
memutar otak untuk memanfaatkan uang yang ada. PT Pembangunan Jaya
memutuskan membangun perumahan sebanyak 26 kavling berukuran 50 x
75 meter di daerah Slipi. Pembelinya sejumlah bank seperti BNI, BRI, Bank
Bumi Daya dan Bapindo. “Saya yang membangun perumahan itu,
kemudian bagian marketing menjual ke bank-bank,” ujar Hiskak
Secakusuma, insinyur sipil lulusan ITB yang bergabung ke PT
Pembangunan Jaya pada awal 1963. Perumahan itu dikenal sebagai proyek
real estate pertama yang dibangun oleh swasta di Indonesia. Sampai
sekarang deretan rumah itu masih terlihat di tepi Jalan Mayjen S Parman,
Slipi. “Tapi waktu itu nama Jalan Mayjen S. Parman belum ada dan
jalannya pun belum jadi,” ujar Soekrisman, arsitek lulusan Australia yang
masuk PT Pembangunan Jaya pada 1965.
Hasil penjualan rumah di Slipi kemudian dipakai untuk membiayai
pembebasan lahan Proyek Senen. Ciputra mempercayakan kegiatan
pembebasan lahan itu kepada Soekrisman. Pekerjaan ini tak mudah. Boleh
dibilang inilah penggusuran pertama dalam sejarah Indonesia modern.
Soekrisman memulai dengan mendata kepemilikan rumah tinggal dan
toko. Pedagang dan penduduk harus dipindahkan ke Kramat Sentiong dan
Johar Baru yang letaknya tak jauh dari Senen. Sedangkan sekitar 30 ribu
makam cina dipindahkan ke daerah Jelambar. Ketika buldoser mengeruk
kuburan cina, banyak penduduk berdatangan untuk mengambil perhiasan
yang, sesuai tradisi Cina, dulu ikut ditanam di makam itu. “Mereka
rayahan (rebutan –red),” ujar Soekrisman. “Gubernur Soemarno
mengadakan acara doa minta izin arwah untuk memindahkan makam,”
kata Hiskak Secakusuma yang akrab disapa Seca.
Kutipan:
“Dia tidak tahu tentang properti tapi bicaranya mau mendominasi terus.
Saya adu argumen dengan dia. Dia gebuk meja, berdiri dan berteriak,
’kamu anak kemarin merasa lebih pintar dari saya ya?!’”
Kutipan:
*****