Anda di halaman 1dari 10

Makalah Masa Pemerintahan Megawati Soekarno Putri

“MASA PEMERINTAHAN MEGAWATI


SOEKARNO PUTRI”

Disusun Oleh:

...............................
.....................................
.......................................
..................................................
........................................................
.................................................................

KELAS XII IPA

SMA NEGERI 2 BANYUASIN I


TAHUN AJARAN 2022/2023
“MEGAWATI SOEKARNO PUTRI “

A. Latar Belakang Megawati Soekarno Putri


Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau umumnya
lebih dikenal sebagai Megawati Soekarnoputri atau biasa disapa dengan
panggilan “Mbak Mega” (lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947; umur 69 tahun)
adalahPresiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli 2001 — 20
Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan anak dari
presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang kemudian mengikuti jejak ayahnya
menjadi Presiden Indonesia. Pada 20 September 2004, ia kalah suara dari Susilo
Bambang Yudhoyono dalam Pemilu Presiden 2004 putaran yang kedua.
Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada
tahun 2001. Sidang Istimewa MPR ini diadakan dalam menanggapi langkah
Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR/DPR
dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999–
2001, ia menjabat Wakil Presiden pada pemerintahan PresidenAbdurrahman
Wahid (Gus Dur).
Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDI-P) sejak memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999.
Pendidikan :
· SD Perguruan Cikini Jakarta, (1954-1959)
· SLTP Perguruan Cikini Jakarta, (1960-1962) R SLTA Perguruan Cikini Jakarta,
(1963-1965)
· Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung, (1965- 1967), (tidak
selesai)
· Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta, (1970- 1972), (tidak
selesai)
Karier :
· Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Bandung), (1965)
· Anggota DPR-RI, (1993)
· Anggota Fraksi PDI Komisi IV
· Ketua DPC PDI Jakarta Pusat, Anggota Fraksi PDI DPR- RI, (1987-1997)
· Ketua Umum PDI versi Kongres Luar Biasa (KLB) PDI di Surabaya (1993-
sekarang)
· PDI yang dipimpinnya berganti nama menjadi PDI Perjuangan pada 1999-
sekarangWakil Presiden Republik Indonesia, (Oktober 1999-23 Juli 2001)
Presiden Republik Indonesia ke-5, (23 Juli 2001-2004)

B. KEBIJAKAN
1. Bidang Ekonomi
· Untuk mengatasi utang luar negeri sebesar 150,80 milyar US$ yang
merupakan warisan Orde baru, dikeluarkan kebijakan yang berupa penundaan
pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar, sehingga hutang luar negeri dapat
berkurang US$ 34,66 milyar.
· Untuk mengatasi krisis moneter, Megawati berhasil menaikkan pendapatan
per kapita sebesar US$ 930. Kurs mata uang rupiah dapat diturunkan menjadi Rp
8.500,00.
· Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan nilai inflasi,
dikeluarkan kebijakan yang berupa privatisasi terhadap BUMN dengan
melakukan penjualan saham Indosat sehingga hutang luar negeri dapat
berkurang.
· Memperbaiki kinerja ekspor, sehingga ekspor di Indonesia dapat
ditingkatkan.
· Untuk mengatasi korupsi, dibentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
· Memutuskan hubungan kerja dengan IMF
· Melakukan restrukturisasi dan reformasi sektor keuangan dengan
melakukan pembaruan ketentuan perundang – undangan.
· Meningkatkan pendapatan melalui pajak, cukai, dan kepabeanan.
· Menciptakan situasi kondusif bagi investor,
· Meningkatkan kegiatan ekspor.
· Mendorong kemajuan usaha kecil dan menengah.
· Kerjasama ekonomi dan politik juga dilakukan diluar blok AS dan
sekutunya, seperti kerjasama pembelian pesawat Sukhoi dengan Rusia dan
kerjasama perdagangan dengan China.

2. Bidang Politik
• Mengadakan pemilu yang bersifat demokratis yang dilaksanakan tahun 2004
dan melalui dua periode yaitu :
a) Periode pertama untuk memilih anggota legislatif secara langsung.
b) Periode kedua untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung.
Pemilu tahun 2004 merupakan pemilu pertama
• Memelihara dan memantapkan stabilitas Nasional.
• Menjaga keutuhan NKRI.
• Mendukung dana, tenaga, dan sumber daya lain untuk suksesnya penerapan
UU tersebut. Segi yang lain, PNS dan TNI diharuskan netral dari politik.
• Melanjutkan amandemen UUD 1945
• Meluruskan otonomi daerah.
C. Keberhasilan Dan Kegagalan Megawati Soekarno Putri
1. Mendirikan Lembaga pemberantas korupsi KPK pada tahun 2003, karena
Megawati Soekarnoputri melihat institusi Jaksa & Polri saat itu terlalu
kotor, sehingga untuk menangkap koruptor dinilai tak mampu, namun
jaksa dan Polri sulit dibubarkan, sehingga dibentuk lah KPK.
2. Menghentikan aktivitas pertambangan Freeport di Papua karena
dianggap melanggar aturan Internasional tentang AMDAL (dampak
lingkungan). Lantas anehnya kemudian aktivitas Freeport dibuka kembali
di masa rezim SBY-JK
3. Menghentikan kontrak pertambangan minyak Caltex di Blok Natuna
Kepri. Anehnya, kemudian kontrak Natuna disambung kembali oleh SBY-
JK diberikan kepada ExxonMobile
4. Menghentikan kontrak pertambangan Migas Caltex di Riau daratan.
Anehnya, kemudian kontrak migas Riau disambung kembali oleh SBY-JK
dan diberikan kepada Chevron
5. Membubarkan BUMN terkorup pada masa itu yaitu Indosat karena
merugikan negara puluhan Trilyun& banyak praktek ilegal di Indosat.
Asset dari pembubaran BUMN korup Indosat kemudian dipakai untuk
membayar hutang negara yang saat itu jatuh tempo. Kemudian sebagai
ganti Indosat dibuat lembaga yang lain yaitu Satelindo.
6. Menangkap 17 jenderal korup (termasuk jenderal ketua PBSI) yang
dicokok langsung saat Thomas Cup di Singapura, dan menangkap Ketua
Partai Golkar Akbar Tanjung yang terlibat korupsi dana JPS senilai Rp40
milyar. Dampaknya, pada pemilu berikutnya Megawati dijegal Black
Campaign buatan Golkar sebagai balas dendam dari para jenderal &
partai Golkar
7. Megawati membawa Indonesia berhasil keluar dari IMF pada tahun 2003
yang menandakan Indonesia sudah keluar dari krisis 1998 dan Indonesia
yang lebih mandiri. Berani menghentikan hutang baru. (Zero hutang /
tidak meminjam selama kepemimpinannya)
8. Menangkap 21 pengemplang BLBI antara lain : David Nusa Wijaya,
Hendrawan, Atang Latief, Uung Bursa, Prayogo Pangestu, Syamsul
Nursalim, Hendra Rahardja, Sudwikatmono, Abdul Latief, dsb… (BLBI
dikucurkan oleh Suharto tahun 1996 sebesar 600 Trilyun). Namun dalam
masa rezim SBY-JK, para pengemplang BLBI tersebut diundang ke istana
oleh SBY-JK tahun 2007 dengan istilah “gelar karpet merah” undangan
jauman makan. Dan lepaslah para pengemplang yang merugikan negara
tersebut
9. Mega mengeluarkan Keppres no 34 Tahun 2004 tentang penertiban
bisnis TNI. Dimana aparat TNI sering dipakai untuk memback-up ilegal
logging& kejahatan lainnya ditindak tegas dengan pemecatan ditambah
kurungan penjara.
10. Mendirikan Akademi Intelijen yang pertama di Indonesia.
11. Melakukan pembangunan infrastruktur yang vital setelah pembangunan
berhenti sejak 1998. Diantaranya Tol Cipularang (Cikampek-Bandung)
sekaligus dalam rangka peringatan KAA, Jembatan Surabaya Madura
(Suramadu), Tol Cikunir, Rel ganda kereta api. Dimulainya membenahi
sistem transportasi dengan Busway di Jakarta. (selanjutnya Jembatan
Suramadu rampung pembangunannya setelah Mega selesai menjabat).
12. Mengembalikan proporsi pendapatan Gas Arun sebagian besar kepada
rakyat Aceh dengan status daerah Otonomi Khusus dan menangkap
petinggi GAM dan anggota GAM yang bersenjata dan yang sering
melakukan pembakaran dan penarikan pajak tidak sah, dengan
melibatkan wartawan dan jurnalis untuk pengecekan pelanggaran HAM.
Berhasil membebaskan turis yang disandera GAM. Sepertinya ibu
Megawati sudah lama memikirkan Aceh, dan pidato Ibu Presiden Cut
Nyak Megawati di Aceh menggelegar di siang bolong membangunkan
dan memberikan harapan bagi rakyat Aceh.
13. Paling Banyak Undang-Undang yang telah disahkan (sekitar 40 UU dan 20
Keppres) dalam waktu 3 tahun untuk memberikan kondisi kondusif bagi
legislatif menjalankan fungsinya
14. Penghargaan Internasional sebagai Top 8 mostpowerfulwomen in
theworld dan artikel majalah Time sebagai
theprincesswhosettledfortheprecidency.

KEGAGALAN
• Salah satu hal yang paling mencolok tentang maraknya privatisasi BUMN.
Kebijakan privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara umum dapat
diartikan bahwa kepemilikan BUMN oleh negara dihilangkan atau paling tidak
diminimalisir karena kepemilikan atau pengelolaan berpindah ke tangan swasta.
Kepemilikan publik berubah menjadi kepemilikan privat. Hal ini dapat dikatakan
menyimpang karena pada dasarnya BUMN adalah salah satu sarana pemasukan
kepada Negara yang harus dipertimbangkan dengan seksama. Kurangnya
pemahaman dalam bidang ekonomi sehingga keputusan yang di ambil tidak
berpihak kepada rakyat
• kebijakan privatisasi PT. Semen Gresik dan PT Indosat. Privatisasi juga
banyak dikecam karena dipandang merugikan negara triliunan rupiah akibat
harga jualnya yang terlalu murah. Keputusan pemerintah pada waktu itu untuk
menjual PT Semen Gresik dan PT Indosat sebagai cara cepat untuk mendapatkan
dana segar guna menutupi defisit APBN cenderung tidak menunjukkan langkah
strategis ke depan yang ingin dicapai pemerintah dalam konteks perencanaan
pembangunan, khususnya di sektor industri. Privatisasi tersebut juga sangat elitis
dan tidak melibatkan partisipasi masyarakat luas dalam hal kepemilikan saham.
• Terdapat kepentingan ekonomi dan politik dibelakang pemerintahannya.
• Dianggap gagal melaksanakan agenda reformasi dan tidak mampu
mengatasi krisis bangsa
• Pada masanya, megawati melakukan kebijakan menjual aset-aset negara
( Misal TELKOM) sehinggakepemilikan sebagian jatuh ke tangan asing
• Lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan merupakan salah satu kegagalan yang
sangat besar dari pemerintahan Megawati

D. Karier politik
1986
Tahun 1986 ia mulai masuk ke dunia politik, sebagai wakil ketua PDI
Cabang Jakarta Pusat. Karier politiknya terbilang melesat. Mega hanya butuh
waktu satu tahun menjadi anggota DPR RI.
1993
Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya 1993,
Megawati terpilih secaraaklamasi sebagai Ketua Umum PDI.
1996
Namun, pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Mega sebagai Ketua
Umum PDI. Mega pun didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada tahun 1996,
yang memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI.
Mega tidak menerima pendongkelan dirinya dan tidak mengakui Kongres
Medan. Ia masih merasa sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor dan
perlengkapannya pun dikuasai oleh pihak Mega. Pihak Mega tidak mau surut
satu langkah pun. Mereka tetap berusaha mempertahankan kantor DPP PDI.
Namun, Soerjadi yang didukung pemerintah memberi ancaman akan merebut
secara paksa kantor DPP PDI yang terletak di Jalan Diponegoro.
Ancaman Soerjadi kemudian menjadi kenyataan. Tanggal 27 Juli 1996
kelompok Soerjadi benar-benar merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega.
Aksi penyerangan yang menyebabkan puluhan pendukung Mega meninggal itu,
berbuntut pada kerusuhan massal di Jakarta yang dikenal dengan nama Peristiwa
27 Juli. Kerusuhan itu pula yang membuat beberapa aktivis mendekam di
penjara.
Peristiwa penyerangan kantor DPP PDI tidak menyurutkan langkah Mega.
Malah, ia makin mantap mengibarkan perlawanan. Ia memilih jalur hukum,
walaupun kemudian kandas di pengadilan. Mega tetap tidak berhenti. Tak pelak,
PDI pun terpisah menjadi PDI di bawah Soerjadi dan PDI pimpinan Mega.
Pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Namun,
massa PDI lebih berpihak pada Mega.
1997
Keberpihakan massa PDI kepada Mega makin terlihat pada pemilu 1997.
Perolehan suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam. Sebagian massa Mega
berpihak ke Partai Persatuan Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah
“Mega Bintang”. Mega sendiri memilih golput saat itu.
Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan
berhasil memenangkan pemilu. Meski bukan menang telak, tetapi ia berhasil
meraih lebih dari tiga puluh persen suara. Massa pendukungnya, memaksa
supaya Mega menjadi presiden. Mereka mengancam, kalau Mega tidak jadi
presiden akan terjadi revolusi.
Namun alur yang berkembang dalam Sidang Umum 1999 mengatakan
lain, dan memilih KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden. Ia kalah tipis dalam
voting pemilihan presiden adalah 373 banding 313 suara.
2001
Pelantikan Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2001.
Namun, waktu juga yang berpihak kepada Megawati Sukarnoputri. Ia
tidak harus menunggu lima tahun untuk menggantikan posisi Presiden
Abdurrahman Wahid, setelah Sidang Umum 1999 menggagalkannya menjadi
Presiden. Sidang Istimewa MPR, Senin (23/7/2001), telah menaikkan statusnya
menjadi Presiden, setelah Presiden Abdurrahman Wahid dicabut mandatnya
oleh MPR RI.
2004
Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin menguatnya
konsolidasi demokrasi di Indonesia, dalam masa pemerintahannyalah, pemilihan
umum presiden secara langsung dilaksanakan dan secara umum dianggap
merupakan salah satu keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia. Ia
mengalami kekalahan (40% - 60%) dalam pemilihan umum presiden 2004
tersebut dan harus menyerahkan tonggak kepresidenan kepada Susilo Bambang
Yudhoyono mantan Menteri Koordinator pada masa pemerintahannya.
2014
Megawati dan PDI-P menunjuk Joko Widodo untuk maju dalam Pemilihan
umum Presiden Indonesia 2014. Akhirnya melalui proses pemilu yang cukup
panjang, Joko Widodo dan Jusuf Kalla terpilih menjadi Presiden dan Wakil
Presiden periode 2014 – 2019.
Pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI-P, Semarang, Jawa Tengah,
20 September 2014, Megawati ditunjuk kembali untuk menjadi Ketua Umum
PDI-P periode 2015-2020.[9]

Anda mungkin juga menyukai