Anda di halaman 1dari 22

Kebijakan pemerintahan

Presiden Megawati
- Ari Destriadi – Rina Millen – Nelly Cong – Shima Kurniasari – Ari Gunawan -
Kebijakan Dalam Bidang Politik

Banyak sekali kebijakan – kebijakan dalam bidang politik yang diberikan Megawati Soekarno
Putri pada masa pemerintahannya, kebijakan – kebijakan itu ialah
a. Mengadakan pemilu yang bersifat demokratis yang dilaksanakan tahun 2004 dan
melalui dua periode yaitu :
a) Periode pertama untuk memilih anggota legislatif secara langsung.
b) Periode kedua untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. Pemilu
tahun 2004 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan secara langsung artinya rakyat
langsung memilih pilihannya.
b. Pemerintahan Megawati berakhir setelah hasil pemilu 2004 menempatkan pasangan
Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla sebagai pemenang. Hal ini merupakan babak
baru pemerintahan di Indonesia dimana Presiden dan Wakil Presiden terpilih dipilih langsung
oleh rakyat.
c. Memelihara dan menetapkan stabilitas Nasional.
d. Menjaga keutuhan NKRI
e. Membangun tatanan politik baru, dalam hal ini usaha yang dilakukan
dengan mengeluarkan undang - undang baru yakni :
1. UU No. 12 Tahun 2003 tentang pemilihan umum
2. UU No. 22 Tahun 2003 tentang susunan dan kedudukan DPR/MPR
3. UU No. 23 Tahun 2003 tentang pemilihan presiden dan wakil presiden
f. Mendukung dana, tenaga, dan sumberdaya lain untuk suksesnya penerapan
UU tersebut. Dari segi yang lain, PNS dan TNI diharuskan netral dari politik
g. Melanjutkan amandemen UUD 1945
h. Meluruskan otonomi daerah
Perkembangan politik

• Konflik Poso
Permasalahan keamanan tingkat lokal yaitu konflik di Poso, Sulawesi
tengah. Latar belakang terjadinya konflik, mulai dari SARA,
kesenjangan dalam hal politik dan pemerintahan, sosial ekonomi,
hingga terorisme. Konflik poso pertama terjadi antara 25-29
Desember 1998, kedua 17-21 April 2000, ketiga 16 Mei – 15 Juni
2000.
• Masalah Terorisme
Disamping Konflik Poso, masalah keamanan dalam negeri masa
pemerintahan Megawati juga terganggu oleh berkembangnya
aktivitas terorisme. Sepanjang tahun 2000-2004, meliputi sebagai
berikut :
1. Bom Kedubes Philipina (1 Agustus 2000)
2. Bom Kedubes Malaysia (27 Agustus 2000)
3. Bom Bursa efek Jakarta(13 September 2000)
4. Bom malam natal ( 24 Desember 2000)
5. Bom Plaza Atrium Senen ( 23 September 2001)
6. Bom Bali ( 12 Oktober 2002) menewaskan 202 orang mayoritas warga
Australia
7. Bom J.W. Marriot (5 Agustus 2003) yang menewaskan 11 orang.
• Pembentukan Kabinet gotong royong
Kabinet gotong royong di bentuk pada tanggal 10 Agustus 2001 dan
berakhir pada tahun 2004 seiringnya lengser Megawati pada saat itu.
• Mendirikan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK )
KPK didirikan pada tahun 2003 oleh Presiden Megawati, yang
didasari karna institusi jaksa dan polri yang terlalu kotor, sehingga
untuk menangkap koruptor dinilai tidak mampu, namun jaksa dan
polri sulit dibubarkan oleh karna itu dibentuklah KPK.
Bidang Ekonomi

Untuk mengatasi masalah ekonomi yang tidak stabil, ada beberapa kebijakan yang
dikeluarkan Megawati yaitu :
a) Untuk mengatasi utang luar negeri sebesar 150,80 milyar US$ yang merupakan
warisan Orde baru, dikeluarkan kebijakan yang berupa penundaan pembayaran utang
sebesar US$ 5,8 milyar, sehingga hutang luar negeri dapat berkurang US$ 34,66 milyar.
b) Untuk mengatasi krisis moneter, Megawati berhasil menaikkan pendapatan per
kapita sebesar US$ 930. Kurs mata uang rupiah dapat diturunkan menjadi Rp 8.500,00.
c) Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan nilai inflasi, dikeluarkan
kebijakan yang berupa privatisasi terhadap BUMN dengan melakukan penjualan saham
Indosat sehingga hutang luar negeri dapat berkurang.
d) Memperbaiki kinerja ekspor, sehingga ekspor di Indonesia dapat ditingkatkan.
e) Untuk mengatasi korupsi, dibentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
f) Memutuskan hubungan dengan IMF.
g) Melakukan restrukturisasi dan reformasi sector keuangan
dengan melakukan pembaharuan ketentuan perundang-undangan.
h) Meningkatkan pendapatan melalui pajak, cukai, dan
kepabeanan
i) Menciptakan situasi kondusif bagi investor.
j) Meningkatkan kegiatan ekspor.
k) Mendorong kemajuan usaha kecil dan menengah.
Kerjasama ekonomi dan politik juga dilakukan diluar blok AS dan
sekutunya, seperti kerjasama pembelian pesawat sukhoi dengan
Rusia dan kerjasama perdagangan dengan China
Keberhasilan Dan Kegagalan Megawati
Soekarno Putri
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri pernah menjabat sebagai Wakil
Presiden 1999-2002 & sebagai Presiden RI 2002-2004. Track Record
Megawati selama memimpin RI yang hanya selama 2 tahun :
1. Mendirikan Lembaga pemberantas korupsi KPK pada tahun 2003,
karena Megawati Soekarnoputri melihat institusi Jaksa & Polri saat itu
terlalu kotor, sehingga untuk menangkap koruptor dinilai tak mampu,
namun jaksa dan Polri sulit dibubarkan, sehingga dibentuk lah KPK.
2. Menghentikan aktivitas pertambangan Freeport di Papua karena
dianggap melanggar aturan Internasional tentang AMDAL (dampak
lingkungan). Lantas anehnya kemudian aktivitas Freeport dibuka kembali
di masa rezim SBY-JK.
3. Menghentikan kontrak pertambangan minyak Caltex di Blok Natuna Kepri. Anehnya,
kemudian kontrak Natuna disambung kembali oleh SBY-JK diberikan kepada
ExxonMobile.
4. Menghentikan kontrak pertambangan Migas Caltex di Riau daratan. Anehnya,
kemudian kontrak migas Riau disambung kembali oleh SBY-JK dan diberikan kepada
Chevron.
5. Membubarkan BUMN terkorup pada masa itu yaitu Indosat karena merugikan negara
puluhan Trilyun & banyak praktek ilegal di Indosat. Asset dari pembubaran BUMN korup
Indosat kemudian dipakai untuk membayar hutang negara yang saat itu jatuh tempo.
Kemudian sebagai ganti Indosat dibuat lembaga yang lain yaitu Satelindo.
6. Menangkap 17 jenderal korup (termasuk jenderal ketua PBSI) yang dicokok langsung
saat Thomas Cup di Singapura, dan menangkap Ketua Partai Golkar Akbar Tanjung yang
terlibat korupsi dana JPS senilai Rp40 milyar. Dampaknya, pada pemilu berikutnya
Megawati dijegal Black Campaign buatan Golkar sebagai balas dendam dari para
jenderal & partai Golkar.
7. Megawati membawa Indonesia berhasil keluar dari IMF pada tahun 2003 yang
menandakan Indonesia sudah keluar dari krisis 1998 dan Indonesia yang lebih
mandiri. Berani menghentikan hutang baru. (Zero hutang / tidak meminjam
selama kepemimpinannya).
8. Menangkap 21 pengemplang BLBI antara lain : David Nusa Wijaya, Hendrawan,
Atang Latief, Uung Bursa, Prayogo Pangestu, Syamsul Nursalim, Hendra Rahardja,
Sudwikatmono, Abdul Latief, dsb… (BLBI dikucurkan oleh Suharto tahun 1996
sebesar 600 Trilyun). Namun dalam masa rezim SBY-JK, para pengemplang BLBI
tersebut diundang ke istana oleh SBY-JK tahun 2007 dengan istilah “gelar karpet
merah” undangan jauman makan. Dan lepaslah para pengemplang yang merugikan
negara tersebut.
9. Mega mengeluarkan Keppres no 34 Tahun 2004 tentang penertiban bisnis TNI.
Dimana aparat TNI sering dipakai untuk memback-up ilegal logging & kejahatan
lainnya ditindak tegas dengan pemecatan ditambah kurungan penjara.
10. Mendirikan Akademi Intelijen yang pertama di Indonesia.
11. Melakukan pembangunan infrastruktur yang vital setelah pembangunan
berhenti sejak 1998. Diantaranya Tol Cipularang (Cikampek-Bandung) sekaligus
dalam rangka peringatan KAA, Jembatan Surabaya Madura (Suramadu), Tol
Cikunir, Rel ganda kereta api. Dimulainya membenahi sistem transportasi dengan
Busway di Jakarta. (selanjutnya Jembatan Suramadu rampung pembangunannya
setelah Mega selesai menjabat).
12. Mengembalikan proporsi pendapatan Gas Arun sebagian besar kepada rakyat
Aceh dengan status daerah Otonomi Khusus dan menangkap petinggi GAM dan
anggota GAM yang bersenjata dan yang sering melakukan pembakaran dan
penarikan pajak tidak sah, dengan melibatkan wartawan dan jurnalis untuk
pengecekan pelanggaran HAM. Berhasil membebaskan turis yang disandera GAM.
Sepertinya ibu Megawati sudah lama memikirkan Aceh, dan pidato Ibu Presiden
Cut Nyak Megawati di Aceh menggelegar di siang bolong membangunkan dan
memberikan harapan bagi rakyat Aceh.
• Namun pada sisi lain, banyak juga hal yang gagal dicapai Megawati
dalam masa pemerintahannya. Salah satu hal yang paling
mencolok dalam pemerintahan Megawati Soekarnoputri adalah
tentang maraknya privatisasi BUMN. Kebijakan privatisasi Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) secara umum dapat diartikan bahwa
kepemilikan BUMN oleh negara dihilangkan atau paling tidak
diminimalisir karena kepemilikan atau pengelolaan berpindah ke
tangan swasta. Kepemilikan publik berubah menjadi kepemilikan
privat. Hal ini dapat dikatakan menyimpang karena pada dasarnya
BUMN adalah salah satu sarana pemasukan kepada Negara yang
harus dipertimbangkan dengan seksama.
• Penyimpangan ini terjadi misalnya dalam kebijakan privatisasi PT.
Semen Gresik dan PT Indosat. Privatisasi juga banyak dikecam
karena dipandang merugikan negara triliunan rupiah akibat harga
jualnya yang terlalu murah. Keputusan pemerintah pada waktu itu
untuk menjual PT Semen Gresik dan PT Indosat sebagai cara cepat
untuk mendapatkan dana segar guna menutupi defisit APBN
cenderung tidak menunjukkan langkah strategis ke depan yang
ingin dicapai pemerintah dalam konteks perencanaan
pembangunan, khususnya di sektor industri. Privatisasi tersebut
juga sangat elitis dan tidak melibatkan partisipasi masyarakat luas
dalam hal kepemilikan saham.
• Banyak kalangan menilai pemerintahan Megawati gagal, walaupun
Megawati berpendapat bahwa Ia hanya meneruskan pemerintahan
Abdurrahman Wahid sehingga tidak optimal. Kegagalan itu dapat dilihat
dari aksi-aksi mahasiswa yang mengkritisi pemerintahan Megawati saat
itu menunjukkan eskalasi. Protes mahasiswa menyangkut prakti KKN
yang diindikasikan semakin marak, privatisasi BUMN yang semakin
intensif, penanganan BLBI yang terkesan kian longgar, serta harga-harga
barang yang terus membumbung. Hal ini juga terkait dengan kebijakan
pemerintah yang menaikan harga BBM dan kemudian disusul kenaikan
TDL dan telepon sehingga kehidupan, khususnya kaum bawah menjadi
susah.
Kebijakan megawati dalam bidang sosial

• Departemen Pendidikan Nasional telah merekrut guru baru


sejumlah 4110 orang degnan penempatan di Aceh dan menyiapkan
sekitar 3000 guru aktif dari daerah lain untuk mengajar di daerah
konflik seluruh Aceh. Ada sekitar 506 bangunan sekolah di seluruh
MAD terbakar, atau 10% dari total bangunan sekolah di seluruh
NAD. Rehabilitasi fisik sekolah baru akan dimulai awal 2004 dan
diperkirakan membutuhkan waktu satu tahun serta dana lebih dari
Rp 300 miliar untuk menyelesaikannya.
Kebijakan megawati dalam bidang budaya

• Pada saat Indonesia dipimpin oleh Presiden Megawati, masyarakat


berpegang pada kebudayaan indonesia. Pada masa pemerintahan
Megawati, pemerintah mencanangkan bahwa tahun 2004 sebagai tahun
budaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pencanangan tahun
budaya itu dilakukan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, I Gede
Ardika, pada tanggal 23 Februari 2004 di Gedung Prof. Dayan Dawood,
Unsyiah, Banda Aceh. Momentum tahun 2004 sebagai tahun kebudayaan
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan suatu kesadaran untuk
menggali kembali nilai-nilai budaya asli daerah Aceh yang juga budaya
nasional serta komitmen untuk menyelesaikan berbagai persoalan, baik
sosial politik dan kesejahteraan atau pembangunan Aceh melalui
pendekatan budaya dan adat yang diyakini dan berlaku secara turun
temurun sekaligus etentitas masyarakat Aceh.
Masalah-masalah lainnya bisa dijelaskan
sebagai berikut :

• Kinerja megawati dalam memimpin pemerintahan (2001-2004)


memang tidak bisa membuktikan kepada publik bahwa ia memiliki
kesamaan kapasitas dengan gaya kepemimpinan bung Karno.
• Kekecewaan simpatisan partai dari kalangan wong cilik terhadap
anggota-anggota parlemen yang tidak mengesankan layaknya wakil
rakyat.
• Buntut kasus pengesahan pelantikan kepala daerah. Contohnya aksi
pemecatan terhadap kader PDI perjuangan di sumatera selatan dan riau
akibat dugaan pembelotan dan menerima suap dalam pemilihan
gubernur, dan dilanjutkan dengan sikap megawati yang enggan melantik
gubernur terpilih. Sebutlah selama tiga bulan Gubernur sumsel yang
terpilih pada 4 Agustus 2003 tidak dilantik, dan baru dilantik pada 7
Oktober 2003.
• Kecenderungan megawati tidak merestui gubernur terpilih bila di luar
kehendak pimpinan PDI Perjuangan Jakarta. Atau yang paling anyar
adalah peristiwa kekerasan massal di tegal sebagai buntut kekecewaan
kader PDI Perjuangan atas kekalahan di dalam pemilihan kepada daerah
pada 19 Januari 2004.
• Diskriminatif dan “Vested Interest”, dua hal yang sebenarnya
paling diharamkan dlaam usaha mewujudkan good governance.
Praktis apa yang terjadi pada saat ini adalah berkembangnya
fenomena building block bagi kepentingan partai-partai politik di
dalam birokrasi pemerintah. Gejalanya pun sudah nampak ke
permukaan. Misalnya dengan memanfaatkan kedudukan di
birokrasi, ada kecenderungan di kalangan birokrat yang juga
politisi partai tertentu itu untuk memberikan keuntungan kepada
partai politik secara illegal.
• Mengeluh dan menyalahkan masa lalu. Megawati kerap kali
melontarkan keluhan, menuding dan mengemukakan apologi
sebagai kesalahan masa lalu ketika situasi ekonomi, politik dan
keamanan belum menunjukkan perbaikan. Keluhan dan apologi itu
seolah-olah sudah menjadi “senjatanya” di dalam menghadapi
tahapan kritik dari publik.

Anda mungkin juga menyukai