Uniartha Semara Putra Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan
Uniartha Semara Putra Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN
Blog Rujukan
Tujuan Khusus:
a. PengertianTBC
b. Proses penularan TBC
c. Tanda dan gejala TBC
d. Pengobatan TBC
e. Cara mendiagnosa TBC
III. MATERI PENYULUHAN
a. Pengertian TBC
b. Proses penularan TBC
c. Tanda dan gejala TBC
d. Pengobatan TBC
e. Cara mendiagnosa TBC
IV. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
b. ALAT : Komputer / Laptop, Layar, LCD Proyektor, dan Alat Demonstrasi (sabun cuci
tangan, 2 waskom, air secukupnya, tissue / handuk kering)
c. SUMBER :
http://www.medicastore.com/tbc/%20http://update.tbcindonesia.or.id/index.ppwww.tbcindon
esia.or.id
Dr. Andi Utama, Peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI http://www.beritaiptek.com/
http://www.keepkidshealthy.com/welcome/infectionsguide/tuberculosis.html
2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem pernapasan.. Jakarta:
Salemba Medika Hal: 72-82
Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: UI
http://ictjogja.net/kesehatan/A1_20.htm
VI. PESERTA
Masyarakat Desa Menanga, Kelurahan Menanga, Kecamatan Rendang, Kabupaten
Karangasem, Provinsi bali
VII. WAKTU
Hari : Sabtu
Tanggal : 31 Maret 2012
Jam : 08.30 – Selsesai
VIII. TEMPAT
Bale Banjar Desa Menanga, Kelurahan Menanga, Kecamatan Rendang, Kabupaten
Karangasem, Provensi Bali.
a. Setting Tempat :
U
A
A
A A A A
Keterangan :
P : Penyuluh
A : Audience
S : Slide (power point)
U : Undangan
M : Moderator
IX. RENCANA EVALUASI
A. Sturktur :
a. Persiapan Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap digunakan. Media
yang digunakan adalah leaflet dan slide.
b. Persiapan Materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dan akan disebarluaskan
dalam bentuk leaflet yang berisi gambar dan tulisan
c. Undangan/ peserta penyuluhan sejumlah 40 orang
B. Proses penyuluhan :
a. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan sasaran memahami
tentang penyuluhan yang diberikan.
b. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan sasaran
c. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan.
d. Sasaran diharapkan kehadirannya 80% dan tidak ada yang meninggalkan tempat saat
penyuluhan berlangsung
C. Hasil Penyuluhan :
1. Jangka Pendek
(1) Sasaran mengerti sekitar 80% dari materi yang diberikan
(2) Sasaran memeahami tentang penyakit TBC
2. Jangka Panjang
(1) Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai penyakit TBC sehingga dapat meminimalisir
penyakit tersebut.
(2) Dapat menjadi agen perubahan dengan cara membagikan pesan tentang perilaku hidup sehat
kepada anggota keluarga yang lain dan masyarakat
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN MENGENAI
TBC (Tuberkulosis)
1. PENGERTIAN TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh
dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik
dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun
diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati
urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan
masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan
bahwa Tuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada
tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global
Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC
baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000
penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk
tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini
setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu
penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang
meninggal akibat TBC di Indonesia.
Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga
kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .
2. PROSES PENULARAN TBC
Sumber penularan adalah dahak penderita TBC yang mengandung kuman TBC. TBC
menular melalui udara bila penderita batuk, bersin dan berbicara dan percikan dahaknya yang
mengandung kuman TBC melayang-layang di udara dan terhirup oleh orang lain.
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-
anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering
masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama
pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh
darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir
seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar
getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu
paru-paru.
3. TANDA DAN GEJALA TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama
pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
A. Gejala sistemik/umum
a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai
keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
B. Gejala khusus
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar,
akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.
b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan
sakit dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat
dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar
cairan nanah.
d. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui
adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan
penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan –
5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif,
dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
4. PENGOBATAN TBC
1) Tahap pencegahan
Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Host dan Lingkungan dari TBC,
maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
a. Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif,
walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan standar
kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.
Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; (1) Imunisasi Aktif,
melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah dengan angka kejadian
tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan nilai proteksi yang tidak absolut
dan tergantung Host tambahan dan lingkungan, (2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang
dinilai terbukti ketika kontak dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi
produk ternak, (3) Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan
pengobatan diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan mental.
b. Pencegahan Sekunder
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus TBC
yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan Lingkungan.
Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern
kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga. Metode
tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC sebagai pusat,
sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan tentang resistensi obat dan
gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling efektif.
Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC,
dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol lingkungan
dengan membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi
epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan
terhadap epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus
baru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis.
c. Pencegahan Tersier
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai dengan
diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri secara psikis,
rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien, kemudian rehabilitasi
pekerjaan yang tergantung situasi individu. Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan
penggunaan media pendidikan untuk mengurangi cacat sosial dari TBC, serta penegasan
perlunya rehabilitasi.
2). Pengobatan
Pengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap lanjutan.
Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat ringannya penyakit. Penderita harus minum
obat secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan sembuh. Dilakukan
tiga kali pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui perkembangan kemajuan pengobatan,
yaitu pada akhir pengobatan tahap awal, sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir
pengobatan.
5. MENDIAGNOSA TBC
Harus dilakukan pemeriksaan dahak dengan miskroskop. Seseorang dipastikan
menderita TBC bila dalam dahaknya terdapat kuman TBC.
Dahak yang diambil adalah dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu:
a. Pada waktu datang pertama kali untuk periksa ke unit pelayanan kesehatan, disebut
dahak Sewaktu pertama (S).
b. Dahak diambil pada pagi hari berikutnya segera setelah bangun tidur, kemudian dibawa dan
diperiksa di unit pelayanan kesehatan, disebut dahak Pagi (P).
c. Dahak diambil di unit pelayanan kesehatan pada saat menyerahkan dahak pagi, disebut
dahak Sewaktu kedua (S).
.
Lampiran 2
PERTANYAAN DAN JAWABAN
PERTANYAAN
1. Apa itu TBC?
2. Bagaimana proses penularan TBC?
3. Apa saja tanda dan gejala TBC?
4. Bagaimana pengobatan pada penderita TBC?
5. Bagaimana cara mendiagnosa penyakit TBC?
JAWABAN
1. Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
2. Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber
infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan
terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang
dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh
organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-
paru.
3. Terdiri dari 2 gejala yakni:
a. Gejala sistemik/umum
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai
keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
b. Gejala khusus
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar,
akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan
sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat
dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar
cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
4. Pengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap lanjutan. Lama
pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat ringannya penyakit. Penderita harus minum obat
secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan sembuh.
5. Harus dilakukan pemeriksaan dahak dengan miskroskop. Seseorang dipastikan menderita
TBC bila dalam dahaknya terdapat kuman TBC.Dahak yang diambil adalah dahak Sewaktu-
Pagi-Sewaktu.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. TUJUAN
1. Tujuan instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta atau klien dapat mengetahui tentang
penyakit TBC, memahami bagaimana proses penularan dan gejala penyakit TB PARU sehingga dapat menjaga
kesehatan dan lingkungan sekitar.
B. MATERI (Terlampir)
Materi yang akan di sampaikan:
1. Pengertian Tubercuolosis Paru
2. Tanda-tanda penyakit Tubercuolosis Paru
3. cara penularan Tubercuolosis Paru
4. pencegahan Tubercuolosis Paru
5. pengobatan Tubercuolosis Paru
C. PESERTA
Peserta yaitu masyarakat yang terdiri dari 30 orang
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. MEDIA PENYULUHAN
1. Komputer/ Laptop
2. LCD
3. Materi yang akan di sampaika
F. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Kegiatan Peserta
1. 10 Menit Kegiatan membuka penyuluhan a. Menjawab salam
a. Mengucap salam b. Mengenal petugas
b. Memperkenalkan diri penyuluhan
c. Menggali pengetahuan tentang c. Mengemukakan pendapat
tubercolosis paru sesuai dengan apa yang
d. Menjelaskan tujuan yang akan diketahui
dicapai berkaitan dengan materi d. Menyimak dengan
penyuluhan yang akan disampaikan seksama
2. 40 menit Kegiatan inti a. Mendengar dengan
a. Menjelaskan pengertian seksama
tubercolosis paru b. Menyimak dengan
b. Menyebutkan tanda dan gejala seksama
tubercolosis paru c. masyarakat
c. Menyebutkan cara pencegahan mendengarkan penjelasan
tubercolosis paru d. masyarakat menyimak
d. Menyebutkan penatalaksanaan penjelasan
tubercolosis paru e. masyarakat menyimak
e. Mendemonstrasikan cara penjelasan
pencegahan tubercolosis paru f. masyarakat menyimak
f. Memberikan reinforcemen positif penjelasan.
atas jawaban masyarakat g. Menerima reinforcemen
diberikan.
b. Uraian tugas
1. Moderator bertugas menjalankan jalanya acara penyuluhan dari awal hingga akhir penutupan acara
2. Penyaji bertugas menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan
3. Fasilitator bertugas menciptakan suasana penyuluhan yang nyaman dan memotifasi peserta untuk bertanya
4. Observer bertugas mengamati jalanya acara penyuluhan
H. SETING TEMPAT
Ruang balai desa
PESERTA
PESERTA
PESERTA
OBSERVER
FASILITATOR
PENYAJI
MODERATOR
LCD
I. EVALUASI
1. Evaluasi proses
Masyarakat mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir acara penyuluhan
Penyaji dapat memberikan materi dan menjawab pertanyaan masyarakat dengan baik
Penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan baik dan lancer
2. Evaluasi hasil
Masyarakat tahu dan memahami sehingga menerapkan dalam praktiknya indifidu maupun kelompok seperti
materi yang telah disampaikan dalam penyuluhan
Masyarakan akan membagikan pengetahuannya yang telah di dapat dalam penyuluhan kepada masyarakat
yang lainya
J. REFERENSI
1. Bruner & suddarth. (2002). Keperawatan medical bedah, vol 1. Jakarta EGC.
2. Mansjoer,arif,dkk. 1999. Kapita selekta kedokteran, edisi ketiga jilit 2. Jakarta: Media Aescularius.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. TUJUAN
1. Tujuan instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta atau klien dapat mengetahui tentang
penyakit TBC, memahami bagaimana proses penularan dan gejala penyakit TB PARU sehingga dapat menjaga
kesehatan dan lingkungan sekitar.
B. MATERI (Terlampir)
Materi yang akan di sampaikan:
1. Pengertian Tubercuolosis Paru
2. Tanda-tanda penyakit Tubercuolosis Paru
3. cara penularan Tubercuolosis Paru
4. pencegahan Tubercuolosis Paru
5. pengobatan Tubercuolosis Paru
C. PESERTA
Peserta yaitu masyarakat yang terdiri dari 30 orang
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. MEDIA PENYULUHAN
1. Komputer/ Laptop
2. LCD
3. Materi yang akan di sampaika
F. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Kegiatan Peserta
1. 10 Menit Kegiatan membuka penyuluhan a. Menjawab salam
a. Mengucap salam b. Mengenal petugas
b. Memperkenalkan diri penyuluhan
c. Menggali pengetahuan tentang c. Mengemukakan pendapat
tubercolosis paru sesuai dengan apa yang
d. Menjelaskan tujuan yang akan diketahui
dicapai berkaitan dengan materi d. Menyimak dengan
penyuluhan yang akan disampaikan seksama
2. 40 menit Kegiatan inti a. Mendengar dengan
a. Menjelaskan pengertian seksama
tubercolosis paru b. Menyimak dengan
b. Menyebutkan tanda dan gejala seksama
tubercolosis paru c. masyarakat
c. Menyebutkan cara pencegahan mendengarkan penjelasan
tubercolosis paru d. masyarakat menyimak
d. Menyebutkan penatalaksanaan penjelasan
tubercolosis paru e. masyarakat menyimak
e. Mendemonstrasikan cara penjelasan
pencegahan tubercolosis paru f. masyarakat menyimak
f. Memberikan reinforcemen positif penjelasan.
atas jawaban masyarakat g. Menerima reinforcemen
diberikan.
b. Uraian tugas
1. Moderator bertugas menjalankan jalanya acara penyuluhan dari awal hingga akhir penutupan acara
2. Penyaji bertugas menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan
3. Fasilitator bertugas menciptakan suasana penyuluhan yang nyaman dan memotifasi peserta untuk bertanya
4. Observer bertugas mengamati jalanya acara penyuluhan
H. SETING TEMPAT
Ruang balai desa
PESERTA
PESERTA
PESERTA
OBSERVER
FASILITATOR
PENYAJI
MODERATOR
LCD
I. EVALUASI
1. Evaluasi proses
Masyarakat mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir acara penyuluhan
Penyaji dapat memberikan materi dan menjawab pertanyaan masyarakat dengan baik
Penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan baik dan lancer
2. Evaluasi hasil
Masyarakat tahu dan memahami sehingga menerapkan dalam praktiknya indifidu maupun kelompok seperti
materi yang telah disampaikan dalam penyuluhan
Masyarakan akan membagikan pengetahuannya yang telah di dapat dalam penyuluhan kepada masyarakat
yang lainya
J. REFERENSI
1. Bruner & suddarth. (2002). Keperawatan medical bedah, vol 1. Jakarta EGC.
2. Mansjoer,arif,dkk. 1999. Kapita selekta kedokteran, edisi ketiga jilit 2. Jakarta: Media Aescularius.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. TUJUAN
1. Tujuan instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta atau klien dapat mengetahui tentang
penyakit TBC, memahami bagaimana proses penularan dan gejala penyakit TB PARU sehingga dapat menjaga
kesehatan dan lingkungan sekitar.
B. MATERI (Terlampir)
Materi yang akan di sampaikan:
1. Pengertian Tubercuolosis Paru
2. Tanda-tanda penyakit Tubercuolosis Paru
3. cara penularan Tubercuolosis Paru
4. pencegahan Tubercuolosis Paru
5. pengobatan Tubercuolosis Paru
C. PESERTA
Peserta yaitu masyarakat yang terdiri dari 30 orang
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. MEDIA PENYULUHAN
1. Komputer/ Laptop
2. LCD
3. Materi yang akan di sampaika
F. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Kegiatan Peserta
1. 10 Menit Kegiatan membuka penyuluhan a. Menjawab salam
a. Mengucap salam b. Mengenal petugas
b. Memperkenalkan diri penyuluhan
c. Menggali pengetahuan tentang c. Mengemukakan pendapat
tubercolosis paru sesuai dengan apa yang
d. Menjelaskan tujuan yang akan diketahui
dicapai berkaitan dengan materi d. Menyimak dengan
penyuluhan yang akan disampaikan seksama
2. 40 menit Kegiatan inti a. Mendengar dengan
a. Menjelaskan pengertian seksama
tubercolosis paru b. Menyimak dengan
b. Menyebutkan tanda dan gejala seksama
tubercolosis paru c. masyarakat
c. Menyebutkan cara pencegahan mendengarkan penjelasan
tubercolosis paru d. masyarakat menyimak
d. Menyebutkan penatalaksanaan penjelasan
tubercolosis paru e. masyarakat menyimak
e. Mendemonstrasikan cara penjelasan
pencegahan tubercolosis paru f. masyarakat menyimak
f. Memberikan reinforcemen positif penjelasan.
atas jawaban masyarakat g. Menerima reinforcemen
diberikan.
b. Uraian tugas
1. Moderator bertugas menjalankan jalanya acara penyuluhan dari awal hingga akhir penutupan acara
2. Penyaji bertugas menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan
3. Fasilitator bertugas menciptakan suasana penyuluhan yang nyaman dan memotifasi peserta untuk bertanya
4. Observer bertugas mengamati jalanya acara penyuluhan
H. SETING TEMPAT
Ruang balai desa
PESERTA
PESERTA
PESERTA
OBSERVER
FASILITATOR
PENYAJI
MODERATOR
LCD
I. EVALUASI
1. Evaluasi proses
Masyarakat mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir acara penyuluhan
Penyaji dapat memberikan materi dan menjawab pertanyaan masyarakat dengan baik
Penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan baik dan lancer
2. Evaluasi hasil
Masyarakat tahu dan memahami sehingga menerapkan dalam praktiknya indifidu maupun kelompok seperti
materi yang telah disampaikan dalam penyuluhan
Masyarakan akan membagikan pengetahuannya yang telah di dapat dalam penyuluhan kepada masyarakat
yang lainya
J. REFERENSI
1. Bruner & suddarth. (2002). Keperawatan medical bedah, vol 1. Jakarta EGC.
2. Mansjoer,arif,dkk. 1999. Kapita selekta kedokteran, edisi ketiga jilit 2. Jakarta: Media Aescularius.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TBC
Posted by knowupdate Posted on 12.28 with 4 comments
F. MEDIA PENYULUHAN
Media Penyuluhan yang digunakan:
1. Materi SAP
2. Power Point Presentation
G. METODE EVALUASI
a. Metode Evaluasi : Tanya jawab
b. Jenis Evaluasi : Lisan
H. KRITERIA EVALUASI
1. Masyarakat mampu menjelaskan dan memahami pengertian TBC.
2. Masyarakat mengetahui dan memahami bagaimana proses penularan TBC.
3. Masyarakat mahami dan mengetahui bagaimana gejala – gejala yang ditimbulkan dari
penyakit TBC
4. Masyarakat mengetahui cara pencegahan yang tepat dan benar terhadap penyakit TBC.
I. MATERI
1. Pengertian TBC
2. Proses penularan TBC
3. Gejala – gejala TBC
4. Pengobatan TBC
Yogyakarta, 1 Desember 2010
Mengetahui,
Pembimbing Mata Kuliah
TBC/Tuberkulosis
1. Pengertian TBC/Tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh
dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik
dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun
diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati
urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara
dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa
Tuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun
1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun
dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk.
Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini
setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu
penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang
meninggal akibat TBC di Indonesia.
Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga
kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber
infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan
terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang
dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh
organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-
paru.
3. Gejala – gejala TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada
kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
a. Gejala sistemik/umum
1) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai
keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
b. Gejala khusus
1) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar,
akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
2) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan
sakit dada.
3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat
dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar
cairan nanah.
4) Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif,
walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan standar
kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.
Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; (1) Imunisasi Aktif,
melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah dengan angka kejadian
tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan nilai proteksi yang tidak absolut
dan tergantung Host tambahan dan lingkungan, (2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang
dinilai terbukti ketika kontak dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi
produk ternak, (3) Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan
pengobatan diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan mental.
2. Pencegahan Sekunder
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus TBC
yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan Lingkungan.
Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern
kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga. Metode
tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC sebagai pusat,
sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan tentang resistensi obat dan
gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling efektif.
Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC,
dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol lingkungan
dengan membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi
epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan
terhadap epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus
baru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis.
3. Pencegahan Tersier
b. Pengobatan
Pengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap lanjutan.
Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat ringannya penyakit. Penderita harus minum
obat secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan sembuh. Dilakukan
tiga kali pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui perkembangan kemajuan pengobatan,
yaitu pada akhir pengobatan tahap awal, sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir
pengobatan.
5. Mendiagnosa TBC
Harus dilakukan pemeriksaan dahak dengan miskroskop. Seseorang dipastikan menderita
TBC bila dalam dahaknya terdapat kuman TBC.
Dahak yang diambil adalah dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu:
a. Pada waktu datang pertama kali untuk periksa ke unit pelayanan kesehatan, disebut dahak
Sewaktu pertama (S).
b. Dahak diambil pada pagi hari berikutnya segera setelah bangun tidur, kemudian dibawa dan
diperiksa di unit pelayanan kesehatan, disebut dahak Pagi (P).
c. Dahak diambil di unit pelayanan kesehatan pada saat menyerahkan dahak pagi, disebut
dahak Sewaktu kedua (S).
K. DAFTAR PUSTAKA
http://www.medicastore.com/tbc/%20http://update.tbcindonesia.or.id/index.php
www.tbcindonesia.or.id
Dr. Andi Utama, Peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI http://www.beritaiptek.com/
http://www.keepkidshealthy.com/welcome/infectionsguide/tuberculosis.html
SAP TB Paru
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TB PARU
Judul : TB Paru
Lama : 30 menit
Penyaji :
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien / keluarga diharapkan dapat mengerti
tentang penyakit TB Paru
C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada klien dan keluarga klien di Ruang
Interna 2 RSUD Dr. R. Soedarsono Pasuruan
D. Materi (terlampir)
1. Pengertian TB Paru
2. Penyebab TB Paru
3. Penularan TB Paru
5. Pengobatan TB paru
6. Pencegahan TB Paru
E. Alat Bantu :
F. Metode
2. Leaflet.
G. Kegiatan Penyuluhan
1. 5 menit Pembukaan :
2. 10 menit Pelaksanaan :
1. Penyampaian materi Mendengarkan
2. Tanya jawab
3. 10 menit Evaluasi:
4. 5 menit Penutup :
H. Evaluasi :
3. Penilaian
I. Pengorganisasian
1. Penyaji :
2. Moderator :
3. Fasilitator :
4. Notulen :
5. Observer :
7. Pembimbing Akademik :
TB PARU
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis
Kuman disebarkan kepada orang lain melalui batuk, bersin, meludah disembarang tempat dari orang
yang menderita penyakit TBC
Kuman tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru
Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan
miskin serta dimana saja.
C. Apa yang harus dilakukan bila ada tanda dan gejala penyakit TBC Paru tersebut
Penyakit TBC “DAPAT” disembuhkan, bila berobat dengan teratur dan benar sampai tuntas selama 6-
8 bulan
Di Indonesia TBC adalah penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit jantung dan pembuluh darah
Indonesia adalah negara ke-3 di dunia yang banyak menderita penyakit TBC setelah Cina dan India
Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal
Setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia.
Di seluruh dunia terdapat sekitar 2-3 juta orang meninggal akibat TBC setiap tahunnya
Penderita TBC yang tidak berobat dapat menularkan penyakitnya kepada sekitar 10-15 orang
Bila tidak diobati, 50 % penderita akan meninggal dunia
Setelah minum obat secara teratur dan benar, akan dilakukan pemeriksaan ulang dahak pada akhir
bulan ke 2,5 dan 6 pengobatan
Bila hasilnya kuman TBC sudah negatif atau hasil rontgen paru baik, maka penderita dinyatakan
”SEMBUH”
”BISA”...Apabila orang yang sudah sembuh dari TBC masih tetap kontak dengan penderita TBC
positif lainnya
Jika daya tahan tubuh lemah bisa ketularan dari penderita yang kuman TBCnya positif
Oleh karena itu, setiap orang yang mempunyai gejala TBC dilingkungannya (keluarga, teman, rekan
kerja) harus memeriksakan dirinya ke puskesmas/RS untuk menghindari penularan.
ISONIAZID
RIFAMPICIN
PYRAZINAMIDE
ETHAMBUTOL
STREPTOMYCIN
1. Tahap Intensif
Selama 2 bulan
Obat diminum setiap hari
Obat diminum pagi hari, sebelum makan/saat perut kosong
2. Tahap Lanjutan
Selama 4 bulan
Obat diminum 3 x seminggu
Obat diminum pagi hari, sebelum makan/saat perut kosong
DAFTAR RUJUKAN
Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: UI
http://ictjogja.net/kesehatan/A1_20.htm
http://reshaardianto.student.umm.ac.id/2010/02/04/apa-sih-tbc-itu/
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT
TBC
Oleh :
Nur Rahman
090101011
A. ANALISA SITUASI
1. Masyarakat
2. Penyuluh
3. Ruangan
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. POKOK MATERI
a. Pengertian TBC
b. Tanda dan gejala penyakit TBC
c. Cara penularan TBC dan penyebaran Kuman TBC
d. Cara mencegah penularan agar terhindar dari penyakit TBC
e. Pengobatan penderita TBC
KEGIATA KEGIATAN METOD WAKT
KEGIATAN PENYULUH
N PESERTA E U
Pengantar topik
Mendengarkan
Membangkitkan minat
Memperhatikan
Pembukaan peserta Menjelaskan Ceramah 3 menit
Memberikan
TIU/TIK Menjelaskan cara
respon
Evaluasi
Menyampaikan materi-
materi dibawah ini :
a. Pengertian TBC
b.Tanda dan gejala penyakit
TBC Memperhatikan
Ceramah
Penyampaia c. Cara penularan TBC dan dan
dan tanya 9 menit
n Materi penyebaran Kuman TBC mengajukan
jawab
d. Cara pertanyaan
mencegah penularan agar
terhindar dari penyakit
TBC
e. Pengobatan penderita TBC
Penutup Memberikan pertanyaan Menjawab Tanya 3 Menit
atau evaluasi Pertanyaan Jawab
D. MEDIA
E. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. MATERI
( Terlampir )
G. EVALUASI
1. Jangka Pendek
Peserta mampu menjawab sebagian atau seluruh pertanyaan yang diajukan penyuluh antara
lain :
Pengertian TBC?
utkan Tanda dan gejala penyakit TBC?
aimana Cara penularan TBC dan penyebaran Kuman TBC?
utkan Cara mencegah penularan agar terhindar dari penyakit TBC?
5. Bagaimana Pengobatan penderita TBC ?
2. Jangka Panjang
Peserta mengetahui dan memahami tentang Pencegahan Penularan Penyakit TBC dan
bersedia menularkan ilmu yang didapat kepada orang lain.
H. REFERENSI
Fahmi Umar. 2005. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta . Kompas
IAN TBC
TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis. Kuman tersebut dapat menyerang bagian bagian tubuh kita seperti paru – paru,
tulang sendi, usus, kelenjar limfe, selaput otak, dan lain – lain.TBC bukan penyakit
ke5turunan , bukan penyakit kutukan atau guna – guna. TBC dapat disembuhkan dengan
pengobatan yang tepat , bila tidak dapat menyebabkan kematian .
TBC menyerang sepertiga dari 1,9 miliar penduduk dunia dewasa ini. Aditama ( 2000 )
selalu menyebutnya setiap detik ada 1 orang yang terinfeksi TBC di dunia. Setiap tahun
terdapat 8 juta penderita TBC baru dan akan ada 3 juta yang meninggal setiap tahunnya. 1%
dari penduduk dunia akan terinfeksi TBC setiap tahun. Satu orang memiliki potensi menular
10 hingga 15 orang dalam 1 tahun.( Umar Fahmi : 272 )
Survei Kesehatan Rumah Tangga ( 2001 ) menunjukkan bahwa TBC menduduki
rangking ketiga sebagai penyebab kematian ( 9.4 % dari total kematian ) setelah sistem
sirkulasi dan sistem pernapasan.