Anda di halaman 1dari 6

TELAAH JURNAL

Judul : PERBEDAAN PENGGUNAAN DRAIN DAN TANPA PENGGUNAAN


DRAIN INTRA ABDOMEN TERHADAP LAMA PERAWATAN
PASCA OPERASI LAPAROTOMI APENDISITIS PERFORASI
Penulis : Rahmadi Indra, Ida Bagus B.S.A, UntungAlfianto
Publikasi : Biomedika, Volume 10 Nomor 1, Februari 2018
Penelaah :

Komponen Jurnal Hasil Analisa

A. Pendahuluan 1. Masalah penelitian yang disampaikan peneliti :


(Introduction) Tindakan pascabedah sangat diperlukan untuk
mencegah komplikasi lanjutan. Pemasangan drain
diharapkan mampu menurunkan risiko komplikasi
abses intra-abdominal, meskipun demikian, drain
intraabdomen setelah operasi apendisitis dalam
kasus apendisitis perforasi masih kontroversi.
Ada beberapa ahli bedah yang memilih untuk tidak
memasang drain pasca bedah.

2. Besar masalah menurut peneliti :


Di Indonesia penderita apendisitis sekitar 27%
dari jumlah
pasien jumlah penduduk atau sekitar 179.000
orang. Insidens apendisitis menempati urutan
tertinggi di antara kasus kegawatan abdomen
lainnya

3. Dampak masalah jika tidak diatasi :


Perforasi apendisitis berhubungan dengan tingkat
mortalitas yang tinggi. Pasien yang mengalami
apendisitis akut angka kematiannya hanya 1,5%,
tetapi ketika telah mengalami perforasi angka ini
meningkat mencapai 20%-35%

4. Kesenjangan yang terjadi/perbandingan antara masalah yang


ada dengan harapan/target :
Hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
tindakan pascaoperasi apendisitis perforasi yang
dipasang drain mempunyai risiko lebih rendah
terjadinya komplikasi dibandingkan dengan yang

1
tidak dipasang drain, sehingga proses penyembuhan
luka pasien yang dipasang drain lebih cepat
dibandingkan dengan yang tidak dipasang

5. Tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti :


Untuk mengetahui ada perbedaan penggunaan drain
dan tanpa penggunaan drain intra abdomen terhadap
lama perawatan pascaoperasi laparotomi
apendisitis perforasi.
B. Metode (method) 6. Populasi terget dan populasi terjangkau peneliti :
B.1. Populasi dan sampel Populasi target penelitian ini adalah pasien apendisitis
perforasi yang pasca-apendiktomi
Populasi terjangkau peneliti adalah pasien apendisitis
perforasi yang pasca-apendiktomi, dengan total sampel 20.

7. Sampel penelitian dan kriteria sampel :


Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok I
dilakukan pemasangan drain intra abdomen dan
kelompok II tidak dilakukan pemasangan drain kemudian
dilakukan follow up untuk menilai lamanya perawatan
pascaoperasi pada apendisitis perforasi.

8. Metode sampling yang digunakan untuk memilih sampai dari


populasi target :
 Metode pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan tehnik random sampling.

9. Jumlah Sampel yang digunakan dalam penelitian :


 Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian
adalah semua pasien pasien apendisitis perforasi
yang dilakukan apendiktomi di RSUD dr. Moewardi
Surakarta dan di beberapa rumah sakit satelit yang
ditunjuk.
B.2. Desain penelitian 10. Desain penelitian yang digunakan:
 Peneliti melakukan pendalaman tentang masalah
penelitian tertentu yakni malnutrisi yang bertujuan
untuk mempersempit bidang yang sangat luas ke
dalam satu atau beberapa hal yang spesifik.

11. Penggunaan random alokasi (randomisasi) :

2
Teknik pengambilan sampel dengan random sampling, besar
sampling yang digunakan dihitung berdasarkan rumus slovin
dengan 20 sampling Jenis penelitian eksperimen semu.

12. Masking (penyamaran)


 peneliti tidak menggunakan Masking dalam penelitian
nya.

13. Blinding
 Pada penelitian ini peneliti tidak menjelaskan adanya
upaya blinding
B.3. Pengukuran atau 14. Variabel yang diukur dalam penelitian:
pemgumpulan data  Variabel Independen adalah perbedaan penggunaan
drain dan tanpa penggunaan drain intra abdomen.
 Variabel Dependen adalah lama perawatan pasca
operasi laparotomy apendisitis perforasi.

15. Metode pengumpulan data :


 Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah
dengan pendekatan posttest only control design.

16. Alat ukur apa yang digunakan untuk pengumpulan data :


Alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah Analisis data uji statistik yang digunakan uji mann
whitney, untuk membedakan atau komparasi 2 kelompok
sampel. Teknik ini digunakan untuk membandingkan
dua variabel terukur berskala kategorikan (nominal atau
ordinal)

17. Validitas dan reliabilitas alat ukur :


 Peneliti tidak menggunakan uji validitas dan reabilitas

18. yang melakukan pengukuran :

3
 pngumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri
B.4. Analisis data/uji 19. Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis atau
Statistik menganalisis data :
 Uji statistic yang digunakan adalah mann whitney.

20. Program atau software statistik yang digunakan untuk


menganalisis data
 Peneliti tidak menggunakan Software dalam penelitian
C. Hasil penelitian 21. Alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang
mengikuti dengan jelas data-base line kelompok eksperimen
dan kelompok penelitian sampai selesai, drop out dan loss of
follow up :
 Peneliti membuat perbedaan antara kelompok I
dilakukan pemasangan drain intra abdomen dan
kelompok II tidak dilakukan pemasangan drain
kemudian dilakukan follow up untuk menilai lamanya
perawatan pascaoperasi pada apendisitis perforasi.
22. Karakteristik responden dan data baseline
 Peneliti memaparkan dengan jelas data base line
kelompok eksperimen
C.2. Hasil penelitian 23. Hasil penelitian
1. Bahwa lama rawat inap pasien pasca operasi apendisitis
perforasi tanpa dipasang drain lama rawat inap terendah
adalah 4 hari dan paling lama 6 hari, sedangkan yang
dipasang drain cenderung lebih lama, yaitu tercepat 5
hari dan terlama 8 hari. Jika dilihat dari nilai meannya
juga terlihat bahwa pasien yang dipasang drain lebih
lama dibandingkan dengan pasien yang tidak dipasang.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan penggunaan drain dan tanpa
penggunaan drain intra abdomen pada pasien
apendisitis terhadap lama perawatan
pascaoperasi laparotomi apendisitis perforasi
dengan nilai sig < 0,001 (p=0,000). Hasil
penelitian Song (2015) menunjukkan hasil yang
sama dengan nilai p<0,001, ada perbedaan lama
rawat inap antara yang dipasang drain dengan
yang tidak dipasang drain pada penderita

4
apendisitis perforasi. Pemasangan drain adalah
salah satu cara untuk menghindari terjadinya
peningkatan tekanan intra-abdomen.

24. Berdasarkan hasil diatas maka disimpulkan :


Ada perbedaan yang signifikan antara lama perawatan pasien
pascaoperasi apendisitis perforasi dengan yang dipasang
drain dengan yang tidak dipasang drain dengan nilai p=0,001
dengan hasil penelitian perawatan pascalaparotomi
apendisitis perforasi yang tidak mengunakan drain waktunya
lebih pendek dari pada menggunakan drain intra abdomen.

25. Penjelasan tentang nilai kepentingan klinis dari hasil


penelitian :
 Dalam pemberian nutrisi enternal. Suhu dan volume
pemberian makan, kecepatan aliran dan masukan cairan
adekuat, sangat penting dalam memberikan makan per
selang. Penentuan jadwal, kuantitas dan frekuensi
pemberian makanan dipertahankan. Perawat harus
cermat memantau kecepatan tetesan dan menghindari
pemberian cairan terlalu cepat.
D. Diskusi (Discuss) 26. Interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian :
 Volume residu lambung sesudah pemberian nutrisi pada
pemberian nutrisi enteral metode intermittent feeding
lebih sedikit daripada volume residu lambung pada
pemberian nutrisi enteral metode gravity drip.

27. Perbandingan hasil penelitian dengan penelitian – penelitian


terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk menunjukkan
relevansi :
 Peneliti tidak menjelaskan perbandingan hasil penelitian
dengan penelitian sebelumnya.

28. Penjelasan peneliti tentang makna dan relevansi hasil


penelitiannya dengan perkembangan ilmu kesehatan serta
terhadap pemecahan masalah :
 Peneliti menjelaskan hasil penelitiannya membuktikan
bahwa Pemberian nutrisi enteral metode intermittent
feeding terbukti lebih efektif daripada metode gravity
drip sehingga pemberian nutrisi enteral metode
intermittent feeding dapat menjadi pilihan dalam
pemberian nutrisi enteral pada pasien kritis di ICU
RSUD Kebumen.

5
29. Nilai kepentingan (importance) hasil penelitian ?
 Peneliti menjelaskan effect size yang didapatkan dari
penelitian dengan membandingkan antara penggunaan
metode intermittent feeding dan metode gravity drip.
Pemberian nutrisi enteral metode intermittent feeding
terbukti lebih efektif daripada metode gravity drip
 Sehingga pemberian nutrisi enteral metode intermittent
feeding dapat menjadi pilihan dalam pemberian nutrisi
enteral pada pasien kritis.

30. Kemampulaksanaan Applicability hasil penelitian menurut


peneliti:
 berdasarkan fakta diatas pembaca menyimpulkan bahwa
metode intermittent feeding lebih efektif dalam
menangani volume residu lambung dengan nutrisi
enteral.

31. Replika hasil penelitian ini pada setting praktik praktik klinik
lainnya :
 peneliti tidak menjelaskan replika hasil penelitian ini
pada setting praktik klinik lainnya.

32. Penjalasan peneliti tentang kekuatan dan kelemahan


penelitian :
 Kurangnya intervensi lebih spesifik
33. level evindence penelitian :
 Level evidence penelitian ini adalah level 1

Anda mungkin juga menyukai