Anda di halaman 1dari 3

Budidaya perikanan atau perikanan budidaya adalah kegiatan memproduksi biota (organisme)

akuatik (air) untuk mendapatkan keuntungan. Budidaya perikanan diperoleh melalui kegiatan
pemeliharaan biota akuatik dalam wadah dan lingkungan yang terkontrol. Dalam kegiatan
akuakultur terdapat beberapa komponen utama, antara lain organisme akuatik yang dibudidayakan
seperti ikan, wadah budidaya, pakan, serta air sebagai komponen utama untuk media budidaya.
Organisme akuatik merupakan salah satu komponen budidaya yang harus ada dalam setiap
kegiatan budidaya. Organisme akuatik yang sering dibudidayakan anatara lain ikan konsumsi, ikan
hias, dan udang. Secara definisi ikan merupakan hewan bertulang belakang atau vertebrata yang
berdarah dingin, memiliki habitat hidup di air, bergerak dan mempertahankan keseimbangan
tubuhnya dengan memakai sirip dan bernafas menggunakan insang. Akan tetapi selain memakai
insang, terdapat juga ikan yang mempunyai alat pernapasan tambahan yang fungsinya sama
dengan paru-paru. Dalam suatu perairan, ikan merupakan organisme yang mempunyai fungsi
ekologis diperairan dan keberadaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan perairan
sehingga dapat digunakan sebagai bioindikator kualitas perairan (Kenconojati et al. 2016).

Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman jenis ikan yang sangat besar. Di
Indonesia keanekaragaman ikan meliputi sekitar 8.500 jenis dari sekitar 20.000 jenis ikan yang
ada di dunia. Kegiatan pemanfaatan plasma nutfah melalui pembudidayaan ikan telah dilakukan
sejak beberapa ratus tahun yang lalu, yaitu ikan bandeng (Chanos chanos) yang dipelihara di
tambak pada zaman Majapahit. Pembudidayaan ikan mas (Cyprinus carpio) pertama kali
dilakukan, diperkirakan pada abad ke-19 melalui domestikasi ikan-ikan dari Cina maupun Eropa
(Nugroho et al. 2012).

Perikanan budidaya (akuakultur) yang sekarang ini dilaksanakan di Indonesia secara umum
meliputi budidaya laut, budidaya air payau, dan budidaya air tawar. Perairan tawar (fresh water)
di Indonesia, saat ini masih berpotensi besar untuk dimanfaatkan sebagai lahan budidaya ikan.
Jika dibandingkan dengan luas perairan yang ada, hasil budidaya ikan air tawar di Indonesia saat
ini belum maksimal. Sumber daya alam ini belum termanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu,
pengembangan potensi budidaya air tawar mulai banyak dilakukan oleh berbagai kalangan
masyarakat. Hal dilakukan untuk memenuhi akan kebutuhan protein ikan selain dari ikan laut.
Jenis-jenis ikan air tawar yang saat ini banyak dibudidayakan, antara lain ikan mas (Cyprinus
carpio), nila, gurame (Osphronemus gouramy), tawes (Puntius javanicus), patin (Pangasius
sp.),dan lele (Clarias sp. Jenis-jenis tersebut digemari masyarakat dan telah dibudidayakan secara
luas oleh petani ikan (Budiharjo 2002). Selain jenis-jenis tersebut banyak juga jenis ikan air tawar
yang dibudidayakan oleh masyarakat antara lain, ikan jelawat (Leptobarbus hoeveni), Betutu
(Oxyeleotris marmorata), Belida (Notopterus borneensis), Baung (Mystus nemurus),
Kapar/tambakan (Helostoma temminchii), Betok/papuyu (Anabas testudineus), Arowana
(Scleropages formosus), Kelabau (Osteochilus sp.), Nilem (Osteochilus hasselti), Bilih maninjau
(Mystacoleucus padangensis), Benangin (Thynnichthys thinnoides), Gabus-gabusan (Channa sp.),
Belanak (Mugil chepalus), dan Bandeng (Chanos chanos) (Nugroho et al. 2012).
Salah satu tipe budidaya yang kini banyak peminatnya adalah perikanan air payau. Budidaya air
payau atau budidaya tambak di Indonesia telah lama dilakukan yaitu sejak abad ke-14 dengan
budidaya ikan bandeng (Chanos chanos) di tambak (Mustafa 2012). Perikanan air payau ini mulai
booming dan juga banyak dijadikan sebagai percontohan oleh nelayan-nelayan di dunia. Air payau
sendiri merupakan campuran dari air tawar dan air laut. Perikanan air payau ini banyak dilakukan
di daerah Pantai Jawa, Pantai Timur Aceh, Riau, Sumatra Utara dan Sumatera Selatan. Ada
berbagai jenis ikan yang dapat dibudidayakan dengan baik di air payau ini yang diantaranya adalah
ikan Kerapu, ikan bandeng, ikan Mujair, ikan Nila, dan ikan Patin.

Budidaya Perikanan Laut merupakan salah satu usaha perikanan dengan cara pengembangan
sumber-dayanya dalam area terbatas baik di alam terbuka maupun tertutupbagian dari budidaya
perairan (akuakultur) yang melibatkan budidaya organisme-organisme laut, dengan tujuan untuk
memproduksi baik berupa bahan pangan maupun produk lainnya yang dilakukan di laut terbuka,
laut tertutup, di dalam tanki, kolam atau saluran air yang diisi dengan air laut. Tempat untuk
budidaya laut, harus mempunyai fasilitas alami tertentu, terutama persediaan air yang sangat
cukup, dengan suhu, salinitas dan kesuburan yang sesuai. Dalam hal ini penting diperhatikan pula
bahwa pengusaha budidaya menjalankan pengawasan melalui pemilikan, hak sewa menyewa atau
cara lain untuk menjalankan pengawasan.

Beberapa ikan penting dari kelompok ikan demersal (ikan yang hidup di dekat atau di dasar laut)
yang merupakan andalan dalam ekspor telah berhasil dibudidayakan, diantaranya kerapu
bebek (Cromileptes altivelis), kerapu lumpur (Epinephelus suillus, E. coioides), kerapu
macan (E. fuscoguttatus), kakap putih (Lates calcalifer), kakap mata kucing (psammoperca
waigeiensis), kerapu batik (Epinephelus microdon), kerapu sunuk (pletcropomus maculatus,
P.leopardus) napoleon (Cheilinus undulatus), kerapu kerang (Epinephelus
hemiochus), klon atau nemo (Amphiphrion ocellaris), kuda laut (Hippocampus kuda) dan kakap
merah (Lutjanus johnii ,L .argentimacuslatus, L. sebae). Budi daya ikan – ikan tersebut telah
dilakukan secara penuh, karena teknologi budidayanya telah dikuasai mulai dari pembenihan
hingga pembesaran.

Sementara ikan pelagis (ikan yang hidup di bagian atas dekat permukaan laut) yang telah berhasil
dibudidayakan secara penuh adalah kuwe macan (Gnathanodon speciosus), kobia (Rachycentron
canadum), dan bawal bintang (Trachinotus blochi). Sementara ikan tuna (Thunnus) yang menjadi
andalan ekspor Indonesia sejak lama, sampai saat ini masih dalam tahap percobaan budi daya,
terutama pembenihan terkontrol.

Spesies ikan ekonomi penting yang sudah dapat di budidayakan namun belum penuh, karena
produksi benihnya belum dilakukan secara terkontrol, antara lain bawal putih (Pampus argenteus/
Stromateus cinereus), bawal hitam (Parastromateus niger), kuwe biru (Caranx
melampygus), kuwe putih (C. sexfascistus), ekor kuning (Caesio sp ) titang (scatophagus
argus), belanak (Mugil cephalus, M. labiosus) dan lencam (letharinus sp).

Selain ikan konsumsi kegiatan akuakultur juga memproduksi berbagai jenis ikan hias yang
mempunyai nilai jual tinggi. Prospek bisnis ikan hias di Indonesia cukup cerah. Faktor
pendukungnya adalah jenis ikan yang beragam, air cukup, lahan masih sangat luas dan iklimnya
cocok (Karimah et al. 2012). Secara global perdagangan komoditas ikan hias air tawar jauh lebih
besar dari ikan hias air laut. Pangsa pasarnya mencapai 85%. Hal ini terjadi karena ikan hias air
tawar kebanyakan bisa dibudidayakan, sementara ikan hias air laut lebih banyak dari hasil
tangkapan. Semakin hari permintaan ikan hias air tawar semakin terus meningkat. Contoh
komoditas ikan hias air tawar anatara lain ikan koi (Cyprinus carpio L), ikan cupang (Betta sp.),
ikan arwana (Scleropages sp.), ikan koki (Carrasius auratus), dan ikan guppy (Poecilia
reticulate).

Anda mungkin juga menyukai