Makalah Akuntansi Syariah Kelompok 4
Makalah Akuntansi Syariah Kelompok 4
DISUSUN OLEH:
1. Intan Mairinda
2. Meldawati Hutagalung
3. Oryza Sativa
4. Rinda Warnita
5. Risda Sipayung
6. Selvi Kartika
7. Sri Hairani Putri
Sejarah lahirnya ilmu akuntansi syariah tidak terlepas dari perkembangan Islam,
kewajiban mencatat transaksi non tunai (Lihat QS. Al-Baqarah: 282), mendorong umat
islam peduli terhadap pencatatan dan menimbulkan tradisi pencatatan di kalangan umat,
dan hal ini merupakan salah satu faktor yang mendorong kerjasama/ partnership waktu
itu. Begitu juga dengan kewajiban mengeluarkan zakat mendorong pemerintah membuat
laporan pertanggungjawaban periodik terhadap baitul maal yang mereka kelola, begitu
juga dengan pengusaha-pengusaha muslim pada waktu itu, mengklasifikasikan hartanya
sesuai ketentuan zakat dan membayarkan zakatnya jika telah memenuhi ketentuan nisab
dan haul. Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik secara
khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan “hafazhatul
amwal” (pengawas keuangan)
1. Kebangkitan akuntansi Islam dalam bidang riset. Telah terkumpul beberapa tesis
magister serta disertasi doktor dalam konsep akuntansi yang telah dimulai sejak
tahun 1950 dan masih berlanjut sampai sekarang. Diperkirakan tesis dan disertasi
tentang akuntansi yang terdapat di Al-Azhar saja sampai tahun 1993 tidak kurang
dari 50 buah. Disamping itu telah juga dilakukan riset-riset yang tersebar di
majalah-majalah ilmiah.
2. Kebangkitan akuntansi Islam dalam bidang pembukuan. Para inisiator akuntansi
Islam kontemporer sangat memperhatikan usaha pembukuan konsep ini. Hal ini
dilakukan supaya orang-orang yang tertarik pada akuntansi dapat mengetahui
kandungan konsep Islam dan pokok-pokok pikiran ilmiah yang sangat berharga,
sehingga kita tidak lagi memerlukan ide-ide dari luar atau mengikuti konsep barat.
3. Kebangkitan akuntansi Islam di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Konsep
akuntansi Islam mulai masuk kesekolah-sekolah dan perguruan tinggi sejak tahun
1976, yaitu fakultas perdagangan Universitas Al Azhar untuk program pasca
sarjana, dalam mata kuliah Akuntansi perpajakan dan Evaluasi Akuntansi. Situasi
ini terus berlanjut, hingga tahun 1978 dibuka beberapa jurusan dalam cabang-
cabang ilmu akuntansi Islam di berbagai perguruan tinggi di Timur Tengah. Dan
hal ini berlanjut sampai sekarang diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
4. Kebangkitan akuntansi Islam dalam aspek implementasi. Implementasi akuntansi
Islam mulai dilakukan sejak mulai berdirinya lembaga-lembaga keuangan yang
berbasiskan syariah. Hal ini menyebabkan lembaga keuangan syariah tersebut
harus menggunakan sistem akuntansi yang juga sesuai syariah. Puncaknya saat
organisasi akuntansi Islam dunia yang bernama Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) menerbitkan sebuah
standard akuntansi untuk lembaga keuangan syariah yang disebut Accounting,
Auditing, and Governance Standard for Islamic Institution.
Akuntansi syariah dikenal dan banyak digunakan ketika lembaga keuangan perbankan berbasis
syariah banyak menjamur di negeri ini. Berdirinya bank-bank berbasis syariah ini adalah titik
tolak penggunaan akuntansi syariah yang sampai sekarang sudah dikenal masyarkat. Proses
kelahiran akuntansi syariah dari berdirinya bank-bank syariah akan dijelaskan sebagai berikut.
Bank syariah merupakan lembaga keuangan dengan asar hukum dan prinsip operasional yang
sedikit berbeda dari bank-bank konvensional. Bukan hanya tunduk pada hukum normal yang
berlaku di Indonesia, bank syariah juga mematuhi pedoman dan aturan yang didasarkan pada
Kitab Suci Al-Quran. Hal ini termasuk dengan kepercayaan bahwa riba bukan sebuah hal yang
baik sehingga proses pembagian untung akan melalui proses perjanjian antara pihak bank dengan
nasabah.
Dikarenakan prosesnya yang berbeda ini, akhirnya muncul banyak kesulitan terutama dalam
pelaporan operasional yang harus seturut dengan pedoman-pedoman yang berlaku. Tentu
menjadi masalah baru, bagaimana menyusun laporan keuangan yang harus dipublikasikan dan di
saat bersamaan juga menyusun berdasarkan aturan-aturan operasional yang diperbolehkan. Maka
dari itu, sekitar tahun 2002, muncul pemikiran untuk menggunakan sistem Akuntansi Syariah di
lembaga keuangan perbankan.
Sistem ini digunakan baik secara pengetahuan umum maupun penggunaan secara teknis. Ikatan
Akuntan Indonesia atau IAI akhirnya juga turun tangan membentuk Komite Akuntansi Syariah
di Indonesia pada tahun 2005. Tugas komite ini adalah merumuskan standar akuntansi syariah.
Permasalahan pertama yang muncul adalah perbedaan prinsip antara Akuntansi Syariah
dengan Akuntansi Konvensional yang mengacu pada standar internasional IFRS. Standar IFRS
memiliki perbedaan dengan standar yang digunakan untuk Akuntansi Syariah. Akuntansi Syariah
dikenal lebih memiliki orientasi dan pertanggung jawaban sosial. Maka dari itu, pengintegrasian
standar IFRS dengan standar pada Akuntansi Syariah tidak bisa sempurna.
Satu masalah ini akhirnya merembet ke hampir seluruh lini yang berkaitan dengan
Akuntansi Syariah di Indonesia. Selain masalah prinsip yang mencakup banyak sekali aturan
yang berbeda di antara keduanya, masalah lain muncul karena perbedaan antara Akuntansi
Syariah dan Akuntansi Konvensional.
Resistensi akibat keterlambatan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAKS) muncul dari
penerapan standar yang berbeda. Pengukuran Net Present Value atau NPV pun memiliki dasar
penghitungan dengan parameter bunga, di mana pada sistem Akuntansi Syariah hal ini tidak
diperbolehkan karena sama saja dianggap dengan riba. Jika kelak menerapkan kaidah bagi hasil,
tentu saja hal ini menuntut pemahaman dan penerapan sistem akuntansi yang rasional namun
rumit. Akuntan dengan basis syariah harus memperhatikan masalah sampai sedetil ini. Tiga hal
tersebut baru merupakan perbedaan yang paling terlihat di antara kedua istilah dengan basis
berbeda ini. Meskipun memiliki banyak perbedaan dengan standar Akuntansi Konvensional yang
sudah banyak diketahui lebih dulu, tetap saja Akuntansi Syariah bisa digunakan dengan
fleksibilitas dalam berbagai hal.
Sebagaimana telah dipaparkan diatas, akuntansi islam adalah salah satu ilmu, disiplin ilmu
dan sistem akuntansi sebagaimana sistem akuntansi kapitalis. Mempelajari akuntansi islam
sudah merupakan keharusan dalam ekonomi yang semakin global ini. Hal ini misalnya didorong
oleh:
1. Munculnya kesadaran orang membayar zakat baik zakat pribadi maupun zakat perusahaan.
3. Semakin banyaknya lembaga bisnis yang menerapkan syariat islam akan memerlukan
akuntansi islam dan tenaga yang menguasainya. Keberadaan lembaga ini entu membuka
peluang untuk masyarakat luas bekerja sama dengan lembaga ini. Misalnya jika ada bank
yang dijalankan secara syariah seperti bank muamalat maka bank lain atau perusahaan lain
yang ingin meminjam ayau ingin kerjasama, join financing, pinjaman, atau sindikat maka
mau tidak mau perlu megetahui sistem akuntansi lembaga yang ingin bekerja sama ini.
4. Demikian juga dengan skala internasional, maka semakin banyak negara yang akan
menerapkan model akuntansi islam ini.
Adapun pentingnya akuntansi syariah mendukung bank syariah dalam upaya pengembangan
bank syariah yakni tercapainya beberapa sasaran berikut:
3. Tercapainya tujuan untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan
meratakan pendapatan melalui kgiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat
besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana.
4. Sebagai alat penanggung jawaban kepada Tuhan yang maha memiliki dengan
mengimplementasikan dalam bentuk menjadikan zakatsebagai tujuan utamapenyediaan
informasi akuntansi.
5. Agar akuntansi syariah dijadikan ciri khas dalam perbankan islam karena akuntansi syariah
memiliki beberapa perbedaan dengan akuntasi konvensional.
Jadi, dalam mempelajari akuntansi syariah ini sangatlah baik bagi bank syariah dan
khususnya sendiri akan masyarakatnya untuk mengetahui sejauh mana ilmu tentang akuntansi
syariah. Agar tehindar dari praktik ketidakadilan dan praktik kecurangan karena didalam konsep
akuntansi syariah sangat berpedoman dengan al-Qur’an dan hadist Nabi SAW. Dan dalam
pengembanganya kerangka prinsip konvensional yang sesuai dengan syariah.
BAB III
3.1 KESIMPULAN
Akuntansi syariah yaitu akuntansi yang berbasis syariah islam sehingga dalam penerapan
diperlukan pemahaman mengenai syariah islam, sedangkan cara dan metode pencatatan dalam
Pada saat sekarang ini transaksi akuntansi syariah sedang mengalami peningkatan baik di
Indonesia sendiri maupun di tingkat internasional, hal ini dikarenakan penerapan sistem
akuntansi syariah yang menggunakan sistem bagi hasil pada setiap asset dan memberikan
Kebangkitan Islam baru telah menjangkau bidang muamalah secara umum, dan bidang-
bidang finansial, serta lembaga-lembaga keuangan secara khusus. Perhatian mereka lebih
terkonsentrasi pada beberapa bidang, yaitu bidang riset, pembukuan, seminar atau konverensi,
pragmatis.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah Indonesia.2013. Jakarta : Salemba Empat
http://himasi.blogspot.com/2008/01/sejarah-perkembangan-akuntansi-syariah_04.html
http://shariaaccounting.blogspot.com/2012/05/sejarah-dan-perkembangan-akuntansi.html