Anda di halaman 1dari 24

PENDAHULUAN

Penurunan Nilai Aset (impairment) terjadi apabila jumlah tercatatnya melebihi jumlah

terpulihkan. Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi

antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Pada setiap akhir periode

pelaporan, entitas menilai apakah terdapat indikasi aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat

indikasi tersebut, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

Penurunan nilai didasarkan pada prinsip konservatisme dan kehati-hatian. Aset tak boleh

dicatat overstated, dari nilai dapat diperoleh kembali. Aset harus disajikan sebesar nilai yang

mencerminkan manfaat ekonomi yang akan diperoleh di masa depan. Jika nilai di masa depan

lebih rendah dari nilai tercatat, maka aset harus diturunkan.Pengukuran penurunan nilai dapat

dilakukan untuk satu unit aset tunggal maupun satu kelaompok aset. Ada aset yang dapat

menghasilkan arus kas independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika satu aset dapat

menghasilkan arus kas independen maka pengukuran penurunan nilai dilakukan berdasarkan unit

aset tersebut. Namun ada beberapa aset yang dapat menghasilkan arus kas jika berada dalam

kelompok aset, sehingga penurunan nilai dilakukan untuk satu unit penghasil kas. Contoh unit

penghasil kas adalah investasi asosiasi, investasi di anak perusahaan, suatu unit pabrik.

Aset dapat diperoleh kembali melalui penjualan dan penggunaan. Jika aset dijual, entitas

akan mendapatkan nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan. Dalam penurunan nilai, yang

dipilih adalah nilai tertinggi antara nilai yang dapat diperoleh kembali dan nilai yang digunakan.

Ruang Lingkup

Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi penurunan nilai terhadap semua aset, kecuali :

a. Persediaan (lihat IAS 2: Persediaan);

1
b. aset yang timbul dari kontrak konstruksi (lihat IAS 11: Akuntansi Kontrak Konstruksi);

c. aset pajak tangguhan (lihat IAS 12: Pajak Penghasilan);

d. aset yang timbul dari imbalan kerja (lihat IAS 19: Imbalan Kerja);

e. aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup IAS 19: Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran;

f. Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (lihat IAS 40: Properti Investasi);

g. aset biologis terkait dengan kegiatan pertanian yang diukur pada nilai wajar dikurangi

biaya untuk menjual ( lihat PSAK 41 Pertanian );

h. biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak kontraktual

penanggung berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup IFRS 4:

Kontrak Asuransi; dan

i. aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk

dijual sesuai dengan IFRS 5: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi

yang Dihentikan.

Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai

Suatu aset mengalami penurunan nilai jika jumlah tercatatnya melebihi jumlah

terpulihkan. Pada setiap akhir periode pelaporan, suatu entitas harus menilai apakah terdapat

indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan

nilai, entitas juga harus:

(a) menguji penurunan nilai aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas

atau aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan, secara tahunan, dengan

membandingkan nilai tercatatnya dengan jumlah terpulihkannya.

2
(b) menguji penurunan nilai goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis secara

tahunan.

Ketidakpastian mengenai kemampuan aset tidak berwujud dalam menghasilkan

manfaat ekonomi masa depan yang cukup untuk memulihkan jumlah tercatatnya

biasanya lebih besar pada saat aset tersebut belum dapat digunakan daripada

setelah aset tersebut dapat digunakan. Dalam menilai apakah terdapat indikasi

bahwa aset mungkin mengalami penurunan nilai, entitas harus

mempertimbangkan, minimum, hal-hal berikut ini:

Informasi dari sumber-sumber eksternal:

(a) selama periode tersebut, nilai pasar aset telah turun secara signifikan lebih dari yang

diharapkan sebagai akibat dari berjalannya waktu atau pemakaian normal.

(b) perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi atau lingkup hukum

tempat entitas beroperasi atau di pasar tempat aset dikaryakan, yang berdampak

merugikan terhadap entitas, telah terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam

waktu dekat.

(c) suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar dari investasi telah meningkat selama

periode tersebut, dan kenaikan tersebut mungkin akan mempengaruhi tingkat diskonto

yang digunakan dalam menghitung nilai pakai aset dan menurunkan nilai terpulihkan

aset secara material.

(d) jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.

Informasi dari sumber-sumber internal:

(e) terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aset.

3
(f) telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang

berdampak merugikan sehubungan dengan seberapa jauh, atau cara, suatu aset

digunakan atau diharapkan akan digunakan.

(g) terdap at bukti dari pelaporan intern al yan g mengindikasikan bahwa kinerja

ekonomi aset lebih buruk, atau akan lebih buruk, dari yang diharapkan.

PENGUKURAN JUMLAH TERPULIHKAN

Pernyataan ini mendefi nisikan jumlah terpulihkan sebagai jumlah yang lebih tinggi

antara nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya penjualan dengan nilai

pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai dari suatu aset tidak selalu perlu

ditentukan dua-duanya. Penentuan nilai wajar dikurangi biaya penjualan suatu aset mungkin

dapat dilakukan meskipun jika aset tersebut tidak diperdagangkan dalam pasar aktif. Jika

tidak terdapat alasan untuk meyakini bahwa nilai pakai aset secara material melebihi nilai

wajarnya dikurangi biaya penjualan, nilai wajar aset dikurangi biaya penjualan dapat

digunakan sebagai jumlah terpulihkan

Jumlah terpulihkan ditentukan untuk aset individual, kecuali aset tersebut tidak

menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain.

Dalam hal ini, jumlah terpulihkan ditentukan untuk unit penghasil kas yang mencakup aset tersebut

(lihat paragraf 65–98), kecuali:

a. nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan aset tersebut lebih besar dari

jumlah tercatatnya; atau

4
b. nilai pakai aset tersebut diestimasikan mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya untuk

menjual pelepasan, dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan tersebut

dapat ditentukan diukur.

Dalam beberapa kasus, estimasi, rata-rata dan penghitungan jalan pintas dapat memberikan

hasil yang mendekati penghitungan terperinci yang diilustrasikan dalam Pernyataan ini dalam

menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan atau nilai pakai.

Pengukuran Jumlah Terpulihkan Aset Tidak Berwujud Dengan Masa Manfaat yang

Tidak Terbatas

Paragraf 10 mensyaratkan aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas untuk

diuji penurunan nilainya setiap tahun dengan membandingkan jumlah tercatatnya dengan

jumlah terpulihkannya, terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai.

Bukti terbaik dari nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual adalah harga dalam suatu

perjanjian penjualan mengikat yang dibuat dalam transaksi wajar, disesuaikan dengan biaya

tambahan yang dapat diatribusikan langsung pada pelepasan aset. Jika tidak terdapat perjanjian

penjualan mengikat namun aset diperdagangkan di pasar aktif, maka nilai wajar dikurangi biaya

untuk menjual adalah harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset tersebut. Harga pasar yang

sesuai biasanya adalah harga penawaran kini. Jika harga penawaran kini tidak tersedia, maka harga

transaksi terkini dapat menjadi dasar untuk mengestimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk

menjual, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam kondisi ekonomi antara tanggal

transaksi dengan tanggal ketika estimasi dibuat.

Jika tidak terdapat perjanjian penjualan mengikat atau pasar aktif untuk aset, maka nilai

wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia untuk

5
menggambarkan jumlah yang dapat diperoleh entitas pada akhir periode pelaporan, dari pelepasan

aset dalam transaksi wajar antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan

memadai dalam transaksi wajar setelah dikurangi biaya pelepasan. Dalam menentukan jumlah

tersebut, entitas mempertimbangkan hasil dari transaksi terkini untuk aset serupa dalam industri

yang sama. Nilar wajar dikurangi biaya untuk menjual tidak menggambarkan suatu penjualan yang

dipaksakan, kecuali manajemen terdorong untuk menjual segera.

Biaya pelepasan aset, selain dari biaya yang telah diakui sebagai liabilitas, adalah

pengurang dalam menentukan mengukur nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan.

Contoh biaya tersebut adalah biaya hukum, materai dan pajak transaksi sejenis, biaya pemindahan

aset, dan biaya tambahan langsung untuk menjadikan aset dalam kondisi siap dijual. Namun,

imbalan akibat pemutusan kontrak kerja (seperti dijelaskan di PSAK 24: Imbalan Kerja) dan biaya

terkait dengan pengurangan atau reorganisasi bisnis setelah pelepasan aset bukan merupakan biaya

tambahan langsung untuk pelepasan aset.

Nilai Wajar Dikurangi Biaya Penjualan

Bukti terbaik dari nilai wajar aset dikurangi biaya penjualan adalah harga dalam suatu

perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang

independen, disesuaikan dengan biaya tambahan yang dapat dikaitkan secara langsung dengan

pelepasan asset. Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset

diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar dikurangi biaya penjualan adalah harga pasar aset

dikurangi biaya pelepasan aset tersebut.

Biaya pelepasan aset, selain dari yang sudah diakui sebagai kewajiban, dikurangkan

dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya penjualan. Terkadang dalam suatu pelepasan

6
aset, pembeli diharuskan menanggung suatu laibilitas dan hanya tersedia satu nilai wajar

dikurangi biaya penjualan yang mencakup aset dan laibilitas tersebut.

Nilai Pakai

Elemen-elemen berikut harus diperhitungkan dalam 28 penghitungan nilai pakai aset:

(a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari

aset;

(b) ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas

masa depan tersebut;

(c) nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang berlaku;

(d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset; dan

(e) faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan

oleh pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan

entitas akan diperoleh dari aset tersebut.

Dasar Estimasi Arus Kas Masa Depan

Dalam mengukur nilai pakai, suatu entitas harus:

(a) mendasarkan proyeksi arus kas pada asumsi-asumsi yang memadai dan

terdukungkan yang mencerminkan estimasi terbaik manajeman mengenai

rentang kemungkinan-kemungkinan kondisi ekonomi yang akan terjadi selama masa

manfaat aset. Bukti eksternal diberi bobot yang lebih tinggi.

(b) mendasarkan proyeksi arus kas pada anggaran atau prakiraan keuangan terkini yang

disetujui manajemen, tetapi harus mengeluarkan unsur estimasi arus kas masuk atau

7
arus kas keluar yang berkaitan dengan restrukturisasi masa depan atau perbaikan

maupun peningkatan kinerja aset. Proyeksi berdasarkan anggaran atau prakiraan keuangan

tersebut harus meliputi jangka waktu maksimum lima tahun, kecuali jika penggunaan

waktu yang lebih panjang dapat dijustifikasi.

(c) mengestimasi proyeksi arus kas yang melewati periode yang tercakup dalam anggaran

atau prakiraan terkini dengan mengekstrapolasi proyeksi yang didasarkan pada anggaran

atau prakiraan tersebut dengan menggunakan tingkat pertumbuhan tetap atau menurun

untuk tahun-tahun berikutnya

Arus kas masa depan diestimasi berdasarkan kondisi aset saat ini. Estimasi arus kas masa depan

tidak mencakup arus kas masuk atau keluar masa depan yang diharapkan timbul dari:

(a) restrukturisasi masa depan yang mana entitas belum berkomitmen; atau

(b) perbaikan dan peningkatan kinerja aset.

Estimasi arus kas masa depan tidak termasuk:

(a) arus kas masuk atau keluar dari aktivitas pendanaan; dan

(b) penerimaan atau pembayaran pajak penghasilan.

Arus Kas Masa Depan Valuta Asing

Arus kas masa depan diestimasi dalam satuan mata uang ketika akan dihasilkan dan kemudian

didiskonto menggunakan suatu tingkat diskonto yang tepat untuk satuan mata uang tersebut.

Tingkat Diskonto

Tingkat diskonto ditetapkan atas dasar tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan

penilaian pasar kini dari:

8
(a) nilai waktu uang; dan

(b) risiko spesifik atas aset dimana estimasi arus kas masa depan belum

disesuaikan.

Tarif diskonto yang mencerminkan penilaian pasar kini atas nilai waktu uang dan risiko spesifik atas

aset tertentu adalah tingkat pengembalian yang disyaratkan investor jika seandainya mereka hendak

memilih suatu investasi yang menghasilkan arus kas dengan jumlah, waktu dan profil risiko yang

sama dengan yang entitas harapkan akan dihasilkan dari aset tersebut.

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN RUGI PENURUNAN NILAI

Jika, dan hanya jika, nilai terpulihkan aset lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tecatat aset

diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai. Rugi

penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah

direvaluasi sesuai dengan Pernyataan lain (contoh, sesuai dengan model revaluasi pada PSAK 16).

Setiap rugi penurunan nilai aset revaluasian diperlakukan sebagai penurunan revaluasi sesuai

dengan Pernyataan lain.

Ketika jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dari nilai tercatat aset yang terkait,

entitas mengakui laibilitas jika, dan hanya jika, hal ini disyaratkan oleh Pernyataan lain.

Setelah pengakuan rugi penurunan nilai, beban penyusutan (amortisasi) aset disesuaikan di

masa depan untuk mengalokasikan nilai tercatat aset revisian, setelah dikurangi nilai sisa (jika

ada), secara sistematis selama sisa masa manfaatnya.

9
Ilustrasi Penurunan Nilai 1:

Contoh: PT ABC melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai

tercatat dari peralatan sebesar Rp 200 juta, nilai wajar dikurangi biaya menjual Rp180 juta

dan nilai pakainya 175 juta.

Ilustrasi Pengakuan Penurunan Nilai:

Perusahaan Melody melakukan review penurunan nilai aset pada 2010.

Sebidang tanah dicatat pada nilai wajar dengan surplus revaluasi senilai Rp 50

juta, aset-aset lainnya dicatat pada nilai historis dikurangi akumulasi depresiasi

atau amortisasi.

Hasil dari review sebagai berikut:

Fair value less Carrying

costs to sell Value in use amount

Tanah (nilai wajar) Rp 212 juta Rp 220 juta Rp 300 juta

10
Aset tak berwujud, Rp 8.2 juta Rp 6.5 juta Rp 9 juta

pada biaya yang

teramortisasi

Mesin, setelah Rp21 juta Rp 18 juta Rp 30 juta

didepresiasikan

Tentukan berapa rugi penurunan nilai dan bagaimanakah jurnalnya?

Berdasarkan informasi yang tersedia, aset Melodi yang mengalami kerugian

penurunan nilai adalah:

Recoverable Carrying Impairment

amount amount loss

Tanah, pada nilai wajar Rp 220 juta Rp 300 juta Rp 80 juta

Rp 8.2 juta Rp 9 juta N/A


Aset Tak Berwujud,

pada biaya

teramortisasi

Mesin, setelah Rp 21 juta Rp 30 juta Rp 9 juta

didepresiasikan

11
Kerugian penurunan nilai dikurangkan terlebih dahulu ke surplus revaluasi.

Untuk mengakui kerugian penurunan nilai tanah

Dr Surplus revaluasi Rp 50 juta

Rugi penurunan nilai (80 juta – 50 juta) 30 juta

Cr Tanah Rp 80 juta

Untuk mengakui kerugian penurunan nilai mesin

Dr Kerugian penurunan nilai Rp 9 juta

Cr Mesin Rp 9 juta

UNIT PENGHASIL KAS DAN GOODWILL

Identifikasi Unit Penghasil Kas Dimana Aset Tercakup

Jika terdapat indikasi bahwa suatu aset turun nilainya, jumlah terpulihkan diestimasi untuk aset

individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual, entitas

menentukan nilai terpulihkan dari unit penghasil kas yang mana aset tercakup (aset dari unit

penghasil kas).

Jumlah terpulihkan dari suatu aset individual tidak dapat ditentukan jika:

(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya

penjualan (contoh, apabila arus kas masa depan dari penggunaan aset tidak

dapat diestimasi menjadi tak berarti); dan

(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari kelompok aset lain.

12
Jika terdapat pasar aktif untuk hasil produk yang diproduksi oleh aset atau kelompok aset, aset

atau kelompok aset tersebut diidentifikasi sebagai unit penghasil kas, meskipun jika

sebagian atau keseluruhan hasil produksi digunakan secara internal. Unit penghasil kas

diidentifikasi secara konsisten dari periode ke periode untuk aset atau jenis aset yang sama,

kecuali perubahan dapat dijustifikasi.

Jumlah Terpulihkan dan Jumlah Tercatat dari Unit Pernghasil Kas

Jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai

wajar unit penghasil kas dikurangi biaya penjualan dan nilai pakainya. Jumlah tercatat unit

penghasil kas ditentukan atas dasar yang konsisten dengan cara menetapkan jumlah

terpulihkan dari unit penghasil kas.

Goodwill

Alokasi Goodwill Untuk Unit Penghasil Kas

Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperolah dalam suatu kombinasi bisnis harus,

sejak tanggal akuisisi, dialokasikan pada setiap unit penghasil kas pihak pengakuisisi, (atau

kelompok unit penghasil kas) yang diharapkan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi,

terlepas dari apakah aset atau laibilitas lain dari pihak yang diakuisisi yang ditetapkan ke unit-

unit atau kelompok unit-unit tersebut. Setiap unit atau kelompok unit yang memperoleh alokasi

goodwill harus:

(a) merupakan tingkat terendah dalam entitas yang goodwillnya dimonitor untuk tujuan

manajemen internal; dan

13
(b) tidak lebih besar dari suatu segmen operasi yang ditentukan sesuai dengan PSAK 5:

Segmen Operasi.

Goodwill yang diakui dalam kombinasi bisnis adalah aset yang mewakili manfaat ekonomi masa

depan yang timbul dari aset lain yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak terdentifikasi

secara individual dan diakui secara terpisah. Goodwill tidak menghasilkan arus kas secara

independen dari aset atau kelompok aset lain, dan seringkali berkontribusi pada arus kas dari

beragam unit penghasil kas.

Unit penghasil kas yang mana goodwill yang dialokasikan untuk tujuan pengujian

penurunan nilai mungkin tidak serupa dengan tingkat ketika goodwill dialokasikan dalam

hubungannya dengan PSAK 10 (revisi 2009): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing

untuk tujuan pengukuran keuntungan atau kerugian valuta asing. Jika alokasi awal goodwill yang

diperoleh dalam kombinasi bisnis tidak dapat diselesaikan sebelum berakhirnya periode tahunan

ketika kombinasi bisnis telah terjadi, alokasi awal tersebut harus diselesaikan sebelum akhir dari

periode tahunan pertama setelah tanggal akuisisi. Jika goodwill telah dialokasikan pada unit

penghasil kas dan entitas menghentikan suatu operasi tertentu atas unit tersebut, goodwill yang

diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut harus:

(a) termasuk dalam jumlah tercatat operasi ketika menentukan keuntungan atau kerugian

dari pelepasan; dan

(b) diukur berdasarkan nilai relatif dari operasi yang dihentikan dan porsi dari unit

penghasil kas yang ditahan, kecuali entitas dapat menunjukkan bahwa beberapa

metode lain lebih baik dalam mencerminkan goodwill yang diasosiasikan dengan

operasi yang dihentikan.

14
Kasus Penurunan Nilai Goodwill:

PT Lily memiliki 80% kepemilikan PT Kenanga dengan membayar Rp 32 M pada 1 Januari

2010. Setelah tanggal akuisisi, aset bersih yang dapat diidentifikasi memiliki nilai Rp30 M.

PT Kenanga merupakan UPK. Pada 31 Desember 2010, nilai yang dapat dipulihkan dari PT

Lily sebesar Rp20 M. Nilai wajar aset teridentifikasi 27.

Harga perolehan kombinasi bisnis 80% = Rp 32 M

Harga perolehan kombinasi bisnis 100% = Rp 40 M

Nilai wajar aset bersih bisa diidentifikasi = Rp 30 M

Goodwill total = Rp 10 M

Pengendali

Nilai aset bersih yang diakusisi = 80% x Rp30 M = Rp 24 M

Goodwill pengendali = Rp 8 M

Harga perolehan = Rp 32 M

Nilai aset pada saat perolehan pertama:

Akhir tahun 2010 Goodwill Aset Total

diidentifikasi

Nilai tercatat bruto Rp 10 M Rp 30 M Rp 40

Pengendali 8M 24 M 32 M

Kepemilikan minoritas 2M 6M 8M

15
Nilai tercatat yang Rp 10 M Rp 30 M Rp 40

disesuaikan M

Pengujian Unit Penghasil Kas dengan Goodwill untuk Penurunan Nilai

Jika goodwill terkait dengan unit penghasil kas tetapi belum dialokasikan ke unit tersebut,

unit tersebut harus diuji penurunan nilai ketika terdapat suatu indikasi bahwa unit tersebut

mungkin mengalami penurunan nilai. Unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi

goodwill harus diuji penurunan nilai secara tahunan, dan setiap kali apabila terdapat indikasi

16
bahwa unit tersebut mengalami penurunan nilai, dengan membandingkan jumlah tercatat unit

tersebut (termasuk goodwill) dengan jumlah terpulihkannya.

Waktu Pengujian Penurunan Nilai

Uji tahunan penurunan nilai untuk unit penghasil kas yang telah merima alokasi goodwill

dapat dilakukan setiap waktu selama suatu periode tahunan, sepanjang pengujian dilakukan

pada waktu yang sama setiap tahun. Unit penghasil kas yang berbeda dapat diuji untuk penurunan

nilai pada saat yang berbeda. Jika aset-aset yang merupakan komponen unit penghasil kas

yang telah memperoleh alokasi goodwill, diuji penurunan nilai pada saat yang sama dengan

unit yang mengandung goodwill, aset-aset tersebut harus diuji penurunan nilainya sebelum unit

tersebut.

Aset Korporat

Aset korporat termasuk aset kelompok atau divisi seperti bangunan kantor pusat atau

divisi dari entitas, perlengkapan EDP atau pusat penelitian. Struktur suatu entitas menentukan

apakah asset memenuhi definisi Pernyataan ini mengenai aset korporat untuk suatu unit

penghasil kas tertentu. Karena aset korporat tidak menghasilkan arus kas masuk yang terpisah, jumlah

terpulihkan aset korporat individual tidak dapat ditentukan kecuali manajemen telah memutuskan

untuk melepas aset tersebut. Dalam menguji rugi penurunan nilai suatu unit penghasil kas,

entitas mengidentifikasi semua aset korporat yang terkait dengan unit penghasil kas yang sedang

ditelaah. Jika sebagian dari jumlah tercatat aset korporat:

17
(a) dapat dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten terhadap unit tersebut,

entitas membandingkan jumlah tercatat dari unit (termasuk porsi dari jumlah tercatat

aset korporat yang dialokasikan ke unit tersebut) dengan jumlah terpulihkan.

(b) tidak dapat dialokasikan pada suatu dasar yang layak dan konsisten ke unit itu,

entitas harus:

(i) membandingkan jumlah tercatat unit, diluar aset korporat, dengan jumlah terpulihkan

dan mengakui setiap rugi penurunan nilai

(ii) mengidentifikasi kelompok terkecil dari unit penghasil kas yang mencakup unit

penghasil kas yang ditelaah dan yang sebagian dari jumlah tercatat aset korporat

dapat dialokasikan atas dasar yang layak dan konsisten; dan

(iii) membandingkan jumlah tercatat dari kelompok unit penghasil kas tersebut (termasuk

bagian dari jumlah tercatat aset korporat yang dialokasikan ke kelompok dari unit

tersebut) dengan jumlah terpulihkan dari kelompok unit itu.

Rugi Penurunan Nilai Untuk Unit Penghasil Kas

Rugi penurunan nilai diakui untuk unit penghasil kas (kelompok terkecil dari unit penghasil

kas yang telah memperoleh alokasi goodwill atau aset korporat) jika, dan hanya jika,

jumlah terpulihkan dari unit tersebut (kelompok dari unit) lebih kecil dari jumlah tercatatnya.

Rugi penurunan nilai dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari unit tersebut

(kelompok dari unit) dengan urutan sebagai berikut:

(a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan ke

unit penghasil kas tersebut (kelompok dari unit); dan

18
(b) selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut (kelompok dari unit) dibagi pro rata atas

dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut (kelompok dari unit).

Pengurangan-pengurangan dalam jumlah tercatat diperlakukan sebagai rugi

penurunan nilai atas aset individual. Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai

entitas tidak harus mengurangi jumlah tercatat aset dengan jumlah yang tertinggi dari:

1. nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual (jika ditentukan);

2. nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan

3. nol.

Kasus Unit Penghasil Kas:

19
Pembalikan Suatu Rugi Penurunan Nilai

Entitas menilai pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi

penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill)

mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Rugi penurunan nilai yang telah diakui

dalam periode-periode sebelumnya untuk aset selain goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika,

terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan atas aset

tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Pembalikan rugi penurunan nilai

menggambarkan peningkatan estimasi jasa potensial aset, baik dari penggunaan atau dari

penjualan, sejak tanggal ketika entitas terakhir kali mengakui rugi penurunan nilai untuk aset

tersebut. Suatu nilai pakai aset bisa menjadi lebih besar dari jumlah tercatatnya karena nilai

sekarang dari arus kas masuk masa depan meningkat seiring dengan semakin pendeknya

periode ekspektasi arus kas.

20
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Untuk Aset Individual

Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi

penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau depresiasi)

seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya. Pembalikan

rugi penurunan nilai untuk aset (selain goodwill) diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset

disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan Pernyataan lain (contohnya, model revaluasi

di PSAK 16). Pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam laporan laba

rugi komprehensif lainnya dan meningkatkan surplus revaluasi untuk aset tersebut. Setelah

pembalikan rugi penurunan nilai diakui, depresiasi (amortisasi) yang dibebankan ke aset tersebut

harus disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang

direvisi, dikurangi nilai sisanya (jika ada), dengan dasar yang sistematik selama sisa masa

manfaatnya.

Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Untuk Unit Penghasil Kas

Pembalikan rugi penurunan nilai untuk suatu unit penghasil kas dialokasikan kepada aset-aset dari

unit (kecuali untuk goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari aset-asetnya. Dalam

mengalokasikan pembalikan rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas jumlah tercatat aset

tidak boleh dinaikkan diatas nilai yang terendah dari:

(a) jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan

(b) jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto)

seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut

dalam periode sebelumnya.

21
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Untuk Goodwill

Rugi penurunan nilai yang diakui untuk goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.

PSAK 19: Aset Tidak Berwujud melarang pengakuan goodwill yang dihasilkan secara internal.

Setiap kenaikan jumlah terpulihkan dari goodwill dalam periode setelah terjadinya pengakuan

rugi penurunan nilai goodwill tersebut kemungkinan merupakan kenaikan goodwill yang

dihasilkan secara internal, bukan merupakan pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui untuk

goodwill yang diperoleh.

PENGUNGKAPAN

Untuk setiap kelompok aset, entitas mengungkapkan hal berikut ini:

(a) Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode

tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya tercakup rugi

penurunan nilai.

(b) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama

periode tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya tercakup

rugi penurunan nilai yang dibalik

(c) jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam laporan laba rugi

komprehensif lainnya selama periode itu.

(d) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam

laporan laba rugi komprehensif lainnya selama periode tersebut.

Kelompok aset adalah kumpulan aset-aset yang mempunyai sifat dan penggunaan yang serupa

dalam operasi suatu entitas. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap rugi penurunan

22
nilai material yang diakui atau dibalik selama periode tertentu untuk suatu aset individual,

termasuk goodwill, atau suatu unit penghasil kas:

(a) peristiwa dan kondisi yang mengarah pada pengakuan atau pembalikan rugi

penurunan nilai.

(b) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik.

(c) untuk aset individual:

i. sifat dari aset; dan

ii. jika entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5, segmen

terlaporkan yang mencakup aset tersebut.

(d) untuk unit penghasil kas;

i. deskripsi unit penghasil kas (seperti apakah unit penghasil kas merupakan

suatu lini produksi, suatu pabrik, suatu operasi bisnis, suatu wilayah geografi,

atau suatu segmen yang dapat dilaporkan seperti dijelaskan dalam PSAK 5);

ii. jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik oleh kelompok aset dan,

jika entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5, disajikan

berdasarkan segmen terlaporkan; dan

iii. jika agregasi dari aset untuk mengindentifikasi unit penghasil kas telah

berubah sejak estimasi sebelumnya dari jumlah terpulihkan dari unit

penghasil kas (jika ada), suatu uraian dari cara agregasi aset saat ini dan

sebelumnya serta alasan perubahan cara unit penghasil kas diidentifikasi.

(e) apakah jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) adalah nilai wajarnya dikurangi

biaya untuk menjual atau nilai pakainya.

23
(f) jika jumlah terpulihkan adalah nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual, dasar

yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (seperti

apakah nilai wajar ditentukan dengan mengacu kepada suatu pasar aktif).

(g) jika jumlah terpulihkan adalah nilai pakai, tingkat diskonto yang digunakan pada

estimasi saat ini dan estimasi sebelumnya (jika ada) dari nilai pakai.

24

Anda mungkin juga menyukai