Anda di halaman 1dari 69

MODUL IMPLEMENTASI UKS

DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2019
Penulis:
1. Dr.Akhmad Solikhin,S.Pd,MM
2. Erry Utomo,P.hd

Penelaah:
1. …….
2. …….
3. ……..
4. ……..

Ilustrator:
………………….

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk
kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan
Kebudayaan.

iii
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

KATA PENGANTAR

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan kegiatan di lingkungan sekolah


dalam rangka memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS ), dan
mempertinggi derajat kesehatan peserta didik. Kegiatan UKS diselenggarakan
meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip
hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, peran Kepala Sekolah dan Guru sangat
strategis dalam pelaksanaan UKS. Kerjasama di antara warga sekolah sangat
diperlukan supaya UKS dapat berjalan efektif. Hal tersebut penting dalam
menciptakan suasana organisasi yang harmonis dalam membangun kebersamaan
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Disusunnya Modul Implementasi UKS diharapkan dapat memberikan panduan
bagi Tim Pelaksana UKS di jenjang Sekolah Dasar. Implementasi UKS ini
diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik dan warga sekolah dalam
pembiasaan pola hidup bersih dan sehat.

Jakarta, Juni 2019


Direktur Pembinaan Sekolah Dasar,

Dr. Khamim, M.Pd.


NIP. 196608171988031002

iv
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ............................................................................................................... iii
Daftar Isi .......................................................................................................................... v
Daftar Gambar ............................................................................................................... ix
Daftar Tabel ..................................................................................................................... xi
Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................................. 1
C. Sasaran Pengguna Modul Implementasi UKS
D. Peta Kompetensi
E. Manfaat Moduk Implementasi UKS
F. Ruang Lingkup ................................................................................................. 2

Modul 1 : Pendidikan Kesehatan


A. Kegiatan .......................................................................................... 15
1. Kegiatan 1: Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Indikator
a. Siswa terbiasa mencuci tangan pakai sabun bersama di
sekolah.
b. Siswa menggosok gigi secara bersama di sekolah.

Uraian Materi (+ Epitome/Infografis)

Mencuci tangan (7 langkah cuci tangan pakai sabun/CTPS)


Menggosok gigi bersama di sekolah

Kegiatan (intra, ko, dan ekstrakurikuler)


1. Penjelasan dalam pembelajaran fungsi mencuci tangan
2. Penjelasan 7 langkah mencuci tangan
3. Penjelasan waktu penting mencuci tangan
4. Tugas membaca (literasi CTPS)
5. Praktek CTPS bersama di sekolah

v
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

(kegiatan dapat dilakukan secara bersama pada saat kegiatan


makan bersama)

Evaluasi Diri
1. Apakah fungsi CTPS sudah dijelaskan?

5. Apakah kegiatan praktik CTPS di sekolah sudah dilakukan?

Umpan Balik
1. Jika penjelasan fungsi CTPS sudah dijelaskan, …..

A. Kegiatan 2: Pendidikan Gizi


Indikator
Uraian Materi
Kegiatan
Soal Latihan
Kunci Jawaban
Umpan Balik

B. Kegiatan 3: Literasi Kesehatan


C. Kegiatan 4: Peningkatan kebugaran
D. Kegiatan 5: Kesehatan Reproduksi
E. Kegiatan 6: Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat
F. Kegiatan 7: Keselamatan diri
G. Kegiatan 8: Pembinaan dokter kecil

B. Latihan/Tugas .................................................................................... 16
C. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ....................................................... 16

Modul 2: Pelayanan Kesehatan


A. Tujuan ............................................................................................... 19
B. Indikator ............................................................................................ 19
C. Uraian Materi .................................................................................... 19
D. Aktifitas ............................................................................................. 29
1. Penjaringan Kesehatan dan
2. Pemeriksaan Berkala
3. Imunisasi
4. P3K/Penanganan Siswa Sakit
5. Pemberian obat cacing
6. Konseling kesehatan siswa

vi
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

E. Latihan/Tugas .................................................................................... 30
F. Umpan Balik ..................................................................................... 30

Modul 3: Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat


A. Tujuan ............................................................................................... 33
B. Indikator ............................................................................................ 33
C. Uraian Materi .................................................................................... 33
D. Aktifitas Pembelajaran ...................................................................... 40
E. Latihan/Tugas .................................................................................... 41
F. Umpan Balik ..................................................................................... 41

Modul 4: Pengelolaan UKS


A. Tujuan ............................................................................................... 45
B. Indikator ............................................................................................ 45
C. Uraian Materi .................................................................................... 45
D. Aktifitas Pembelajaran ...................................................................... 51
E. Latihan/Tugas .................................................................................... 52
F. Umpan Balik ..................................................................................... 53

Penutup

Daftar Pustaka ............................................................................................... 103

vii
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang ditujukan kepada peserta didik
merupakan salah satu mata rantai yang penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan warga
sekolah. Keberhasilan dalam meningkatkan kualitas kesehatan peserta didik yang sangat
rentan dan rawan terhadap berbagai macam penyakit, merupakan sebuah investasi besar yang
menjadi modal bagi pembangunan bangsa di masa mendatang. Salah satu upaya peningkatan
kualitas kesehatan di sekolah dasar dilakukan melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

UKS merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Penerapan UKS di satuan pendidikan sekolah dasar dapat dilakukan dengan tiga pendekatan,
yaitu (1) Penerapan UKS Berbasis Kelas, (2) Penerapan UKS Berbasis Budaya Sekolah, dan (3)
Penerapan UKS Berbasis Masyarakat. Ketiga pendekatan ini saling terkait dan merupakan satu
kesatuan yang utuh.

Penerapan UKS Berbasis Kelas merupakan integrasi Trias UKS dalam proses pembelajaran
pada muatan mata pelajaran yang relevan. Pengintegrasian Trias UKS tersebut mengacu
pada kurikulum. Pengintegrasian dilakukan dengan menghubungkan konsep muatan
kurikulum dengan Trias UKS.

Penerapan UKS Berbasis Budaya Sekolah merupakan integrasi Trias UKS dalam kegiatan
keseharian di lingkungan sekolah, melalui berbagai aktivitas di satuan pendidikan yang
melibatkan seluruh warga sekolah. Aktivitas budaya sekolah yang sejalan dengan penerapan
Trias UKS, antara lain tata kelola sekolah, ekstrakurikuler, pembiasaan, serta peraturan dan
tata tertib sekolah yang sejalan dengan pengembangan Trias UKS.

Penerapan UKS Berbasis Masyarakat adalah pengembangan UKS melalui jalinan kemitraan
dengan masyarakat sekitar satuan pendidikan. Kemitraan dan sinergisitas antara satuan
pendidikan dengan masyarakat (tokoh agama, asosiasi profesi) dan lembaga pemerintah
maupun swasta, sangat membantu keberhasilan pendidikan.
8
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Berdasarkan uraian di atas, untuk pelaksanaan kegiatan UKS pada jenjang Sekolah Dasar
supaya dapat berjalan dengan efektif maka diperlukan Modul Implementasi Usaha
Kesehatan Sekolah. Modul ini disusun dalam rangka memberikan panduan bagi Tim
Pelaksana UKS untuk melaksanakan pembinaan dalam menanamkan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan kepada peserta didik dalam memahami dan menjalankan kebiasaan pola
hidup bersih dan sehat. Materi disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan psikologis
peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar

B. Tujuan
Tujuan disusun Modul Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah pada jenjang SD ini untuk
memberikan panduan kepada Tim Pelaksana UKS dalam melaksanakan pembinaan tentang
kesehatan sekolah. Kegiatan ini dalam rangka penanaman sikap, pengetahuan, dan
keterampilan kepada peserta didik dalam membentuk kebiasaan pola hidup bersih dan
sehat.
Secara khusus tujuan disusunnya modul Kegiatan UKS yaitu untuk memberikan panduan
dalam pelaksanaan pebinaan pola hidup bersih dan sehat melalui Trias Usaha Kesehatan
Sekolah dan Pengelolaan UKS yang terdiri;
1. Pendidikan Kesehatan,
2. Pelayanan Kesehatan,
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat dan
4. Pengelolaan UKS.
C. Sasaran Pengguna Modul Penerapan UKS
Sasaran penggunaan Modul Penerapan UKS ini adalah Tim Pelaksana UKS SD.
D. Manfaat Modul Penerapan UKS
Manfaat Modul Penerapan UKS yaitu untuk memberikan panduan kepada Tim Pelaksana
UKS dalam melaksanakan pembinaan UKS SD.

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi pada modul ini disusun dalam enam bagian, yaitu bagian
Pendahuluan, Modul Pendidikan Kesehatan, Modul Pelayanan Kesehatan, Modul
Pembinaan Lingkungan Sekolah dan Modul Pengelolaan UKS, dan Penutup.

9
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Modul 1 : Pendidikan Kesehatan


Kegiatan 1
Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Indikator:
1. Peserta didik cuci tangan pakai sabun bersama di sekolah.
2. Peserta didik gosok gigi bersama di sekolah.

Uraian Materi:
A. Mencuci tangan
Mencuci tangan adalah salah satu kegiatan yang penting bagi kita dalam menjaga kesehatan
tubuh kita. Kegiatan mencuci tangan ini termasuk ke dalam perilaku hidup bersih dan sehat.
Tujuan mencuci tangan adalah untuk melindungi tubuh kita dari kuman dan mencegah dari
penyakit yang berhubungan langsung dengan tubuh kita.
Pentingnya mencuci tangan harus disampaikan oleh guru kepada Peserta didik dengan cara
pendekatan persuatif yaitu mengajak Peserta didik untuk memahami, melakukan, membiasakan
sampai membudaya pada diri Peserta didik.
Dibawah ini adalah beberapa informasi yang harus dikuasai guru tentang cara mencuci tangan.

Cara mencuci tangan pakai sabun (CTPS):


1. Awali dengan membasahi kedua tangan dengan air mengalir dengan menggunakan sabun
2. Gosok telapak tangan dengan telapak tangan
3. Ttelapak tangan kanan menggosok bagian atas punggung tangan kiri dan sebaliknya.
4. Gosok telapak dengan telapak dan jari saling terkait.
5. Bersihkan punggung jari dengan cara meletakkan punggung jari pada telapak satunya dengan
jari saling mengunci.
6. Bersihkan jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri, dan sebaliknya.
7. Jari kiri menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak kanan, dan
sebaliknya.

10
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Kapan kita sebaiknya mencuci tangan? Jangan lupa waktu-waktu yang seharusnya dilakukan
mencuci tangan yaitu pada sebelum makan dan setelah makan, sebelum dan setelah dari toilet,
dan setelah bermain.

Kegiatan:
Ada beberapa pendekatan persuatif yang dapat diterapkan oleh guru, diantaranya:
1. Memberikan Sosialisasi CTPS
Guru adalah orang yang menjadi pelaku contoh di kelas. Setiap perilaku yang terlihat oleh
Peserta didik akan ditangkap menjadi sebuah informasi yang diterima oleh Peserta didik. Dalam
memberikan sosialisasi, guru membawa peralatan mencuci tangan yaitu: sabun cuci tangan, tisu,
dan model keran air. Selain itu juga bisa memperlihatkan video mencuci tangan.

Guru mengondisikan kelas. Semua Peserta didik sudah duduk dengan rapi. Guru mengajak
Peserta didik untuk mengawali materi dengan berdo‟a terlebih dahulu. Guru mengawali materi
sosialisasi dengan memberikan yel-yel yang membangkitkan semangat Peserta didik.
Guru : “Anak-anak, Ayo, ikuti Ibu! Ibu akan mencontohkan kalian tepuk cuci tangan”.
Selanjutnya guru meneriakkan yel-yel “Tepuk Cuci Tangan!...
(prok prok prok) Cu...!
(prok prok prok) Ci…!
(prok prok prok) Ta…!
(prok prok prok) Ngan…!
(prok prok prok) Pa …!
(prok prok prok) Kai… !
(prok prok prok) Sa… !
(prok prok prok) Bun… !
Se…hat ! Tubuh Bebas Kuman!
Selanjutnya, Guru memperlihatkan peralatan yang dibawanya kepada Peserta didik. Hal ini
merupakan stimulus guru untuk merangsang rasa ingin tahu Peserta didik. Tidak lupa guru
mengingatkan Peserta didik untuk tetap tertib dalam mengikuti sosialisasi CTPS. Guru meminta
Peserta didik untuk mengamati slide yang telah disiapkan.

11
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Guru menjelaskan 7 langkah mencuci tangan dan menunjukkan setiap langkah satu persatu agar
Peserta didik mendapatkan pemahaman tentang CTPS.
Guru membuka tanya jawab, “Anak-anak, siapa yang tahu, mengapa mencuci tangan harus
menggunakan sabun? Bagaimana dan apa yang terjadi jika kita mencuci tangan tidak
menggunakan sabun?”
Peserta didik diminta untuk menjawab dengan cara mengangkat tangan sebelum berbicara.
Peserta didik :”Kalau tidak pakai sabun, bukankah tangan kita sudah bersih dari kotoran, Bu?”
Guru memberikan penguatan atas pertanyaan Peserta didik, “Bersih dari kotoran belum tentu
bebas dari kuman, Lho! Coba Ibu ingin tahu, siapa yang suka mencuci tangan tanpa sabun?
Siapa yang mencuci tangan dengan air bersih dari ember pakai gayung?” Guru menghitung
jumlah Peserta didik sesuai dengan pertanyaan.
Guru :”Baiklah, agar kita tahu bedanya mencuci tangan pakai sabun dengan tidak, atau di air
mengalir dengan bukan di air mengalir, Mari! Kita lihat video tentang kuman di tangan kita.”
(https://www.youtube.com/watch?v=MVqFn-g0N8o)

12
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Setelah mengamati video, guru menguatkan Peserta didik bahwa kuman itu tidak terlihat dan
menempel di tubuh kita. Untuk itu, sangat perlu mencuci tangan dengan air bersih mengalir
menggunakan sabun untuk meminimalisir kuman menempel di tubuh. Inilah cara yang akan
membuat tubuh kita menjadi sehat.

2. Mendemontrasikan CTPS
Dengan berdasarkan pengetahuan 7 langkah CTPS, Peserta didik mengamati guru dalam
mendemonstrasikan langkah-langkah mencuci tangan di kelas. Setiap langkah didemontrasikan
dan dijelaskan pada Peserta didik. Tidak lupa guru meminta Peserta didik untuk mencari literatur
materi mencuci tangan baik dari media cetak atau elektronik di sekolah atau di luar sekolah
sebagai bahan bacaan yang dijadwalkan setiap minggu minimal satu kali.

3. Mempraktikkan CTPS
Guru mengajak Peserta didik ke luar kelas menuju ke tempat cuci tangan secara tertib dengan
membuat jalanan kereta api yang saling menyambung. Tidak lupa guru mengingatkan pada
Peserta didik secara berkelompok untuk membawa alat-alat yang akan digunakan untuk praktik
CTPS. Setelah sampai di tempat cuci tangan, guru meminta setiap kelompok yang terdiri dari 5
orang berjajar dengan tertib.
Selanjutnya dengan pendampingan dari guru, setiap kelompok melakukan praktik cuci tangan
langkah per langkah.

4. Melakukan CTPS Rutin di Sekolah


Kegiatan CTPS rutin dilakukan di sekolah selama 21 kali berturut-turut sesuai dengan jadwal
yang diharuskan mencuci tangan pakai sabun. Dalam hal ini guru mengingatkan Peserta didik
apabila ada yang hendak ke toilet untuk buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB).
Dalam hal ini guru mengingatkan sikap Peserta didik untuk selalu berdo‟a sebelum dan setelah
dari toilet, juga mengingatkan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah termasuk toilet.

Evaluasi Diri:
1. Apakah program CTPS sudah dapat dilakukan di kelas?

13
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

2. Kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami saat melaksanakan program CTPS?


3. Jelaskan respon yang diperoleh dari Peserta didik dalam melaksanakan program CTPS?

Umpan Balik
1. Setelah melaksanakan sosialisasi di kelas, guru selanjutnya menginformasikan kepada orang
tua Peserta didik tentang CTPS.
2. Ketika Peserta didik dapat melakukan kegiatan cuci tangan, guru dapat mendampingi Peserta
didik dalam pelaksanaan CTPS nya setiap hari di kelas.
3. Peserta didik melaksanakan penilaian diri dan melaporkan kepada guru kelasnya.

B. Menggosok gigi bersama di sekolah

Pembiasaan sikat gigi itu sangat penting sekali untuk menjaga kebersihan dan kesehatan diri.
Makanan yang kita makan, tentunya tidak semua masuk ke dalam perut kita, tetapi ada sebagian
yang tertinggal di gigi. Sisa makanan yang tertinggal di gigi akan menyebabkan plak (karang
gigi) yang membuat gigi kita jadi keropok dan berlubang. Gigi berlubang diakibatkan oleh
makanan yang mengandung gula. Makanan yang mengandung gula tidak hanya terdapat pada
makanan yang manis. Makanan yang tidak manispun, bahkan hamper di semua makanan,
mengandung gula yang tersembunyi yang dapat menyebabkan gigi berlubang.

Tapi, ternyata menyikat gigi itupun ada waktunya. Menyikat gigi yang baik adalah pada pagi dan
malam hari. Sikat gigi harus dilakukan setiap hari secara rajin. Waktu menyikat gigi setiap pagi
setelah sarapan dan sikat gigi pada malam hari sebelum tidur. Tentunya kita ketahui, bahwa
kuman tidak pernah tidur, untuk itu jangan lupa agar selalu menyikat gigi sebelum tidur. Ajak
orang tua sikat gigi bersama.

Cara Menyikat Gigi yang Benar:


1. Siapkan sikat gigi dan pasta gigi berflour (sebesar sebutir kacang tanah atau kurang lebih ½
cm).
2. Kumur-kumur dengan air bersih sebelum menyikat gigi.

14
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

3. Sikat semua permukaan gigi bagian depan dari arah gusi ke gigi secara berurutan, lama
menyikat gigi minimal dua menit (sedikitnya 8 kali gerakan setiap permukaan gigi).
4. Sikat permukaan dalam gigi bagian luar dengan gerakan memutar ke depan dan ke belakang,
gerakan-gerakan pendek maju mundur.
5. Sikat permukaan gigi yang dipakai mengunyah (gigi atas dan bawah) gerakan pendek maju-
mundur).
6. Sikat juga permukaan gigi bagian dalam dengan gerakan memutar ke depan dan ke belakang
dari arah gusi ke gigi.
7. Sikatlah bagian dalam gigi depan dengan gerakan mencukil dari gusi ke gigi. Jangan lupa
menyikat lidah karena merupakan tempat bakteri berkumpul.

Setelah menyikat gigi, cukup berkumur sekali saja. Dengan berkumur sekali, maka kandungan
pasta gigi menempel lebih lama di gigi dan mencegah terjadinya gigi berlubang.

Kegiatan
1. Memberikan Sosialisasi Tentang Menggosok Gigi
Guru melaksanakan sosialisasi Menggosok Gigi terhadap Peserta didik di kelas. Diawali dengan
mengondisikan Peserta didik dan melakukan berdo‟a bersama sebelum melaksanakan sosialisasi.
Selanjutnya bertanya jawab dengan Peserta didik tentang pembiasaan menggosok gigi.
Guru :”Anak-anak, siapa yang mempunyai gigi berlubang?”
Diharapkan anak-anak menjawab secara jujur untuk memperkuat sikap sosial Peserta didik.
Terdapat beberapa anak yang mengangkat tangan. Selanjutnya guru menanyakan alasan yang
mengakibatkan gigi berlubang. Selanjutnya, guru mengajak peserta didik menyanyi bersama
tentang “Ayo Gosok Gigi”.
https://www.youtube.com/watch?v=wB_ZgCymo24
GOSOK GIGI
Gosok gigi gosok gigi
Biar gigi bersih
Jangan malas jangan malas
Untuk gosok gigi

15
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Kanan kiri atas bawah


Kita gosok gigi
Gigi putih Gigi Bersih
Gigi yang sehat
Selanjutnya, guru memaparkan tentang pentingnya gosok gigi dari pengamatan gambar
pentingnya gosok gigi.

16
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

2. Mendemontrasikan Langkah-Langkah Menggosok Gigi


Guru membawa alat dan bahan menggosok gigi, selanjutnya memperagakan tentang langkah-
langkah menggosok gigi dan menunjukkan kepada peserta didik. Bisa juga didampingi dengan
memperlihatkan video cara menggosok gigi.

3. Mempraktikkan Menggosok Gigi


Peserta didik membawa alat gosok gigi sendiri dari rumah, disimpan di sekolah. Guru
menggiring siswa ke toilet secara berkelompok dan mempraktikkan menggosok gigi yang benar
sesuai langkah-langkah dengan tertib.

4. Melakukan Kegiatan Menggosok Gigi Secara Rutin di Kelas


Setelah peserta didik memahami pentingnya menggosok gigi, Guru menginstruksikan kepada
peserta didik untuk dapat melakukan kegiatan gosok gigi di kelas dan di rumahnya.

Evaluasi Diri
1. Apakah kegiatan menggosok gigi sudah dijelaskan?
2. Apakah terdapat kendala dalam praktik menggosok gigi di kelas?
3. Bagaimanakah pemahaman Peserta didik tentang manfaat menggosok gigi?

Umpan Balik
1. Jika penjelasan menggosok gigi sudah diberikan, maka tugas guru adalah membuat aturan
tentang menggosok gigi.
2. Jika Praktik menggosok gigi sudah dilakukan di kelas maka guru dapat melakukan penilaian
diri Peserta didik sebagai dampak pengiring pada Peserta didik.
3. Jika Peserta didik sudah melaksanakan kegiatan tersebut, maka tugas guru melaksanakan
pendampingan selanjutnya.
4. Peserta didik terbiasa menjaga kebersihan mulutnya dengan biasa menggosok gigi sesuai
aturan.

17
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Kegiatan 2:
Pendidikan Gizi
Indikator:
1. Peserta didik sarapan gizi seimbang bersama di sekolah
2. Peserta didik minum air dalam jumlah cukup di sekolah.

A. Gizi Seimbang
Uraian Materi

Di materi sebelumnya, kita memahami kapan saja waktu-waktu yang sebaiknya kita melakukan
cuci tangan. Salah satunya adalah sebelum kita makam. Makanan yang kita konsumsi tentunya
merupakan makanan yang akan membuat badan kita sehat. Apabila makanan yang kita konsumsi
sehat dan seimbang, maka akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan tubuh kita.

Tahukah kamu, apa yang dimaksud dengan makanan yang seimbang itu? Tentu saja kita harus
mengetahui bahwa makanan seimbang itu adalah makanan yang mempunyai kandungan gizi
seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh kita.

Kita sering mendengar istilah yang menyebutkan bahwa “Kamu adalah apa yang kamu makan”
ungkapan itu bermakna bahwa makanan adalah salah satu unsur yang menentukan diri kita,
terutama kesehatan kita. Jika kita ingin tubuh kita sehat, maka asupan makanan yang kita
konsumsi harus yang sehat. Sebaliknya, Makanan yang tidak sehat tentu akan membuat tubuh
kita tidak sehat.

Tahukah kamu, apa yang dimaksud dengan makanan sehat? Makanan sehat bukan berarti
makanan dalam takaran yang banyak. Makanan sehat adalah makanan yang mengandung gizi
seimbang.

Pemerintah telah mengeluarkan acuan sajian sekali makan sesuai dengan nutrisi gizi seimbang
yang dikenal dengan “Piring Makanku”. Kandungan nutrisi yang tersaji dalam piring makanku

18
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

terdiri dari: karbohidrat (makanan pokok), Protein (lauk pauk), Vitamin dan Mineral (sayuran,
dan buah-buahan).

Satu porsi asupan gizi seimbang kita, terdiri dari setengah bagian piring yaitu sayur-sayuran dan
buah-buahan, kemudian setengah bagian lain yaitu karbohidrat dan protein. Tidak lupa
menyiapkan air putih satu gelas untuk menyempurnakan asupan gizi seimbang kita.

Kegiatan
1. Memberikan Sosialisasi Tentang Makanan Gizi Seimbang.
Guru mengawali kegiatan dengan berdo‟a bersama-sama. Selanjutnya, guru mengingatkan
Peserta didik untuk tetap tertib dalam menerima sosialisasi Makanan Gizi Seimbang.
Kegiatan dimulai dengan mengajak Peserta didik menyanyikan lagu yang berhubungan dengan
Makanan Gizi Seimbang.
https://www.youtube.com/watch?v=WNDtyeb4L7M
Ayo Makan Sayur

Ayo makan sayur ayo makan sayur


Kalau kita makan sayur tubuh kita kuat
Sayur itu sehat, sayur itu enak
Setiap hari makan sayur kita tambah pintar
Ayo semua kita makan sayur
Sehat bergizi dan kaya manfaat
Ayo semua kita makan sayur
Sehat bergizi dan kaya manfaat
Guru melakukan tanya jawab dengan Peserta didik tentang makanan bergizi. Diawali dengan
menanyakan pembiasaan sarapan pagi di rumah.
Guru :”Siapa yang hari ini sarapan pagi sebelum pergi ke sekolah?”
Peserta didik: (mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan dari guru) Saya…..!”
Guru menanyakan alasan-alasan yang disampaikan oleh Peserta didik yang tidak sarapan pagi.
Dari beberapa alasan, guru merespon dengan penjelasan pentingnya sarapan pagi bagi Peserta
didik.

19
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Selanjutnya guru memberikan sosialisasi tentang pentingnya makan Gizi Seimbang bagi Peserta
didik. Gambar yang diamati oleh Peserta didik adalah program pemerintah tentang makan gizi
seimbang, yaitu: “Isi Piringku”

Dari gambar disamping, siswa diberikan


informasi komposisi isi piringku.
Isi Piringku ini menggambarkan menu
makanan dalam satu porsi piring yang
harus dikonsumsi oleh siswa.

Isi Piringku terdiri dari:


1. 1/3 porsi makanan pokok (Karbohidrat)
2. 1/3 porsi daging/ikan/telur (Protein)
3. 1/3 porsi sayuran dan buah-buahan
(Vitamin dan Mineral) (dicarikan
gambar)
Ditambah segelas air minum.

Masukan

2. Melaksanakan Sosialisasi Pentingnya Sarapan dan Makanan Gizi Seimbang kepada


Orang Tua Peserta didik.
Sosialisasi kepada orang tua Peserta didik/komite sangat penting dalam mendukung
terlaksananya kegiatan Sarapan Bersama di Sekolah. Tujuan dilaksanakannya sosialisasi kepada
orang tua adalah untuk menentukan pengurus yang mengelola kegiatan sarapan bersama dan
menu seimbang yang akan diberikan kepada Peserta didik.
3. Mempraktikkan Sarapan Bersama di Kelas
Peserta didik melaksanakan praktik sarapan bersama di kelas. Kegiatan ini dikelola oleh Komite
sekolah yang bekerja sama dengan sekolah. Program yang dilaksanakan adalah yang
dikembangkan oleh pemerintah yaitu Program makan tambahan anak sekolah. Sebelumnya,
Peserta didik diajak untuk cuci tangan terlebih dahulu secara tertib ke tempat cuci tangan.
Selanjutnya, Kegiatan praktik sarapan bersama dilakukan dengan berdo‟a terlebih dahulu sebagai
penguatan sikap spiritual Peserta didik. Selanjutnya makan didampingi guru secara tertib.

20
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Evaluasi Diri
1. Apakah kegiatan Makan Gizi Seimbang Bersama sudah dapat dipahami oleh Peserta
didik?
2. Apakah terdapat kendala dalam praktik Makan Gizi Seimbang Bersama di kelas?
3. Bagaimanakah respon Peserta didik mengenai kegiatan Makan Gizi Seimbang Bersama?

Umpan Balik
1. Jika penjelasan Makan Gizi Seimbang Bersama sudah diberikan, maka tugas guru adalah
membuat aturan tentang Makan Gizi Seimbang Bersama.
2. Jika Praktik Makan Gizi Seimbang Bersama sudah dilakukan di kelas maka guru dapat
melakukan penilaian diri Peserta didik sebagai dampak pengiring pada Peserta didik.
3. Jika Peserta didik sudah melaksanakan kegiatan tersebut, maka tugas guru melaksanakan
pendampingan selanjutnya.
4. Diharapkan kegiatan sarapan ini tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi juga di
rumahnya.

Kegiatan 3
Minum Air di Sekolah

Tahukah kamu pentingnya air buat tubuh kita? Tubuh kita membutuhkan air dalam jumlah
banyak. Kita semua mengetahui bahwa tubuh kita terdiri dari 60% air sebagai zat penyusunnya.
Anak SD yang berusia 8 tahun membutuhkan air 8 gelas sehari.

Kebutuhan air minum bagi setiap orang berbeda-beda sesuai jenis kelaminnya:
1. Anak-anak memerlukan 6 gelas sehari.
2. Perempuan , terbagi menjadi:
 Perempuan dewasa membutuhkan 8 gelas sehari.
 Perempuan yang sedang hamil membutuhkan 9 gelas sehari.
 Perempuan menyusui membutuhkan 11 gelas sehari.
3. Laki-Laki, terbagi menjadi:
 Laki-laki dewasa membutuhkan 10 gelas sehari.
21
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

 Laki-laki lanjut usia membutuhkan 6 gelas sehari.

Hati-hati bila kita kekurangan minum air. Karena kekurangan minum air akan menyebabkan kita
terserang dehidrasi. Apa itu dehidrasi? Dehidrasi adalah keadaan dimana air yang keluar dari
tubuh kita lebih banyak dari air yang masuk ke tubuh kita.

Akibat yang ditimbulkan oleh Dehidrasi dalam jangka waktu tertentu:


a. Jangka Pendek: Mudah cemas dan tegang, Kontaminasi menurun, Daya ingat menurun,
Mudah marah/emosi, Mudah lelah.
b. Jangka Panjang: Sembelit, Infeksi Ginjal, Infeksi Saluran Kemih.

Cara mudah dan praktis seseorang terkena dehidrasi adalah dengan cara periksa urin sendiri
(PURI). Warna urin dapat menentukan seseorang terkena dehidrasi atau tidak. Cara yang paling
mudah untuk memeriksa bahwa seseorang terkena dehidrasi adalah sesuai tingkatan warnanya:
a. Warna kuning jernih menandakan tubuh terhidrasi dengan baik.
b. Warna kuning keruh menandakan tubuh kurang terhidrasi dengan baik.
c. Warna kuning kecoklatan menandakan tubuh terkena dehidrasi.

Kegiatan
1. Menempelkan spanduk besar di lingkungan sekolah yang berhubungan dengan program Ayo
Minum Air (AMIR)

22
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

2. Memberikan Sosialisasi Materi tentang Pentingnya Minum Air bagi Tubuh.

23
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

3. Melaksanakan kegiatan lomba mewarnai.

4.Mendampingi Peserta didik untuk mengontrol pelaksanaan minum air setiap hari dengan
kartu kontrol minum air.

Evaluasi Diri
1. Apakah kegiatan Ayo Minum Air sudah dipahami oleh Peserta didik?
2. Apakah terdapat kendala dalam praktik minum air di kelas?
3. Bagaimanakah pemahaman Peserta didik tentang manfaat minum air bagi tubuh?

24
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Umpan Balik
1. Jika penjelasan Ayo Minum Air sudah diberikan, maka tugas guru adalah membuat
aturan tentang Minum Air .
2. Jika Praktik Ayo Minum Air sudah dilakukan di kelas maka guru dapat melakukan
penilaian diri Peserta didik sebagai dampak pengiring pada Peserta didik.
3. Jika Peserta didik sudah melaksanakan kegiatan tersebut, maka tugas guru melaksanakan
pendampingan selanjutnya.
4. Peserta didik terbiasa dengan minum air putih setiap hari, dengan membawa tempat
minum dari rumah.

Kegiatan 4
Literasi Kesehatan
INDIKATOR

1. Siswa senang membaca materi yang berhubungan dengan kesehatan pada jam literasi, di
perpustakaan, ataupun pada saat senggang
2. Siswa senang mendiskusikan bacaan tentang kesehatan

URAIAN MATERI

Literasi atau kegiatan membaca merupakan sesuatu yang sangat membosankan pada siswa di
jaman sekarang ini.
Tugas guru adalah memberikan motiviasi kepada siswa agar siswa menyukai buku-buku bacaan
– yang dalam hal ini adalah bacaan yang berkaitan dengan kesehatan. Bacaan tentang kesehatan,
tidak hanya untuk seorang dokter, tetapi untuk semua orang.

Ada berbagai macam strategi yang dapat digunakan untuk membaca siswa suka membaca. Yaitu:
1. menumbuhkan motivasi dan rasa ingin tahu
2. memilih tema kesehatan yang relevan dengan tema pelajaran yang sedang dihadapi
3. ciptakan suasana yang nyaman untuk siswa dapat membaca
4. sisihkan waktu untuk membaca bersama

25
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

5. sekali waktu, ajak siswa untuk keluar kelas, pilih tempat untuk “nongkrong” dan
membaca buku.
6. setelah selesai membaca buku, ajak siswa untuk menceritakan buku yang dibacanya.
7. mintalah siswa untuk mengungkapkan manfaat dari buku yang dibacanya, dan hal apa
yang dipelajarinya.
8. ijinkan siswa untuk menyatakan “tidak suka” atau “mengkritisi” jika memang isi bacaan
tidak bagus dan tidak sesuai dengan apa yang diketahui oleh siswa.

KEGIATAN

Sebelum memulai kegiatan, guru memastikan bahwa di perpustakaan terdapat buku-buku tentang
kesehatan. Jika tidak ada, maka usahakan di pojok kelas sudah terdapat buku-buku tentang
kesehatan.
Berikut ini adalah beberapa contoh yang dapat dipakai untuk menarik minat baca siswa tentang
kesehatan.

1- Memberikan rangsangan kepada siswa.

Ibu Via adalah seorang guru yang biasanya sangat ramah dan ceria. Jika masuk kelas, Ibu Via
biasa menyapa siswa dengan kalimat-kalimat yang membuat siswa tertawa ceria. “Hallo....
selamat pagi... Apa kabar hari ini?”
Kali ini sikap Ibu Via sengaja dibuat berbeda dari biasanya. Ibu Via berwajah murung dan masuk
kelas dengan kata-kata yang sungguh berbeda dari biasanya. “Anak-anak, hari ini Ibu malas
mengajar. Semalam Ibu tidak bisa tidur. Ada yang tahu kenapa?”
Arif dan sekelompok temannya menjawab “Ibu sedih”.
Anita si endut, yang biasanya suka makan, menjawab “Ibu
laper”.
Solihin menjawab “Ibu sakit”.
Murid-murid mengeluarkan berbagai ide-nya. Hingga akhirnya
Ibu Via mengatakan: “Semua salah. Tahu nggak, gara-gara ini,
Ibu gak bisa tidur”.
“Rasanya kulit Ibu bermasalah. Lalu Ibu mendapatkan buku ini ....” (tunjukkan buku yang
berjudul “Momok Skincare”).

26
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

“Dari buku ini, Ibu mengetahui, bahwa Ibu tidak boleh sembarangan beli skin
care. Untung ada buku ini, coba kalau gak ada, pasti kulit Ibu masih pedih
sekali”.
“Nah.... karena sekarang, buku ini, Ibu pinjamkan ke kalian. Siapa yang mau
pinjam?”
“Selain buku ini, Ibu punya beberapa buku tentang kesehatan yang lain.
Bagaimana kalau kita bagi tugas.... masing-masing membaca satu buku, lalu
kita saling menceritakan apa isi buku tersebut. Setuju?”
2- Membacakan buku

Melihat kelas Ibu Via yang siswanya rajin membaca, Ibu Anita, guru pengajar kelas 1 SD juga
menginginkan siswa-siswinya juga senang membaca. Ibu Anita percaya, walaupun murid-
muridnya masih kelas 1 SD, yang membaca saja masih harus mengeja satu-persatu, suatu saat
nanti, pasti bisa senang membaca.
Strategi yang dimiliki Ibu Anita adalah, setiap hari ia membaca satu komik bacaan tentang
kesehatan sehari-hari. Ibu Anita sengaja memilih tema kesehatan, karena kesehatan bisa
langsung dipraktekkan oleh para siswa-siswinya.

Ibu Anita setiap hari membacakan buku cerita untuk siswa-


siswinya di kelas. Cara Ibu Anita membaca sangat unik. Ia
membaca dengan berbagai nada, seakan-akan ia memerankan
tokoh di dalam buku tersebut. Pada saat membacakan buku,
murid-murid bebas memposisikan diri. Ada yang duduk manis,
ada yang sambil tiduran.

Setelah selesai membacakan buku, Ibu Anita senantiasa memberikan


kesimpulan dan tugas kepada para muridnya.
“Jadi anak-anak..... dari bacaan tadi, berarti kita tidak boleh malas cuci
rambut. Apa akibatnya jika kita malas cuci rambut?..... dst....”

3- Memberikan nilai tambahan pada pelajaran PJOK

Pak Nyoto adalah guru kelas 6 SD. Pak Nyoto adalah guru olah raga yang sangat suka membaca.
Pak Nyoto mengoleksi berbagai buku bacaan. Tidak hanya itu saja, Pak Nyoto bahkan membuat
kliping dari koran atau majalah, jika memuat artikel bacaan yang menarik.

27
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Seperti layaknya seorang Bapak-bapak, Pak Nyoto sangat tidak sabar jika harus membacakan
buku di dalam kelas. Apalagi, kalau harus bermain peran seperti Ibu Via.
Walaupun demikian, Pak Nyoto ingin sekali murid-muridnya suka membaca, terutama untuk
buku-buku yang berkaitan dengan kesehatan anak.
Strategi yang digunakan Pak Nyoto adalah:
1. Pak Nyoto membawa semua koleksi buku dan kumpulan klipingnya.
2. Pak Nyoto mengumumkan kepada siswanya bahwa setiap
membaca satu judul, dan bisa menceritakan ulang kepada
teman-temannya, maka siswa tersebut akan diberikan bintang,
yang nantinya dapat dikonversi sebagai nilai tambahan untuk
pelajaran PJOK.
3. Nah...bagi anak yang tidak suka membaca, maka Pak Nyoto akan memanggil anak
tersebut, mengajaknya jalan-jalan sambil menasehati akan pentingnya membaca.

EVALUASI DIRI

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut untuk mengevaluasi program kegiatan literasi tentang


materi kesehatan di sekolah Anda:
1. Apakah di sekolah anda terdapat cukup buku bacaan tentang kesehatan?
2. Apakah di sekolah anda terdapat ruangan yang menunjang siswa untuk nyaman membaca?
3. Apakah anda suka membaca?
4. Apakah anda suka membaca hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan?
5. Apakah anda sudah menjelaskan pentingnya membaca literasi tentang kesehatan kepada
siswa?
6. Apakah anda sudah memotivasi siswa untuk membaca?
7. Apakah murid-murid senang membaca?
8. Apakah murid-murid senang membaca hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan?
9. Apakah anda harus melakukan hal-hal khusus agar siswa mau membaca?

UMPAN BALIK

Jika anda telah menjawab pertanyaan yang ada pada evaluasi diri di atas, maka hal-hal apa
sajakah yang akan anda lakukan untuk diri, siswa dan sekolah anda?

28
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Kegiatan 5
Pendidikan Kesehatan Reproduksi
1. Indikator
a. Siswa mendapatkan edukasi Kesehatan Reproduksi

2. Uraian Materi
Kesehatan Reproduksi merupakan keadaan sejahtera secara fisik, mental, sosial secara utuh bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi dan prosesnya. Kesehatan reproduksi penting untuk dipelajari oleh peserta didik
SD. Materi yang perlu diajarkan pada peserta didik SD meliputi materi pertumbuhan dan
perkembangan, cara menjaga kebersihan organ reproduksi luar, manajemen kebersihan menstruasi,
pencegahan kekerasan seksual.

Pertumbuhan dan perkembangan usia sekolah dan remaja meliputi pertumbuhan fisik, (tinggi dan
berat badan, otak dan organ reproduksi) dan perkembangan psikis. Pertumbuhan dan
perkembangan secara fisik baru selesai pada usia 20 tahun,maka selama masa itu anak perlu asupan
makanan bergizi seimbang secara cukup, beraktifitas fisik secara cukup, mempraktekkan hidup
bersih, belajar dengan giat, dll. Sehingga pertumbuhan fisiknya optimal.

Sedangkan perkembangan psikis baru selesai pada usia 20-25 tahun. Oleh karena itu, anak harus
diajarkan pendidikan keterampilan hidup sehat (meliputi kesadaran diri, empati, berpikir kritis,
berpikir kreatif, cara berkomunikasi yang baik, cara berteman yang baik, cara menolak ajakan
teman yang negatif, bertanggung jawab, dll sehingga kemampuan psikologisnya juga dapat
berkembang secara baik. Hal ini juga terkait dengan perkembangan otak anak yang baru selesai
perkembangannya pada usia 20 tahun, yanng menyebabkan pada usia muda anak masih belum
terampil mempertimbangkan tindakannya dan efek yang akan didapat di kemudian hari (berpikir
jauh). Oleh karena itu orang tua, guru dan orang dewasa lainnya perlu memberikan
nasihat/pertimbangan atas tindakan anak, memberitahu mana hal baik dan buruk beserta penjelasan
logis yang dapat dicerna anak, memberi teladan tindakan yang baik pada anak.

Dikenal pula istilah pubertas. Pubertas adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.
Perubahan yang terjadi pada masa pubertas berdasarkan jenis kelamin secara berurutan antara lain
Laki-laki Perempuan
Mulai tumbuh rambut di ketiak dan alat Pertambahan tinggi dan berat badan
kelamin
Penis dan buah zakar membesar Pinggul melebar
Mimpi basah Mulai tumbuh rambut di ketiak dan alat
kelamin
Tumbuh jakun, perubahan suara menjadi Payudara membesar
berat
Pertumbuhan tinggi dan berat badan Menstruasi/haid
Otot otot mulai membesar, timbul jerawat Timbul jerawat

29
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Jadi mimpi basah/menstruasi bukanlah satu-satunya tanda pubertas. Mimpi basah/ menstruasi juga
bukan akhir dari masa pubertas, melainkan proses ini akan terus berlangsung sampai usia 20 tahun.
Maka sekali lagi kecukupan gizi seimbang, aktifitas fisik, hidup bersih, penerapan keterampilan
hidup sehat, pencegahan perilaku berisiko penting untuk diterapkan agar dapat melewati masa
pubertas dengan baik dan sehat

Cara menjaga kebersihan organ reproduksi luar antara lain :


 Sehabis buang air cebok dengan air bersih
 Keringkan alat kelamin dengan baik sebelum menggunakan celana dalam
 Gantilah celana dalam ketika terasa lembab atau minimal 2 kali dalam sehari
 Bagi perempuan :
o sehabis buang air kecil cebok dari arah depan ke belakang
o jika peserta didik perempuan sudah menstruasi, agar melaksanakan Manajemen
Kebersihan Menstruasi (MKM) :
 pada saat menstruasi agar menggunakan pembalut (bisa pembalut jenis sekali
pakai atau pembalut kain/berulang pakai),
 cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum dan sesudah mengganti
pembalut
 ganti pembalut minimal setiap 4 jam atau bila sudah terasa penuh,
 apabila menggunakan pembalut sekali pakai, buang pembalut dengan baik
dengan cara membungkusnya terlebih dahulu
 Bagi laki-laki :
o disarankan untuk sunat karena kulit pada ujung kelamin laki-laki jika tidak disunat
dapat menjadi tempat tumbuhnya bakteri/jamur
o bagi anak yang tidak disunat, pada saat cebok disarankan menarik ujung kulit dan
membersihkannya
 Apabila alat kelamin terasa gatal/perih sampaikan ke orang tua untuk diperiksakan ke
fasilitas kesehatan
 Alat kelaminmu tidak boleh dilihat dan disentuh orang lain kecuali dirimu sendiri dan
ibumu

Cara mencegah kekerasan seksual yang perlu disampaikan pada anak usia SD
 Tidak ada satu orang pun yang boleh melihat/menyentuh anggota tubuh yang bersifat
pribadi (area pribadi) seperti mulut, bagian dada/payudara, alat kelamin : penis/vagina dan
bokong
 Teriak dan katakan tidak apabila ada seseorang yang ingin melihat/menyentuh area pribadi
 Lari dan teriak minta tolong apabila ada seseorang yang ingin melihat/ menyentuh area
pribadi
 Berhati hati dengan orang tidak dikenal, tolak hadiah dan ajakan dari orang tak dikenal
 Laporkan pada orang tua atau orang dewasa yang dipercaya apabila ada orang yang
memberi hadiah namun selalu berusaha berduaan saja dan menyuruh menyimpan rahasia

30
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

 Setelah melapor, pastikan orang tua atau orang dewasa yang dipercaya tersebut mengambil
tindakan untuk membantu
 Simpan nomor telepon penting seperti nomor orang tua atau orang dewasa yang dipercaya,
kantor polisi, puskesmas dll

3. Kegiatan
a. Penjelasan dalam pembelajaran terkait kesehatan reproduksi
b. Tugas membaca (literasi kesehatan reproduksi) menggunakan Buku Rapor Kesehatanku, Buku
Komik Kebersihan Mestruasi, dll
c. Koordinasi sekolah dengan puskesmas/lembaga lain yang kompeten untuk melaksanakan
penyuluhan terkait kesehatan reproduksi
d. Membantu puskesmas/lembaga lain yang kompeten dalam pelaksanaan penyuluhan terkait
kesehatan reproduksi

4. Evaluasi
a. Apakah materi terkait kesehatan reproduksi sudah dijelaskan?
b. Apakah sekolah sudah berkoordinasi dengan Puskesmas untuk pelaksanaan penyuluhan terkait
kesehatan reproduksi?
c. Apakah kegiatan penyuluhan terkait kesehatan reproduksi telah dilaksanakan ?

5. Umpan Balik
a. Peserta didik memahami kesehatan reproduksi
b. Peserta didik memahami cara menjaga kebersihan organ reproduksi luar dan cara mencegah
kekerasan seksual?
c. Koordinasi Sekolah dan Puskesmas dalam pelaksanaan penyuluhan terkait kesehatan
reproduksi?
d. Peserta didik menjelaskan tentang kesehatan reproduksi kepada keluarga

Kegiatan 7
Keselamatan diri
Indikator:
Siswa peduli keselamatan diri, siswa memiliki pengetahuan tentang keselamatan berlalu lintas
seperti: Zona Selamat Sekolah (ZoSS) dan Rute Aman Selamat ke Sekolah (RASS)
Uraian Materi
Pendidikan mengenai pentingnya keselamatan di jalan merupakan cara untuk membentuk pola
pikir dan karakter pada peserta didik yang berpotensi akan berlalu lintas secara aktif di jalan
raya. Membekali mereka akan pengetahuan dan menimbulkan kesadaran tertib berlalu lintas
diharapkan mampu menjadikan peserta didik yang tertib berlalu lintas dan menjadi pelopor
keselamatan dijalan.

31
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Zona Selamat Sekolah adalah suatu kawasan di sekitar sekolah yang perlu dikendalikan lalu
lintas kendaraan menyangkut kecepatan, parkir, menyalib, pejalan kaki yang menyebrang jalan.
Pengendalian perlu dilakukan mengingat banyak anak-anak sekolah yang berjalan kaki menuju
sekolah.
Pengetahuan terkait zona selamat sekolah dan rute aman selamat ke sekolah dapat mencegah
terjadinya kecelakaan di sekitar lingkungan sekolah dan menjadi upaya untuk mendidik anak
sedini mungkin untuk taat hukum beretika dan berempati dalam berlalu lintas di jalan serta
peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Adanya program RASS akan mendorong peserta didik
dan orang tuanya untuk memilih menggunakan sepeda dan berjalan kaki, atau menggunakan
angkutan umum dengan moda yang selamat, aman, nyaman, dan menyenangkan pada saat
berangkat dan pulang dengan selamat.

32
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Kegiatan
1. Penanaman pengetahuan dan simulasi dalam materi “perjalanan aman ke sekolah”.
Bagaimana cara menyebrang di zebra cross, berjalan di pinggir jalan raya,
meberhentikan angkutan kota, memahami arti rambu lalu lintas, mengendarai sepeda
yang baik, dan memilih jalur tertentu yang aman untuk bersepeda.
2. Melibatkan Polisi Lalu Lintas untuk pembelajaran mengenai keselamatan dan
ketertiban lalu lintas.
3. Membuat leaflet, poster, media informasi, edukasi dan komunikasi tentang cara aman
ke sekolah.

Evaluasi Diri
1. Apakah materi Pendidikan Lalu Lintas sudah disisipkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran?
2. Apakah sekolah sudah melakukan kerjasama dengan pihak kepolisian terdekat dan
dinas perhubungan setempat untuk Pendidikan Lalu Lintas?
3. Apakah sudah terdapat media KIE (komunikasi, informasi, edukasi) yang mudah di
akses oleh semua warga sekolah terkait Pendidikan Lalu Lintas?

Umpan Balik
1. Jika materi Pendidikan Lalu lintas sudah ada dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran, dan sekolah sudah melalukan kerjasama dengan pihak kepolisian serta
dinas perhubungan terdekat untuk pendampingan Pendidikan Lalu Lintas dan sudah
terdapat media KIE yang cukup di sekolah maka kegiatan ini bisa dikatakan berhasil
dan bisa dilanjutkan ke kegiatan berikutnya.
2. Peserta didik diharapkan mampu memahami, melakukan, membiasakan dan
membudayakan keselamatan dalam berlalu lintas, zona selamat sekolah, dan rute
aman selamat ke sekolah.

33
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Kegiatan 8
Pembinaan Dokter Kecil
1. Indikator
Siswa mendapatkan pembinaan dokter kecil

2. Uraian Materi
Dokter kecil merupakan kader kesehatan sekolah yang bertugas untuk menyebar luaskan informasi
kesehatan pada teman sebaya, keluarga dan lingkungan sekitarnya dan membantu pelaksanaan
kegiatan UKS yang ada di sekolahnya.

Idealnya jumlah dokter kecil adalah minimal 10% dari jumlah total peserta didik yang ada di
sekolah, karena tugas dokter kecil bukan hanya kegiatan di ruang UKS namun meliputi seluruh
kegiatan/komponen yang berada dalam Trias UKS. Pembagian dokter kecil berdasarkan
peran/tugasnya sebagai berikut :
 Duta gizi, bertugas untuk menyebarkan informasi tentang gizi seimbang/isi piringku dan
membantu guru dalam pelaksanaan sarapan bersama bergizi seimbang
 Duta PHBS, bertugas untuk untuk menyebarkan informasi tentang kebersihan diri dan
membantu guru dalam pelaksanaan cuci tangan pakai sabun dan sikat gigi bersama,
pemeriksaan kebersihan kuku dll
 Duta aktifitas fisik untuk menyebarkan informasi tentang pentingnya aktifitas fisik dan
membantu guru dalam pelaksanaan peregangan di sela jam belajar/di kelas, membantu
kegiatan senam bersama dll
 Duta kesehatan reproduksi untuk menyebarkan informasi tentang kesehatan reproduksi,
memantau ketersediaan pembalut di ruang UKS, dll
 Duta keselamatan diri untuk menyebarkan informasi tentang keselamatan diri
 Duta pelayanan kesehatan untuk menyebarkan informasi tentang pentingnya pemeriksaan
kesehatan, imunisasi, konsumsi obat cacing dan membantu guru dalam pelaksanaan
penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala, imunisasi dan pemberian obat cacing
 Duta P3K/PMR untuk menyebarkan informasi tentang cara pertolongan pertama pada
masalah kesehatan dan membantu kegiatan di ruang UKS apabila ada teman yang sakit,
memantau ketersediaan obat, piket ruang UKS dll
 Duta/detektif kantin, bertugas untuk untuk menyebarkan informasi tentang konsumsi
jajanan yang bergizi dan aman dan membantu guru dalam memantau kantin sekolah agar
menjual makanan yang bergizi dan aman serta dalam kondisi yang sehat
 Duta sanitasi sekolah untuk menyebarkan informasi tentang pentingnya dan cara menjaga
kebersihan sekolah termasuk toilet, saluran pembuangan air, tempat sampah, kelas,
halaman, serta membantu guru dalam pelaksanaan kerja bakti kebersihan di sekolah dan
pemantauan sanitasi sekolah
 Juru Pemantau Sarang Nyamuk (Jumantik) untuk menyebarkan informasi tentang manfaat
dan cara pemberantasan sarang nyamuk dan melaksanakan pemantauan sarang nyamuk di
sekolah

34
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

 Duta pengelolaan sampah untuk menyebarkan informasi tentang manfaat dan cara
pengelolaan sampah (pemilahan sampah, pengurangan sampah dan pemanfaatan sampah)
dan membantu guru dalam pelaksanaan pemanfaatan sampah (daur ulang dan komposting)
 Duta kebun sekolah untuk menyebarkan informasi tentang manfaat dan cara penanaman
tanaman obat, sayur dan buah sederhana dan membantu guru dalam menanam, memelihara
tanaman obat, sayur dan buah di sekolah, panen dll
 Duta KTR, KTN dan KTK, bertugas untuk menyebarluaskan informasi pentingnya
pencegahan merokok, NAPZA dan kekerasan serta membantu penerapan sekolah sebagai
kawasan tanpa rokok (KTR), kawasan tanpa NAPZA (KTN), kawasan tanpa kekerasan
(KTR)
Setiap dokter kecil/duta-duta di atas berkewajiban untuk melapor ke guru UKS/guru kelas tentang
pelaksanaan kegiatan 1 kali/minggu. Guru juga dapat memberikan pembinaan kepada dokter kecil
berupa feedback/umpan baik atas laporan kegiatan mingguan dokter kecil, pemberian informasi
kesehatan secara singkat menggunakan buku kesehatan yang ada di sekolah dengan bahasa anak
dan cara yang menyenamgkan, dll

3. Kegiatan
a. Koordinasi sekolah dengan puskesmas/lembaga lainnya yang kompeten untuk melaksanakan
pelatihan dokter kecil
b. Membantu puskesmas/lembaga lainnya yang kompeten dalam pelatihan dokter kecil
(menyiapkan ruang kelas dan peserta didik).
c. Sekolah melaksanakan pembinaan dokter kecil minimal 1 kali/minggu

4. Evaluasi
a. Apakah sekolah sudah berkoordinasi dengan Puskesmas untuk pelaksanaan pelatihan dokter
kecil?
b. Apakah sekolah sudah melaksanakan pembinaan dokter kecil minimal 1 kali/minggu?

5. Umpan Balik
a. Koordinasi Sekolah dan Puskesmas/lembaga lainnya yang kompeten dalam pelaksanaan
pelatihan dokter kecil
b. Dokter kecil mendapatkan pengetahuan kesehatan anak sekolah
c. Dokter kecil mengetahui tugasnya dalam melaksanakan tugas sebagai dokter kecil
d. Dokter kecil mendapatkan pembinaan minimal 1 kali/minggu dari sekolah
e. Dokter kecil menyampaikan informasi kesehatan kepada teman dan keluarga

Daftar Pustaka :
Buku Komunikasi, Informasi dan Edukasi bagi Peserta Didik SD/MI, Kementerian Kesehatan, 2017
Buku Rapor Kesehatanku (Buku Informasi Kesehatan), Kementerian Kesehatan, 2018
Buku Rapor Kesehatanku (Buku Catatan Kesehatan), Kementerian Kesehatan, 2018
Modul Pendidikan Kesehatan Reproduksi pegangan bagi Guru Tingkat SD/MI, 2018

35
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

MODUL 2 : PELAYANAN KESEHATAN

A. Kegiatan 1: Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Kesehatan Berkala


6. Indikator
b. Sekolah melaksanakan pengukuran Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB)
c. Sekolah melaksanakan pengukuran tes kebugaran
d. Sekolah berkoordinasi dengan Puskesmas untuk melaksanakan penjaringan kesehatan
dan pemeriksaan berkala
e. Sekolah memberitahukan hasil penjaringan kesehatan ke orangtua/wali.

7. Uraian Materi
Penjaringan Kesehatan merupakan rangkaian pemeriksaan kesehatan (skrining) yang
dilakukan pada seluruh peserta didik kelas I SD. Sedangkan pemeriksaan berkala
merupakan rangkaian pemeriksaan kesehatan (skrining) yang dilakukan pada seluruh
peserta didik kelas II - VI SD. Kegiatan ini dilaksanakan minimal satu kali per tahun yang
bertujuan untuk mendeteksi risiko/masalah kesehatan pada peserta didik sehingga dapat
ditindaklanjuti secara cepat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang
optimal serta kemampuan belajarnya. Jenis pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan
antara lain pemeriksaan kesehatan diri dan keluarga, riwayat imunisasi, status gizi, tanda-
tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas, suhu) dan kesehatan jantung
dan paru, kebersihan diri, kesehatan penglihatan, kesehatan pendengaran, gaya hidup,
kesehatan reproduksi, kesehatan mental dan emosional, kesehatan intelegensia, dan
kebugaran.
Pelaksana pemeriksaan kesehatan tersebut adalah Puskesmas dibantu Sekolah (guru, dokter
kecil). Jenis pemeriksaan kesehatan dan peran yang dapat dilakukan
oleh guru antara lain:
✓ Pengukuran tinggi badan dan berat badan
 Sarana yang dibutuhkan : timbangan berat badan,
pengukur tinggi badan (microtoise), buku rapor
kesehatanku/buku catatan kesehatan lainnya
 Langkah langkah pengukuran berat badan :
- Letakkan timbangan di tempat yang datar
- Pastikan posisi awal jarum pada angka „0‟
- Peserta didik diminta melepaskan sepatu, kaos kaki dan
barang lain yang berat yang sedang dibawa, misal
buku/tas/HP
- Peserta didik diminta berdiri di atas timbangan dan catat
hasilnya

36
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

 Langkah langkah pengukuran tinggi badan :

✓ Pemeriksaan Tes Kebugaran


 Sarana yang dibutuhkan : stopwatch atau jam tangan dengan jarum detik
 Langkah langkah :
- Ukur lokasi tempat tes kebugaran agar memenuhi jarak 1000 meter misal
setelah mengukur panjang lingkar luar lapangan sekolah, untuk memenuhi
syarat 1000 meter berarti peserta didik harus keliling lapangan sebanyak 3
kali
- Lakukan pemanasan bagi peserta didik
- Minta peserta didk untuk lari atau jalan cepat dengan kecepatan tetap dengan
jarak 1000 meter
- Catat waktu yang dibutuhkan masing-masing peserta didik dari garis start
sampai dengan garis finish
- Bandingkan waktu yang dihasilkan tersebut dalam tabel tes kebugaran dan
tuliskan hasil test kebugaran setiap anak

37
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

✓ Pemeriksaan kesehatan lainnya


 Membagikan dan mengumpulkan kembali kuesioner pemeriksaan kesehatan
sebelum kedatangan Puskesmas untuk pemeriksaan fisik peserta didik
 Menyediakan tempat pemeriksaan (ruang kelas) dan membantu memobilisasi
peserta didik
 Membantu pemeriksaan kesehatan lainnya yang telah diajarkan oleh
Puskesmas/lembaga kompeten lainnya misal kesehatan penglihatan, intelegensia
, mental dan emosional

8. Kegiatan
1. Penjelasan dalam pembelajaran pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
2. Penjelasan mengenai kesehatan paru/pernapasan, jantung, telinga, dan mata
3. Penjelasan cara mengukur tinggi badan dan berat badan
4. Penjelasan cara pengukuran tes kebugaran
5. Tugas membaca (literasi pemeriksaan kesehatan)
6. Koordinasi sekolah dengan puskesmas untuk melaksanakan penjaringan
kesehatan dan pemeriksaan berkala
7. Pelaksanaan pengukuran tinggi badan dan berat badan
8. Pelaksanaan pengukuran tes kebugaran
9. Membantu puskesmas dalam pelaksanaan penjaringan kesehatan dan
pemeriksaan berkala
10. Penginformasian hasil pemeriksaan kesehataan anak ke orang tua/wali

9. Evaluasi Diri
1. Apakah manfaat penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala sudah
dijelaskan?
2. Apakah cara pengukuran berat badan, tinggi badan dan kebugaran telah
dijelaskan?
3. Apakah sekolah sudah berkoordinasi dengan Puskesmas untuk pelaksanaan
penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala?
4. Apakah kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan telah dilaksanakan ?
5. Apakah kegiatan pengukuran kebugaran telah dilaksanakan ?
6. Apakah ada dokumentasi berkala untuk pencatatan hasil pengukuran kesehatan
siswa?
7. Apakah sekolah telah menginformasikan hasil penjaringan kesehatan dan
pemeriksaan berkala ke orang tua?

38
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

10. Umpan Balik (terukur kegiatan)


1. Peserta didik memahami manfaat pemeriksaan kesehatan
2. Peserta didik memahami cara pengukuran berat badan, tinggi badan,
pengukuran kebugaran
3. Koordinasi Sekolah dan Puskesmas dalam pelaksanaan penjaringan kesehatan
dan pemeriksaan berkala
4. Peserta didik mendapat pemeriksaan kesehatan
5. Sekolah mendapatkan hasil penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala
6. Peserta didik menjelaskan manfaat pemeriksaan kesehatan kepada keluarga

Kegiatan 2: Imunisasi
Indikator
Sekolah berkoordinasi dengan Puskesmas dalam pelaksanaan imunisasi.

Uraian Materi
Imunisasi
merupakan kegiatan
pemberian
kekebalan tubuh
terhadap penyakit-
penyakit tertentu.
Jadwal bulan
imunisasi anak
sekolah (BIAS)
sebagai berikut:

6.....................................................................
7.....................................................................
8.....................................................................
9.....................................................................
10. ..................................................................
11. ..................................................................

Kegiatan
d. Penjelasan dalam pembelajaran manfaat imunisasi sebagai upaya pencegahan penyakit
e. Tugas membaca (literasi imunisasi)
f. Koordinasi sekolah dengan puskesmas untuk melaksanakan imunisasi
g. Membantu puskesmas dalam pelaksanaan imunisasi (menyiapkan ruang kelas dan
peserta didik.

39
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

12. Evaluasi
c. Apakah penjelasan dalam pembelajaran manfaat imunisasi sebagai upaya pencegahan
penyakit sudah dijelaskan?
d. Apakah sekolah sudah berkoordinasi dengan Puskesmas untuk pelaksanaan imunisasi?

13. Umpan Balik


f. Peserta didik memahami manfaat imunisasi sebagai upaya pencegahan penyakit
g. Koordinasi Sekolah dan Puskesmas dalam pelaksanaan imunisasi
h. Peserta didik mendapatkan imunisasi sesuai jadwal dan terdapat catatan pemberian
imunisasi
i. Peserta didik menyampaikan informasi manfaat imunisasi kepada keluarga

C. Kegiatan 3: Penanganan Peserta Didik Sakit/P3K

1.Indikator
a. Sekolah melaksanakan P3K/penanganan peserta didik sakit
b. Sekolah merujuk peserta didik yang sakit ke Puskesmas

2.Uraian Materi
P3K pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk memberikan pertolongan pertama
kepada secara cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke Puskesmas/fasilitas kesehatan
lainnya. Tujuan P3K adalah mencegah cedera bertambah berat dan menunjang upaya
penyembuhan. P3K menggunakan pengobatan yang sederhana seperti pemberian cairan
antiseptik pada luka, pemberian oralit pada peserta didik diare, pemberian obat maag pada
pada peserta didik yang sakit maag, mengistirahatkan peserta didik yang sakit, dll

Sarana yang dibutuhkan untuk P3K antara lain :


- Alat pelindung diri (contoh sarung tangan)
- Minyak kayu putih
- Kain kassa
- Kapas
- Alkohol 70%
- Kain untuk membalut/mitela
- Gunting
- Obat luka
- Obat pereda nyeri
Prinsip penyimpanan alat P3K : harus mudah dijangkau, tidak mudah jatuh dan
mencelakakan orang lain.

40
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Pertolongan Pertama Pingsan Pertolongan Pertama Luka


• Bersihkan luka dengan cairan antiseptik
• Bawa ke tempat yang teduh dan aman, jika • Tutup luka dengan kain
tersedia ruang UKS bawa ke ruang UKS kasa steril dan plester
• Bila tidak terdapat • Apabila luka lebar/darah
perdarahan di tidak berhenti, segera
kepala, lakukan : rujuk ke
tidurkan telentang, Puskesmas/fasilitas
posisi kaki lebih kesehatan lainnya
tinggi dari kepala
• Pakaian
dilonggarkan Pertolongan Pertama pada Perdarahan
• Rangsang kesadaran dengan panggil nama /  bagian anggota badan yang
menggunakan minyak kayu putih berdarah ditinggikan untuk
• Istirahatkan peserta didik, upayakan tidak mengurangi derasnya
dikerumuni agar lebih mudah bernafas
aliran darah.
• Bila sudah sadar berikan minum dan apakah
ada masalah kesehatan lainnya  lindungi luka dengan
• Bila tidak sadar sampai 15 menit, rujuk ke perban yang steril.
Puskesmas/fasilitas kesehatan lainnya  tekan luka atau pembuluh darah yang putus
dengan kain kasa steril, kemudian letakkan
benda keras di atasnya seperti pensil atau
bolpoin (ke arah tubuh atau jantung) lalu
dibalut secara erat 15 menit dan
dikendorkan selama 1 menit selang-seling.
 Segera rujuk ke Puskesmas/fasilitas
kesehatan

Pertolongan Pertama pada Memar/Terkilir Pertolongan Pertama pada Patah Tulang


 Sarankan mengistirahatkan bagian tubuh yang  Jangan mencoba untuk
memar/terkilir memindahkan dan
 Berikan kompres menggerakkan
dingin untuk penderita, terutama di
menghentikan daerah yang patah
perdarahan di dalam karena bisa berakibat
 Balut bagian tubuh fatal.
yang terkilir  Segera hubungi ambulan atau fasilitas
 Meninggikan bagian tubuh yang terkilir kesehatan lainnya
 Bila terasa sangat nyeri rujuk ke

41
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Puskesmas/fasilitas kesehatan

3.Kegiatan
a. Penjelasan dalam pembelajaran penanganan cidera dan pemberian bantuan keselamatan
b. Tugas membaca (literasi P3K/penanganan peserta didik sakit)
c. Penanganan sederhana peserta didik yang sakit
d. Pelaksanaan rujukan/pemberian saran rujukan apabila ada peserta didik yang sakit ke
Puskesmas/fasilitas kesehatan lainnya

4.Evaluasi
a. Apakah penjelasan dalam pembelajaran penanganan cidera dan pemberian bantuan
keselamatan sudah dijelaskan?
b. Apakah sekolah sudah memberikan penanganan sederhana peserta didik yang sakit?
c. Apakah sekolah sudah memberikan rujukan/saran rujukan ke Puskesmas/fasilitas
kesehatan apabila ada peserta didik yang sakit?

5.Umpan Balik
a. Peserta didik memahami penanganan cidera dan pemberian bantuan keselamatan
b. Sekolah (guru dan peserta didik) mampu memberikan penanganan sederhana peserta
didik yang sakit
c. Pelaksanaan rujukan/pemberian saran rujukan apabila ada peserta didik yang sakit ke
Puskesmas/fasilitas kesehatan lainnya
d. Peserta didik menyampaikan informasi penanganan cidera dan pemberian bantuan
keselamatan kepada keluarga dan teman sebaya

42
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

D. Kegiatan 4: Pemberian Obat Cacing


1.Indikator
a. Sekolah berkoordinasi dengan Puskesmas dalam pemberian obat cacing.

2.Uraian Materi
Pemberian obat cacing merupakan program nasional untuk mencegah kecacingan pada anak
sekolah SD. Pemberian obat cacing dilaksanakan setiap 6 bulan bagi seluruh peserta didik
SD.
 Tujuan : pemberian obat cacing pada seluruh peserta didik untuk mencegah
kecacingan
 Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan :
✓ Ruang kelas
✓ Gelas/Botol dan Air minum

Alat Peraga Edukasi Kecacingan

3.Kegiatan
 Langkah Kegiatan :
✓ Kepala Sekolah berkoordinasi dengan Puskesmas untuk melaksanakan pemberian
obat cacing
✓ Sekolah membantu pelaksanaan kegiatan pemberian obat cacing (menyediakan
tempat dan mengumpulkan peserta didik)
✓ Obat cacing diminum bersama oleh seluruh peserta didik secara bersama-sama di
masing-masing kelas

43
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

✓ Guru menerangkan cara penularan, pencegahan kecacingan dan manfaat


pemberian obat cacing

4.Evaluasi
a. Apakah materi cara penularan, pencegahan kecacingan dan manfaat pemberian obat
cacing sudah diberikan?
b. Apakah ada koordinasi antara Sekolah Dasar dan Puskesmas untuk pemberian obat
cacing?
c. Apabila kegiatan pemberrian cacing telah dilaksakpakah terdapat catatan pemberian obat
cacing pada peserta didik

5.Umpan Balik
a. Peserta didik memahami keluhan-keluhan yang disebabkan oleh kecacingan
b. Peserta didik memahami cara penularan dan pencegahan kecacingan
c. Peserta didik mendapatkan pemberian obat cacing secara rutin
d. Peserta didik menyampaikan informasi cara penularan, pencegahan kecacingan dan
manfaat pemberian obat cacing kepada keluarga

E. Kegiatan 5: Konseling Kesehatan Peserta Didik


1.Indikator
Sekolah melaksanakan konseling kesehatan siswa.

2.Uraian Materi
Konseling untuk anak adalah proses pemberian bantuan pada anak yang ditujukan untuk
membantu anak menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya . Pelayanan pemberian
bantuan konseling yang dilakukan, diharapkan akan memberikan dampak yang positif
terhadap optimalisasi potensi anak.
Konseling kesehatan peserta didik merupakan upaya untuk menyelesaikan masalah yang
dialami peserta didik sehingga tidak mempengaruhi proses belajar peserta didik tersebut
sendiri
Komponen yang diperlukan untuk melaksanakan konseling yakni :
- Guru sebagai konselor
- Peserta didik
- Suasana yang nyaman

44
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

 Tujuan : pemberian konseling kesehatan (fisik dan mental) oleh guru kelas melalui
kegiatan bimbingan dan konseling; konseling dapat membantu anak menyesuaikan diri
dengan lingkungan di sekitarnya
 Sarana dan Prasarana : Ruang/pojok UKS

3.Kegiatan
 Langkah Kegiatan :
✓ Guru kelas memanggil peserta didik
yang mengalami masalah
✓ Guru kelas memberikan bimbingan
dan konseling secara face to face pada
peserta didik tersebut
✓ Guru kelas mencatat kegiatan tersebut
dalam buku bimbingan dan konseling
masing-masing siswa

4.Evaluasi
a. Apakah Guru memahami metode konseling dan mempunyai pengetahuan tentang
berbagai isu berkaitan dengan konseling pada siswa
b. Apakah ada catatan konseling anak yang terdokumentasi
c. Apakah ada jadwal konseling lanjutan yang bersifat monitoring lanjutan dari konseling
sebelumnya.
d. Apakah ada kerjasama dengan Puskesmas/ fasilitas kesehatan lainnya untuk rujukan
untuk kasus yang tidak bisa ditangani oleh guru

5.Umpan Balik
a. Guru memahami konseling kesehatan bagi anak
b. Guru melaksanakan konseling peserta didik
c. Guru mempunyai alternatif cara konseling pada anak

45
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

MODUL 3: PEMBINAAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEHAT


Kegiatan 1. Upaya pemeliharaan dan perawatan sanitasi sekolah
Indikator :
1. Tersedia toilet yang bersih.
2. Tersedia kamar mandi/WC terpisah antara laki-laki dan perempuan .
3. Tersedia sarana cuci tangan dilengkapi dengan air mengalir dan sabun dengan
jumlah memadai.
4. Tersedianya air bersih yang cukup sepanjang waktu.
5. Peserta didik memahami bagaimana menggunakan, memelihara, dan merawat
fasilitas sanitasi.
6. Peserta didik mampu menggunakan, memelihara, dan merawat fasilitas sanitasi
dengan baik secara bergotong-royong di bawah bimbingan guru.
7. Peserta didik memaknai akibat jika tidak melakukan pemeliharaan dan perawatan
fasilitas sanitasi secara teratur atau berkesinambungan
8. Peserta didik mampu melakukan kegiatan sanitasi dengan kesadaran diri sendiri.

Uraian Materi.
Komponen pertama dari sanitasi sekolah adalah sarana dan prasarana sanitasi sekolah.
Sesuai dengan SDGs, indikator dalam sarana dan prasarana meliputi: (1) akses pada
sumber air bersih yang layak dan tersedia sepanjang waktu, (2) akses pada fasilitas
sanitasi dasar yang layak dan terpisah dan (3) akses terhadap fasilitas CTPS dengan air
mengalir.
Jamban dan fasilitas cuci tangan yag bersih merupakan bagian dari lingkungan
sekolah yang sehat. Jika digunakan semestinya akan mencegah penyebaran kuman dan
penyakit. Siswa hanya akan menggunakan jamban sekolah jika sarana tersebut bersih dan
terpelihara dengan baik.
Tiga langkah untuk mengatasi jamban yang kotor dan menjadikan sekolah sehat:
1. Gunakan
Gunakan jamban dengan benar. Setiap siswa dan guru harus mengetahui bagaimana cara
menggunakan jamban dengan benar dan membersihkannya setelah menggunakannya.

46
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

2. Bersihkan
Jamban harus dibersihkan setiap hari agar siswa mau menggunakannya
3. Peliharalah
Jamban yang dirawat dengan baik akan tahan lama. Peliharalah agar jamban tersebut
tetap dapat digunakan dan jagalah kerusakan dan perbaikan yang mahal.

Kegiatan
1. Bermain gambar interaktif untuk membandingkan penggunaan fasilitas sanitasi yang
benar dan tidak benar sebagai bentuk penyuluhan kegiatan sanitasi sekolah.
2. Bermain peran dalam kegiatan pembiasaan buang air kecil/ besar di jamban.
3. Praktik cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir secara klasikal
4. Simulasi praktik hemat air saat kegiatan pemanfaatan sanitasi sekolah.
5. Melakukan kegiatan giat bersih bersama fasilitas sanitasi sekolah
6. Membandingkan gambar/vidio perilaku buang air kecil/ besar dalam kehidupan
sehari-hari (masyarakat, sekolah, dan rumah)
7. Penyuluhan tentang cara menggunakan fasilitas sanitasi sekolah yang benar.
8. Bermain peran untuk mensimulasikan budaya malu ketika buang air kecil/ besar
sembarangan.
9. Melakukan kegiatan kreatif untuk ajakan menggunakan fasilitas sanitasi sekolah
misalnya gambar bercerita, video kampanye kesehatan, membuat poster, membuat
konten kesehatan untuk mading, dan komik.
10.Melakukan kegiatan giat bersih bersama fasilitas sanitasi sekolah dengan kesadaran
sendiri.
Evaluasi Diri.
1. Apakah tersedia toilet yang bersih.
2. Apakah tersedia kamar mandi/WC terpisah antara laki-laki dan perempuan
Apakah tersedia sarana cuci tangan dilengkapi dengan air mengalir dan sabun
dengan jumlah memadai.
3. Apakah tersedianya air bersih yang cukup sepanjang waktu.

47
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

4. Apakah Peserta didik memahami bagaimana menggunakan, memelihara, dan


merawat fasilitas sanitasi.
5. Apakah peserta didik mampu menggunakan, memelihara, dan merawat fasilitas
sanitasi dengan baik secara bergotong-royong dibawah bimbingan guru.
6. Apakah peserta didik memaknai akibat jika tidak melakukan pemeliharaan dan
perawatan fasilitas sanitasi secara teratur atau berkesinambungan
7. Apakah peserta didik mampu melakukan kegiatan sanitasi dengan kesadaran diri
sendiri.

Umpan Balik.
Peserta didik diharapkan mampu memahami,melakukan,membiasakan,dan
membudayakan Upaya pemeliharaan dan perawatan sanitasi sekolah.
Jika kegiatan ini dapat dilakukan bersama dengan warga sekolah secara sadar maka
sarana sanitasi dapat digunakan secara optimal.

Kegiatan 2. Pengelolaan sampah


Indikator :
o Tersedia tempat sampah tertutup dan terpisah di sekolah
 Terjadinya pengurangan sampah dengan membawa botol minum dan tempat makan
sendiri dari rumah.
 Terjadinya kegiatan Membersihkan lingkungan bersama setiap hari jumat (jumat
bersih) secara teratur.

o Terjadinya pemilahan sampah organik dan anorganik


o Terjadinya gerakan LISA
o Terjadinya kegiatan penghijauan di lingkungan sekolah

48
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Uraian Materi.
Menurut Undang Undang No. 18 Tahun 2008, sampah didefinisikan sebagai sisa kegiatan
manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Karena sifat, konsentrasi dan
volumenya, diperlukan pengelolaan khusus.
Penanganan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi tempat
berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, tikus, kecoak. Selain itu dapat juga
menyebabkan pencemaran tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika.
Kegiatan warga sekolah baik dari kelas, kantin, halaman sekolah serta kamar mandi atau
toilet tentu akan menghasilkan sampah. Sampah yang dihasilkan oleh warga sekolah
terdiri dari sampah padat organik dan sampah padat anorganik.

a. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup seperti tumbuhan
dan hewan dan berbagai macam olahan yang kemudian dibuang yang dapat mengalami
pelapukan dan dapat terurai. Contohnya, sampah dedaunan/ranting pohon, sisa makanan,
dll.
b. Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari berbagai macam proses yang
tidak dapat terurai secara alami oleh bakteri, dan membutuhkan waktu yang lama dalam
penguraiannya. Contohnya sampah plastik, kaca, kaleng bekas, dll.

Kegiatan
 Sosialisasi menjaga kebersihan lingkungan dengan kartu sebab-akibat
 Melakukan pengurangan sampah dengan membawa botol minum dan tempat makan
sendiri dari rumah.
 Membersihkan lingkungan bersama setiap hari jumat (jumat bersih) secara teratur.
 Melakukan penghijauan di sekolah : membawa pohon dari rumah dan menyiram
tanaman
 Sosialisasi menjaga kebersihan lingkungan dengan kartu sebab-akibat
 Melakukan pengurangan sampah dengan membawa botol minum dan tempat makan
sendiri dari rumah

49
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

 Melakukan pemilahan sampah basah dan kering atau organic dan anorganik
 Menyediakan tempat sampah sesuai dengan jenis (basah, kering atau organic dan
anorganik
 Melakukan kegiatan LISA: Lihat Sampah Ambil baik di lingkungan sekolah dan
sekitar.
 Membersihkan lingkungan bersama setiap hari Jumat (jumat bersih) secara teratur.
 Melakukan penghijauan di sekolah: menanam pohon di lingkungan sekolah dan
menyiram tanaman.

Evaluasi Diri.
o Apakah Tersedia tempat sampah tertutup dan terpisah di sekolah?
 Apakah terjadinya pengurangan sampah dengan membawa botol minum dan tempat
makan sendiri dari rumah.?
 Apakah terjadi kegiatan membersihkan lingkungan bersama setiap hari jumat (jumat
bersih) secara teratur.?

o Apakah terjadi pemilahan sampah organik dan anorganik ?


o Apakah terjadi gerakan LISA ?
o Apakah terjadinya kegiatan penghijauan di lingkungan sekolah ?

Umpan Balik.
Peserta didik diharapkan mampu memahami,melakukan,membiasakan,dan
membudayakan Upaya pemeliharaan dan perawatan sanitasi sekolah.
Jika kegiatan ini dapat dilakukan bersama dengan warga sekolah secara sadar maka
sarana sanitasi dapat digunakan secara optimal.

50
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Kegiatan 3: Pembinaan kantin sehat


Indikator
1. Tersedia kantin bersih dan sehat
Uraian Materi dan Epitomi
Kantin sekolah berperan dalam menyediakan makanan dan minuman untuk eserta didik
selama di sekolah. Keberadaan kantin juga mencegah siswa untuk jajan di luar sekolah,
dimana jajanan yang dijual beresiko tidak man, tercemar, dan kurang sehat.
Kantin yang sehat harus dapat menyediakan makanan utama atau ringan yang bergizi,
higienis dan aman untuk dikonsumsi. Ada 4 pilar untuk menyelenggarakan kantin sehat:
- Komitmen Sekolah
Sekolah perlu menunjukkan komitmen dalam menyediakan makanan yang sehat bagi
warga sekolah, melalui kebijakan atau aturan secara tertulis yang ditandatangani oleh
Kepala Sekolah atau komite sekolah, kemudian terbentuknya tim yang bertanggungjawab
dalam mengawasi mutu pangan jajanan akan membantu menjamin ketersediaan pangan
yang aman.
- Sumber Daya Manusia
Penjual atau tenaga yang mengolah makanan perlu memiliki kesadaran pentingnya
menjaga keamanan pangan, disisi lain siswa sebagai pembeli juga perlu paham makanan
yang sehat dan yang tidak sehat.
- Sarana dan Prasarana
Diperlukan lingkungan yang higienis dalam persiapan, pengolahan, penyimpanan dan
penyajian makanan. Untuk itu perlu diperhatikan lingkungan kantin, kondisi air, tempat
sampah, hingga peralatan makan.
- Mutu Pangan
Tersedianya pangan yang aman dan bergizi.

51
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Kegiatan (intra. ko dan ekstrakurikuler)


1. Penjelasan kunci keamanan pangan
2. Penjelasan tentang CEK KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, Kadaluarsa)
3. Jajan di kantin sehat
4. Simulasi cara membaca label pangan olahan terkemas
5. Menggunakan tusuk gigi yang dicelupkan ke air kunyit untuk test formalin/boraks

Evaluasi Diri
1. Apakah sudah ada peraturan dari Kepala Sekolah terkait pengelolaan kantin sehat?
2. Apakah sudah ada orientasi kepada penjaja makanan di dalam sekolah dan di sekitar
lingkungan sekolah?
3. Apakah sarana dan prasarana pendukung pengelolaan kantin sehat sudah ada?
4. Apakah kantin sudah menyediakan pangan yang aman dan bergizi?

Umpan Balik
1. Jika sekolah sudah memahami, melakukan, membiasakan, dan membudayakan
pembinaan terhadap penjaja pangan di dalam sekolah dan memastikan kantin sekolah
hanya menyediakan pangan aman maka kegiatan sudah berhasil, dan sekolah bisa
melanjutkan pembinaan kepada penjaja makanan dan minuman di sekitar lingkungan
sekolah.
2. Jika peserta didik sudah memahami, melakukan, membiasakan, dan membudayakan
dalam memilih dan mengosumsi pangan aman dan bergizi maka kegiatan sudah
berhasil dan peserta didik bisa menjadi agen perubahan untuk menjalankan praktik
baik ini di rumah.

52
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Kegiatan 4: Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)


Indikator
1. Sekolah memiliki program pemberantasan nyamuk dan terdokumentasi
Uraian Materi dan Epitomi
Dalam penanganan DBD, peran serta warga sekolah untuk menekan kasus ini sangat
menentukan. Oleh karenanya kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan
cara 3M Plus perlu terus dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya
pada musim penghujan.
Kegiatan PSN yaitu:
1. Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan
air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air
lemari es dan lain-lain
2. Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum,
kendi, toren air, dan lain sebagainya;
3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk
jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.
Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan
seperti:
1. Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan;
2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk;
3. Menggunakan kelambu saat tidur;
4. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk;
5. Menanam tanaman pengusir nyamuk,
6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah;
7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi
tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

53
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Kegiatan
Penjelasan kegiatan PSN (3 M plus)
1. Memeriksa keberadaan jentik nyamuk dan melakukan kegiatan PSN
Evaluasi Diri
1. Apakah sekolah sudah memiliki program PSN yang rutin, terjadwal dan
terdokumentasi?
Umpan Balik
Jika sekolah memahami, melakukan, membiasakan, dan membudayakan pemberantasan
sarang nyamuk di Kawasan dalam sekolah sudah bebas dari jentik nyamuk maka kegiatan
ini berhasil dan bisa melakukan kegiatan PSN bersama-sama warga di sekitar lingkungan
sekolah.

Kegiatan 5: Pengelolaan kebun sekolah


Indikator
1. Sekolah memiliki kebun yang terawat karena memiliki 3 aspek: jadwal perawatan,
adanya bimbingan, dan melibatkan siswa
Uraian Materi dan Epitomi
Kebun sekolah adalah sebidang tanah atau sebagian luas tanah dari sekolah yang
dimanfaatkan untuk menanam tumbuhan yang bermanfaat dan mempunyai keinginan
bagi sekolah dalam pemanfaatannya bagi siswa dan warga sekolah pada umumnya.
Kebun sekolah adalah sumber belajar yang cukup efektif bagi siswa dalam proses
pembelajaran langsung. Dengan adanya kebun sekolah, guru dapat menjadikannya obyek
pembelajaran langsung yang efektif untuk menunjang proses pembelajaran
Kegiatan (intra. Ko dan ekstrakurikuler)
1. Penjelasan mengenai manfaat tanaman obat
2. Penjelasan mengenai manfaat konsumsi sayur dan buah bagi tubuh
3. Menanam tanaman obat/sayur-sayuran/buah-buahan
4. Perawatan tanaman dan tumbuh-tumbuhan secara berkelompok
5. Panen bersama hasil kebun sekolah

Evaluasi Diri
1. Apakah ada pemanfaatan lahan di sekolah untuk tanaman dan tumbuh-tumbuhan?
2. Tanaman dan tumbuhan apa saja yang ada di sekolah?
3. Kapan dilaksanakan waktu rutin perawatan tanaman dan tumbuhan?
Umpan Balik
Jika sekolah memahami, melakukan, membiasakan, dan membudayakan pemanfaatan
lahan di sekolah untuk kebun sekolah dengan maksimal maka kegiatan ini berhasil dan
sekolah bisa memanfaatkan hasil kebun untuk kegiatan lain.

54
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Kegiatan 6: Pembinaan kawasan sekolah bebas asap rokok dan NAPZA

Indikator
1. Terdapat peraturan sekolah tentang penerapan sekolah sebagai Kawasan Tanpa
Rokok (KTR).
2. Terdapat peraturan sekolah tentang penerapan sekolah sebagai Kawasan Tanpa
NAPZA (KTN).

Uraian Materi
 NAPZA merupakan akronim/singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif lainnya. Semua zat yang termasuk golongan NAPZA mempengaruhi
fungsi/kerja otak/sistem saraf pusat sehingga mengakibatkan perubahan kesadaran
dan perilaku serta kecanduan.
 Rokok termasuk zat adiktif karena kandungan nikotin bersifat candu, selain itu
rokok mengandung 4000 bahan berbahaya yang 40 di antaranya bersifat
karsinogenik (mengakibatkan kanker). Banyak masalah kesehatan disebabkan oleh
perilaku merokok (gambar).
 Sekolah merupakan salah satu lingkungan/wilayah yang seharusnya menjadi
kawasan tanpa rokok (KTR).
 Diperlukan kebijakan di tingkat sekolah untuk dilaksanakan oleh seluruh warga
sekolah dan masyarakat sekitar. Kebijakan seyogyanya juga memuat imbalan
(hadiah maupun hukuman bagi pelanggar aturan).
 Dukungan masyarakat dalam hal ini diperlukan misalnya dalam bentuk pengawasan
dan komitmen warung sekitar sekolah untuk tidak menyediakan rokok atau menjual
rokok kepada anak atau secara eceran, termasuk juga menghindari segala bentuk
(media) iklan di sekitar sekolah.
Langkah mengembangkan KTR dan KTN
pembentukan
kelompok kerja membuat kebijakan
analisis situasi
penyusunan KTR-KTN
kebijakan KTN-KTR

penyiapan
sosialisasi penerapan KTR-KTN
infrastruktur

pemantauan dan
evaluasi

55
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Kegiatan

 Sejak penerimaan siswa, sebaiknya sudah dibuat norma sekolah (misalnya tata
tertib/perjanjian) yang diketahui dan ditandatangani anak didik dan orang
tua/walinya.
 Berikutnya, kebijakan KTR harus ditetapkan oleh kepala sekolah dan diumumkan
kepada khalayak secara terbuka. Akan lebih baik jika para guru dan manajemen
sekolah serta semua tenaga kependidikan memberi contoh/teladan dan saat
penerimaan pegawai/guru baru juga menandatangani komitmen atau tata tertib.
 Selanjutnya, secara intrakurikuler pesan dan informasi tentang NAPZA, termasuk
rokok dapat dimasukkan dalam berbagai tema yang dibahas sesuai kurikulum yang
diterapkan sekolah. Misalnya dimasukkan dalam pembahasan mata pelajaran IPA,
Penjaskes/PJOK, dan bahasa. Sedangkan materi perilaku antisipasi masalah terkait
NAPZA dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran IPS, agama, dan PKN.
 Pada saat yang sama, secara ekstra- dan kokurikuler guru dapat menyampaikan
materi bahaya NAPZA dalam kegiatan rutin sekolah misalnya saat upacara, kajian
setelah/saat ibadah, dan dokter kecil.
 Guru juga dapat membentuk dan menggerakkan satuan tugas pengawas KTR yang
melibatkan anak didik.

56
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

 Bagi anak didik yang memiliki anggota keluarga perokok juga dapat dilatih untuk
menyampaikan informasi kesehatan dan mendukung perubahan perilaku (menjadi
pendidik sebaya/orang tua).

Evaluasi diri

Jawablah pertanyaan berikut sesuai kondisi sekolah!

1. Apakah di sekolah ada kebijakan KTR dan KTN? Bagaimana penerapannya?


2. Apakah di sekolah ada tata tertib/aturan bagi warga sekolah? Bagaimana
penerapannya?
3. Apakah di sekolah ada tata tertib/aturan bagi warga sekolah baru? Bagaimana
penerapannya?
4. Apakah ada perangkat pengawas penegakan aturan/kebijakan tersebut? Siapa saja yang
dilibatkan dan bagaimana mekanismenya?
5. Bagaimana pelibatan orang tua dan masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan tersebut?

Umpan Balik

Anak didik diharapkan mampu memahami, melakukan, membiasakan, dan membudayakan


perilaku sehat dan bertanggung jawab, khususnya dalam hal trias kesehatan reproduksi
remaja (seksualitas, infeksi menular seksual, dan NAPZA).

Jika kebijakan KTR dan KTN sudah dijalankan dengan baik dan berkelanjutan serta
melibatkan seluruh warga sekolah dan keluarga serta masyarakat sekitar, maka pelaksanaan
kegiatan ini bisa dikatakan berhasil. Silakan lanjut/kembangkan kegiatan berikutnya.

Kegiatan 7: Pencegahan kekerasan, tawuran, dan pornografi

Indikator
Terdapat peraturan sekolah tentang pencegahan kekerasan, tawuran, dan pornografi.

Uraian Materi
 Beberapa masalah kenakalan remaja yang perlu mendapat perhatian khusus saat ini
yaitu kekerasan, tawuran, dan pornografi. Hal ini terkait antara lain dengan
situasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Revolusi Industri
4,0) dan perubahan tata nilai yang dianut masyarakat.
 Sekolah merupakan salah satu lingkungan/wilayah yang seharusnya menjadi
kawasan tanpa kekerasan, tawuran, dan pornografi.

57
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

 Pimpinan sekolah perlu membuat kebijakan yang akan dilaksanakan oleh seluruh
warga sekolah dan masyarakat sekitar. Kebijakan seyogyanya juga memuat imbalan
(hadiah maupun hukuman bagi pelanggar aturan).
 Dukungan masyarakat dalam hal ini diperlukan misalnya dalam bentuk pengawasan
dan antisipasi kejadian kekerasan, tawuran, dan pornografi di sekitar sekolah.
 Selain dalam kawasan sekolah, lingkungan sekitar sekolah juga harus dikendalikan,
misalnya pada lokasi berjualan atau bermain, bahkan lokasi yang sepi/tersembunyi,
karena kasus kekerasan dan pelecehan kepada anak kerap terjadi di tempat
semacam itu.

Langkah mengembangkan pencegahan kekerasan, tawuran, dan pornografi


pembentukan
kelompok kerja
analisis situasi membuat kebijakan
penyusunan
kebijakan

penyiapan
sosialisasi penerapan
infrastruktur

pemantauan dan
evaluasi

Kegiatan

 Kebijakan pengawasan dan antisipasi kejadian kekerasan, tawuran, dan pornografi


harus ditetapkan oleh kepala sekolah.
 Para guru juga perlu mendapatkan acuan tata nilai berperilaku kepada anak didik.
 Kondisi fisik bangunan serta situasi spasial (ukuran luas, jarak, dan sudut pandang
antar ruang) di sekolah juga perlu dianalisis. Ruang tertentu perlu mendapat
perhatian khusus, misalnya kamar kecil karena memungkinkan terjadinya
kekerasan, tawuran, dan pornografi.
 Secara intrakurikuler pesan dan informasi tentang keterampilan komunikasi dan
sifat asertif (dapat menyampaikan pikiran dan perasaan) dapat dimasukkan dalam

58
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

berbagai tema yang dibahas sesuai kurikulum yang diterapkan sekolah. Misalnya
dimasukkan dalam pembahasan mata pelajaran IPA, Penjaskes/PJOK, dan bahasa.
Sedangkan materi perilaku antisipasi masalah kenakalan remaja atau perkembangan
psikososial serta keterampilan komunikasi efektif dapat diintegrasikan dalam mata
pelajaran IPS, agama, dan PKN.
 Materi perubahan spesifik yang terjadi saat pubertas juga perlu dibahas lebih rinci,
bukan hanya perubahan fisik tapi juga aspek sosio-psikologi, bahkan juga
perbedaan pola komunikasi laki-laki dan perempuan. Hal ini dimaksudkan agar
anak didik memahami situasi yang terjadi pada dirinya dan orang lain sehingga
akan dapat melakukan antisipasi kejadian kekerasan, tawuran, dan pornografi.
Materi ini dapat disisipkan pada mata pelajaran IPA, PJOK, dan Bahasa.
 Secara ekstra- dan kokurikuler guru harus mengembangkan banyak kegiatan rutin
sekolah sebagai saluran tingginya energi anak didik dan mendukung pertumbuhan
fisik mereka.
 Pada saat yang sama pembinaan sosio-psikologis dan keagamaan juga dibutuhkan
secara seimbang untuk mencapai perkembangan (kematangan) anak didik.

Evaluasi diri

Jawablah pertanyaan berikut sesuai kondisi sekolah!

1. Apakah di sekolah ada kebijakan pencegahan kekerasan, tawuran, dan pornografi?


2. Siapa saja yang dilibatkan dan bagaimana mekanismenya?
3. Bagaimana peran orang tua dan masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan tersebut?

Umpan Balik

Peserta didik diharapkan mampu memahami, melakukan, membiasakan, dan


membudayakan perilaku sehat dan bertanggung jawab, khususnya dalam hal trias
kesehatan reproduksi remaja (seksualitas, infeksi menular seksual, dan NAPZA).

Jika kebijakan pencegahan kekerasan, tawuran, dan pornografi sudah dijalankan dengan
baik dan berkelanjutan serta melibatkan seluruh warga sekolah dan keluarga serta
masyarakat sekitar, maka pelaksanaan kegiatan ini bisa dikatakan berhasil. Silakan lanjut
ke kegiatan berikutnya.

59
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

MODUL 4. PENGELOLAAN UKS

Kegiatan 1: Penyusunan Visi dan Misi Sekolah Sehat dan Program UKS

a. Indikator
Sekolah memiliki:
1) visi antara lain sebagai sekolah sehat.
2) misi antara lain sebagai sekolah sehat.
3) rencana kerja dan anggaran sekolah (RKAS) yang memprogramkan UKS sebagai
salah satu kegiatan sekolah.

b. Uraian Materi
Sekolah sehat adalah sekolah yang mampu membangun peserta didik sebagai insan
sehat dan mengembangkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada seluruh
warga sekolah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Pembentukan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dilakukan dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan
ekstrakurikuler berbasis kelas dan pembudayaan sekolah.
Pengelolaan sekolah dilaksanakan dengan menerapkan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) yang meliputi 7 pilar yaitu manajemen: 1) kurikulum dan pembelajaran,
2) peserta didik, 3) pendidik dan tenaga kependidikan, 4) sarana dan prasarana, 5)
pembiyaan, 6) hubungan sekolah dan masyarakat, 7) budaya dan lingkungan berbasis
sekolah (Sumber: Manajemen Berbasis Sekolah, tahun …). . Agar sekolah mampu
mengelola UKS dengan baik, maka dimulai dengan menyusun visi, misi, dan program
kegiatan UKS. Program kegiatan UKS dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Sekolah (RKAS) dengan sumber pembiayaan dari Biaya Operasional Sekolah (BOS)
(Sumber: Panduan Bantuan Operasional Sekolah/BOS, 2019), dan atau sumber lain
yang sah, seperti Corporate Social Responsibility (CSR), dan lain-lain. Seluruh kegiatan
UKS, termasuk jika ada orang tua peserta didik yang menyumbangkan jasanya sebagai
narasumber dalam kegiatan UKS di sekolah perlu didokumentasikan dalam buku
kegiatan UKS.

c. Kegiatan
1) Sekolah mengadakan rapat kerja untuk menyusun visi dan misi dengan memasukan
sekolah sehat sebagai tujuan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholder) sekolah.
Output kegiatan rapat kerja:
a) Visi sekolah yang mencantumkan sekolah sehat.
b) Misi sekolah yang mencantumkan pengembangan UKS.
c) Program kerja sekolah yang mencantumkan program kerja UKS.
2) Sekolah menyusun program kegiatan UKS dalam RKAS.
Output kegiatan:
a) Program kerja UKS dalam intrakurikuler.

60
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

b) Program kerja UKS dalam kokurikuler.


c) Program kerja UKS dalam ekstrakurikuler.

d. Evaluasi Diri
Dalam
No. Pernyataan Sudah Belum Keterangan
Proses
1 Sekolah melakukan rapat kerja untuk
menyusun visi dan misi sebagai sekolah sehat.
2 Sekolah memiliki visi yang mencantumkan
sekolah sehat.
3 Sekolah memiliki misi yang mencantumkan
pengembangan UKS.
4 Sekolah memiliki program kegiatan UKS yang
tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Sekolah (RKAS).
5 RKAS mencantumkan kegiatan UKS dalam
intrakurikuler.
6 RKAS mencantumkan kegiatan UKS dalam
kokurikuler.
7 RKAS mencantumkan kegiatan UKS dalam
ekstrakurikuler.
8 RKAS mencantumkan kegiatan pengadaan
pendukung keberlangsungan UKS

e. Umpan Balik
Jika sekolah: sudah melakukan rapat kerja, memiliki visi sekolah sehat, misi yang
mengembangakan UKS, memiliki program UKS dalam RKAS, RKAS mencantumkan
kegiatan UKS dalam intrakurikuler, kokurikuler, eksktrakurikuler, dan RKAS
mencantumkan kegiatan pengadaan pendukung keberlangsungan UKS, maka sekolah
memiliki kinerja penyusunan visi, misi sekolah sehat dan program UKS yang sangat
baik (100%).

2. Kegiatan 2: Pembentukan Tim Pelaksana dan Penyusunan Jadwal Kegiatan UKS


a. Indikator
Sekolah memiliki:
1) tim pelaksana UKS.
2) jadwal kegiatan UKS

b. Uraian Materi
Sekolah sehat adalah sekolah yang mampu membangun peserta didik sebagai insan
sehat dan mengembangkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada seluruh
warga sekolah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Agar organisasi UKS dapat
diberjalan dengan baik, maka perlu dibentuk susunan organisasi UKS dalam bentuk Tim
Pelaksana UKS tingkat sekolah. Agar Tim Pelaksana UKS memiliki dasar untuk bekerja

61
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

maka perlu dibuat Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Susunan Tim Pelaksana
UKS.
Dalam melaksanakan tugasnya tim pelaksana membuat jadwal kegiatan selama 1
tahun. Jadwal pelaksanaan kegiatan UKS dibuat dengan mengacu pada program UKS
yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS).

c. Kegiatan
1) Sekolah mengadakan rapat untuk menyusun Tim Pelaksana UKS.
Output kegiatan: Notulen Rapat Penyuusunan Tim Pelaksana UKS.
2) Kepala sekolah menetapkan susunan Tim Pelaksana UKS.
Output kegiatan: Susunan Tim Pelaksana UKS.
3) Kepala sekolah membuat Surat Keputusan Tim Pelaksana UKS.
Output kegiatan: SK Kepala Sekolah tentang Tim Pelaksana UKS.
4) Tim pelaksana UKS menyusun jadwal kegiatan selama 1 tahun dengan mengacu
pada program kegiatan UKS dalam RKAS.
Output kegiatan: Jadwal kegiatan UKS selama 1 Tahun.

d. Evaluasi Diri

Dalam
No. Pernyataan Sudah Belum Keterangan
Proses
1 Sekolah mengadakan rapat untuk menyusun
Tim Pelaksana UKS.
2 Kepala sekolah menetapkan susunan Tim
Pelaksana UKS
3 Kepala sekolah membuat SK Tim Pelaksana
UKS.
4 Sekolah memiliki program kegiatan UKS yang
tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Sekolah (RKAS).

e. Umpan Balik
Jika sekolah: sudah melakukan rapat untuk menyusun Tim Pelaksana UKS, Kepala
sekolah menetapkan susunan Tim Pelaksana UKS, Sekolah memiliki Tim Pelaksana UKS
yang ditetapkan dengan SK kepala sekolah, dan sekolah memiliki jadwal kegiatan UKS
selama 1 tahun maka kinerja sekolah sangat baik (100%).

Kegiatan 3: Penyediaan Buku dan Alat Peraga UKS

a. Indikator
Sekolah memiliki:
1) buku pedoman UKS bagi sekolah.
2) buku pegangan kesehatan bagi guru/wali kelas.
3) buku pegangan bagi kader kesehatan sekolah.
4) poster dan KIE Kesehatan.

62
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

5) buku rapor kesehatanku dan/atau buku bacaan lainnya tentang kesehatan.

b. Uraian Materi
Tim pelaksana UKS akan menjalankan program UKS sesuai jadwal kerja selama 1
tahun. Agar program UKS dapat diberjalan dengan baik, maka perlu ditunjang dengan
sarana berikut yaitu: buku pedoman pelaksanaan UKS bagi sekolah, buku pegangan
kesehatan bagi guru/walikelas, buku pegangan bagi kader kesehatan (dokter kecil),
poster dan kartu Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kesehatan (KIE Kesehatan), buku
rapor kesehatanku dan atau buku bacaan kesehatan.

c. Kegiatan
Kepala sekolah bersama tim pelaksana UKS mengadakan:
1) buku pedoman UKS bagi sekolah.
2) buku pegangan kesehatan bagi guru/wali kelas.
3) buku pegangan bagi kader kesehatan sekolah.
4) poster dan KIE Kesehatan.
5) buku rapor kesehatanku dan/atau buku bacaan lainnya tentang kesehatan

d. Evaluasi Diri

Dalam
No. Pernyataan Sudah Belum Keterangan
Proses
1 Sekolah memiliki buku pedoman UKS bagi
sekolah.
2 Sekolah memiliki buku pegangan kesehatan
bagi guru/wali kelas.
3 Sekolah memiliki buku pegangan bagi kader
kesehatan sekolah (dokter kecil).
4 Sekolah memiliki poster dan KIE kesehatan.
5 Sekolah memiliki Rapor Kesehatanku, dan atau
buku bacaan tentang kesehatan.

e. Umpan Balik
Jika sekolah memiliki: buku pedoman UKS bagi sekolah, buku pegangan ksehatan
bagi guru/wali kelas, buku pegangan bagi kader kesehatan sekolah (dokter kecil),
poster dan KIE kesehatan, dan rapor kesehatan dan atau buku kesehatan lainnya maka
sekolah kinerja sangat baik (100%).

Kegiatan 4: Mengikuti Pelatihan UKS

a. Indikator
Sekolah memiliki:
1) kepala sekolah terorientasi UKS.
2) guru pelaksana UKS terlatih UKS.
3) guru dan wali kelas terorientasi UKS.

63
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

b. Uraian Materi
Visi sekolah sehat akan mudah tercapai jika kepala sekolah, tim pelaksana UKS,
guru dan walikelas memiliki padangan yang sama tenang UKS. Agar stakeholder
sekolah memiliki visi dan misi yang sama tenang UKS, maka kepala sekolah, tim
pelaksana UKS, dan guru/wali kelas sudah mendapatkan informasi tentang
pelaksanaan UKS di sekolah, baik melalui pelatihan, workshop, seminar, Focus Group
Discussion (FGD) tentang UKS atau forum kesehatan lainnya yang relevan.
Sekolah yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang teroientasi UKS,
diharapkan mampu mengelola UKS dengan baik. Dengan pengelolaan UKS yang baik,
maka sekolah mampu membentuk peserta didik yang sehat dan menerapkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

c. Kegiatan
Melalui program UKS, sekolah mengirimkan:
1) Kepala sekolah
2) Tim pelaksana UKS
3) Guru/wali kelas
untuk mengikuti pelatihan, workshop, seminar, Focus Group Discussion (FGD) tentang
UKS atau forum lain yang relevan.

d. Evaluasi Diri

Dalam
No. Pernyataan Sudah Belum Keterangan
Proses
1 Sekolah memiliki kepala sekolah terorientasi
UKS .
2 Sekolah memiliki tim pelaksana UKS yang
terlatih UKS.
3 Sekolah memiliki guru yang terorientasi UKS.
4 Sekolah memiliki wali kelas yang terorientasi
UKS.

e. Umpan Balik
Jika sekolah memiliki: kepala sekolah terorientasi UKS, tim pelaksana UKS terlatih
UKS, memiliki guru teroientasi UKS, memiliki wali kelas terorientasi UKS maka sekolah
memiliki kinerja sangat baik (100%).

64
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

Kegiatan 5. Peningkatan Partisipasi Komite Sekolah dan Orang Tua/Wali dalam


Pelaksanaan Program UKS

a. Indikator
Meningkatnya partisipasi atau kontribusi komite sekolah/orang tua wali dalam
pelaksanaan program UKS.

b. Uraian Materi
Mengacu pada Permendikbud No. 75 Tahun 2016 pasal 3 ayat (1) dapat dijelaskan
bahwa Komite Sekolah (KS) bertugas mengawasi pelayanan pendidikan di sekolah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Komite Sekolah bertugas
memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan
terkait: kebijakan dan program sekolah; Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah/Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RAPBS/RKAS); kriteria kinerja sekolah;
kriteria fasilitas pendidikan di sekolah; dan kriteria kerja sama sekolah dengan pihak
lain.
Puspasar (2017) berpendapat bahwa bentuk partisipasi komite sekolah dapat
berupa gagasan, tenaga, materi, serta sarana dan prasarana. Sedangkan Rahmawati
(2012) berpendapat bahwa bentuk partisipasi masyarakat meliputi perencanaan dan
pembuatan keputusan, implementasi dan kontrol layanan pendidikan dalam bentuk
anggaran dan bantuan fisik.

Mengacu referensi tersebut, partisipasi komite sekolah bentuknya sangat beragam


baik material maupun non material sebagai penunjang kegiatan dan prestasi sekolah
khususnya dalam implementasi UKS. Praktik partisipasi masyarakat dalam UKS yang
dilaksanakan sekolah dapat mengambil peran dalam semua lini seperti: pengambilan
keputusan, pelaksanaan, pengambilan manfaat, dan evaluasi (Slamet, 1994).

c. Kegiatan
1. Sekolah bekerjasama dengan komite sekolah/orang tua wali peserta didik
melaksanakan program kerja bakti kebersihan lingkungan setiap 6 bulan di
lingkungan sekolah dan masyarakat.
2. Sekolah bekerjasama dengan komite sekolah/orang tua wali peserta didik untuk
menciptakan ruang terbuka hijau (RTH) dengan cara menanam pohon.
3. Sekolah bekerjasama dengan komite sekolah/orang tua wali peserta didik
melaksanakan program kerja UKS lainnya.

d. Evaluasi Diri
1. Apakah program program kerja bakti kebersihan lingkungan telah dilaksanakan
sesuai perencanaan? Jika belum optimal, apa masalah dan solusinya?
2. Apakah program program penciptaan ruang terbuka hijau telah dilaksanakan
sesuai perencanaan? Jika belum optimal, apa masalah dan solusinya?
3. Sekolah bekerjasama dengan komite sekolah/orang tua wali peserta didik
melaksanakan program kerja UKS lainnya.
65
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

e. Umpan Balik
Jika sekolah sudah melakukan kerja sama dengan komite sekolah/orang tua/wali
peserta didik untuk: kerja bakti kebersihan lingkungan, menciptakan ruang terbuka
hijau, atau melaksanakan program kerja UKS lainnya, maka sekolah memiliki kinerja
sangat baik (100%).
Dampak kerja bakti dan ruang terbuka hijau, atau kegiatan UKS lainnya dapat
ditanyakan ke peserta didik, atau warga sekolah lainnya apakah program kerja bakti
kebersihan lingkungan dalam menunjang hidup bersih dan sehat, dan dapat
mengembangkan infrastruktur sekolah yang berwawasan lingkungan.

Kegiatan 6. Pengadaan Ruang dan Sarana UKS

a. Indikator:
Sekolah memiliki ruang/pojok UKS dan sarana UKS yang memenuhi standar dan
memadai.

b. Uraian Materi
Idealnya setiap sekolah memiliki ruang UKS yang memenuhi standar, namun jika
sekolah tidak memiliki ruang UKS, maka dapat membuat UKS dalam bentuk pojok UKS.
Ruang/pojok UKS difungsikan untuk memberikan pendidikan kesehatan, layanan
kesehatan, dan pembinanan lingkungan sekolah sehat.
Ruangan/pojok UKS sebaiknya memenuhi standar yang telah ditentukan oleh
peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan, tentang program usaha pelayanan
kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat demi mewujudkan peserta didik
yang sehat dan cerdas. Prasarana dan standard minimum yang harus dimiliki UKS yaitu:
1. Memiliki luas bangunan minimum 12 m2,
2. Terdapat ruang/ tempat perawatan khusus,
3. Terdapat ruang khusus pasien,
4. Ruangan yang nyaman, ventilasi dan pencahayaan cukup.
(https://www.alatkesehatan.id/standard-ruang-uks/).

Sedangkan sarana standar ruang UKS di sekolah meliputi:


1. Tempat tidur, tempat untuk memeriksa dan istirahat bagi pasien yang sedang sakit,
2. Lemari, sebagai media tempat penyimpanan obat-obatan dan alat medis lainnya,
3. Meja, digunakan oleh petugas UKS untuk mencatat riwayat kesehatan pasien yang
masuk,
4. Kursi, tempat duduk petugas UKS dan pasien yang melakukan pendaftaran/
pemeriksaan,
5. Catatan Kesehatan Peserta Didik, dapat berwujud buku daftar catatan atau papan
daftar yang menerangkan riwayat peserta yang telah terdaftar di ruang UKS,
6. Perlengkapan P3K, merupakan 1 set perlengkapan obat-obatan beserta alatnya,

66
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

7. Tandu, digunakan pada saat peserta didik membutuhkan pertolongan evakuasi


(pemindahan pasien dari tempat kejadian menuju ruang UKS),
8. Selimut, merupakan kain lembut untuk memberikan rasa hangat bagi pasien,
9. Tensimeter, alat untuk mengukur tekanan darah pasien (manual/digital),
10. Termometer, digunakan untuk mengukur suhu tubuh pasien (manual/digital),
11. Timbangan Badan, alat untuk mengukur berat badan siswa (manual/digital),
12. Pengukur Tinggi Badan, alat yang digunakan untuk mengetahui tinggi siswa,
13. Tempat Sampah, berfungsi sebagai tempat pembuangan limbah medis dan non
medis,
14. Tempat Cuci Tangan, biasa disebut juga dengan wastafel tempat untuk mencuci
tangan,
15. Jam Dinding, sebagai penunjuk waktu.

c. Kegiatan
1. Sekolah mengadakan ruang UKS sesuai standar UKS. Dalam hal sekolah tidak
memiliki ruang yang standar, maka sekolah dapat membuat pojok UKS yang
difungsikan sebagai pengganti ruang UKS.
2. Sekolah mengadakan sarana UKS sesuai sesuai dengan standar sarana UKS.
3. Jika sekolah sudah memiliki ruang UKS, maka sekolah melakukan pengecekan
fungsi ruang, sarana, dan fasilitas UKS lainnya agar dapat berfungi secara optimal.
4. Sekolah melakukan pembersihan ruang, sarana, dan fasilitas UKS agar dapat
digunakan secara nyaman.
5. Sekolah mengoptimalkan fungsi UKS untuk pendidikan kesehatan, layanan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.

d. Evaluasi Diri
1. Apakah pengadaan ruang/pojok UKS sudah dilakukan?
2. Apakah pengadaan sarana UKS sudah dilakukan?
3. Apakah pengecekan fungsi ruang, sarana, dan fasilitas UKS lainnya telah dilakukan
sesuai perencanaan? Jika belum optimal, apa masalah dan solusinya?
4. Apakah pembersihan ruang, sarana, dan fasilitas UKS telah dilakukan sesuai
perencanaan? Jika belum optimal, apa masalah dan solusinya?
5. Apakah UKS sudah berfungsi secara optimal?

c. Umpan Balik
Dengan memiliki ruang/pojok UKS, sarana, dan fasilitas UKS lainnya, dan UKS tealh
berfungsi secara optimal untuk memberikan pendidikan kesehatan, layanan kesehatan
dan pembinaan lingkungan sekolah sehat maka kinerja UKS sangan baik (100%).

Kegiatan 7. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan UKS di Sekolah

a. Indikator
1) Sekolah melaksanakan monitoring dan evaluasi UKS
67
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

2) Sekolah memiliki laporan monitoring dan evaluasi UKS

b. Uraian Materi
Menurut World Health Organization (WHO), monitoring adalah suatu proses
pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk
mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai
rencana sehingga masalah yang dilihat/ditemui dapat diatasi. Sedangkan evaluasi
adalah sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang
direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan (Arikunto (2010).
Kegiatan monitoring dan evaluasi idealnya dilakukan secara berkala dan
terprogram sesuai perencanaan yang telah ditetapkan. Dengan dilakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan maka diharapkan akan berdampak
pada capaian program yang lebih baik dan terukur.

c. Kegiatan
1. Sekolah melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan Trias UKS minimum
sekali dalam setahun.
2. Sekolah melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi Pengelolaan UKS minimum
sekali dalam dalam setahun.

d. Evaluasi Diri
1. Apakah kegiatan monitoring Trias UKS telah dilakukan sesuai perencanaan? Jika
belum dilakukan, apa masalah dan solusinya?
2. Apakah kegiatan monitoring dan evaluasi Pengelolaan UKS telah dilakukan sesuai
perencanaan? Jika belum optimal, apa masalah dan solusinya?

e. Umpan Balik
Dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi secara berkala dan sesuai perencanaan,
maka kenjerja sekolah sangat baik (100%). Program UKS diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam proses belajar dan mengajar yang lebih baik.

68
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

PENUTUP

Modul Kegiatan UKS merupakan bahan untuk digunakan oleh Tim Pelaksana UKS dalam
memberikan pembelajaran dan pembinaan peserta didik dalam pembiasaan pola hidup bersih dan
sehat. Tim Pelaksana diharapkan dapat menggunakan modul ini secara bertanggungjawab dan
disiplin dengan melaksanakan seluruh kegiatan yang dirancang baik secara mandiri maupun
bekerja sama dalam kelompok. Dengan begitu target pembelajaran bisa tercapai secara efektif.

Penerapan Trias UKS merupakan kebutuhan yang harus dilaksanakan dalam mendukung
pelaksanaan proses belajar. Dalam pelaksanaan Trias UKS diperlukan juga dukungan dari
semua komponen warga sekolah untuk bersama-sama mewujudkan lingkungan sekolah yang
bersih dan sehat. Oleh karena itu, kerjasama yang harmonis diantara Tim Pelaksana UKS sangat
diperlukan.

Dengan diimplementasikan Modul Kegiatan UKS diharapkan terwujud Penguatan Pendidikan


Karakter melalui budaya sekolah yang tercermin dalam perilaku hidup bersih dan sehat untuk
semua warga sekolah sehingga tercipta lingkungan sekolah yang sehat. Dengan demikian akan
akan tercipta sekolah yang sehat, nyaman, aman, dan menyenangkan untuk semua warga sekolah

69
Modul Implementasi UKS Di Sekolah Dasar

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi PendidikanEdisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Puspasar, R. R. (2017). Manajemen dan Supervisi Pendidikan, Volume 2, Nomor 1 November


2017: 17-23

Rahmwati, Diana Sufa. (2012). Partisipasi masyarakat dalam pelayanan pendidikan di SDN
Cibeusi dan SDN Jatinangor. Tesis. Universitas Indonesia FISIP.

Slamet, 1994, Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi, Surakarta, Sebelas Maret


University Press

https://www.alatkesehatan.id/standard-ruang-uks/

Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kader Kesehatan Remaja, Kementerian Kesehatan, 2017

Buku Rapor Kesehatanku (Buku Informasi Kesehatan), Kementerian Kesehatan, 2018

Buku Rapor Kesehatanku (Buku Catatan Kesehatan), Kementerian Kesehatan, 2018

Tehnik Konseling Remaja, Kementerian Kesehatan, 2018

70

Anda mungkin juga menyukai