Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang
yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.
Kekayaan Negara adalah semua bentuk kekayaan hayati dan non hayati
berupa benda berwujud maupun tidak berwujud maupun tidak berwujud, baik
bergerak maupun tidak bergerak, yang dikuasai dan /atau dimiliki oleh Negara.
Kekayaan Negara yang dipisahkan adalah kekayaan negara yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk dijadikan penyertaan
modal negara pada Persero dan/atau Perum serta perseroan terbatas lainnya.
Badan Hukum Milik Negara, disingkat BHMN, merupakan suatu wujud badan
hukum perguruan tinggi di Indonesia yang ada pada tahun 1999 hingga
kesudahannya pada tahun 2012. Saat ini, status perguruan tinggi eks BHMN
telah menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. BHMN awal mulanya
dibentuk untuk mengakomodasi kebutuhan khusus dalam rangka privatisasi
lembaga pendidikan yang mempunyai karakteristik tersendiri, khususnya sifat
nonprofit meski berstatus sebagai badan usaha. Status BHMN diatur melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 1999.
3. Bilamana terjadi defisit anggaran, apa langkah Pemerintah dan dasar kebijakan
yang melandasinya?
Pertama, tetap menempuh kebijakan ekspansif tetapi lebih terarah dan
terukur untuk meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing.
Kedua, mendorong peningkatan rasio pajak. Upaya menaikkan rasio
pajak ini dilakukan melalui perbaikan pelayanan, penggalian potensi
penerimaan pajak, penegakan hukum, dan perluasan basis pajak.
Ketiga, mengendalikan rasio utang dalam batas aman yang diupayakan
menurun serta mengarahkan utang ke sektor produktif. Soal rasio utang
pemerintah berharap 5 tahun ke depan bisa pada kisaran 27,8%-26,2%.
Analisis Video:
Permasalahan dalam video tersebut mengenai makna kadaluarsa dalam Pasal
40 UU No 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara yang dihilangkan
atau tidak mengikat secara hukum untuk pembayaran pensiun. Tanggapan
kelompok kami adalah kami kurang sependapat kalau Pasal 40 UU
Perbendaharaan Negara tersebut dihilangkan atau tidak mengikat secara
hukum untuk pembayaran pensiun. Menurut kami Pasal 40 tersebut
seharusnya bukan dihilangkan namun harus diperjelas lagi aturan yang terkait
tentang makna kadularsa tersebut. Selain itu kami juga berpendapat bahwa
hak pensiun itu seharusnya dibayarkan tanpa memperdulikan jatuh tempo
kadaluarsanya.
Kesimpulan: