Anda di halaman 1dari 14

Agresi Militer Belanda I dan Perundingan Roem-Royen

Makalah Penelitian

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pelajaran Sejarah kelas XI

Disusun Oleh :

Angelique XID/03

Gerry XID/09

Vania XID/25

SMA SANTO ALOYSIUS 2

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmatNya kami dapat melaksanakan tugas pelajaran Sejarah ini dengan
lancar dan baik.

Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan membimbing


kami dalam membuat karya tulis ini mulai dari guru sejarah kami, Bapak Wildan
yang membimbing kami selama mengerjakan karya tulis ini dan juga kepada
teman-teman atas kerja sama dan ide yang dituangkan sehingga karya tulis ini
dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.

Karya tulis ini kami buat untuk memenuhi tugas pelajaran Sejarah Wajib.

Mohon kritik dan saran dari Saudara agar dapat menjadi bahan evaluasi
dan pembelajaran agar ke depannya kami dapat menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I ........................................................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................

1.2 Ruang Lingkup Masalah ..................................................................................

1.3 Tujuan ..............................................................................................................

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................................

1.5 Metode Penulisan .............................................................................................

BAB II ......................................................................................................................

2.1 Kajian Teori .....................................................................................................

BAB III.....................................................................................................................

3.1 Agresi Militer Belanda I ..................................................................................

3.2 Perundingan Roem-Royen ...............................................................................

BAB IV. ....................................................................................................................

4.1 Kesimpulan. .....................................................................................................

4.2 Saran. ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Walaupun Indonesia secara resmi telah merdeka pada tahun 1945, tetap ada
kekuatan asing yang ingin menanamkan kekuasaannya kembali di Indonesia. Bangsa
Indonesia tidak tinggal diam menghadapi hal tersebut. Seluruh rakyat Indonesia berdiri
teguh demi mempertahankan kemerdekaan yang setelah sekian lama diperjuangkan.

Pada karya tulis ini tim penulis ingin membahas mengenai usaha-usaha bangsa
Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Bagaimana dan apa saja usaha-usaha
yang dilakukan saat saat itu.

1.2 Ruang Lingkup Masalah

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan agar tidak terjadi
pembahasan yang meluas atau menyimpang,maka perlu kiranya dibuat suatu batasan
masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan
makalah ini hanyalah terbatas dalam peristiwa Agresi Militer Belanda 1 dan Perundingan
Roem-Royen

Hal ini dilakukan agar penulis dapat meneliti secara tepat dan fokus mengenai
Nasionalisme Turki mulai dari penyebab, tokoh-tokoh yang berperan penting, dan
dampak dari peristiwa ini

1.3 Tujuan

Penulis membuat karya tulis ini demi memenuhi tugas pelajaran sejarah wajib.
Selain itu penulis juga ingin menelaah lebih dalam mengenai peristiwa Agresi Militer
Belanda 1 dan Perundingan Roem-Royen. Dan semoga karya tulis ini bisa memberikan
informasi dan manfaat bagi para pembaca.

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apa itu Agresi Militer Belanda 1?


2. Apa yang menyebabkan Agresi Militer Belanda1?
3. Apa tujuan dari Agresi Militer Belanda1?
4. Apa itu perundingan Roem-Royen?
5. Apa penyebab terjadinya perundingan Roem-Royen?
6. Apa dampak dari perundingan Roem-Royen?

1.5 Metode Penulisan

Penulisan karya tulis ini kami lakukan dengan metode pustaka : yaitu metode
yang dilakukan dengan cara mengambil informasi mengenai masalah yang bersangkutan
baik dari media buku maupun internet.
BAB II

ISI

2.1 Kajian Teori

Ketika bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, banyak pihak


asing yang tidak menyetujuinya. Pihak-pihak asing tersebut antara lain Sekutu, terutama
Belanda dan Inggris. Demikian pula dengan Jepang. Banyak tentara Jepang yang masih
tersisa di Indonesia belum mengetahui jika mereka telah kalah dan menyerah kepada
Sekutu. Mereka juga belum tahu jika bangsa Indonesia telah merdeka.

Belanda datang kembali ke Indonesia dengan membonceng Inggris. Inggris merupakan


perwakilan Sekutu di Asia Tenggara. Tentara Inggris ini diberi nama AFNEI di bawah
pimpinan Jenderal Sir Philip Cristison. Inggris bertugas melucuti senjata tentara Jepang
yang masih ada di Indonesia serta membebaskan tawanan perang Sekutu.

Kedatangan Inggris yang ternyata juga diboncengi tentara sipil Belanda yang disebut
NICA ditentang oleh rakyat dan pemerintah Indonesia. Mereka tidak menghormati
kedaulatan bangsa Indonesia. Perlawanan rakyat terjadi di mana-mana. Perjuangan rakyat
dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan dua cara, yakni
perlawanan fisik dan diplomasi. Contoh perlawanan fisik yaitu adalah Agresi Militer
Belanda I sementara contoh dari perjuangan diplomasi adalah perundingan Roem-Royen.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Agresi Militer Belanda I

Operatie Product yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti Operasi Produk
merupakan sebutan dari Agresi Militer yang dilakukan oleh Tentara Militer Belanda
terhadap wilayah negara Republik Indonesia, terutama di wilayah pulau Jawa dan
Sumatra.

Operasi militer tersebut dilancarkan pada 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947,
yang merupakan bagian dari aksi polisionil pihak Belanda demi mempertahankan
pemahamannya terhadap hasil dari perjanjian Linggarjati. Agresi militer yang dilancarkan
pihak Belanda ini merupakan sebuah pelanggaran yang fatal dan tidak dapat dibiarkan
oleh bangsa Indonesia.

- Latar belakang Agresi Militer Belanda 1

Belanda menafsirkan isi dari perjanjian Linggarjati berdasarkan pidato Ratu


Wihelmina pada 7 Desember 1942, yang pada intinya menginginkan bangsa Indonesia
menjadi anggota Commonwealth dan akan dibentuk menjadi negara federasi, lantas
Belanda yang akan mengatur hubungan luar negeri bangsa Indonesia. 15 Juli 1947, van
Mook sebagai Gubernur Jendral Belanda di Indonesia mengultimatum bangsa Indonesia
agar menarik pasukannya untuk mundur dari garis batas demarkasi sejauh 10 km, yang
tentu saja ditolak dengan tegas oleh para pemimpin bangsa Indonesia waktu itu.

- Penyebab Terjadinya Agresi Militer Belanda I

Peristiwa ini dimulai dengan terjadinya perselisihan antara bangsa Indonesia


dengan para penjajah Belanda mengenai penafsiran hasil dan ketentuan yang telah
disepakati pada Perundingan Linggarjati. Berdasarkan penafsiran Negara Indonesia,
operasi Agresi Militer Belanda 1 melanggar hasil Perundingan Linggarjati.

Sedangkan bangsa Belanda terus memaksa kehendak mereka untuk menjadikan


Negara Indonesia sebagai negara persemakmuran Belanda dengan Belanda sebagai
negara induknya. Tentu hal tersebut ditolak dan ditentang oleh bangsa Indonesia yang
menginginkan kedaulatan dan terlepas dari campur tangan Belanda.

- Tujuan dari Dilakukannya Agresi Militer Belanda I

Belanda memiliki tujuan saat melancarkan agresi militer terhadap bangsa


Indonesia, yakni ingin menguasai secara penuh wilayah-wilayah Indonesia yang
memiliki potensi kekayaan alam, hasil perkebunan berupa rempah-rempah dan juga
minyak. Untuk menghalalkan aksinya tersebut dimata dunia Internasional Belanda
menyatakan bahwa agresi militer tersebut hanyalah aksi polosional dan merupakan
urusan dalam negeri.

- Berikut ini tujuan utama Pihak Belanda melancarkan Agresi Militernya


terhadap bangsa Indonesia :

Militer : Belanda menggunakan agresi militer demi memusnahkan TNI


sebagai ujung tombak pertahanan bangsa dengan begitu Indonesia akan lemah dan
mudah dikendalikan.

Politis : dengan agresi militer yang dilancarkan pihak Belanda terutama


mengepung titik-titik strategis seperti ibu kota negara secara tidak langsung akan
menghapuskan kedaulatan bangsa Indonesia.

Ekonomis : wilayah Indonesia yang terkenal akan hasil rempahnya yang


berkualitas dan memiliki nilai jual yang tinggi membuat Belanda enggan melepaskan
dan melihat bangsa Indonesia merdeka.

Melalui radio van Mook menyampaikan sebuah pidato yang menyatakan,


jikalau Belanda sudah tidak terikat lagi dengan perjanjian Linggarjati. Dan pada
waktu itu tentara Belanda berjumlah sedikitnya lebih dari 100.000 tentara bersenjata
lengkap, dan dilengkapi dengan peralatan tempur yang modern termasuk senjata berat
yang diperoleh dari tentara Inggris dan tentara Australia.

- Peran serta Dewan Keamanan PBB


Secara resmi bangsa Indonesia melaporkan tindakan agresi militer yang
dilakukan oleh Belanda ke Dewan Keamanan PBB, sebab agresi militer yang
dilancarkan oleh Belanda sudah melanggar dan mengingkari perjanjian Linggarjati
yang merupakan sebuah perjanjian yang disaksikan dunia Internasional. Tindakan
agresi militer Belanda pun mendapat kecaman yang luar biasa dari dunia
internasional, bahkan Inggris pun juga bereaksi dengan tidak lagi menyetujui segala
macam tindakan penyelesaian masalah secara militer.

Karena desakan dari Dewan Keamanan PBB, pada akhirnya pihak Belanda
menyatakan akan menghentikan pertempuran dengan bangsa Indonesia demi resolusi dari
Dewan Keamanan PBB. Dengan diterimanya resolusi dari Dewan Keamanan PBB pada
17 Agustus 1947 oleh pihak Belanda dan pemerintah Republik Indonesia pun melakukan
gencatan senjata. Setelah gencatan senjata dilakukan, Dewan Keamanan PBB pada 25
Agustus 1947 pun membentuk sebuah komite yang nantinya memiliki fungsi sebagai
penghubung dan penengah konflik idantara Indonesia dan Belanda.

Komite tersebut pada mulanya hanya berfungsi sebagai Committee of Good


Offices for Indonesia (Komite Jasa Baik Untuk Indonesia) dan kemudian lebih sering
dikenal dengan sebutan Komisi Tiga Negara (KTN). Hal ini karena memang hanya
beranggota tiga negara, diantaranya Australia yang ditunjuk oleh Indonesia diwakili oleh
Richard C. Kirby, dan Belgia ditunjuk oleh Belanda diwakili oleh Paul van Zeeland, serta
Amerika Serikat ditunjuk sebagai pihak netral yang diwakili oleh Dr. Frank Graham.

3.2 Perundingan Roem-Royen

Perjanjian Roem Royen adalah adalah sebuah perjanjian antara Indonesia


dengan Belanda yang dimulai pada tanggal 14 April 1949 dan akhirnya
ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Namanya
diambil dari kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman van
Roijen. Kali ini akan disampaikan fakta dan info mengenai latar belakang
perjanjian Roem Royen serta sejarah, isi, dampak serta hasil perundingan Roem
Royen selengkapnya.

Latar Belakang Perjanjian Roem Royen


Perundingan Roem Royen awalnya dilatarbelakangi oleh terjadinya
serangan dari Belanda kepada Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan.
Belanda melakukan serangan ke Yogyakarta serta serangan Agresi Militer
Belanda II. Hal ini ditambah dengan adanya penahanan pemimpin Indonesia
mulai mengundang kecaman dari dunia internasional terutama dari Amerika
Serikat dan Dewa PBB.

Tekanan dari luar negeri yang kemudian membuat perlunya dilakukan


perundingan Indonesia dan Belanda. Oleh karena itu kemudian dilakukan
perundingan Roem Royen yang menjadi jalan menuju Konferensi Meja Bundar
(KMB) yang akan diadakan di Den Haag, Belanda. Tanggal perjanjian Roem
Royen diadakan mulai dari 14 April sampai 7 Mei 1948 dan bertempat di Jakarta.

Jalannya Perundingan Roem Royen

Perjanjian Roem Royen dimulai tanggal 14 April 1948. Dalam perjanjian


Roem Royen, pihak Indonesia diwakili oleh Mohammad Roem beberapa anggota
seperti Ali Sastro Amijoyo, Dr. Leimena, Ir. Juanda, Prof. Supomo, dan
Latuharhary. Sedangkan pihak Belanda diwakili oleh Dr. J. Herman van Royen
dengan anggotanya seperti Blom, Jacob, dr. Van, dr. Gede, Dr. P. J. Koets, Van
Hoogstratendan dan Dr. Gieben.

Sementara pihak penengah adalah UNCI (United Nations Comission for


Indonesia) yang diketuai oleh Merle Cochran dari Amerika Serikat. Kemudian
perundingan Indonesia diperkuat dengan hadirnya Drs. Moh Hatta dan Sri Sultan
Hamengkubuwono IX. Perundingan baru selesai pada tanggal 7 Mei 1949 di
Hotel Des Indes, Jakarta. Perjanjian ini mulai ditandatangani dan nama perjanjian
ini kemudian diputuskan untuk diambil dari nama kedua pemimpin delegasi, yaitu
Mohammad Roem dari pihak Indonesia dan Herman van Royen dari pihak
Belanda.
Hasil Perjanjian Roem Royen

Hasil perundingan Roem Royen ini antara lain adalah :

1. Angkatan bersenjata Republik Indonesia harus menghentikan semua aktivitas


gerilya

2. Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja Bundar


(KMB)

3. Kembalinya pemerintahan Republik Indonesia ke kota Yogyakarta

4. Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan


membebaskan semua tahanan perang dan politik

5. Belanda menyetujui Republik Indonesia sebagian dari Negara Indonesia Serikat

6. Kedaulatan akan diserahkan kepada Indonesia secara utuh dan tanpa syarat

7. Belanda dan Indonesia akan mendirikan sebuah persekutuan dengan dasar


sukarela dan persamaan hak

8. Belanda memberikan semua hak, kekuasaan dan kewajiban kepada Indonesia

Dampak Perjanjian Roem Royen

Terdapat banyak dampak perjanjian Roem Royen pada keadaan di Indonesia. Isi
perjanjian Roem Royen termasuk pembebasan tahanan politik sehingga Soekarno dan
Hatta kembali ke Yogyakarta setelah diasingkan. Yogyakarta juga menjadi ibukota
sementara dari Indonesia. Terjadi juga penyerahan mandat dari Sjafruddin Prawiranegara
sebagai presiden PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) kembali kepada Ir.
Soekarno.

Yang paling mencolok adalah adanya gencatan senjata antara Belanda dan
Indonesia. Perundingan Roem Royen pun berujung dengan dilaksanakannya Konferensi
Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda yang menyelesaikan permasalahan antara
Indonesia dan Belanda.
Demikian sedikit pembahasan tentang perundingan Roem Royen meliputi latar
belakang, tujuan, sejarah, hasil dan isi serta dampak yang ditimbulkan dengan adanya
perjanjian Roem Roijen antara Belanda dan Indonesia secara lengkap. Peristiwa
persetujuan Roem Royen ini pun menjadi salah satu peristiwa bersejarah dalam
kelangsungan Republik Indonesia yang terjadi setelah era kemerdekaan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Perjuangan para pahlawan kita dahulu tidak terhenti saat bangsa Indonesia
meraih kemerdekaan. Tetapi perjuangan itu tetap berlanjut selama bertahun-tahun
kemudian untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara dari bangsa lain.
Perjuangan baik dalam bentuk fisik maupun diplomasi dilakukan demi meraih tujuan
tersebut. Sebab tekad tersebutlah bangsa Indonesia tetap dapat menjadi negara yang
merdeka hingga sekarang ini.

4.2 Saran

Walaupun bangsa Indonesia telah merdeka, sebagai penerus bangsa sudah


sepatutnya kita mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang dapat
mengharumkan nama bangsa Indonesia. Sementara itu kita harus memberantas
tindakan KKN dan semacamnya sebab meskipun kita telah merdeka, bila hal
tersebut tetap dilaksanakan maka dapat dikatakan bangsa kita dijajah oleh rakyat
kita sendiri. Maka dari itu kita tidak boleh melupakan arti penting dari
kemerdekaan ini, tetap mempertahankannya, dan mengisinya dengan hal-hal yang
positif.
DAFTAR PUSTAKA

- http://www.mikirbae.com/2018/02/perjuangan-mempertahankan-
kemerdekaan.html
- https://www.zonareferensi.com/perjanjian-roem-royen/
- Matroji.2017.Catatan Peristiwa SEJARAH INDONESIA
SMA/MA/SMA/SMAK Kelas XI. Jakarta: PT GMM Print

Anda mungkin juga menyukai