Kelas XI
Bahan Ajar
Proses Industri Kimia
Kelas XI
Diterbitkan oleh :
Tunas Gemilang Press
Hak cipta dilindungi Undang-undang, dilarang mengutip atau memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa
seizin tertulis dari penerbit
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan dengan penuh rasa syukur dan rendah hati kepada ayah dan ibuku tercinta, Teriring do‟a : “Semoga
Allah Swt. senantiasa meyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangiku semenjak kecil. Terlebih untuk Ayah
tersayang yang telah dipanggil ke hadirat Nya.“Ya Allah, jadikanlah kuburnya taman dari taman-taman surga. Istri
terkasih Rama Diana, yang senantiasa memberikan dorongan, bantuan dan perhatiannya. Anak-anakku tersayang Alif
Mu‟tashim (Alif), Mutiara Mutmainah (Utik), dan Hanif Hasyim (Hanif). Semoga menjadi hamba-hamba Allah yang
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 1984 masuk SD Tanjung Kerang tamat tahun 1989 di desa Langkap kecamatan
Sungai Lilin MUBA
2. Tahun 1989 masuk SMP PGRI Tanjung Kerang
3. Tahun 1993 masuk STM KIMIA Yanitas Palembang dan tamat tahun 1996
4. Tahun 1996 kuliah pada jurusan Kimia FMIPA Universitas Sriwijaya
RIWAYAT PELATIHAN
RIWAYAT PEKERJAAN
1. Kepala Lab Komputer SMA PGRI 2 Palembang dari tahun 2004 - Sekarang
2. Kepala Lab Komputer SMK Kimia Yanitas dari tahun 2003-2006
3. Guru KKPI SMK Kimia Yanitas Palembang tahun 2003 – Sekarang
4. Guru TIK SMA PGRI 2 Palembang tahun 2004 - Sekarang
5. Direktur Akademik Tunas Melati Salam Komputer 2003 – Sekarang
Semester 1
1. Menerapkan pengolahan air minum dan air proses
2. Menerapkan pembuatan garam dapur, soda, dan asam khlorida
3. Menerapkan pembuatan asam sulfat
4. Menerapkan pembuatan pupuk nitrogen dan posfor.
5. Menerapkan pembuatan keramik, semen dan kaca
6. Menerapkan pembuatan pulp dan kertas.
Semester 2
1. Menerapkan pembuatan zat warna
2. Menerapkan pembuatan cat.
3. Menganalisis pengolahan limbah padat non B3
4. Menerapkan pembuatan gula tebu, alkohol, dan MSG
I. MENERAPKAN PENGOLAHAN AIR
Air adalah senyawa yang sangat penting bagi semua bentuk kehidupan, khususnya air
bersih. Namun air juga mendapat banyak pencemaran. Berbagai jenis pencemar berasal dari:
a. Sumber domestic (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan sebagainya.
b. Sumber non-domestik, pabrik, industry, ertanina, peternakan, perikanan, serta sumber-sumber
lainnya.
Semua bahan pencemar di atas secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi
kualitas air.
Beberapa karakter air adalah:
a. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh bahan–bahan anorganik dan organic yang terkadung
dalam air, seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industry.
b. Temperatur
Kenaikan temperature air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen
terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic
yang mungkin saja terjadi.
c. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiaran organism, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna
dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organic serta tumbuh-tumbuhan
d. Solid (zat padat)
Kandngan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat menyebabkan turunnya kadar oksigen
terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air.
e. Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organism dalam air seperti alga serta oleh adanya
gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobic, dan oeh adanya senyawa-senyawa
organic tertentu.
Sebelum air diolah untuk air bersih, sering ditemukan bahan baku air mengandung bahan-
bahan yang terbawa ke dalam arus air menuju bak penampungan. Bahan padat yang mengapung
dan melayang dengan ukuran besar tersebut dapat dihilangkan dengan proses penyaringan (filtrasi).
Sedangkan untuk bahan padat ukuran kecil dihilangkan dengan proses pengendapan (sedimentasi).
Untuk mempercepat proses penghilangan bahan ukuran kecil yang dikenal sebagai koloid, perlu
ditambahkan koagulan.
Bahan Koagulan yang sering dipakai adalah alum (tawas). Tawas di dalam air akan
terhidrolisa dan membentuk senyawa kompleks aluminium yang siap bereaksi dengan senyawa basa
di dalam air. Endapan berupa senyawa aluminium hidroksida akan terbentuk dan membawa serta
mengikat senyawa- senyawa lain yang tersuspensi ke dalamnya dan mengendap bersama- sama
berupa lumpur.
Beberapa peralatan yang membutuhkan air seara terus menerus dan dengan sifat tertentu,
diantaranya adalah:
a. Air Process
Misal untuk hydrolysis, boiler, dan destilasi. Process water untuk boiler, hydrolysis, serta
produksi H2 memrlukan air yang terlebih dahulu diolah melalui ion exchange untuk
meminimalisir timbulnya karat serta sumbata pada pipa api dan jalur distribusi uap dan
kondensatnya. Produk air yang dihasilkan melallui ion exchange kemudian disebut sebagai
soft water, bahkan untuk produksi hydrogen diperlukan demineralized water agar H2 yang
diproduksi beul-betul 99,9%.
b. Air untu pendingin
Misal, untuk cooling tower, mesin, heat exchange, condenser, dll.
Kebutuhan akan air pendingin (cooling tower) bias dikategorikan sebagai kebutuuhan umum
dalam setiap mesin penggerak. Pengolahan air pendingin biasanya kurang diperhatikan oleh
operator pabrik karena persepsi yang salah, dimanan setiap air bersuhu rendah bis
digunakan. Tetapi mereka lupa bahwa air pendiingin disalurkan melalui [ipa-pipa yang
diameternya terkadang cukup kecil, panjang, dan melingkar-lingkar sehingga rawan
terhaadap karat dan sumbatan tentunya.
c. Air untuk kebutuhan domestic dan umum
Air yang digunakan sebagai air untuk keprluan domestic seperti memasak, toilet, dan cuci-
cuci lain biasanya digunakan air dari sumber terdekat, seperti perusahaan Air Minum (PAM)
local maupun dari sumber sumur dalam. Pengolahan biasanya dilakukan secara terbatas
seperti penjernihan dan aerasi terutama untuk mengurangi kadar besi yang biasanya
berasosiasi dengan air dari sumber sumur dalam (dep well)
Uap (Steam) sangat berperan penting dalam proses untuk menggerakkan mesin-mesin
bertenaga uap dan pemanas awal. Sebuah ketel uap (boiler) digunakan untuk mengubah air menjadi
uap dengan pertolongan panas. Ditinjau dari tenaga termis (panas) yang didapat dengan
pembakaran bahan bakar, ketel uap termasuk External Combustion Engine, yaitu pesawat tenaga
dimana pembakaran bahan bakar dilakukan di luar pesawat (mesin uap) itu sendiri.
Uap yang dihasilkan mempunyai tenaga termis, tenaga potensial dan tenaga kinetis yang
dimanfaatkan sebagai berikut:
a. Tenaga termis yang dikandung uap dapat langsung digunakan sebagai bahan pemanas pada
proses industri.
b. Tenaga potensial dari uap diubah menjadi tenaga mekanik dengan mesin uap untuk selanjutnya
diperoleh tenaga mekanik.
c. Tenaga kinetis dari uap diubah menjadi tenaga putar dengan suatu turbin uap. Selanjutnya dapat
digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.
A. Ketel Uap
ketel uap adalah suatu pesawat yang digunakan untuk mengubah air yang ada di dalamnya
menjadi uap dengan cara dipanaskan. Dengan adanya bahan perantara air tersebut, maka di dalam
ketel uap harus ada ruang atau tempat air. Uap yang dibentuk di dalam ketel mempunyai tekanan
yang lebih besar dari pada tekanan udara luar, maka ketel harus mampu menahan tekanan uap
tersebut. Kekuatan ketel uap tergantung dari bentuk dan bahannya. Bentuk yang lebih kuat untuk
menahan tekanan yang lebih besar dari dalam adalah bentuk bulat cembung dan silinder sebab
dengan bentuk semacam itu sukar berubah bentuknya yang disebabkan oleh tekanan dari dalam.
Tetapi bentuk bulat cembung ini tidak digunakan untuk ketel uap karena konstruksinya yang sulit
unruk dikerjakan. Oleh karena itu pada umumnya ketel uap dibuat dalam bentuk silinder. Bahan
untuk ketel uap harus baik karena disamping harus menahan tekanan yang tinggi juga harus tahan
pada suhu yang tinggi. Biasanya digunakan baja Siemens-Martin yang liat dan mudah dikerjakan.
Harga PH pada air umpan boiler dan air pendingin penting untuk diperhatikan untuk
mencegah terjadinya korosi. Terdapat hubungan antara PH dan laju terjadinya korosi pada bahan
kontruksi dari logam mid steel yang menunjukkan adanya kecenderungan menurunnya korosi
dengan naiknya harga pH . Namun pada bahan kontruksi dari logam Cu terjadi sebaliknya, yaitu
kecenderungan laju korosi menaik dengan menaiknya harga pH diatas 9.
2. Sedimentasi
Tujuan sedimentasi adalah memberikan kesempatan kepada partikel-partikel besar untuk
mengendap dan partikel yang lebih halus akan membutuhkan waktu endap yang lebih lama.
3. Filtrasi
Pengolahan dengan cara filtrasi dapat dilakukan dengan cara penyaringan zat
padat tersuspensi didalam air sebelum air diisikan kedalam boiler. Efisiensi saringan paling baik
bila unit beroperasi pada kecepatan aliran terkecil, padatan akan melalui media membawa padatan
bersamanya. Demikian pada tekanan yang tinggi dapat memecahkan media akan keluar pada saat
dilakukan backwash.
4. Demineralisasi
Demineralisasi berfungsi untuk membebaskan air dari unsur-unsur silika,
sulfat, chloride (klorida) dan karbonat dengan menggunakan resin. Diagram Alir proses seperti
gambar dibawah ini:
a) Cation exchenger
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur logam yang berupa ion- ion positif
yang terdapat dalam air dengan menggunakan resin kation R-SO3H Proses ini dilakukan
dengan melewatkan air melalui bagian bawah, dimana akan terjadi pengikatan logam-logam
tersebut oleh resin. Resin R-SO3H ini bersifat asam kuat, karena itu disebut asam kuat
cation exchanger resin.
b) Degasifier
Dari cation tower air dilewatkan ke degasifier yang berfungsi untuk menghilangkan gas
CO2 yang terbentuk dari asam karbonat pada proses sebelumnya.
Reaksi yang terjadi adalah :
H2CO3 -----> H2O + CO2
Proses di degasifier ini berlangsung pada tekanan vakum 740 mmHg
dengan menggunakan steam ejektor, di dalam tangki ini terdapat netting ring sebagai
media untuk memperluas bidang kontak sehingga air yang masuk terlebih dahulu
diinjeksikan dengan steam.. Sedangkan keluaran steam ejektor dikondensasikan dengan
menginjeksi air dari bagian atas dan selanjutnya ditampung dalam seal pot sebagai
umpan recovery tank, maka CO2 akan terlepas sebagai fraksi ringan dan air akan turun ke
bawah sebagai fraksi berat.
c) Anion Tower
Berfungsi untuk menyerap atau mengikat ion-ion negatif yang terdapat dalam kandungan air
yang keluar dari degasifier. Resin pada anion exchanger adalah R = NOH (Tipe Dowex
Upcore Mono C-600). Reaksi ini menghasilkan H2O, oleh karena itu air demin selalu
bersifat netral.Selanjutnya air outlet anion tower masuk ke mix bed polisher dari bagian
atas. Air keluar tangki ini memiliki pH = 7,5 – 8,5. Untuk memperoleh resin aktif
kembali, dilakukan regenerasi dengan menambahkan NaOH pada resin tersebut.
d) Mix Bed Polisher
Berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa logam atau asam dari proses sebelumnya,
sehingga diharapkan air yang keluar dari mix bed polisher telah bersihdari kation dan anion.
Di dalam mix bed polisher digunakan dua macam resin yaitu resin kation dan resin anion
yang sekaligus keduanya berfungsi untuk menghilangkan sisa kation dan anion, terutama
natrium dan sisa asam sebagai senyawa silika, dengan reaksi sebagai berikut :
Reaksi Kation :
Na2SiO3 + 2 R – SO3H ----> 2 RSO3Na + H2SiO3
Reaksi Anion :
H2SiO3 + 2 R = N – OH ----> 2 R=N-SiO3 + H2O
Air yang telah bebas mineral tersebut dimasukkan ke polish water tank dandigunakan untuk
air umpan boiler. Air yang keluar dari mix bed polisher ini memiliki pH antara 6 – 7. (
Anonymous. 1994 )
5. Deaerasi
Dalam deaerasi, gas terlarut, seperti oksigen dan karbon dioksida, dibuang
dengan pemanasan awal air umpan sebelum masuk ke boiler. Seluruh air alam mengandung gas
terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon dioksida dan oksigen, sangat
meningkatkan korosi. Bila dipanaskan dalam sistim boiler, karbon dioksida(CO2) dan oksigen (O2)
dilepaskan sebagai gas dan bergabung dengan air (H2O) membentuk asam karbonat (H2CO3).
Praktikum 1
GAMBARLAH FLOWCHART BERIKUT INI
II. MENERAPKAN PEMBUATAN GARAM DAPUR, SODA, DAN
ASAM KHLORIDA
Uji Kompetensi
1. Apa garam itu ?
2. Apa sumber utama garam ?
3. Bagaimana proses pengambilan garam dari sumbernya ?
4. Apa saja macam-macam garam ?
5. Bagaimanakah sejarah industri garam NaCl?
6. Bagaimanakah karakteristik garam NaCl?
7. Apa sajakah bahan baku dan sumber garam NaCl?
8. Bagaimanakah proses pembuatan garam NaCl?
9. Apa sajakah manfaat garam NaCl?
10. Apa sajakah bahaya penggunaan garam NaCl?
11. Bagaimana proses Kristal
12. Bagaimana proses Kristalisasi
13. Bagaimana proses rekristalisasi
Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit, adalah senyawa kimia dengan
rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling memengaruhi salinitas laut dan cairan
ekstraselular pada banyak organisme multiselular. Sebagai komponen utama pada garam dapur,
natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan. Suhu kritis (critical
point) dari senyawa NaCl adalah 415oC.
1. Pengertian Garam
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion),
sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan).Garam terbentuk dari
hasil reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa senyawa anorganik seperti
klorida (Cl−), dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat (CH3COO−) dan ion
monoatomik seperti fluorida (F−), serta ion poliatomik seperti sulfat (SO42−). Natrium
klorida (NaCl), bahan utamagaram dapur adalah suatu garam.
2. Rasa
Di semua garam, ada 5 rasa berbeda, yaitu: asin (natrium klorida), manis (timbal (II) asetat,
beracun kalau sampai tertelan), asam (kalium bitartrat), pahit(magnesium sulfat),
dan gurih (monosodium glutamat).
3. Bau
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat ("garam kuat") biasanya stabil dan tidak
berbau, sedangkan garam yang terbentuk dari asam lemah maupun basa lemah ("garam lemah")
lebih berbau karena disebabkan olehasam konjugasinya (contohnya asetat (asam asetat) pada (cuka)
dan sianida seperti hidrogen sianida) atau bisa juga karena basa konjugasinya (contohnya garam
amonium seperti amonia). Dekomposisi parsial ini bisa dipercepat dengan penambahan air,
karena hidrolisis merupakan setengah bagian lain dari reaksi reversibel yang membentuk garam
lemah.
B. Manfaat garam
Dari Segi Kesehatan Natrium adalah salah satu primer elektrolit di dalam badan. Ketiga-tiga
elektrolit (natrium, kalium dan kalsium) terdapat di dalam garam yang belum disaring, seperti yang
lain yang juga penting untuk badan untuk menjalankan proses pada kadar yang optimum.
1. Minuman kesehatan
Produk minuman kesehatan terutama dirancang sebagai produk minuman untuk mengembalikan
kesegaran tubuh dan mengganti mineral-mineral yang keluar bersama keringat dari tubuh selama
proses metabolisme atau aktivitas olah raga yang berat. Pada umumnya produk-produk minuman
kesehatan selain mengandung pemanis dan zat aktif, juga mengandung mineral-mineral dalam
bentuk ion seperti ion natrium (Na+), kalium (K+), magnesium (Mg2+), kalsium (Ca2+), karbonat -
bikarbonat (CO3 2- dan HCO3 2-), dan klorida (Cl-).
2. Garam mandi
Garam mandi didefinisikan sebagai bahan aditif (tambahan) untuk keperluan mandi yang terdiri
dari campuran garam NaCl dengan bahan kimia anorganik lain yang mudah larut, kemudian diberi
bahan pewangi (essentials oil), pewarna, dan mungkin juga senyawa enzim. Garam mandi ini
dirancang untuk menimbulkan keharuman, efek pewarnaan air, kebugaran, kesehatan dan juga
menurunkan kesadahan air. Komponen utama garam mandi adalah garam NaCl (90% - 95%. )
3. Garam konsumsi
Garam dapur merupakan media yang telah lama digunakan untuk pemberantasan gangguan akibat
kekurangan iodium (gaki), yaitu dengan proses fortifikasi (penambahan) garam menggunakan
garam iodida atau iodat seperti KIO3, KI, NaI, dan lainnya. Pemilihan garam sebagai media iodisasi
didasarkan data, garam merupakan bumbu dapur yang pasti digunakan di rumah tangga, serta
banyak digunakan untuk bahan tambahan dalam industri pangan, sehingga diharapkan keberhasilan
program pemberantasan gaki akan tinggi. Selain itu, didukung sifat kelarutan garam yang mudah
larut dalam air, yaitu sekitar 24 gram/100 ml.
4. Cairan Infus
Dikenal beberapa jenis cairan infus yaitu cairan infus glukosa 5%, cairan infus NaCl 0,9 % + KCl
0,3% atau KCl 0,6%, cairan infus natrium karbonat dan cairan infus natrium laktat. Cairan infus
NaCl adalah campuran aquabidest dan garam grade farmasetis yang berguna untuk memasok nutrisi
dan mineral bagi pasen yang dirawat di rumah sakit.
6. Cairan dialisat
Cairan dialisat merupakan cairan yang pekat dengan bahan utama elektrolit (antara lain garam
NaCl) dan glukosa grade farmasi yang membantu dalam proses cuci darah bagi penderita gagal
ginjal. Seperti diketahui pasien gagal ginjal diharuskan mengganti darah atau proses cuci darah
dalam periode tertentu. Dalam proses pencucian darah tersebut darah yang akan dibersihkan akan
dilewatkan pada suatu alat membran (hemodialisis) dalam media cairan dialisat. Dalam dialiser ini
darah dibersihkan, “sampah-sampah” metabolisme secara kontinyu menembus membran dan
menyeberang ke kompartemen dialisat.
7. Pengawetan
Garam NaCl merupakan ingredient yang paling banyak digunakan di industri pengolahan daging
untuk proses pengawetan. Beberapa penggunaan lain dari garam yaitu :
1. Garam sebagai bahan poles
Dengan mencampurkan garam dan cuka menjadi sebuah adonan kental, maka ia dapat dipakai
untuk menggosok dan membuat kilap benda dari perak dan tembaga
2. Pembersih
Untuk tumpahan minyak dan telur, tutupi area yang terkena noda dengan garam, maka akan
menjadi lebih mudah untuk mengangkat noda tersebut.
3. Garam sebagai pembersih pipa saluran
Garam dan air panas dalam jumlah yang sebanding yang kita tuang ke dalam saluran pipa akan
dapat membantu menghilangkan bau tak sedap dan dapat membantu melarutkan minyak, juga
membantu memperpanjang usia pipa. Tetapi cara ini mungkin sebaiknya tidak dipakai pada
sistem pembuangan air limbah kotor, yang mungkin dapat membunuh bakteri baik yang
berperan sangat penting untuk menghancurkan zat padat.
4. Membebaskan jendela kaca dan kaca mobil dari embun
Bersihkan bagian dalam jendela kaca di rumah dan mobil Anda dengan spons yang telah
dicelupkan ke dalam larutan air garam, lalu keringkan. Cara ini akan membantu mencegah
pengembunan selama cuaca dingin. Selain itu, dengan menggosokkan kain kecil yang telah
dibasahi dengan garam pada kaca bagian depan mobil Anda, maka juga dapat mencegah
pengembunan. Pada iklim bersalju, cara ini dapat mencegah terbentuknya es pada kaca.
5. Menggosok periuk dan panci
Tuangkan garam kasar ke atas perlengkapan masak berminyak sebelum penggosokan untuk
membantu menghilangkan lemak-lemak yang menempel.
6. Menghilangkan noda teh dan noda kopi
Untuk menyingkirkan noda teh dan kopi pada cangkir dan karaf anggur (sejenis bejana untuk
minuman anggur), taburkan garam ke atas sponge dan usapkan dengan gerakan berputar-putar
pada waktu menggosok noda yang menempel.
7. Mensterilkan spons
Spons pembersih yang biasanya digunakan untuk keperluan dapur adalah tempat
perkembangbiakan yang sempurna bagi berbagai macam bakteri tidak baik. Dengan merendam
spons ke dalam larutan garam kadar tinggi, dapat membantu membasmi bakteri-bakteri
tersebut.
8. Penakluk serangga
Tuangkan garam pada tempat-tempat dimana semut sering berkerumun, dengan cara searah
garis untuk mencegah semut-semut tersebut lewat.
Setelah proses pencucian selesai akan didapatkan garam dengan kadar NaCl yang tinggi dan
rendah impuritas. Garam dengan kadar NaCl yang tinggi ini kemudian akan ditambahi larutan
Iodium (KIO3) dengan perbandingan tertentu. Salah satu cara pemberian / penambahan KIO3 ke
garam adalah dengan cara spray mixing system. Larutan KIO3 akan disemprotkan ke kristal NaCl,
alat yang biasa digunakan dalam proses penyemprotan KIO3 adalah belt conveyor, screw conveyor,
mesin dengan piring berputar. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi garam NaCl
a) Air Laut, Mutu air laut (terutama dari segi kadar garamnya (termasuk kontaminasi dengan air
sungai), sangat mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk pemekatan (penguapan)
b) Keadaan Cuaca
1) Panjang kemarau berpengaruh langsung kepada “kesempatan” yang diberikan kepada kita
untuk membuat garam dengan pertolongan sinar matahari.
2) Curah hujan (intensitas) dan pola hujan distribusinya dalam setahun rata-rata merupakan
indikator yang berkaitan erat dengan panjang kemarau yang kesemuanya mempengaruhi
daya penguapan air laut.
3) Kecepatan angin, kelembaban udara dan suhu udara sangat mempengaruhi kecepatan
penguapan air, dimana makin besar penguapan maka makin besar jumlah kristal garam yang
mengendap.
c. Tanah
1) Sifat porositas tanah mempengaruhi kecepatan perembesan (kebocoran) air laut kedalam
tanah yang di peminihan ataupun di meja.
2) Bila kecepatan perembesan ini lebih besar daripada kecepatan penguapannya, apalagi bila
terjadi hujan selama pembuatan garam, maka tidak akan dihasilkan garam.
3) Jenis tanah mempengaruhi pula warna dan ketidakmurnian (impurity) yang terbawa oleh
garam yang dihasilkan.
c) Pengaruh air
a. Pengaturan aliran dan tebal air dari peminihan satu ke berikutnya dalam kaitannya dengan
faktor-faktor arah kecepatan angin dan kelembaban udara merupakan gabungan penguapan
air (koefisien pemindahan massa).
b. Kadar/kepekatan air tua yang masuk ke meja kristalisasi akan mempengaruhi mutu hasil.
c. Pada kristalisasi garam konsentrasi air garam harus antara 25–29°Be. Bila konsentrasi air
tua belum mencapai 25°Be maka gips (Kalsium Sulfat) akan banyak mengendap, bila
konsentrasi air tua lebih dari 29°Be Magnesium akan banyak mengendap.
d) Cara pungutan garam
Segi ini meliputi jadwal pungutan, umur kristalisasi garam dan jadwal pengerjaan tanah meja
(pengerasan dan pengeringan). Demikian pula kemungkinan dibuatkan alas meja dari kristal
garam yang dikeraskan, makin keras alas meja makin baik.
e) Air Bittern
Air Bittern adalah air sisa kristalisasi yang sudah banyak mengandung garam-garam
magnesium (pahit). Air ini sebaiknya dibuang untuk mengurangi kadar Mg dalam hasil garam,
meskipun masih dapat menghasilkan kristal NaCl. Sebaiknya kristalisasi garam dimeja terjadi
antara 25–29°Be, sisa bittern ≥ 29°Be dibuang.
a. TUJUAN : Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Pembuatan Garam dari Air Laut
b. DASAR TEORI : Air laut adalah air dari samudera. Air laut memiliki kadar garam
rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 gram
garam (tidak seluruhnya, NaCl).
c. METODE PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Kompor minyak tanah
2) Panci
3) Pengaduk
4) Botol aqua 60 ml
5) Piring kecil
b. Bahan
1) minyak tanah
2) air laut sebanyak 60 ml
2. Prosedur Kerja
a. Mengambil dan memasukkan air laut kedalam botol aqua berukuran 60 ml.
b. Menyiapkan kompor dan panci yang akan digunakan untuk memanaskan air laut.
c. Menuangkan air laut sebanyak 60 ml ke dalam panci,
d. Memanaskan air laut selama sekiar 45 menit sampai 1 jam.
e. Setelah garam terlihat terbentuk , ambil hasi garam tersebut.
f. Menimbang garam yang diperoleh.
d. HASIL PENGAMATAN
NO BAHAN PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN
1 Air Laut Dipanaskan dalam Saat proses pemanasan volumenya
. panci dengan berkurang disebabkan karna air laut
menggunakan menguap, dan lama kelamaan terlihat
kompor endapan putih (garam), dan sekitar 45
menit – 1 jam,
e. PEMBAHASAN
f. KESIMPULAN
Praktikum 3
PEMURNIAN GARAM DAPUR SECARA KRISTALISASI
Bahan
1. Kertas Saring
2. Kertas Lakmus
3. Garam Dapur
4. Kristal CaO
5. Larutan Encer Ba(OH)2 / BaCl2 0,5 M
6. Larutan (NH4)2CO3 (6gram dalam 200ml)
7. Larutan HCl Encer 0,1 M dan H2SO4 Pekat
d. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Melarutkan kira-kira 16 gram garam dapur ke dalam 50 ml air (dalam gelas beker) dengan
pemanasan sampai diaduk. Kemudian membagi larutan ini menjadi 2 bagian yang persis
sama yaitu larutan A dan B, masing-masing diperlukan lebih larutan sebagai berikut.
2) Kristalisasi dari larutan A secara penguapan
a. Menambahkan kira-kira 0,2 gram CaO ke dalam larutan A
b. Menambahkan larutan Ba(OH)2 secara bertetes-tetes hingga tidak terbentuk lagi endapan
pada tetes terakhir.
c. Menambahkan larutan (NH4)2 CO3 bertetes-tetes sambil diaduk.
d. Menyaring campuran tersebut ke dalam gelas beker bersih yang telah ditimbang
sebelumnya dan netralkan filtratnya dengan penambahan larutan HCl encer secara
bertetes-tetes (menguji sifat penetralan ini dengan kertas lakmus tiap tetesan HCl, kertas
lakmus biru) Menguapkan larutan sampai relative kering
e. Menimbang NaCl (yang telah putih daripada garam dapur semula) yang diperoleh
dan hitung persentasenya.
e. HASIL PENGAMATAN
Soda abu adalah suatu zat padat ringan yang agak larut di dalam air dan biasanya
mengandung 99,3 % Sodium Carbonat (Na2CO3). Sodium Carbonat (Na2CO3) adalah bahan lunak
yang larut dalam air dingin dan kelarutan dalam air kira-kira 30% berat larutan, dalam industri
kimia dikenal dengan “soda ash”. Zat ini dijual atas dasar kandungan natrium oksidanya yang
biasanya adalah 58%. Produksi soda abu dari endapan trona alam sekarang sudah melebihi jumlah
yang dari ammonia soda. Proses sintetik sudah terdesak karena biaya tinggi dan masalah
pencemaran dan sudah mulai berkurang digunakan di Amerika Serikat.
1. Pembuatan Kaca
Pembuatan kaca adalah salah satu kegunaan penting dalam natrium karbonat. Dapat menjadi fluks
untuk silika, dengan menurunkan titik cair campuran ke sesuatu yang dapat diterima tanpa material
khusus. "Soda kaca" ini mudah larut dalam air, jadi kalsium karbonat ditambah pada campuran
yang belum mencair untuk menghasilkan kaca yang diproduksi tidak mudah larut dalam air. Jenis
kaca ini disebut kaca soda kapur, "soda" untuk natrium karbonat dan "kapur" untuk kalsium
karbonat. Biasa digunakan sebagai tambahan untuk kolam renang untuk menetralkan efek korosi
dari klorin dan menaikkan pH. Dalam kimia, biasa digunakan sebagai elektrolit.
2. Rumah Tangga
Dapat digunakan sebagai pelembut air dalam mencuci pakaian. Ia beradu dengan ion magnesium
dan kalsium di air dan mencegahnya berikatan dengan deterjen yang sedang dipakai. Natrium
karbonat dapat dipakai untuk menghilangkan minyak, oli, dan karat anggur.
Proses untuk memperoleh natrium karbonat (soda ash) telah berubah secara signifikan dari waktu
ke waktu, pada awalnya diproduksi oleh pembakaran rumput laut yang kaya natrium. Ketika gulma
dibakar, natrium akan tertinggal di abu dalam bentuk natrium karbonat.
Na2SO4 + CaCO3 Na2CO3 + CaSO4
A. Proses Le Blanc
Proses pertama yang memungkinkan produksi dalam jumlah signifikan karbonat natrium
merupakan proses sintetis yang dikenal sebagai proses LeBlanc, yang dikembangkan oleh ahli
kimia Prancis Nicolas LeBlanc (1742-1806). Dalam proses ini, garam bereaksi dengan asam sulfat
untuk menghasilkan natrium sulfat dan asam klorida.
2NaCl + H2SO4 Na2SO4 + 2HCl
Natrium sulfat dipanaskan di hadapan batu kapur dan batubara dan campuran yang dihasilkan
mengandung kalsium sulfat dan natrium karbonat, yang kemudian diekstrak. masalah yang
signifikan dengan proses LeBlanc, termasuk biaya tinggi dan polusi yang signifikan, terinspirasi
seorang insinyur kimia Belgia bernama Ernest Solvay (1838-1922) untuk mengembangkan proses
yang lebih baik untuk membuat karbonat natrium. Proses Le Blanc ini didasarkan atas
pemanggangan salt cake (kerak garam) dengan karbon dan gamping di dalam tanur putar dan
sesudah itu mengeraskan hasilnya dengan air. Produk kasar dari reaksi ini disebut black ash (abu
hitam). Pengerasan dilakukan pada waktu dingin, pada pengerasan ini berlangsung hidrolisis
sebagian sulfida. Ini kemudian diubah lagi menjadi karbonat melalui pengolahan dengan gas yang
mengandung karbon dioksida yang berasal dari tanur abu hitam. Larutan natrium karbonat yang
dihasilkan, dipekatkan sehingga menghasilkan Natrium karbonat yang kemudian dikeringkan atau
dikalsinasi.
Reaksi :
2NaCl + H2SO4 NaHSO4 + 2 HCl(g)
Na2SO4 + 4C(s) Na2S(s) + 4CO(g)
Na2S(s) + CaCO3(s) Na2CO3(s) + CaS(s)
B. Proses Solvay
Proses Solvay menggunakan brine (NaCl), batu kapur (CaCO3), sebagai bahan baku dan
menggunakan ammonia sebagai reagen siklus. Adapun reaktor yang digunakan adalah Packed
tower. Natrium karbonat yang dihasilkan berupa light sodium carbonat dan dense sodium carbonat
sesuai dengan kebutuhan pabrik yang menggunakannya.
Jadi persamaan dari proses keseluruhan dapat ditulis :
CaCO3 + 2NaCl Na2CO3 + CaCl2
Uraian Proses
1. NaCl jenuh dialirkan ke absorber bersama dengan CO2dan NH3 maka akan terjadi reaksi 4, 5, 6.
Reaksi ini berlangsung pada suhu 40°- 50° C.
2. Hasil larutan dan sisa gas dari reaksi dikeluarkan lewat bawah absorber untuk dialirkan ke
menara carbonatasi dari puncak. Akrena reaksi eksoterm, maka perlu pendingin untuk menjaga
suhu reaksi. Pada menara ini akan terjadi reaksi no.7 pada suhu 25°-60° C dan tekanan 2-3 atm
disamping itu juga terbentuk reaksi no. 5, 6 ( reaksi penyempurnaan).
3. Hasil reaksi berupa lumpur NaHCO3 dialirkan ke dalam rotary filter untuk memisahkan padatan
NaHCO3 dari larutannya.
4. NaHCO3 dikeringkan dalam kalsinator, disini terjadi reaksi no. 8 karena reaksi bersifat
endoterm maka perlu energi yang diberikan dari bahan bakar.
5. Soda abu yang terbentuk didinginkan dalam pendingin dengan disemprotkan H2O.
6. Tapisan dari rotary filter dialirkan kemenara pemulihan untuk membebaskan NH3 dan Ca(OH)2.
7. Slury ini bagian terbesar mengandung NH4CL 193 gr/lt.
8. Larutan buangan CaCL2 dari hasil analisa mengandung: CaCl2 = 90-95 gr/lt, NH3 = 6-12 ppm.
9. Sumber Ca(OH)2 dan CO2 berasal dari pembakaran batu kapur dan C reaksi no. 1, 2, 3.
Kemurnian Na2CO3 = 99,8%.
Soda kue adalah bubuk kristal putih (NaHCO3) lebih dikenal sebagai ahli kimia natrium
bikarbonat, bikarbonat soda, natrium karbonat hidrogen, atau natrium karbonat asam. Soda kue
diklasifikasikan sebagai garam asam, yang dibentuk dengan menggabungkan asam (karbonat) dan
dasar (natrium hidroksida), dan bereaksi dengan bahan kimia lain sebagai alkali ringan. Pada suhu
di atas 300 derajat Fahrenheit (149 derajat Celcius), soda kue terurai menjadi natrium karbonat (zat
lebih stabil), air, dan karbon dioksida.
Selain untuk rumah tangga, soda kue juga bermanfaat dalam dunia industri. Soda kue dapat
memadamkan api sehingga dapat digunakan untuk pemadam kebakaran karena ketika dipanaskan
soda kue melepaskan karbon dioksida. Aplikasi yang lain adalah bermanfaat dalam pengendalian
pencemaran udara karena menyerap emisi sulfur dioksida dan gas asam lainnya.
2. Bahan Baku
Baking soda, atau natrium bikarbonat, berasal dari soda abu diperoleh baik melalui proses Solvay
atau dari Trona. Sekitar 50 juta tahun yang lalu, ketika tanah sekitar Green River, Wyoming,
ditutupi oleh danau 600-persegi-mil (1.554 kilometer persegi). Seperti menguap dari waktu ke
waktu, danau ini meninggalkan deposit 200-miliar-ton Trona murni antara lapisan batu pasir dan
serpih. Deposit di Green River Basin cukup besar untuk memenuhi kebutuhan seluruh dunia untuk
abu soda dan natrium bikarbonat selama ribuan tahun.
3. Reaksi Kimia
NaHCO3 adalah terutama yang disiapkan oleh proses Solvay, merupakan reaksi kalsium karbonat,
natrium klorida, amonia, dan karbon dioksida dalam air. Ini diproduksi pada skala sekitar 100.000
ton / tahun (data 2001). NaHCO3 dapat diperoleh dengan reaksi antara karbon dioksida dengan
larutan natrium hidroksida. Reaksi awal menghasilkan natrium karbonat:
CO2 + 2 NaOH→Na2CO3 + H2O
Lebih lanjut penambahan karbon dioksida menghasilkan natrium bikarbonat, yang pada konsentrasi
cukup tinggi akan mengendap larutan:
Na2CO3 + CO2 + H2O→2 NaHCO3
Uraian Proses
1. Membuat soda abu
Abu soda kimia dapat diproduksi menggunakan proses Solvay, atau dapat dibuat dari bijih Trona.
Jika Trona bijih digunakan, terlebih dahulu harus ditambang. Setelah itu telah dibawa ke
permukaan, bijih Trona diangkut ke berbagai pabrik pengolahan. Di sana, bijih disempurnakan
menjadi bubur sesquicarbonate natrium, soda abu produk intermediate yang benar-benar berisi
abu soda (natrium karbonat) dan baking soda (natrium bikarbonat).
2. Selanjutnya, larutan soda abu menengah dimasukkan ke dalam centrifuge yang memisahkan
cairan dari kristal. Kristal-kristal tersebut kemudian dilarutkan dalam larutan bikarbonat (soda
abu solusi yang dibuat oleh produsen) dalam dissolver putar, sehingga menjadi larutan jenuh.
Solusi ini disaring untuk menghilangkan setiap bahan non larut dan kemudian dipompa melalui
tangki umpan ke puncak sebuah menara carbonating.
3. Karbon dioksida murni dimasukkan ke bagian bawah menara dan diproses di bawah tekanan.
Larutan natrium jenuh bergerak melalui menara, mendingin dan bereaksi dengan karbon
dioksida untuk membentuk kristal natrium bikarbonat. Kristal ini dikumpulkan di bagian bawah
menara dan ditransfer ke centrifudge, di mana solusi berlebih (filtrat) disaring. Kristal-kristal
tersebut kemudian dicuci dalam larutan bikarbonat, membentuk filter cake. Sedangkan filtrat
dari centrifudge didaur ulang ke dissolver rotary, di mana ia digunakan untuk kristal jenuh
soda abu lebih menengah.
4. Filter cake dicuci kemudian dikeringkan pada conveyor belt terus menerus atau dalam tabung
pengering vertikal disebut flash dryer.
5. Berikutnya, kristal kering dari natrium bikarbonat dipisahkan menurut ukuran partikel. Standar
nilai natrium bikarbonat dan nilai khusus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan spesifik
pelanggan, dan ukuran partikel adalah penentu utama nilai.
Kontrol Kualitas
Kualitas natrium bikarbonat dikendalikan pada setiap tahap proses manufaktur. Bahan, peralatan,
dan proses itu sendiri dipilih untuk menghasilkan natrium bikarbonat kualitas tertinggi.
INDUSTRI SODA KAUSTIK NaOH DAN KLOR
Soda kaustik
Dalam sebuah industri, industri kimia kaustik soda atau NaOH memiliki peranan yang
sangat penting dalam proses produksi. Dalam pembuatan pulp dan kertas, tekstil, air minum, sabun
dan deterjen dan sebagai pembersih drain, bahan ini (kaustik soda) berguna sebagai penetralisir
sifat keasaman yang di akibatkan dalam pemakaian DDBS. Oleh karenanya menjadikan kaustik
soda sebagai bahan yang memiliki peranan sangat penting dalam industri. Oleh karena itu, kami
akan menjabarkan beberapa kegunaan kaustik soda (NaOH) dalam suatu proses industri.
Sifat Kimia
Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat berdisosiasi
melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul
air membentuk ion hidronium, H3O+:
HCl + H2O → H3O+ + Cl−
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh karenanya dapat
digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam kuat
karena ia berdisosiasi penuh dalam air. Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, Ka,
yang mengindikasikan tingkat disosiasi zat tersebut dalam air.
Sifat Fisika
Ciri-ciri fisika asam klorida, seperti titik didih, titik leleh, massa jenis, dan pH tergantung
pada konsentrasi atau molaritas HCl dalam larutan asam tersebut. Sifat-sifat ini berkisar dari larutan
dengan konsentrasi HCl mendekati 0% sampai dengan asam klorida berasap 40% HCl. Asam
klorida sebagai campuran dua bahan antara HCl dan H2O mempunyai titik didih-konstan azeotrop
pada 20,2% HCl dan 108,6 °C (227 °F). Asam klorida memiliki empat titik eutektik kristalisasi-
konstan, berada di antara kristal HCl·H2O (68% HCl), HCl·2H2O (51% HCl), HCl·3H2O (41%
HCl), HCl·6H2O (25% HCl), dan es (0% HCl). Terdapat pula titik eutektik metastabil pada 24,8%
antara es dan kristalisasi dari HCl·3H2O.
Kegunaan
Larutan asam klorida atau yang biasa kita kenal dengan larutan HCl dalam air, adalah cairan
kimia yang sangat korosif dan berbau menyengat. HCl termasuk bahan kimia berbahaya atau B3.
Di dalam tubuh HCl diproduksi dalam perut dan secara alami membantu menghancurkan
bahan makanan yang masuk ke dalam usus.
Dalam skala industri, HCl biasanya diproduksi dengan konsentrasi 38%. Ketika dikirim ke
industri pengguna, HCl dikirim dengan konsentrasi antara 32~34%. Pembatasan konsentrasi HCl
ini karena tekanan uapnya yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan kesulitan ketika
penyimpanan. Lalu apa sajakah kegunaan HCl di kehidupan kita sehari-hari? Nah, berikut ini
adalah beberapa bidang yang memanfaatkan HCl, baik pada skala industri maupun skala rumah
tangga.
1) Asam klorida digunakan pada industri logam untuk menghilangkan karat atau kerak besi
oksida dari besi atau baja.
2) Sebagai bahan baku pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer untuk pembuatan plastik
polyvinyl chloride atau PVC.
3) HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyalumunium
chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan
flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.
4) Asam klorida dimanfaatkan pula untuk mengatur pH (keasaman) air limbah cair industri,
sebelum dibuang ke badan air penerima.
5) HCl digunakan pula dalam proses regenerasi resin penukar kation (cation exchange resin).
6) Di laboratorium, asam klorida biasa digunakan untuk titrasi penentuan kadar basa dalam
sebuah larutan
7) Asam klorida juga berguna sebagai bahan pembuatan cairan pembersih porselen.
8) HCl digunakan pada proses produksi gelatin dan bahan aditif pada makanan.
9) Pada skala industri, HCl juga digunakan dalam proses pengolahan kulit.
10) Campuran asam klorida dan asam nitrat (HNO3) atau biasa disebut dengan aqua regia,
adalah campuran untuk melarutkan emas
11) Kegunaan-kegunaan lain dari asam klorida diantaranya adalah pada proses produksi baterai,
kembang api dan lampu blitz kamera.
Pembuatan
Asam klorida dapat diperoleh dari empat sumber utama:
1. Sebagai hasil sampingan klorinasi hidrokarbon aromatic dan alifatik
2. Dari reaksi garam dengan asam sulfat
3. Dari pembakaran hydrogen dengan klor
4. Dari operasi hargreaves 4NaCl + 2SO2 + O2 + 2H2O → 2Na2SO4 + 4HCl
III. MENERAPKAN PEMBUATAN ASAM SULFAT
Uji Kompetensi
a. Apakah pengertian dari asam sulfat.
b. Bagaimana proses pembentukan Asam Sulfat.
c. Proses Pembentukan Asam Sulfat disebut sebagai Proses kontak. Apa pengertian dari
Proses Kontak.
d. Apa sajakah kegunaan dari Asam Sulfat.
e. Apa sajakah bahaya dari penggunaan asam sulfat, dan bagaimana cara mencegahnya.
pupuk
Refining minyak bumi
Proses kontak Asam fosfat
Sulfur alam pyrite SO2 H2SO4 Alumunium sulfat
Proses bilik Rayon dan serat
timbal Pulp
Bahan warna dan lain-lain
2. Sfalerit (ZnS)
Sistem kristal : isomeristik
Kekerasan : 3,5 – 4 mohs
Berat Jenis : 4,0
Warna : biasanya hitam tetapi bisa berwarnacoklat, kuning, kemerahan,
hijau, dan putih atau kurang umum berwarna.
Sifat : submetalik
Keberadaan : Joplin, Missouri, Rosiclare, Illinois, Elmwood, Tennessee, Amerika
Serikat, Broken Hill, Australia, Italia, Spanyol, Burma, Peru,
Maroko, Jerman, dan Inggris.
3. Kalkoprit (CuFeS2)
Sistem kristal : tertragonal
Kekerasan : 3,5 – 4 mohs
Berat Jenis : 4,2
Warna : kuning keemasan
Sifat : logam
Keberadaan : Chile, Peru, Meksiko, Eropa, dan Afrika Selatan, dan USA.
4. Galena (PbS)
Sistem Kristal : isometrik heksoktahedral
Kekerasan : 2,5 – 2,75 mohs
Berat jenis : 7,58
Warna : abu – abu timah
Sifat : semikonduktor
Keberadaan : Perancis, Romania, Austria, Belgium, Italia, Spanyol,
Scotland, Inggris, Australia, Mexico, Gunung Hermon (Israel sebelah utara),
Amerika Serikat (lembah Mississippi, di bagian tenggara Missouri dan di Illinois,
Iowa dan Wisconsin).
1. Asam Sulfat
a. Proses kontak
Salah satu cara pembuatan asam sulfat melalui proses industri dengan produk yang cukup
besar adalah dengan proses kontak. Prinsip proses kontak adalah reaksi oksidasi gas SO2
dengan oksigen dari udara dengan memakai katalis padat dilanjutkan dengan absorpsi gas
SO3 yang dihasilkan untuk membentuk asam sulfat.
Reaksi Utama :
S(s) + O2(g) SO2(g) -70,9 kcal
SO2(g) + ½ O2(g) SO3(g) -23,0 kcal
Proses Kontak dengan Absorpsi Tunggal
Bila menggunakan bahan baku seperti bijih sulfida, asam bekas pakai atau lumpur asam, diperlukan
pemurnian gas yang cukup ekstensif. Kalor yang dilepas pada waktu reaksi katalitik dimanfaatkan
untuk memanaskan gas SO2 di dalam penukar kalor sebelum masuk konversi katalitik. Kalor yang
keluar dalam pemanggangan bijih atau dalam pembakaran asam bekas biasanya dipulihkan dalam
bentuk uap bertekanan rendah.
Bahan yang digunakan pada proses ini adalah belerang dan melalui proses berikut.
a. Belerang dibakar di udara, sehingga bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan gas belerang
dioksida.
b. Belerang dioksida direaksikan dengan oksigen dan dihasilkan belerang trioksida.
Reaksi ini berlangsung lambat, maka dipercepat dengan katalis vanadium pentaoksida (V2O5)
pada suhu ± 450 °C.
c. SO3 yang dihasilkan, kemudian dipisahkan, dan direaksikan dengan air untuk pembakaran
belerang dan absorpsi tunggal.
Perbandingan produksi dengan menggunakan proses kontak dengan proses bilik timbal.
No Karakteristik Proses Kontak Proses Bilik Timbal
1 Tekanan 1 atm -
2 Suhu 450-5000C 400-6000C
3 Konversi Mencapai 99,5% (dari Konversi mencapai 78%
SO2 menjadi SO3)
4 Harga Rendah, karena dalam Tinggi, karena dengan kondisi
satu kali proses yang hampir sama hanya bisa
meningkatkan menghasilkan konversi yang
konsentrasi asam. rendah.
5 Katalis V2O5 NO2
10%, asam sulfat encer untuk kegunaan laboratorium,
33,53%, asam baterai,
62,18%, asam bilik atau asam pupuk,
73,61%, asam menara atau asam glover,
97%, asam pekat.
3. Absorbsi Gas SO3, Di Absorbing Tower terjadi proses penyerapan gas SO3 dengan
menggunakan sirkulasi asam sulfat dengan konsentrasi 98-99% yang diatur di AT Pump
Tank. Asam resirkulasi tersebut kemudian diencerkan dengan menambahkan air dan setelah
itu baru dialirkan kembali ke dalam AT Pump Tank. Asam sulfat yang dihasilkan pada AT
Pump Tank setelah mencapai level maksimum yang ditentukan, kemudian ditransfer dan
ditampung di Sulphuric Acid Storage Tank.
Reaksi yang terjadi di absorbing tower yaitu:
SO3(g) + H2SO4(l) → H2SO4.SO3(aq)
H2SO4.SO3(aq) + H2O(l) → 2 H2SO4(aq)
Industri Urea
Bahan baku dalam pembuatan urea adalah gas CO2 dan NH3 cair yang dipasok dari pabrik
amoniak. Proses pembuatan urea dibagi menjadi enam unit. Unit-unit proses tersebut adalah sintesa
unit, purifikasi unit, kristaliser unit, prilling unit, recovery unit, dan terakhir proses kondesat
treatment unit.
Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik urea untuk mensintesa dengan
mereaksikan NH3 cair dan gas CO2 didalam urea reactor dan ke dalam reaktor ini dimasukkan juga
larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian recovery. Tekanan operasi proses sintesa adalah
175 kg/cm2. Hasil sintesa urea dikirim ke bagian purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat
dan kelebihan amonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.
Purifikasi Unit
Amonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di unit sintesa diuraikan
dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan dengan dua langkah penurunan
tekanan, yaitu pada 17 kg/cm2 dan 22,2 kg/cm2. Hasil penguraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim
ke bagian recovery sedangkan larutan urea dikirim ke bagian kristaliser.
Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vakum kemudian kristal
urea dipisahkan di pemutar sentrifugal. Panas yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari
panas sensibel larutan urea maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi
urea slurry ke HP absorber dari recovery.
Prilling Unit
Kristal urea keluaran pemutar sentrifugal dikeringkan sampai menjadi 99,8 % dari berat
dengan udara panas kemudian dikirimkan ke bagian atas prilling tower untuk dilelehkan dan
didistribusikan merata ke distributor, dan dari distributor dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan
oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk
storage dengan belt conveyor.
Recovery Unit
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil kembali dengan dua
langkah absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagai absorben kemudian di recycle
kembali ke bagian sintesa.
Reaksi yang terjadi pada Pabrik pupuk NPK (Setyanto, dkk, 2009)
• Reaksi antara asam fosfat dan amonia
H3PO4 + NH3 → (NH4) H2PO4 (Mono Amonium Phsophate)
(NH4)H2PO4 + NH3 → (NH4)2HPO4 ( Diamonium Phosphate)
• Reaksi anatar asam sulfat dan amonia
H2SO4 + 2NH3 → (NH4)2SO4 (Amonium Sulfat)
1. PEMBUATAN KERAMIK
Pilihan ganda
1. Fungsi kuarsa pada pembuatan keramik adalah….(a)
a. Untuk mengurangi retak-retak pada khrom
b. Bahan pemutih keramik
c. Member sifat fluks
d. Sebagai bahan pengisi(filler)
e. Untuk megurangi susut kering dan kekuatan kering
2. Dalam pembuatan keramik dibutuhkan mineral-mineral phyllosillicate. Yang termasuk
mineral-mineral phyllosillicate adalah…(b)
a. Cu,Mg,Ca,Ni
b. Mg,Fe,Ni,Mn
c. Fe,Pb,Ni,Ca
d. Mg,Cu,Ca,Fe
e. Ca,Cu,Ni,Pb
3. 1.tahan terhadap suhu tinggi
2. ketergantungan tinggi
3.kekerasan tinggi
4.tahan terhadap deformasi/rapuh
5. tidak dapat digunakan sebagai bahan isolasi listrik/semi konduktor dengan variasi sifat-
sifat magnetic dan dielectric
Yang termasuk sifat-sifat keramik adalah…(b)
a. 1,2 dan 5
b. 1,3 dan 4
c. 1,4 dan 5
d. 3,4 dan 5
e. 2,3 dan 4
4. Marmer merupakan jenis batuan…(a)
a. Batuan metamorf
b. Batuan beku
c. Batuan sedimen
d. Batuan keras
e. Batuan magma
5. Marmer yang digunakan untuk seni pahat adalah marmer jenis…(d)
a. Tipe ordinario
b. Tipe keras
c. Tipe lunak
d. Tipe staturio
e. Tipe buildirio
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya suatu bentuk
dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Sedangkan keramik porselin (porcelain)
adalah keramik vitrifikasi translusen dengan glasir keras yang tahan abrasi pada tingkat maksimum.
Pada beberapa tahun terakhir ini telah dikembangkan pula berbagai produk baru sesuai dengan
perkembangan kebutuhan akan bahan yang tahan suhu yang lebih tinggi, tekanan yang lebih besar,
sifat–sifat mekanik yang lebih baik, serta karakteristik listrik yang khusus, atau tahan terhadap
bahan kimia yang korosif. Dalam kelompok ini termasuk porselin kimia, isolasi, dental ,dan
tableware (peralatan makan)
2) Kwarsa (flint)
Kuarsa adalah salah satu mineral yang berupa kristal sempurna, terdiri dari kristal-
kristal silica (SiO2). Kuarsa merupakan hasil dari proses pelapukan yang mengandung mineral
utama seperti: Al2O3, Fe2O3, Cr2O3, Na2O3, TiO2, K2O. Kuarsa berwarna putih bening,
memiliki sifat-sifat fisis dan mekanis tertentu.
1) Tujuan pemakaian kwarsa ini ialah:
- Mengurangi susut kering, jadi mengurangi retak-retak dalam pengeringan.
- Mengurangi susut waktu dibakar dan mempertinggi kwalitas.
- Merupakan rangka selama pembakaran.
2) Sifat-sifat dan keadaan bahan :
- Memiki ukuran partikel yang halus .
- Sifat plastis yang tinggi .
- Memiliki kekuatan kering yang tinggi
- Penyusutan pada saat pengeringan dan pembakaran tinggi.
- Warna setelah pembakaran abu-abu muda karena unsur besinya lebih tinggi dibanding
kaolin.
- titik lebur tinggi sekitar 1728°C
3) Feldspar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang ditumbuk
dan dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik. Bila keramik dibakar,
feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan gelas yang menyebabkan partikel
tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain. Pada saat membeku, bahan ini memberikan
kekuatan pada badan keramik.Feldspar tidak larut dalam air, mengandung alumina, silika dan
flux yang digunakan untuk membuat gelasir suhu tinggi.
Feldspar pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah mineral yang paling
besar di kerak bumi, membentuk sekitar 60% batuan terrestrial (Indiani, 2009). Kebanyakan
feldspar yang tersedia berupa sodium feldspar, potassium feldspar dan feldspar
campuran.Feldspar kebanyakan digunakan pada aplikasi-aplikasi industri yang membutuhkan
kandungan feldspar yang berupa alumina dan alkali.
Rumus kimia feldspar secara umum adalah XAl(Al,Si)Si2O8 dengan X adalah
potassium, sodium, kalsium atau barium.
Komposisi Kimia Teoritis Berat
Feldspa r Jenis Kekerasan
Rumus K 2O Na2O Ca Al2O3 SiO2
O
Ortokla K2O.Al2O3.6SiO2 16,9 - - 18,4 64,7 2,24- 6,0
S 2,66
Albit Na2O.Al2O86SiO2 - 11,8 - 19,4 68,8 2,50- 6,0-6,5
2,70
Anortit CaO.Al2O8.2SiO2 - - 20,1 36,62 43,28 2,60- 6,0-6,5
2,80
PEMBUATAN KERAMIK
Kata keramik berasal dari kata Yunani “keramos” yang berarti tembikar (pottery) atau
peralatan terbuat dari tanah (earthenware). Bahan keramik adalah bahan dasar penyusun kerak
bumi, yaitu: SiO2, Al2O3, CaO, MgO, K2O, Na2O dst. Dari unsur-unsur tersebut dapat dilihat
terdapat paduan dua unsur yaitu logam dan non logam, sehingga dapat dikatakan keramik adalah
bahan padat anorganik yang merupakan paduan dari unsur logam dan non logam.
A. Sifat Keramik
Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik
adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang
pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari
keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini
tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran
sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh
keramik tradisional yang terdiri dari tanah liat, flint, dan feldspar tahan sampai dengan suhu
1200 C, keramik hasil rekayasa seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000
C. Kekuatan tekan tinggi merupakan sifat yang membuat penelitian tentang keramik terus
berkembang.
Feldspar
Bahan baku feldspar berfungsi sebagai bahan pengikat dalam pembuatan keramik,
dan Menurunkan temperatur pembakaran. Ada beberapa jenis bahan feldspar yang
diantaranya K-feldspar, Na-feldspar, Ca-feldspar.
Kaolin
Nama kaolin berasal dari bahasa cina, kauling yang berarti pegunungan tinggi, yaitu
gunung yang terletak dekat Jakhau Cina yang tanah lempungnya sudah dimanfaatkan dalam
pembuatan keramik sejak beberapa abad lalu. Kaolin adalah tanah liat putih yang
mempunyai mutu penyusutan yang baik selama pengeringan dan pembakaran. Clay jenis ini
merupakan clay yang paling penting dalam pembuatan keramik dan paling putih di antara
clay lainnya, karena kandungan besinya yang paling rendah (Hadi 1995: 70).
Sifat-sifat kaolin :
1. Tidak terlalu plastis,
2. Kekuatan keringnya rendah,
3. Titik leburnya 1700oC-1785oC,
4. Dalam keadaan kering berwarna putih,
5. Memberi warna putih pada masse badan keramik, dan
6. Setelah dibakar berwarna putih.
Kuarsa
Kuarsa adalah mineral yang berasal dari batuan beku asam metamorf dan sedimen,
dalam bentuk dengan komposisi sebagian besar berupa silika dan terdapat pada sebagian
batu pasir kuarsa.
Fungsi kuarsa di dalam pembuatan keramik pengarah benang adalah :
1. Tidak mengurangi keplastisan dan penyusutan pada bodi keramik,
2. Mengurangi susut kering dan susut bakar dari tanah liat,
3. Memudahkan air untuk menguap sewaktu proses pengeringan dan proses
pembakaran,
4. Memberi sifat kuat pada barang-barang yang dibuat dan dapat mencegah perubahan
bentuk pada waktu dibakar, dan
5. Dapat mengurangi daya memuai dari benda yang sudah jadi.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis
menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk
benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan
teknik cetak (casting).
3. Pengeringan
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada
badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1)
Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya
partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang
tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah
massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam
sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil
pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat
(Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi
penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss).
5. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran
glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau
dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan
dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi
glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan
menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
D. Teknik Pembuatan Keramik
Teknik yang umum digunakan dalam proses pembuatan keramik yaitu :
Teknik coil
Merupakan teknik pembuatan keramik dengan cara membuat pilinan kecil seperti cacing.
Teknik putar
Teknik pembuatan keramik dengan menggunakan alat putar.
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan
banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi.
Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh
para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik
tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand
wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin
bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk- bentuk
yang sama seperti gentong, guci dll.
Gambar 5 : teknik putar
Teknik cetak
Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang
banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan
cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan
padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada
pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga piring,
cangkir, mangkok gelas dll
c. Teknik putar
d. Teknik cetak
VIII. KEGUNAAN KERAMIK INDUSTRI
Keramik dinilai dari propertinya. Kegunaan keramik beragam disesuaikan dengan
kemampuan dan daya tahannya. Keramik dengan properti elektrik dan magnetik dapat digunakan
sebagai insulator, semikoncuktor, konduktor dan magnet. Keramik dengan properti yang berbeda
dapat digunakan pada aerospace, biomedis, konstruksi bangunan, dan industri nuklir.
Beberapa contoh penggunaan keramik industry
Peralatan yang dibuat dari alumina dan silikon nitrida dapat digunakan sebagai pemotong, pembentuk
dan penghancur logam
Keramik tipe zirconias, silikon nitrida maupun karbida dapat digunakan untuk saluran pada
rotorturbocharger diesel temperatur tinggi dan Gas-Turbine Engine
Keramik sebagai insulator adalah aluminum oksida (AlO3). Keramik sebagai semikonduktor adalah
barium titanate (BaTiO3) dan strontium titanate (SrTiO3). Sebagai superkonduktor adalah senyawa
berbasis tembaga oksida
Keramik dengan campuran semen dan logam digunakan untuk pelapis pelindung panas pada pesawat
ulang-alik dan satelit
Keramik Biomedical jenis porous alumina digunakan sebagai implants pada tubuh manusia. Porous
alumina dapat berikatan dengan tulang dan jaringan tubuh
Butiran uranium termasuk keramik yang digunakan untuk pembangkit
yang menggunakan pelapisan enamel ini diantaranya adalah kulkas, kompor gas, mesin cuci, mesin
pengering.
Ada sejumlah spesies mineral yang disebut mineral lempung (clay mineral) yang
mengandung terutama campuran kaolinit (Al2O3.SiO2.2H2O), montmorilonit
[(Mg,Ca)O.Al2O3.5SiO2.nH2O], dan ilit (K2O, MgO, Al2O3, SiO2, H2O ) masing – masing
dalam berbagai kuantitas. Dari sudut pandang keramik, lempung berwujud plastik dan bisa
dibentuk bila cukup halus dan basah, kaku bila kering, dan kaca (vitreous) bila dibakar pada
suhu yang cukup tinggi. Prosedur pembuatannya mengandalkan kepada sifat – sifat tersebut
diatas.
Lempung memiliki sifat-sifat fisika yang beraneka ragam dan ketidakmurnian dari
lempung itu sendiri.Sehingga diperlukan langkah – langkah untuk menyingkirkan pasir dan
mika dari lempung untuk meningkatkan mutunya. Proses itu disebut benefisiasi yang langkah-
langkahnya diuraikan di dalam diagram alir (gambar ).
Proses benefisiasi ini menyangkut perubahan fisika, atau satuan operasi (operasi
teknik), misalnya pemisahan menurut ukuran dengan pengayakan atau pengendapan selektif,
penyaringan, dan pengeringan.Namun, sifat – sifat koloidanya dikendalikan dengan berbagai
aditif yang sesuai, misalnya natrium silikat dan alum. Proses benefisiasi menyangkut juga
flotasi buih (frofh flotation). Pemurnian secara kimia dilakukan untuk mendapatkan bahan –
bahan yang sangat murni seperti alumina dan titania.
Penyusun keramik yang ketiga yang penting adalah pasir atau flin (flint).Sifat – sifatnya
yang penting dari segi industri keramik dirangkum bersama sifat – sifat lempung dan feldspar
pada tabel 10.1.Untuk membuat produk keramik yang berwarna muda, harus dipilih produk
keramik yang kandungan besinya rendah. Di samping ketiga bahan pokok tersebut di atas,
berbagai macam mineral lain, garam, dan oksida juga digunakan sebagai bahan fluks dan
sebagai perawis (ingredient) refraktori.
Diantara bahan fluks yang biasa dipakai untuk menurunkan suhu vitrifikasi, suhu lebur,
dan suhu reaksi adalah :
Boraks (Na2B4O7.10H2O) Fluorspar (CaF2)
Asam borat (H3BO3) Kriolit (Na 3AlF6)
Soda abu (Na2CO3) Oksida besi
Natrium nitrat (NaNO3) Oksida antimonium
Abu mutiara (K2CO3) Oksida timbale
Nefelin syenit [(Na, K)2 Al2Si2O8] Mineral litium
Tulang kalsinasi Mineral barium
Apatit [Ca5(F, Cl, OH)(PO4)3]
Beberapa di antara perubahan awal tersebut cukup sederhana, misalnya kalsinasi CaCO3
dan dehidrasi serta dekomposisi kaolinit. Reaksi – reaksi lain, misalnya pembentukan silikat,
cukup rumit dan berubah-ubah sesuai dengan suhu dan perbandingan penyusunnya
Pada gambar mengenai sistem Al2O3.SiO2 telah menghasilkan pengembangan penting
dalam proses pembuatan refraktori mulit. Diagram tersebut menunjukkan bahwa berapa persen
pun likuefaksi bisa didapatkan, bergantung pada suhu, kecuali pada beberapa titik nonvarian.
Jadi, jika peleburan yang berangsur dijaga agar tidak berlanjut terlalu jauh dengan
mengendalikan kenaikan suhu, akan tertinggal massa dan jumlah yang cukup untuk menjadi
kerangka yang memegang massa panas tersebut. Diagram Al2O3.SiO2 itu menunjukkan bahwa
mulit adalah satu – satunya senyawa alumina dan silika yang stabil pada suhu tinggi.
Produk keramik hampir semuanya mempunyai sifat refraktori, artinya tahan terhadap
panas, dan tingkat kerefraktorian dari suatu produk tertentu bergantung pada perbandingan
kuantitas oksida refraktori terhadap oksida fluks di dalamnya.Oksida refraktori yang terpenting
adalah SiO2, Al2O3, CaO dan MgO disamping ZrO2, TiO2, Cserta BeO yang lebih jarang
dipakai. Oksida fluks yang terpenting adalah Na2O, K2O , B2O3 dan SnO2, disamping fluorida
yang juga digunakan dalam komposisi beberapa fluks tertentu.
a. Limbah Domestik
Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari
kamar mandi di lokasi pabrik serta limbah dari kantin berupa limbah padat dan limbah
cair. Untuk limbah padat dibuatkan safety tanksedangkan limbah cair bias langsung dibuang ke
sungai
b. Limbah Gas
Limbah ini mengandung gas CO2 yang bersal dari furnace. Adapun jumlah CO2 yang
dihasilkan pabrik pembuatan keramik porselen ini adalah sebesar 265ppm, nilai ini masih
berada dibawah ambang batas nilai CO2 yang boleh dibuang keudara bebas, yaitu sebesar 350
ppm (James Hansen, 2011).
Dapat juga dilakukan beberapaupaya pencegahan, yaitu :
- Menanam pohon disekitar pabrik.
- Membangun cerobong asap yang tinggi serta memasang dust collector pada masing –
masing cerobong asap.
c. Limbah Debu
Limbah debu ini berasal dari alat pencetakan keramik (pneumatic press), yaitu pada saat
proses pemadatan dan pembentukan keramik sesuai dengancetakannya. Agar tidak
mengganggu keselamatan dan kesehatan pekerja, maka debuini harus dibuang dengan
menggunakan blower.Blower yang digunakanmempunyai 3 lubang hisap debu
(suction).Blower digunakan untuk menghisapdebu yang ada disekitar alat pneumatic press.
2. PROSES PEMBUATAN SEMEN
Semen adalah suatu substansi yang dapat mengeras dan mengikat material lain menjadi satu
kesatuan yang kompak dan kuat.
d. Pasir Silika
Pasir Silika digunakan untuk menaikkan kandungan SiO2, bahan
ini juga digunakan sebagai pelengkap komponen kimia esensial
yang diperlukan untuk pembuatan semen
2. Jenis-Jenis Semen
a) Semen Portland
Ialah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama dari
silikat silikat kalsium yang bersifat bersifat hidrolis dengan gypsum sebagai bahan
tambahan
b) Sement Portland Type I (Ordinary Portland Cement)
Digunakan untuk keperluan konstruksi bangunan biasa yang tidak memerlukan persyaratan
khusus, seperti bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung sekolah dan perkantoran,
bangunan pabrik, gedung bertingkat, dll.
c) Semen Portland Type II (Moderate Heat Semen)
Jenis semen ini dguanakan untuk keperluan beton yang memerlukan ketahanan sulfat atau
panas hidrasi sedang. Biasanya semen ini digunakan untuk bangunan pinggir laut
(pelabuhan), aliran irigasi, landasan jembatan, bangunan di bekas tanah rawa, beton massa
untuk dam-dam.
d) Semen Portland Type III ( High Early Strength Cement)
Jenis semen ini digunakan untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan
tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi. Biasanya digunakan untuk daerah
yang bersuhu dingin, bangunan bertingkat, dan bangunan dalam air yang tidak
memerlukan ketahanan terhadap sulfat.
e) Semen Portland Type IV (Low Heat Cement)
Penggunaanya memerlukan panas hidrasi rendah karena mengandung C4AF (tetra calium
alumina ferrite ) dan C2S (dikasum silikat ) lebih banyak. Digunakan untuk bangunan di
daerah panas, pembuatan beton atau konstruksi berdimensi tebal.
f) Semen Portland Type V (Sulfate Resistance Cement)
Adalah semen portland dengan daya tahan sulfat yang tinggi termasuk tahan terhadap
larutan garam sulfat dalam air. Digunakan untuk bangunan yang berhubungan dengan air
laut, air buangan industri, bangunan yang pengaruh gas atau uap kimia yang agresif dan
bangunan yang selalu berhubungan dengan air panas.
g) Oil Well Cement (OWC) Class G-HSR
h) Digunakan untuk pembuatan lapisan sumur minyak yang dalam dan untuk menyumbat
sumur setelah dibor.Berdasarkan penggunaanya OWC dibagi menjadi beberapa bagian :
a. Class A, digunakan untuk kedalaman 1830 m.
b. Class B, digunakan untuk kedalaman 1830 m, dengan ketahanan
terhadap sulfat tingkat menengah dan tinggi.
c. Class C, untuk kedalaman 1830 m, dengan ketahanan awal yang
tinggi dan ketahanan sulfat tingkat menengah dan tinggi.
d. Class G, untuk kedalaman 2440 m, sering disebut juga dengan
basic OWC karena adanya penembahan aditif sehingga dapat digunakan untuk
berbagai kedalaman.
i. Sement Portland Campur (Mixed Cement)
Mixed semen ini disebut juga Super Masonry Cement. Digunakan untuk konstruksi ringan,
sedang, untuk plesteran, pemasangan bata dan bahan bangunan.
6. Pembakaran (Firring)
Alat utama rotary kiln
Kiln adalah alat berbentuk tabung yang didalamnya terdapat semburan api
(temperature 1350o-1450o c)
- Didalam rotary kiln daerah proses dibagi menjadi 4, yaitu :
a. Daerah transisi
b. Daerah pembakaran (burning)
c. Daerah pelelehan (sinetring)
d. Daerah pendinginan (cooling)
- Didalam kiln ada proses calsinasi, sintering, clinkering
- Material yang masuk mempunyai temperature 800o- 900oC sedangkan ketika
keluar 1300o – 1450oC.
Gambar 12. Rotary Kiln
7. Pendinginan (Cooling)
Alat utama : cooler
Clinker dari tanur putar, didinginkan didalam cooler (yang didalamnya terdapat 9
compartemen untuk pendinginan)
Clinker yang keluar dari cooler adalah sekitar 90oC sehingga tidak membahayakan
lingkungan sekitar.
8. Penggilingan Akhir
Alat utama : Ball mill
Merupakan proses penggilingan akhir dimana terjadi penghalusan clinker-clinker
bersama 5% gypsum. Setelah itu campuran yang sudah siap (semen) dikantongi dan
siap dipasarkan.
Gambar 13. Ball mill
3. Trikalsium Aluminat
Hidrasi dengan (C3A) dengan air berlebih pada suhu 30 0C akan menghasilkan kalsium
alumina hirdrat , namun di dalam semen karena adanya gypsum hidrasinya sedikit berbeda.
4. Tertrakalsium aluminoferrit
5. Pada Setting dan Hardening
adalah pengikatan dan pengerasan semen setelah terjadi reaksi hidrasi
1. Bahan-bahan pembuatan semen di golongkan menjadi 3. Bahan baku utama, bahan baku
samping, dan bahan pendamping. Jelaskan perbedaannya!
Jawab:
Bahan baku utama
Adalah bahan-bahan yang terutama mengandung kapur, silica dan oksida besi.
Bahan baku samping
Adalah bahan baku yang dipakai hanya apabila terjadi kekurangan salah satu
komponen pada pencampuran bahan baku, sedangkan
Bahan baku pendukung
Adalah bahan yang ditambahkan agar memperoleh sifat-sifat tertentu yang di
inginkan pada semen.
2. Sebutkan dan kelompokkan bahan-bahan pembuatanan semen !
Jawab:
Bahan baku utama : batu kapur, tanah liat
Bahan baku samping : pasir besi, pasir silica
Bahan pendukung : gypsum
3. Mengapa batu kapur termasuk dalam bahan baku utama dalam proses pembuatan semen?
Jawab :
Karena batu kapur merupakan komponen yang banyak mengandung CaCO3 dengan sedikit
tanah liat, magnesium karbonat, alumina silikat dan senyawa oksida lainnya yang tidak
dapat diganti dengan bahan lainnya.
4. Didalam pembuatan semen terjadi reaksi fisika. Sebutkan dan jelaskan!
Jawab :
Penguapan air bebas
Proses ini terjadi pada suhu 100-200 C dan barlangsung secara endotermis.
Pelepasan air terikat (Absorbent Water)
Proses ini terjadi pada suhu 100-400 C dan berlangsung secara endotermis.
5. Dalam proses dekomposisi karbonat dan reaksi fase padat menghasilkan C3S, C2S, C3A,
dan C4AF. Sebutkan kegunaan 4 senyawa tersebut dalam pembuatan semen?
Jawab :
Jadi kegunaan 4 komponen tersebut apabila semen tercampur dengan air maka akan terjadi
prose hidratasi yang menyebabkan berlangsungnya pengerasan secara cepat.
1. Al2O3.2SiO2 Al2O3 + 2SiO2 dalam proses pembuatan semen terjadi reaksi, reaksi diatas
adalah reaksi…
a. Dekomposisi karbonat d. Hidrasi
b. Dekomposisi metakaolinit e. Fisika
c. Dekomposisi tanah liat
2. Sifat retarder pada gypsum adalah…
a. Mempercepat proses pengerasan pada semen
b. Mempercepat proses pemanasan
c. Membawa kalsium karbonat
d. Memperlambat proses pengerasan pada semen
e. Membawa warna putih pada semen
3. Senyawa yang berfungsi sebagai penghantar panas di dalam pasir besi, pada pembuatan
semen adalah..
a. SiO2 b. Fe2O3 c. TiO2 d. Al2O3 e. MgCO3
4. Dalam proses dekomposisi metakaolinit menghasilkan senyawa Al2O3 dan SiiO2 reaksi
yang terjadi adalah…
a. Al4(OH)8.Si4O102(Al2O3.2SiO2)+4H2O
b. CaCO3CaO+CO2
c. Al2O3.2SiO2Al2O3+2SiO2
d. 3CaO+2SiO2+Al2O32(CaO.SiO2)+CaO.Al2O3
e. CaO.SiO2+CaO2CaO.SiO2
5. Untuk memperoleh sifat-sifat tertentu pada semen perlu ditambahkan…
a. Gypsum b. Batu kapur c. Pasir besi d. Pasir silica e. Tanah liat
KACA
kaca adalah material amorf yang pada suhu biasa mempunyai bentuk yang keras, tetapi apabila
dipanaskan, lama kelamaan akan menjadi lunak, sesuai dengan suhu yang meningkat dan akhirnya
menjadi kental hingga mencapai keadaan cair.
1. Bahan kaca
a) Pasir (SiO2)
Pasir yang di gunakan haruslah kuarsa yang hampir
murni (99.1 – 99.7 %). Pasir ini berguna untuk
membentuk cairan gelas yang sangat kental yang
memiliki ketahanan terhadap perubahan temperatur
yang mendadak.
b) Dolomite ( CaO.MgO.H2O)
Dolomite merupakan variasi batu gamping yang
mengandung <50% karbonat. Penggunaan dolomite
dapat mempermudah peleburan (menurunkan
temperatur peleburan) serta mempercepat proses
pendinginan kaca.
Pemanasan dolomite menghasilkan CaO dan MgO. Fungsi dari MgO adalah untuk
menurunkan viskositas kaca padatemperatur tinggi
e) Feldspar
mempunyai rumus molekul R2O.Al2O3.6SiO2 di mana R2O
mewakili Na2O atau K2 O atau gabungan keduanya.
Kandungan aluminanya dapat menurunkan melting point kaca
dan memperlambat terjadinya devitrifikasi.
f) Cullet
Cullet merupakan sisa-sisa dari pecahan kaca yang dapat
digunakan sebagai bahan baku utama dari produksi kaca.
Cullet berfungsi untuk menurunkan temperatur leleh dari
bahan baku. Cullet yang diumpankan sebanyak 25% dari total
bahan baku.
a. Bahan Stabilizer
Bahan stabiliser, merupakan bahan yang mampu menurunkan kelarutan di
dalam air, tahan terhadap serangan bahan kimia lain termasuk materi-materi lain
yang terdapat di atmosfer. Contoh bahan stabiliser yang biasa dipakai di industri
gelas adalah :
i. kalsium karbonat, membuat produk akhir menjadi tidak larut di dalam air.
ii. barium karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias.
iii. timbal oksida, membuat produk menjadi transparan, mengkilat, dan memiliki
indeks bias yang tinggi.
iv. seng oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang mendadak,
memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik, dan meningkatkan indeks bias.
v. aluminium oksida, meningkatkan viskositas gelas, kekuatan fisik, dan
ketahahan terhadap bahan kimia.
b. Alkali Silika
Gelas alkali silikat mudah larut dalam air dan banyak digunakan sebagai perekat karton atau
melapisi kulit telur supaya tahan terhadap serangan bakteri. Konstituen penyusunnya
terutama adalah pasir dan soda abu.
d. Gelas Barium
Gelas barium banyak digunakan untuk pembuatan gelas optik karena mempunyai indeks
reflaksi yang tinggi, sehingga banyak digunakan untuk pembuatan lensa kacamata bifokus
dan panel layar monitor televisi atau komputer.
e. Gelas Borosilikat
Gelas borosilikat mempunyai koefisien ekspansi terhadap goncangan rendah, tahan terhadap
serangan kimia, dan mempunyai tahanan listrik yang tinggi. Kandungan gelas borosilikat
adalah 13-28% B2O3 dan 80-87% silika. B2O3 bertindak sebagai fluks terhadap silika.
Gelas borosilikat banyak digunakan untuk keperluan industri dan laboratorium. Contohnya
gelas email yang merupakan gelas pelapis, mempunyai titik lebur yang rendah, sehingga
aplikasi pelapisan dapat dilakukan pada suhu yang rendah dan tidak melebihi titik lunak
gelas.
f. Gelas Aluminosilikat
Gelas aluminosilikat mengandung ± 20% alumina, sejumlah kecil CaO atau MgO dan
kadang-kadang menggunakan sedikit B2O3 sebagai fluks. Proses peleburan dan pembuatan
gelas tipe ini lebih sukar daripada gelas borosilikat. Gelas tipe ini mempunyai titik lunak
yang tinggi dan koefisien ekspansi yang rendah sehingga sering digunakan untuk pembuatan
termometer suhu tinggi, pipa-pipa pembakaran dan lainlain.
g. Gelas Spesial
Yang termasuk gelas spesial adalah gelas spesial adalah gelas yang berwarna, gelas oval,
gelas foto sensitif, gelas pengaman (safety glass), gelas optik, fiber glass dan gelas keramik.
h. Gelas Kristal
Gelas kristal disebut juga lead glass, memiliki tingkat kecemerlangan yang tinggi sehingga
banyak digunakan sebagai gelas seni (art glass). Gelas kristal mengandung timbal (PbO)
antara 20-74%, sehingga tidak bisa digunakan untuk makanan dan minuman, melainkan
hanya untuk barang hiasan dan barang teknis. Tingkat kecemerlangan gelas kristal sesuai
dengan tingginya kadar timbal. Gelas ini juga mempunyai densitas yang lebih besar dari
gelas soda kapur silikat, sehingga dengan kadar PbO yang lebih tinggi, maka gelas kristal
dapat digunakan sebagai perisai nuklir, pada alat-alat yang menggunakan teknologi nuklir.
Contoh produk gelas kristal adalah gelas seni dan berbagai jenis lensa, gelas elektronika, dan
gelas solder yaitu bahan penyambung dua jenis gelas
a. Fining Stage
Tahap yang kedua ini adalah tahap dimana gas-gas hasil reaksi melting utama
(primary melting) yang terkadung di dalam molten glass dilepaskan. Pada tahap ini
temperatur molten glass dinaikkan agar kaca menjadi makin encer dan mudah untuk
melepaskan gas-gas tersebut. Gas-gas hasil reaksi primer membentuk benih-benih buble
atau seed bubble, dimana diameter dari bubble ini sangat kecil, namun banyak sekali.
Gas-gas ini banyak mengandung CO2. CO2 ini dapat dilepaskan dengan membuat bubble
yang lebih besar dari ukuran CO2, yaitu dengan menambahkan gas SO2 dan O2
c. Refining
Pada tahap ini kaca dijaga agar temperaturnya tidak terlalu drop dan cukup untuk
masuk ke dalam metal bath. Jika kaca terlalu panas, maka proses foaming di metal
bath akan kesulitan, karena ribbon cenderung melebar dip roses forming awal dan
cenderung mengecil dip roses forming tengah. Temperatur yang ideal untuk
kacamasuk ke dalam metal bath adalah sekitar 1010 s/d 1050ºC padatemperatur
bottom canal, atau pada kisaran 1150-1200 pada temperatur permukaan molten di
canal.
PERTANYAAN
1. Apa perbedaan antara softwood dengan hardwood?
2. Mengapa kertas bisa diproduksi dalam jenis yang berbeda-beda?
3. Mengapa kertas yang dihasilkan oleh setiap pabrik berbeda?
4. Bagaimana proses pembuatan pulp dan kertas?
5. Bagaimana sistem pengolahan limbah yang dihasilkan oleh industri kertas?
6. Bagaimanakah Proses pembuatan kertas?
a.
Tercatat dalam sejarah asalah peraaban Cina yang menyumbangkan kertas bagi Dunia
adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di Seantero Cina
pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring
menyebarnya bangsa- bangsa China ke Timur dan berkembangnya Peradaban di kawasan itu
meskipun pada awalnyacara pembuatan kertas merupakan hal yan sangat rahasia.
Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh
ketangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah
terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam
pertempuran Sungai Talas pada tahun 751 Masehi
dimana para tawanan-tawanan perang mengajarkan
cara pembuatan kertas kepada orang-orang Arab
sehingga pada zaman Abbasiyah, munculah pusat-
pusat industri kertas baik di Baghdad maupun
Samarkhand dan kota-kota industri lainnya, kemudian
menyebar ke Italia dan India lalu ke Eropa khususnya
setelah perang salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa
Moor ketangan orang-orang Spanyol serta keseluruh
dunia
Bahan baku yang digunakan oleh PT. RAPP untuk pembuatan pulp adalah sebagai berikut :
1. Kayu (wood)
Kayu digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas dikarenakan oleh beberapa alasan
antara lain:
a. Banyak mengandung selulosa
b. Mudah dibudidayakan
c. Tersedia dalam jumlah yang banyak dan mudah didapat
d. Harganya yang murah
Faktor-faktor yang membuat selulosa digunakan sebagai bahan pembuatan pulp dan kertas :
a. Jumlahnya yang banyak dan harganya yang murah
b. Umumnya berbentuk serat dan kekuatan tariknya sangat tinggi
c. Warnanya putih secara ilmiah
d. Tidak dapat larut dalam air dan pelarut organik
e. Tahan terhadap sejumlah bahan kimia
1. Woodyard
Merupakan unit pengolahan kayu menjadi serpihan kayu yang dikenal dengan nama chip.
Kayu Akasia yang merupakan bahan baku utama dipotong dan diangkut ke mill site dilaksanakan
oleh department Forestry. Balak-balak (log) tersebut dipotong dengan ukuran tertentu untuk
mempermudah pemrosesan. Sebelum balak di-chop (potong) menjadi chips (serpihan kecil), bark
(kulit kayu) harus dihilangkan. Ini dilakukan dengan sebuah rotating drum (drum yang berputar)
yang disebut dengan drum debarker. Debarker log kemudian memotong hingga menjadi chip.
Setelah menjadi chip, kemudian disaring dengan chip screening. Chip screen pada dasarnya adalah
saringan yang bergetar, yang memisahkan kulit kayu dan serpihan halus dengan chip yang layak
ukurannya untuk disimpan di chip pile yaitu tempat penyimpanan chip. Serpihan yang terlalu halus
beserta kulit kayu dikirim ke boiler sebagai bahan bakar.
Peralatan yang digunakan pada pulp mill ini adalah sebagai berikut:
1. Digester berfungsi sebagai tempat pemasakan chip menjadi pulp
2. Washer berfungsi sebagai tempat mencuci pulp
3. Screener berfungsi untuk memisahkan serat kasar dari pulp
4. Knotter berfungsi untuk memisahkan chip yang tidak masak dari pulp
5. Oxygen Deliqnification Plant berfungsi sebagai tempat menghilangkan kandungan
lignin yang tersisa dari proses cooking dengan menggunakan Oksigen (O2).
6. Bleaching Plant berfungsi sebagai tempat untuk memulihkan pulp.
Sumatera belum memiliki jaringan listrik berskala nasional, untuk itu power island
mempunyai tanggung jawab untuk penyediaan power tersebut. Power disuplai dari steam driven
turbine-generator kemudian di-start untuk menghasilkan power awal. Kemudian power boiler bisa
start-up untuk menghasilkan steam yang digunakan untuk menjalankan steam driven turbine.
Bahan bakar yang digunakan power boiler adalah kulit kayu dan serpihan kayu halus dari
woodyard. Tetapi kapasitas yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan mill. Untuk itu perlu
ditambahkan dengan menggunakan batu bara (coal fire boilers) dan tungku recovery. Fungsi
tungku recovery adalah untuk membakar black liquor. Sebelum pembakaran black liquor, air yang
digunakan pada washing process harus dihilangkan. Ini dicapai dengan cara meng-evaporating
(penguapan) air pada evaporator. Setelah black liquor dibakar dalam pembakaran akan didapat
green liquor. Green liquor ini dikirim ke recaustizing plant untuk konversi.
4.Chemical Preparation
Proses pulp dan kertas memerlukan bahan kimia tertentu antara lain klorin dioxide untuk
pemutih pulp. Chemical plant bertanggung jawab untuk pengadaan bahan-bahan kimia yang
diperlukan untuk proses pulp dan kertas.
5. Recausticzing
Green liquor dari pembakaran di-recovery furnaces (tungku recovery) dicampur dengan
lime mud (batu kapur yang telah diproses) untuk menghasilkan reaksi kimia yang merubah
campuran tersebut menjadi white liquor. White liquor digunakan pada proses recaustizing dibakar
pada suatu area yang disebut lime kilns.
6. Pulp Machines
Fungsi dari pulp machine adalah untuk membersihkan pulp hasil dari proses pemutihan,
mengeringkan, dan mencetak dalam bentuk sheet (lembaran) untuk dijual kepada konsumen.
Peralatan yang digunakan pada pulp machine ini adalah sebagai berikut:
1. Evaparator, merupakan alat yang berfungsi untuk memekatkan lindi hitam yang
berasal dari unit pengolahan pulp yang akan digunakan sebagai bahan bakar pada recovery
boiler.
2. Recovery Boiler, merupakan alat yang berfungsi untuk menghasilkan uap air (steam)
dan mengambil kembali bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan pulp.
3. Power Boiler, berfungsi sama dengan recovery boiler yaitu untuk menghasilkan
steam, dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari kulit kayu dari proses wood
handling dan batu bara.
4. Turbin Generator
5. Lime Klin Plant, merupakan suatu wadah atau tempat pembentukan hot lime (CaO)
dari lime stone dan lime mud.
6. Recaustizing Plant, berfungsi untuk merubah natrium karbonat (Na2CO3) menjadi
natrium hidroksida (NaOH).
7. Pabrik Kimia, berfungsi sebagai penyedia bahan kimia yang dibutuhkan pada
proses bleaching, oksigen delignifikasi dan untuk pembersihan di pabrik kimia sendiri.
Bleached stock (stock/pulp yang sudah diputihkan) dirubah menjadi dried bales (seikat
lembaran-lembaran pulp kering) dengan proses sebagai
berikut :
1. Stock dipompakan ke dalam ruangan bertekanan disebut headbox yang mengalirkan pulp ke
wire (saringan) untuk menyaring air dari stock. Kemudian dialirkan ke press section untuk
di-press menjadi lembaran, sekaligus benar-benar membuang sisa air dari stock.
2. Lembaran stock yang hamper kering ini kemudian dialirkan melalui pengeringan drier untuk
menghilangkan kelembaban. Area dari headbox ke press section ini sering disebut sebagai
wet end.
3. Dari pengering lembaran pulp yang sudah kering itu dialirkan ke sebuah pemotong yang
disebut cutter layboy. Mesin ini memotong lembaran pulp tersebut dalam 8 bagian secara
menyilang dan menyamping.
4. Setelah mencapai jumlah dan berat tertentu, layboy (conveyor tempat dimana lembaran pulp
tersebut bertumpuk) bergerak secara otomatis mengalirkan tumpukan ini untuk ditimbang
sebelum di-press di bale press.
5. Di bale press ini tumpukan tersebut dipadatkan dalam kelembaban tertentu sesuai dengan
kelembaban udara kering (air dry moisture) sebelum dialirka ke WRAPPing line untuk
dikemas, diikat, diberi nama untuk keperluan initernal maupun ekspor.
7. Paper Machines
Proses di paper machine hampir sama dengan proses di pulp machine. Bedanya karena
kita membuat kertas dari pulp berserat pendek dan panjang (short and long fibre pulp) sementara
PT. RAPP tidak memproduksi pulp berserat panjang. Pulp dengan serat panjang ini kita pesan
dalam bales dan di-pulp-kan kembali dalam repulper untuk kemudian disiapkan di stock
preparation. Stock preparation adalah suatu dimana serat panjang ini dibersihkan (cleaning),
disaring (screening) dan dihaluskan (refining).
a. Persiapan Pulp
Panen pohon dipotong menjadi batang kayu dari 4-8 panjang kaki, kemudian dikirim ke
horizontal debarking sangat drum besar, yang berputar dan strip log kosong; atau cincin debarker
vertikal yang menghilangkan kulit mekanis dalam satu lulus. Dalam beberapa kasus, panjang
seluruh pohon dapat log debarked. Yang baru saja log debarked kemudian dimasukkan ke dalam
gembira , yang mengurangi ukuran log ke-chip genggam. Chip itu kemudian diteruskan ke digester
mana mereka memasak untuk beberapa jam, proses yang melunakkan kayu untuk gelar besar.
digester ini dapat salah satu dari dua jenis: sulfit atau sulfat . Dalam digester sulfit, pokok kimia
konstituen kalsium asam sulfit dan metode ini disebut sebagai proses asam. Sulfat, atau Kraft ,
proses adalah lebih muda dari dua, dan menggunakan basa sistem yang mengurangi waktu
memasak.
Setelah memasak selesai dan lignin konten telah dihilangkan, chip melunak diberi makan
pada tekanan tinggi ke penyuling mana chip dipaksa antara memutar pelat baja. Refiner Pelat
menghancurkan chip menjadi sup serat coklat. Klor digunakan untuk pemutih serat coklat menjadi
warna putih cerah, dan kalsium hipoklorit (proses sulfit) atau klorin dioksida (proses sulfat) juga
digunakan untuk whitening. caustic soda ( natrium hidroksida NaOH ) (lye) digunakan untuk
mencuci pulp dari setiap kotoran, dan langkahlangkah yang berulang untuk mendapatkan yang
diinginkan kecerahan.
Bagian kedua papermachine adalah bagian pers, yang menghilangkan sebagian besar air
melalui sistem nips dibentuk oleh gulungan menekan satu sama lain dibantu oleh pers kempa . Ini
adalah metode yang paling efisien dewatering lembaran hanya sebagai mekanik menekan
diperlukan. kempa Tekan historis yang terbuat dari kapas. Namun, saat ini mereka hampir 100%
sintetik. Mereka terdiri dari poliester kain tenunan dengan tebal Batt diterapkan di desain khusus
untuk memaksimalkan penyerapan air.
Dapat menekan tunggal atau ganda felted. Sebuah tekan felted tunggal memiliki merasa di
satu sisi dan segulung halus di sisi lain. Sebuah tekan felted ganda memiliki kedua sisi lembar
dalam kontak dengan menekan dirasakan. nips felted tunggal berguna ketika kawin terhadap roll
atas mulus, yang menambahkan dua-keberpihakan-membuat bagian atas muncul halus dibanding
bagian bawah. Double felted nips kekasaran meningkat, Secara umum, tekan kempa. menekan roll
konvensional dikonfigurasi dengan salah satu gulungan pers berada dalam posisi tetap, dengan
gulungan kawin yang diambil terhadap gulungan ini tetap. Kempa dijalankan melalui nips pers
gulung dan terus sekitar merasa berjalan, biasanya terdiri dari beberapa gulungan merasa. Selama
tinggal di menggigit, maka kelembaban dari lembar tersebut dipindahkan kepada pers merasa.
Ketika tekan merasa keluar menggigit dan terus sekitar, kotak vakum dikenal sebagai Uhle Kotak
berlaku vakum (biasanya -60 kPa) kepada pers merasa untuk menghapus kelembaban sehingga
ketika merasa kembali ke menggigit pada siklus berikutnya, tidak menambahkan uap air ke
lembaran.
Pickup adalah menekan roll gulungan dibantu vakum bias terhadap gulungan tekan polos
(biasanya roll di posisi tengah). Walaupun tidak disukai, ini umumnya ditemukan di mesin
dibangun pada tahun 1970-an 1980-an. menekan roll Pickup biasanya memiliki kotak vakum yang
memiliki dua zona vakum (vakum rendah dan vakum tinggi). Gulungan ini memiliki sejumlah
besar lubang dibor di penutup untuk membiarkan vakum untuk lulus dari kotak vakum stasioner
melalui meliputi roll berputar. Zona vakum rendah mengangkat lembaran dan transfer, sedangkan
zona vakum tinggi mencoba untuk menghapus kelembaban. Sayangnya, gaya sentrifugal biasanya
teman kencan keluar disedot air pembuatan ini kurang efektif untuk dewatering. menekan Pickup
juga memiliki berjalan merasa standar dengan kotak Uhle. Namun, desain pickup tekan sangat
berbeda, seperti gerakan udara adalah penting untuk pickup dan dewatering aspek perannya.
Crown Controlled Rolls (juga dikenal sebagai Rolls CC) biasanya gulungan perkawinan
dalam pengaturan pers. Mereka telah hidrolik silinder dalam gulungan pers yang memastikan
bahwa roll tidak membungkuk. Silinder terhubung ke beberapa sepatu atau sepatu untuk menjaga
mahkota pada roll flat, untuk melawan alam “tikungan” dalam bentuk roll karena menerapkan
beban ke tepi.
Extended Nip Presses (atau ENP) merupakan alternatif yang relatif modern untuk menekan roll
konvensional. Atas gulungan biasanya gulungan standar, sedangkan roll bawah sebenarnya roll CC
besar dengan sepatu diperpanjang melengkung dengan bentuk gulungan atas, dikelilingi oleh sabuk
karet berputar daripada penutup roll standar. Tujuan dari ENP adalah untuk memperpanjang waktu
tinggal lembaran antara dua rol dengan demikian memaksimalkan dewatering. Dibandingkan
dengan pers roll standar yang mencapai hingga 35% padatan setelah menekan, sebuah ENP
membawa ini hingga 45% dan lebih tinggi-memberikan penghematan uap yang signifikan atau
meningkatkan kecepatan.
3. Bagian Pengering/Dryer Section
Bagian pengering dari mesin kertas, mengeringkan pulp melalui serangkaian uap panas
yang membentang lembaran, menghapus kelembaban. Tambahan ukuran agen,termasuk
resin,lem,atau pati,dapat ditambahkan ke lembaran untuk mengubah karakteristiknya.
Ukuran meningkatkan itu kertas tahan air, menurunkan kemampuan untuk bulu, mengurangi
kasar, dan meningkatkan pencetakan sifat dan kekuatan ikatan permukaan. Beberapa mesin kertas
juga menggunakan sebuah „pelapis tipe‟ untuk menerapkan pelapisan dari pengisi seperti kalsium
karbonat atau lempung cina . Kertas meninggalkan mesin yang terguling untuk diproses lebih
lanjut.
4. Bagian Kalender
Kalender terdiri dari beberapa gulungan, di mana tekanan dan panas yang diterapkan pada
kertas lewat. Calenders digunakan untuk membuat permukaan kertas ekstra halus dan mengkilap.
Hal ini juga memberikan hal ketebalan yang lebih seragam. Tekanan diterapkan pada lembaran
dengan giling menentukan hasil akhir kertas. Setelah calendering, lembaran memiliki kadar air
sekitar 6% (tergantung pada memberikan). Ini adalah luka ke gulungan disebut gendang, dan
disimpan untuk pemotongan dan pengiriman akhir. setelah di produksi kertas yang banyak di
gunakan untuk perkantoran dan penerbitan di potong lagi agar menjadi kertas yang biasa di
gunakan seri A biasa digunakan untuk cetakan umum dan perkantoran serta penerbitan. Dasar
ukuran adalah A0 yang luasnya setara dengan satu meter persegi. Setiap angka setelah huruf A
menyatakan setengah ukuran dari angka sebelumnya.Jadi A1 adalah setengah dari A0 dan demikian
seterusnya. ukuran yang paling banyak digunakan adalah A4.
Limbah Yang Dihasilkan dari Proses Produksi Kertas
Dalam proses produksinya industri pulp and paper membutuhkan air dalam jumlah
yangsangat besar. Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di sekitarnya karena
mengurangitingkat ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah suhu air.Pulp dibuat
secara mekanis maupun kimia dengan memisahkan serat kayu atau selulosa daribahan lain. Dalam
proses kraft pulping, larutan campuran antara sodium hidroksida dan sodium sulfida digunakan
untuk melarutkan bahan tidak berserat. Pulp kemudian diputihkan untukmenghasilkan kertas yang
putih. Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan (bleaching) antara lain gas klorin,
sodium hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin dioksida,hidrogen peroksida dan sodium peroksida.
Setelah penambahan filter dan pewarna, buburkertas dibuat menjadi kertas.
Beberapa jenis pelapis juga digunakan dalam tahap penyelesaian.Pencemaran lingkungan
yang disebabkan industri kertas antara lain :
a. Membunuh ikan, kerang dan invertebrata akuatik lainnya
b. Memasukkan zat kimia karsinogen dan zat pengganggu aktivitas hormon ke dalam
lingkungan
c. Menghabiskan jutaan liter air tawar
d. Menimbulkan risiko terpaparnya masyarakat oleh buangan zat kimia berbahaya dari limbah
industri yang mencemari lingkungan.
Zat pencemar dari proses pembuatan kertas yang berpotensi mencemari lingkungan
dibagimenjadi 4 kelompok yaitu :
2. Partikulat
3. Gas
a. Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan dari berbagai
tahap dalam proses kraft pulping dan proses pemulihan bahan kimia
b. Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace dan lime Kiln
c. Uap yang akan membahayakan karena mengganggu jarak pandangan
4. Solid Wastes
a. Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder
b. Limbah padat seperti potongan kayu dan limbah pabrik lainnya
Pengelolaan Limbah
1. Pengelolaan Limbah Cair
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi pulp dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu cair,
padat, dan emisi udara. Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi diolah dengan
menggunakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Sistem pengelolaan limbah cair
berdasarkan unit operasinya dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Fisik
Pada unit operasi ini, salah satu hal yang ditangani ialah proses screening (penyaringan).
Screening merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang
berukuran besar. Screening dilakukan pada sisa-sisa potongan kayu yang masih berukuran besar
sehabis diolah pada proses chipper. Setelah dilakukan penyaringan, umumnya kayu yang masih
berukuran besar akan dikembalikan lagi ke proses chipper, untuk diolah lagi dan mendapatkan
ukuran kayu yang dikehendaki. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara
mudah dengan proses pengendapan. Pengendapan primer biasanya terjadi di bak pengendapan atau
bak penjernih. Bak pengendap yang hanya berfungsi atas dasar gaya berat, tidak memberi
keluwesan operasional. Karena itu memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Parameter desain
yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi
hidrolis di dalam bak pengendap. Bak penjernih bulat yang dirancang dengan baik dapat
menghilangkan 80% zat padat yang tersuspensi dan 50-995 BOD. Beberapa contoh Limbah atau
proses-proses yang menggunakan pengolahan unit ini ialah : Hasil pemasakan merupakan serat
yang masih berwarna coklat dan mengandung sisa cairan pemasak aktif. Serat ini masih
mengandung mata kayu dan serat-serat yang tidak dikehendaki (reject). Sisa cairan pemasak dalam
serat dibersihkan dengan mengguna- kan washer, sedangkan pemisahan kayu dan reject dipakai
screen. Larutan hasil pencucian bubur pulp di brown stock washers dinamai weak black liquor yang
disaring sebelum dialirkan ke unit pemekatan.
b. Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-
partikel yang sukar mengendap, senyawa fosfor, logam-logam berat, dan zat organik beracun.
Dinamakan secara kimia karena pada proses ini dibutuhkan bahan kimia yang akan mengubah sifat
bahan terlarut tersebut dari sangat terlarut menjadi tidak terlarut atau dari ukuran sangat halus
menjadi gumpalan (flok) yang dapat diendapkan maupun dipisahkan dengan filtrasi. Beberapa
limbah-limbah atau proses-proses yang menggunakan pengolahan unit ini ialah : Cairan sisa dari
hasil proses pemutihan yang menggunakan bahan kimia chlorine dioksida, ekstraksi caustic soda,
hidrogen peroksida. Dalam proses pemutihan, setiap akhir satu langkah dilakukan pencucian untuk
meningkatkan efektivitas proses pemutihan. Sebelum bubur kertas yang diputihkan dialirkan ke
unit pengering, sisa klorin dioksida akan dinetralkan dengan injeksi larutan sulfur dioksida.
Jika pengambilan air dilakukan dari sungai, maka biasanya industri pulp seharusnya
memberikan bahan pengendap secukupnya dan sedikit larutan hypo untuk membunuh bakteri dan
jamur sebelum mengalami proses pengendapan di dalam settling basin dan penyaringan sehingga
dihasilkan air proses yang bersih dan bebas jamur. Pemasakan menggunakan bahan larutan kimia,
seperti NaOH (sodium hidroksida) dan NaS (sodium sulfida) yang berfungsi untuk memisahkan
serat selulosa dari bahan organik. Cairan yang dihasilkan dari proses pemasakan diolah dan
menghasilkan bahan kimia, dengan daur ulang. Pada proses daur ulang terjadi limbah cair. Proses
pemutihan menggunakan zat-zat kimia, utamanya ClO2 dan cairan yang masih tertinggal berubah
menjadi limbah dengan kandungan berbagai bahan kimia berupa organoklorin yang umumnya
beracun.
c. Biologi
Tujuan utama dari pengolahan limbah cair secara biologi adalah menggumpalkan dan
menghilangkan/menguraikan padatan organik terlarut yang biodegradable dengan memanfaatkan
aktivitas mikroorganisme. Pengolahan secara biologis mengurangi kadar racun dan meningkatkan
mutu estetika buangan (bau, warna, potensi yang menggangu dan rasa air).
2. Pengelolaan Limbah Padat
Industri bubur kertas umumnya menghasilkan limbah padat berupa batu dari kapur dan
mengandung soda. Ini harus dibuang di lingkungan aman dan nyaman. Limbah padat itu harus
dibuang ke tempat pembuangan akhir yang secure land fill (aman). Jika tidak, peristiwa fatal seperti
di Love Canal, Niagara Falls (AS), bisa terulang. Daerah bekas land fill dekat Love Canal dijadikan
tempat pembuangan limbah sebuah pabrik (1940-1950). Setelah pabrik itu pindah lokasi, land fill
itu dijadikan permukiman bagi 500 keluarga. Beberapa waktu kemudian zat-zat beracun keluar dari
tanah land fill dan mengancam nyawa warga di sekitarnya. Untuk menghindari jatuhnya korban,
daerah itu dikosongkan. Pemerintah menghukum perusahaan kimia tersebut dengan denda dan ganti
rugi bagi warga yang jumlahnya ratusan juta dollar AS. Peristiwa land fill di Love Canal itu
mendorong Kongres AS menerbitkan undang-undang super fund (1970- an) untuk melindungi
penduduk dari limbah industri. Dua jenis limbah padat lainnya, diolah dengan menggunakan Bark
Boiler dan Lime Klin. Bark Boiler digunakan untuk pembakaran kulit kayu. Sedangkan Lime Klin
digunakan untuk pengolahan lumpur kapur.
3. Pengelolaan Limbah Emisi Udara
Untuk limbah berupa emisi udara yang dihasilkan dari proses produksi pulp, biasanya pabrik
pulp menggunakan alat-alat berupa blow gas treatment di unit pulping, Electro Static Dust
Precipitator pada Recovery Boiler, dan Wet Scrubber di Recausticizing Unit. Beberapa limbah atau
proses yang menghasilkan emisi udara ini, beserta penanganannya ialah : Kondensat tercemar yang
berasal dari proses digester dikumpulkan dan dialirkan ke unit penanganan kondensat di evaporator
plant. Non Condensable gas (NCG) dibakar sebagian menjadi limbah di lime klin (tanur kapur).
Uap tekanan tinggi yang dihasilkan dari pembakaran bahan organik digunakan untuk memutar
turbin dan menghasilkan listrik dan steam tekanan menengah untuk pemanasan dalam proses di
seluruh unit operasi produksi.
Sisa bahan kimia menguap karena panas di unit pencucian. Uap diisap blower dan diarahkan
ke sebuah menara penyerap yang berlangsung dua tahap. Di menara ini digunakan larutan sodium
hidroksida dan diinjeksikan dengan sulfur dioksida (reduktor) untuk menetralkan sisa bahan kimia
berupa klorin dioksida (oksidator) sehingga gas yang keluar bebas dari unsur gas klorin dioksida.
Limbah yang mengandung partikel solid dari cerobong boiler, baik dari multi fuel boiler, recovery
boiler, maupun lime kiln. Untuk tujuan ini, pabrik pulp harus memiliki alat electrostatic
precipitator. Sedangkan cerobong asap dari dissolving tank recovery boiler dilengkapi dengan
scrubber yang dialiri weak wash dari recaust plant.
Digester
Digester adalah unit pulp lengkap untuk memproduksi pulp dengan memasak serpihan kayu
dalam cara yang mirip dengan digester komersial. Unit ini mudah dioperasikan dan fitur kontrol
yang tepat dari variabel pembuatan pulp untuk memastikan pengulangan hasilyang baik. Digester
prinsipnya seperti panci masak didapur tempat ibu atau istri anda masak.Potongan kayu yang
disebut chips dimasak dengan suhu dan tekanan yang tinggi dalamsuatu larutan kimia penghancur.
Larutan dan proses masak ini akan melembutkan danakhirnya memisahkan serat kayu yang
diinginkan dari "lignin" yaitu unsur kayu semacam lem yang menahan serat kayu bersatu.
Jenis digester diantaranya dari segi aliran bahan baku reaktor biogas, biodigester dibedakan
menjadi :
a. Batch digester: chips diproses pada satu tempat, mulai dari pencampuran bahan kimia
pemasak, sampai chips menjadi bubur.
b. Continuous digester: chips diumpankan pada suatu rangkaian panjang, kemudian secara
bertahap akan melewati setiap chamber yang kondisi pemasakannya berbeda antara satu
dengan yang lainnya.
Dari segi konstruksi, digester dibedakan menjadi :
a. Fixed dome : digester ini memiliki volume tetap sehingga produksi gasakan meningkat
tekanan dalam reactor.
b. Floating dome : pada tipe ini terdapat bagian pada konstruksi reactor yang bisa bergerak
untuk menyesuaikan dengan kenaikan tekanan reactor.
Dari segi tata letak penempatan digester dibedakan menjadi :
a. Seluruh digester di permukaan tanah biasanya berasal dari tong-tong bekas minyak tanah
atau aspal.
b. Sebagian tangki biodigester di bawah permukaan tanah biasanya digester ini terbuat ari
campuran semen, pasir, kerikil, dan kapur.
c. Seluruh tangki digester di bawah permukaan tanah. Model ini merupakan model yang paling
popular di Indonesia.
Pengertian Pulp
Pulp adalah hasil pemisahan serat selulosa dari bahan pencampur (lignin dan pentosa),
lignin harus dihilangkan karena dapat membuat kertas mengalami degradasi.Pulp merupakan hasil
samping dari bahanpadat yang diperoleh dari hasil ekstraksi dari buah, akar, atau tangkai, termasuk
biji dan kulit.Pengertian lain, pulp adalah residu berbentuk padat yang diperoleh dari hasil sisa
pengolahan tanaman atau buah-buahan setelah diambil sarinya.
Pengertian Kertas
Kertas adalah bahan tipis dan rata, yang dihasilkan dari kompresi serat yang berasal dari
pulp.Serat yang digunakan biasanya berasal dari bahan alami, dan mengandung selulosa dan
hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan
banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang
digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Bahan Baku Pembuatan Pulp dan Kertas
Bahan baku yang digunakan untuk membuat kertas ialah bahan-bahan yang mengandung
banyak selulosa, seperti bambu, kayu, jerami, merang, dan lain-lain.
Kayu keras (hard wood), adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan daunya
setiap tahun, misalnya pohon jati.
Kayu sebagai bahan dasar dalam industri ketas mengandung beberapa komponen antara lain
:
a) Selulosa
Selulosa adalah bagian utama dari dinding sel kayu. Selulosa adalah suatu polimer
karbohidrat yang kompleks yang memilki presentasi komposisi yang sama dengan tepung
(kanji) dimana nilai glukosa dapat ditentukan dengan hidrolisis menggunakan asam. Unit
molekul penyusunan selulosa adalah glukosa yang merupakan gula.Banyak molekul glukosa
yang bergabung bersama-sama membentuk rantai selulosa. Rumus kimia selulosa adalah
(C6H10O5)n dimana n adalah jumlah unit pengulangan glukosa, n juga disebut derajat
polimerasi (DP).
Nilai dari n bevariasi tergantung sumber selulosa yang berbeda. Selama pengolahan
pulp dalam digester, derajat polimerisasi akan menurun beberapa derajat. Ini penting untuk
tidak turun terlalu banyak, karena rantai selulosa jauh lebih pendek pada akhirnya
menghasilkan pulp yang kurang bagus.
Selulosa dalam kayu mempunyai nilai derajat polimerisasi rata-rata 3500 dimana
selulosa dalam pulp mempunyai rata-rata derajat polimerasi dalam rentang 600-
1500.Selulosa adalah polimer lurus tidak bercabang.Tersusun atas molekul glukosa rantai
lurus dan panjang merupakam komponen yang paling disukai dalam pembuatan kertas
karena panjang dan kuat. Sifat penting pada selulosa yang penting untuk pembuatan kertas,
antara lain:
1. Gugus aktif alkohol (dapat mengalami oksidasi)
2. Derajat polimerasi (serat menjadi panjang)
Makin panjang serat, kertas makin kuat dan tahan terhadap degradasi (panas, kimia
dan biologi).
b) Hemiselulosa
Hemiselulosa juga polimer yang umumnya dibentuk oleh unit-unit gula.Berbeda
dengan selulosa, dimana selulosa hanya terdiri dari polimer glukosa, hemiselulosa adalah
polimer dengan 5 gula berbeda yaitu glukosa, manosa, galaktosa, xylosa, dan arabinosa.
Rantai hemiselulosa jauh lebih pendek dibandingkan rantai selulosa karena memiliki
derajat polimerisasi lebih rendah.Sebuah molekul hemiseulosa mengandung sampai 300 unit
gula. Berbeda dengan selulosa, hemislulosa bukan polimer rantai lurus tetapi polimer
bercabang dimana tidak membentuk unsur kristal dan mikrofibril seperti selulosa. Dalam
pengolahan pulp,hemiselulosa bereaksi lebih cepat daripada selulosa.Dalam kayu,
hemiselulosa kebanyakan ditemukan di sekeliling mikrofibril selulosa, dimana hemiselulosa
membantu ikatan selulosa.Dalam pembuatan kertas, hemiselulosa berperan untuk membuat
kertas lebih kuat.
c) Lignin
Lignin merupakan zat organk polimer yang banyak dan penting dalam dunia
tumbuhyan.Penyatuan lignin ke dalam dinding sel tumbuhan memungkinkan lignin
menguasai permukaan bumi. Lignin menaikan sifat – sifat kekuatan mekanik sedemikian
rupa sehingga tumbuahn tang besar seperti pohon yang tingginya lebih dari 100 m tetap
dapat kokoh berdiri.
Lignin merupakan komponen kimia dan morfologi yang karakteristik dari jaringan
tumbuhan tinggi seperti pterydophyta dan spermatophyta (gymnospermae dan
angiospermae), dimana ia terdapat pada jaringan vaskuler yang khusus untuk mengangkut
cairan kekuatan mekanik.
Lignin adalah partikel amorf yang bersama selulosa membentuk dinding sel kayu dari
pohon.Lignin mempererat material diantara sel menambah kekuatan mekanis kayu.Lignin
adalah polimer tiga dimensi yang sangat bercabang. Unit penyusun molekul lignin adalah
fenilpropan.
Suatu molekul lignin memiliki derajat polimerisasi yang tinggi karena ukuran dan
struktur tiga dimensinya.Lignin dalam kayu berfungsi sebagai perekat.Lamela tengah
dimana kebanyakan terdiri dari lignin mengikat sel bersama-sama dan memberi bentuk pada
kayu.Dinding sel juga mengandung lignin.Dalam dinding sel, lignin bersama hemiselulosa
membentuk matriks dimana mikrofibril selulosa disusun.
d) Eksraktif
Meliputi hormon tumbuhan, resin asam lemak dan unsur lain. Komponen ini sangat
bercun bagi kehidupan perairan dan mencapai toksik akut dalam efluen industri kertas.
2) Merang
Merang adalah bagian dari batang tanaman padi sebelah atas. Dan masuk pada bahan
baku yang empunyai serat pendek. Merang tergolong kepada serat non kayu.Berbeda
dengan albazia yang tergolong serat kayu.Ada tiga macam merang yaitu merang kepala ikat,
meang kepala awut, merang kepala anjang.
4) NBKP ( Needle Bleached Kraft Pulp) dan LBKP (Leaf Bleached Kraft Pulp)
Pulp – pulp ini didatangkan dalam bentuk lembaran, dengan kadar ai kurang dari 10%.
Semua pulp jenis ini dibeli dari pabrik Indo Rayon Aceh dan Indah Kiat Riau.
5) Alang – alang
Alang – alang adalah bahan yang dipilih dalam menghasilkan karya dikarenakan
bahan tersebut harganya relatif murah, pembuatan karya dengan bahan kertas buatan tangan
tidak menuntut studio khusus dan peralatan yang rumit.
6) Kenaf
Kenaf adalah semacam tanaman perdu yang tumbuh dilahan – lahan bonorowo, yaitu
lahan yang mudah terendam air atau rawa. Sera kenaf bias menghasilkan kertas Koran yang
lebuh ringan dan liat. Berasal dari Afrika dan Brasil.Pada waktu kurang dari ½ tahun,
tanaman kenaf sudah dapat dipanen untuk dijadikan bahan kertas.
Kegunaannya:
a. Untuk mencegah penetrasi ( erembesan ) zat cair pada pori – pori kertas
b. Mempebaiki disperse ( pemerataan ) kertas
c. Menaikkan retensi kertas
CaCO3
CaCO3 merupakan filteryang digunakan dalam pembuatan kertas sigaret.
Tapioka
Tapioka termasuk jenis internal sizing yang berguna mencegah penetrasi zat cair
pada pori – pori kertas. Bahan ini didatangkan dari Lampung.
KNO3
KNO3 digunakan sebaga burning Agent dalam proses pembuatan kertas sigaret.
Rosin / Arpus
Rosin merupakan Zat internal sizing yang dibuat dengan bantuan Na2CO3.
Water Glass
Water galss adalah katalis dalam pemasakan kertas – kertas tua yang berfungsi untuk
memudarkan warna.Zat ini berbentuk powder dan cair.
NaOCl / kaporit
Kegunaan kaporit adalah senagai reduction agent dalam prses pemutihan (Bleaching
). Kaporit berbentuk cairan.
Tawas (Al2SO4)3
Tawas dalam proses pebuatan kertas berfungsi sebagai sizing sekaligus sebagai filter.
Pulping adalah proses pemisahan serat sellulosa dari bahan pencampur (lignin & pentosan),
pelepasan bentuk bulk menjadi serat atau kumpulan serat lignin harus dihilangkan karena dapat
membuat kertas menglami degradasi.
Proses pulping atau pembuatan bubur kertas dapat dilakukan dari 2 bagian dasar, yaitu :
1. Virgin Pulp
a. Timber
Kayu gelondongan diambil dari hutan tanam industry kemudian disimpan di sebuah
lapangan luas umumnya terbuka dengan tujuan untuk pelapukan dengan menjaga kesinambungan
bahan baku. Kayu siap diolah ini disebut log.
b. De – Barker
Proses penghilangan kulit kayu dimana gelondong kayu dimasukkan dalam “debarking
drums”, gelondongan silinder berputar mengakibatkan gelondongan kayu ikut berputar dan
bergesekan satu dengan yang lain melucuti kayunya.
c. Chipping Machine
Log yang sudah bersih ini kemudian diiris menjadi potongan – potongan kecil di mesin
chipping. Potongan – potongan kecil log disebut deangan chip.
Gambar. Proses pembuatan chip
d. Pulping process
1. Chemical Pulping Process
Dalam metode ini, serpihan kayu dimasak dengan baha n kimia yang tepat dalam larutan
berair dengan menaikkan suhu dan tekanan. Tujuannya adalah mendegradasi dan melarutkan
lignin dan meninggalkan sebagian besar selulosa da hemiselulosa dala bentuk serat utuh. Ada
tiga metode pembuatan pulp secara kimia yaitu proses kraft ( basa), proses sulfit (asam), dan
proses soda.
Proses Soda
Dalam proses ini, kayu dimasak dengan NaOH. Cairan pmasak yang tersisa diuapkan
dan dibakar menghasilkan Na2CO3 dan ketikka ditambahkan dengan kapur menghasilkan
NaOH. Disebut proses soda karena dihasilkan dari bahan kimia Na2CO3. Proses ini jarang
digunakan.
NaCO3+Ca(OH)2→ 2 NaOH + CaCO3
2. Semi – Chemical Pulping Process
Proses – proses pembuatan pulp secara semikimia pada dasarnya ditandai dengan perlakuan
kimia didahului dengan ahap penggilingan secara mekanik. Roses ini menggabungkan proses
kimia dan peoses mekanik. Bahan baku mengalami perlakuan kimia untuk menghilangkan
ikatan lingo selulosa secara parsial dan perlakuan mekanis untuk mendapatkan pemisahan serat
yang smpurna. Hail yang diperoleh denan ini lebih rendah dibandingkandengan proses mekanis.
Kombinasi antara mekanis dan kimia, dilakukan seperti proses mekanis, tetapi dibantu
dengan bahan kimia untuk lebih melunakan. Sehingga serat – serat selulosa mudah terpisah dan
tidak rusak. Yang termasuk ke dalam proses ini diantaranya CTMP (Chemi Thermo Mechanical
Pulping) dengan memanfaatkan suhu untuk mendegradasi lignin sehingga dipeoleh pulp yang
memiliki randemen yang lebih rendah dengan kualitas yang lebih baik daripada pulp dengan
proses mekanis.
3. Mechanical Pulping Process
Kombinasi antara mekanis dan kimia, dilakukan seperti proses mekanis, tetapi dibantu
dengan bahan kimia untuk lebih melunakkan. Sehingga serat – serat selulosa mudah terpisah
dan tidak rusak. Yang termasuk kedalam proses ini diantaranya CTMP (Chemi Thermo
Mechanical Pulping) dengan memanfaatkan suhu untuk mendegradasi lignin sehingga dipeoleh
pulp yang memiliki randemen yang lebih rendah dengan kualitas yang lebih baik daripada pulp
dengan proses mekanis.
Proses pngasahan kayu dimana kayu gelondongan yang dikuliti diperlakukan dalam batu
asah yang berputar dengan semprotan air mruakan dasar pembuatan pulp secara mekanis.
Disamping serat yang utuh.Bahan kayu dirobek – robek dalam benuk bagian – bagian serat yang
kurang lebih tusak.Kerusakan serat secara fisik ini tidak dapt dihindari dan karena itu kekuatan
kertas yang dibuat dari pulp – pulp mekanik agak rendah. Kelemakan – kelemahan lain dari
pembuatan pup mekanik adalah pemakaian energy yang tinggi dan praktis hanya kayu – kayu
lunak, terutama spurace, yang berguna sebagai bahan baku.
Metode untuk memproduksi pulp kayu asah batu (GW atau SGW) ikembangkan sekitar
1840 oeh F.G Keller di Jerman. Pperkembangan lebih baru selama tahun 1970-an menghasilkan
proses kayu asah yang dimodifikasi dalam pengasahan dilakuka n paa tekanan inggi. Karena
suhu pada batu asah tinggi, lignin melunak, yang emudahkan defebrasi.Akibatnya, pulp kayu
asah tekan (PGW) memiliki sifat – sifat kekuatan yang agak lebi baik dari pada pulp GW biasa.
Cara lain defebrasi mekanik kayu adalah dengan menggunakan penggiling bentuk cakram,
yang tntu saja membutuhkan pembuatan serpih terlebih dahulu. Teknologi defibrasi yang
diperbaiki dikembagkan dalam tahun 1960-an yang menghasilkan yang disebut pulp
termimekanik (TMP). Tipe pembuatan pulp mekanik ini berarti penggilingan setelah
pengukusan aal yang bertekanan dan ini menghasilkan perbaikan sifat – sifat kekuatan.Namun
kerugiannya adalah penggunaan nergi tinggi.
Metode secara mekanis adalah metode yang paling ua dan masih digunakan adalah
groundwood process, dimana satu blok kayu sesuai panjangnya dipres dengan batu giling yang
lembab dan kasar yang berputar dengan kecepatan 1000 – 1200 m / menit. Serat dipisahkan
dengan kayu dan dicuci dari permukaan batu dengan air. Larutan encer dari serat dan potongan
– potongan serat disaring untuk memisahkan pecahan dan partikel berukuran besar dan
dipadatkan ( dengan penghilangan air) untuk membentuk pulp dan untuk pembuatan kertas.
Proses pada dasarnya sederhana tetapi efsiensi produksinya sama, pulp yang berkualitas bagus
membutuhkan penanganan yang hati – hati mengenai kekasaran prmukaan batu, tekanan pada
batu, suhu dan laju alir dari air pencuci.
Metode ini memiliki keuntungan mengubah 95% berat kering kayu menjadi pulp tetapi
membutuhkan jumlah energy yang sangat besar untuk mengerjakannya.Pulp membentuk
kertas tak tembus cahaya yang bagus untuk printing tapi lembarannya lemah dan dapat pudar
dengan mudah jika terkena cahaya.
e. Bleaching
Bleaching aatau proses pemutihan bertujuan untuk menghilangkan sisa lignin yang masih
terdapat dalam pulp. Apabila pada proses pemutihan digunakan klorin, maka dari unit ini akan
dihasilkan limbah cair yang mengandung chlorinated organic compounds yan diketahui sangat
berbahaya terhafap ligkungan. Bleaching terbagi menjadi 2, yaitu Elemental Chlorine Free (ECF)
dan Totally Chlorine Free (TFC)
ECF : Elemental Chlorine Free , bleaching tanpa gas klorin atau hipoklorit, tetapi dengan
klorin dioksida ( ClO2) yang digunakan pada 1 atau lebih tahap.
TFC : Total Chlorine Free, bleaching tanpa bahan kimia klorin, dimana oksigen, hydrogen
peroksida dan ozon sering digunakan.
Proses pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat. Dalam industri
kertas terdapat beberapa tahap dalam proses pemutihan. Masing – masing tahapan dijabarkan
dibawah ini.
C : tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam
E: ekstraksi alkali, unuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada tahap sebelumnya
dengan larutan NaOH.
D: klorin dioksida, menghasilkan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam
O: Oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa
H: Hipoklorit, merasikan NaClO dalam media basa
P: Peroksida, reaki dengan hydrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa
Z: Ozon, menggunakan ozon (O3) dalam kondisi asam
X: Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi netral
Proses bleaching biasanya melibatkan 4- 6 tahap. Dibeberapa inustri, tahap Q (Q-stage) juga
digunakan yang merupakan tahap Chelation untuk menghilangkan zat anorganik sebelum
pengolahan dengan peroksida. Standar industry hingga beberapa tahun lalu adalah bleaching
dengan urutan CEDED yaitu tahap klorinasi diikuti ekstraksi alkali, pengolahan dengan klorin
dioksida, ekstraksi alakali dan pengolahan akhir klorindioksida. Proses yang lebih modern telah
beralih dari penggunaan klorin (C-stage) karena menghasilkan senyawa toksik aromatic terklorinasi
(dioxins and dibenzofurans) dalam efluen instalasi bleaching, contohnya menerapkan urutan OXED
yaitu menggunakan pemutih oksigen yang diikuti penerapan enzim xilanase, ekstraksi alkali dan
klorin dioksida.
Tahapan dalam bleaching disombolkan dengan DED dimana D melambangkan klorin dioksida
(ClO2) dan E melambangkan ekstraksi alkali. Dalam tahap ini, brownstock dicampur dengan ClO2
dalam reactor D1 yang akan bereaksi dengan lignin. Pencucian mengikuti tahap ini untuk
menghilangkan senyawa lignin yang berikatan dengan klor dari bubur kayu.NaOH ditambahkan
pada aliran pulp dalam menara E da diikuti dengan pencucian. Ekstraksi berfungsi untuk
menetralkan pulp dan memperbaiki proses pencucian sebelumnya. Menara D2 adalah tahap akhir
dari proses bleaching dimana ClO2 memberikan pemutihan terkahir pada pulp. Jika proses
bleaching didahului dengan oksigen delignification, maka prosesnya disingkat dari ODED.
Klorin biasanya diperoleh melalui proses elektrolisis dari NaCl yang menghasilkan Cl2 dan
NaOH. NaOH yang dihasilkan dapat digunakan pada tahap E. Reksi kimia elektrolisis dari NaCl
diuraikan sebagai berikut:
2NaCl + e- 2NaOH + Cl2 + H2
Klorin dioksida diperoleh dari sodium klorat dengan katalis asam sulfit. Produk lainnya adalah
Na2SO4 yang dapat digunakan dalam proses kraft pulping. Reaksinya diuraikan sebagai berikut:
NaClO3 + SO2 2ClO2 + Na2SO4
f. Hydrapulper
Hydrapulper digunakan terutama untuk penanganan limbah kertas dilengkapi dengan alat
khusus untuk menghapus bahan-bahan yang tidak diinginkan seperti kawat, plastic, klip kertas, dan
lain-lain.
g. Blend-Chest
Tahap dimana bahan kimia ditambahkan untuk mendapatkan karakteristik kertas akhir.(Bahan-
bahan pelengkap telah dijelaskan sebelumnya).
h. Refining
Refining atau proses penyulingan ini pulp melewati slot dipiring berputar untuk memisahkan
serat selulosa menjadi banyak dan mempersiapkan pulp untuk proses pembuatan kertas. Serat
dipotong dengan bentuk dan ukuran seragam dan diobati untuk memperbaiki ikatan dan kekuatan
produk akhir kertas.
i. Screening dan Cleaning
Bundel serat lebih kecil dan kotoran lainnya dikeluarkan dari pulp dalam proses penyaringan
untuk mendapatkan pulp bersih. Prose penyaringan ini untuk memisahkan chip yang bisa dipakai
(ukuran standar 25 x 25 x 10 mm) dengan yang tidak bisa dipakai. Chip yang standar disimpan di
tempat penampungan, sedangkan yang tidak sesuai ukuran standar diproses ulang.
2. Recycled Pulp (Pulp dari Sisa-Sisa Kertas)
a. Waste paper yaitu pengumpulan kertas-kertas sisa atau kertas bekas.
b. Hydrapulper (sama dengan Virgin pulp atau pulp baru).
c. De-inking disebut juga „mesin cuci‟ untuk membersihkan bahan kimia dan lignin yang
tertinggal. Tinta-tinta dati kertas pun dihilangkan pada tahap ini.
d. Blend-Chest (sama dengan Virgin pulp atau pulp baru).
e. Refining (sama dengan Virgin pulp atau pulp baru).
f. Screening and cleaning (sama dengan Virgin pulp atau pulp baru).
Jenis kertas yang tersedia di pasaran dapat dibedakan menurut fungsi, tekstur, ukuran,
ketebalan dan warnanya.
Berdasarkan fungsinya, kertas dapat digunakan untuk fungsi yang sangat beragam salah
satunya sebagai bahan dasar pembuatan produk fungsional, seperti:
Kertas kado, buku tulis, tas kertas, pembungkus, majalah, poster, brosur dan lain sebagainya
atau sebagai bahan dasar pembuatan produk kriya, seperti kotak kado, bingkai foto, kertas
daur ulang, kartu ucapan, topeng kertas dan lain-lain.
Kertas juga dimanfaatkan sebagai medium artistik untuk membuat patung dan karya seni
lainnya.
Secara visual, jenis kertas dapat dibedakan menurut sifat permukaan atau teksturnya, yaitu:
Kertas yang permukaannya halus (kertas gambar, kertas marmer, karton manila, kertas
HVS, kertas tissue dan lain-lain).
Kertas yang permukaannya kasar (kertas roti, kertas daur ulang, kertas merang, kertas
kraft dan lain-lain).
Kertas yang bergelombang (corrugated paper) dan sebagainya.
Selain itu, ukuran kertas juga variatif, seperti kertas dengan ukuran A-0, A-1, A-2, A-3, A-4,
A-5; ketebalan kertas pun bervariasi, misalnya kertas HVS dengan seberat 60 gram, 70 gram, 80
gram; kertas karton dengan ketebalan 2 mm, 3 mm, 4 mm dan 5 mm. Disamping itu, warna-warna
kertas yang tersedia di toko juga sangat beragam, ada kertas yang menggunakan pewarna alam
yang bernuansa natural dan ada pula yang menggunakan pewarna sintetik (kimia) yang kaya warna
dengan nuansa yang variatif.
Beragam bentuk dasar kertas dapat dipilih sesuai kebutuhan, antar lain persegi panjang, bujur
sangkar, lingkaran, kerucut, silinder, garis-garis panjang dan bentuk tak beraturan. Dalam berkreasi
dapat bebas memanfaatkan kertas-kertas bekas yang ada atau mengkombinasikannya dengan jenis
kertas lain atau menambahkan elemen dekorasi seperti renda, payet, kancing, pita, daun kering,
benang emas dan lain sebagainya.
Bermacam-macam kertas tersedia di toko dengan berbegai sebutan, seperti Art Paper,
Alumunium foil, Kertas Cellophane, karton, Duplex, kertas Majalah, Tas Kertas, Kertas Serbet,
Kertas Pastel, Kertas Merang, Kertas Tissue, Wallpapers, Watercolor paper, Kertas Minyak, Kertas
Metalik dan Kertas Daur Ulang.
c. Gas:
- Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan dari
berbagia tahap dalam proses kraft pulping dan proses pemuliahan bahan kimia
- Gas klor
- Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnance dan
Lime Kiln
- Uap yang akan membahayakan karena mengganggu jarak pandangan.
d. Limbah padat
- Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder
- Limbah padat seperti potongan kayu dan limbah pabrik lainnya.
Sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yang menganduk klorin. Klorin
akan bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk senyawa toksik seperti dioksin.
Dioksin ditemukan dalam proses pembuatan kertas, air limbah (efluen), bahkan di dalam produk
kertas yang dihasilkan.Industri kertas menggunakan air dalam jumlah yang sangat besar untuk
membilas zat kimia dan senyawa yang tidak diinginkan dari pulp.
Dalam proses produksinya industry pulp and paper membutuhkan air dalam jumlah yang
sangat besar. Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat disekitarnya karena mengurangi
tingkat ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah suhu air.
Umumnya kertas ini berwarna kekuningan karena banyak pulp mekanis dan mempunyai gramtur
dari 45 g/m2 to 130 g/m2. Kertas ini umumnya ditemukan pada kegunaan kertas dengan mesin
cetak letterpress dan offset, seperti LWC (light weight coated – kertas yang mempunyai lapisan
coating rendah sekitar 7-10 gr/m2 dan kertas coated untuk majalah.
2. Uncoated woodfree
Kertas jenis ini mempunyai kandungan pulp mekanis lebih rendah dari 10% umumnya bisa 0% dan
tidak mempunyai lapisan coating pigmen sama sekali. Kegunaan kertas ini termasuk "office papers"
(formulir, kertas fotokopi, kertas buku tulis, dan kertas amplop), kertas carbonless (NCR), dan
kertas cetak atau anda biasa sebut HVS untuk brosur, selebaran, iklan, dan bahkan kartu pos bila
tebal.Bila anda sering bergelut dengan pasar ekspor, jenis kertas ini sering juga disebut "printing,
writing, and book papers" (kertas cetak, tulis dan buku).
3. Coated woodfree
Jenis kertas ini juga mengandung kurang 10% pulp mekanis, tetapi mempunyai lapisan coating
pigmen baik dua sisi atau satu sisi. Di USA kertas ini disebut No. 1-3 enamel (dimana kertas coated
dengan brightness atau tingkat kecerahan berkisar dari 88% sampai dengan 96%).
Di pasar lokal anda sering mendengar Art Paper dan Art Board yang mempunyai lapisan coating
dua sisi yang bisa berkisar antara 20 gr/m2 dan 35 gr/m2. Kertas C1S Label masuk dalam kategori
ini dimana hanya mempunyai lapisan coating disatu sisi.Gramatur kertas berkisar antara 70 gr/m2
dan 300 dr/m2. Art Paper umumnya mulai dari 70 gr/m2 samapai dengan 150 gr/m2, sementara Art
Board mulai dari 170 gr/m2 sampai dengan 300 gr/m2. Kegunaan paling umum adalah untuk
majalah, buku, cetak commercial dengan mutu yang tinggi dan mahal karena brightness yang relatif
tinggi dibanding kertas uncoated groundwood.
5. Kraft paper
Kertas kraft, arti harfiahnya adalah kertas kuat, mempunyai 4 kegunaan utama:
1. Kertas bungkus (wrapping) seperti untuk bungkus kertas plano, kertas bungkus nasi dll.
2. Kantong (bag/sack) - seperti kantong belanja atau "shopping bag",
3. Karung (shipping sack) - seperti karung atau kantong semen, dan
4. Berbagai fungsi "converting".
Gramatur berkisar antara 50 gr/m2 dan 134 gr/m2. Pulp kertas yang dipakai bisa melalui proses
pemutihan atau "bleaching" atau tidak. Bila tidak diputihkan maka berwarna coklat.
1. Bleached paperboard
Pulp kertas yang dipakai adalah "beached sulfate" dan kegunaan utama adalah "folding
carton" - untuk membuat box, dan kertas karton susu atau juice. Karena "bleach" maka warna
kertas karon ini putih dan sekitar setengah jumlah produksi adalah coated. Biasanya di pasar USA,
kertas ini dipanggil dengan nama SBS atau "solid bleached board". Gramatur bervariasi mulai dari
200 gr/m2 sampai dengan 500 gr/m2. Golongan jenis kertas ini termasuk untuk membuat gelas
kertas, piring kertas, karton tebal cetak, "tag stock" (kertas karton untuk gantungan, kartu
komputer, "file folders" (map folio), dan kartu index (kartu index nama). Dipasar lokal sering kita
temukan sebagai C2S Board atau C1S Board tergantung jumlah sisi yang mepunyai lapisan coating
pigmen. Dipasar lokal, sering anda temui Ivory Boars yang bisa dikategorikan dalam jenis kertas
ini. Namun sebetulnya sedikit berbeda karena dicampur dengan pulp mekanis, jadi warna agak
sedikit kekuningan bila dibanding SBS. Ivory juga terdiri dari beberapa lapisan kertas yang
digabung jadi satu, sementara SBS hanya satu lapisan yang tebal saja. Tidak jarang anda mungkin
mendengar SBB atau "solid bleached board" yang bubur kertasnya adalah pulp kimia seperti SBS
tetapi mempunyai sususunan lapisan yang berlapis layaknya Ivory.
7. Unbleached paperboard
Kertas karton ini tidak diputihkan dengan bleaching dan diproduksi dari "virgin kraft" (pulp kimia
dengan serat non-recycle) atau "neutral sulfitesemichemical pulp" (bubur kertas dengan proses
semi-kimia sulfite yang netral). Produk utama adalah linerboard, jenis kertas yang digunakan untuk
membuat "corrugated containers" (corrugated box yang biasanya berwarna coklat). Berat gramatur
umumnya 130 gr/m2 sampai dengan 450 g/m2. "Ccorrugating medium" atau kertas medium juga
masuk dalam kaetgori ini yang dibuat dengan sebagian campuran kertas recycle.
8. Recycled paperboard
Pulp yang digunakan terdiri atas kertas recycle atau daur ulang. Jenis kertas ini meliputi rentang
variasi kertas yang luas mulai dari kertas medium untuk "corrugated box", folding boxboard atau
clay coated news back - anda sering mendengar sebagai Duplex dan Triplex, setup boxboard -
layaknya duplex tetapi uncoated, and berbagai jenis kertas dan kertas karton. Juga gypsum liner -
kertas yang digunakas sebagai pelapis luar gypsum board, kertas untuk "core tube" dan lain
sebagainya.
9. MG Kraft specialties
Kertas jenis ini mempunyai permukaan dengan penampakan yang licin dan seperti kaca (glaze)
dimana kertas tersebut diproduksi diatas mesin yang memounyai silinder pengering / pemanas yang
diametrnya sangat besar.Di pasar lokal anda sering mendengar kertas Litho, Doorslag. Jenis kertas
lainnya seperti kertas dasar (base paper) untuk "wax paper", kertas bungkus, "carbonizing", dan
kraft specialties.
10. Tissue
Bubur kertas yang dipakai untuk tisu adalah pulp kimia yang di-bleach dengan tambahan bisa
50atau lebih pulp mekanis. Mayoritas kertas tisu digunakan untuk produk sanitari seperti tisu
gulung, "towel", "bathroom", "napkins" dll.Gramatur mempunyai rentang dari 13 gr/m2 sampai
dengan 75 gr/m2. Jenis kertas ini diproduksi dengan sistim "through air dried" (TAD) or mesin
kertas Yankee (silinder pemanas yang diameternya sangat besar) yang mempunyai "wet atau dry
crepe operation".
Dari tahun ke tahun kebutuhan pulp sebagai bahan baku utama pembuatan kertas semakin
meningkat. Karena kebutuhan pulp yang meningkat maka jumlah produksi pulp dunia pun
mengalami kenaikan yang cukup drastis.Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pulp dari segi impor,
ekspor, produksi dan konsumsi semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan pabrik
pulp yang akan dibuat diharapkan mampu memenuhi sebagian permintaan pulp baik untukdalam
maupun luar negeri.
3. Kertas HVS
Banyak digunakan untuk mencetak data kantor, makalah, buku, laporan, skripsi dan lain-
lain. Penggunaanya biasanya untuk mencetak dengan printer inkjet, mesin fotocopy, laser jet dan
lain-lain.
4. Kertas Ivory
Ciri-ciri kertas ini antara lain berwarna putih di kedua sisi-nya, sisi yang satu lebih halus
dari sisi lainnya, biasa digunakan untuk kemasan produk-produk cosmetic dan lain-lain.
5. Kertas Samson atau Kraft Paper
Ciri ciri dari kertas ini adalah berwarna coklat muda hingga coklat tua, permukaanya kasar,
sering diguanakan sebagai packing/pembungkus, Paperbag/ Tas Kertas, hangtag, amplop folio dan
lain-lain.
6. Kertas Duplex (Coated Papper)
Ciri-cirinya adalah sisi depan putih, sisi belakangnya abu-abu. Sering digunakan untuk
membuat box carton dan lain-lain.
7. Kertas CWB (Coated White Board)/duplex putih
Ciri-cirinya hampir sama dengan kertas Coated Pappaer, hanya saja bagian dalamnya
berwarna putih dan lebih bersih. Banyak digunakan untuk membuat box atau kemasana makanan
(food packaging).
8. Kertas BW/BC/Manila
Ciri-cirinya yaitu kertas ini lebih mirip dengan kertas gambar (buku gambar), ukurannya
kebanyakan flano atau dengan ukuran f4. Sering ditemuai kertas ini dengan berbagai texture,
banyak digunakan untuk Stofmap, Kartu Stock barang, untuk jilid lakban dll.
9. Kertas Jasmine
Sering digunakan untuk mencetak undangan pernikahan, kertas ini biasanya berwarna
warni, glitter, dengan banyak pilihan warna.
Chipping
Hammer Mill digunakan karena hasil yang didapatkan memiliki diameter partikel yang kecil,
sehingga bahan yang masuk ke digester memiliki diameter yang halus, dan tidak menyumbat alat.
Hammer Mill
Screening
Vibrating Screen digunakan karena screening hanya bertujuan untuk menyeleksi ukuran ampas tebu
yang telah dihancurkan, tanpa perlakuan khusus. Vibrating Screen yang digunakan berukuran 5
mesh.
Vibrating Screen
Storing
Penyimpanan ampas tebu yang berukuran 5 mesh menggunakan tangki
Tangki
Pre – Treating
Vaccum pump digunakan untuk menghilangkan udara dalam ampas tebu yang telah dikecilkan
ukurannya
Vaccum Pump
Digesting
Digester yang digunakan adalah continuous digester karena continuous digester cenderung lebih
efisien dalam hal ruang, lebih mudah untuk mengontrol dan memberikan hasil yang lebih baik,
serta menghemat bahan kimia dan energi.
Continuous Digester
Storing
Ampas tebu yang telah menjadi pulp disimpan dalam tangki
Tangki
Washing
Pulp dalam tangki kemudian dicuci dengan Drum Displacer Washer. Drum Displacer Washer
digunakan karena hasil pencucian yang dihasilkan sangat baik. Pencucian baik dikarenakan
pencucian dilakukan berberapa kali. Jumlah pencucian tergantung jumlah drum yang terpasang.
Johnson Screen
Cleaning
Pencucian pulp dilakukan menggunakan High Density Cleaner, High Density Cleaner
menggunakan perbedaan massa jenis, sehingga pulp akan terpisah dari pengotor yang massa
jenisnya lebih besar
High Density Cleaner
Bleaching
Proses Bleaching menggunakan Compact Bleaching Tower, Proses bleaching membutuhkan
tekanan yang lebih kecil karena memiliki diffuser yang membantu pulp untuk menuju washer di
bagian atas tower.
Storing
Pada proses storing digunakan Head Box. Fungsi dari Head Box adalah menerima
stock yang dikirim dari cleaner dan screen melalui fan pump. Kemudian alat ini akan
menyemburkan buburan pulp sampai selebar mesin kertas dan mengirim ke slice dengan
kecepatan sesuai dengan kecepatan mesin pada konsistensi kertas yang seragam. Slice
merupakan bagian dari head box yang berguna untuk mengatur aliran buburan pulp yang
keluar dari slice agar mendekati dengan kecepatan wire.
Head Box
Forming
Alat yang digunakan adalah Wire. Wire akan menganyam buburan pulp menjadi
lembaran kertas, tapi kadar airnya masih tinggi. Air akan jatuh secara gravitasi. Untuk
mempercepat pengurangan air digunakan vacuum foil dan suction box dengan menghisap
air dalam lembaran kertas hingga kadar air mencapai 20-25%. Pada wire ini juga terdapat
shower yang berguna untuk memotong lembaran kertas sesuai dengan lebar roll paper pada
wire dan sekaligus sebagai pencuci roll.
Wire
Pressing
Alat yang digunakan adalah roll press dan vacuum pump. Alat ini bekerja dengan
menghisap air menggunakan vacuum pump dan mengepres lembaran kertas dengan
mengapitnya di sela-sela roll press. Tujuannya adalah mengurangi kadar air pada kertas dan
membuat permukaan kertas lebih halus dan padat sesuai gramature yang diharapkan.
Roll Press
Pre-Drying
Alat yang digunakan dalam proses ini adalah dryer cylinder. Dryer cylinder
berguna untuk mengeringkan kertas dari press part dengan cara penguapan sampai kadar air
berkisar 6%. Alat ini berupa silinder berputar yang di dalamnya dipanaskan dengan steam
pada suhu 110oC pada tekanan 3,6 bar. Prinsip kerja alat ini adalah lembaran kertas dari
press part akan menyelimuti silinder pengering dan silinder tersebut akan menguapkan air di
dalam lembaran kertas. Uap air yang terbentuk akan dihisap oleh blower exhaust fan.
Dryer Cylinder
Coating
Pada proses coating digunakan alat size press. Alat ini berguna untuk
menambahkan bahan sizing pada kertas berupa tepung tapioka. Tujuannya adalah agar
kertas mempunyai ketahanan terhadap penetrasi tinta ke dalam kertas, tidak mudah
menyerap tinta jika dipakai menulis (bleeding), lebih tahan lama, lebih putih dan tidak
berpori. Proses ini biasa disebut coating. Pada proses ini juga ditambahkan enzim selulase
dan amilase yang berguna untuk mendegradasi tapioka agar lebih lembut sehingga
pemberian tapioka menjadi lebih merata.
Size Press
After Drying
Alat yang digunakan pada proses after drying sama seperti proses pre – drying yaitu
dryer cylinder. Perbedaan alat pada proses ini dan pada proses pre-dryer, hanya pada tahap
ini sudah melalui tahap peng-coating-an. Fungsi alat ini adalah untuk membuat moisture
content setelah ada penambahan air di sizing press berupa air tapioka di dalam kertas
mencapai 5%. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan memanfaatkan steam yang dimasukkan ke
dalam silinder pengering.
Dryer Cylinder
Calendering
Pada proses calendering digunakan calender pit. Alat ini berguna untuk
memadatkan kertas sehingga memberikan hasil kertas yang memiliki smoothness dan
thickness yang baik. Alat ini bekerja dengan menekan dan menggesekkan lembaran kertas
pada kedua sisi calender roll.
Calender Pit
Rolling
Pada proses ini digunakan roll wide. Roll wide bekerja dengan cara mel Fungsi dari
alat ini adalah menggulung kertas menjadi roll paper
Roll Wide
Rewinding
Fungsi dari alat ini adalah memotong dan menggulung kertas kembali sesuai
dengan ukuran yang ditentukan.
Rewinding
Uji Kompetensi
1. Apa itu zat pewarna ?
2. Apa dampak zat pewarna bagi kesehatan ?
3. Mengapa zat pewarna bahaya bagi kesehatan?
4. Apakah semua bahan pewarna itu berbahaya?
5. Bagaimana cara mencegah agar tidak terkonsumsi?
6. Apa pengertian pewarna sintesis (non food colour)?
7. Apa jenis-jenis pewarna buatan yang populer dan efek samping yang ditimbulkan?
8. Apa kelebihan dari pewarna sintetik?
9. Apa kekurangan dari pewarna sintetik?
10. Bagaimana proses pembuatan zat warna sintetik?
11. Apa bahan warna sintetik yang boleh digunakan dan tidak boleh digunakan?
12. Apa informasi penting yang harus diketahui konsumen tentang pewarna sintetik?
1. Pewarna Makanan
Zat warna atau pewarna makanan secara umum dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu
zat warna alami, zat warna yang identik dengan zat warna alami, dan zat warna sintetis.
2. Jenis zat warna alami yang sering digunakan untuk pewarna makanan antara lain ialah :
a) Karotenoid
b) Antosianin
c) Kurkum
d) Biksin
e) Karamel
f) Titanium oksida
g) Cochineal, karmin dan asam karmina
A. Jenis-jenis Pewarna Buatan yang Populer dan Efek Samping yang Ditimbulkan
1. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan.
Selain berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1- 10 dari sepuluh ribu
orang , tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis
(hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini
tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang sensitif terhadap aspirin.
2. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)
3. Sunset Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es
krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk sekelompok
kecil individu, konsumsi pewarna aditif ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi,
hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah.
4. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
5. Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk
selai, kue, agar-agar dan minuman ringan. Selain berpotensi memicu hiperaktivitas
pada anak, Ponceau 4R dianggap karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa negara,
termasuk Amerika Serikat, Norwegia, dan Finlandia. US Food and Drug Administration
(FDA) sejak tahun 2000 telah menyita permen dan makanan buatan Cina yang mengandung
Ponceau 4R. Pewarna aditif ini juga dapat meningkatkan serapan aluminium sehingga
melebihi batas toleransi.
6. Allura Red (E129)
7. Allura Red adalah pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan
minuman. Allura Red sudah dilarang di banyak negara lain, termasuk Belgia, Perancis,
Jerman, Swedia, Austria dan Norwegia.
8. Quinoline Yellow (E104)
9. Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan minuman energi.
Zat ini sudah dilarang di banyak negara termasuk Australia, Amerika, Jepang dan Norwegia
karena dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma.
Berdasarkan kelarutannya, pewarna sintetis terbagi atas dua golongan yaitu :
a. Dyes, adalah zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air, sehingga larutannya
menjadi berwarna dan dapat digunakan untuk mewarnai bahan. Pelarut yang dapat
digunakan selain air adalah propelin glikol, gliserin, atau alkohol, sedangkan dalam
semua jenis pelarut organik, dyes tidak dapat larut.
b. Lakes, adalah zat pewarna yang dibuat melalui proses pengendapan dan absorpsi dyes
pada radikal (Al atau Ca) yang dilapisi dengan aluminium hidrat (alumina). Lapisan
alumina ini tidak larut dalam air, sehingga lakes ini tidak larut pada hampir semua
pelarut.
Mudah larut di
No Pewarna Sintetis Warna
air
1 Rhodamin B Merah Tidak
2 Methanil Yellow Kuning Tidak
3 Malachite Green Hijau Tidak
4 Sunset Yelow Kuning Ya
5 Tatrazine Kuning Ya
6 Brilliant Blue Biru Ya
7 Carmoisine Merah Ya
8 Erythrosine Merah Ya
9 Fast Red E Merah Ya
10 Amaranth Merah Ya
11 Indigo Carmine Biru Ya
12 Ponceau 4R Merah Ya
Tabel : Pembagian pewarna sintetis berdasarkan kemudahannya larut dalam air.
E. Bahan Warna Sintetik yang Boleh Digunakan dan Tidak Boleh Digunakan
Bahan pewarna yang masih diperbolehkan untuk dipakai yaitu
1. Amarant (pewarna merah),
2. Tartrazine (pewarna kuning),
3. Erythrosine (pewarna merah),
4. Fast green FCF (pewarna hijau),
5. Sunset yellow (pewarna kuning), dan
6. Brilliant blue (pewarna biru).
Meskipun bahan pewarna tersebut diizinkan, tetapi harus selalu berhati-hati dalam memilih
makanan yang menggunakan bahan pewarna buatan karena penggunaan yang berlebihan tidak baik
bagi kesehatan. Penggunaan tartrazine yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi, asma, dan
hiperaktif pada anak. Penggunaan erythrosine yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi
pada pernapasan, hiperakfif pada anak, tumor tiroid pada tikus, dan efek kurang baik pada otak dan
perilaku. Penggunaan Fast Green FCF secara berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi dan
produksi tumor. Adapun penggunaan sunset yellow yang berlebihan dapat menyebabkan radang
selaput lendir pada hidung, saki pinggang, muntah-muntah, dan ganguan pencernaan.
Selain itu, terdapat beberapa bahan tambahan makanan yang dilarang penggunaannya untuk
pangan meskipun saat masih banyak digunakan. Misalnya, formalin, boraks, rhodamin-B (pewama
merah), dan methanil yellow (pewarna kuning). Pewarna ini tergolong pewarna sintetis. Khusus
untuk methanil yellow dan rhodamin-B hanya diperbotehkan untuk pewarna barang hasil industri
seperti plastik, tekstil, kertas, keramik, ubin, dan sebagainya. Zat pewarna sintesis ini bersifat racun
jika digunakan dalam pewarna makanan dan dapat memicu pertumbuhan zat karsinogenik yang
menyebabkan munculnya penyakit kanker.
Oleh karena, harus berhati-hati dalam memilih makanan yang mempunyai warna sangat
menarik karena ada oknum pedagang yang masah menggunakan pewarna tekstil untuk membuat
makanan. Jadi jangan hanya tertarik pada warnanya tetapi ingatlah dampak negatifnya.
Menurut WHO, rhodamin B berbahaya bagi kesehatan manusia karena sifat kimia dan
kandungan logam beratnya. Rhodamin B mengandung senyawa klorin (Cl). Senyawa klorin
merupakan senyawa halogen yang berbahaya dan reaktif. Jika tertelan, maka senyawa ini akan
berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan cara mengikat senyawa lain dalam tubuh, hal
inilah yang bersifat racun bagi tubuh. Selain itu, rhodamin B juga memiliki senyawa pengalkilasi
(CH3-CH3) yang bersifat radikal sehingga dapat berikatan dengan protein, lemak, dan DNA dalam
tubuh.
Penggunaan zat pewarna ini dilarang di Eropa mulai 1984 karena rhodamin B termasuk
bahan karsinogen (penyebab kanker) yang kuat. Uji toksisitas rhodamin B yang dilakukan terhadap
mencit dan tikus telah membuktikan adanya efek karsinogenik tersebut. Konsumsi rhodamin B
dalam jangka panjang dapat terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan gejala
pembesaran hati dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan hati, gangguan fisiologis tubuh, atau
bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati.
Pada umumnya, bahaya akibat pengonsumsian rhodamin B akan muncul jika zat warna ini
dikonsumsi dalam jangka panjang. Tetapi, perlu diketahui pula bahwa rhodamin B juga dapat
menimbulkan efek akut jika tertelan sebanyak 500 mg/kg BB, yang merupakan dosis toksiknya.
Efek toksik yang mungkin terjadi adalah iritasi saluran cerna. Jika hal tersebut terjadi maka
tindakan yang harus dilakukan antara lain segera berkumur, jangan menginduksi muntah, serta
periksa bibir dan mulut jika ada jaringan yang terkena zat beracun. Jika terjadi muntah, letakan
posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah terjadinya muntahan masuk ke saluran
pernapasan (aspirasi paru). Longgarkan baju, dasi, dan ikat pinggang untuk melancarkan
pernapasan. Jika diperlukan segera bawa pasien ke rumah sakit atau dokter terdekat.
Berdasarkan struktur kimianya, metanil yellow dan beberapa pewarna sintetik dikategorikan
dalam golongan azo. Namun, metanil yellow termasuk pewarna golongan azo yang telah dilarang
digunakan pada pangan. Pada umumnya, pewarna sintetik azo bersifat lebih stabil daripada
kebanyakan pewarna alami. Pewarna azo stabil dalam berbagai rentang pH, stabil pada pemanasan,
dan tidak memudar bila terpapar cahaya atau oksigen. Hal tersebut menyebabkan pewarna azo
dapat digunakan pada hampir semua jenis pangan. Salah satu kekurangan pewarna azo adalah
sifatnya yang tidak larut dalam minyak atau lemak. Hanya bila pewarna azo digabungkan dengan
molekul yang bersifat larut lemak atau bila pewarna azo tersebut didispersikan dalam bentuk
partikel halus, maka lemak atau minyak dapat terwarnai.
Pewarna azo memiliki tingkat toksisitas akut yang rendah. Dosis toksik akut pewarna azo
tidak akan tercapai dengan mengkonsumsi pangan yang mengandung pewarna azo. Kebanyakan
pewarna azo (baik pewarna untuk pangan maupun tekstil) memiliki nilai LD50 dengan kisaran 250 –
2000 mg/kg berat badan, yang mengindikasikan bahwa dosis letal dapat dicapai jika seseorang
mengkonsumsi beberapa gram pewarna azo dalam dosis tunggal. Oleh karena pewarna azo
memiliki intensitas warna yang sangat kuat, maka secara normal pada pangan hanya ditambahkan
beberapa miligram pewarna azo per kilogram pangan. Berdasarkan perhitungan, rata-rata orang
dewasa akan memerlukan lebih dari 100 kg pangan yang mengandung pewarna azo dalam satu hari
untuk mencapai dosis letal.
Beberapa perwarna azo telah dilarang digunakan pada pangan karena efek toksiknya.
Namun, efek toksik tersebut bukan disebabkan oleh pewarna itu sendiri melainkan akibat adanya
degradasi pewarna yang bersangkutan. Pada suatu molekul pewarna azo, ikatan azo merupakan
ikatan yang bersifat paling labil sehingga dapat dengan mudah diurai oleh enzim azo-reduktase
yang terdapat dalam tubuh mamalia, termasuk manusia. Pada mamalia, enzim azo-reduktase
(dengan berbagai aktivitasnya) dapat dijumpai pada berbagai organ, antara lain hati, ginjal, paru-
paru, jantung, otak, limpa, dan jaringan otot.
Setelah ikatan azo terurai secara enzimatik, maka bagian amina aromatik akan diabsorbsi
oleh usus dan diekskresikan melalui urin. Oleh karena beberapa produk hasil degradasi pewarna
azo diketahui bersifat mutagenik atau karsinogenik, maka beberapa pewarna azo kemudian dilarang
digunakan dalam pangan.
Metanil yellow merupakan salah satu pewarna azo yang telah dilarang digunakan dalam
pangan. Senyawa ini bersifat iritan sehingga jika tertelan dapat menyebabkan iritasi saluran cerna.
Selain itu, senyawa ini dapat pula menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, demam, lemah,
dan hipotensi.
Pada penelitian mengenai paparan kronik metanil yellow terhadap tikus putih (Rattus
norvegicus) yang diberikan melalui pakannya selama 30 hari, diperoleh hasil bahwa terdapat
perubahan hispatologi dan ultrastruktural pada lambung, usus, hati, dan ginjal. Hal tersebut
menunjukkan efek toksik metanil yellow terhadap tikus.
Penelitian lain yang menggunakan tikus galur Wistar sebagai hewan ujinya menunjukkan
hasil bahwa konsumsi metanil yellow dalam jangka panjang dapat mempengaruhi sistem saraf
pusat yang mengarah pada neurotoksisitas.
Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun lalu, manusia
yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi, dekorasi dan proteksi. Mereka
menggunakan metrial-material yang tersedia di alam seperti arang (karbon), darah, susu, dan
sadapan dari tanaman-tanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang mengejutkan, cat-cat ini
mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada lukisan gua di Altamira Spanyol,
Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan
prasejarah lainnya yang ditemukan.
Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna, mereka
menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari akar tanaman tertentu.
Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan kasein sebagai perekatnya. Seiring dengan waktu,
manusia mulai menemukan minyak tanaman dan resin dari fosil untuk mengganti darah dan susu
sebagai perekat cat. Saat ini walaupun telah ditemukan perekat/resin yang semakin baik dengan
berkembangnya teknologi kimia, resin-resin natural hingga kini masih banyak dipakai.
2.2 Jenis-jenis cat
Jenis-jenis dan tipe cat adalah sangat banyak dan beragam, untuk mengklasifikasikannya
bisa dari bermacam-macam mulai dari bahan penyusunnya sampai kegunaannya.
A.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil beberapa rumusan masalah, diantaranya:
Sumber:
Gambar 2.1 Struktur alkyd
Sumber:
Gambar 2.2 Struktur acrylic
Sumber:
Gambar 2.3 Struktur melamin formaldehide
2. Komponen Cat
Cat memiliki beberapa komponen yaitu:
a. Resin
Resin adalah unsur utama cat yang berbentuk cairan kental yang dapat membentuk
lapisan yang padat dan transparan yang membentuk film atau lapisan setelah diaplikasi
pada suatu obyek dan mengering. Kandungan resin mempunyai pengaruh langsung pada
kemampuan cat seperti misalnya: kekerasan, ketahanan solvent serta ketahanan cuaca.
Demikian pula berpengaruh atas kualitas akhir misalnya tekstur, kilap (gloss), daya rekat
suatu cat, serta kemudahan penggunaan diantaranya waktu pengeringan.
Resin yang digunakan pada cat, secara garis besar terbagi menjadi tipe-tipe sebagai
berikut (Anonim, tth: 3):
1) Klasifikasi menurut material:
a) Resin Netral, diekstrak terutama dari tumbuh-tumbuhan, digunakan untuk
membuat vernish dan lacquer.
b) Resin Sintetik, resin buatan manusia, karena tersedia dalam jumlah banyak,
maka cat modern sebagian besar dibuat dari resin sintetik
2) Klasifikasi menurut tipe lapisan (film):
a) Thermoplastik Resin, pengerasan thermoplastic resin adalah melalui
penguapan solvent, tanpa melibatkan reaksi kimia. Apabila dipanaskan, maka
akan menjadi lunak dan akhirnya mencair. Thermoplastic resin sangat
fleksibel dan sangat mudah larut dalam solvent.
b) Thermosetting Resin, thermosetting resin bila dipanaskan akan mengeras
melalui reaksi kimia. Apabila telah mengeras tidak akan melunak lagi oleh
pemanasan kembali.
Ada banyak jenis resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro Cellulose, Polyester,
Melamine, Acrylic, Epoxy, Polyurethane, Silicone, Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic, dll.
Resin dibagi berdasarkan mekanisme mengering atau mengerasnya (pembentukan
film). Struktur dari masing – masing jenis resin pun berbeda.
Tabel 2.1 Ciri-ciri Resin
b. Pigment
Pigment adalah zat pewarna yang tidak bercampur dengan air, oli, atau solvent.
Pigment tidak dapat melekat pada obyek lain, akan tetapi pigment dapat melekat pada
obyek lain apabila telah tercampur dengan resin dan komponen lain dalam bentuk cat.
Pigment dibagi menjadi beberapa tipe yaitu (Anonim, tth: 4):
1) Pigment warna, untuk menambah warna pada cat dan meningkatkan daya sembunyi
(hiding power) cat.
2) Pigment terang, menambah wana-warni metalik pada coat.
3) Pigment extender, menambah kekuatan dan body pada coat, meningkatkan viskositas
dan mencegah sedimentasi.
4) Pigment pencegah karat, digunakan pada cat dasar untuk mencegah karat.
5) Pigment flatting, digunakan untuk mengurangi kilap pada coat. Pigment ini
dicampur dengan cat apabila dikehendaki kurang kilap.
Pigmen berasal dari bahan organik maupun anorganik. Contoh dari pigmen
anorganik adalah dari garam anorganik yaitu melalui proses presipitasi dari ion aqueous
dalam larutan. Diantaranya reaksi Pb(NO3)2 + Na2CrO4 PbCrO4 + 2NaNO3 yang
menghasilkan warna kuning, atau reaksi antara zink hidroxida dan NaOH yang
menghasilkan warna putih.
OKSIGENATED SOLVENT
Oksigenated sovent atau solvent dengan atom oksigen adalah solvent-solvent
yang struktur kimianya mengandung atom oksigen. Termasuk dalam kategori ini
adalah golongan ester, ether, ketone dan alkohol.
Tabel 2.3 Penggolongan Oksigenated Solvent
d. Additives
Aditif adalah suatu bahan yang ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil untuk
meningkatkan kemampuan cat sesuai tujuan atau aplikasi cat. Berbagai tipe bahan yang
ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil untuk meningkatkan kemampuan cat
sesuai dengan tujuan atau aplikasi cat. Zat additif berfungsi untuk mencegah
terjadinya buih pada saat penyemprotan (anti foaming), mencegah terjadinya
pengendapan cat pada saat dipergunakan (antisetting), meratakan permukaan cat sesaat
setelah disemprotkan (flow additif), menambah kelenturan cat, dll.
Disamping ke tiga komponen seperti sudah dibahas dalam bab-bab sebelumnya,
yaitu: resin, pigment dan solvent, ada beberapa komponen lain yang ditambahkan dalam
jumlah sangat sedikit ke dalam cat. Komponen-komponen ini, sekalipun ditambahkan
dalam jumlah sedikit, namun memberi kontribusi yang sangat besar terhadap sifat cat,
sehingga cat dapat diproses, disimpan dan dipakai seperti harapan kita.
Penambahan additive yang ada dalam cat tidaklah serta merta muncul begitu saja,
merupakan suatu proses panjang dari beberapa percobaan atau riset pada cat tersebut.
Selama proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian dinilai kualitasnya secara
menyeluruh, kemudian kelemahan dan masalah yang timbul dicoba untuk diatasi dengan
variasi jenis dan takaran beberapa additive, hingga akhirnya muncul nama jenis dan
takaran additive tertentu yang pas untuk campuran cat tersebut.
Additive ditambahkan ke dalam cat disesuaikan dengan solvent apa yang dipakai
(solvent atau water base), apa jenis resinnya, bagaimana pemakaiannya dan bagaimana
mekanisme pengeringannya. Setiap supplier additive biasanya memberi informasi yang
jelas tentang apa dan bagaimana additive harus digunakan.
Additive biasanya dibagi berdasarkan fungsinya.Berikut ini adalah beberapa additive
yang biasa dipakai dalam industri cat.
1) Wetting agent (agen pembasah) dan dispersing agent.
Agen pembasah dan agen penyebar mendorong penyebaran cairan saampai
permukaan. Lechithin soya adalah agen pembasah dan penyebar yang banyak
digunakan dan memiliki fungsi sebagai agen antar muka yang efektif untuk aplikasi
cat, lacquer, printing ink dan juga sebagi waterbase coating. Lecithin soya sangaat
efektif untuk kasus pewarna Prussian blue, ultra marine blue atau pigmen titanium
dioksida dalam varnish linseed oil. Selain letichin soya ada juga yang menggunakn
Zinc naqpthenate dan octoate yang mempunyai kemampuan sebagai wetting agen
dan dispersion agen yang lebih baik.
2) Anti skinnig agent
Anti skinning agent digunakan untuk memperlambat oksidasi dan juga
pembentukan radikal bebas dan hidro peroksida. Anti oksidan yang sering digunakan
untuk daalam cat harus mempunyai daya evaporasi yang tinggi sehingga mudah
menguap tanpa meninggalkan bekas. Berikut ini adalah anti oksidan yang digunakan
seperti Quinones dengan hidroquinones, phenols, amines, oximes. Merupakan anti
oksidan yang menghambat oksidasi tetapi tidak seara utuh menguap dari film
coating. Oximes secara luas digunakan pada coating merupakan anti oksidan paling
ideal yang digunakan sebagai skinning. Bahan ini menguap dengan cepat tanpa
menunda waktu pengeringan.
3) Anti setting agent
Laju pengendap[an partikel meningkat sebanding dengan ukuran dan grafitasi
tetapi menurunkan apabila viskositas meningkat. Pigmen akan cendrung mengendap
membentuk sediment dari partikel pigmen sehingga sulit untuk membuatnya
menyebar. Untuk mrngatasi hal tersebut maka ditambahkan oleat sampai 1% untuk
menghindari pengendapan atau setting. Selain itu juga digunakan turkey red, calcium
linoleat dan aluminium napthenate sampai 2%.
4) Anti floating dan anti flooding agent
Floating adalah pemisahan lapisan pigmen baik dalam keadaan cair atau dalam
permukaan coating. Floating dipercepat manakala satu atau lebih pigmen
yangmendukung viskositas structural. Bahan yang sering digunakan untuk mengatasi
floating dan flooding seperti china clay, silica persipitasi dan kalsium carbonat.
5) Leveling dan flow control agent
Leveling merupakan kemampuan film basah untuk menjadi mulus seragam
selama proses pengeringan. Bahan yang sering digunakan untuk membuat cat supaya
menjadi mulus adalah zinc benzoate, zinc oksida dan asam benzoate.
6) Defoaming agent
Foaming atau pembusaan sering muncul akibat adanya bahan coating cairan
yang mana menurunkan tegangan permukaan cairan dan mempunyai efektivitas
permukaan. Agen anti defoaming yang banyak digunakan adalah suefaktan yang
memiliki HLB rendah seperti silicon, alcohol , tupentene dan minyak pinus.
7) Preservatif dan fungicidas
Pada kasus coating berbasis solvent serangan bakteri bukan menjadi penyebab
tetapi diganti dengan serangan jamur. Bahan yang biasanya digunakan untuk
mengatasinya adalah merkuri asetat, phenyl merkuri, naphenat, penta chlorophenol
sodium salt, tetra chlorophynel sodium salt dan copper napthenat.
Pemilihan additive dilakukan secara trial dan error , additive dapat mendukung salah
satu sifat namun terkadang juga dapat menjadi perusak dari sipaty coating yang
diharapkan. Oleh karena itu penambahan additive harus diperhitungkan dan memerlukan
ahli teknis yang berpengalaman.
B. Jenis-Jenis Cat
Banyak teori yang berkembang untuk mengelompokan cat, diantaranya adalah berdasarkan
bahan baku utama, mekanisme pengeringan, letak dan dimana cat itu dipakai, kondisi cat, jenis
dan keberadaan solvent, fungsi, methode pengecatan, jenis substratnya dan lain-lain.
Tabel 2.4 Dasar Pengelompokan Jenis-Jenis Cat
Untuk lebih mengenal jenis-jenis cat yang dijual dipasaran (retail), berikut ini beberapa
contoh cat yang biasa dijual di toko-toko material:
Tabel 2.5 Jenis-Jenis Cat yang Beredar di Pasaran
4. Additive
Adapun dampak penggunaan bahan additive pada cat akan menimbulkan efek gangguan
pernapasan pada pekerja. Penggunaan zat additive pada cat yang berlebih jika terhirup akan
terakumulasi pada tubuh sehingga bersifat karsinogenik.
Sumber : google.images.com
Gambar 2.4 Skema pembuatan cat
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi cat adalah resin, solvent
(pelarut), pigmen dan ekstender.
a. Resin : Alkid, aklirik, vinil, dan lain-lain
b. Solvent : Aromatik, alifatik, keton, alkohol, dan lain0lain
c. Pigemn : TiO2 organik dan anorganik
d. Ekstender : Kalsium Karbonat, Kapurm Tanah liat
e. Bahan pembantu : Minyak goreng, Plasticizer, dan lain lain
Bahan baku pigmen yang biasanya digunakan mengandung 60% FeO, ZnO, bubuk Zn,
dan pasta alumunium; 27% mengandung senyawa Pb dan Cr dan 13% senyawa lainnya.
Ada dua jenis cat yang dihasilkan berdasarkan pemanfaatnya, yaitu cat solvent based
fan cat water based. Pada prinsipna proses produksi pembuatan cat utuk cat solvent based
dan water based dama, namun proses pembuatannya masing-masing terpidah dan tidak
menggunakan alat yang sama. Perbedaannya ganya pada bahan aditip pada tahap pra
pencampuran pada proses penggilingan dan proses percampuran awal.
Untuk cat solven based bahan yang dimasukkan adalah resin, pigmen, ekstender, pelarut
dan plasticizer, sedangkan pada cat water based bahan yang dimasukkan adalah air, amonia,
dispersan, pigmen dan ekstender.
a. Proses pembuatan cat solvent based
Bahan baku resin, pigmen kering dan ekstender digiling dan diaduk dengan
kecepatan tinggi pada tangki pengaduk atau pencampur. Selama proses ini berlangsung,
bahan pelarut dan plasticizer simasukkan ke dalam tangki pencampur. Proses ini disebut
tahap pra pencampuran. Kemudian hasil dari proses pra pencampuran dimasukkan ked
tangki penggiling dan pengadukan lanjut untuk tahap proses pendispersian bahan yang
telah dicampur.Selanjutnya dilakukan tahap stabilisasi dalam tangki pengaduk dengan
penambagan zat pewarna dan tiner (cairan yang mudah menguap). Proses selanjutnya
adalah tahap stabilisasi dengan penambahan bahan resin untuk menghasilkan kualitas cat
yang diinginkan kemudian hasilnya dimasukkan dalam proses penyaringan. Produk dari
hasil proses penyaringan kemudian memasuki proses pengalengan cat, penyegelan dan
pengemasan produk akhir.
b. Proses pembuatan cat water based
Bahan baku air, amonia, dispersan, pigmen, dan ekstender figiling dan diaduk dalam
tangki pengaduk. Selama proses ini berlangsung, bagan pigmen kering dan ekstender
pigmen dimasukkan kedalam tangki pencampuran. Proses ini disebut tahap pra
pencampuran. Kemudian hasil dari proses pencampurandimasukkan ketaangki
penggiling dan pengadukan lanjut untuk tahap proses dispersi bahan yang telah
dicampur dengan penambahan bahan penolong seperti resin, plasticizer, bahan
pengawet, antifoaming, bahan pengemulsi polivinil asetat (PVA) dan air sebagai tinner.
Proses selanjutnya adalah tahap stabilisasi dalam tangki pencampur untuk menghasilkan
kualitas cat yang diinginkan kemudian hasilnya dimasukkan dalam proses
penyaringan.Hasil proses penyaringan kemudian memasuki proses pengalengan cat,
penyegelan, dan pengemasan.
F. Kelegalan
1. Resin / Formaldehida
Turunan formaldehida yaitu metilena difenil diisosianat juga merupakan elemen dalam
pembuatan cat. Kita mengenal Formalin yang sesungguhnya berasal dari larutan
formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40% atau bisa dikatakan. Formalin adalah
nama dagang dari formaldehida ( HCHO ). Formalin juga biasa digunakan sebagai bahan
pembuat zat pewarna. Sebenarnya batas toleransi Formaldehida dapat diterima tubuh
manusia dengan aman adalah dalam bentuk air minum, menurut International Programme
on Chemical Safety (IPCS), adalah 0,1 mg per liter atau dalam satu hari asupan yang
dibolehkan adalah 0,2 mg.
2. Thinner
Toluena sangat lipofilik yang dapat mempengaruhi system pusat saraf jika kita terpapar,
oleh karena itu Badan Keselamatan dan Kesehatan Pekerja (OSHA) menetapan batas
maksimum konsentrasi toluene di udara yaitu 200 ppm.
3. Pigmen
- Kadmium
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 51
tahun 1995 tentang Bahan Baku Limbah Cair pada Industri Cat kadar maksimum
kadmium pada cat adalah 0,1 mg/l dengan beban pencemaran maksimum 0,80 gram/m3
- Kromium
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 51
tahun 1995 tentang Bahan Baku Limbah Cair pada Industri Cat kadar maksimum
kromium pada cat adalah 0,25 mg/l dengan beban pencemaran maksimum 0,20 gram/m3
- Timbal
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 51
tahun 1995 tentang Bahan Baku Limbah Cair pada Industri Cat kadar maksimum
kromium pada cat adalah 0,40 mg/l dengan beban pencemaran maksimum 0,32 gram/m3
4. Additive
Batas maksimum penambahan zat additive pada cat di sesuaikan dengan keperluan
penggunaan atau sesuai dengan kebutuhan.
Jika cat diklasifikasikan dari pembawa/pelarutnya, cat dibagi menjadi dua bagian besar,
yaitu cat basis air (water-based) dan cat basis solvent (solvent-based). Untuk pengklasifikasian dari
jenis binder/film formernya misalnya jika cat tersebut memakai resin epoksi maka cat tersebut
digolongkan dinamakan cat epoksi, jika memakai binder alkyd dinamakan cat alkyd, jika memakai
binder melamine dinamakan cat melamine, begitu seterusnya.
Dari peruntukannya cat juga dapat diklasifikasi seperti cat mobil, cat tembok, cat genteg, cat
kayu, dan sebagainya.
2.3 Bahan Penyusun Cat
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan cat adalah sangat banyak dan bervariasi,
tetapi intinya cat terdiri dari padatan (solids) dan cairan (liquids). Dengan bagian padatan tersebut
tertahan (tersuspensi) dalam porsi cairan atau carrier. Solids atau padatan adalah bahan yang
tertinggal di permukaan setelah bagian liquids menguap.
Solids terdiri dari beberapa material, setiapnya didesain untuk menghasilkan beberapa
properti dari cat, namun yang utama adalah pigmen (pewarna) dan binder (perekat). Untuk lebih
mudah memahami bahan penyusun cat, maka bahan penyusun cat ini diklasifikasi menjadi empat
bagian besar yaitu carrier/pembawa, pengikat/pembentuk lapisan film, pigmen, dan aditif.
2.4 Shellac(politur)
Shellac merupakan bahan finishing yang sangat popular dan banyak dipakai pada abad 19
sampai pada awal abad 20 ketika mulai digantikan oleh nitrocellulose dan bahan-bahan finishing
yang lain. Shellac dibuat dari bahan resin alam yang dihasilkan dari suatu jenis serangga yang
hidup dari tumbuhan yang ada di India. Shellac bisa menghasilkan lapisan film yang bisa berfungsi
untuk melindungi permukaan kayu dibawahnya.
Di Indonesia politur ini merupakan bahan yang sangat popular sebelum pada akhirnya mulai
digantikan dengan bahan finishing modern berupa cat (coating). Pada jaman dulu shellac ini
merupakan satu-satunya bahan finishing yang bisa digunakan untuk proses finishing pada kayu
yang bisa menghasilkan finishing dengan warna transparan yang bisa menampilkan keindahan
warna dan serat kayu. Bahkan sekarang finishing dengan warna transparan masih disebut sebagai
warna politur.
Shellac banyak tersedia dalam bentuk keping-kepingan yang tipis. Untuk dapat
diaplikasikan, kepingan-kepingan shellac tersebut perlu dilarutkan dalam alcohol atau etanol
sampai semuanya mencair. Shellac yang berbentuk cairan ini disini dinamakan politur dan
merupakan bahan finishing yang banyak digunakan untuk proses finishing pada kayu. Spiritus
merupakan pelarut yang banyak dipakai untuk membuat politur di sini karena harganya yang lebih
murah.
Shellac sebenarnya tersedia juga dalam bentuk cairan, tetapi biasanya cairan shellac ini
tidak banyak tersedia di toko karena tidak tahan lama. Shellac akan dapat tahan lebih lama apabila
disimpan dalam bentuk kepingan dan dilarutkan seperlunya saja pada saat akan digunakan.
Pengaplikasian Finishing Cat dengan Politur tidak jauh beda, berikut pengaplikasian cat dan
politur.
Perlengkapan cat :
1. Kuas.
2. Sekrap, untuk mengoleskan plamuur
3. Amplas.
4. Satu set perlengkapan spray
Bahan
- Kaoline
- Surfaktan
- Polyvinyl acetat
- TiO2
- Pine oil
- Natrosol
- Air
- Ammonia
b) Langkah Kerja
Ketrerangan :
Mixing 1 dilakukan selama 60 menit
Mixing 2 dilakukan selama 30 menit
a) Hasil Pengamatan
Data Percobaan
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia, banyak juga diciptakan pemuas / pemenuhan
kebutuhan manusia. Untuk itu muncullah pabrik-pabrik industry sebagai pengolah bahan mentah
untuk kemudian diolah dengan sedemikian rupa menjadi barang setengah jadi maupun barang siap
pakai, untuk selanjutnya akan dikonsumsi masyarakat. Dalam jumlah produksi yang sagat besar
tiap harinya akan menghasilkan sisa-sisa hasil dari proses pengolahan yang tidak terpakai. Sisa-sisa
inilah (limbah) bila terakumulasi dalam jangka waktu yang lama dapat mencemari lingkungan bila
tidak ada penanganan khusus.
Kemudian, masyarakat yang sebagai pelaku konsumsi pun akan “mengeluarkan” limbah-limbah
sebagai hasil penggunaan hasil barang produksi tersebut. Limbah ini dinamakan limbah rumah
tangga. Meskipun sedikit lebih “aman”, bukan berarti dapat seenaknya saja membiarkan limbah ini
dibuang begitu saja. Karena limbah sekecil apapun bila dalam jumlah yang besar dapat memberikan
konstribusi besar dalam hal pengrusakan terhadap lingkungan. Untuk itulah diperlukan penanganan
yang tepat dalam pengolahan limbah-limbah industry maupun limbah rumah tangga.
B. Tujuan
Pembuatan makalah ilmiah ini bertujuan untuk :
1. Mengurangi pengrusakan lingkungan oleh limbah-limbah rumah tangga
2. Memberikan salah satu solusi cerdas pengolahan limbah rumah tangga secara tegas
3. Mengolah limbah rumah tangga menjadi barang yang berdaya guna
C. Manfaat
Makalah ilmiah ini disusun, diharapkan dapat emberikan salah satu solusi penanganan limbah
rumah tangga sehingga meminimalisir terjadinya pengrusakan lingkungan oleh limbah-limbah
rumah tangga.
BAB II
Limbah dan Seluk Beluknya
A. Apa itu limbah?
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses
produksi, baik pada skala rumah tangga, industry, pertambangan, dll. Kehadiran limbah pada suatu
saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis
Oleh sebab itu, masyarakat urang menaruh perhatian akan kedatangan limbah. Terdapat sebuah
penelitian yang mengemukakan bahwa letak septic tank, cubluk (balong), dan pembuangan sampah
berdekatan dengan sumber air tanah,
akan menyebabkan kualitas air menurun. Dari 636 sampel, 285 titik sampel sumber air tanah telah
tercemar bakteri coli. Secara kimiawi, 75 % dari smber tersebut tidak memenuh baku mutu air
minum yang parameternya dinilai dari unsure nitrat, nitrit, besi, dan mangan. ( sumber :
pengelolaan limbah industry – Prof. Tjandra Setiadi, Wikipedia )
B. Bentuk-Bentuk Limbah
Pada dasarnya limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industry
maupun domestic (rumah tangga, yang lebih dikenal dengan sampah). Limbah merupakan buangan
yang berbentuk cair, gas, dan padat. Limbah mengandung bahan kimia yang sukar untuk
dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat member kehidupan bagi kuman-
kumannpenyebab penyakit disentri, tipus, kolera, dsb. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu,
kehadiran limbah dapat berdampak negative terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang
ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Berikut ini adalah karakteristik limbah :
1. Karakteristik limbah :
berukuran mikro ataupun makro
dinamis
berdampak luas ( penyebarannya )
berdampak generasi panjang ( antar generasi )
2. Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah
Volume limbah
kandungan bahan pencemar
Frekuensi pembuangan limbah
3. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industry dapat digolongkan menjadi 4 jenis:
limbah cair
limbah padat
limbah gas & partikel
limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun )
Diantara berbagai limbah diatas, jenis limbah B3 adalah limbah yang bersifat beracun atau
berbahaya. Suatu limbah digolongkan menjadi limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau
beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung dpat merusak atau
mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Bahan limbah yang
termasuk limbah B3 antara lain adlahbahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak
digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang
memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila
memiliki salah satu atau lebih karakteristik mudah meledak, mudah terbakar, besifat reaktif,
beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif , dll , yang bila diuji dengan toksikologi dapat
diketahui termasuk limbah B3.
Sedangkan limbah beracun dapat digolongkan menjadi :
a. Limbah mudah meledak
b. limbah mudah terbakar
c. limbah reaktif ( menyebabkan kebakaran )
d. limbah yang menyebabkan infeksi karena mengandung kuman
e. limbah yang bersifat korosif ( menyebakan iritasi )
C. Limbah Rumah Tangga dan Pemanfaatannya
Selain limbah industri, pertambangan, dsb. Limbah rumah tangga memiliki kontribusi untuk
merusak lingkungan. Limbah rumah tangga dapat berasal dari dapur , kamar mandi, limbah bekas
rumah tangga, sampah serta kotoran manusia. Penempatan saluran drainase dan saluran limbah
yang berdekatan dengan sumber mata air dapat merembes dan mengkontaminasi air. Sehingga
mutu air tersebut menjadi tidak layak minum, serta jika tetap dikonsumsi akan menimbulkan
penyakit berbahaya. Untuk itulah diperlukan penanganan serius terhadap limbah ini.
Limbah rumah tangga terdiri dari limbah organic dan anorganik. Limbah organic lebih mudah
terurai oleh bakteri pengurai dan decomposer, sehingga penanganannya cukup mudah.
Pemanfaatannya pun cukup banyak, diantaranya pemuatan kompos dari sisa kulit pisang,
pembuatan eskrim dari ekstrak ikan, daur ulang kertas, dsb. Sedangkan limbah anorganik sangat
susah untuk diuraikan seperti plastic membutuhkan waktu >100 tahun untuk terurai. Limbah
anorganik mengandung senyawa-senyawa kimia berbahaya yang justru dapat member kehidupan
bagi kuman-kuman penyebab disentri, tipus, koler, dll. Oleh karenanya jika tidak ditangani dengan
serius, dapat mengganggu stabilitas ekosistem. Untuk itulah limbah ini harus di olah dengan
berbagai cara. Misalnya dengan mendaur ulang plastic dan kaleng bekas. Dapat juga dengan cara
kreaif dengan metode TGS untuk masyarakat yang ingin memperoleh nilai tambah ekonomis dari
limbah. Contoh pemanfaatan limbah akan dibahas di bab selanjutnya.
BAB III
Pengolahan Limbah
A. Pengolahan limbah
Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan
pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan
dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah
Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman
membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan
sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus
disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban
misalnya.
1. Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus.
2. Jamban yang layak harus memiliki akses air besrsih yang cukup dan tersambung ke unit
penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu
memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.
3. Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan
sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan
sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat
pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas pengolahan sampah lainnya. Dibeberapa wilayah
pemukiman, layanan untuk mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh
masyarakat. Beberapa ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan memasukkan
upaya pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.
4. Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran
drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke
badan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung
limpasan air hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki
kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.
5. Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam
jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum,
mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.
B. Pemakaian ulang Limbah RT ( reuse house waste ) dengan metode TGS
Telah disebutkan pada subbab sebelumnya mengenai pemanfaatan limbah RT bahwa limbah RT
dari jenis limbah anorganic, bila diolah dengan kreatif dengan metode TGS akan menghasilkan
limbah yang bernilai guna. Limbah ini seperti kaleng bekas, kotak kayu bekas, hingga pipa bekas
bangunan dapat digunakan sebagai bahan kerajinan. Bila pengolahan limbah tersebut menerapkan
metode TGS, yaitu metode Tepat, Guna, Sederhana mampu memperoleh barang baru dengan tepat,
berguna dan bermanfaat meskipun barang tsb sangat sederhana. Dengan adanya pemakaian kembali
limbah anorganik RT, dapat mengurangi efek sampingan dari limbah.
Penggunaan limbah anorganik sangat dianjurkan sebagai salah satu penanganan terhadap masalah
pencemaran limbah. Karena limbah harus diolah agar tidak mencemari dan membahayakan
lingkungan. Pada makalah inilah, pemakaian kembali akan dilakukan terhadap bungkus rokok
untuk dijadikan asbak. Pengolahan menggunakan metode TGS.
C. Pemanfaatan Bungkus Rokok sebagai reuse House Waste
Bungkus rokok mudah untuk dijadikan barang daur ulang dengan mengikuti langkah sebagai
berikut :
a. Bahan dan Alat :
1. bungkus rokok 4 buah (sama)
2. isolasi (perekat)
3. Gunting
4. karton
b. Cara pembuatan :
1. Siapkan alat dan bahan diatas
2. Buka tutup bungkus rokok dan satukan dengan bungkus rokok yang lain dengan tegak lurus.
3. Ulangi langkah no.2 dengan 2 bungkus rokok lainnya
4. Kuatkan dengan perekat / isolasi
5. Pada alasnya diberi alas karton
Bungkus rokok diatas tepat diolah menjadi asbak yang berguna untuk menampung abu
rokok,meskipun bentuknya sangat sederhana. Walupun sederhana, setidaknya mampu
meminimalisir dampak kerugian limbah.
BAB IV
Penutup
Kesimpulan :
Limbah sebagai hasil dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala industri,
pertambangan maupun skala rumah tangga, mampu merusak stabilitas ekosistem, mencemari
lingkungan serta memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit. Limbah rumah tangga
yang notabene dari masyarakat banyak memberi kontribusi efek negative dari pembuangan limbah
yang dibuang secara sembarangan. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung didalamnya sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia. Untuk itulah diperlukan pengolahan atau daur ulang limbah
sebagai cara untuk mangurangi resiko pencemaran lingkungan.
Tujuan utama pengolahan limbah ialah untuk mengurangi kandungan bahan pencemar didalam air
terutama senyawa organic, padatan tersuspensi, mikroba pathogen dan senyawa organic yang tidak
dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat dialam. Dengan kemajuan terknologi seperti
ini, kiranya tidak terlalu susah bagi kita untuk mengupayakan pengolahan limbah RT sendiri.
Saran :
Limbah rumah tangga yang berjenis anorganik diharap mampu diolah kembali, meskipun dengan
sederhana. Serta menerapkan penempata limbah (sampah) dengan sesuai jenisnya, apakah limbah
organic atau anorganik, agar lebih mudah mendaur ulang.
Daftar Pustaka
http://id.shvoong.com/humanities/1642371-mengolah-limbah-rumah-tangga/
http://id.wikipedia.org/wiki/limbah beracun
Penyakit yang terkait erat dengan dampak air limbah dapat diklasifikasikan menjadi penyakit non
infektius dan infektius. Penyakit non infektius adalah penyaakit aakibat pencemaran limbah
industry yang mengandung logam-logam berat. Penyakit infektius adalah penyakit akibat
pencemaran limbah rumah tangga yang mengandung mikroorganisasi, seperti bakteri, virus, dan
parasit.
Pencegahan dan penanggulangan dampak air limbah terhadap kesehatan dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi jenis limbah, mengetahui dampaknya terhadap kesehatan, dan cara
pengolahannya. Pada saat ini, industry berkembang dengan pesat. Hal itu dapat menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan tersebut diakibatkan tidak
terkendalinya pembuangan limbah dan emisi gas dari kegiatan industry. Limbah dari kegiatan
industry dapat berupa limbah cair, gas, dan padat.
Pengelompokan Limbah
Limbah organik memiliki defenisi berbeda yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan tujuan
penggolongannya. Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik merupakan segala
limbah yang mengandung unsure karbon (C), sehingga meliputi limbah dari mahluk hidup
(misalnya kotoran hewan dan manusia, sisa makanan, dan sisa-sisa tumbuhan mati), kertas, plastic,
dan karet.
Namun, secara teknis sebagian besar orang mendefinisikan limbah organic sebagai limbah yang
hanya berasal dari mahluk hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk. Artinya, bahan-bahan organic
alami namun sulit membusuk/terurai, seperti kertas, dan bahan organic sintetik (buatan) yang juga
sulit membusuk/terurai, seperti plastik dan karet, tidak termasuk dalam limbah organic. Hal ini
berlaku terutama ketika orang memisahkan limbah padat (sampah) di tempat pembuangan sampah
untuk keperluan pengolahan limbah.
Limbah organic yang berasal dari mahluk hidup mudah membusuk karena pada mahluk hidup
terdapat unsure karbon (C) dalam bentuk gula (karbohidrat) yang rantai kimianya relative
sederhana sehingga dapat dijadikan sumber nutrisi bagi mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur.
Hasil pembusukan limbah organic oleh mikroorganisme sebagian besar adalah berupa gas metan
(CH4) yang juga dapat menimbulkan permasalahan lingkungan.
Berdasarkan pengertian secara kimiawi, limbah organik meliputi limbah-limbah yang tidak
mengandung unsur karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas, dan
aluminium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca, dan pupuk anorganik (misalnya
yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor). Limbah-limbah ini tidak memiliki unsur karbon
sehingga tidak dapat diurai oleh mikroorganisme.
Seperti halnya limbah organik, pengertian limbah organik yang sering diterapkan di lapangan
umumnya limbah anorganik dalam bentuk padat (sampah). Agak sedikit berbeda dengan pengertian
di atas secara teknis, limbah anorganik didefinisikan sebagai segala limbah yang tidak dapat atau
sulit terurai/busuk secara alami oleh mikroorganisme pengurai. Dalam hal ini, bahan organik seperti
plastic, kertas, dan karet juga dikelompokkan sebagai limbah anorganik. Bahan-bahan tersebut sulit
diurai oleh mikroorganisme sebab unsure karbonnya membentuk rantai kimia yang kompleks dan
panjang (polimer).
a) Limbah cair domestic (domestic wastewater) yaitu limbah cair hasil buangan dari rumahtangga,
bangunan perdagangan, perkantoran, dan sarana sejenis. Misalnya air deterjen sisa cucian, air
sabun, tinja
b) Limbah cair industry (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industry. Misalnya
air sisa cucian daging, buah, sayur dari industry pengolahan makanan dan sisa dari pewarnaan kain/
bahan dari industry tekstil
c) Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai
sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau
melalui luapan dari permukaan.
d) Air Hujan (strom water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan
tanah.
Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-bahan
organik yang mudah busuk
Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat anorganik atau organik
cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk, misalnya kertas,
plastic, kaca dan logam.
Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran.
Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang.
Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi berbagai
sampah yang tersebar di jalanan
· JENIS-JENIS LIMBAH
a) Limbah Organik
· Merupakan kelompok limbah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan & hewan. Lmbah
jenis ini dihasilkan oleh kegiatan manusia yang berupa pertanian, perikanan, peternakan, rumah
tangga dan industri. Limbah organik secara alami mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
· b) Limbah Anorganik
· Merupakan kelompok limbah yang tidak mudah hancur atau diuraikan oleh aktivitas
mikroorganisme. Sebagian dari limbah anorganik sama sekali tidak dapat diuraikan tetapi sebagian
lagi dapat diuraikan, tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama.
Sebelum menentukan metode pengolahan limbah, kita harus tau apa dasar
menentukan metode, seperti di bawah ini. Dasar penentuan metode 1)Hasil identifikasi limbah awal
sebelum pengolahan (sumber, jenis, sifat dan dampak pencemaran terhadap lingkungan) 2)Jumlah
limbah 3)Tujuan pengolahan limbah. (ekonomis / non ekonomis).
Yaitu : metode pengolahan limbah padat melalui proses pembakaran secara tertutup di dalam
insenerator yang terbuat dari plat baja di lapisi batu api dengan suhu pembakaran antara 800 -
1000 ( 0 celcius)
Yaitu: metode pengolahan limbah padat tanpa dikontrol melalui proses penumpukan sampah di
tempat terbuka. Biasanya di laksanakan di tempat pembuangan sementara ( TPS ). Selama proses
ini terjadi penguraian oleh mikroorganisme secara aerob sehingga menghasilkan bau.
3. Metode Sanitary Landfill
Yaitu : metode pengolahan limbah padat yang dikontrol melalui proses penumpukan sampah yang
di padatkan didalam galian tanah dan permukaannya di tutup / di timbun tanah.
4. Metode Recycle
Yaitu: Metode pengolahan limbah melalui proses daur ulang menjadi produk lain yang punya nilai
ekonomis. Contoh : memanfaatkan sampah plastik menjadi produk yang bernilai ekonomis.
5. Metode Pengomposan
Yaitu : Pengolahan sampah organik dalam suatu wadah terutup melalui proses penguraian senyawa
organik oleh populasi mikroorganisme dalam kondisi hangat, lembab dengan bantuan aktifator
untuk membantu mempercepat aktifitas penguraian mikroorganisme.
SUMBER GULA
Gula dihasilkan oleh tanaman yang berhijau daun dan digunakan untuk metabolisme dari
tanaman. Pada beberapa jenis tanaman, gulanya disimpan dalam akar, batang, bunga dan buah.
Gula itu bisa berbentuk sukrosa, glukosa atau fruktosa. Sumber gula antara lain dari tanaman :
1) Tebu (pada batang)
2) Kelapa (bunga kelapa)
3) Siwalan (pada tangkai bunga atau tangkai buahnya)
4) Sagu (penyadapan tangkai bunga)
5) Aren (penyadapan pada tangkai bunganya)
6) Kurma (diperoleh dari pangkal tajuk tanaman)
7) Bit gula (diperoleh dari umbinya)
8) Sorgum (diperoleh dari batangnya)
Ada 2 macam Gula:
a. Gula asli (natural)
• Bahan baku dari tumbuhan yang mengandung gula, misalnya : tebu (tanamannya)
b. Gula sintesis (gula pemanis = sweetener)
Gula ini bahan baku bukan dari tanaman yang mengandung gula (dari alam) bisa juga
dari tanaman.
gula jenis ini, kalorinya rendah.
Rasa manisnya tinggi, bisa 15 kali sampai 4000 kali lebih besar dari sukrosa.
NILAI KEMANISAN RELATIP DARI BEBERAPA JENIS GULA
Bahan Rumus (Molekul) Kimia Nilai Kemanisan
(Sukrosa = 100)
Sukrosa C12H22O11 100
Glukosa C6H12O6 74,5
Fruktosa C6H12O6 173
Galaktosa C6H12O6 32,1
Rhamnosa C6H12O6 32,5
Laktosa C12H22O11 16
Maltosa C12H22O11 60
Xylosa C5H10O5 40
Gula inversi Campuran Fruktosa + Glukosa 127 - 130
Rafinosa Camp. Fruktosa + Glukosa + 22,6
Galaktosa
NILAI KEMANISAN RELATIP DARI BEBERPA JENIS PEMANIS
Bahan Pemanis Nilai Kemanisan (Sukrosa = 1)
Sulphamate 15
Sucaryl 15 - 31
Saccharin 200
Steviosida 300
Alanin 714
Perillartine 2000
Aspartame 100 - 200
Miraculine 300
P - 4000 (perillartine 4000) 4000
Tebu ditebang, bila umur tanaman 12 - 14 bulan. Makin tua usia tanaman makin besar kadar
sukrosa dan makin kecil kadar glukosa dan fruktosanya. Nira yang baik, apabila kadar sukrosa
makin besar, dan kadar glukosa dan fruktosa makin rendah.
Menurut wujudnya gula ada 2 macam : - gula
cair, misalnya sirup
- gula padat
Gula padat ada 2 macam :
- gula batok (tak ada pembersihan pada nira) - gula
pasir (ada pembersihan pada nira)
Berikut ini akan kita bicarakan adalah proses pembuatan gula pasir yang bersala dari nira tebu
yang mengalami pembersihan.
2.2. Karakteristik Gula
Gula memiliki karakteristik seperti berikut :
1. Nama senyawa : Sukrosa
2. Rumus molekul :
3. Berat molekul : 342,3 g/mol
4. Bentuk : Padatan
5. Warna : Putih
6. Bau : Khas karamel
7. Densitas : 1,587 g/
8. Kelarutan, 25 : 2000 g/L air
2
9. Titik leleh, 1 atm : 186
1. Gula Tebu
Gula tebu kebanyakan dipasarkan dalam bentuk gula kristal curah. Pertama tama bahan
mentah dihancurkan dan diperas, sarinya dikumpulkan dan disaring, cairan yang terbentuk
kemudian ditambahkan bahan tambahan (biasanya menggunakan kalsium oksida) untuk
menghilangkan ketidakkemurnian, campuran tersebut kemudian
3
diputihkan dengan belerang dioksida. Campuran yang terbentuk kemudian dididihkan,
endapan dan sampah yang mengambang kemudian dapat dipisahkan. Setelah cukup murni,
cairan didinginkan dan dikristalkan (biasanya sambil diaduk) untuk memproduksi gula yang
dapat dituang ke cetakan. Sebuah mesin sentrifugal juga dapat digunakan pada proses
kristalisasi.
Gula batu adalah gula tebu yang tidak melalui tahap kristalisasi. Gula kotak/blok adalah
gula kristal lembut yang dipres dalam bentuk dadu. Gula mentah (raw sugar) adalah gula
kristal yang dibuat tanpa melalui proses pemutihan dengan belerang. Warnanya agak
kecoklatan karena masih mengandung molase.
2. Gula Bit
Setelah dicuci, bit kemudian di potong potong dan gulanya kemudian di ekstraksi dengan
air panas pada sebuah diffuse. Pemurnian kemudian ditangani dengan menambahkan larutan
kalsium oksida dan karbon dioksida. Setelah penyaringan campuran yang terbentuk lalu
dididihkan hingga kandungan air yang tersisa hanya tinggal 30% saja.
Gula kemudian diekstraksi dengan kristalisasi terkontrol. Kristal gula pertama tama
dipisahkan dengan mesin sentrifugal. Sentrifugasi dilakukan untuk memisahkan kristal gula
dengan molasses. Upaya agar sentrifugasi berlangsung secara optimal adalah dengan
pengaturan kecepatan putaran. Kecepatan putaran sangat mempengaruhi kekuatan mesin
tersebut dalam melepaskan lapisan molasses dari kristal gula. Kecepatan putaran sentrifugasi
dan cairan yang tersisa digunakan untuk tambahan pada proses kristalisasi selanjutnya.
Ampas yang tersisa (dimana sudah tidak bisa lagi diambil gula darinya) digunakan untuk
makanan ternak dan dengan itu terbentuklah gula putih yang kemudian disaring ke dalam
tingkat kualitas tertentu untuk kemudian dijual.
4
3. Gula Kastor (Castor Sugar)
Gula ini berwarna putih dan pilihan yang paling ideal untuk membuat cake, biskut, pastri,
roti dan lain-lain. Butir-butir gulanya lebih halus dari gula halus dan mudah cair apabila
dipukul bersama mentega atau telur. Apabila tidak terdapat gula ini , boleh gunakan gula
halus.
5
6. Sirup Emas (Golden Syrup)
Sirup emas bewarna keemasan dan rasanya seakan rasa gula hangus tetapi tidak sekuat
rasa gula hangus yang asli. Sirup ini adalah bahan sampingan dari pemprosesan gula. Sirup
emas selalu menjadi bahan penambah rasa untuk biskut, kue atau pencuci mulut.
Komposisi Kadar
Sukrosa 11-19%
Sabut 16-19%
Air 65-75%
12
2.3.2. Varietas Tebu yang Baik untuk Bahan Baku Gula
Varietas tebu sangat banyak jumlahnya, tetapi tidak semua unggul. Yang dimaksud
varietas unggul adalah varietas yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tingkat produktivitas gula yang tinggi. Produktivitas dapat diukur dari bobot atau
rendaman yang tinggi;
b. Tingkat produktivitas (daya produk) yang stabil;
c. Kemampuan yang tinggi untuk di kepras; dan
d. Teloransi yang tinggi terhadap hama dan penyakit.
Tanaman tebu yang termasuk genus Saccharim, mempunyai berbagai spesies antara lain
S.Officinarum, S.Spontaneum, S.Sinense, S. Barberi dan S. Robustum. Dalam
perkembangannya untuk keperluan industry ditemukan bermacam-macam varietas baru
yang terkenal dengan inisial POJ (Proefstation Oost Java), B (Barbados), H (Hawaii)
dan sebagainya.
Tanaman tebu dapat tumbuh hingga 3 meter di kawasan yang mendukung.
Syarat Tumbuh Tebu (Saccarum officinarum)Tebu termasuk jenis tanaman rumput yang
kokoh dan kuat. Tebu tumbuh di daerah dataran rendah yang kering. Iklim panas yang lembab
dengan suhu antara 25ºC-28ºC. Curah hujan kurang dari 100 mm/tahun. Tanah tidak terlalu
masam, pH diatas 6,4. Ketinggian kurang dari 500 m dplUmur tanaman sejak ditanam sampai
bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Batang tebu mengkonversi sinar matahari
dengan proses fotosintesa sehingga menjadi gula (sukrosa) selama pertumbuhan. Reaksi
utama pada proses fotosintesa tebu :
Reaksi:
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2
Monosakarida hasil reaksi di atas berupa D-glukosa dan fruktosa. Bertentangan dengan
sintesa secara kimia, kedua monosakarida di atas, secara biokimia membentuk disakarida,
yaitu sukrosa (sakarosa).
Bila tebu ditebang, kehidupan sel tebu makin lama makin lemah dan akhirnya fotosintesa
berhenti.
Ada beberapa metode pemanenan tebu, diantaranya adalah dengan cara dibakar terlebih
dahulu. Metode pembakaran tebu sebelum dipanen lazim digunakan pada lahan tebu yang
luas dengan motode tebangan mekanisasi.
Keuntungan dari membakar tebu sebelum ditebang adalah berkurangnya jumlah kotoran
seperti trash, daun dan klaras. Tetapi apabila setelah ditebang tebu tidak langsung digiling
dibawah 24 jam kadar dekstran nira perahan meningkat dan menimbulkan kerugian dalam
proses. Dengan semakin lama waktu tunda giling pada tebu yang dibakar dekstran akan lebih
cepat terbentuk. Dengan kehilangan sebanyak itu tentu hasil gula yang diperoleh akan
menurun sedangkan tetes yang dihasilkan oleh pabrik gula meningkat. Dekstran berakibat
negatif pada proses pembuatan gula. Kadar dekstran tinggi menyebabkan nira sukar dioleh
dan viskositas pada proses kristalisasi tinggi sehingga sukar untuk di kristalkan.
Proses pemurnian ini dapat dilakukan baik secara fisis maupun kimiawi. Secara fisis
dengan cara penyaringan sedangkan secara kimia melalui pemanasan, dan pemberian
bahan pengendap.
b. Sulfitasi
Bahan additive dalam proses ini adalah Ca(OH)2 dan gas SO2. Ke dalam nira,
mula-mula ditambahkan Ca(OH)2 berlebih yaitu sekitar 1% lebih banyak dari
berat kapur yang diperlukan (diperhitungkan).
Maksud penambahan Ca(OH)2 yang berlebih adalah untuk menetralkan asam-
asam yang terdapat dalam nira, dan membantu pengendapan.
Sisa Ca(OH)2 yang masih ada dinetralkan dengan jalan memasukkan gas SO2,
proses netralisai ini dilakukan pada suhu 70-800 C.
Reaksi yang terjadi pada proses ini:
Ca(OH)2(aq) + H2SO3(aq) CaSO3(s) + 2H2O(l)
Reaksi antara nira dan gas SO2 akan membentuk endapan CaSO3, yang berfungsi
untuk memperkuat endapan yang telah terjadi sehingga tidak mudah terpecah.
Gas SO2 selain berlaku sebagai zat penetral, juga bersifat sebagai zat penghilang
warna (bleaching agent). Dengan cara SO2 memperlambat reaksi antara asam
amino dan gula reduksi yang dapat mengakibatkan terbentuknya zat warna gelap.
Cara sulfitasi ini menghasilkan gula SHS (Superior Head Sugar) yang berwarna
putih.
c. Karbonatasi
Tahap akhir dari proses pemurnian nira dialirkan ke bejana pengendap (clarifier)
sehingga diperoleh nira jernih dan bagian yang terendapkan adalah nira kotor. Nira
jernih dialirkan ke proses selanjutnya (Penguapan), sedangkan nira kotor diolah
dengan rotary vacuum filter menghasilkan nira tapis dan blotong. Nira tapis
selanjutnya dikembalikan pada awal proses pemurnian nira sedangkan kotoran
(blotong) akan terkumpul sebagai limbah.
Nira dari bejana nomor 1 diuapkan dengan menggunakan penambahan uap. Uap bekas
ini terdapat dalam sisi ruang uap dan nira yang diuapkan terdapat dalam pipa-pipa nira
dari tombol uap. Kemudian uap bekas dialirkan ke dalam bejana nomor 2.
Selanjutnya nira kental yang berasal dari bejana nomor 1 ke bejana nomor 2. Dalam
bejana nomor 2 nira kental diuapkan dengan menggunakan uap nira dari bejana nomor
1. Kemudian nira kental dai bejana nomor 2 dialirkan ke bejana nomor 3 dan diuapkan
menggunakan uap nira dari bejana nomor 2. Demikian dan seterusnya, sampai pada
bejana terakhir merupakan nira kental yang berwarna gelap dengan kepekatan sekitar
60 brik. Nira kental ini diberi gas SO2 sebagai belancing dan siap dikristalkan.
Sedangkan uap yang dihasilkan dibuang ke kondensor sentral dengan perantara pompa
vakum.
2.4.4. Kristalisasi Nira Kental
Langkah pertama dari proses kristalisasi adalah menarik masakan (nira pekat) untuk
diuapkan sehingga mendekati kondisi jenuhnya. Dengan pemekatan secara terus
menerus, koefisien kejenuhannya akan meningkat. Pada keadaan lewat jenuh maka
akan terbentuk suatu pola kristal sukrosa.
Titik kristalisasi gula tebu terjadi pada 78-800 Brix. Karena itu hasil akhir penguapan
di dalam evaporator tidak boleh melebihi 780 Brix, agar tidak menimbulakn
kesukaran-kesukaran karena adanya kristal-kristal.
Langkah selanjutnya yaitu memasukkan bibit gula yang berupa kristal-kristal gula
halus kedalam pan masak kemudian melakukan proses pembesaran kristal. Pemasukan
bibit gula bertujuan agar pembentukan kristal gula bisa berlangsung serempak dan
homogen. Pada proses masak ini kondisi kristal harus dijaga jangan sampai larut
kembali ataupun terbentuk tidak beraturan.
Setelah diperkirakan proses masak cukup, selanjutnya larutan dialirkan ke palung
pendingin (receiver) untuk proses kristalisasi. Tujuan dari palung pendingin ialah
melanjutkan proses kristalisasi yang telah terbentuk dalam pan masak, dengan adanya
pendinginan di palung pendingin dapat menyebabkan penurunan suhu masakan dan
nilai kejenuhan naik sehingga dapat mendorong menempelnya sukrosa pada kristal
yang telah terbentuk. Untuk lebih menyempurnakan dalam proses kristalisasi maka
palung pendingin dilengkapi pengaduk agar dapat sirkulasi.
Tingkat masakan (kristalisasi) tergantung pada kemurnian nira kental. Apabila HK
nira kental > 85 % maka dapat dilakukan empat tingkat masakan (ABCD). Dan
apabila HK nira kental < 85 % dilakukan tiga tingkat masakan (ACD). Pada saat ini
dengan kondisi bahan baku yang rendah pabrik gula menggunakan sistem masakan
ACD, dengan masakan A sebagai produk utama.
Proses masak pada pabrik-pabrik di Jawa Timur umumnya dilakukan secara
bertingkat, yaitu: A, C dan D.
Masakan A
Proses masak tahap pertama dengan menggunakan bahan baku nira mentah
dinamakan masakan A. Bibit gula dalam proses masak A adalah gula hasil proses
masakan C, dengan ukuran kristal sekitar 0,4 mm. Kristal yang dihasilkan dari proses
masak ini disebut gula A dan sirupnya disebut sirup A. Gula A dicampur dengan air
atau klare dipisahkan dengan mesin sentrifugal menghasilkan gula putih dan larutan
klare. Gula putih selanjutnya dikeringkan dan dikemas sebagai gula produk.
Masakan C
Didalam sirup A masih terkandung banyak sukrosa yang belum jadi kristal. Sukrosa
tersebut kemudian diambil kembali melalui proses masak berbahan baku sirup A atau
biasa disebuit masakan C. Pada proses masakan C, bibit yang digunakan adalah gula
D dengan ukuran kristal sekitar 0,2 mm. Proses masak berlangsung sebagaimana
pada masakan A, namun karena kandungan sukrosa pada sirup A sudah menurun,
maka kristalisasi pada masak C butuh waktu lebih lama. Gula C diambil dengn cara
sentrifugasi, sedangkan sirupnya digunakan untuk bahan baku pada masak D.
Masakan D
Masakan D bisanya menggunakan bahan baku campuran sirop C dan sirup A. Proses
masak D berlangsung jauh lebih lama dibanding masak A, karena tingkat kemurnian
sukrosa bahan yang digunakan rendah. Khusus untuk masakan D, setelah turun dari
bejana masak dilanjutkan dengan kristalisasi lanjut dengan pendinginan di palung
pendingin sampai lebih dari 24 jam. Setelah dipisahkan di mesin sentrifugal, gula D
dilebur kembali dan dicampur dengan nira kental dan sirup D atau lebih dikenal
dengan tetes.
2.4.5. Pemisahan Kristal
Setelah masakan didinginkan proses selanjutnya adalah pemisahan. Proses ini
bertujuan Untuk memisahkan kristal gula dari cairannya(molasse), dalam proses ini
dapat dilakukan dengan cara pemutaran menggunakan puteran(centrifuge). Dalam
pemisahan ini, terlebih dahulu viskositas molasse dikurangi dengan memberikan air.
Kemudian dilakukan pemutaran dan kristal gula yang diperoleh dikeringkan.
Pada alat centrifuge ini terdapat saringan. Sistem kerja lat ini yaitu dengan
menggunakan gaya sentrifugal sehingga masakan diputar dan strop(Campuran larutan
dan kristal gula) akan tersaring dan kristal gula tertinggal dalam puteran. Pada proses
ini dihasilkan gula kristal dan tetes. Gula kristal didinginkan dan dikeringakan untuk
menurunkan kadar airnya. Tetes di transfer ke Tangki tetes untuk di jual.
Air yang dikandung kristal gula hasil sentrifugasi masih cukup tinggi, kira-kira 20% .
Gula yang mengandung air akan mudah rusak dibandingkan gula kering, untuk
menjaga agar tidak rusak selama penyimpanan, gula tersebut harus dikeringkan
terlebih dahulu. pengeringan dapat dilakukan dengan cara alami atau dengan memakai
udara panas kira-kira 800C.
Pengeringan gula secara alami dilakukan dengan melewatkan SHS pada talang
goyang yang panjang. Dengan melalui talang ini gula diharapkan dapat kering dan
dingin. Proses pengeringan dengan cara ini membutuhkan ruang yang lebih luas
dibandingkan cara pemanasan. Karena itu, pabrik-pabrik gula menggunakan cara
pemanasan. Cara ini bekerja atas dasar prinsip aliran berlawanan dengan aliran udara
panas.
Pada pemrosesan gula dari tebu menghasilkan limbah atau hasil samping, antara lain ampas,
blotong dan tetes. Ampas berasal dari tebu yang digiling dan digunakan sebagai bahan bakar
ketel uap. Blotong atau filter cake adalah endapan dari nira kotor yang di tapis di rotary
vacuum filter, sedangkan tetes merupakan sisa sirup terakhir dari masakan yang telah
dipisahkan gulanya melalui kristalisasi berulangkali sehingga tak mungkin lagi menghasilkan
kristal.
a. Limbah Bagasse (Ampas)
Satu diantara energi alternatif yang relatif murah ditinjau aspek produksinya dan relatif
ramah lingkungan adalah pengembangan bioetanol dari limbah-limbah pertanian
(biomassa) yang mengandung banyak lignocellulose seperti bagas (limbah padat
industri gula). Indonesia memiliki potensi limbah biomassa yang sangat melimpah
seperti bagas. Industri gula khususnya di luar jawa menghasilkan bagas yang cukup
melimpah.
Bagasse tebu (Saccharum officinarum L.) semula banyak dimanfaatkan oleh pabrik
kertas, namun karena tuntutan dari kualitas kertas dan sudah banyak tersedia bahan baku
kertas lain yang lebih berkualitas, sehingga pabrik kertas mulai jarang menggunakannya.
Limbah padat pabrik gula (PG) berpotensi besar sebagai sumber bahan organik yang
berguna untuk kesuburan tanah. Menurut Budiono (2008), ampas (bagasse) tebu
mengandung 52,67% kadar air; 55,89% C-organik; N-total 0,25%; 0,16% P2O5; dan
0,38% K2O.
Hasil pengomposan campuran blotong, ampas (bagasse) dan abu ketel diinkubasi dengan
bioaktivator mikroba selulolitik selama 1 dan 2 minggu, kemudian diaplikasikan ke
lahan tebu. Pemberian kompos 10 ton/ha mampu meningkatkan bobot tebu sebanyak
16,8 ton/ha.
Selama ini pemanfaatan blotong umumnya adalah sebagai pupuk organik, dibeberapa
pabrik gula daur ulang blotong menjadi pupuk yang kemudian digunakan untuk
produksi tebu di wilayah-wilayah tanam para petani tebu. Pada perkembangan
selanjutnya, upaya pemanfaatan blotong sebagai pengganti kayu bakar yaitu dalam
bentuk briket blotong. Untuk pembuatan briket blotong dipadatkan lalu dikeringkan.
Keuntungan menggunakan briket blotong adalah harganya yang lebih murah daripada
kayu bakar dan bahan bakar lain. Akan tetapi untuk membuat briket ini diperlukan
waktu cukup lama antara 4 sampai 7 hari pengeringan, selain itu juga tergantung dari
kondisi cuaca.
Blotong dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein. Kandungan protein dari nira
sekitar 0,5 % berat zat padat terlarut. Dari kandungan tersebut telah dicoba untuk
melakukan ekstraksi protein dari blotong dan ditemukan bahwa kandungan protein dari
blotong yang dipress sebesar 7,4 %. Protein hanya dapat diekstrak menggunakan zat
alkali yang kuat seperti sodium dodecyl sulfate. Kandungan dari protein yang dapat
diekstrak antara lain albumin 91,5 %; globulin 1 %; etanol terlarut 3 % dan protein
terlarut 4 %. Dengan demikian blotong dapat juga digunakan sebagai pakan ternak
dengan cara dikeringkan dan dipisahkan partikel tanah yang terdapat didalamnya. Untuk
menghindari kerusakan oleh jamur dan bakteri blotong yang dikeringkan harus langsung
digunakan dalam bentuk pellet.
13
waktu cukup lama antara 4 sampai 7 hari pengeringan, selain itu juga tergantung dari
kondisi cuaca.
Blotong dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein. Kandungan protein dari nira
sekitar 0,5 % berat zat padat terlarut. Dari kandungan tersebut telah dicoba untuk
melakukan ekstraksi protein dari blotong dan ditemukan bahwa kandungan protein dari
blotong yang dipress sebesar 7,4 %. Protein hanya dapat diekstrak menggunakan zat alkali
yang kuat seperti sodium dodecyl sulfate. Kandungan dari protein yang dapat diekstrak
antara lain albumin 91,5 %; globulin 1 %; etanol terlarut 3 % dan protein terlarut 4 %.
Dengan demikian blotong dapat juga digunakan sebagai pakan ternak dengan cara
dikeringkan dan dipisahkan partikel tanah yang terdapat didalamnya. Untuk menghindari
kerusakan oleh jamur dan bakteri blotong yang dikeringkan harus langsung digunakan
dalam bentuk pellet.
c. Limbah Tetes (Cair)
Tetes atau molasses merupakan produk sisa pada proses pembuatan gula. Tetes
diperoleh dari hasil pengkriatalan nira kental, dimana gula dalam sirop tersebut tidak dapat
dikristalkan lagi. Pada pemrosesan gula tetes yang dihasilkan sekitar 5 – 6 % tebu, sehingga
untuk pabrik dengan kapasitas 6000 ton tebu per hari menghasilkan tetes sekitar 300 ton
sampai 360 ton tetes per hari. Walaupun masih mengandung gula, tetes sangat tidak layak
untuk dikonsumsi karena mengandung kotoran-kotoran bukan gula yang membahayakan
kesehatan. Penggunaan tetes sebagian besar untuk industri fermentasi seperti alcohol,
pabrik MSG, pabrik pakan ternak dan lain-lain.
Penggunaan tetes sebagai pakan ternak sebagai sumber energi dan meningkatkan nafsu
makan, selain itu juga untuk meningkatkan kualitas bahan pakan dengan peningkatan daya
cernanya.
I. PRAKTIKUM GULA
GULA
PASIR
DILARUTKAN
Alkohol
telah digunakan sejak awal sejarah manusia. Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah
istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang
terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen atau
atom karbon lain. Alkohol sering disebut etanol yang juga disebut grain alcohol; dan kadang
untuk minumanyang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang
digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan methanol atau grup alkohol lainnya.
Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol yang dimaksudkan
adalah etanol.
Di era modern saat ini, alkohol telah beredar luas di masyarakat dan dapat di peroleh dengan
mudah. Alkohol mempunyai banyak manfaat dan digunakan secara luas dalam industri dan sains
sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan bakar. Namun alkohol juga mempunyai dampak yang buruk
jika salah digunakan terutama bagi kesehatan tubuh manusia. Tidak heran hal ini sering dibahas
oleh pakar-pakar kesehatan karena banyaknya produk alkohol yang beredar luas di masyarakat
sebagai bahan konsumsi tubuh yang sangat merugikan.
Selain itu, ada juga alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat
sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk
mencegah penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi.
denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal
dengan nama spirtus.
A. Pengertian Alkohol
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau
cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan
alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol
membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik
alifatis maupun siklik. Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya.
Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit
larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala
perbandingan (Brady, 1999).
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada rantai
karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol primer, alkohol sekunder dan
alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus –OH nya terletak pada C primer yang
terikat langsung pada satu atom karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7O). Alkohol
sekunder yaitu alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom Csekunder yang terikat pada dua
atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH nya terletak pada atom C tersier
yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain (Fessenden, 1997).
Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen.
Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat molekul
menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon.
Akibatnya alkohol dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol
berbobot molekul tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada temperatur yang cukup tinggi.
Sebagai suatu kelompok senyawa, fenol memiliki titik didih dan kelarutan yang sangat bervariasi,
tergantung pada sifat subtituen yang menempel pada cincin benzena (Petrucci, 1987).
Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat. Alkohol
sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan pada alkohol tersier menolak oksidasi
dengan larutan basa, dalam larutan asam, alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang
kemudian dioksidasi (Fessenden, 1997).
Pada umumnya etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut,
atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini
merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern.
Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai
tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empirisC2H6O. Ia merupakan isomer
konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan
singkatan dari gugus etil(C2H5). Alkohol juga memacu tumbuhnya bakteri pengoksidasi alkohol
yaitu yang mengubah alkohol menjadi asam asetat dan menyebakan rasa masam pada tape yang
dihasilkan.
Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3.
Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH'. Ada tiga jenis utama alkohol primer, sekunder,
dan tersier. Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Masing-
masing kelompok alkohol ini juga memiliki beberapa perbedaan kimiawi.
1. Alkohol Primer
Pada alkohol primer (1°), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya terikat pada satu gugus
alkil.
2. Alkohol sekunder
Pada alkohol sekunder (2°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung
dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda.
3. Alkohol tersier
Pada alkohol tersier (3°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung
dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama atau berbeda.
C. Sifat-Sifat Alkohol
1. Metanol
Alkohol jenis ini mempunyai struktur paling sederhana, tetapi paling toksik pada manusia
dibanding dengan jenis alkohol lainnya. Metanol secara luas digunakan pada industri (metanol
diubah menjadi formaldehid atau digunakan untuk mensintesa bahan kimia lain), rumah tangga,
pelarut cat, anti beku dan sebagai bahan bakar.
Tidak seperti alkohol pada minuman, metanol tetap beracun meskipun dalam jumlah kecil.
Gejala keracunan metanol adalah kebutaan karena metanol menyerang syaraf penglihatan juga
dapat berakibat kematian.
2. Etanol
Ethanol dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan dengan kandungan hidrokarbon tinggi ethanol
(disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut
dalam dunia farmasi dan industri makanandan minuman. Etanol tidak berwarna dan tidak berasa
tapi memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum bila dalam minuman
beralkohol atau arak, selain digunakan di dalam arak, etanol juga digunakan sebagai bahan api bagi
menggantikan gasolin , Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah
C2H5OH atau rumus empiris C2H6O.
3. Spiritus
Spiritus merupakan salah satu jenis alkohol yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari sebagai bahan bakar lampu spiritus (pembakar spiritus) dan untuk menyalakan lampu
petromak. Di laboratorium pembakar spiritus digunakan untuk uji nyala. Pembakar spiritus juga
digunakan untuk proses sterilisasi di laboratorium mikrobiologi. Spiritus bersifat racun, karena
adanya kandungan metanol didalamnya. Bahan utama spiritus adalah etanol dan bahan tambahan
terdiri dari metanol, benzena dan piridin.
4. Glikol
Alkohol dihidrat sering disebut glikol. Yang paling penting dari jenis ini adalah etilen glikol.
Nama IUPAC dari etilen glikol adalah1,2-etanadiol. Senyawa ini merupakan bahan utama pada
campuran antibeku permanen untuk radiator kendaraan bermotor. Etilen glikol adalah cairan yang
manis, tak berwarna dan agak lengket. Karena keberadaan dua gugus hidroksil, maka ikatan
intermolekul hidrogen menjadi lebih besar. Oleh sebab itu etilen glikol mempunyai titik didih yang
tinggi (1980C) dan tidak menguap jika dipakai sebagai anti beku. Etilen gikol juga mudah
bercampur dengan air. Suatu larutan 60% etilen glikol dalam air tidak membeku sampai suhunya
turun hingga -490C.
5. Gliserol
Gliserol juga disebut gliserin, merupakan salah satu senyawa alkohol trihidrat. Gliserol
berbentuk cairan manis seperti sirup. karena tidak beracun, gliserol merupakan hasil dari hidrolisa
lemak dan minyak Gliserol digunakan secara luas dalam bidang industri meliputi :
· Pembuatan lotion tangan dan kosmetik.
· Bahan tambahan dalam tinta.
· Penganti pencahar gliserol.
· Bahan pemanis dan pelarut pada obat-obatan.
· Pelumas.
· Bahan dasar dalam produksi plasik, pelapis permukaan dan fiber sintetik.
1. Metanol
Proses yang terpenting untuk pembuatan metanol adalah mereaksikan karbon monoksida
dengan hidrogen dengan katalis khusus.
2. Etanol
Pada awal pembuatan, etanol dihasilkan dari fermentasi sari buah-buahan dibawah pengaruh
yeast. Reksi tersebut saat ini diketahui melibatkan enzim bertindak dalam mengkatalis perubahan
gula menjai etanol dan CO2. nama enzim tersebut adalah zymase.
Proses ini, etanol yang dihasilkan sekitar 12% dan untuk hasil yang murni dilakukan
penyulingan. Proses fermentasi menghasilkan etanol tidak bisa memenuhi kebutuhan yang ada di
dunia, maka dilakukan proses pembuatan etanol secara industri dengan hidrasi etena.
Pembuatan etanol ini melibatkan etena dengan asam sulfat 98% untuk membentuk hasil
antara etilhidrogen sulfat, yang kemudian bereaksi dengan air pada tahap kedua untuk
menghasilkan alkohol. Distilasi etanol dari larutannya dalam air selalu menghasilkan campuran
yang mengandung etanol paling banyak 95%. Etanol murni yang biasa disebut alkohol mutlak
dapat dibuat dengan beberapa cara, salah satunya pencampuran larutan etanol 95% dengan kapur
tohor (CaO) yang bereaksi dengan air membentuk Ca(OH)2.
B. Tanaman Untuk Membuat Alkohol
Berikut beberapa tanaman yang digunakan untuk membuat alkohol.
a. Monkey Puzzle Tree (Araucaria araucana)
Arzucaria araucana atau disebut Monkey Puzzle Tree adalah tanaman asli Chile dan Argentina.
Pohon ini diperkirakan telah hidup sejak 180 juta tahun yang lalu. Pohon in menghasilkan sepertiu
almond yang biasa direbus dan difermentasi oleh penduduk asli untuk membuat minuman yang
mengandung alkohol.
b. b. Wortel Putih
Wortel putih atau disebut juga Parsnip biasa digunakan untuk membuat wine oleh masyarakat
Inggris. Wortel putih ini biasanya direbus dan dicampur dengan gula dan air, kemudian
difermentasikan dengan jamur liar. Minuman beralkohol dari wortel putih ini biasanya dibuat di
rumah dan tidak diperjual belikan
c. c. Jambu Monyet
Karena phon jambu monyet termasuk dalam keluarga poison ivydan poison oak, maka semua
bagian pohon ini bisa menyebabkan gatal-gatal, kecuali buahnya. Buah ini berasal dari Brazil,
namun juga tumbuh di India dan Asia Tenggara. Di India, jambu monyet dihancurkan,
difermentasi, kemudian dijadikan minuman beralkohol yang disebut feni
d. d. Sorgum
Sorgum adalah kerabat dekat gandum dan malt yang biasa dikonsumsi oleh orang Afrika.
Meski biasa digunakan untuk membuat roti dan makanan, sorgum juga bisa direbus dan
difermentasikan untuk dijadikan minuman beralkohol. Minuman beralkohol di China yang bernama
mao-tai juga dibuat dari Sorgum.
e. e. Spuce Tree
Spuce Tree adalah salah satu pohon dari genus Picea yang sekerabat dengan phon cemara dan
pinus. Merebus daun spruce dalam air dan teh, kemudian mencampurkannya dengan gandum untuk
difermentasikan. Sebab tanaman ini bisa membuat minuman beralkohol. Minuman spuce baik
untuk kesehatan ketika tak ada makanan yang bisa dikonsumsi.
f. f. Pisang
Petani di Uganda menanam dua macam pisang, yaitu untuk dimasak dan pisang yang akan
digunakan untuk membuat bir. Minuman bir yang terbuat dari pisang merupakan minuman hasil
buatan rumah yang dibuat dengan menghancurkan pisang mentah lengkap dengan kulitnya,
kemudian menyadap airnya. Setelah didapat, jus pisang tersebut difermentasikan hingga dua hari
sebelum siap untuk dijadikan minuman.
g. g. Lidah buaya
Lidah buaya terasa pahit jika dimasukkan dalam minuman. Rasa pahit tersebut merupakan hasil zat
di dalamnya yang bernama aloin. Zataloin ini membuat lidah buaya tak nikmat dikonsumsi, namun
justru digunakan untuk membuat minuman beralkohol. Pembuat minuman dan bir biasa
menggunakan zat dalam lidah buaya ini sebagai penambah rasa dalam minuman mereka
h. h. Sundew
Sundew adalah salah satu tanaman pemakan serangga. Di dalam perangkapnya, sundew
memiliki nektar yang manis dan lengket. Inilah yang digunakan untuk membuat minuman.
Biasanya minuman dibuat menggunakan nektar serta serangga yang terjebak didalamnya. Bahan
ini kemudian direbus bersama rempah-rempah dan tanaman herbal untuk dijadikan minuman
beralkohol.
MANFAAT DAN BAHAYA ALKOHOL
A. Manfaat alkohol
Beberapa kegunaan yang lebih penting dari beberapa alkohol sederhana seperti etanol dan
metanol.
1. Kegunaan etanol
· Minuman
"Alkohol" yang terdapat dalam minuman beralkohol adalah etanol. Campuran etanol dengan
metanol digunakan sebagai bahan bakar yang biasa dikenal dengan nama Spirtus.
· Spirit (minuman keras) bermetil yang diproduksi dalam skala industri yang sebenarnya
merupakan sebuah etanol yang telah ditambahkan sedikit metanol dan kemungkinan beberapa zat
warna. Metanol beracun, sehingga spirit bermetil dalam skala industri tidak cocok untuk diminum.
· Sebagai pelarut
Etanol banyak digunakan sebagai sebuah pelarut. Etanol relatif aman, dan bisa digunakan untuk
melarutkan berbagai senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air. Sebagai contoh, etanol
digunakan pada berbagai parfum dan kosmetik.
2. Kegunaan methanol
· Sebagai bahan bakar
Metanol jika dibakar akan menghasilkan karbon dioksida dan air. Metanol bisa digunakan
sebagai sebuah aditif petrol untuk meningkatkan pembakaran, atau kegunaannya sebagai sebuah
bahan bakar independen (sekarang sementara diteliti).
· Sebagai sebuah stok industri
Kebanyakan metanol digunakan untuk membuat senyawa-senyawa lain seperti metanal
(formaldehida), asam etanoat, dan metil ester dari berbagai asam. Kebanyakan dari senyawa-
senyawa selanjutnya diubah menjadi produk.
B. Bahaya alkohol
Pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa faktor yaitu:
· Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi.
· Usia, berat badan, dan jenis kelamin.
· Makanan yang ada di dalam lambung.
· Pengalaman seseorang minum minuman beralkohol.
· Situasi dimana orang minum minuman beralkohol.
Monosodium Glutamat (MSG) adalah kristal putih yang biasanya dibuat sebagai pelengkap
bumbu masak yang mempunyai cita rasa yang kuat. Monosodium Glutamat (MSG), merupakan
turunan kimia L-Glutamic acid monosodium salt, yang jika di-Indonesia-kan menjadi garam
natrium dari asam glutamate (natrium glutamate atau sodium glutamate). Sodium itu nama lain dari
Natrium. Sedangkan ikatan aslinya adalah asam glutamat atau glutamic acid yang mampu mengikat
dua ion positif. Karena unsur Na hanya memiliki satu valensi, maka masih ada satu unsur asam.
Karena yang diikat baru satu, maka disebut mono, artinya satu. Satu sodium asam glutamat alias
monosodium glutamat disingkat menjadi MSG. Dan rumus kimianya: C5H8NNaO4. Rumus
struktur dari Monosodium Glutamat menurut Winarno (1989) sebagai berikut :
Dari struktur ini terlihat bahwa MSG memiliki satu karbon asimetrik yaitu karbon empat
dari kiri. Karbon tersebut terikat oleh 4 gugus yang saling berbeda sehingga merupakan bentuk
isomer yang aktif. Bentuk garam yang terikat pada karbon empat dari kiri ini memiliki kekutan
membangkitkan atau mempertegas cita rasa dari daging, ikan atau jenis makanan lainnya.
Pada zaman dahulu di Cina senyawa Monosodium Glutamat diproduksi dari rumput laut.
Sekarang senyawa MSG dibuat dan diproduksi dengan menggunakan bahan mentah gluten dari
gandum, jagung, kedelai dan hasil samping dari pembuatan gula bit atau molase (tetes) gula tebu.
Selain itu juga dibuat dari hasil fermentasi karbohidrat. Tetapi secara komersil MSG diproduksi
dari gluten gandum hasil samping gula bit atau molasses (tetes). Di Indonesia MSG lebih banyak
dibuat dari molases (tetes).
Glutamat biasanya terdapat dalam zat asam amino yang terdapat dalam protein dalam tubuh
kita dan pada makanan yang kita makan. MSG yang dibutuhkan dalam makanan adalah sama
halnya dengan glutamate alami yang terdapat dalam bahan makanan. Glutamate “alami” dan
bumbu masakan tidak dapat dibedakan oleh analisa kimia. Sebagai glutamate, mereka selalu ada di
setiap makanan. Secara alamiah glutamate terdapat dalam bahan makanan seperti tomat, jamur,
kobis, keju, ikan laut, daging dan bahkan air susu ibu (yang kadarnya 20 kali lebih tinggi dari susu
sapi).
Versi monosodium pada hakikatnya merupakan bentuk glutamat dengan konsentrasi paling
tinggi dan mudah ditangani. Indera pengecap kita bekerja melalui beberapa reaksi kimia dan
fisiologis yang rumit sekali. Bagaimana tepatnya glutamat beraksi sulit dijabarkan. Akan tetapi ada
beberapa gagasan yang dianggap dapat diterima.
Orang sudah tahu bahwa molekul-molekul dengan citarasa tertentu melekat ke reseptor
dalam sistem pengecap kita dengan lama yang berbeda-beda sebelum terlepas kembali. Maka salah
satu kemungkinan dalam hal ini adalah glutamat berfungsi memastikan agar molekul-molekul
tertentu bisa melekat lebih lama, dan karena itu memberi rasa lebih kuat. Begitu pula, tidak
mustahil glutamat mempunyai seperangkat reseptor mereka sendiri, terpisah dari resptor- reseptor
untuk empat kelompok rasa yang sudah kita kenal yaitu manis, asam, asin dan pahit. Yang
menjadikan lebih rumit, ternyata hanya beberapa zat selain glutamat memiliki kemampuan
„meningkatkan citarasa.
Bentuk Kristal
Struktur molekul
Gambar 2. Molase
2. Sukrosa
Sukrosa memiliki peran penting dalam fermentasi karena merupakan sumber karbon
utama yang digunakan sebagai substrat oleh bakteri. Kandungannya 38% dan batas
minimalnya 30%. Jika kurang dari 30% akan menyebabkan sumber substrat yang akan
digunakan tidak sesuai sehingga pertumbuhan bakteri tidak maksimal.
3. Fruktosa dan Glukosa
Fruktosa dan glukosa juga digunakan oleh bakteri sebagai substrat dalam proses
fermentasi. Kadar glukosa 6% dan fruktosa 7%.
Berdasarkan data tersebut, maka pada umumnya proses pembuatan MSG ini digunakan
mikroorganisme Micrococcus glutamicus, karena dengan menggunakan mikroba ini waktu
fermentasi dapat berlangsung lebih singkat.
2. Pembiakan Mikroba
Pada tahap ini dilakukan pembibitan atau pembiakan bakteri asam
glutamat. Tahapan proses yang dilakukan antara lain :
Persiapan peralatan
Inokulasi bakteri pada media agar padat
Inokulasi bakteri pada media agar cair
3. Pertumbuhan Mikroba
Proses pertumbuhan mikroba dilakukan di tangki seeding. Di tangki ini bakteri
dikembangbiakkan dengan baik sekaligus penyesuaian bakteri dengan keadaan sebenarnya di
fermentor.
Proses yang pertama kali dilakukan adalah sterilisasi tangki fermentor yang disebut dengan
sterilisasi kosong. Kemudian tetes feeding (molasses) dan bahan lainnya dimasukkan ke dalam
tangki. Kemudian dilakukan sterilisasi media pada suhu 1200C, setelah itu dilakukan cooling atau
pendinginan sampai mencapai suhu 320C. Proses cooling dilakukan dengan menggunakan Chiller
pada suhu < 200C.
Setelah suhu cooling tercapai, dilakukan inokulasi bakteri asam glutamat yang berada dalam
media cair sampai terjadi proses pertumbuhan bakteri. Setelah bakteri itu tumbuh (koloni bakteri)
kemudian bakteri tersebut diambil untuk digunakan sebagai agen biologi pada proses fermentasi
pembuatan MSG.
4. Proses Fermentasi
Pada proses fermentasi pembuatan MSG ini fermentor harus disterilisasi terlebih dahulu.
Pada tahap ini tidak diperlukan sterilisasi media, karena media telah dilewatkan pada heat
exchanger terlebih dahulu sebelum masuk ke fermentor. Setelah media masuk, inokulum dari
tangki seeding dimasukkan ke dalam fermentor dan dilakukan penambahan NH3 sebagai control pH
agar pH tetap netral.
Pada tahap ini juga dilakukan aerasi, yaitu dengan mengalirkan oksigen ke dalam
fermentor. Hal ini disebabkan bakteri asam glutamat yang digunakan bersifat aerob.
Proses fermentasi ini berlangsung selama kurang lebih 30 jam pada suhu 32 0C dan pH 7,3. Hasil
yang diperoleh dari proses fermentasi adalah cairan Original Broth Glutamic Acid (OBGA) atau
asam glutamat. Reaksi yang terjadi pada proses fermentasi ini yaitu :
Micrococcus glutamicus
C6H12O6 + NH3 + 3/2 O2 C5H9NO4 + CO2 + 3H2O
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses fermentasi asam glutamat adalah proses pendinginan
yang digunakan, jumlah oksigen terlarut, ukuran dan kontrol pH dengan menggunakan amoniak.
Bahan Pembantu
Selain tetes tebu, bahan pembantu juga sangat penting dalam proses produksi MSG antara
lain sebagai berikut ini:
1.Asam sulfat (H2SO4)
Asam sulfat digunakan untuk proses pemisahan kadar kalsium dari tetes tebu dan juga
digunakan pada proses kristalisasi pertama untuk menurunkan pH larutan dari cairan hasil
fermentasi (broth). Asam sulfat ditampung dalam tangki penampungan yang terbuat dari carbon
steel.
2. Natrium Hidroksida (NaOH)
NaOH 20% digunakan menetralkan asam glutamat pada proses pencucucian atau netralisasi
sehingga dapat terbentuk monosodium glutamat (MSG). Larutan asam glutamat yang masih
memiliki pH 3 dinetralkan dengan larutan NaOH 20% hingga mencapai pH sekitar 6,7 – 7,2 dalam
tangki netralisasi.
3. Amoniak (NH3)
Amoniak digunakan sebagai sumber nitrogen bagi Brevibacterium lactofermentum pada proses
fermentasi. Amoniak yang di simpan dalam carbon steel diatur secara otamatis selama fermentasi.
4. Karbon Aktif (AC = Active Carbon)
Karbon aktif digunakan pada proses dekolorisasi yaitu penyerapan warna coklat kehitaman dari
MSG cair. Karbon aktif berbentuk serbuk yang penggunaanya langsung dicampurkan pada MSG
cair yang masih berwarna coklat.
5. Anti Buih ( Defoamer )
Adanya buih selama proses fermentasi akibat agitasi dan aerasi akan menyebabkan autolisis dan
mengurangi jumlah sel bakteri, serta menaikan beban agitasi. Anti buih (AZ) yang digunakan
memiliki pH relatif rendah yaitu ± 3,3.
6. Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral yang ditambahkan pada medium fermentasi antara lain biotin, vitamin B1,
KH2PO4, MnSO4, dan FeSO4.
7. Tepung Tapioka
Tapioka ditambahkan dalam tetes dengan melalui proses sakarifikasi terlebih dahulu apabila kadar
glukosa tetes tebu terlalu rendah.
8. Enzim
Enzim digunakan untuk proses sakarifikasi tapioka. Enzim yang digunakan adalah α-amilase dan
glukoamilase.
9. Raw Sugar
Raw sugar digunakan sebagai sumber karbon untuk pertumbuhan bakteri Brevibacterium
lactofermentum , tetapi penggunaanya biasanya relatif sedikit karena raw sugar ini digunakan
hanya untuk menambah kadar glukosa atau jika bahan baku tetes berada dalam jumlah yang kurang.
10. Aronvis
Aronvis merupakan suatu zat yang berfungsi sebagai koagulan pada proses sedimentasi kalsium
yang merupakan hasil samping pada proses dekalsifikasi.
11. Beet Molases
Beet Molases ini sebenarnya juga mempunyai fungsi yang sama seperti Cane Molase ( tetes ) yaitu
sebagai sumber karbon untuk pertumbuhan bakteri Brevibacterium lactofermentum, dan
penggunaannya pun juga hanya relatif sedikit. Hal ini karena kualitas dari Beet Molases lebih baik
daripada Cane Molases dimana kadar glukosa yang terkandung dalam Beet Molases lebih tinggi.
Selain itu harga beli dari Beet Molases ini juga lebih mahal karena jenis ini hanya dapat ditemukan
di negara empat musim.
12. Urea
Urea merupakan bahan substituen ( bahan pengganti ) dari NH3, tetapi penggunaannya terbatas,
yaitu berfungsi sebagai pengatur pH pada proses fermentasi dan sebagai sumber Nitrogen.
13. Air
Ada beberapa jenis air yang digunakan dalam industri pembuatan MSG, antara lain :
Pure Water (PW) : merupakan air murni (H2O)
Industrial Water (IW) : Merupakan H2O yang mengandung mineral. untuk MCK
Mix Water (MW) : Terdiri dari 80% PW dan 20% IW. Air proses pembuatan MSG.
Chilled Water (CW) : Dua dua macam suhu 10oC dan 15oC. Air MW yang didinginkan.
Cooling Tower Water (CTW) : Berasal dari air MW yang suhunya dikontrol ≤ 30oC.
River Water (RW) : Air yang masih banyak mengandung kontaminan dan mineral.