Disusun Oleh:
dr. Retno Tharra
Pendamping:
dr. Dian Wahyu Rofita
dr. Hendri Suryono
Narasumber:
dr. Bujang Susanto, SpB
Disusun oleh:
dr. Retno Tharra
Pendamping :
Dr. Dian Wahyu Rofita
Dr. Hendri Suryono
Narasumber:
Dr. Bujang Susanto, SpB
Telah diterima sebagai syarat untuk mengikuti program dokter internship periode 9
November 2017 – 9 November 2018 di RS Pertamina Prabumulih.
Prabumulih, 2018
Pembimbing, Pembimbing,
Hasil Pembelajaran :
1. Mampu mendiagnosis penyakit benign prostatichyperplasia
2. Mampu memberikan penatalaksanaan awalpenyakit benign prostatic hyperplasia dengan
benar sesuai dengan kompetensi dokterumum
3. Mampu memberikan edukasi kepada pasien dankeluarganyamengenai benignprostatic
Hyperplasia
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif :
Keluhan Utama
Sejak + 4 hari SMRS os mengeluh kesulitan untuk buang air kecil. BAK menetes
sedikit-sedikit. Rasa tidak lampias (+) Nyeri saat BAK (+). BAK darah (-). Riwayat BAK
keluar pasir (-). Berbatu (-). Sudah sejak 1 tahun ini os merasakan tidak lampias saat BAK. Os
harus mengejan sebelum kencing. Os sering terbangun dimalam hari untuk BAK. Os merasa
tidak dapat menahan BAK, namun saat keluar pancaran air kencing lemah. Demam(-
). Mual (-). Muntah (-) Berat badan menurun (-). Nafsu makan menurun (-). Trauma (-). BAB
tidak ada keluhan.
Sejak + 3 jam SMRS os mengeluh BAK tidak keluar dan nyeri perut bagian bawah. Mual(-
), muntah (-). Os masih dapat berkomunikasi dengan baik. Kemudian os dibawa ke IGD
Rumah Sakit Siti Aisyah Lubuk Linggau
Riwayat Pengobatan
Os mengkonsumsi obat penurun tekanan darah selama 1 tahun ini, os tidak tau nama
obatnya
Riwayat Kesehatan/Penyakit
Riwayat darah tinggi ada
Riwayat sakit jantungdisangkal
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat trauma di perut disangkal.
Riwayat Keluarga
Keluarga os tidak memiliki riwayat penyakit serupa
Riwayat Pekerjaan
Os merupakan seorang petani
2. Objektif :
PemeriksaanFisik
Status generalis
Kesadaran : compos mentis
Keadaanumum : tampak sakit sedang
Tinggibadan : 154 cm
Beratbadan : 48 kg
Keadaan gizi : normoweight
Tekanandarah : 120/90mmHg
Frekuensinadi : 80 x/ menit, reguler, isicukup.
Frekuensinafas : 20 x/menit, torakoabdominal, kedalamancukup
Suhu : 36,8oC
Kepala : CA (-/-) SI (-/-) Pupil isokor, diameter 3 mm, RC (+/+)
Leher : KGB tidakteraba
Thoraks
Inspeksi : gerakan dada simetris
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara napas vesikuler (+) normal, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
bunyi jantung S1-S2 (+) reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi :datar
Palpasi : lemas, bulgig (+). NT simpisis pubis (+). Nyeri Ketok CVA (-/-)
Perkusi : timpani, shifting dullness(-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat, edema –/–, CRT <2
USG:
3. Assessment:
Benign Prostat Hiperplasia merupakan penyakit yang terjadi akhibat hiperplasia dan
hipertropi stroma fibromuskuler dan elemen kelenjar pada zona transisi prostat. Biasa mengenai
pria pada usia 60-69 tahun. Dan insidensi penyakit ini meningkat setara peningkatan usia.
Manifestasi gejala dari BPH berupa LUTS (lower urinary tractsymptoms) yang dibagi
menjadi gejala obstruktif dan gejala iritatif. Gejala obstruktif berupa hessistancy, pancaran urine
lemah, rasa tidak lampias, terminal dribbling, dan intermitency. Sedangkan gejala iritatif berupa
frequency, urgency, diuria, dan nokturia.
Pemeriksaan fisik yang didapat dilakukan dengan melakukan colok dubur (RT). Pada
pemeriksaan ini akan didapatkan apakah memang ada pembesaran kelenjar prostat atau tidak,
Nyeri tekan prostat, konsistensi dan bentuk dari kelenjar itu sendiri. Pemeriksaan penunjang bisa
dilakukan berupa urinalisa, pemeriksaan PSA dan USGTUG.
4. Plan :
Diagnosis :
Retensio Urine ec susp. BPH
Rencana Pemeriksaan :
Pemeriksaan Rontgen Thoraks
Pemeriksaan EKG
Pengobatan :
IVFD RL gtt20x/m
Inj. Ceftriaxone 2x1 gram (IV)
Inj. Ketorolac 1amp/24 jam
Pasang kateterurine
Rencana prostatektomi
Pengobatan tunggal yang terbaik pada retensio urine adalah dengan jalan membuang
penyebabnya. Pada pasien ini karena retensio disebabkan adanya hipertropi dari kelenjar
prostat sehingga menghambat pengeluaran urine, maka tatalaksana yang diberikan dengan
prostatektomi. Pasien biasanya telah dipersiapkan dengan puasa antara 6-8 jam sebelum
operasi dan dilakukan pemasangan cairan infus agar tidak terjadi dehidrasi. Pemberian obat-
obatan antinyeri sebaiknya diberikan secara parenteral.
Tatalaksana yang dapat kita lakukan yaitu dengan pemasangan kateter urine, sehingga
urine dapat keluar baru kemudia dicari penyebab retensio urine tersebut. Sedangkan
pengobatan medikamentosa dapatberupa:
Pendidikan:
Penyakit yang diderita diakibatkan oleh proses penuaan. Terjadi pembesaran dari kelenjar
prostat yang meyebabkan gejala-gejala BAK tidak lancar dan harus menunggu lama untuk
mulai BAK. BPH juga dapat menimbulkan komplikasi pada saluran kencing, misalnya infeksi,
batu akibat BAK yang sering tertahan. Tindakan pemasangan kateter urin yang di lakukan
pada pasien hanya bersifat sementara, mengurangi keluhan pasien. Terapi definitive pada
pasien sebaiknya adalah dengan pembedahan. Pasien sebaiknya berkonsultasi ke dokter
spesialis bedah / bedah urologi untuk penyakitnya ini.
Konsultasi :
Perlunya konsultasi dengan spesialis Bedah dalam menatalaksana BPH. Perlu juga
konsultasi dengan Gizi Medik mengenai asupan nutrisi yang baik untuk pasca-operasi.