Anda di halaman 1dari 9

DEPARTEMENTALISASI

Departementalisasi merupakan proses penentuan bagian-bagian dalam


organisasi yang akan bertanggung jawab dalam melakukan bermacam jenis pekerjaan yang
telah dikategorikan berdasarkan faktor-faktor tertentu. Dalam mendesain organisasi,
khususnya dalam proses departementalisasi ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan
oleh organisasi, yaitu
pendekanberdasarkan fungsional,berdasarkan produk, berdasarkan Pelanggan, berdasarkan ge
ografis, dan berdasarkan matriks.

1. Pendekatan Fungsional

Berdarsarkan fungsi – fungsinya departementalisasi dilakukan berdasarkan


mengelompokan fungsi- fungsi tersebut ke dalam satu bagian yang sama yang mesti
dijalankan dalam sebuah organisasi. Seorang manajer manufaktur bisa saja mengorganisasi
sebuah pabrik dengan cara memisahkan para ahli teknik, akuntansi, manufaktur, personalia,
dan persediaan ke dalam berbagai departemen yang lazim dikenal. Hanya saja, fungsi
tersebut dapat berubah guna mencerminkan tujuan dan aktivitas organisasi. Keuntungan dari
pengelompokan ini adalah didapatkannya efisiensi dari disatukanya para spesialisasi yang
sama.

Seperti yang ditunjukkan oleh garis terputus-putus dalam Gambar di atas, setiap bagian
dalam struktur organisasi dibentuk untuk menjalankan berbagai fungsi yang terkait dengan
kegiatan bisnis perusahaan PT ABC. Bagian Keuangan, Produksi, Pemasaran, dan SDM
memiliki fungsi yang khas dalam setiap pekerjaan bisnisnya. Dan, setiap bagian tersebut
secara lebili rinci diturunkan menjadi subbagian promosidan penjualan (bagian Pemasaran),
produksi dan pergudangan (bagian Produksi), serta rekrutmen dan seleksi dan pelatihan dan
pengembangan (bagian SDM).
2. Pendekatan Produk

Pendekatan kedua dalam departementalisasi adalah berdasarkan produk atau product


departmentalization. Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi
ditentukan berdasarkan jenis produk yang dibuat oleh organisasi. Sebagai contoh, PT
ABCmemiliki beberapa jenis produk dari mulai produk susu, sabun mandi,pasta gigi, hingga
mi instan, maka di bawah bagian produksi dapat juga dibuat subbagian. Keuntungannya
adalah meningkatnya akuntabilitas terhadap kinerja produk, karena semua kegiatan yang
terkait dengan sebuah produk tertentu berada dibawah kendali seorang manajer tunggal.

Bagian-bagian produk susu, sabun mandi, pasta gigi, dan mi instan, seperti ditunjukkan
dalam Gambar melalui garis putus-putus, merupakan contoh departementalisasi berdasarkan
produk. Pada pelaksanaannya, departementalisasi berdasarkan produk ini tidak selalu
harus berada di bawah bagian tertentu dalam struktur organisasi tertentu, akan tetapi
juga dapat dibuat tersendiri dalam suatu organisasi. Seperti misalnya ditunjukkan
dalam Gambar dibawah.
Pada Gambar diatas tersebut jelas bahwa bagian-bagian fungsional seperti
Pemasaran, Produksi, Keuangan, dan SDM tidak selalu harus berada di atas subbagian
berdasarkan produk, akan tetapi juga dapat menjadi subbagian dari departemen berdasarkan
produk.

3. Pendekatan Pelanggan

Pendekatan ketiga dalam departementalisasi adalah berdasarkan pelanggan atau customer


departmentalization. Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi
ditentukan berdasarkan karakteristik pelanggan yang menjadi sasaran pelanggan dari
organisasi. Sebagai contoh, jika produk sabun mandi dari PT ABC di atas ternyata tidak
hanya satu, tetapi ada saburi mandi untuk bayi, anak, remaja, dandewasa, maka bentuk desain
organisasi dapat dibuat sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar berikut ini.
4. Pendekatan Geografis

Pendekatan keempat dalam departementalisasi adalah berdasarkan faktor


geografis. Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi
ditentukan berdasarkan wilayah geografis di mana organisasi beroperasi. Jika PT ABC
memiliki daerah penjualan di empat daerah, misalnya Jakarta, Bandung, Makassar,, dan
Medan, maka desain organisasi yang dapat dibentuk adalah sebagaimana ditunjukkan oleh
Gambar berikut:

Berdasarkan Gambar di atas, tampak bahwa wilayah penjualan dari PT


ABC mencakup empat daerah sebagaimana disebutkan di atas. Agar penjualan lebih
dapat terkonsentrasi dan disebabkan karakteristik pelanggan dan lingkungan di
wilayah geografis berbeda-beda, maka departementalisasi berdasarkan geografis bisa
dilakukan. Pendekatan ini tidak saja dilakukan untuk menentukan bagian atau departemen
dibawah bagian penjualan, tetapi juga dapat dilakukan dalam berbagai jenis organisasi
lainnya. Organisasi yang memiliki berbagai cabang di berbagai daerah biasanya melakukan
desain organisasi berdasarkan pendekatan ini. Perusahaan perbankan juga termasuk ke dalam
organisasiyang melakukan departementalisasi berdasarkan geografis dikarenakan perusahaan
perbankan mengandalkan kantor-kantor cabangnya dalam meraih pangsa pasarnya.

5. Pendekatan Matriks

Pendekatan departementalisasi terakhir yang diperkenalkan dalam buku ini


adalah pendekatan matriks. Pendekatan ini pada dasarnya merupakan proses
departementalisasi yang menggabungkan antara pendekatan fungsional dengan pendekatan
lain, misalnya berdasarkan proyek tertentu, produk tertentu, ataupun
berdasarkan pendekatan lainnya. Setiap pekerja yang berada di bawah departemen tertentu
dalam kenyataannya juga merupakan bagian dari sebuah proyek tertentu atau bagian
pekerjaan yang lain dari perusahaan.
Jika kita kembali menggunakan contoh PT ABC tersebut di atas, dan melakukan
penyesuaian desain organisasinya menjadi bentuk matriks, maka desainorganisasi yang dapat
dibuat adalah seperti ditunjukkan dalam Gambar dibawah berikut ini.

Berdasarkan Gambar diketahui bahwa PT ABC memiliki struktur


organisasi fungsional di mana di dalamnya terdapat dari mulai bagian Keuangan,
Pemasaran, SDM, serta Riset dan Pengembangan. Masing-masing bagian tersebut dikepalai
oleh seorang manajer. Selain keempat fungsi tersebut, ada juga fungsi profit dari PT
ABC yaitu yang terkait dengan bisnis yang dijalankan PT ABC untuk
memperoleh profit yangterdiri dari produk susu, sabun mandi, pasta gigi, dan mi instan.
Masing-masing profit project ini memiliki pengaturan keuangan tertentu; SDM tertentu yang
dipekerjakan, Pemasaran tertentu, dan juga Riser serta Pengembangan tertentu. Setiap
pekerjaan ini mensyaratkan adanya tenaga kerja yang dipekerjakan. Berdasarkan
pendekatan matriks, tenaga kerja selain misalnya ditugaskan di bawah sebuah departemen
tertentu seperti Pemasaran, SDM, dan lain sebagainya, juga merupakan bagian dari
kegiatan peraihan profit atau profit project.

Irisan kedua bagian ini digambarkan melalui lingkaran atau bentuk lonjong sebagai-
mana ditunjukkan oleh Gambar 8.11. Berdasarkan pendekatan ini tenaga kerja tidak saja
bertanggung jawab dan berkoordinasi kepada atasan fungsionalnya saja, tetapi juga kepada
pimpinan proyek di mana tenaga tersebut terlibat.
KOORDINASI

Pengertian Koordinasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang
sederajat untuk saling memberikan informasi dan bersama mengatur atau menyepakati
sesuatu, sehingga di satu sisi proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak yang satu tidak
mengganggu proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak yang lainnya. Sementara pada
sisi lain yang satu langsung atau tidak langsung mendukung pihak yang lain.

Menurut James G March dan Herben A Simon, Pengertian Koordinasi adalah suatu
proses untuk mencapai kesatuan tindakan di antara kegiatan yang saling bergantungan.

Pengertian Koordinasi menurut Terry, Koordinasi adalah suatu sinkronisasi yang


tertib dalam upaya untuk memberikan jumlah yang tepat, waktu dan mengarahkan
pelaksanaan yang mengakibatkan harmonis dan tindakan terpadu untuk tujuan lain.
Pandangan mengenai koordinasi ini menarik perbedaan antara koordinasi dengan kerja sama.
Kerja sama diartikan sebagai aksi kolektif satu orang dengan yang lain atau orang lain
menuju tujuan bersama.

Jika dilihat dari sudut normatifnya, maka koordianasi diartikan sebagai kewenangan
untuk menggerakkan, menyelaraskan, menyerasikan dan menyeimbangkan kegiatan-kegiatan
yang spesifik atau berbeda, agar nantinya semua terarah pada pencapaian tujuan tertentu pada
waktu yang telah ditetapkan. Dari sudut fungsionalnya, koordinasi dilakukan guna
mengurangi dampak negatif spesialisasi dan mengefektifkan pembagian kerja.

Dari pengertian koordinasi yang diungkapkan di atas, dapat disimpulkan


bahwa Pengertian Koordinasi adalah proses penyepakatan bersama yang mengikat berbagai
kegiatan atau unsur yang berbeda-beda sedemikian rupa, sehingga di sisi yang satu semua
kegiatan atau unsur tersebut terarah pada pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan dan
di sisi lain keberhasilan kegiatan yang satu tidak merusak keberhasilan kegiatan yang lain.

Tujuan koordinasi sebagai berikut :

1. Tujuan koordinasi untuk menciptakan dan memelihara efektivitas organisasi


setinggi mungkin melalui sinkronisasi, penyerasian, kebersamaan dan keseimbangan
antara berbagai kegiatan dependen suatu organisasi.

2. Tujuan koordinasi untuk mencegah konflik dan menciptakan efisiensi setinggi-


tingginya di setiap kegiatan interdependen yang berbeda-beda melalui kesepakatan
yang mengikat semua pihak yang bersangkutan.

3. Tujuan koordinasi untuk menciptakan dan memelihara iklim dan sikap saling
responsif-antisipatif di kalangan unit kerja interdependen dan independen yang
berbeda-beda, agar keberhasilan unit kerja yang satu tidak dirusak oleh keberhasilan
unit kerja yang lainnya, melalui jaringan informasi dan komunikasi efektif.
Dalam dunia manajerial pengertian koodinasi merujuk pada proses pengintegrasian
tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau
bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Artinya, koordinasi menyatukan berbagai departemen atau bidang yang ada di dalam sebuah
organisasi dalam mencapai tujuan organisasi yang telah dirumuskan secara efektif dan
efisien. Bukan hal yang mudah untuk menyatukan berbagai bidang dan menjalin hubungan
diantara banyaknya bidang di dalam sebuah organisasi. Tidak adanya koordinasi akan
menyebabkan munculnya konflik antara pihak-pihak yang sedang berhubungan karena
adanya miss komunikasi misalnya. Oleh karena itu, bentuklah proses koordinasi yang baik di
dalam organisasi anda karena sesungguhnya proses koordinasi sangat dibutuhkan dalam
proses manajerial.

RENTANG KENDALI

Rentang kendali (span of control) adalah jumlah pegawai atau bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau supervisor pada satu waktu. Dalam
keberlangsungannya rentang kendali selalu berkaitan erat dengan koordinasi.”Semakin besar
jumlah rentang, semakin sulit untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan bawahan secara
efektif.”

Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat


dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Pengertian rentang manajemen dapat
bermacam-macam ada yang mengatakan span of control, span of authority, span of attention
atau span of supervision,

Berapa sebenaranya bawahan seorang manajer agar manajer dapat melaksanakan


tugasnya dengan efektif dan efisien. Disini belum ada ketentuan yang pasti berapa seharusnya
bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik,
demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik

Rentang Kendali diperlukan dalam suatu organisasi karena adanya “limits factor
(keterbatasan)” manusia, yaitu keterbatasan waktu, pengetahuan, kemampuan, dan perhatian.

1. Keterbatasan waktu, artinya bahwa pada saat yang bersamaan seorang pemimpin
melakukan pekerjaan yang beraneka macam.
2. Keterbatasan pengetahuan, artinya bahwa seorang pemimpin tidak mungkin dapat
mengetahui semua pekerjaan dalam perusahaan karena itu perlu diadakan pembagian
pekerjaan kepada bawahannya.
3. Keterbatasan kemampuan, artinya bahwa seorang pemimpin perusahaan kemampuannya
terbatas, karena itu perlu diadakan batas jumlah bawahan langsungnya.
4. Keterbatasan perhatian, artinya bahwa seorang pemimpin terbatas perhatiannya, ia tidak
dapat memperhatikan semua masalah yang dilakukan bawahannya sehingga perlu
diadakan pembatasan jumlah bawahan langsung yang dipimpinnya.

Untuk memilih suatu rentang manajemen, manajer harus mempertimbangkan


hubungan manajer dengan bawahan dalam dua kelompok dua atau lebih, juga
memeperhatikan hubungan satu dengan satu secara langsung dengan bawahan. Secara
matematik V.A. Graicunas menetapkan rumus matematikan untuk menghitung jumlah
hubungan yang akan dilakukan, yaitu :

R= n (2n1+ n 1)

Dimana R = Jumlah hubungan


n = Jumlah bawahan

Dalam penggunaannya manajer harus membuat rentang kendali yang tepat sehingga
dalam keberlangsungan kegiatannya akan terjadi keselarasan antara rentang kendali dan
koordinasi sehingga tercipta kegiatan yang efektif dan efisien. Berikut alasan penentu yang
tepat mengapa seorang manejer harus membuat rentang kendali yang sesuai:

1. Retang manajemen mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan


pelaksanaan kerja efektif dari bawahan mereka. Terlalu melebarnya rentang berarti
manajer harus mengendalikan jumlah bawahan yang besar sehingga menyebabkan
tidak efisien. Sebaliknya jika rentang terlalu sempit dapat menyebabkan manajer tidak
digunakan sepenuhnya.

2. Ada hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi dan struktur


organisasi. Semakin sempit rentang manajemen, struktur organisasi akan berbebtuk
”tall” dengan banyak tingkat pengawasan di antara manajemen puncak dan tingkat
paling rendah. Sedangkan rentang manajemen yang melebar akan menghasilkan
struktur yang berbentuk ”flat” yang berarti tingkat manajemen semakin sedikit dan
akan mempengaruhi efektifitas manajer di semua tingkatan.
DAFTAR PUSTAKA

Stephen p.robbins – Timothy A.Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jagakarsa, jakarta 12610:
Salemba Empat (Tipe struktur organisasi; Pengelolaan struktur organisasi)
Taliziduhu Ndraha, 2003. Kybernologi : Ilmu Pemerintahan Baru. Yang Menerbitkan PT
Rineka Cipta : Jakarta.
https://dykaandrian.blogspot.co.id/2014/12/pengantar-manajemen-5-pengorganisasian.html

https://pengertiandefinisi.com/pengertian-koordinasi-dalam-manajemen/

http://www.pengertianpakar.com/2015/07/pengertian-koordinasi-dan-tujuan-koordinasi.html

http://rizalsyahputra.blogspot.co.id/2010/12/rentang-manajemen-pengertian-rentang.html

https://erizkadd.wordpress.com/2017/05/05/pengertian-rentang-kendali/

https://id.wikipedia.org/wiki/Rentang_kendali

Anda mungkin juga menyukai