Anda di halaman 1dari 14

PEMISAHAN CAMPURAN

DENGAN METODE DESTILASI SEDERHANA

Laporan Praktikum
Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah
Teknologi Pemisahan
Yang dibina oleh Ibu Elok Widayanti, S. Si., M. Si

Oleh
Kelompok 2 :
1. Firul Utomo (P17120183053)
2. Suci Nur Cholifah (P17120183059)
3. Irene Susanti (P17120183062)
4. Mochammad Vissal Khan (P17120183072)
5. DinnaRetnaning Pawarti (P17120183078)
6. Nadia Mahdalena Areros (P17120183082)

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN GIZI
D III ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN
September 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam memurnikan suatu unsur atau senyawa, digunakan salah satu
bidang studi yang secara khusus membahas tentang hal ini, yaitu metode
pemisahan. Destilasi merupakan salah satu cara dalam metode pemisahan yang
paling kuno, namun tetap berkembang mengikuti perubahan zaman. Sehingga
destilasi pun terbagi menjadi berbagai teknik. Destilasi digunakan untuk
memurnikan zat cair berdasarkan pada perbedaan titik didih cairan. Salah satu
teknik dari destilasi yang umum digunakan adalah destilasi sederhana.
. Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui
kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak
benar-benar murni atau bisa dikatakan tidak murni karena hanya bersifat
memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau
minyak (Agustiani, n.d.).
Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya
yang mempunyai titik didih cairan murni yang berbeda. Pada destilasi biasa,
tekanan uap diatas cairan adalah tekanan atmosfer ( titk didih normal). Untuk
senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada
tempat terjadinya proses distilasi adalah sama dengan titik didih destilat.
Berdasarkan dari penjelasan latar belakang diatas, maka percobaan ini
dilakukan untuk mengetahui proses pemurnian air yang tercampur dengan
senyawa lain. Dalam hal ini senyawa yang dimaksud adalah aseton. Titik tidih
kedua senyawa tersebut berbeda.

1.2 Tujuan
Mengetahui prinsip dasar proses destilasi secara sederhana
BAB II

DASAR TEORI

Proses destilasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan komponen


dalam larutan yang berbentuk cair atau gas dengan mendasarkan pada perbedaan
titik didih komponen yang ada di dalamnya. Dasar dari pemisahan dengan distilasi
adalah jika suatu campuran komponen diuapkan maka komposisi pada fase uap
akan berbeda dengan fase cairnya. Untuk komponen yang memiliki titik didih
lebih rendah maka akan didapatkan komposisi yang cenderung lebih besar pada
fase uapnya, uap ini diembunkan dan dididihkan kembali secara bertingkat–
tingkat maka akan diperoleh komposisi yang semakin murni pada salah satu
komponen. Pada beberapa campuran komponen, untuk komposisi, suhu dan
tekanan tertentu tidak memenuhi kecenderungan tersebut, artinya jika campuran
tersebut dididihkan maka komposisi fase uapnya akan memiliki komposisi yang
sama dengan fase cairnya, keadaan ini disebut kondisi azeotrop, sehingga
campuran pada kondisi ini tidak dapat dipisahkan dengan cara destilasi biasa
(Irawan, n.d.).

Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap


tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut
destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya
yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan
uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa
murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat
terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin et al.,
2008)

Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang
tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup
besar, sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu.
Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya
air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini
antaralain, labu destilasi, penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig,
konektor/klem, statif, adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa. Seperti
terlihat pada gambar berikut :

Gambar di atas merupakan alat destilasi atau yang disebut


destilator.Yang terdiri dari thermometer, labu didih, steel head, pemanas,
kondensor, dan labu penampung destilat. Thermometer biasanya digunakan
untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi selama proses destilasi
berlangsung. Seringnya thermometer yang digunakan harus memenuhi syarat:
a. Berskala suhu tinggi yang diatas titik didih zat cair yang akan
didestilasi.
b. Ditempatkan pada labu destilasi atau steel head dengan ujung atas reservoir HE
sejajar dengan pipa penyalur uap ke kondensor.
Labu didih berfungsi sebagai tempat suatu campuran zat cair yang akan
didestilasi. Steel head berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang
akan masuk ke alat pendingin( kondensor ) dan biasanya labu destilasi
dengan leher yang berfungsi sebagai steel head. Kondensor memiliki 2 celah,
yaitu celah masuk dan celah keluar yang berfungsi untuk aliran uap hasil reaksi
dan untuk aliran air keran. Pendingin yang digunakan biasanya adalah air yang
dialirkan dari dasar pipa, tujuannya adalah agar bagian dari dalam
pipa lebih lama mengalami kontak dengan air sehingga pendinginan lebih
sempurna dan hasil yang diperoleh lebih sempurna. Penampung destilat bisa
berupa erlenmeyer, labu, ataupun tabung reaksi tergantung pemakaiannya
(Mailool & Molenaar, n.d.)
Pemanasnya juga dapat menggunakan penangas, ataupun mantel listrik
yang biasanya sudah terpasang pada destilator. Pemisahan senyawa dengan
destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa dalam
campuran.Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan molekul dalam
permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan, tekanan uap
cairan akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
atmosfer. Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan
uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik didih. Cairan yang
mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan
mempnyai titik didih lebih rendah daripada cairan yang tekanan uapnya rendah
pada suhu kamar.
Jika campuran berair didih, komposisi uap di atas cairan tidak sama
dengan komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile
atau komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul
dan dinginkan, uap akan terembun dan komposisinya sama dengan
komposisi senyawa yang terdapat pada uap yaitu dengan senyawa yang
mempunyai titik didih lebih rendah. Jika suhu relative tetap, maka destilat
yang terkumpul akan mengandung senyawa murni dari salahsatu
komponen dalam campuran (Sarifudin, n.d.).
Etanol mempunyai titik didih 78, 04°C dan air memiliki titik didih 100° C.
Jadi dalam proses destilasi pemisahan etanol suhu tidak boleh mencapai 100°C
karena air akan teruapkan dan hasil destilat akan bercampur dengan air. Maka
dalam proses destilasi suhu tetap di jaga antara 70- 80 °C.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat

1. Satu set alat destilasi


2. Statif dan klem
3. Batu didih
4. Erlenmeyer 250 ml
5. Erlenmeyer 100 ml
6. Gelas ukur 50 ml
7. Termometer
8. Kaki tiga
9. Bunsen
10. Kawat kasa
11. Corong kaca

3.2 Bahan

1. Etanol
2. Aquades
3. Alumunium foil

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Persiapan Sampel ( etanol : air) 1: 3 v/v 1000 ml
a. Dihitung pengenceran etanol 70% menjadi 50 % sesuai rumus
pengenceran
b. Di pipet sebanyak 714, 285 ml etanol dimasukkan ke dalam beaker
glass 1000 ml
c. Ditambahkan aquades sebanyak 285,715 ml kedalam beaker glass
1000 ml
d. Diaduk menggunakan batang pengaduk sampai tercampur
homogen
e. Ditutup mulut beaker glass dengan kertas alumunium foil agar
etanol tidak menguap

3.3.2 Proses Destilasi


a. Dirangkai alat destilasi
b. Dimasukkan campuran etanol air (1: 3 ) v/v sebanyak 100 ml ke
dalam labu destilasi
c. Ditambahkan 2 butir batu didih
d. Dihubungkan labu destilasi dengan kondensor menggunakan
selang kecil
e. Dinyalakan bunsen
f. Ditunggu larutan hingga mencapai suhu 70-80°C dan diamati
suhunya menggunakan termometer
g. Diamati dan dicatat hasilnya
h. Dihitung laju destilasi dan efisiensi destilasi
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

No Perlakuan Hasil
1 Menuang larutan campuran etanol dan air 100 mL larutan campuran dan
kedalam gelas ukur larutan tidak berwarna
2 Menambahakan batu didih kedalam labu Labu destilasi berisi larutan homogen dan batu
destilasi didih
3 Menghubungkan labu dengan kondensor Air mengalir memenuhi kondensor dan selang
ke arus listrik
4 Menyalakan bunsen Larutan homogen dalam labu belum terjadi
perubahan
5 Setelah suhu mencapai 78oC Tetesan pertama pada erlenmeyer
Waktu : 0 menit
6 Setelah mencapai tetes terakhir Volume : 37 mL
Waktu : 3 jam 29 menit = 209 menit
Suhu : 78oc
7 Menghitung laju destilasi Laju Destilasi : 0,1770 mL/ menit

8 Menghitung efisiensi destilasi Efisiensi : 0,37

4.2 Perhitungan

4.2.1 Perbandingan Etanol dan Air (1:3)v/v

Diketahui : M1 = 70%

M2 = 50%

V2 = 1000 mL
Ditanya : V1 = ...............?

Jawab : M1 V1 = M2 V2

70% . V1 = 50% . 1000 mL

70/100. V1 = 50/100 x 1000 mL

70/100 V1 = 500 ml

70 V1 = 100 x 500 ml

70 V1 = 50000 ml

V1 = 714, 285 ml

Jadi volume etanol yang harus dipipet sebesar 714, 285 ml

4.2.2Laju Destilasi

Volume hasil Destilasi


Laju Destilasi =
Waktu Destilasi

37 mL
=
209 menit

= 0,1770 mL /menit

4.2.3 Efisiensi Destilasi

Volume Hasil Destilasi


Efisiensi Destilasi =
Volume larutan Terdestilat

37 mL
=
100 mL

= 0,37
4.3 Pembahasan

Berdasarkan praktikum destilasi sederhana, prosedur pertama yaitu


merangkai alat destilasi dan menyiapkan bahan yang dibutuhkan dalam proses
destilasi. Setelah alat dan bahan siap digunakan, campuran etanol air (1:3) v/v 100
mL dimasukkan ke dalam labu destilasi kemudian dimasukkan batu didih
sebanyak 2 butir. Adapun fungsi dari batu didih ini yaitu untuk meratakan panas
dalam labu destilasi selama proses pemanasan berlangsung. Setelah itu labu
destilasi dihubungkan dengan kondensor dan selang kemudian dihubungkan
dengan arus listrik dengan tujuan bagian luar kondensor teraliri air sampai penuh.
Setelah itu menyalakan bunsen di bawah labu destilasi untuk memulai proses
pemanasan labu destilasi yang berisi campuran etanol dan air yang dilengakpi
dengan termometer untuk mendeteksi suhu dalam labu destilasi.

Zat yang mempunyai titik didih rendah akan menguap terlebih dahulu.
Dalam percobaan kali ini etanol akan menguap terlebih dahulu karena etanol
memiliki titik didih 78°C. Setelah suhu dalam labu destilasi mencapai 78°C
diusahakan tetap dalam kondisi stabil tersebut atau antara 78°C- 100°C. Pada
suhu mencapai 78°C dihasilkan tetesan pertama dan pada saat itu mulai dihitung
waktu proses destilasi . Uap akan menuju kedalam kondensor dan merubah wujud
gas menjadi cair yang menuju ke dalam erlenmeyer. Karena adanya suhu dan
tekanan yang konstan yang di berikan oleh aliran air dari celah masuk dan celah
keluar.

Etanol akan terus menguap sampai kadar etanol murni dalam campuran
terpisah seluruhnya dengan air. Jika pada pemanasan suhu mencapai 80oC ,
bunsen disisihkan agar suhunya tidak mencapai 100oC yang menyebabkan air ikut
menguap. Jadi harus dikondisikan suhu stabil antara 78°C - 80 oC agar seluruh
etanol dapat menguap dalam campuran.

Proses ini berjalan terus menerus sampai tidak ada tetesan pada
erlenmeyer yang menunjukkan bahwa proses destilasi telah selesai. Waktu yang
dibutuhkan selama proses mulai awal menetes sampai tetesan terakhir adalah 3
jam 29 menit atau 209 menit dan di dapatkan hasil destilat sebanyak 37 ml setelah
dihitung menggunakan gelas ukur. Kemudian dihitung laju destilasi dan efisiensi
destilasi. Dari hasil perhitungan didapatkan laju destilasi sebesar 0,1770 ml/menit
dan dilanjutkan dengan menghitung efisiensi dimana volume larutan terdesilat
sebesar 100 ml, diperoleh hasil efisiensi destilasi sebesar 0,37.

Setelah semua proses selesai dan mendapatkan laju destilasi serta efisiensi
destilasi semua alat dibersihkan, dilepas dari rangkaian dan mencuci dengan
sabun menggunakan air mengalir. Batu didih di kembalikan pada tempatnya dan
proses selesai.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Destilasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan komponen dalam


larutan yang berbentuk cair atau gas dengan mendasarkan pada perbedaan titik
didih komponen yang ada di dalamnya. Prinsip destilasi adalah penguapan cairan
dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dihasilkan waktu proses


destilasi selama 3 jam 29 menit atau selama 209 menit dengan tetesan pertama
terjadi pada suhu mencapai 78°C. Didapatkan laju destilasi sebesar 0,1770
ml/menit dan efisiensi sebesar 0,37.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam percobaan destilasi sederhana di sediakan stopwatch untuk


menghitung waktu selama proses destilasi dan di dampingi agar tidak terjadi
kesalahan dan praktikum berjalan efektif serta efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, V. (n.d.). PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI BERBASIS

SIMULASI MOLEKUL PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN

DENGAN METODE DESTILASI. 76.

Irawan, T. A. B. (n.d.). PENINGKATAN MUTU MINYAK NILAM DENGAN

EKSTRAKSI DAN DESTILASI PADA BERBAGAI KOMPOSISI

PELARUT. 59.

Sahidin, S., Hakim, E. H., Syah, Y. M., Juliawaty, L. D., Achmad, S. A., Din, L.

B., & Latip, J. (2008). Resveratrol dimers from stem bark of Hopea

gregaria and Their Cytotoxic Properties. Indonesian Journal of Chemistry,

8(2), 245–251.

Sarifudin, A. (n.d.). ALAT DESTILASI SEDERHANA SEBAGAI WAHANA

PEMANFAATAN BARANG BEKAS DAN MEDIA EDUKASI BAGI

SISWA SMA UNTUK BERWIRAUSAHA DI BIDANG PERTANIAN.

10.
LAMPIRAN

Memasukkan larutan
Rangkaian alat destilasi
homogen air : etanol
(3:1)v/v

Memanaskan labu Proses destilasi berjalan sampai


destilasi dihasilkan tetesan

Anda mungkin juga menyukai