Anatomi Sendi Temporomandibular
Anatomi Sendi Temporomandibular
Lokasi sendi temporomandibular (TMJ) berada tepat dibawah telinga yang menghubungkan
rahang bawah (mandibula) dengan maksila (pada tulang temporal). Sendi temporomandibular ini unik
karena bilateral dan merupakan sendi yang paling banyak digunakan serta paling kompleks.
Kondil tidak berkontak langsung dengan permukaan tulang temporal, tetapi dipisahkan oleh diskus yang
halus, disebut meniskus atau diskus artikulare. Diskus ini tidak hanya perperan sebagai pembatas tulang
keras tetapi juga sebagai bantalan yang menyerap getaran dan tekanan yang ditransmisikan melalui
sendi.1,2
Permukaan artikular tulang temporal terdiri dari fossa articulare dan eminensia artikulare.
Seperti yang lain, sendi temporomandibular juga dikontrol oleh otot, terutama otot penguyahan, yang
terletak disekitar rahang dan sendi temporomandibular. Otot-otot ini termasuk otot pterygoid interna,
pterygoid externa, mylomyoid, geniohyoid dan otot digastrikus. Otot-otot lain dapat juga memberikan
pengaruh terhadap fungsi sendi temporomandibular, seperti otot leher, bahu, dan otot punggung.
Ligamen dan tendon berfungsi sebagai pelekat tulang dengan otot dan dengan tulang lain.
Kerusakan pada ligamen dan tendon dapat mengubah kerja sendi temporomandibular, yaitu
mempengaruhi gerak membuka dan menutup mulut.1,2,9
Penyebab TMD
Trauma merupakan penyebab utama TMD. Menurut Jurnal American Dental Association tahun
1990, 40% to 99% kasus TMD merupakan akibat trauma. Trauma yang sederhana seperti pukulan pada
rahang atau sesuatu yang lebih kompleks seperti yang mengenai kepala, leher dan rahang. Penelitian
terbaru juga menunjukkan benturan terhadap pengaman “airbag” dalam kendaraan dapat
menyebabkan TMD.1
Setiap sendi dalam tubuh memiliki pergerakan yang terbatas. Jika rahang dibuka terlalu besar
dalam jangka waktu yang lama atau dipaksa terbuka, ligamen bisa robek. Bahkan ketika rahang dibuka
secara normal, terdapat dislokasi sebagian dari sendi temporomandibular. Akan tetapi, jika rahang
dibuka melebihi batas normal, dislokasi muncul atau diskus pemisah bisa rusak.1
Gejala TMD1,2,4-6 yaitu nyeri telinga, otot rahang ngilu, nyeri di dahi atau, cliking, rahang terkunci,
kesulitan membuka mulut, nyeri kepala-leher.
Daftar Pustaka
6-6 Mohan PE, Alling CC. Facial pain, 3rd ed. Philadelphia: Heat Febiger;
1991.p. 42-4.