Anda di halaman 1dari 27

KEGIATAN PREPARASI SAMPEL PENGAPALAN

DI PT GAG NIKEL DISTRIK WAIGEO BARAT KEPULAUAN


KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI PAPUA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Musa W Mnsen
2014 40 008

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
PULAU GAG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
Atas Berkat Dan Anugerah-Nya Sehingga Kerja Praktek dan Penulisan Laporan
Sementara Ini Dapat Di Selesaikan, Kerja Praktek Yang Terlaksana Sejak Tanggal
5 Maret Hingga 1 April 2019 di PT Gag Nikel, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi
Papua Barat, dan Laporan Kerja Praktek dengan Judul Kegiatan Preparasi Sampel
Pengapalan di PT.Gag Nikel Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat.
Terima Kasih Penulis Ucapkan Kepada Pimpinan PT Gag Nikel Yang
Telah Memberikan Kesempatan Kepada Penulis Untuk Melaksanakan Kesrja
Praktek di PT Gag Nikel. Bapak Ilham dan Bpk Ahmad Selaku Pembimbing
Teknis dan Turut Memberi Saran, Seluruh Karyawan PT.Gag Nikel Yang Turut
Membantu Dalam Pengumpulan Data.
Penulis Menyadari Bahwa Penulisan Laporan Sementara Kerja Praktek ini
Masih Jauh Dari Kesempurnaan, Oleh Karena Itu Penulis Mengharapkan Kritik
Dan Saran Yang Bersifat Membangun Untuk Perbaikan Kedepanya. Semoga
Laporan Ini Bermanfaat, Terima Kasih.

Pulau Gag, 01 April 2019

Musa W Mnsen
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nikel laterit merupakan hasil endapan dari pelapukan kimia dan
pengkayaan pada batuan ultramafik rata-rata mempunyai kandungan nikel sebesar
0.2%. unsur-unsur yang berada pada nikel laterit seperti Ni, Fe, dan Mg akan
mengalami pengkayaan secara residual dan sekunder Indonesia memiliki sumber
daya nikel laterit yang termasuk besar di dunia. Indonesia dikenal sebagai Negara
pengekspor nikel dunia dan memiliki cadangan nikel mencapai lima persen dari
cadangan nikel seluruh dunia. Lokasi sebaran nikel di Indonesia salah satu ada
Distrik Waigeo Barat Kepulauan Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat.
PT Gag Nikel merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
penambangan bijih dengan sistem tambang terbuka. metode yang digunakan yaitu
open cast mining secara umum meliputi pekerjaan antara lain: land clearing, top
soil removal, pengupasan dan pengangkutan tanah penutup (overburden),
penggalian dan pengangkutan bijih nikel ke stockyard, dan pengangkutan
(pengapalan). Untuk mengetahui sistem penambangan tersebut dan kegiatan
pengangkutan (pengapalan) maka dilakukan Kerja Praktek di PT.Gag Nikel.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui tujuan pengambilan sampel pengapalan di PT.Gag Nikel
2. Mengetahui tahapan-tahapan dalam kegiatan preparasi sampel
3. Mengetahui seperti apa hasil akhir (produk) dari preparasi.

1.3 Rumusan masalah


1. Tujuan dari preparasi sampel.
2. Tahapan-tahapan dalam preparasi sampel
3. Hasil akhir (produk) dari preparasi sampel.
1.4 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksaan kegiatan Kerja Praktek sejak tanggal 5 Maret sampai 1
April 2019.
BAB II
TINJAUAN UMUM.

2.1 Tinjauan Umum Pertambangan


Ilmu pertambangan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang meliputi
pekerjaan pencarian (eksplorasi), penyelidikan atau survey (prospeksi),
penambangan (exploitation), pengolahan dan pemurnian, penjualan (marketing)
terhadap mineral-mineral dan batuan yang memiliki arti ekonomis (berharga),
sampai dengan proses penutupan tambang.
Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk
membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti
ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat
memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan dan
keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang
dapat ditimbulkan.
sistem penambangan dapat dibagi 3 (tiga) bagian yaitu :
1. Tambangan terbuka (surface mining)
2. Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining)
3. Tambang bawah air ( underwater mining)
PT Gag Nikel merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan dengan bahan tambang nikel. Sistem penambangan yang di pakai
PT Gag Nike yaitu sistem tambang terbuka dengan metode open cast.
Berdasarkan cara pengambilan bahan tambang terbagi atas dua metode yaitu
selektif mining dan composite mining. Selektif mining merupakan metode
pengambilan ore dengan cara selektif karena keterdapatan bahan galian tidak
homogen sedangkan composite mining merupakan metode pengembilan ore
dengan cara langsung tanpa adanya lektif ore karena keterdapatan bahan galian
homogen.
2.1.1 Survey dan Kesampaian Daerah
A. Survey
Survey merupakan kegiatan mencari informasi mengenai letak, luas dan
volume suatu endapan bahan galian (nikel)
B. Kesampaian daerah
Kesampaian daerah merupakan jarak daerah operasi penambangan dari
suatu titik daerah

2.1.2 Litologi, Morfologi dan Struktur Geologi


A. Litologi
Karakteristik fisik dari batuan
B. Morfologi
Gambaran dari suatu bentang alam
C. Struktur Geologi
Perubahan batuan dari proses tektonik (perlipatan, sesar, bidang perlapisan
dan ketidak selarasan)

2.1.3 Genesa Endapan Nikel


Berdasarkan cara terjadinya, endapan nikel dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu endapan sulfida nikel tembaga berasal dari mineral pentlandit, yang
terbentuk akibat injeksi magma dan konsentrasi residu (sisa) silikat nikel hasil
pelapukan batuan beku ultramafik yang sering disebut endapan nikel laterit.
Menurut Bateman (1981), endapan jenis konsentrasi sisa dapat terbentuk jika
batuan induk yang mengandung bijih mengalami proses pelapukan, maka mineral
yang mudah larut akan terusir oleh proses erosi, sedangkan mineral bijih biasanya
stabil dan mempunyai berat jenis besar akan tertinggal dan terkumpul menjadi
endapan konsentrasi sisa.

2.1.4 Pemboran Eksplorasi


Informasi sebagai hasil dari suatu rangkaian kegiatan pemboran eksplorasi
pada suatu endapan untuk mengetahui: bentuk, ukuran, komposisi, dan kadar.
Umumnya mekanisme pemboran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu rotary
drilling, percussive drilling, dan rotary-percussive drilling. Pada mekanisme
rotary drilling, terdapat tiga macam penggerak atau pemutar stang bor yaitu
spindle, rotary table, dan top drive. Mata bor yang sering digunakan umumnya
berupa tricone bit untuk pemboran open hole (non coring) dan diamond bit untuk
pemboran inti (coring). (Sudarto Notosiswoyo, dkk, 2002)

2.1.5 Sampel dan Analisis


A. Sampel
Sampling atau pengambilan sampel/conto adalah tahap awal dari suatu
analisis, oleh karena itu pengambilan conto ini dipilih seperlunya saja. Didalam
melakukan pengambilan, lebih baik mengambil conto beberapa kali dengan
jumlah kecil daripada mengambil conto hanya sekali dengan jumlah yang banyak.
Ada dua mekanisme sampling, yaitu :
1) Hand sampling
Hand sampling adalah suatu cara pengambilan contoh yang dilakukan
dengan tangan. Cara ini sangat sederhana, sehingga hasilnya sangat
tergantung pada ketelitian operatornya. Cara pengambilan contoh secara
hand sampling ini ada beberapa macam yaitu :
a. Grab sampling
b. Shovel sampling
c. Stream sampling
d. Pipe sampling
e. Coning and Quartering
2) Mechanical Sampling
Metode ini biasanya dipergunakan untuk mengambil conto dalam jumlah
banyak dibandingkan dengan cara hand sampling. Disamping itu dengan
cara ini akan didapat hasil yang lebih representative dari pada hand
sampling, dari hasil pengambilan conto baik dengan metode Hand
samplingmaupun mechanical sampling, sebagai langkah selanjutnya
adalah melakukan pengalisaan.
B. Analisis
Tujuan dari analisis yaitu :
1) Mengetahui kuantitas produksi suatu alat.
2) Mengetahui distribusi partikel pada ukuran tertentu.
3) Mengetahui Ratio of Concentration
4) Mengetahui Recovery

2.1.6 Perencanaan Tambang


Suatu tahapan penting dalam studi kelayakan dan rencana operasi
penambangan. Dua aspek penting daalm pekerjaan perencanaan tambang adalah
perancangan pit atau penentuan batas akhir penambangan, serta pentahapan dan
penjadwalan produksi hingga ke perencanaan tahunan dan bulanan.
Perencanaan tambang terdiri atas:
A. Pemilihan sistem penambangan
B. Penentuan arah penambangan
C. Rancangan bukaan tambang

2.1.7 Kegiatan Penambangan


A. Pembersihan Lahan
Pembukaan lokasi penambangan merupakan kegiatan awal untuk
mempersiapkan medan kerja yang baik untuk kegiatan penambangan. Kegiatan
pembukaan lokasi penambangan meliputi pekerjaan pembersihan lahan dari
vegetasi (Land Clearing), pengupasan tanah penutup dan pembersihan lahan dari
semak-semak dan pohon besar dengan menggunakan Bulldozer, naik menyusuri
bukit kemudian turun menggusur semak dan pepohonan ke arah bawah dengan
memanfaatkan gaya gravitasi bumi agar tenaga gusur alat menjadi besar.
Penanganan pepohonan besar dipisahkan dari semak-semak dengan tujuan untuk
memudahkan pekerjaan selanjutnya.
B. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Overburden)
Pengupasan lapisan tanah penutup dilakukan dengan menggunakan
Excavtor, Bulldozer, Dump Truck. Tanah penutup terbagi atas dua yaitu tanah
pucuk (top soil), dan overburden. Tanah penutup (top soil) adalah tanah penutup
yang belum memiliki struktur batuan sedimen. Overburden adalah tanah penutup
yang sudah memiliki struktur batuan sedimen. Tanah penutup yang telah dikupas
(disposal) akan dipindahkan ke tempat penampungan disposal. Penggalian
dikerjakan oleh Excavator dan diangkut dengan menggunakan Dump Truck
dipindahkan menuju disposal yang nantinya akan digunakan kembali untuk
reklamasi pada daerah bekas tambang.
C. Penggalian
Penggalian adalah proses pengambilan endapan nikel dari dalam tanah.
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat gali muat Excavator.
D. Pemuatan
Pemuatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan atau
mengisikan material atau endapan bahan galian hasil pembongkaran ke dalam alat
angkut. Kegiatan pemuatan dilakukan setelah kegiatan penggusuran, pemuatan
dilakukan dengan menggunakan alat muat Wheel Loader dan dimuat ke dalam
alat angkut Dump Truck. Kegiatan pemuatan bertujuan untuk memindahkan nikel
hasil pembongkaran ke dalam alat angkut. Pengangkutan dilakukan dengan sistem
siklus, artinya Dump Truck yang telah dimuat langsung berangkat tanpa harus
menunggu truck yang lain dan setelah membongkar muatan langsung kembali ke
lokasi penambangan untuk dimuati kembali.
E. Pengangkutan
Pengangkutan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengangkut atau
membawa material atau endapan bahan galian dari front penambangan dibawa ke
tempat pengolahan untuk proses lebih lanjut. Kegiatan pengangkutan
menggunakan Dump Truck yang kemudian dibawa ke stockyard

2.1.8 Manajemen Waste Dump


Waste Dump merupakan suatu tempat yang digunakan untuk menimbun
material overburden atau material tidak berharga yang harus digali dari lokasi
penambangan untuk memperoleh material berharga. Pemilihan lokasi dari waste
dump dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lokasi dan ukuran pit, topografi,
volume overburden, batas konsesi pertambangan, persyaratan reklamasi, dan
peralatan penanganan material.

2.1.9 Manajemen Stockyard


merupakan suatu tempat yang digunakan untuk menyimpan bahan galian
( nikel) yang telah diketahui kadarnya.

2.1.10 Manajemen Kestabilan Lereng


Geometri pembuatan jenjang penambangan dibuat berdasarkan
rekomendasi studi geoteknik yang mempertimbangkan ruang kerja alat.
2.1.11 Penyaliran
Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada
daerah penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air
yang masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah
terganggunya aktivitas penambangan akibat adanya air dalam jumlah yang
berlebihan, terutama pada musim hujan. Selain itu, sistem penyaliran tambang ini
juga dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan alat serta mempertahankan
kondisi kerja yang aman, sehingga alat-alat mekanis yang digunakan pada daerah
tersebut mempunyai umur yang lama. Penanganan masalah air dalam suatu
tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
A. Mine Drainage
Merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke daerah penambangan.
Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari
sumber air permukaan. Beberapa metode penyaliran Mine drainage :
1) Metode Siemens
Pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat lubang bor kemudian
ke dalam lubang bor dimaksukkan pipa dan disetiap bawah pipa tersebut diberi
lubang-lubang. Bagian ujung ini masuk ke dalam lapisan akuifer, sehingga
airtanah terkumpul pada bagian ini dan selanjutnya dipompa ke atas dan
dibuang ke luar daerah penambangan.

Gambar 2.1 metode Siemens

2) Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump)


Metode ini digunakan untuk material yang mempunyai permeabilitas
rendah dan jenjang tinggi. Dalam metode ini dibuat lubang bor kemudian
dimasukkan pompa ke dalam lubang bor dan pompa akan bekerja secara
otomatis jika tercelup air. Kedalaman lubang bor 50 meter sampai 60 meter

Gambar 2.2 metode pemompaan


3) Metode Elektro Osmosis
Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda. Bilamana elemen-
elemen dialiri arus listrik maka air akan terurai, H+ pada katoda (disumur
besar)dinetralisir menjadi air dan terkumpupadasumur lalu dihisap dengan
pompa.

Gambar 2.3 metode elektro osmosis


4) Small Pipe With Vacuum Pump
Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang impermiabel (jumlah air
sedikit) dengan membuat lubang bor. Kemudian di masukkan pipa yang ujung
bawahnya diberi lubang-lubang. Antara pipa isap dengan dinding lubang bor
diberi keriki-kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring kotoran) dengan
diameter kerikil lebih besar dari diameter lubang. Di bagian atas antara pipa
dan lubang bor di sumbat supaya saat ada isapan pompa, rongga antara pipa
lubang bor kedap udara sehingga air akan terserap ke dalam lubang bor.

Gambar 2.4 small pipe with vacuum pump


B. Mine Dewatering
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini terutama untuk menangani air yang berasal dari air
hujan.
Beberapa metode penyaliran mine dewatering adalah sebagai berikut:
1) Sistem Kolam Terbuka
Sistem ini diterapkan untuk membuang air yang telah masuk ke daerah
penambangan. Air dikumpulkan pada sumur (sump), kemudian di pompa
keluar dan pemasangan jumlah pompa tergantung kedalaman penggalian.
2) Cara Paritan
Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang paling mudah,
yaitu dengan pembuatan paritan (saluran) pada lokasi penambangan.
Pembuatan parit ini bertujuan untuk menampung air limpasan yang menuju
lokasi penambangan. Air limpasan akan masuk ke saluran–saluran yang
kemudian di alirkan ke suatu kolam penampung atau di buang langsung ke
tempat pembuangan dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
C. Sistem Adit
Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang terbuka
yang mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang di buat dari tempat
kerja menembus ke shaft yang di buat disisi bukit untuk pembuangan air yang
masuk ke dalam tempat kerja. Pembuangan dengan sistem ini biasanya mahal,
disebabkan oleh biaya pembuatan saluran horisontal tersebut dan shaft.

Gambar 2.5 Sistem Adit

2.1.12 Pengapalan
Pengapalan merupakan proses pemasaran material hasil blending sesuai
kadar yang diminta dengan menggunakan transportasi laut ( kapal tongkang).

2.1.13 Reklamasi
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat usaha pertambangan umum agar
dapat berfungsi kembali dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya. Hal-hal
yang harus diperhatikan di dalam perencanaan reklamasi adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan rencana reklamasi sebelum kegiatan penambangan
2. Luas areal yang direklamasi sama dengan luas area penambangan.
3. Memperbaiki pola drainase alam yang rusak.
4. Menghilangkan/memperkcil kandungan kadar bahan beracun sampai tingkat
yang aman sebelum dapat dibuang ke suatu tempat pembuangan.
5. Memperkecil erosi selama dan setelah proses reklamasi
6. Memindahkan semua peralatan yang tidak digunakan lagi dalam aktivitas
penambangan
2.1.14 Health Safety Environment
A. Peraturan-Peraturan Keselamatan Kerja Pertambangan
1) Undang-Undang No. 11 Tahun 1967, Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertambangan No. 22 Pasal 29
2) Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1969, Sebagai Pelaksanaan Undang
Undang No. 11 Tahun 1967 (Ln 1967 No. 60) Pasal 64 Dan Pasal 65
3) Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja ( 1970
No. 1)
4) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1973, Tentang Pengaturan Dan
Pengawasan Keselamatan Kerja Di Bidang Pertambangan (Ln 1973 No.
25)
5) Mijn Politie Reglement Ln 1930 No. 341
6) Petroleum Opslag Ordonantie Ln 1927 No. 199 Dan 200
7) Peraturan Menteri Pertambangan Dan Energi No. 01/P/M/Pertamb/1978,
Tentang Pengawasan Keselamatan Kerja Kapal Keruk Pertambangan
8) Peraturan Umum Instalasi Listrik (Puil) Tahun 1977
9) Petunjuk Teknis K3 Terdapat Pada Keputusan Menteri Pertambangan Dan
Energi No. 555.K/26/M.Pe/1995 Tahun 1995, Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Pertambangan Umum
B. Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1) mencegah terjadinya kecelakaan
2) mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan
3) mencegah / mengurangi kecelakaan
4) mencegah / mengurangi cacat tetap
5) mengamankan material, konstruksi pemakaian, pemelihaan bangunan
bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, pesawat-pesawat, instalasi
instalasilain meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja
dan menjamin kehidupan produktifnya
6) mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat-alat dan sumber-sumber
produksi lainnya sewaktu kerja tersebut
7) menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman, sehingga
dapat menimbulkan kegembiraan dan semangat kerja
8) memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi, industri serta
pembangunan
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Quality Control


PT. Gag Nikel dalam menambang bijih nikel dari front penambangan,
tentunya dengan perhitungan matang. Seperti yang telah diketahui bahwa bijih
nikel yang terdapat di wilayah PT. Gag Nikel memiliki kadar bijih yang
bervariasi. Untuk hasil yang akan dikirim ke pabrik pengolahan sangat tergantung
dengan keadaan kadar dari bijih nikel tersebut, sehingga PT Gag Nikel harus
sangat memperhatikan kadar bijih nikel yang akan dikirim untuk diolah nantinya.
Dengan tugas untuk memastikan kadar bijih yang akan di tambang apakah dapat
atau mampu memenuhi spesifikasi umpan pabrik, Quality control sangat
dibutuhkan.
Divisi ini bertugas dalam menerima bijih dari front, mengelompokanya di
stockyard, menganalisis kadar bijih, serta menyimpan data bijih. Divisi ini juga
yang menjamin karakteristik bijih yang akan diumpankan ke dalam proses
pengolahan pabrik.
Dalam quality control terdapat beberapa satuan kerja, satuan kerja tersebut
yaitu grade control, sample preparation, dan laboratorium analisis. Seluruh satuan
kerja tersebut sangat berperan penting dalam menjamin kualitas bijih atau kadar
bijih nikel yang akan di tambang dan diolah. Untuk keakuratan kualitas bijih,
satuan kerja tersebut harus saling berkoordinasi dengan baik. Dalam kerja praktek
ini peneliti terfokus pada proses pengambilan sampel pengapalan dan preparasi di
satuan kerja sample preparation.

3.2 Proses Pengambilan Sampel Pengapalan.


Tahapan dalam kegiatan pengambilan sampel pengapalan yaitu:
1. Informasi barging
Menunggu informasi nomor dumptruck dan lokasi yang melakukan
pengangkutan ore (bijih) dari stockyard ke rumah sampel jeti, alat yang digunakan
radio calling (HT)
2. Persiapan Alat Dan Bahan
a. Scoop sampel dan cangkul sampel.
scoop yang digunakan yaitu scoop tipe 125 D, berkapasitas ± 25 kg dalam
sekali pengambilan. Cangkul sampel, digunakan sebagai alat bantu untuk
menarik sampel saat pengisian scoop.

Gambar scoop dan cangkul sampel


b. Karung Sampel, Pita Warna dan spidol.
Karung sampel berfungsi untuk menyimpan sampel yang telah di ambil
menggunakan scoop dan di ikat menggunakan pita, pita berfungsi untuk
membedakan lokasi dari tumpukan awal.

Gambar karung sampel dan pita.


3. Pengambilan sampel

Gambar pengambilan sampel


Untuk pengambilan sampel memiliki tahapan sebagai berikut:
a. Mengambil sampel dengan tiga titik yang berbeda, atas, tengah dan di
bawah (representatif), gunakan cangkul sampel untuk menarik ore
kedalam scoop, dengan berat satu scoop penuh ± 25 kg.
b. Memasukan sampel yang telah diambil menggunakan scoop 125D ke
dalam karung sampel.
4. Mengikat karung sampel dimana setiap karung sampel dari tumpukan
yang sama di beri pengikat pita dengan warna yang sama. Setelah sampel
di ikat maka selanjutnya akan di mobilisasi menuju preparasi sampel.

Gambar sampel siap di kirim ke preparasi sampel


3.3 Preparasi sampel.
Preparasi sampel merupakan suatu pekerjaan untuk mempersiapkan
sampel dikirim ke laboratorium untuk di lakukan pengujian kadar yang di peroleh
dari material sampel.sebelum sampel di ujih, terlebih dahulu dilakukan preparasi
dengan tujuan untuk mereduksi baik jumlahnya maupun ukuran butirnya sampai
dengan berat ±125 gram dan kehalusan -200 mesh yang representatif dari sampel
itu sendiri.
Kegiatan preparasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
keberlangsungan umur pekerjaan penambangan karena dari hasil preparasi sampel
akan di dapatkan nilai-nilai dari hasil pengujian kadar sehingga daerah tersebut
dapat dikatakan layak tidaknya dilakukan suatu kegiatan penambangan.
Pada dasarnya tujuan preparasi yaitu mengubah jumlah sampel yang
banyak menjadi sebagian kecil yang dapat dikatakan representatif (mewakili
sampel yang banyak). Untuk pengamatan di pt gag nikel yang dilakukan pada
preparasi kali ini terfokus pada sampel pengapalan.
Secara umum, proses proses preparasi meliputi proses screaning and
crushing, mixing, grinding serta pengemasan sampel.
Proses screaning dan crushing adalah agar tercipta sampel dengan ukuran
yang seragam dan homogen, sehingga dapat dengan mudah dianalisis.
Preparasi sampel yang dilakukan menggunakan standar jis (Japanese industrial
standar). Berikut adalah tahapan preparasi sampel:
1. Screaning, dilakukan untuk memisahkan ukuran sampel. Screaning
pertama dilakukan dengan ayakan 20mm, dan untuk boulder yang tidak
lolos akan dikecilkan ukuranya menggunakan jaw crusher -20 mm.
Gambar proses screaning

Gambar boulder yang tidak lolos dan boulder yang sudah di crushing

2. Mixing merupakan kegiatan untuk menghomogenisasi sampel. Tujuan


mixing adalah agar sampel yang di siapkan dapat merata kadarnya serta
prinsip keterwakilan dan kemerataan dapat terpenuhi. Mixing dilakukan
tiga kali dengan cara dicampurkan menggunakan scoop sesuai dengan
ukuran sampel yang dicampurkan.
Gambar proses mixing

3. Matriks, merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara membagi


sampel menjadi formasi 5×6 yang artinya pengambilanya sebanyak 30 kali
pada masing-masing kotak matriks. Matriks dilakukan dengan
pengambilan sampel dengan scoop 20D.

Gambar matrix pengapalan formasi 5×6

4. Penimbangan sampel sebelum di oven


Gambar penimbangan sampel basah
5. Drying, selanjutnya memasuki tahap pengeringan sampel yang
menggunakan oven. Sampel dikeringkan dengan suhu 105ºc selama 17
jam.

Gambar proses drying oven


6. Material yang sudah di oven dan kering, selanjutnya akan masuk ketahap
finishing (penyelesaian) tahap preparasi sampel basah selesai dan di
lanjutkan ke tahap preparasi kering yaitu material akan diperkecil atau di
reduksi dengan menggunakan roll crusher -3 mm.

Gambar penimbangan sampel kering.

Gambar roll crusher/ reduksi -3mm


7. Selanjutnya setelah sampel telah direduksi, maka sampel tersebut akan
dimasukan ke alat yang bernama riffle yang berfungsi untuk membagi
material secara merata.
Gambar riffle / pembagian material

8. Kembali dilakukan reduksi dengan menggunakan top grinder dengan


ukuran atau hasil reduksi material sample mencapai 70 mesh.

Gambar top grinder dan sampel 70 mesh


9. Lalu material di matriks lagi menggunakan formasi 5×6 menggunakan
sendok 1D dengan berat ni ± 300 gram.

Gambar matrix 5×6 sampel 70 mesh


10. Dilakukan reduksi lagi dengan menggunakan disk mill dengan hasil
reduksi material sampel mencapai 200 mesh.

Gambar sampel 200 mesh


Gambar bowl penggiling sampel
11. Sampel kemudian di mixing lagi
12. Quartering
Sampel di bagi untuk di analisis dan arsip preparasi

Gambar proses quartering


13. Setelah semua rangkaian preparasi sampel telah selesai maka sampel di
kirim ke laboratorium untuk di analisa kadarnya.
BAB VI
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil laporan kerja praktek pada pt gag nikel, maka dapat
disimpulkan:
1. Kegiatan pengambilan sampel pengapalan bertujuan untuk mengetahui
kembali kadar Ni yang akan di pasar sesuai permintaan pembeli.
2. Proses pengambilan sampel selanjutnya di bawa ke preparasi untuk di
reduksi ukuranya, dan hasil akhirnya -200 mesh yang akan dikirim ke
laboratorium untuk mengetahui kadarnya.

2.2 Saran
1. Perlu di tingkatkan lagi pengawasan terhadap penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) kepada karyawan.
2. Jumlah karyawan pada preparasi sampel untuk shift satu dan dua perlu di
tingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai