Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANTIMIKROBA

Disusun oleh :
Liana
160110060141

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Padjadjaran
Bandung
2013
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1

BAB II ANTIMIKROBA ………………………………………………………... 3

I. Pengertian ……………………………………………………………….. 3

II. Penggolongan antimikroba ……………………………………………... 3

III. Resistensi Antimikroba ………………………………………………... 6

A. Pembagian Resistensi …………………………………………... 6

B. Mekanisme Resistensi ………………………………………….. 6

C. Pencegahan Resistensi …………………………………………..6

IV. Efek samping penggunaan Antimikroba ……………………………… 7

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………… 8

Istilah – istilah …………………………………………………………… 8

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 9


BAB I
PENDAHULUAN

Mikroba adalah organisme berukuran mikroskopis yang antara lain terdiri dari bakteri,
fungi dan virus. Bakteri merupakan mikroba prokariotik yang rata-rata selnya
berukuran 0,5-1 x 2-5 µm, berbentuk elips, bola, batang atau spiral. Menurut Gandjar
(2006), fungi adalah organisme eukariotik, bersifat heterotrof, dinding selnya
mengandung kitin, tidak berfotosintesis, mensekresikan enzim ekstraseluler ke
lingkungan dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi. Berdasarkan
penampakannya, fungi dikelompokkan ke dalam kapang (mold), khamir (yeast), dan
cendawan (mushroom). Cendawan merupakan fungi yang berukuran makroskopis,
sedangkan kapang dan yeast adalah fungi yang berukuran mikroskopis. Menurut
Rachmawan (2001), rata-rata sel kapang berukuran 1-5 x 5-30 µm dan yeast berukuran
1-5 x 1-10 µm. Kapang adalah fungi multiseluler berfilamen dengan susunan hifa yang
menyerupai benang (Brock et al., 2006). Yeast merupakan fungi uniselular. Pada yeast
tertentu yang bersifat patogenik seperti Candida sp., mengalami dua fase (dimorfisme)
dalam siklus hidupnya, yaitu fase yeast (membentuk sel tunggal) dan fase miselium
untuk penetrasi ke jaringan inangnya. Selain berinteraksi intraspesies, mikroba tersebut
juga berinteraksi secara interspesies dengan manusia, tumbuhan, dan hewan. Dalam
interaksinya dengan manusia, mikroba tersebut ada yang bersifat menguntungkan dan
merugikan. Contohnya bakteri patogen Escherichia coli dan kelompok bakteri Coliform
dapat menyebabkan diare, kolera, dan penyakit saluran pencernaan lainnya. Kapang dan
khamir menyebabkan penyakit karena menghasilkan racun (mikotoksin) dan
menginfeksi permukaan tubuh seperti kulit, kuku, dan rambut (mikosis superfisial),
serta menyerang jaringan dalam tubuh melalui peredaran darah (mikosis sistemik).
Salah satu upaya untuk melawan mikroba tersebut adalah dengan menggunakan
mikroba lain yang mempunyai sifat antagonis (antimikroba) sebagai pengganggu atau
penghambat metabolisme mikroba lainnya. Mikroba antagonis yang memiliki
kemampuan antimikroba tersebut dapat menghasilkan senyawa antimikroba. Senyawa
antimikroba yang dihasilkan oleh mikroba pada umumnya merupakan metabolit
sekunder yang tidak digunakan untuk proses pertumbuhan, tetapi untuk pertahanan diri
dan kompetisi dengan mikroba lain dalam mendapatkan nutrisi, habitat, oksigen, cahaya
dan lain-lain. Senyawa antimikroba tersebut dapat digolongkan sebagai antibakteri atau
antifungi. Beberapa senyawa antimikroba adalah fenol, formaldehida, antibiotik, asam,
dan toksin.
BAB II
ANTIMIKROBA

I. Pengertian
Antimikroba adalah bahan-bahan atau obat-obat yang digunakan untuk
memberantas/membasmi infeksi mikroba, khususnya yang merugikan manusia,terbatas
yang bukan parasit diantaranya antibiotika, antiseptika, khemoterapeutika, preservative.
Antibiotika adalah suatu senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme, yang
dalam konsentrasi kecil mempunyai kemampuan menghambat atau membunuh
mikroorganisme lain.
II· Penggolongan antimikroba
1. Berdasarkan mekanisme kerjanya
1. 1. Bersifat sebagai antimetabolit/ penghambatan metabolisme sel.
Koenzim asam folat di perlukan untuk sintesis purin dan pirimidin (prekursor DNA dan
RNA) dan senyawa-senyawa lain yang dipelukan untuk pertumbuhan seluler dan
replikasi. Untuk banyak mikroorganisme, asam p-amino benzoate (PABA) merupakan
metabolit utama. Antimikroba seperti sulfonamide secara struktur mirip dengan PABA,
asam folat, dan akan berkompetisi dengan PABA untuk membentuk asam folat, Jika
senyawa antimikroba yang menang bersaing dengan PABA maka akan terbentuk asam
folat non fungsional yang akan mengganggu kehidupan mikroorganisme.
Contoh obat: Sulfonamid, trimetoprim, asam p-aminosalisilat
1. 2. Penghambatan sintesis dinding sel
Antimikroba golongan ini dapat menghambat biosintesis peptidoglikan, sisntesis
mukopeptida atau menghambat sintesis peptide dinding sel , sehingga dinding sel
menjadi lemah dank arena tekanan turgor dari dalam, dinding sel akan pecah atau lisis
sehingga bakteri akan mati.
Contoh obat: penisilin, sefalosforin, sikloserin, vankomisin, basitrasin, dan antifungi
gol. Azol.
1. 3. Penghambatan fungsi permeabilitas membrane sel
Antimikroba bekeja secara langsung pada membrane sel yang mempengarui
permeabilitas dan menyebabkan keluarnya senyawa intraseluler mikroorganisme,
sehingga sel mengalami kerusakan bahkan mati.
Contoh Obat : polimiksin, nistatin, dan amfoteresin B
1. 4. Penghambatan sintesis protein yang reversible
Mempengaruhi fungsi sub unit 50S dan 30S. Antimikroba akan menghambat reaksi
transfer antara donor dengan aseptor atau menghambat translokasi t-RNA peptidil dari
situs aseptor kesitus donor yang menyebabkan sitesis protein terhenti.
Contoh obat : kloramfenikol, gol. Tetrasiklin, eritromisin, klindamisin, dan
pristinamisin
1. 5. Pengubahan sintesis protein
Berikatan dengan subunit ribosom 30S dan mengubah sintesis protein, yang pada
akhirnya akan mengakibatkan kematian sel
Contoh obat : aminoglikosida
1. 6. Penghambatan asam nukleat
Antimikroba mempengaruhi metabolis asam nukleat bakteri, contoh obat : gol.
Rifamisin, yang menghambat RNA polimerase , dan yang menghambat topoisomerase
Contoh obat : golongan kuinolon
1. 7. seny. Antivirus yang terdiri beberapa gol :
a. Analog asam nukleat, secara selektif menghambat DNA polimerase virus (asiklovir
), menghambat transkriptase balik (zidovudin)
b. Inhibitor transkriptase balik non-nukleosida (nevirapin)
c. Inhibitor enzim2 esensial virus lainnya, mis.inhibitor protease HIV atau neuranidase
influenza.
Cat :
Mekanisme kerja pasti beberapa seny. Antimikroba masih belum diketahui.
2. Berdasarkan spektrumnya
2.1 Antibiotik dengan spektrum luas, efektif baik terhadap gram positif maupun gram
negatif
Contoh obat: tetrasiklin, amfenikol, aminoglikosida, makrolida, rifampisin, turunan
penisilin (ampisilin, amoksisilin, bakampisilin, karbanesilin, hetasilin, pivampisilin,
sulbenisilin, dan tirkasilin), dan sebagian besar turunan sefalosporin
2.2 Antibiotik yang aktivitasnya lebih dominan terhadap gram positif
Contoh obat: basitrasin, eritromisin, sebagian besar turunan penisilin sprt
benzilpenisilin, penisilin G prokain, penisilin V, fenetilisin K, metisilin Na, turunan
linkosamida, asam fusidat, dan beberapa turunan sefalosporin.
2.3 Antibiotik yang aktivitasnya lebih dominan terhadap bakteri gram negatif Contoh
obat: kolkistin, polimiksin B sulfat, dan sulfomisin
2.4 Antibiotik yang aktivitasnya lebih dominan thdp Mycobacteriae (antituberkulosis)
Contoh obat: streptomisin, kanamisin, sikloserin, rifampisin, viomisin, dan
kapreomisin
2.5 Antibiotik yang aktif terhadap jamur (antijamur),
Contoh obat: griseofulvin, dan antibiotik polien seperti nistatin, amfoterisin B, dan
kandisidin
2.6 Antibiotik yang aktif terhadap neoplasma (antikanker)
Contoh obat: aktinomisin, bleomisin, daunorubisin, mitomisin, dan mitramisin
3. Berdasarkan Struktur kimianya
3.1 Antibiotik β-laktam
3.2 Turunan amfnikol
3.3 Turunan tetrasklin
3.4 Aminoglikosida
3.5 Makrolida
3.6 Polipeptida
3.7 Linkosamida
3.8 Polien
3.9 Ansamisin
3.10 Antrasiklin
4. Berdasarkan Aksi utamanya
4.1 Bakteriostatik : menghambat pertumbuhan mikroba
Contoh obat : Penisilin, Aminoglikosid, Sefalosporin, Kotrimoksasol, Isoniasid,
Eritromisin (kadar tinggi), Vankomisin
4.2 Bakterisida : membunuh / memusnahkan mikroba
Contoh obat : Tetrasiklin, Asam fusidat, Kloramfenikol, PAS, Linkomisin,
Eritromisin kadar rendah), klindamisin
5. Berdasarkan Tempat kerjanya
5.1 Dinding sel, menghambat biosintesis peptidoglikan, Contoh obat: penisilin,
sefalosporin, basitrasin, vankomisin, sikloserin.
5.2 Membran sel, fungsi dan integritas membran sel, Contoh obat: nistatin,
amfoteresin, polimiksin B.
5.3 Asam nukleat, menghambat biosintesis DNA, mRNA, biosintesis DNA dan mRNA
Contoh obat: mitomisin C, rifampisin, griseofilvin
5.4 Ribosom, menghambat biosintesis protein (subunit 30S prokariotik contoh:
aminosiklitol, tetrasiklin, subunit 50S prokariotik contoh: amfenicol, makrolida,
linkosamida.
III. Resistensi Antimikroba
Resistensi sel mikroba adalah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba
oleh antimikroba. Sifat ini merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup.
A. Pembagian resistensi :
a. Resistensi genetic
1. Mutasi spontan
- gen mikroba berubah karena pengaruh AM
- terjadi seleksi, galur resisten bermultiplikasi, yang peka terbasmi, tersisa populasi
resisten
2. Resistensi dipindahkan
- Transformasi
- Transduksi
- Konjugasi
b. Resistensi silang
Keadaan resistensi terhadap Antimikroba tertentu yang juga memperlihatkan resistensi
terhadap Antimikroba yang lain
Terjadi :
- antara Antimikroba dengan struktur kimia yang mirip
- antara Antimikroba beda struktur tapi mekanisme kerja mirip
B. Mekanisme resistensi
1. Perubahan tempat kerja (target site) obat antimikroba
2. Mikroba menurunkan permeabilitasnya sehingga obat sulit masuk kedalam sel
3. Inaktivasi obat oleh mikroba
4. Mikroba membentuk jalan pintas untuk menghindari tahap yang dihambat oleh
mikroba
5. Meningkatkan produksi enzim yang dihambat oleh antimikroba
C. Pencegahan Resistensi
• Penggunaan Antimikroba hanya sesuai indikasi dan dosis yg tepat,jangka waktu
cukup
• Pembatasan penggunaan Antimikroba spektrum luas
• penggunaan antimikroba di rumah sakit pada waktu tertentu sebaiknya dibatasi
pada jenis
jenis antimikroba tertentu
• Aplikasi penggunaan antimikroba, khususnya di bidang peternakan perlu dibatasi
IV. Efek samping penggunaan Antimikroba
1. Reaksi Alergi ; reaksi ini dapat ditimbukan oleh semua antibiotic dengan melibatkan
system
imun tubuh hospes.
2. Reaksi idiosinkrasi ; gejala ini merupakan reaksi abnormal yang diturunkan secara
genetic
terhadap pemberian antimikroba tertentu.
3. Reaksi toksik; AM pada umumnya bersifat toksik – selektif, tetapi sifat ini relative.
Selain itu
yang turut menentukan terjadinya reaksi toksik yaitu fungsi organ/system tertentu
sehubungan
dengan biotransformasi dan eksresi obat.
4. Perubahan biologic dan metabolik ; penggunaan AM, terutama yang bersepektrum
luas dapat
mengganggu keseimbangan ekologik mikroflora sehingga jenis mikroba yang
meningkat jumlah
populasinya dapat menjadi patogen. Gangguan keseimbangan ekologik mikroflora
normal tubuh
dapat terjadi di saluran cerna, nafas kulit dan kelamin.
BAB III
PENUTUP

Istilah – istilah
• Antimikroba : suatu zat/obat untuk membasmi jasad renik yang diperoleh dari
sintesis atau yang berasal dari senyawa nonorganik
• Antibiotika : zat yang dihasilkan suatu mikroba, dapat membasmi mikroba lain
• Spektrum sempit : efektif untuk bakteri spesifik
• Spektrum luas : efektif untuk beberapa jenis bakteri
• Bakteriostatik : antimikroba hanya menghentikan pertumbuhan mikroorganisme
• Bakterisidal : antimikroba dapat mematikan mikroorganisme
• Resistensi : kemampuan mikroba untuk tidak terbunuh/terhambat
pertumbuhannya oleh suatu antimikroba
• Kadar hambat minimal: kadar minimal yg diperlukan utk menghambat
pertumbuhan org
• Kadar bunuh minimal : kadar minimal yg diperlukan utk membunuh
mikroorganisme
DAFTAR PUSTAKA

1. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17615-Chapter1-747566.pdf

2. http://farmasiiqbal.blogspot.com/2012/05/antimikroba.html

3. http://biologyeastborneo.com/wp-content/uploads/2011/07/ANTIMIKROBA.ppt

4. "Antimicrobial - Definition from the Merriam-Webster Online Dictionary". Archived

from the original on 24 April 2009. Retrieved 2009-05-02.

5. Levy SB (ed) (1994) Drug Resistance: The New Apocalypse (special issue) Trends

Microbiol 2: 341–425

Anda mungkin juga menyukai