Anda di halaman 1dari 9

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MATRAMAN

DINAS KESEHATAN
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MATRAMAN


NOMOR 385 TAHUN 2019
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN REMUNERASI
BAGI PEGAWAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MATRAMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MATRAMAN,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 222 Tahun 2016


telah diatur mengenai Pedoman Pemberian Remunersi Bagi
Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Khusus
Daerah;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, serta berdasarkan evaluasi pemberian
remunerasi bagi pegawai Non PNS Rumah Sakit Umum Daerah
Matraman sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a, perlu
diberikan remunerasi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, maka perlu ditetapkan Keputusan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Matraman;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 81/MENKES/SK/I/2004
Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan;
4. Peraturan Gubernur Nomor 165 Tahun 2012 tentang Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
5. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 873 Tahun 2015 tentang
Pedoman Peraturan Kepegawaian Untuk Pegawai Badan
Layanan umum Daerah Pada Unit Kerja Perangkat Daerah Yang
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah Di Jakaran Dinas Kesehatan Provinsi Daerah
Khusus ibukota Jakarta;
6. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 95 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemberian
Penghasilan Bagi Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil Pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah
Bidang Kesehatan;
7. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 221 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
Gubernur Nomor 95 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pemberian
Penghasilan Bagi Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil Pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah
Bidang Kesehatan;
8. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 222 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemberian
Remunerasi Bagi Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah dan
Rumah Sakit Khusus Daerah;
9. Peraturan Ikatan Dokter Indonesia tentang Acuan Tarif Dokter
10. Peraturan Ikatan Dokter Indonesia Tahun 2013 tentang Harmoni
Sasi Pemberian Remunerasi Dokter.

MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MATRAMAN TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN REMUNERASI BAGI DOKTER SPESIALIS DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH MATRAMAN

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

1. Rumah Sakit Umum Daerah Matraman yang selanjutnya disebut RSUD Matraman
adalah UKPD dibawah instansi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang
menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

2. Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Pegawai Non PNS
adalah Pegawai Non PNS yang bekerja pada RSUD Matraman yang telah
memenuhi kualitas berdasarkan standar kompetensi sesuai dengan jenis
ketenagaannya serta telah lulus seleksi dalam program rekrutmen pegawai yang
diadakan di lingkup bidangnya.

3. Remunerasi adalah Imbalan Kerja yang didapat pegawai berupa imbalan untuk
posisi, imbalan untuk kinerja dan imbalan untuk perorangan.
4. Imbalan untuk perorangan /individu (P3) adalah penghasilan yang diberikan
kepada pegawai terdiri dari konsultasi medis melalui telepon/hadir melakukan
tindakan medis/ siap ditempat untuk dipanggil melakukan tindakan medis (on call),
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan keuangan rumah sakit.

5. Pendapatan rumah sakit adalah pendapatan operasional rumah sakit yang


bersumber dari jasa layanan, hibah tidak terikat, hasil kerja sama dengan pihak
lain, dan lain-lain pendapatan Badan Layanan Umum Daerah yang sah.

6. Kurs adalah Harga 1 (satu) nilai Jabatan/Kompetensi, dalam satuan rupiah yang
dihitung dari alokasi anggaran dibagi dengan jumlah nilai jabatan dikali dengan
jumlah karyawan yang menempati masing-masing jabatan.

7. Koefisien peringkat jabatan adalah faktor pengali sebagai nilai penyelaras antara
peringkat jabatan dalam satuan angka.

8. Koefisian tindakan adalah faktor pengali yang didapat dari perhitungan jumlah
tindakan/pemeriksaan medis dalam satuan angka.

9. Relative Value Unit yang selanjutnya disingkat RVU adalah nilai dari satuan
tindakan/pemeriksaan medis yang telah disesuaikan agar acuan tarif jasa medis
dokter Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia 2013

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Keputusan Direktur ini dimaksudkan sebagai dasar hukum dan pedoman dalam
pemberian Remunerasi bagi Pegawai Non PNS di Rumah Sakit Umum Daerah
Matraman.

Pasal 3

Pemberian Remunerasi bertujuan :

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat;


b. Menjamin kesejahteraan Pegawai;
c. Meningkatkan kinerja Pegawai;
d. Meningkatkan loyalitas Pegawai terhadap organisasi;
dan
e. Meningkatkan integritas Pegawai.

BAB III
KOMPONEN REMUNERASI
Pasal 4
Pegawai diberikan Remunerasi berdasarkan struktur dan formula yang terdiri dari :
a. Imbalan untuk posisi (P1);
b. Imbalan untuk kinerja (P2); dan
c. Imbalan untuk perorangan (P3).
Pasal 5
(1) Komponen imbalan untuk posisi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf a
terdiri dari :
a. Gaji;
b. Tunjangan posisi;

(2) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sesuai dengan Peraturan
Gubernur yang mengatur tentang pedoman penggajian.
(3) Tunjangan posisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diberikan
berdasarkan nilai kompetensi yang tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Pasal 6

(1) Imbalan untuk kinerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf b berdasarkan
perhitungan nilai kompetensi, peringkat posisi dan penilaian kinerja.
(2) Peringkat posisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Pegawai yang
bekerja di RSUD Matraman tercantum dalam Lampiran I Keputusan ini.
(3) Dalam hal Imbalan Kinerja untuk dokter spesialis selain berdasarkan perhitungan
nilai kompetensi, peringkat posisi, penilaian kinerja ditambah dengan Perhitungan
koefisien tindakan.
(4) Perhitungan koefisien tindakan pada imbalan kinerja pada dokter spesialis
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dihitung berdasarkan jumlah
tindakan/pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter spesialis dalam periode satu
bulan dan dinyatakan dalam satuan angka.

BAB IV
TAHAPAN PEMBERIAN REMUNERASI
Pasal 7
Tahapan pemberian remunerasi dokter spesialis secara bertahap bulan Januari dan
Februari 2019 dilakukan simulasi perhitungan remunerasi dan bulan Maret 2019
ditetapkan mulai pemberian remunerasi.

BAB V
TATA CARA PERHITUNGAN REMUNERASI
Pasal 8
(1) Alokasi anggaran untuk remunerasi sebesar 45 % dari rata-rata pendapatan
BLUD rumah sakit 3 bulan terakhir atau triwulan sebelumnya.
(2) Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat satu (1) meliputi:
a. Persentase 30% - 32 % dari pendapatan BLUD rumah sakit untuk tunjangan
posisi, imbalan kerja dan imbalan perorangan untuk seluruh pegawai,
tergantung dari besaran CV dan level jabatan masing-masing pegawai.
b. Persentase 10% - 13% dari pendapatan BLUD rumah sakit untuk perhitungan
koefisien tindakan pada komponen imbalan kerja dokter spesialis (P3).
Adapun perhitungan besaran koefisien tindakan pada komponen imbalan
kinerja dokter spesialis dihitung berdasarkan : Volume tindakan x Skor (IDI) x
RVU Konversi (sesuai acuan dari IDI dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta).
Dokter spesialis fulltimer diberikan remunerasi berupa gaji (P1), imbalan untuk
kinerja (P2) dan imbalan kerja dokter spesialis (P3). Sedangkan untuk dokter
sesialis partimer diberikan remunerasi berupa imbalan untuk kinerja (P2) dan
imbalan kerja dokter spesialis (P3).
c. Besaran pada poin a dan b diberikan kepada pegawai/dokter spesialis yang
tidak menerima tunjangan kinerja dari anggaran APBD. Selisih dari tunjangan
posisi yang belum diberikan kepada karyawan karena masih menerima
tunjangan kinerja dari APBD digunakan untuk operasional rumah sakit sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

BAB VI
FORMULA TUNJANGAN POSISI DAN IMBALAN KINERJA, NERUS DAN ON CALL
Pasal 9
(1) Formula pemberian tunjangan posisi ditetapkan berdasarkan rumusan sebagai
berikut :
𝑇𝑢𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝐾𝑢𝑟𝑠 𝑇𝑢𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑥 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 (%)
Alokasi Anggaran Tunjangan Posisi
𝐾𝑢𝑟𝑠 𝑇𝑢𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 =
𝛴(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝐽𝑚𝑙 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛)

(2) Formula pemberian imbalan kinerja ditetapkan berdasarkan rumusan sebagai


berikut :
𝐼𝑚𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝐾𝑢𝑟𝑠 𝐼𝑚𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡
𝑃𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑥 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 (%)
Alokasi Anggaran 𝐼𝑚𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎
𝐾𝑢𝑟𝑠 𝐼𝑚𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 =
𝛴(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝐽𝑚𝑙 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑥 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖)

(3) Khusus untuk dokter spesialis formula pemberian imbalan kinerja ditetapkan
berdasarkan rumusan sebagai berikut :
𝐼𝑚𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑𝑜𝑘𝑡𝑒𝑟 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑎𝑙𝑖𝑠 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝐾𝑢𝑟𝑠 𝐼𝑚𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥
(𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 + 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑇𝑖𝑛𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛 ) 𝑥
𝑃𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 (%)
Alokasi Anggaran 𝐼𝑚𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎
𝐾𝑢𝑟𝑠 𝐼𝑚𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 =
𝛴(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝐽𝑚𝑙 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑥 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖)
(4) pembayaran imbalan untuk perorangan/individu (Nerus) pegawai Non PNS dari
Anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah
Matraman yang besarannya disesuaikan dengan kondisi kemampuan dan
keuangan rumah sakit.
BAB VII

TATA CARA PEMBAYARAN REMUNERASI

1. Pembayaran imbalan gaji dibayarkan setiap akhir bulan dengan cara


transfer melalui rekening Bank DKI.
2. Pembayaran tunjangan dibayarkan setiap pertengahan bulan dengan cara
transfer melalui rekening Bank DKI.

BAB VIII

PEGAWAI YANG TIDAK DIBERIKAN TUNJANGAN POSISI DAN/ATAU


INSENTIF

(1) Imbalan posisi dan imbalan Kinerja tidak diberikan kepada pegawai yang:
a. Mengambil masa persiapan pensiun;
b. Berstatus penerima uang tunggu;
c. Berstatus tersangka dan ditahan oleh aparat penegak hukum;
d. Berstatus terdakwa dan ditahan;
e. Berstatus terpidana;
f. Mengambil cuti di luar tanggungan negara;
g. Mengambil cuti besar/istrahat panjang;
h. Diberhentikan sementara/skorsing;
i. Melaksanakan tugas belajar;
j. Dijatuhi hukuman disiplin;
k. Sakit lebih dari 3 (tiga) bulan berturut-turut;
l. Mengambil cuti persalinan anak ketiga dan seterusnya sejak CPNS dan
perjanjian kerja pertama bagi Non PNS; atau
m. Melaksanakan kewajiban ibadah yang diperintahkan agamanya.

(2) Pemberhentian pemberian imbalan posisi dan imbalan kinerja kepada pegawai
sebagaimana yang disebutkan pada ayat (1) diatas dilaksanakan secara
proporsional dengan hitungan selama 1 (satu) bulan berdasarkan kejadian.

(3) Perhitungan proporsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku pada
awal dan akhir kejadian.
(4) Penjatuhan hukuman disiplin dan pemutusan tunjangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf j, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan.

BAB IX

PENGURANGAN INSENTIF

(1) Pegawai yang sedang cuti persalinan pertama dan kedua diberikan tunjangan
posisi sesuai jabatannya dan imbalan kinerja sebesar 50% (lima puluh persen)
sesuai jabatannya.

(2) Terhadap ketidakhadiran Pegawai, berlaku pemotongan imbalan kinerja per


hari dengan ketentuan sebagai berikut :
a. tanpa keterangan sebesar 5% (lima persen) dari imbalan kinerja yang akan
diterima;
b. izin sebesar 2,5% (dua koma lima persen) dari imbalan kinerja yang akan
diterima;
c. sakit 1 - 2 hari sebesar 1% (satu persen) dari imbalan kinerja yang akan
diterima;
d. cuti sakit setelah hari ke 2 sebesar 2% (dua persen) dari imbalan kinerja
yang akan terima;
e. cuti alasan penting sebesar 2.5% (dua koma lima persen) dari imbalan
kinerja yang diterima, berlaku setelah hari ke-5 (lima); dan
f. terlambat tiba dan/ atau pulang lebih cepat dari kantor/ tempat tugas/izin
kurang dari 1 (satu) hari dikenakan pemotongan imbalan kinerja yang akan
diterima dengan rumus sebagai berikut:

N
450 menit X 2,5 %

(1) Pegawai yang memiliki jabatan rangkap maka tunjangan posisi dan insentifnya
diberikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari jabatan rangkapnya

(2) PNS Berstatus sebagai pegawai titipan dari luar instansi Pemerintah Daerah
dan ditugaskan di RSUD hanya diberikan imbalan kinerja

(3) Dokter spesialis tidak tetap/ part time/ mitra tidak diberikan gaji pokok dan
tunjangan posisi (pemberian imbalan kinerja dilaksanakan sesuai komponen
tindakan yang diberikan dan proporsional).
BAB X

PENILAIAN KOMPETENSI

(1) Penilaian kompetensi kepada setiap Pegawai dilakukan setiap 1 (satu) tahun
sekali;
(2) Penilaian kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan.

BAB XI

EVALUASI DAN PELAPORAN

(1) Penilaian kompetensi kepada setiap Pegawai dilakukan setiap 1 (satu) tahun
sekali;
(2) Penilaian kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan;
(3) Pemberian Remunerasi kepada Pegawai dilakukan Evaluasi setiap tahun oleh
Rumah Sakit Umum Daerah Matraman, SKPD Pembina Keuangan dan
Pembina Kepegawaian;
(4) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan oleh Rumah
Sakit Umum Daerah Matraman kepada Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 24 Oktober 2019

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH MATRAMAN

DIENCE MEIDIANA MD
NIP. 196505102002122001
Lampiran : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Matraman
Nomor : 385 Tahun 2019
Tanggal : 24 Oktober 2019

PEDOMAN PEMBERIAN REMUNERASI


BAGI PEGAWAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MATRAMAN

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 24 Oktober 2019

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH MATRAMAN

DIENCE MEIDIANA MD
NIP. 196505102002122001

Anda mungkin juga menyukai