Anda di halaman 1dari 11

[Sudah mengarah ke studi kasus]

Pandangan Islam Mengenai Internet


Dalam kehidupan manusia, Allah itu memberikan rahmat kepada seluruh mahkluk, termasuk
kepada manusia. Dengan rahmat inilah manusia diberi kesenangan berupa terciptanya
teknologi internet.

Dalam kehidupan, umat Islam telah memiliki aturan yang baik untuk bermuamalah dengan
umat lainnya. Sehingga kami tidak dilarang bekerja sama dalam berbagai bidang, termasuk
dalam berniaga, misal membeli komputer dengan segala kecanggihannya. Kami juga tidak
dilarang mengambil berkah dengan adanya kesenangan orang lain yang membuat internet,
sejauh didapatkan dengan cara yang baik serta halal (membeli dan saling menguntungkan) dan
memanfaatkannya untuk keperluan ibadah.

Sekali lagi tidak ada larangan untuk mengambil berkah atas kesenangan yang dimiliki umat
lainnya, sejauh tidak haram dan mendatangkan kesesatan.
Pandangan Islam Mengenai Facebook
Pada era modern ini, kemajuan teknologi adalah sebuah fenomena alam nyata yang tak
terhindarkan dari lini kehidupan umat manusia. Bahkan seakan-akan alat-alat modern tersebut
nyaris merasuk ke jantung setiap orang, lintas budaya, suku, bangsa, dan agama.
Di antara alat teknologi modern tersebut adalah internet dengan berbagai variasi program di
dalamnya, termasuk di antaranya situs jejaring sosial yang dinamakan “Facebook” yang kini
terkenal luas dan diminati banyak orang.
Nah, sebagai seorang muslim yang sejati, hendaknya kita menempatkan alat ini untuk
mendekatkan diri kepada Alloh dan sebagai lahan pahala bagi kita berupa dakwah, silaturrahmi
dan sebagainya, bukan malah menjadikannya sebagai alat ghibah (gunjingan), fitnah, provokasi,
gosip, nafsu berahi, dan sebagainya. Oleh karena itu, pada edisi kali ini sedikit akan kami
sampaikan secara ringkas tentang fiqih penggunaan Facebook dalam syari’at Islam. Semoga
bermanfaat.
Definisi Facebook dan Sejarahnya
Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial dan situs web yang diluncurkan pada Februari
2004 yang dioperasikan dan dimiliki oleh Facebook, Inc. Pada Januari 2011, Facebook memiliki
lebih dari 600 juta pengguna aktif. Pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan
pengguna lain sebagai teman dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika
mereka memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna
yang memiliki tujuan tertentu, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah, perguruan tinggi,
atau karakteristik lainnya. Nama layanan ini berasal dari nama buku yang diberikan kepada
mahasiswa pada tahun akademik pertama oleh administrasi universitas di AS dengan tujuan
membantu mahasiswa mengenal satu sama lain. Facebook memungkinkan setiap orang berusia
minimal 13 tahun menjadi pengguna terdaftar di situs ini.
Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama teman sekamarnya dan sesama mahasiswa
ilmu komputer: Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes. Keanggotaan situs web
ini awalnya terbatas untuk mahasiswa Harvard saja, kemudian diperluas ke perguruan lain di
Boston, Ivy League, dan Universitas Stanford. Situs ini secara perlahan membuka diri kepada
mahasiswa di universitas lain sebelum dibuka untuk siswa sekolah menengah atas, dan akhirnya
untuk setiap orang yang berusia minimal 13 tahun.1
Pergerakan dan popularitas Facebook semakin tumbuh dari hari ke hari. Dari berbagai penjuru,
warga dunia menggunakan fasilitas ini, termasuk Indonesia. Sehingga menurut statistik, pada
16 Maret 2009 jam 14. 00 WIB, ada 2.235.280 orang yang menyatakan warga Indonesia di
Facebook.2
Plus Minus Facebook
Facebook ini ibarat seperti sebuah pisau, bisa mengandung manfaat bila digunakan untuk hal-
hal yang bermanfaat tetapi juga bisa membawa bahaya bila digunakan untuk tindak kejahatan.
Demikian halnya dengan Facebook—yang merupakan jejaring sosial—bisa digunakan sebagai
wadah silaturrahmi di dunia maya, berdakwah, menimba ilmu, dan sebagainya. Namun,
sebaliknya Facebook juga bisa digunakan sebagai ajang maksiat. Berikut ini penjelasannya lebih
terperinci:
1. Manfaat Facebook
Di antara manfaat Facebook adalah sebagai berikut:
a. Sebagai sarana dakwah
Facebook bisa digunakan sebagai sarana dakwah yang bagus di tengah keringnya ilmu dan
informasi tentang Islam yang benar, sehingga betapa banyak orang mendapatkan hidayah
disebabkan membaca artikel di Facebook atau diskusi di Facebook.
b. Wadah silaturrahmi
Facebook bisa digunakan sebagai wadah untuk menyambung silaturrahmi antara sesama
teman, orang tua, kerabat, murid, atau guru dan ajang untuk mencari kawan lebih banyak lagi
yang itu hukum asalnya adalah boleh-boleh saja.
c. Menyimpan file/tulisan
Tulisan yang disimpan di komputer bukan tidak mungkin akan hilang saat komputer terkena
virus. Akan tetapi, jika disimpan di Facebook, maka file tersebut tetap akan selamat
selama account masih aktif.
2. Keburukan Facebook
Di antara keburukan Facebook adalah sebagai berikut:
a. Kecanduan
Banyak dari pengguna Facebook merasa asyik berbalas atau chatting, sehingga mereka menjadi
lupa pada waktu, tugas kewajibannya, bahkan ada yang sampai dibuat lalai dari aturan agama
gara-gara kecanduan Facebook.
b. Wadah maksiat
Banyak dari para pengguna Facebook tidak mengindahkan aturan agama sehingga menjadikan
Facebook sebagai wadah maksiat, berupa ghibah, fitnah, gosip, pacaran, dan sebagainya.
c. Gambar foto
Di antara wabah Facebook yang sangat perlu diperhatikan adalah budaya menampilkan foto-
foto pribadi yang jelas akan dilihat banyak orang, bahkan terkadang yang ditampilkan adalah
foto-foto seronok yang mengumbar nafsu. Oleh karenanya, bagi para pengguna Facebook
hendaknya mengganti foto-foto tersebut dengan foto-foto lain yang tidak bermasalah seperti
pemandangan alam dan sejenisnya.3
Facebook, Halal Atau Haram?
Booming-nya layanan jejaring sosial Facebook menuai kontroversi di kalangan para tokoh
agama. Sehingga dahulu pernah diberitakan bahwa pondok pesantren se-Jawa Timur dan
Madura yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pondok Pesantren Putri mengharamkan
pemanfaatan Facebook secara berlebihan seperti mencari jodoh maupun pacaran. Hal ini juga
sesuai dengan hasil pembahasan dalam bahtsul masail di Pondok Pesantren Putri Hidayatul
Mubtadiin Lirboyo, Kediri, Jatim. Namun, fatwa ini akhirnya menuai protes dari para para tokoh
moderat, bahkan ada sebagian kalangan yang menilai bahwa fatwa tersebut “kolot” dan
“ketinggalan zaman”.
Sebenarnya tidak ada kontradiksi bila kita mau memadukan antara kedua pendapat tersebut.
Sebab, kami rasa kita semua sepakat bahwa Facebook hanyalah sekadar sebuah alat saja, bukan
haram secara zatnya, namun semua itu tergantung pada penggunaannya. Maka substansi fatwa
para tokoh yang melarangnya seharusnya kita ambil faedahnya yaitu agar penggunaan
Facebook bukan untuk kemaksiatan melainkan harus diarahkan kepada yang positif.
Syaikh Muhammad asy-Syinqithi rahimahullah berkata, “Pembagian yang benar mengenai sikap
dalam menghadapi penemuan modern Barat terbagi menjadi empat macam:
1. Meninggalkan penemuan modern baik yang bermanfaat maupun berbahaya.
2. Menerima penemuan modern baik yang bermanfaat maupun berbahaya.
3. Menerima yang berbahaya dan meninggalkan yang bermanfaat.
4. Mengambil yang bermanfaat dan meninggalkan yang berbahaya.
Dengan pembagian penemuan modern menjadi empat ini, ternyata kita dapati bahwa pertama,
kedua, dan ketiga adalah batil tanpa diragukan lagi, berarti yang benar hanya satu yaitu
keempat.”4
Tentu saja, Facebook adalah termasuk masalah kontemporer yang tidak ada dalilnya secara
khusus. Namun, bila kita telaah kaidah-kaidah fiqhiyyah yang telah mapan, dapat kita temukan
beberapa argumentasi yang menunjukkan hukum asal penggunaan Facebook adalah boleh,
setidaknya ada dua kaidah fiqih yang bisa kita terapkan untuknya:
1. Asal segala urusan dunia hukumnya boleh
Kaidah ini merupakan kaidah yang agung sekali, yaitu bahwa asal semua urusan dunia adalah
boleh sampai ada dalil yang melarangnya dan asal semua ibadah adalah terlarang sampai ada
dalil yang mensyari’atkannya.
Banyak sekali dalil-dalil al-Qur‘an dan hadits yang menunjukkan kaidah berharga ini, bahkan
sebagian ulama menukil ijma’ (kesepakatan) tentang kaidah ini.5 Cukuplah dalil yang sangat
jelas tentang masalah ini adalah sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
‫ش ْيءَ كَانََ إِذَا‬ َْ ‫ فَشَأْنُ ُك َْم ُد ْنيَا ُك َْم أَ ْم َِر ِم‬، ‫ش ْيءَ كَانََ َوإِذَا‬
َ ‫ن‬ َْ ‫فَ ِإلَيَ ِد ْينِ ُك َْم أ َ ْم َِر ِم‬
َ ‫ن‬
“Apabila itu urusan dunia kalian maka itu terserah kalian, dan apabila urusan agama maka
kepada saya.”6
Bila ada yang mengatakan, “Bagaimana apabila alat dunia tersebut ditemukan oleh orang
nonmuslim?” Jawabnya: Sekalipun begitu, bukankah Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dahulu menerima strategi membuat parit sebagaimana usulan Salman al-Farisi ketika Perang
Khondaq?! Jadi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima strategi tersebut walaupun asalnya
adalah dari orang-orang kafir dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengatakan bahwa
strategi ini najis dan kotor karena berasal dari otak orang kafir. Demikian juga tatkala Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah ke Madinah, beliau meminta bantuan seorang penunjuk
jalan yang kafir bernama Abdulloh al-Uraiqith. Semua itu menunjukkan bolehnya mengambil
manfaat dari orang-orang kafir dalam masalah dunia dengan tetap mewaspadai virus agama
mereka. Dalam kata hikmah Arab dikatakan:
َِ ‫شبَ ِةَ َوأَ ْلقِ الثِّ َم‬
ِ‫ار اجْ تَن‬ َ ‫النَّارِ في ْال َخ‬
Ambillah buahnya dan buanglah kayunya ke api.7
Maka tidak selayaknya seorang hamba menolak nikmat Alloh tanpa alasan syar’i dan tidak halal
baginya untuk mengharamkan sesuatu tanpa dalil.
2. Sarana tergantung kepada tujuannya
Ini juga merupakan kaidah yang sangat penting dan berharga sekali.8 Tidak ragu lagi bahwa
dakwah, silaturrahmi, menimba ilmu, dan lainnya merupakan tujuan yang mulia, maka segala
sarana yang menuju kepada tujuan tersebut hukumnya seperti tujuannya. Hal ini sama persis
dengan hukum menaiki pesawat terbang untuk berangkat haji, menggunakan bom, tank, dan
alat-alat canggih modern untuk jihad dan sebagainya; tidak diragukan tentang bolehnya karena
alat-alat tersebut merupakan sarana menuju ibadah yang mulia.
Kesimpulannya, bahwa Facebook layaknya alat-alat teknologi lainnya seperti telepon, radio,
tipe dan sebagainya, bisa digunakan untuk menimbulkan kerusakan aqidah, pemikiran, akhlak
dan sebagainya tetapi ini tidak boleh hukumnya dalam pandangan syari’at. Dan bisa digunakan
untuk hal-hal yang bermanfaat. Maka seyogianya bagi kaum muslimin untuk memanfaatkan
alat ini ini hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi dunia dan akhirat agar dakwah Islam
semakin berkembang dan menyebar.Wallohu A’lam.9
Etika Seorang Muslim Ber-Facebook
Facebook adalah jejaring sosial. Itu berarti kita hidup dalam kawasan pertemanan dan
pergaulan. Maka etika-etika bergaul harus diperhatikan. Ada beberapa etika yang perlu kami
sampaikan kepada para pengguna Facebook sebagai nasihat bagi kita semuanya:
1. Jadikan sebagai ladang pahala
Hendaknya seorang yang masuk pada situs ini meluruskan niatnya terlebih dahulu, dia benar-
benar ingin menjadikan Facebook untuk sesuatu yang bermanfaat sebagai ajang silaturrahmi,
berdakwah, menimba ilmu, dan sebagainya.
2. Mengatur waktu
Hendaknya pengguna Facebook memahami akan mahalnya waktu. Janganlah dia terjebak
dalam kesia-siaan atau terlena keenakan chatting sehingga lalai dari sholatnya, kewajiban, dan
tugasnya di rumah atau tempat kerja.
3. Waspadailah zina mata dan hati
Dalam Facebook akan di-posting foto-foto pengguna Facebook lainnya yang terkadang mereka
adalah foto-foto lawan jenis. Tidak menutup kemungkinan muncul nafsu berahi dengan
melihatnya. Maka hendaknya kita takut kepada Alloh dan menyadari bahwa semua itu adalah
ujian akan keimanan kita kepada-Nya.
4. Jagalah kata-kata
Janganlah kita merasa bebas menulis status atau komentar dan kata-kata di Facebook. Pilihlah
kata-kata yang baik dan menyenangkan. Jangan menulis kata-kata yang kotor, fitnah, provokasi,
gosip, ghibah (gunjingan), dan sebagainya. Seorang muslim harus menjaga anggota tubuhnya
dari hal-hal yang dapat menodai keimanannya.
http://nur91-internetdalamislam.blogspot.co.id/

PENGARUH INTERNET MENURUT PANDANGAN ISLAM

Oleh :
PUDYASRI ASHARDHINI K1A015030

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini telah terjadi perubahan yang dialami pada seluruh generasi yang tumbuh dengan
perilaku berbeda karena adanya kemajuan teknologi. Berbagai teknologi informasi secara
keseluruhan merevolusi perilaku kita dalam melakukan berbagai hal. Hal ini dialami oleh semua
generasi mulai dari anak-anak hingga orang dewasa khususnya remaja. Saat ini, remaja dituntut
untuk dapat menguasai teknologi agar tidak dikatakan GAPTEK (Gagap Teknologi) oleh
lingkungan di sekitarnya.
Internet merupakan salah satu yang menjadi banyak perhatian para remaja. Berbagai situs yang
dimilikinya seperti facebook, twitter, instagram dan lainnya yang menjadi pusat perhatian
mereka setiap harinya dapat melupakan tugas-tugasnya di sekolah maupun di rumah. Bahkan
mereka sampai melupakan waktu mereka ketika telah dihadapkan dengan internet yang
seharusnya waktu itu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Hal ini terbukti dari semakin
banyaknya orang yang dalam kehidupan sehari-harinya sangat bergantung pada internet.
Pada dasarnya internet merupakan suatu program yang dapat memudahkan kita untuk mencari
berbagai informasi, berita, membantu siswa menyelasaikan tuga sekolah dan manfaat lainnya
yang terdapat di dalamanya telah meluas hingga seluruh jaringan internasional. Tetapi, tidak
dapat dipungkiri pula bahwa banyak kemudharatan atau pengaruh negatif dari intenet yang
nantinya akan merusak moral dan mempengaruhi perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga telah timbul keresahan dan ketakutan karena adanya penyalahgunaan internet oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Berdasarkan permasalahan yang ada, kita sebagai umat muslim harus mengingat kembali pada
agama atau keyakinan kita yang berfungsi sebagai pondasi atau pedoman dalam menjalankan
kehidupan. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan semua aspek kehidupan sesuai
dengan perintah Allah SWT, termasuk pada penggunaan internet yang bukan sesuatu yang
bebas nilai ketika internet disalahgunakan maka itu merupakan perbuatan zalim yang tidak
disukai Allah SWT.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah mengenai pengaruh internet bagi kehidupan dalam pandangan Islam
membatasi pembahasan – pembahasan dengan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pandangan Islam tentang internet?
2. Apa saja dampak internet pada remaja islam masa kini?
3. Bagaimana peran Agama Islam dalam mengantisipasi dampak negatif internet?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat untuk mempelajari pengaruh internet bagi kehidupan dalam agama Islam,
serta untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pandangan Islam tentang Internet
Sebagian orang berpendapat bahwa internet adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan seharihari. Teknologi, khususnya internet yang telah memasuki kehidupan manusia
dari kalangan muda sampai tua yang merupakan cara untuk mewujudkan kesejahteraan atau
meningkatkan martabat manusia. Islam tidak bertentangan dengan teori pemikiran modern
yang teratur asalkan dengan analisa yang objektif dan tidak bertentangan dengan Al-Quran.
Dalam pandangan Islam, iptek digambarkan sebagai cara mengubah suatu sumber daya
menjadi sumber daya lain yang lebih tinggi nilainya. Hal ini terdapat dalam surat Ar-Ra’dsyat
(11) yang berbunyi“Sesungguuhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. Dari ayat tersebut dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya Al-Quran telah mendorong manusia untuk berteknologi supaya
kehidupan mereka meningkat.
Dalam Al-Quran banyak terkandung ayat-ayat yang menuntut manusia untuk berpikir, melihat,
memandang serta mendorong manusia untuk menggunakan akal pikirannya seoptimal
mungkin. Al-Quran mengandung segala informasi yang dibutuhkan manusia, antara lain
informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi agar manusia dapat mempraktikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Islam sebenarnya internet tidak dijelaskan di dalam Al-
Quran, karena belum ada saat Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT sehingga belum ada sumber
yang jelas.
Peran Islam dalam perkembangan internet sangatlah penting, bahwa syariah Islam harus
dijadikan sebagai standar pemanfaatan internet itu sendiri. Ketentuan halal dan haram yang
terdapat pada hukum-hukum syariah Islam wajib dijadikan tolak ukur pemanfaatannya.
Internet yang dihalalkan oleh syariah Islam adalah yang internet yang dapat dimanfaatkan
sedangkan internet yang tidak dapat dimanfaatkan adalah yang diharamkan oleh syariah Islam.
Kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT tidak boleh tergiur dengan internet yang bukan terlahir
dari sifat rahim Allah SWT karena yang kita butuhkan dalam hidup ini hanyalah keridhoan Allah
SWT.
2.2 Dampak Internet pada Remaja Islam Masa Kini
Perkembangan dunia internet yang sangat pesat ini telah memberikan manfaat yang luar biasa
bagi kemajuan peradaban umat manusia. Memang tidak dapat dipungkiri di era modern saat ini
peran internet dalam kehidupan sehari-hari sangatlah berpengaruh.Internet jika dilihat dari
dampak positifnya tentu dianggap barang halal atau dibolehkan. Tetapi tidak sedikit pula
dampak negatif dari internet yang akan mempengaruhi penggunanya. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa internet sebenarnya sangat berguna namun peran manusia dalam menggunakan
internet juga sangat penting. Secara umum dampak positif dan negatif dari internet bagi remaja
masa kiniadalah sebagai berikut :
1. Dampak positif
a. Internet memudahkan remaja masa kini untuk mencari informasi, berita, atau data yang
penting dan akurat secara cepat.
b. Sebagai media komunikasi kita sebagai makhluk sosial sehingga dapat menjalin tali
silaturahmi dengan pengguna lainnya baik yang dekat maupun jauh.
c. Memotivasi remaja untuk dapat berkarya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dalam
bidang bisnis atau yang lainnya.
2. Dampak negatif
a. Internet yang mengandung gambar-gambar pornografi dan sebagainya dapat
mengakibatkan remaja bertindak kriminal atau perbuatan yang melanggar hukum.
b. Penggunaan internet secara berlebihan dapat menimbulkan rasa malas serta menghambat
kegiatan belajar, beribadah dan hal-hal yang lebih bermanfaat lainnya.
c. Seringnya berkomunikasi melalui internet dapat mengurangi komunikasi secara langsung
atau tatap muka dalam pergaulan remaja masa kini.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa dari banyaknya dampak positif dari
internet ternyata banyak pula dampak negatifnya. Dampak negatif tersebut dapat diminimalisir
tergantung dari diri kita sendiri. Diperlukan pula adanya antisipasi untuk menanggulangi hal-hal
negatif tersebut, seperti peningkatan perhatian orang tua kepada anak-anaknya. Salah satunya
dengan memberikan nasihat yang lemah lembut dan tindakan yang tegas tanpa kekerasan akan
lebih didengar oleh remaja dan dapat melunakkan hati mereka. Tidak lupa pula untuk selalu
memberikan pendidikan akhlak kepada anak-anaknya sehingga mereka dapat mengontrol
perbuatan yang akan dilakukannya.
2.3 Peran Agama Islam dalam Menanggulangi Dampak Negatif Internet
Berkembangnya penggunaan internet yang sangat pesat seharusnya dijadikan sarana umat
manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dengan memanfaatkan kemajuannya.
Misalnya dengan menjaga, memelihara, melestarikan keseimbangan hidup manusia di dunia
bukan untuk merusak bumi. Firman Allah SWT :

َ َ‫ت ب َما َو ْالبَحْ رِ ْالبَ ِِّر في ْالف‬


َِ ِ‫ساد‬
ِ‫ظ َه َر‬ َ ‫ض ليذيقَه ِْم النَّاسِ أَيْدي َك‬
ِْ َ‫سب‬ َِ ‫يَ ْرجعونَِ لَ َعلَّه ِْم َعملوا الَّذي بَ ْع‬
Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar
mereka kembali ke jalan yang benar” (Q.S Ar-Ruum : 41)
Fenomena yang tampak seperti ayat diatas yaitu penyalahgunaan internet. Internet dalam
islam diarahkan untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan, sehingga jangan sampai internet
mengatur kita sebagai makhluk ciptaan-Nya.
Dalam penggunaan internet aqidah Islam harus dijadikan dasar dari segala konsep dan
aplikasinya. Hal ini merupakan paradigma Islam sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah
saw. Konsep-konsep yang terkandung pun harus distandarisasi benar salahnya dengan tolak
ukur Al-Quran dan Hadist serta tidak boleh bertentangan dengan keduanya.
Syariah Islam juga digunakan sebagai standar pemanfaatan internet tentang halal-haramnya.
Keharusan tolak ukur syariah yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya
dengan ketentuan Allah SWT dan Rasul-Nya terdapat dalam surat Al-Araaf (3) yang
berbunyi “Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu
mengikuti pimpinan-pimpinan selain-Nya”. Dalam agama Islam sendiri tidak membatasi
seseorang untuk menggunakan IPTEK khususnya internet, namun syariah Islam memberikan
rambu-rambu untuk menjaga keselamatan penggunanya.
Pendidikan Agama Islam yang dimiliki seseorang seharusnya menjadikan manusia yang memiliki
moral dan akhlaqul karimah. Keimanan yang kuat kepada Allah SWT akan mampu
mengantisipasi dampak negatif dari penggunaan internet yang ada. Iman kepada Allah SWT
akan menumbuhkan rasa takut untuk berbuat maksiat serta rasa malu untuk berbuat kerusakan
di bumi. Dengan peningkatan keimanan yang terus menerus akan dapat membendung dampak
negatif tersebut karena hanya diri kitalah yang dapat membentenginya sebaik mungkin untuk
menghadapinya sehingga akan ada batasan dan norma-norma yang kita pegang teguh.
Selain landasan agama Islam yang dimiliki seseorang, ada pula peran orang tua untuk
melindungi anak dari pengaruh buruk internet. Orang tua harus melakukan pendekatan kepada
anaknya dengan cara mebangun komunikasi yang baik. Hal tersebut dapat memudahkan orang
tua untuk menanamkan nilai-nilai moral dan menjelaskan apa saja bahaya dari penggunaan
internet sehingga anak tidak mudah terjerumus. Keluarga yang didasari oleh nilai-nilai agama
akan memiliki pondasi yang kuat untuk menghadapi dampak buruk dari internet. Hal ini sudah
menjadi tanggung jawab orang tua seperti yang terdapat dalam Firman Allah surat At-Tahrim
ayat 6 yang berbunyi “Hai orang-orang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar, keras
dan tidak mendurhakai Allah SWT terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.Salah satu tanggung jawab orang tua adalah
mendidik anaknya dengan akhlak yang mulia. Selain itu, tanamkan pula rasa takut kepada Allah
karena Allah memperhatikan dan melihat apayang dilakukannya.

BAB III PENUTUP


1.1 Kesimpulan
Seiring dengan kemajuan teknologi, penggunaan internet semakin luas di kalanagan
masyarakat. Pada dasarnya, Islam tidak pernah menghambat kemajuan internet dalam
kehidupan sehari-hari karena Islam telah mendorong manusia untuk berteknologi agar
kehidupan mereka meningkat. Namun, dengan syarat dalam analisisnya tidak bertentangan
dengan Al-Quran dan Hadist. Pengaruh yang timbul dari perkembangan tersebut ada positif dan
negatif. Salah satu cara untuk menanggulangi dampak negatif tersebut yaitu dengan aqidah
yang dijadikan dasar, syariah Islam sebagai standarisasi serta peran orang tua dan lingkungan
sekitar untuk mengingatkan akan kepentingan menjalankan ibadah shalat. Jadi, dapat
disimpulkan dampak dari internet itu tergantung dari diri sendiri sebagai penggunanya. Hati
nurani kitalah yang akan memilih hal yang baik dan benar. Selalu ingat pula bahwa Allah Maha
Melihat setiap perbuatan kita. Semoga kita semua dapat terhindar dari dampak buruk internet.
Amiin.

DAFTAR PUSTAKA
Hafifah, Hana, 2014, [online], http://hanahafifah.blogspot.co.id/2014/01/pandangan-islam -
dalam-perkembangan-ilmu.html (diakses pada 30 Juni 2016).
Iswah, 2014, [online], http://iswatulhasanah92.blogspot.co.id/2014/03/dampak-internet-pada-
remaja -masa-kini.html (diakses pada 30 Juni 2016).
Rambing, Sutmardiyanti, 2012, [online],
http://sutmardiyantirambing.blogspot.co.id/2012/09/dampak-negatif-internet-pada_7564.html
(diakses pada 1 Juli 2016).
Ukhti, 2013, [online], http://milailis.blogspot.co.id/2013/01/hubungan-islam-dan-teknologi-
internet.html (diakses pada 30 Juni 2016).

Anda mungkin juga menyukai