“POLARIMETRI”
Dosen : Dr. Tiah Rachmatiah, M.Si.,Apt
DISUSUN OLEH:
Indah Rosalia (188330085)
Dara Rustri Ardana (18330086)
Sefia Martina (18330087)
Khofifah Wulandari (18330088)
Nuri Destia Murdiani (18330089)
Rifki Maulana (18330090)
Roro Yuniar Zubaidah (18330091)
Riska Anggraini (18330092)
Mentari Arum Bening Putri L (18330093)
Safira Nur Ardiani (18330094)
PROGRAM STUDI FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya
penulis dapat menyeesaikan makalah presentasi tentang “POLARIMETER” laporan ini disusun
sebagai salah satu tugas mata kuliah kimia organik.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam dalamnya kepada Yth
ibu Tiah selaku dosen mata kuliah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyususnan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penyususnan, bahasan , ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saranyang sifatnya membangun, khusunya dari guru mata kuliah guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bahgi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
PENULIS
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………..... 2
PEMBAHASAN
Sistem (R) dan (S) untuk senyawa dengan dua atom karbon kiral..................................13
Diastereomer....................................................................................................................15
3
PEMBAHASAN
Cahaya biasa (alamiah) merambat seperti gelombang, dan gelombang itu tegak lurusarah
rambatan. Cahaya terpolarisasi-bidang ialah cahaya yang getaran (vibration) gelombangnya telah
tersaring semua, kecuali getaran yang berada dalam suatu bidang. Polarisasi bidang dilakukan
dengan melewatkan cahaya biasa menembus sepasang kristal kalsit. (calsite, CaCO3) atau
menembus suatu lensa polarisasi (asas yang sama digunakan dalam kacamata gelap polaroid).
Gambar 4-13 mennjukan suatu diagram tersederhanakan (dari) polarisasi cahaya.
4
Gambar 4.14 Bidang polarisasi suatu cahaya terpolarisasi-bidang diputar oleh suatu
enantiomer tunggal.
Suatu polarimeter ialah alat yang di desain untuk mempolarisasikan cahaya dan
kemudian mengukur sudut rotasi bidang polarisasi cahaya oleh suatu senyawa aktif optis.
Besarnya perputaran itu bergantung pada (1) struktur molekul; (2) temperatur; (3) panjang
gelombang; (4) banyaknya molekul pada jalan cahaya; dan pada beberapa hal (5) pelarut.
Sudut putar jenis (specific rotation) ialah besarnya perputaran oleh 1,00 gram zat
dalam 1,00 ml larutan yang berada dalam tabung dengan panjang jalan (cahaya) 1.00 dm, pada
temperatur dan panjang gelombang tertentu. Panjang gelombang yang lazim digunakan ialah
589,3 nm (garis D natrium) dimana 1 nm = 10^-9 m . sudut putar jenis untuk suatu senyawa
(misalnya pada 20 ° celcius) dapat dihtung dari sudut putar yang diamati, dengan menggunakan
rumus :
5
Peristiwa terputarnya bidang polarisasi cahaya oleh senyawa-senyawa ditemukan oleh
ahli fisika Perancis Jean Baptiste Biot dalam tahun 1815. Tetapi Louis Pasteur-lah yang
melakukan penemuan penting (dalam tahun 1948) mengenai adanya dua macam kristal
natrium amonium tartarat dan bahwa kedua macam kristal ini adalah bayangan cermin satu
dari yang lain(struktur asam tartarat akan dibahas dalam sub-bab 4.9C).
Dengan susah payah pasteur memisahkan kristal “kiri” dari kristal “kanan” dengan
menggunakan pinset. Dengan takjub ia jumpai (1) suatu larutan campuran asli kristal-kristal
itu tidak memutar bidang polarisasi cahaya; (2) suatu larutan kristal-kristal kiri ternyata
memutar bidang polarisasi cahaya; dan (3) suatu larutan kristal-kristal kanan juga memutar
bidang polarisasi cahaya, secara eksak sama besar, tetapi dengan arah yang berlawanan .
eksperimen ini dan eksperimen lanjutan oleh sejumlah ilmuwan lain menghasilkan kesimpulan
sebagai berikut:
6
A. Beberapa istilah dalam pembahasan rotasi optis
Enantiomer dari pasangan enantiomer apa saja, yang emmutar bidang polarisasi cahaya ke
kanan disebut dekstrorotatori (memutar ke kanan; latin: dexter, “kanan”). Bayangan
cerminnya, yang memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri, disebut levorotatori (memutar
ke kiri; latin laevus ,”kiri”). Arah perputaran ditandai dalam nama oleh (+) untuk
desktrorotatori dan (-) untuk levorotatori. (dalam literatur lama, kadang kadang dijumpai d
untuk dekstrorotatori dan l untuk levorotatori).
Suatu campuran sama banyak dari sepasang enantiomer apa saja disebut campuran
rasemik atau modifikasi rasemik. Suatu campuran rasemik dapat dinyatakan dalam nama
oleh awalan (±) (dalam literatur lama digunakan dl untuk menandai suatu campuran
rasemik). Jadi gliseraldehida rasemik disebut (±)-gliseraldehida.(istilah rasemik berasal
dari kata latin rasemis, “seikat buah anggur”. Penurunan yang kurang lazim ini disebabkan
oleh penggunaan kata rasemik, pertama kali asam tartarat rasemik, yang diisolasi sebagai
hasil-sampingan pembuatan anggur).
50% (+)- gliseraldehida + 50% (-) –gilseraldehida =(±)-gliseraldehida
= +8,7° = -8,7° =0
Suatu campuaran rasemik tidak memutar bidang polarisasi cahaya karena perputaran oleh
masing masing enantiomer saling dimatikan. Suatu larutan baik dari suatu campuran rasemik
maupun dari suatu senyawa akiral dikatakan tak-aktif optis, tetapi sebab-sebab ketak-aktifan optis-
nya berlainan.
7
SUB BAB 4.8
Urutan penataan keempat gugus disekitar suatu atom karbon kiral disebut
konfigurasi mutlak di sekitar atom itu (jangan mencampur adukkan konfigurasi dengan
konformasi , yakni bentuk-bentuk yang disebabkan rotasi mengelilingi ikatan-ikatan).
Sepasang enantiomer mempunyai konfigurasi yang berlawanan. Misalnya (+)-
gliseraldehida dan (-) –gilseraldehida mempunyai konfigurasi yang berlawanan. Tetapi
formula mana yang menyatakan enantiomer dekstrorotatori dan yang mana levorotatori?
Sampai tahun 1951 ahli kimia belum mengetahui. Sebelumnya baru diketahui bahwa (+) –
gliseraldehida dan asam (-)-gliserat (asam, 2,3-dihidrosipropionat) mempunyai konfigurasi
sama di sekitar karbon 2, meskipun sudut putarnya berlawanan. Tetapi tak diketahui
apakah OH pada karbon 2 dalam rmus dibawah ini berada dikiri atukah dikanan.
Agar rumus-rumus itu lebih mudah dikerjakan, maka pada akhir abad 19 dipuuskan
pengandaian bahwa (+)-gliseraldehida mempunyai konfigurasi mutlak dengan OH pada
karbon 2 dikanan. Studi difraksi sinar-X oleh J.M Bijvoet dari Universitas Utrecht di
Negeri Belanda dalam tahun 1951, menunjukkan bahwa pengandaian tersebut diatas
memang benar. Konfigurasi mutlak (+)-gilseraldehida memang seperti apa yang digunakan
oleh ahli kimia selama 60 tahunan itu. Seandainya tebakan mereka salah, maka literatur
kimia akan membingungkan, karena semua artikel pra-1951 menggunakan konfigurasi
yang merupakan kebalikan dari konfigurasi dalam karanga-karangan modern. Pengandaian
dulu itu benar benar suatu kemujuran.
Arah perputaran bidang polarisasi cahaya oleh suatu enantiomer adaah suatu sifat
fisika. Konfigurasi mutlak suatu enantiomer adalah khas struktur molekulnya. Tak terdapat
8
hubungan yang sederahana konfigurasi mutlak suatu enantiomer tertentu dan arah
perputaran bidang polarisasi cahaya olehnya. Seperti telah dikatakan diatas, enantiomer
asam gliserat yang konfigurasi mutlaknya sama dengan konfigurasi (+)-gliseraldehida
adalah levorotatori, tidak dekstrorotatori.
Dalam sistem (R) dan (S), gugus-gugus diberi urutan prioritas, dengan
menggunakan perangkat aturan yang sama seperti yang digunakan dalam sistem (E) dan
(Z); hanya saja urutan prioritas ini digunakan dengan cara sedikit berbeda. Untuk
memberikan konfigurasi (R) atau (S) kepada suatu karbon kiral:
1. Urutan keempat gugus (atau atom) yang terikat pada karbon kiral itu menurut
urutan proritas aturan deret Chan-Ingold-Prelog
2. Proyeksikan molekul itu sedemikian sehingga gugus yang berprioritas rendah
berarah ke belakang.
3. Pilih gugus dengan prioritas tertinggi dan tarik suatu anak panah bengkok ke
gugus dengan prioritas tertinggi berikutnya (next highetst)
4. Jika panah ini searah dengan jarum jam, maka konfigurasi itu adalah (R). Jika
arah anak panah berlawanan dengan jarum jam, konfigurasi (S).
9
Sebagai ilustrasi di ambil enantiomer-enantiomer 1-bromo-1-kloroetana.
Enantiomer-enantioemer 1-bromo-1-kloroetana
1. Urutkan keempat gugus. Di sini urutan prioritas keempat atom itu adalah menurut
nomor atomnya: Br (tertinggi), Cl, C, H (terendah).
2. Gambar proyeksi dengan atom berprioritas rendah (H) ada di belakang (atom ini
tertutup oleh atom karbon dalam proyeksi dibawah ini).
3. Tarik anak panah dari atom berprioritas tertinggi (Br) ke atom berprioritas
tertinggi kedua (Cl).
4. Berikan (R) dan (S). Perhatikan bagaimana singkatan (R) (S) dimasukkan dalam
penamaan.
Dengan menggunakan sebuah model molekul, akan mudah menaruh suatu struktur dalam
posisi yang benar untuk memberikan (R) atau (S) kepada struktur itu. Bangunlah model itu, pegang
gugus yang berprioritas terendah dengan satu tangan, putar model iu sedemikan sehingga ketiga
gugus lainnya menghadap anda. Tentukan apakah struktur itu (R) ataukah (S) dengan cara biasa
(lihat gambar 4.15).
Gambar 4.15 menggunakan sebuah model molekul untuk menetukan konfigurasi (R) atau (S).
10
CONTOH SOAL
Berilah nama, termasuk penandaan (R) atau (S) untuk senyawa berikut:
Jawab :
Jawab :
2. Urutkan prioritas di sekeliling karbon kiral itu: OH (tertinggi), CH2, CH3, CH3, H
(terendah).
3. Gambar proyeksi dengan gugus berprioritas terendah (H) berada di belakang. Taruh gugus-
gugus lain sedemikian rupa sehingga putaran dari OH ke CH2 CH3 searah dengan jarum
jam. (Untuk konfigurasi (R)).
11
4. Gambar kembali struktur itu sebagai rumus dimensional atau bola-dan-pasak (adalah
model molekul akan memudahkan tugas ini)
Perhatikan bahwa dalam menjawab soal ini, tanda sudut putar dalam nama ini itu tidak
digunakan. Tanda (-) menyatakan bidang polarisasi cahaya, suatu sifat fisika (R)-2-
butanol, dan tidak digunakan dalam menentukan konfigurasiya.
SUB BAB 4.9
Lebih dari Satu Atom Karbon Kiral
Pembahasan sejauh ini dipusatkan hanya pada senyawa yang mengandung satu karbon
kiral, padahal senyawa-senyawa dapat memiliki lebih dari satu atom kiral. Perhatikan suatu
senyawa dengan dua atom karbon kiral yang berlainan. Masing-masing dapat
berkonfigurasi (R) dan (S); jadi akan terdapat empat cara yang berlainan, bagaimana
konfigurasi ini disusun dalam sebuah molekul. Oleh karena itu sebuah molekul dengan dua
karbon kiral yang berlainan dapat memiliki empat stereoisomer:
Karbon kiral 1 karbon kiral 2 konfigurasi molekul total
(R) (R) (1R,2R)
(R) (S) (1R,2S)
(S) (R) (1S,2R)
(S) (S) (1S,2S)
12
CONTOH SOAL
Berapa stereoisomer dapat dijumpai untuk suatu senyawa yang memiliki tiga karbon kiral
yang berlainan ?
Jumlah maksimum stereoisomer optis untuk suatu senyawa ialah 2n, dengan n ialah
banyakanya atom kiral. Jika terdapat dua karbon kiral maka paling banyak ada empat
stereoisomer (2^2=4); bila ada tiga karbon kiral maka dapat diperoleh paling banyak delapan
stereoisomer (2^3=8).
A. Sistem (R) dan (S) untuk senyawa dengan dua atom karbon kiral
Untuk memberikan konfigurasi (R) atau (S) kepada kedua atom karbon kiral dalam
sebuah molekul, tiap atom karbon kiral itu diperhatikan secara bergiliran. Untuk menjelaskan
tekniknya akan digunakan eritrosa (untuk mudahnya, biasanya tidak dignakan baju-putus-
putus dalam suatu rumus yang memperagakan lebih dari satu karbon kiral).
13
Untuk karbon 2 :
Untuk karbon 3:
14
B. Diastereomer
Bila sebuah molekul mempunyai lebih dari satu karbon kiral, tidak semua (dari) isomer
optik itu bersifat enantiomer. Menurut definisinya, enantiomer (bayangan cermin) muncul
sepasang demi sepasang.
Keempat stereoisomer (dari) 2,3,4-trihidroksibutanal:
Perhatikan bahwa stereoisomer (2R,3R) dan (2S,3S) adalah enantiomer. Demikian pula
(2R,3S) dan (2S,3R). Namun stereoisomer (2S,3S) dan (2R,3S) bukan enantiomer satu dari
yang lain. (Mana lagi pasangan-pasangan non-enantiometik?). Pasangan stereoisomer apa
saja yang bukan enantiomer disebut diastereomer atau diastereoisomer. Jadi (2S,3S) dan
(2R,3S)- stereoisomer adalah diastereomer. (Dari definisi ini isomer geometrik juga
diastereomer.
Sepasang diastereomer:
Stereoisomer yang bukan enantiomer
Sepasang enantiomer mempunyai sifat fisika dan kimia yang sama kecuali dalam
hal antaraksi dengan molekul kiral lain dan arah pemutaran bidang polarisasi cahaya.
Tetapi diastereomer-diastereomer mempunyai sifat kimia dan fisika yang berlainan. Titik
leleh dan kelarutannya berbeda dan sering dalam bereaksi mengambil cara yang berkainan.
15
CONTOH SOAL
Mana pasangan molekul di bawah ini yang bersifat isomer struktur, enantiomer atau
diastereomer ?
Putarlah B pada bidang kertas sejauh 180°. Akan terbukti bahwa B identik dengan
A ! Memang A dan B bayangan cermin satu dari yang lain, tetapi bayangan cermin ini
dapat diimpitkan; jadi A dan B adalah senyawa sama.
16
Bagaimana mungkin sebuah molekul dengan dua karbon kiral dapat diimpitkan dengan
bayangan cerminnya? Sekurangnya pada satu konformasi, molekul ini mempunyai suatu bidang-
simetri-dalam. Separoh atas dari molekul itu adalah bayangan cermin dari separoh bawah molekul
itu. Dapat dikatakan bahwa kedua parohan molekul itu saling mematikan, sejauh kiralitas
diperhatikan. Oleh karena itu molekul sebagai keseluruhan bersifat akiral dan tidak menyebabkan
perputaran bidang polarisasi cahaya. Gambar 4.16 memberi contoh suatu bidang-simetri-dalam.
Gambar 4.16 bidang simetri dalam ialah bidang hipotesis yang membagi suatu objek menjadi dua
parohan identik yang merupakan bayangan-cermin. Suatu objek yang memiliki suatu bidang-
simetri-dalam bersifat akiral (dapat diimpitkan pada bayangan cerminnya).
Suatu stereoisomer yang mengandung karbon-karbon kiral, tetapi dapat diimpitkan kepada
bidang cerminnya, disebut suatu bentuk meso. Senyawa yang dibahas diatas ialah asam meso-
tartarat (meso-tartaric acid).
Suatu senyawa dengan dua karbon kiral dapat mempunyai paling banyak 4 stereoisomer.
Untuk asam tartarat, telah dilihat dua kemungkinan, dan keduanya ternyata identik menjadi hanya
satu, isomer saja, asam meso-tartarat. Bagaimana dengan dua stereoisomer lainnya? Punyakah
mereka bidang-simetri-dalam? Tidak, mereka tidak punya. Parohan atas bukan bayangan cermin
parohan bawahnya. Rotasi salah satu struktur sejauh 180° tidak menghasilkan struktur yang lain
ataupun meso-isomer itu. Kedua stereoisomer asam tartarat berikutnya adalah enantiomer-
enantiomer. Keduanya aktif optis dan memutar bidang polarisasi cahaya sama besar, tetapi
berlawanan arah.
17
Kesimpulan apa yang dapat ditarik mengenai asam tartarat ? karena adanya bidang-simetri-
dalam dalam asam meso-tartarat, maka hanya terdapat tiga stereoisomer untuk asam tartarat, tidak
empat seperti diramalkan oleh aturan 2n. Ketiga stereoisomer ini ialah sepasang enantiomer dan
satu bentuk meso diastereometrik.
1 2
H3C H
Karbon nomor 1 mempunyai karbon nomor 2 juga mempunyai
Empat grup yang berbeda empat grup yang berbeda
-H,-CH3,-CH2-,dan –CH-
CH3
18
Isomer trans tidak mempunyai bidang-dalam yang simetri dan oleh sebab itu berada
sebagai pasangan enantiomer –(1R,2R) dan (1S,2S). Isomer cis mempunyai bidang-dalam
yang simetri, oleh seba itu, isomer cis merupakan bentuk meso.
Bidang simetri
H H H CH3
19
Cis- dan trans-1,3- dimetilsikloheksana masing-masing mempunyai dua karbon kiral.
Isomer cis mempunyai suatu bidang-simetri-dalam (dalam salah satu rumus segibanyak, seperti
ditunjukkan, atau dalam bentuk kursinya) dan merupakan bentuk meso. Isomer trans tak
mempunyai bidang simetri dan berada sebagai sepasang enantiomer.
SUB-BAB 4.10
Dalam kebanyakan reaksi di laboratorium, seorang ahli kimia menggunakan bahan baku
akiral ataupun rasemik dan memperoleh produk akiral atau rasemik. Oleh karena itu sering
kiralitas (atau tiadanya kiralitas) pereaksi dan produk diabaikan dalam bab bab berikutnya. Di
pihak lain akan dibahas juga banyak reaksi dalam mana stereokimia sangat penting.
20
Berlawanan dengan reaksi kimia di laboratorium, kebanyakan reaksi biologis mulai dengan
pereaksi kiral atau akiral dan menghasilkan produk-produk kiral. Reaksi biologis ini
dimungkinkan oleh katalis biologis yang disebut enzime , yang bersifat kiral. Ingat bahwa
sepasang enantiomer mempunyai sifat-sifat kimia yang sama, kecuali dalam hal antaraksi dengan
zat-zat kiral lain (sub-bab 4.7) karena enzime bersifat kiral, mereka bisa berlaku sangat selektif
dalam kegiatan katalitiknya. Misalnya, bila suatu organisme mencemakan suatu campuran alanina
rasemik, maka hanya (S)-alanina yang tergabung ke dalam bangunan protein. (R)-alanina tak
digunakan dalam protein; malahan alanina ini dengan bantuan enzine lain dioksidasi menjadi suatu
asam keto serta memasuki bagian metabolisme lain.
Suatu cara untuk memisahkan campuran rasemik, atau sekurangnya mengisolasi satu
enantiomer murni, adalah mengolah campuran itu. Dengan suatu mikroorganisme, yang hanya
akan mencerna salah satudari kedua enantiomer itu. Misalnya, (R)-nikotina murni dapat diperoleh
dari (R)(S)-nikotina dengan menginkubasi campura rasemikitu dengan bakteri Pseudomonas
putida , yang mengoksidasi (S)-nikotina, tetapi tidak (R)-enantiomer.
21
Teknik yang sangat umum untuk memsiahkan sepasang enantiomer ialah mereaksikan mereka
dengan suatu reagensia kiral sehingga diperoleh sepasang produk diastereometrik. Ingat,
diastereomer-diastereomer adalah senyawa yang berlainan, dengan sifat fisika yang berlainan.
Jadi, sepasang diastereomer dapat dipisahkan dengan cara fisika biasa, seperti kristalisasi.
Sebagai ilustrasi, (R)(S)-RCO2H, suatu campuran rasemik asam karboksilat akan dipisah
secara laboratorium. (R)-RCO2H dan (S)-RCO2H ialah kedua enantiomer itu. Suatu asam
karboksilat akan bereaksi dengan suatu amina, membentuk suatu garam.
Reaksi asam (R)(S) karboksilat dengan suatu amina, yang berupa suatu enantiomer murni,
menghasilkan sepasang garam diastereomer: garam amina (dari) asam (R) dan agaram amina dari
asam (S).
22
Dalam reaksi ini produk yang mungkin hanyalah garam –(R,S) dan garam –(S,S), yang bukan
enantiomer satu dari yang lain. Enantiomer kedua garam ini masing-masing ialah garam (S,R) dan
garam (R,R). Tak satupun garam ini akan terbentuk, karena hanya digunakan (S)-amina.
Setelah pemisahan, masing-masing garam diastereomerik ini diolah dengan basa kuat
untuk memperoleh kembali aminanya. Amina dan ion karboksilat dapat dipisahkan oleh ekstraksi
dengan pelarut seperti dietil eter (amina larut, sedang garam karboksilat tidak). Pengasaman
lapisan air akan menghasilkan asam karboksilat bebas sebagai suatu enantiomer.
Reaksi suatu asam rasemik bergantung pada pembentukkan garam, dengan menggunakan
suatu enantiomer tunggal (dari) suatu amina kiral. Amina yang lazim digunakan ialah amfetamina,
yang dapat diperoleh sebagai enantiomer-enantiomer murni secara komersial, dan strikhinina yang
terdapat dalam alam.
CH3
CH2CHNH2
Amfetamina
23
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1986, Kimia Organik jilid 2, Erlangga, Jakarta.
24