Anda di halaman 1dari 5

KALOR PADA PEMBUATAN BATIK

Disusun Oleh : Tasya Nadila Intisyar (31)

XI MIPA 2

Untuk memenuhi tugas Fisika


Bab I

Latar Belakang Masalah

Kalor adalah nama lain dai energi panas di sebut pula bahang. Sama seperti halnya energi mekanik maka
pada energi kalor juga berlaku hukum kekekalan energi kalor yang dikenal dengan azas Black yang
diajukan oleh Joseph Black, yaitu pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas oleh zat
yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diserap oleh zat yang suhunya lebih
rendah.

Jadi energi kalor(panas) bisa pindah atau mengalir dari zat yang suhunya lebih tinggi ke zat yang suhunya
lebih rendah. Sama halnya dengan energi listrik di mana muatan listrik akan mengalir dari yang
potensialnya lebih tinggi menuju ke potensial yang lebih rendah. Atau bisa di identikan dengan air yang
akan mengalir dari tempat yang memiliki energi potensialgrafitasi tinggi menuju ke tempat yang energi
potensianya lebih rendah.

Azas black ini dinyatakan dengan persamaan matematika

Rumusan masalah

1. Apakah dalam proses pembuatan batik membutuhkan kalor

2. Kalor jenis apa yang digunakan dalam proses pembuatan batik?

3. Apa itu kalor ?

Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah proses pembuatan batik perlu kalor.

2. Untuk mengetahui jenis kalor yang digunakan.

3. Untuk mengetahui apa itu kalor.


Bab II

Isi

• Pengertian Kalor

Kalor adalah salah satu bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda
yang suhunya lebih rendah jika kedua benda bersentuhan. Pengertian kalor berbeda dengan suhu. Suhu
adalah ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda, sedangkan kalor adalah ukuran banyaknya
panas.

• Perpindahan Kalor

Seperti yang sudah kami jelaskan di awal bahwa perpindahan kalor terjadi dari benda bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah. Ada tiga jenis perpindahan kalor yang dapat terjadi, yaitu sebagai berikut :

1. Perpindahan Kalor Secara Konduksi

Perpindahan Kalor secara konduksi yaitu suatu perpindahan kalor melalui suatu zat perantara (logam)
tanpa disertai perpindahan partikel – partikel zat tersebut secara permanen. Contohnya yaitu ketika kita
memanaskan salah satu ujung logam, maka ujung logam lainnya akan ikut panas karena terjadi hantaran
kalor dari suhu tinggi ke suhu rendah.

Ketika memanaskan salah satu ujung logam, maka partikel yang terdapat pada ujung logam tersebut
akan bergetar dan membuat sebuah getaran terjadi pada partikel lain yang terhubung dengannya.
Sehingga seluruh partikel logam tersebut akan bergetar meskipun hanya satu ujung logam yang
dipanaskan, nah hal ini lah yang akan merangsang terjadinya perpindahan kalor.

2. Perpindahan Kalor Secara konveksi

Perpindahan kalor secara konveksi yaitu suatu perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan
perpindahan bagian-bagian zat tersebut. Konveksi bisa terjadi pada zat cair atau gas. Ada dua jenis
perpindahan kalor secara konveksi, yaitu sebagai berikut :

Konveksi Alamiah yaitu salah satu jenis konveksi yang dipengaruhi gaya apung tanpa faktor luar, dan
dikarenakan oleh karena adanya perbedaan massa jenis benda. Contohnya yaitu pada pemanasan air,
massa jenis partikel air yang sudah panas akan naik menjauh dari api dan digantikan dengan partikel air
lain yang suhunya lebih rendah. Proses ini membuat seluruh partikel zat cair tersebut akan panas
sempurna.
Konveksi Paksa yaitu salah satu jenis konveksi yang terjadi karena adanya pengaruh faktor luar (contoh
tekanan), dan perpindahan kalor dilakukan dengan sengaja/dipaksakan. Artinya aliran panas kalor
dipaksa menuju ke tempat yang ingin dituju dengan bantuan faktor luar seperti tekanan. Contohnya
yaitu pada kipas angin yang akan membawa udara dingin ke tempat yang panas, dan radiator mobil yang
mempunyai sistem pendingin mesin.

3. Perpindahan Kalor Secara Radiasi

Perpindahan kalor secara Radiasi yaitu suatu proses perpindahan kalor yang tidak memakai zat
perantara. Perpindahan kalor secara radiasi berbeda dengan konduksi dan konveksi. Pada Radiasi, supaya
terjadinya perpindahan kalor, kedua benda tidak harus bersentuhan karena kalor bisa berpindah tanpa
zat perantara. Artinya kalor tersebut akan di pancarkan ke segala arah oleh sumber panas, dan akan
mengalir ke segala arah. Contohnya yaitu saat kita dekat dengan api unggun dari sudut manapun, maka
kita tetap akan merasakan kehangatan dari sumber api,

4. Pencegahan perpindahan kalor

Perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi bisa dicegah dengan mengisolasi ruangan
tersebut. Contohnya yaitu sederhana penerapan cara ini yaitu pada termos. Termos dipakai untuk
menjaga suhu air tetap panas dengan mencegah perpindahan kalornya.

• Proses Pembuatan Batik Memerlukan Kalor

Pada saat proses pembuatan batik menggunakan suhu matahari untuk mengeringkan batik nya. Proses
pembuatan batik, terdapat perpindahan kalor secara radiasi. Berikut merupakan pembahasannya;

• Pembahasan Perpindahan Kalor Secara Radiasi Pada Batik

Radiasi (atau pancaran) adalah perpindahan kalor tanpa melalui medium atau zat perantara. Radiasi tak
dapat dilihat, hanya dapat dirasakan.

Pada saat kain batik basah, Matahari mengeringkan kain batik dengan panasnya maka terjadilah
perpindahan kalor secara radiasi.

BAB III

Saran

Sebaiknya kita menggunakan energi kalor dengan sebaik baiknya , supaya dapat menghasilkan sesuatu
yang dapat bermanfaat bagi kita

Kesimpulan

kalor merupakan energi yang berpindah. Lebih tepatnya kalor merupakan energi yang berpindah akibat
adanya perbedaan suhu.

Kedua, laju perpindahan kalor = jumlah kalor yang berpindah tempat selama selang waktu tertentu.
Ketiga, kata radiasi bisa berarti pancaran, demikian juga kata meradiasikan bisa berarti memancarkan.
Kita menggunakan kata memancarkan karena kalor berpindah tempat menggunakan gelombang
elektromagnetik (tidak pake perantara).

Anda mungkin juga menyukai