Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NI KETUT JULIA SUKMA DEWI

NIM : 1707532077

MATKUL: AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

CONTOH KASUS PENYIMPANGAN KEUANGAN NEGARA

Kasus e-KTP: Rp 2,3 T Kerugian Negara, 2 Tersangka dan 280 saksi

Kasus KTP elektronik atau e-KTP telah bergulir sejak 2011 . Berdasarkan data
yang dihimpun detik.com, Kamis (9/3/2017),kasus e-KTP telah bergulir selama hampir
6 tahun hingga akhirnya disidangkan oleh PN Tipikor. Selain oleh KPK, sebenarnya
kasus ini pernah diusut oleh Polri dan Kejaksaan Agung.

Megaproyek e-KTP mulanya direncanakan senilai 6,9 triliun. Kemendagri


menyiapkan anggaran sebesar 6 triliun pada 2010 untuk proyek yang direncanakan
rampung pada tahun 2012 ini.

Setelah ditenderkan anggaran e-KTP menjadi 5,9 triliun. Ada 5 korporasi yang
menjadi pemenang tender dalam proyek ini.KPK menetapkan tersangka pertama untuk
kasus e-KTP pada 22 April 2014. Tersangka pertama itu adalah eks Direktur
Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan di Direktorat Kependudukan dan
Catatan Sipil Kemendagri sekaligus Pejabat pembuat Komitmen (PPK),Sugiharto.

KPK baru mengumumkan total kerugian Negara dalam kasus ini pada tahun
2016, yakni sebesar Rp 2,3 triliun. Dari angka tersebut, sebanyak Rp 250 miliar
dikembalikan kepada negara oleh 5 kororasi, 1 konsorsium, dan 14 orang.Total ada
280 saksi yang dipanggil KPK sebagai saksi terkait dengan skandal e-KTP ini. KPK
kemudian menetapkan satu orang lagi sebagai tersangka, yakin eks Dirjen Dukcapil
Kemendagri Irman pada 30 September 2016.

Kasus ini dilimpahkan oleh KPK ke PN Tipikor pada 1 Maret 2017. Ada 24 ribu
lembar berkas kasus dan 122 halaman dakwaan dalam kasus ini. Akan ada sejumlah
nama besar yang akan disebutkan dalam dakwaan nantinya. (bag/idh)
TANGGAPAN:

Terdapat banyak sekali kasus mengenai penyimpangan keuangan negara.


Salah satunya adalah kasus penyimpangan/korupsi megaproyek e-KTP yang diduga
dilakukan oleh pihak-pihak pengambil keputusan seperti DPR. Saya kira masih banyak
‘proyek-proyek bagi jatah’dikalangan anggota parlemen. Ada banyak nama yang terkait
dengan kasus e-KTP ini yang berdampak pada tercorengnya citra DPR itu sendiri.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan bahwa kerugian negara


akibat kasus megakorupsi e-KTP adalah sebesar 2,3 triliun. Pastinya dalam bidang
ekonomi kerugian tersebut akan menyebabkan bertambahnya tingkat kemiskinan
masyarakat, pengangguran bahkan kesenjangan sosial karena dana pemerintah yang
harusnya untuk rakyat justru masuk ke kantong para pejabat dan orang-orang yang
tidak bertanggung jawab. Selain itu tanpa adanya e-KTP warga juga akan kesulitan
dalam mendapat pelayanan medis,khususnya untuk menjadi peserta BPJS.

Saya harap pemerintah dapat menyelesaikan mega kasus yang sudah sangat
merugikan negara dalam berbagai bidang dan dapat menyelesaikannya secara seadil-
adilnya tanpa membedakan tokoh-tokoh besar yang terlibat didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai