Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Melihat perkembangan sistem birokrasi, poltik di Indonesia banyak


fenomena yang terkait dengan hal tersebut. Isu hangat yang berkembang
saat ini adalah tentang korupsi yang ada dalam birokrasi dan politik yaitu
korupsi e-ktp. Kasus korupsi ini bermula pada tanggal 30 Oktober 2009,
yaitu melalui Kementerian Dalam Negeri yang dipimpin oleh Gamawan
Fauzi yang mengajukan anggaran e-ktp sebesar Rp 6,9 triliun.
Selanjutnya pada tanggal 18 Mei 2010, Sekretaris Jenderal Kementerian
Dalam Negeri saat itu Diah Anggraeni mengungkapkan dalm jumpa pers
bahwa e-ktp akan diberikan secara gratis kepada 170 juta jiwa penduduk
Indonesia. Dalam pers tersebut disebutkan anggaran yang disebutkan
yaitu Rp 6,6 triliun (Gabrillin 2017).
Menurut Irman sebagai Dirjen Administrasi Kependudukan
Kementrian Dalam Negeri, sebesar Rp 239 miliar digunakan untuk
pemutakhiran data kependudukan, dan sebesar Rp 300 miliar untuk
penerbitan NIK. Selebihnya sekitar Rp 6 triliun dialokasikan untuk
penerapan e-KTP. Mulai sejak itu, korupsi mulai tercium dengan
Kejaksaan Agung melakukan gelar perkara dengan dugaan merugikan
keuangan negara sebesar Rp 9,2 miliar. Menurut ICW (Indonesian
Corruption Watch) ada kejanggalan yaitu post bidding, penandatanganan
kontrak pada masa sanggah banding dan persaingan usaha tidak sehat.
Post bidding adalah mengubah dokumen dokumen penawaran setelah
batas akhir pemasukan penawaran. Selain itu, LKPP (Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/jasa Pemerintah) menilai, kontrak itu ditandatangani
saat proses lelang tengah disanggah, oleh dua peserta lelang,
Konsorsium Telkom dan Konsorsium Lintas Bumi Lestari (Nur Rochmi
2016).
Akibat kerugian keuangan negara tersebut, Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) membidik mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi
sebagai tersangka. Proyek e-ktp dilakukan oleh konsorsium meliputi
Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI), PT Quadra Solution, PT
LEN Industri, PT Sucofindo (Persero), dan PT Sandipala Arthapura
sebagai pemenang tender proyek e-KTP. Terjadi kejanggalan saat
pemilihan interface nirkontak pada cip e-ktp. Sedangkan e-ktp di negara
lain hanya menggunakan interface kontak. Selain itu, Ketua DPR Setya
Novanto juga diperiksa. Wakil Ketua KPK lainnya, Laode M Syarief
menyatakan, kasus e-KTP merupakan salah satu kasus yang menjadi
fokus KPK saat ini (Surya 2017).
Jika merujuk pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyebutkan bahwa unsur pidana
wajib dilaporkan ke pihak berwajib. Dengan kasus e-ktp ini juga dilakukan
oleh BPK untuk tindak pidana korupsi dengan memanfaatkan konsep
whistleblower. Menurut Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Agus Prabowo, motif korupsi ini
dilakukan karena e-ktp merupakan kartu identitas yang dibutuhkan orang
ketika menginjak usia 17 tahun. Oleh karena itu, e-ktp ini menjadi ranah
dari pemerintah untuk membuat dan menyediakan kartu identitas tersebut
(LPSE 2017).
Menyikapi kasus korupsi e-ktp ini terdapat solusi untuk
menanggulangi kasus tersebut. Solusi ini dapat dilakukan dengan sistem
melalui elektronik katalog. Melalui e-katalog, pengadaan barang jasa
makin efektif terkait saat, harga, cost, spesifikasi sampai jumlah
ketersediaan. Sehingga dengan kasus korupsi e-ktp, peneliti tertarik untuk
membahas kasus tersebut jauh lebih dalam. Diharapkan kasus seperti ini
tidak terjadi kembali dengan adanya pengawasan dari KPK setiap proyek
pemerintah yang dilakukan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Abba Gabrillin. 2017. Dakwaan Korupsi E-KTP, Gamawan Fauzi Disebut
Terima 4,5 Juta Dollar AS dalam
http://nasional.kompas.com/read/2017/03/09/11394911/dakwaan.kor
upsi.e-ktp.gamawan.fauzi.disebut.terima.4.5.juta.dollar.as, diakses
pada 29 Januari 2018.
LPSE. 2017. Pemerintah Mulai Pengadaan Blangko e-KTP Secara
Transparan dalam
https://eproc.lkpp.go.id/forum/home/threads?post=1&threadId=382,
diakses pada 29 Januari 2018.
Muhammad Nur Rochmi. 2016. Kronologi sengkarut korupsi e-ktp. Dalam
https://beritagar.id/artikel/berita/kronologi-sengkarut-korupsi-e-ktp,
diakses pada 29 Januari 2018.
Surya Perkasa. 2017. Ketua Konsorsium Proyek KTP el “digarap” KPK.
dalam http://news.metrotvnews.com/hukum/ob37EYPb-ketua-
konsorsium-proyek-ktp-el-digarap-kpk, diakses pada 29 Januari
2018.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.

Anda mungkin juga menyukai