URETHROCYSTOGRAPHY
Disusun Oleh :
1. Devitasari P1337430118003
2. M Agung Triyadi P1337430118005
3. Annisa Naba’atul F P1337430118009
4. Fitriani Nurjanah P1337430118017
5. Uswatun Nufus K.N P1337430118025
6. Bayu Aji Setiyo N P1337430118027
7. M. Farhan Harzihan P1337430118032
8. Ervita Umumatul H P1337430118040
9. Evi Dian A.R P1337430118050
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt karena atas segala rahmat yang
telah ada . Penyusun juga berusaha membahas materi makalah ini secara rinci dan
Penyusun dengan setia menanti kritik dan saran yang konstruktif dari
pembaca untuk memperbaiki makalah ini kedepannya. Akhir kata, semoga laporan
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
iii
2.4. Teknik Radiografi Bipolar Urethrocystography ............................ 13
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
mengeluarkannya dari tubuh. Sistem urinaria terdiri dari dua ginjal, dua ureter
sementara, dan urethra yang mengalirkan urine keluar tubuh melalui orifisium
Sistem urinaria adalah salah satu sistem tubuh yang memiliki organ –
organ yang kompleks dan rentan terhadap suatu penyakit. Berbagai jenis
penyakit dapat menyerang sistem urinari tubuh manusia dan salah satunya
akibat adanya jaringan parut dan kontraksi (C. Smeltzer, Suzanne; 2002).
yang terjadi pada penderita dengan klinis striktur urethra, maka dilakukan
retrograde.
1
Dalam perkembangannya, banyak yang memperkirakan bahwa gambar
struktur tubuh melalui pemanfaatan paparan sinar-x secara real time. Paparan
sinar-x secara terus-menerus pada bagian tubuh dan diteruskan pada monitor
2
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan, maka dapat
striktur urethra ?
striktur urethra?
striktur urethra.
3
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Anatomi
merupakan viscera pelvis berongga yang tersusun oleh otot polos, lamina
menyerupai buah pir (kendi) dan dilapisi oleh lapisan mukosa sel epitel
4
anterior dari rectum sedangkan pada wanita terletak disebelah anterior
vagina dan uterus. Kandung kemih memiliki tiga bentuk membuka pada
Pada saat kosong, vesika urinaria akan terlihat kolaps dan akan
dan posisi vesika urinaria bervariasi tergantung dari jumlah urine yang
2.1.2. Prostat
dari simphysis pubis. Selain bentuknya yang kecil, kelenjar prostat juga
5
kandung kemih serta bagian apeksnya berhubung dengan bagian bawah
pelvis. Ukuran bagian transversalnya ialah sekitar 1,5 inchi (3,75 cm)
reproduksi.
2.1.3. Urethra
6
penebalan dari muskulus detrusor yang disebut internal urethral
kemih dan terbentang sepanjang 1,5 inchi ( 3,75 cm) pada wanita dan
kelenjar prostate.
semen).
compleks noncornificatum)
7
Urethra berfungsi untuk transport urine dari kandung kemih ke
jaringan parut dan kontraksi (C. Smeltzer, Suzanne; 2002 hal 1468). Adanya
posterior
epispadia
mengenai urethra pars bulbosa, dapat terjadi pada anak yang naik sepeda
dan kakinya terpeleset dari pedal sepeda sehingga jatuh dengan urethra
8
5. Infeksi, merupakan faktor yang paling sering menimbulkan striktur
1. Ringan : jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen urethra.
2. Sedang: jika terdapat oklusi 1/3 sampai dengan ½ diameter lumen urethra
3. Berat : jika terdapat oklusi lebih besar dari ½ diameter lumen urethra
9
Pada penyempitan derajat berat kadang kala teraba jaringan keras di
2.3.1. Pengertian
media melalui dua saluran, yaitu saluran urethra dan kandung kemih
kedalam kandung kemih dengan cara membuat lubang pada kulit supra
supra pubis dan berguna untuk mengalirkan urin dari kandung kemih.
2.3.2. Indikasi
10
1. Striktur urethra
2. Retensi urine
3. Kelainan congenital
4. Fistule
5. Tumor
Lesi padat yang terbentuk akibat pertumbuhan sel yang tidak normal.
1. Cystitis akut
3. Urethritis akut
11
2.3.4. Persiapan Alat dan Bahan
1. Pesawat sinar x
4. Gliserin
5. Kateter
6. Spuit
7. Kassa steril
9. Kapas alcohol
10. Plester
12. Handscoon
inform consent
12
3. Masukkan media kontras melalui kateter sebanyak 12 cc untuk
urethrography
- Ketepatan positioning
1. Posisi pasien
13
2. Posisi objek
4. Kriteria radiograf
2.4.2. Proyeksi AP
1. Posisi pasien
14
Gambar 2.6 Posisi pasien proyeksi AP (Merrill’s, 2010)
2. Posisi objek
15
Gambar 2.7 Hasil radiograf posisi AP (Merrill’s, 2010)
4. Kriteria radiograf
1. Posisi pasien
dimiringkan 35 – 40o.
16
2. Posisi objek
menutupi gambaran.
meja pemeriksaan.
4. Kriteria radiograf
17
2.4.4. Proyeksi Lateral (Optional)
1. Posisi pasien
2. Posisi objek
a. Kedua lutut ditekuk sebagai fiksasi dan kedua lutut diberi bantalan
symphysis pubis
18
Gambar 2.11 Hasil radiograf proyeksi lateral (Merrill’s, 2010)
4. Kriteria radiograf
dokter
bertugas
19
2.5.3. Proteksi bagi masyarakat umum
pemeriksaan
20
BAB III
Nama : Tn. Y
Alamat : Cirebon
No. RM : 9179**
Pada hari sabtu tanggal 7 Mei 2016 pasien mendatangi RSUD untuk
memeriksakan kelainan yang dialaminya. Pasien tidak bisa buang air kecil dan
merasakan sakit pada alat kelaminnya saat ingin buang air kecil. Oleh dokter,
kelainan yang dialami pasien, maka dokter urologi meminta untuk dilakukan
21
3.3. Prosedur Pemeriksaan
Merk : Hitachi
kV max : 150 kV
mA max : 630 mA
3. Aquabides
5. Gliserin
6. Handscoon
7. Kateter
9. Plester
11. Spuit
22
3.3.2. Persiapan Pasien
1. Posisi pasien
2. Posisi objek
direnggangkan
23
c. Focus Film Distance (FFD) : 100 cm
30 cm
4. Kriteria radiograf
urethra.
1. Posisi pasien
24
2. Posisi objek
direnggangkan
kaset
symphysis pubis
x 30 cm
25
4. Kriteria radiograf
1. Posisi pasien
2. Posisi objek
pertengahan urethra
26
Gambar 3.3 Hasil radiograf Urethrography Sdr.Y posisi RPO
4. Kriteria radiograf
1. Posisi pasien
2. Posisi objek
pemeriksaan
27
3. Pengaturan sinar dan eksposi
kaset
symphysis pubis
x 30 cm
4. Kriteria radiograf
28
3.3.3.5. Cystography Proyeksi RPO (Right Posterior Oblique)
1. Posisi pasien
2. Posisi objek
menutupi gambaran.
4. Kriteria radiograf
kontras.
29
3.4 Hasil Pembacaan Radiograf
Tak tampak opasitas patologis pada kavum pelvis// Tak tampak deformitas
sacrococcygeal.
Bipolar urethrography :
KESAN :
Severe cystitis
30
3.5 Pembahasan Kasus
jaringan parut dan kontraksi. Adanya jaringan parut dan kontraksi ini yang
bisa berkemih.
dapat mengamati gambaran struktur organ dan gerakan organ secara dinamik
Pada teori dikatakan bahwa media kontras yang digunakan yaitu 150 – 500 cc
31
Pemeriksaan pertama yang dilakukan adalah urethrography untuk
melihat adanya kelainan atau gangguan yang menghalangi urine dari kandung
kemih menuju urethra, sehingga jika kontras media hanya dimasukkan melalui
Instruksi ini dilakukan pada saat proyeksi AP dan RPO. Proyeksi AP dilakukan
32
menyebabkan gagalnya pemasangan kateter sehingga dipasangkan kateter
33
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
34
yang diterima pasien.
DAFTAR PUSTAKA
35
Ballinger, P. W. 2003. Merrill’s Atlas of Radiographic Positioning and Procedures,
Saunders Elsevier
Pearce, Evelyn C. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT.
Purnomo, Basuki B. 2003. Dasar Dasar Urologi, Edisi Dua. Jakarta : Sagung Seto.
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC
36