Kelompok 1 - Spane
Kelompok 1 - Spane
Oleh:
Kelompok 1
Peminatan Epidemiologi 2019
1. Citra Rahmawati 101611133010
2. Karlina 101611133014
3. Indria Dwi Saraswati 101611133037
4. Elvira Revita 101611133042
5. Erren Silvia Herdiyani 101611133045
6. Hadyan Adi Darma 101611133214
ii
BAB I
PENDAHULUAN
4. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari alat ukur Scale Of Positive And
Negative Experience (SPANE) ?
1
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui konsep dasar teoritis subjective well-being
2. Mengetahui pengembangan alat ukur subjective well-being yang berupa Scale
Of Positive And Negative Experience (SPANE)
3. Mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur Scale Of Positive And Negative
Experience (SPANE) untuk mengukur subjective well-being
4. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari alat ukur Scale Of Positive And
Negative Experience (SPANE)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tingginya tingkat kepuasan terhadap hidup, tingginya tingkat emosi positif dan
rendahnya tingkat emosi negatif.
4
keriangan, semangat yang meluap-luap, dan flow. Emosi positif
tentang masa lalu adalah kepuasan, kelegaan, kesuksesan, kebanggaan
dan kedamaian
b. Afek negatif
Afek negatif termasuk suasana hati dan emosi yang tidak
menyenangkan yang muncul sebagai reaksi negatif dari kejadian yang
dialami oleh individu dalam hidup mereka, kesehatan serta lingkungan
mereka (Diener & Oishi, 2005). Emosi negatif yang paling umum
dirasakan adalah kesedihan, kemarahan, kecemasan, kekhawatiran,
stres, frustrasi, rasa malu dan bersalah serta iri hati.
5
4. Kualitas Hubungan Sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Seligman (Diener, 2003) menunjukkan
bahwa semua orang yang paling bahagia memiliki kualitas hubungan
sosial yang dinilai baik. Diener (2003) menyatakan bahwa hubungan yang
dinilai baik tersebut harus mencakup dua dari tiga hubungan sosial berikut
ini, yaitu keluarga, teman, dan hubungan romantis.
5. Kepribadian
Tatarkiewicz (dalam Diener 1984) menyatakan bahwa kepribadian
merupakan hal yang lebih berpengaruh pada subjective well being
dibandingkan dengan faktor lainnya. Hal ini dikarenakan beberapa
variabel kepribadian menunjukkan kekonsistenan dengan subjective well
being diantaranya self esteem. Self esteem yang positif merupakan variabel
yang terpenting dalam subjective well being karena evaluasi terhadap diri
akan mempengaruhi bagaimana seseorang menilai kepuasan dalam hidup
dan kebahagiaan yang mereka rasakan. Seseorang yang memiliki self
esteem rendah cenderung tidak akan merasa puas dengan hidupnya dan
tidak akan merasa bahagia. Self esteem yang positif berasosiasi dengan
fungsi adaptif dalam setiap aspek kehidupan.
6
peristiwa. Kontrol diri melibatkan proses pengambilan keputusan, mampu
mengerti, memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang
telah diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut.
3. Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstrovert akan tertarik pada hal-hal
yang terjadi di luar dirinya, seperti lingkungan fisik dan sosialnya.
Penelitian Diener dkk. (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert
secara signifikan akan memprediksi terjadinya kesejahteraan individual.
Orang-orang dengan kepribadian ekstrovert biasanya memiliki teman dan
relasi sosial yang lebih banyak, merekapun memiliki sensitivitas yang
lebih besar mengenai penghargaan positif pada orang lain.
4. Optimis
Secara umum, orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya. Individu yang mengevaluasi
dirinya dengan cara yang positif, akan memiliki kontrol yang baik
terhadap hidupnya sehingga individu memiliki impian dan harapan yang
positif tentang masa depan. Scheneider (dalam Compton, 2005)
menyatakan bahwa kesejahteraan psikologis akan tercipta bila sikap
optimis yang dimiliki oleh individu bersifat realistis.
5. Relasi Sosial yang Positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial
dan keintiman emosional. Hubungan yang didalamnya terdapat dukungan
dan keintiman akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri,
meminimalkan masalah psikologis, kemampuan pemecahan masalah yang
adaptif, dan membuat individu menjadi sehat secara fisik.
6. Memiliki Arti dan Tujuan dalam Hidup
Dalam beberapa kajian, arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas. Penelitian menyebutkan bahwa terdapat korelasi
positif antara konsep religiusitas dengan kesejahteraan psikologis dimana
individu yang memiliki kepercayaan religi yang besar akan memiliki
kesejahteraan psikologis yang besar pula.
7
2.1.5 Pendekatan teori dalam Subjective Well Being
Menurut Compton (2005) terdapat dua pendekatan teori yang digunakan
dalam subjective well being:
1. Bottom Up Theories
Teori ini memandang bahwa kebahagiaan dan kepuasan hidup yang
dirasakan dan dialami seseorang tergantung dari banyaknya kebahagiaan
kecil serta kumpulan peristiwa yang membuat individu bahagia.
Asumsinya, semakin banyaknya peristiwa menyenangkan yang terjadi,
maka semakin bahagia dan puas individu tersebut. Teori ini beranggapan
bahwa perlunya mengubah lingkungan dan situasi yang akan
mempengaruhi pengalaman individu, misalnya pekerjaan yang memadai,
lingkungan rumah yang aman, serta pendapatan yang layak untuk
meningkatkan subjective well being.
2. Top Down Theories
Subjective well being yang dialami seseorang tergantung dari cara
individu tersebut memandang dan menginterpretasi suatu peristiwa dalam
sudut pandang yang positif. Teori ini menganggap bahwa, individu
memegang kendali atas setiap peristiwa yang dialami, apakah peristiwa
tersebut akan menciptakan kesejahteraan psikologis bagi dirinya atau
sebaliknya. Pendekatan ini mempertimbangkan jenis kepribadian, sikap,
dan cara-cara yang digunakan untuk menginterpretasi suatu peristiwa.
Sehingga untuk meningkatkan subjective well being diperlukan usaha yang
berfokus pada mengubah persepsi, keyakinan dan sifat kepribadian
seseorang.
2.2 Pengembangan Alat Ukur SPANE (Scale of Positif and Negative Experience)
SPANE merupakan skala yang disusun oleh Diener dan Biswas-Diener
(2009) untuk mengukur evaluasi komponen afektif dalam subjective well being.
SPANE (Scale of Positif and Negative Experience) merupakan pengembangan
dari PANAS (Positive and Negative Affect Schedule) karena adanya beberapa
kekurangan yaitu Pertama, PANAS mungkin tidak mencerminkan perasaan
kesejahteraan yang meningkat karena mencakup beberapa item yang tidak
8
dianggap perasaan (misalnya, "kuat", "waspada", "aktif", dan "ditentukan"), dan
itu menghilangkan beberapa emosi inti perasaan (misalnya, "buruk", "sukacita").
Kedua, PANAS tidak mempertimbangkan perbedaan dalam keinginan perasaan
dalam konteks atau budaya yang berbeda (misalnya, Hong Kong keinginan Cina
rendah gairah positif mempengaruhi lebih daripada orang Amerika Eropa. Ketiga,
ada redundansi yang cukup besar dalam item PANAS karena model dengan item
dari kumpulan kata asli kelompok yang sama berkorelasi paling baik dengan data.
SPANE digunakan untuk menilai berbagai perasaan menyenangkan dan
tidak menyenangkan dengan meminta orang untuk melaporkan perasaan mereka
dalam durasi mereka setelah mengingat kegiatan dan pengalaman mereka selama
4 minggu sebelumnya. SPANE terdiri dari 12 item: enam item menilai perasaan
positif, dan enam lainnya menilai perasaan negatif. Untuk perasaan positif dan
negatif, tiga item bersifat umum (mis., Positif, negatif) dan tiga item spesifik
(mis., Senang, sedih)
SPANE mencerminkan berbagai pengalaman yang diinginkan dan tidak
diinginkan orang-orang tanpa membuat daftar kata yang lengkap. Selain itu,
SPANE dapat menangkap perasaan positif dan negatif terlepas dari sumbernya,
tingkat gairah atau konteks budaya. Kata-kata spesifik mencerminkan bentuk
perasaan yang paling penting terkait dengan kesejahteraan dan penyakit dan
menangkap perasaan dari sekitar lingkaran emosi. Kerangka waktu empat minggu
memberikan keseimbangan antara kecukupan sampel perasaan dan akurasi
memori. Selain itu, penggunaan gaya respons waktu harus mengurangi ambiguitas
pemahaman orang tentang skala dan harus meningkatkan validitas SPANE
Pada skala SPANE, digunakan rentang dari angka 1 hingga 5. Rentang
skor yang digunakan dalam SPANE ini adalah sebagai berikut:
1. Sangat Jarang atau Tidak Pernah
2. Jarang
3. Terkadang
4. Seringkali
5. Sangat Sering atau Selalu
9
Rentang nilai 1 hingga 5 diatas dituangkan dalam beberapa item yang
menunjukkan perasaan positif dan perasaan negatif seseorang selama 4 minggu
sebelumnya. Item tersebut yaitu
Tabel 1. Item Alat Ukur SPANE
Positif Bahagia
Negatif Sedih
Baik Takut
Buruk Gembira
Senang Marah
Tidak senang Puas
10
Mempengaruhi Skala, serta Kepuasan dengan Skala Hidup dan Kehidupan
Orientasi Uji.
2.4 Reliabilitas Alat Ukur SPANE (Scale of Positif and Negative Experience)
Studi reliabilitas Skala Pengalaman Positif dan Negatif dihitung dengan
koefisien alpha Cronbach dan metode tes-retest. Koefisien alpha Cronbach yang
diperoleh dalam studi reliabilitas skala dihitung sebagai 0,88 untuk dimensi
pengalaman positif dan 0,83 untuk dimensi pengalaman negatif. Studi reliabilitas
skala, yang dilakukan dengan metode test-retest, diperoleh melalui penerapan
skala pada 107 peserta dengan interval dua minggu. Menurut hasil tes-ulang,
hubungan positif dan signifikan diamati antara aplikasi pertama dan kedua dari
dimensi pengalaman positif pada tingkat r = 0,86 (p <0,01) dan antara aplikasi
pertama dan kedua dari dimensi pengalaman negatif pada tingkat r = .85 (p <.01).
11
Kriteria Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
Kriteria Koefisien
Reliabilitas α
Sangat Reliabel > 0,900
Reliabel 0,700 – 0,900
Cukup Reliabel 0,400 – 0,700
Kurang Reliabel 0,200 – 0,400
Tidak Reliabel < 0,200
2.5 Kelemahan dan Kelebihan Alat Ukur SPANE (Scale of Positif and Negative
Experience)
2.5.1 Kelebihan Alat Ukur SPANE
1. Merupakan pengembangan dari alat ukur PANAS
2. Mencerminkan perasaan kesejahteraan seperti baik, senang, bahagia.
3. Menggunakan daftar kata yang mudah dipahami
4. SPANE dapat menangkap perasaan positif dan negatif terlepas dari sumbernya,
tingkat gairah atau konteks budaya.
2.5.2 Kekurangan Alat Ukur SPANE
1. Jangka waktu 4 minggu memungkinkan seseorang melewatkan momen-momen
tertentu.
2. Instrumen hanya mengukur kesejahteraan subyektif secara umum sehingga
memungkinkan timbulnya bias.
12
2.6 Self Profiling Dengan Menggunakan Skala Spane (Scale of Positif and
Negative Experience)
1. Inisial Responden : L
Petunjuk :
Pikirkan apa yang telah anda lakukan dan rasakan selama 4 minggu ini. Lalu
ungkapkan seberapa sering anda mengalami perasaan-perasaan dibawah ini,
menggunakan skala 1 hingga 5.
1 – Sangat jarang atau tidak pernah
2 – Jarang
3 – Kadang-kadang
4 – Sering
5 – Sangat sering atau selalu
Perasaan :
Positif __4__ Bahagia __4__
Negatif __3__ Sedih __3__
Baik __4__ Takut __3__
Buruk __3__ Gembira __4__
Senang __4__ Marah __2__
Tidak senang __3__ Puas __3__
Penilaian :
Perasaan Positif (SPANE P) Skor Perasaan Negatif (SPANE N) Skor
Positif 4 Negatif 3
Baik 4 Buruk 3
Senang 4 Tidak Senang 3
Bahagia 4 Sedih 3
Gembira 4 Takut 3
Puas 3 Marah 2
Total 23 Total 17
13
2. Inisial Responden : H
Petunjuk :
Pikirkan apa yang telah anda lakukan dan rasakan selama 4 minggu ini. Lalu
ungkapkan seberapa sering anda mengalami perasaan-perasaan dibawah ini,
menggunakan skala 1 hingga 5.
1 – Sangat jarang atau tidak pernah
2 – Jarang
3 – Kadang-kadang
4 – Sering
5 – Sangat sering atau selalu
Perasaan :
Positif __4__ Bahagia __4__
Negatif __3__ Sedih __4__
Baik __4__ Takut __3__
Buruk __3__ Gembira __4__
Senang __4__ Marah __2__
Tidak senang __2__ Puas __2__
Penilaian :
Perasaan Positif (SPANE Skor Perasaan Negatif (SPANE N) Skor
P)
Positif 4 Negatif 3
Baik 4 Buruk 3
Senang 4 Tidak Senang 2
Bahagia 4 Sedih 4
Gembira 4 Takut 3
Puas 2 Marah 2
Total 22 Total 17
SPANE B = SPANE P – SPANE N
= 22 – 17
=5
14
3. Inisial Responden : A
Petunjuk :
Pikirkan apa yang telah anda lakukan dan rasakan selama 4 minggu ini. Lalu
ungkapkan seberapa sering anda mengalami perasaan-perasaan dibawah ini,
menggunakan skala 1 hingga 5.
1 – Sangat jarang atau tidak pernah
2 – Jarang
3 – Kadang-kadang
4 – Sering
5 – Sangat sering atau selalu
Perasaan :
Positif __5__ Bahagia __4__
Negatif __2__ Sedih __3__
Baik __4__ Takut __4__
Buruk __3__ Gembira __3__
Senang __4__ Marah __1__
Tidak senang __4__ Puas __3__
Penilaian :
Perasaan Positif (SPANE P) Skor Perasaan Negatif (SPANE N) Skor
Positif 5 Negatif 2
Baik 4 Buruk 3
Senang 4 Tidak Senang 4
Bahagia 4 Sedih 3
Gembira 3 Takut 4
Puas 3 Marah 1
Total 23 Total 17
15
4. Inisial Responden : E
Petunjuk :
Pikirkan apa yang telah anda lakukan dan rasakan selama 4 minggu ini. Lalu
ungkapkan seberapa sering anda mengalami perasaan-perasaan dibawah ini,
menggunakan skala 1 hingga 5.
1 – Sangat jarang atau tidak pernah
2 – Jarang
3 – Kadang-kadang
4 – Sering
5 – Sangat sering atau selalu
Perasaan :
Positif __5__ Bahagia __5__
Negatif __2__ Sedih __4__
Baik __4__ Takut __5__
Buruk __4__ Gembira __3__
Senang __5__ Marah __1__
Tidak senang __3__ Puas __3__
Penilaian :
Perasaan Positif (SPANE P) Skor Perasaan Negatif (SPANE N) Skor
Positif 5 Negatif 2
Baik 4 Buruk 4
Senang 5 Tidak Senang 3
Bahagia 5 Sedih 4
Gembira 3 Takut 5
Puas 3 Marah 1
Total 25 Total 19
16
5. Inisial Responden : C
Petunjuk :
Pikirkan apa yang telah anda lakukan dan rasakan selama 4 minggu ini. Lalu
ungkapkan seberapa sering anda mengalami perasaan-perasaan dibawah ini,
menggunakan skala 1 hingga 5.
1 – Sangat jarang atau tidak pernah
2 – Jarang
3 – Kadang-kadang
4 – Sering
5 – Sangat sering atau selalu
Perasaan :
Positif __4__ Bahagia __3__
Negatif __3__ Sedih __4__
Baik __4__ Takut __3__
Buruk __3__ Gembira __4__
Senang __3__ Marah __4__
Tidak senang __4__ Puas __3__
Penilaian :
Perasaan Positif (SPANE P) Skor Perasaan Negatif (SPANE N) Skor
Positif 4 Negatif 3
Baik 4 Buruk 3
Senang 3 Tidak Senang 4
Bahagia 3 Sedih 4
Gembira 4 Takut 3
Puas 3 Marah 4
Total 21 Total 21
17
6. Inisial Responden : I
Petunjuk :
Pikirkan apa yang telah anda lakukan dan rasakan selama 4 minggu ini. Lalu
ungkapkan seberapa sering anda mengalami perasaan-perasaan dibawah ini,
menggunakan skala 1 hingga 5.
1 – Sangat jarang atau tidak pernah
2 – Jarang
3 – Kadang-kadang
4 – Sering
5 – Sangat sering atau selalu
Perasaan :
Positif __5__ Bahagia __4__
Negatif __2__ Sedih __2__
Baik __4__ Takut __5__
Buruk __3__ Gembira __4__
Senang __4__ Marah __3__
Tidak senang __3__ Puas __4__
Penilaian :
Perasaan Positif (SPANE P) Skor Perasaan Negatif (SPANE N) Skor
Positif 5 Negatif 2
Baik 4 Buruk 3
Senang 4 Tidak Senang 3
Bahagia 4 Sedih 2
Gembira 4 Takut 5
Puas 4 Marah 3
Total 25 Total 18
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Subjective well being (SWB) didefinisikan sebagai persepsi individu terkait
dengan pengalaman kehidupannya yang menyangkut dua komponen, yaitu komponen
kognitif yang berkaitan dengan kepuasan hidup dan komponen afektif yang berkaitan
dengan kebahagiaan dan dicirikan dengan tingginya tingkat kepuasan terhadap hidup,
tingginya tingkat emosi positif dan rendahnya tingkat emosi negatif.
Salah satu instrumen pengukur SWB adalah SPANE (Scale of Positif and
Negative Experience) yang mengukur baik positif dan negatif sebagai afeksi dari
responden dengan masing-masing mengandung 16 konten pertanyaan. Pengukuran
SWB menggunakan skala SPANE ini dibagi menjadi 2 subskala pengukuran yaitu
perasaan positif (SPANE-P), perasaan negatif (SPANE-N). Adapun total keseluruhan
dari skor untuk SWB ini didapatkan dari penjumlahan skor perasaan positif kemudian
dikurangi dengan skor perasaan negatif
19
DAFTAR PUSTAKA
Diener. E. (2000). Subjective Well-Being : The Science of Happiness and a Proposal for
a National Index. American Psychologist, 55(1),34-43.
Diener, E., Suh, E., & Oishi, S. (1997). Recent Finding in Subjective Well-Being. Indian
Journal of Clinical Psychology. 24 (1),25-41.
Diener, E., Suh, E.M., Lucas, R.E., & Smith. H.L. (1999). Subjective Well-Being:Three
Decades of Progress. Psychological Bulletin, 125 (2), 276-302.
Diener.E., Scollon, C.N., & Lucas, R.E. (2003). The Evolving Concept of Subjective
Well-Being : The Multifaceted Nature of Happiness. Advances in Cell Aging and
Gerontology, 15,187-215.
Diener, E. (2000). The Optimum level of Wellbeing : Can People Be Too Happy.
Departement of Psychology University of Virginia.
Khairani, Ayu. 2014. Skripsi: Hubungan Dukungan Sosial dengan Subjective Well
Being pada Mahasiswa yang Bekerja. Pekanbaru: Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
20