Anda di halaman 1dari 132

Aku dengar; Aku lupa

Aku lihat; Aku ingat


Aku lakukan; Aku paham
Aku sampaikan; Aku mahir

Badan Koordinasi Nasional


Lembaga Pengelola Latihan
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam
Periode 2003 - 2005
Panduan Latihan Kader I - ii

PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb
Alhamdulillah akhirnya dengan berbagai dukungan dari semua pihak, panduan
pelaksanaan Latihan Kader I Himpunan Mahasiswa Islam dapat selesai dengan baik.

Tujuan adanya panduan ini adalah untuk memudahkan dalam pengelolaan Latihan
Kader I serta dapat mencapai standar yang diinginkan dan memiliki keseragaman
kualitatif dalam output-nya.

Panduan ini sebenarnya merupakan kompilasi dari beberapa panduan yang telah ada
dan dipakai di beberapa cabang yang kemudian dibahas oleh tim penyusun yang
terdiri dari pengurus Bakornas LPL dan PA PB HMI, jadi tidak heran kalau mungkin ada
kesamaan-kesamaan dengan beberapa cabang tertentu. Pembahasan yang dilakukan
oleh tim berfungsi agar panduan ini dapat fleksibel dan cocok untuk diaplikasikan di
seluruh cabang, karena pada panduan-panduan cabang tersebut ada yang bersifat
khusus yang cocok pada cabang tertentu saja.

Untuk materi-materi terurai yang ada dalam panduan ini merupakan hasil pembuatan
oleh teman-teman HMI dari beberapa wilayah yang menyumbangkan tulisannya pada
Bakornas LPL, namun ada juga yang diambil dari karya tulis yang bersangkutan tanpa
ada ijin langsung, untuk itu kami mohon maaf kepada yang bersangkutan, tetapi yang
kami lakukan adalah semata-mata untuk perbaikan HMI, maka kami mohon
keikhlasannya.

Khusus contoh modul, diambil dari modul yang dibuat oleh HMI Cabang Bandar
Lampung Komisariat Pertanian Unila yang telah diaplikasikan pada Basic Training di
komisariat tersebut yang berlangsung pada tanggal 1 – 7 September 2003, sehingga
banyak kemungkinan contoh yang kami berikan tidak pas untuk daerah lain, tetapi
kami tegaskan bahwa modul tersebut hanya contoh yang tidak serta merta harus
diikuti secara saklek.

Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada para kontributor materi terurai, Marlenny dkk di Samarinda, Eko dan Rai di
Bandar Lampung, temen-temen Komisariat Pertanian Unila, dan Kanda Supriadi di
Padang (sekaligus minta ijin untuk plagiat sebagian karyanya “Untuk Sang Master”),
serta pihak-pihak lain yang turut membantu dalam penyelesaian panduan ini, semoga
Allah SWT membalasnya dengan setimpal.

Kami sangat menyadari bahwa panduan ini jauh dari sempurna, maka dengan segala
kerendahan hati kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran demi
perbaikan panduan ini, karena kami yakin perkaderan yang baik adalah perkaderan
yang terbuka. Semoga Allah ridho pada langkah-langkah yang kita ambil.
Billahittaufiq walhidayah,
Wassalamu’alaikum wr wb

Jakarta, Jumadil Tsani 1425 H


Agustus 2004 M

TIM PENYUSUN

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - iii

SAMBUTAN
KETUA UMUM
BADAN KOORDINASI NASIONAL
LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Assalamu’alaikum wr wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua. Shalawat serta salam kita
haturkan untuk uswah manusia, Nabi Muhammad saw, yang telah membawa
kita dari kehidupan dzulumat menuju kehidupan penuh nur. Semoga cahaya
Islam segera tegak.

Bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional dan Maulid Nabi Muhammad saw,
yaitu tanggal 12 Rabiul Awal 1425 H, bertepatan dengan tanggal 2 Mei 2004,
Badan Koordinasi Nasional Lembaga Pengelola Latihan Pengurus Besar
Himpunan Mahasiswa Islam (Bakornas LPL HMI) periode pertama (2003 –
2005) dikukuhkan, banyak harapan yang digantungkan pada lembaga baru
ini. Harapan besar terhadap LPL adalah dapat mengubah HMI menjadi lebih
baik melalui pengelolaan training yang baik pula. Berangkat dari harapan
tersebut dalam Rapat Kerja Bakornas LPL pasca pengukuhan, hari itu juga,
akhirnya terumuskan visi Bakornas LPL yang pertama ini, yaitu
Mengembalikan Ruh Perjuangan HMI yang dikemas dalam misi
Standarisasi Perkaderan.

Upaya untuk mencapai visi misi tersebut tertuang dalam program kerja, yang
salah satunya adalah membuat modul training khususnya training formal di
semua jenjang, sehingga pelaksanaan training dapat terstandarisasi serta
mudah untuk dievaluasi. Setelah melalui beberapa pembahasan, ternyata
modul tidak mungkin distandarisasi secara nasional, karena justru akan
membuat perkaderan menjadi statis, maka akhirnya diputuskan untuk
membuat panduan pelaksanaan yang isinya berupa aturan teknis secara
umum yang dapat menstandarisasi pelaksanaan training tetapi masih
memberikan ruang yang luas kepada daerah-daerah untuk mengembangkan
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Namun demikian untuk
memberikan gambaran secara praktis implementasi panduan itu, perlu contoh
modul untuk pegangan para pengelola latihan yang dapat dijadikan stimulan
ide kreatif, sehingga dalam panduan pun disertakan contoh modulnya.

Panduan pelaksanaan Latihan Kader memang telah menjadi kebutuhan yang


urgent, mengingat pada saat ini sering terjadi kesimpang-siuran dalam
pengelolaan Latihan Kader yang berdampak pada turunnya kualitas pelatihan
dan muaranya adalah kejumudan dalam perkaderan HMI.

Pembuatan panduan pelaksanaan Latihan Kader yang tujuan utamanya


adalah untuk standarisasi kualitatif perkaderan, hendaknya dapat dijadikan
rujukan dalam setiap pengelolaan Latihan Kader, dengan catatan harus selalu

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - iv

mengembangkan kreativitas tanpa meninggalkan hal-hal prinsip dalam


perkaderan HMI.

Pada kesempatan ini, pengurus Bakornas LPL HMI mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada tim penyusun Panduan Pelaksanaan Latihan
Kader I ini, juga kepada para kontributor panduan ini, semoga Allah SWT
membalasnya dengan setimpal.

Akhir kata semoga panduan ini bermanfaat dan dapat dijadikan acuan dalam
pelaksanaan Latihan Kader I, semoga Allah SWT ridho pada langkah-langkah
yang kita ambil.

Yakin Usaha Sampai

Billahittaufiq walhidayah
Wassalamu’alaikum wr wb

Jakarta, Jumadil Tsani 1425 H


Agustus 2004 M

PENGURUS
BADAN KOORDINASI NASIONAL
LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

ENCEP HANIF AHMAD


Ketua Umum

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - v

SAMBUTAN
KETUA BIDANG PEMBINAAN ANGGOTA
PENGURUS BESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Hanya kepada Yang Maha Mutlak segala puji dan syukur kita panjatkan. Dan
kepada pembawa Risalah Suci kita sampaikan salam keselamatan, karena ia
telah mampu melakukan revolusi pemikiran dan peradaban pada
masanya sampai hari ini.

Menjadi kehendak Tuhan jika hambanya mampu mengaktualisasikan


potensinya secara optimal untuk membaca ayat-ayat-Nya sehingga mampu
menjawab tuntutan dan tantangan zaman. Dalam konteks ini, kecerdasan
dan kesalehan seorang hamba diuji ketika ia mampu menarik dimensi-
dimensi ke-Tuhanan dalam praksis sosial dan peradaban. Dan jika di tarik
dalam arus teologi (tauhid) mungkin inilah yang dikehendaki teologi Islam
saat ini.

Persoalan-persoalan ummat dan bangsa senantiasa harus direspon dengan


memberikan jawaban-jawaban yang cerdas, konstruktif dan
bertanggungjawab serta berada dalam bingkai yang jelas. Inilah yang
mungkin dikehendaki oleh mahasiswa yang mengorganisasikan diri dalam
Himpunan Mahasiswa Islam, yang sejak berdirinya tahun 1947 telah
mengkonsentrasikan diri untuk menjawab persoalan-persoalan pelik ummat
dan bangsa. Praktek-praktek ini sebenarnya bisa diletakkan dalam konteks
kemampuan kader HMI untuk membaca dan merealisasikan ayat-ayat Tuhan.

Setengah abad lebih HMI lahir dan berkembang, dan sampai hari ini HMI
masih menegaskan diri sebagai organisasi kader. HMI bertanggungjawab
untuk memfasilitasi seluruh potensi dan nilai-nilai kreatif kadernya. Oleh
karena itu, menjadi tidak bijak jika HMI hanya memberikan ‘ruang
kreatif’nya hanya dalam satu bidang, seperti hanya ‘ruang kreatif’
politik. Harus menjadi pertanggungjawaban moral-intelektual dan
organisatoris bagi HMI untuk mendorong dan mempersiapkan ruang untuk
mengembangkan potensi dan nilai-nilai kreatif kader di setiap bidang.

Di HMI kita mengenal Training formal dan Training nonformal. Dalam


Training formal terdapat tiga jenjang pelatihan (Training), yaitu 1) Basic
Training, 2) Intermediate Training, dan 3) Advance Training. Setiap jenjang
pelatihan ini memiliki tujuan masing-masing. Untuk melaksanakan tiga
jenjang pelatihan ini setiap kader dan institusi HMI dapat mengacu kepada
Pedoman Perkaderan HMI hasil lokakarya tahun 2000. sampai hari ini HMI,
yang direpresentasikan oleh Pengurus Besar (PB) nya hanya mampu memiliki
pedoman perkaderan.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - vi

Berangkat dari kondisi ini, maka bidang Pembinaan Anggota (PA) bekerja
sama dengan Badan Koordinasi Nasional Lembaga Pengelola Latihan
(Bakornas LPL) telah mengkaji dan menghasilkan Panduan Pelaksanaan
Latihan Kader I Himpunan Mahasiswa Islam. Panduan pelaksanaan ini
dapat digunakan oleh institusi dan kader HMI ditingkat cabang terutama
Lembaga Pengelola Latihan-nya.

Panduan Pelaksanaan Latihan Kader I HMI ini, telah disyahkan dalam rapat
harian PB HMI pada tanggal 21 oktober 2004 bertepatan dengan tanggal 06
Sya’ban 1425 H. Dan dalam kesempatan ini penghargaan serta ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada Badan Koordinasi Nasional Lembaga
Pengelola Latihan Himpunan Mahasiswa Islam (BAKORNAS LPL HMI) yang
telah berkerja keras menyusun Panduan Pelaksanaan ini, karena harus diakui
keterlibatan teman-teman bidang PA tidak semaksimal teman-teman di
Bakornas LPL.

Sebagai sebuah panduan pelaksanaan yang baru pertama kali disusun, maka
amat dipahami jika terdapat kekurangan atau penjabaran yang amat
berlebihan. Namun demikian, hasil karya ini mudah-mudahan bermanfaat
dan sekaligus menjadi ‘virus’ bagi siapa saja kader HMI yang berkeinginan
untuk menyusun Panduan Pelaksanaan Latihan Kader I HMI dalam versi lain.

Akhirnya, kami berharap mudah-mudahan Tuhan yang selalu rindu ingin


dikenal masih berkenan memberikan sebercik Nur-Nya kepada setiap
langkah dan gerak kader HMI. Dan kami yakin Tuhan menghargai segala
usaha hambanya, apalagi usaha itu diarahkan untuk membuktikan
kebenaran ayat-ayat-Nya. Amin

Billahittaufiq Wal Hidayah


Wassaalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 10 Sya’ban 1425 H


25 Oktober 2004 M

KETUA BIDANG PA PB HMI


PERIODE 2003-2005

MUHAMMAD ANWAR

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - vii

DAFTAR ISI

Pengantar .................................................................................................... ii
Sambutan Ketua Umum Bakornas LPL HMI ............................................ iii
Sambutan Ketua PA PB HMI ...................................................................... v
Daftar Isi ..................................................................................................... vii

Mukadimmah .............................................................................................. 1

Pedoman Pelaksanaan .............................................................................. 3


2.1 Tujuan ................................................................................................... 3
2.2 Target .................................................................................................... 3
2.3 Unsur-unsur Training ............................................................................. 3
2.4 Mekanisme Pelaksanaan ...................................................................... 4
2.5 Kriteria ................................................................................................... 6
2.6 Manajemen Training .............................................................................. 7
2.7 Lokasi dan Waktu Training .................................................................... 9
2.8 Seleksi .................................................................................................. 10

Materi Training ........................................................................................... 11


3.1 Materi Pokok ........................................................................................ 11
3.1.1 Materi Sejarah Perjuangan HMI ............................................... 11
3.1.2 Materi Konstitusi HMI ............................................................... 21
3.1.3 Materi Nilai-nilai Dasar Perjuangan .......................................... 30
3.1.4 Materi Mission HMI ................................................................... 56
3.1.5 Materi Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi ................. 62
3.2 Materi Penunjang ................................................................................. 72
3.2.1 Materi Perkenalan dan Orientasi Latihan ................................. 72
3.2.2 Materi Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut ............................ 73
3.2.3 Materi Tambahan Lain .............................................................. 73

Evaluasi Training ....................................................................................... 75

Penutup ...................................................................................................... 77

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - viii

Lampiran .................................................................................................... 78
1. Kontributor Materi Terurai ................................................................... 79
2. Tim Penyusun ..................................................................................... 80
3. Tata Cara Penilaian Peserta .............................................................. 81
Contoh Modul ............................................................................................ 83
1. Pengantar ........................................................................................... 84
2. Session Design ................................................................................... 84
2.1 Materi Perkenalan dan Orientasi Latihan .................................... 84
2.2 Materi Sejarah Perjuangan HMI .................................................. 85
2.3 Materi Konstitusi HMI .................................................................. 87
2.4 Materi Nilai-nilai Dasar Perjuangan ............................................. 88
2.5 Materi Mission HMI ...................................................................... 90
2.6 Materi Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi .................... 92
2.7 Materi Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut ............................... 93
3. Penutup .............................................................................................. 94
4. Daftar Istilah dalam Modul .................................................................. 95
5. Daftar Media dalam Modul ................................................................. 95
6. Contoh Studi Kasus Materi Konstitusi HMI ......................................... 96
7. Contoh Bahan Bacaan NDP ............................................................... 98
1) Manusia, Tuhan, Agama dan Kepercayaan .................................. 98
2) Ada Apa dengan Manusia ? .......................................................... 99
3) Maha Adil atau Maha Kuasa ? .................................................... 101
4) Raja yang Adil dan Bijaksini ......................................................... 103
8. Contoh Bahan Bacaan Kepemimpinan dan Manjemen Organiasasi . 107
9. Kontributor Session Design ............................................................... 109
10. Kontributor Bahan Bacaan ................................................................ 109
Contoh Dokumen Latihan Kader I ........................................................... 110
1. Contoh Jadwal LK I ........................................................................... 111
2. Contoh Surat Permohonan Pengelolaan Latihan .............................. 114
3. Contoh Surat Mandat LPL ................................................................. 115
4. Contoh Surat Pengajuan Nama Pemandu ........................................ 116
5. Contoh Lampiran Surat Pengajuan Nama Pemandu ........................ 117
6. Contoh Surat Keputusan LPL tentang Pemandu .............................. 118
7. Contoh Lampiran Surat Keputusan LPL tentang Pemandu .............. 120
8. Contoh Surat Keputusan Pemandu ................................................... 121

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MUKADIMMAH
Dalam menjalankan fungsinya sebagai organisasi kader, HMI menggunakan
pendekatan sistematik dalam keseluruhan proses perkaderan. Semua bentuk
aktivitas/kegiatan perkaderan disusun dalam semangat integralistik untuk
mengupayakan tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu sebagai upaya
memberikan kejelasan dan ketegasan kerangka sistem perkaderan dimaksud
harus dibuat panduan pelaksanaan yang dapat dijadikan sebagai petunjuk teknis
dalam pelaksanaannya. Panduan ini disusun dengan memperhatikan tujuan
organisasi, tujuan perkaderan, dan arah perkaderan yang telah ditetapkan dalam
Pedoman Perkaderan HMI (Pedoman Perkaderan hasil lokakarya tahun 2000),
selain itu dengan mempertimbangkan kekuatan organisasi serta tantangan dan
peluang yang berkembang di lingkungan eksternal organisasi.

Menurut AS Hornby (dalam kamusnya Oxford Advanced Learner's Dictionary)


dikatakan bahwa "Cadre is a small group of People who are specially chosen and
trained for a particular purpose, atau “cadre is a member of this kind of group;
they were to become the cadres of the new community party". Jadi pengertian
kader adalah "sekelompok orang yang terorganisasir secara terus
menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang
lebih besar". Hal ini dapat dijelaskan, pertama, seorang kader bergerak dan
terbentuk dalam organisasi, mengenal aturan-aturan permainan organisasi dan
tidak bermain sendiri sesuai dengan selera pribadi. Bagi HMI aturan-aturan itu
sendiri dari segi nilai adalah Nilai Dasar Perjuangan (NDP) dalam pemahaman
memaknai perjuangan sebagai alat untuk mentransformasikan nilai-nilai
ke-Islam-an yang membebaskan (Liberation force), dan memiliki kerberpihakan
yang jelas terhadap kaum tertindas (mustadhafin). Sedangkan dari segi
operasionalisasi organisasi adalah AD/ART HMI, pedoman perkaderan dan
pedoman serta ketentuan organisasi lainnya. Kedua, seorang kader mempunyai
komitmen yang terus menerus (permanen), tidak mengenal semangat musiman,
tapi utuh dan istiqomah (konsisten) dalam memperjuangkan dan melaksanakan
kebenaran. Ketiga, seorang kader memiliki bobot dan kualitas sebagai tulang
punggung atau kerangka yang mampu menyangga kesatuan komunitas manusia
yang lebih besar. Jadi fokus penekanan kaderisasi adalah pada aspek kualitas.
Keempat, seorang Kader rnemiliki visi dan perhatian yang serius dalam
merespon dinamika sosial lingkungannya dan mampu melakukan "social
engineering".

Kader HMI adalah anggota HMI yang telah melalui proses perkaderan sehingga
memiliki ciri kader sebagaimana dikemukakan di atas dan memiliki integritas
kepribadian yang utuh : Beriman, Berilmu dan Beramal Shaleh sehingga siap
mengemban tugas dan amanah kehidupan beragama, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Perkaderan adalah usaha organisasi yang dilaksanakan secara sadar dan


sisternatis selaras dengan pedoman perkaderan HMI, sehingga memungkinkan
seorang anggota HMI mengaktualisasikan potensi dirinya menjadi seorang kader
Muslim - Intelektual - Profesional, yang memiliki kualitas insan cita.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 2

Berdasarkan pola dasar perkaderan, maka tahapan dalam sistem perkaderan


yang dilakukan meliputi rekrutmen, pembentukan, dan pengabdian kader.
Dalam proses pembentukan kader, secara formal dibagi menjadi tiga fase,
masing-masing fase ini dimulai dengan suatu training formal. Training formal ini
dilakukan secara berjenjang, jenjang pertama merupakan prasyarat untuk
mengikuti jenjang berikutnya, sampai pada jenjang terakhir. Jenjang training
formal yang dapat dilalui dalam proses pembentukan kader adalah Latihan Kader
I (Basic Training) sebagai jenjang pertama, Latihan Kader II (Intermediate
Training) sebagai jenjang menengah, dan Latihan Kader III (Advance Training)
sebagai jenjang terakhir. Masing-masing jenjang memiliki tujuan tersendiri yang
merupakan tahap dalam pembentukan kader umat dan kader bangsa. Selain
training formal yang bertujuan untuk menstandarisasi kader, terdapat juga
training informal yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kader
dalam bidang tertentu secara professional. Dalam training informal ini dapat
disesuaikan dengan kebutuhan kader dan trend saat ini.

Jadi training formal merupakan upaya untuk memberikan kemampuan standar


anggota HMI secara kualitatif, sedangkan training informal memberikan
kemampuan khusus pada kader. Oleh karena itu pada wilayah training formal
harus ada standar yang baku dan bersifat tetap dalam wilayah kurikulum,
kreatifitas hanya bisa dilakukan dalam wilayah metodologi.

Sebagai upaya untuk menjaga arah perkaderan agar sesuai dengan pedoman,
maka sudah barang tentu kebutuhan terhadap panduan yang menjelaskan
secara teknis training formal khususnya menjadi mutlak adanya. Secara khusus
panduan ini akan mengupas tentang Latihan Kader I (Basic Training) HMI.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PEDOMAN PELAKSANAAN

2.1 TUJUAN

Tujuan dilaksanakan Latihan Kader I (Basic Training) adalah :


“Terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, sadar akan fungsi
dan peranannya dalam berorganisasi, serta hak dan kewajibannya sebagai kader
umat dan kader bangsa”

2.2 TARGET

Target yang diharapkan pasca Latihan Kader I (Basic Training) dapat dilihat
dengan indikator sebagai berikut :
1. Memiliki kesadaran menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari
(menjalankan ibadah secara baik, teratur dan rutin)
2. Mampu meningkatkan kemampuan akademis (IPK meningkat)
3. Memiliki kesadaran akan tanggungjawab keumatan dan kebangsaan
(berperan dalam kehidupan masyarakat : kampus, rumah, dll)
4. Memiliki kesadaran berorganisasi (aktif dalam kegiatan organisasi,
kepanitiaan, dll)

2.3 UNSUR-UNSUR TRAINING

Yang dimaksud dengan unsur-unsur training adalah komponen yang terlibat


dalam kegiatan pelaksanaan Latihan Kader I (Basic Training).
Unsur-unsur yang dimaksud adalah :
1. Pengurus HMI Cabang
Pengurus HMI cabang berperan dalam mengatur regulasi pelaksanaan
Latihan Kader I (Basic Training), dan legalisasi atas pengukuhan kelulusan
peserta yang dituangkan dalam Surat Keputusan tentang Pengukuhan dan
Pengesahan Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam
2. Pengurus HMI Komisariat
Pengurus HMI komisariat bertanggung jawab atas terlaksananya Latihan
Kader I (Basic Training) sebagai penyelenggara kegiatan.
3. Lembaga Pengelola Latihan
Lembaga Pengelola Latihan merupakan institusi yang bertanggung jawab
atas pengelolaan Latihan Kader I (Basic Training)

Selain institusi di atas, terdapat unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan


training secara teknis, yaitu :
1. Organizing Committee
Organizing Committee bertugas dan bertanggung jawab terhadap segala
sesuatu hal yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan kegiatan.
Tugas-tugas OC secara garis besar sebagai berikut :
a) Mengusahakan tempat, akomodasi, konsumsi dan fasilitas lainnya
b) Mengusahakan pembiayaan dan perijinan latihan
c) Menjamin kenyamanan suasana dan keamanan latihan
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 4

d) Mengusahakan ruangan, peralatan dan penerangan favourable


e) Bekerja sama dengan unsur-unsur lainnya dalam rangka menyukseskan
jalannya latihan
2. Steering Committee
Steering Committee bertugas dan bertanggung jawab atas pengarahan dan
pelaksanaan latihan.
Tugas-tugas SC secara garis besar sebagai berikut :
a) Menyiapkan perangkat lunak latihan
b) Mengarahkan OC dalam pelaksanaan latihan
c) Menentukan pemateri/instruktur/fasilitator
d) Menentukan pemandu/master of training
3. Pemandu/Master of Training
Pemandu/Master of Training bertugas dan bertanggung jawab untuk
memimpin, mengawasi, dan mengarahkan latihan.
Sejak dibukanya Latihan Kader I (Basic Training), tanggung jawab
pengelolaan latihan berada sepenuhnya dalam tanggung jawab
pemandu/master of training, sampai latihan dinyatakan ditutup.
Tugas-tugas pemandu/master of training secara garis besar sebagai berikut :
a) Memimpin latihan, baik di dalam forum ataupun di luar forum
b) Memberikan materi apabila pemateri/instruktur/fasilitator tidak dapat hadir
c) Melakukan penajaman pemahaman atas materi yang telah diberikan
d) Melakukan evaluasi terhadap peserta
e) Menentukan kelulusan peserta latihan
f) Mengadakan koordinasi diantara unsur yang terlibat langsung dalam
latihan
4. Pemateri/Instruktur/Fasilitator
Pemateri/Instruktur/Fasilitator bertugas untuk menyampaikan materi latihan
yang dipercayakan kepadanya.
5. Peserta
Peserta adalah calon-calon kader yang telah lulus seleksi, dan telah
dinyatakan sebagai peserta oleh penyelenggara
6. Tim Rekam Proses
Tim Rekam Proses bertugas untuk mencatat dinamika forum yang hasilnya
diberikan kepada pemandu/master of training sebagai pemimpin latihan
7. Tim Monitoring dan Evaluasi Training
Tim Monitoring dan Evaluasi Training bertugas dan bertanggung jawab untuk
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan training agar sesuai dengan
pedoman, hasil monitoring dan evaluasi disampaikan kepada pengurus LPL.

2.4 MEKANISME PELAKSANAAN

Untuk menyelenggarakan Latihan Kader I (Basic Training), langkah-langkah yang


harus ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Pengurus HMI komisariat membentuk OC dengan surat keputusan, dan
membuat out line (term of reference) pelaksanaan LK I, serta mengirimkan
surat pemohonan untuk mengelola latihan yang disertai SK penetapan OC
dan out line yang telah dibuat kepada pengurus LPL yang ditembuskan pada
pengurus HMI cabang u.p. Ketua bidang Pembinaan Anggota. Selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan.
2. Pengurus LPL membentuk SC dengan surat mandat untuk mengelola latihan.
Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sejak diterimanya surat permohonan dari
pengurus HMI komisariat.
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 5

3. SC berkoordinasi dengan pengurus HMI komisariat dan OC untuk membuat


proposal. Selambat-lambatnya selesai 1 (satu) minggu.
4. SC menentukan, menghubungi, dan memastikan kesediaan pemandu/master
of training dan pemateri/instruktur/fasilitator latihan.
5. SC mengirimkan nama-nama pemandu/master of training kepada pengurus
LPL untuk dikeluarkan surat keputusan. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu
sebelum pelaksanaan.
6. Pengurus LPL mengeluarkan surat keputusan tentang pemandu/master of
training. Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan.
7. Penyelenggara (komisariat) melakukan seleksi calon peserta berkoordinasi
dengan SC. Selambat-lambatnya dilaksanakan 1 (satu) hari sebelum
pelaksanaan.
8. Penyelenggara (komisariat) menyerahkan peserta kepada pemandu/master
of training sejak dibukanya acara latihan, selanjutnya latihan merupakan
tanggung jawab pemandu/master of training, sampai latihan dinyatakan
ditutup.
9. Pemandu/master of training menyerahkan hasil evaluasi latihan (kelulusan
peserta) kepada pengurus cabang u.p. Ketua bidang Pembinaan Anggota
10. Pengurus HMI cabang mengeluarkan surat keputusan tentang Pengukuhan
dan Pengesahan Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam
11. Pemandu/Master of Training, SC, dan OC memberikan laporan kegiatan
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah latihan ditutup.
Hal-hal yang penting harus dilaporkan oleh OC, meliputi:
a. Gambaran umum kegiatan.
b. Pelaksanaan kegiatan
- Administrasi kesekretariatan
- Publikasi, dekorasi dan dokumentasi.
- Akomodasi
- Konsumsi
- Keuangan dan perlengkapan.
- Acara dan lain-lain.
c. Evaluasi
d. Kesimpulan dan saran
e. Lampiran-lampiran.

Laporan disampaikan pada Pengurus HMI komisariat dan ditembuskan


kepada Pengurus HMI Cabang u.p. Ketua bidang Pembinaan Anggota.

Hal-hal penting yang harus dilaporkan pemandu dan SC meliputi


a. Gambaran umum pengelolaan latihan
b. Pelaksanaan kegiatan
- Jadwal acara manual dan realisasi.
- Berita acara
- SC, pemandu, pemateri, peserta.
c. Evaluasi pengelola latihan
- Peserta
- SC dan pemandu
- Instruktur
d. Kesimpulan

Laporan diserahkan pada pengurus Lembaga Pengelola Latihan.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 6

2.5 KRITERIA

Untuk melaksanakan Latihan Kader I (Basic Training) yang berkualitas


diperlukan kader-kader HMI yang unggul yang dapat terlibat dalam latihan, oleh
karena itu diperlukan kriteria khusus bagi kader yang terlibat dalam latihan.

A. Organizing Committee
Kriteria yang harus dipenuhi adalah :
- Anggota biasa HMI
- Telah mengikuti follow up dan Up-Grading LK I, minimal 3 (tiga) bulan
Diangkat oleh pengurus HMI komisariat dengan surat keputusan

B. Steering Committee
Kriteria yang harus dipenuhi adalah :
- Memenuhi kualifikasi umum pengelola latihan
- Terlibat aktif dalam perkaderan HMI
- Diutamakan anggota LPL cabang
- Pernah menjadi Organizing Committee LK I
Diangkat oleh pengurus LPL cabang dengan surat mandat

C. Pemandu/Master of Training
Kriteria yang harus dipenuhi adalah :
- Memenuhi kualifikasi umum dan khusus pengelola latihan (LPL Cabang)
- Terlibat aktif dalam perkaderan HMI
- Pernah menjadi pemateri/instruktur/fasilitator LK I
- Menguasai dan memahami seluruh materi LK I
- Anggota LPL cabang
- Dapat menjadi suri tauladan yang baik
Ditentukan oleh SC dan diangkat oleh pengurus LPL cabang dengan surat
keputusan

D. Pemateri/Instruktur/Fasilitator
Kriteria yang harus dipenuhi adalah :
- Memenuhi kualifikasi umum dan khusus pengelola latihan (LPL Cabang)
- Terlibat aktif dalam perkaderan HMI
- Pernah menjadi Steering Committee LK I
- Menguasai dan memahami materi yang dipercayakan kepadanya
- Anggota LPL cabang
- Dapat menjadi suri tauladan yang baik
Ditentukan oleh SC

E. Peserta
Kriteria yang harus dipenuhi adalah :
- Terdaftar sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, dan tidak sedang
menjalani skorsing akademik
- Muslim/Muslimah
- Bisa membaca Al-Qur’an
- Bisa melakukan sholat (hafal bacaan sholat)
- Bersedia mengikuti seluruh kegiatan training
- Lulus seleksi

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 7

F. Tim Rekam Proses


Kriteria yang harus dipenuhi adalah :
- Memenuhi kualifikasi umum pengelola latihan
- Terlibat aktif dalam perkaderan HMI
- Pernah menjadi Steering Committee LK I
- Menguasai dan memahami proses pengelolaan forum
Ditentukan oleh pemandu/master of training

G. Tim Monitoring dan Evaluasi Training


Kriteria yang harus dipenuhi adalah :
- Memenuhi kualifikasi umum dan khusus pengelola latihan (LPL Cabang)
- Terlibat aktif dalam perkaderan HMI
- Pernah menjadi pemandu/master of training LK I
- Menguasai dan memahami seluruh materi LK I
- Anggota LPL cabang
- Dapat menjadi suri tauladan yang baik
Diangkat oleh pengurus LPL cabang dengan surat tugas

2.6 MANAJEMEN TRAINING

Dalam upaya menciptakan pelaksanaan training yang baik dan berkualitas


diperlukan manajemen yang baik, yang dimaksud dengan manejemen training
adalah seni untuk mengatur agar tercapainya tujuan training. Berdasarkan hal
tersebut, maka LK I merupakan training penanaman nilai/ideologisasi organisasi,
sehingga dalam manajemen trainingnya harus mendukung pada aspek
kesadaran dalam berpola pikir, sikap, dan tindak, pembobotan dalam LK I adalah
afektif (50%), kognitif (30%), dan psikomotorik (20%). Hal-hal yang dimaksud
dalam manajemen training ini adalah :

1) Kurikulum
Kurikulum yang terdapat dalam pedoman merupakan penggambaran tentang
metode dari training. Oleh sebab itu penerapan dari kurikulum adalah erat
kaitannya dengan masalah yang menyangkut metode-metode yang
dipergunakan dalam training. Dalam penerapan kurikulum ini agar
diperhatikan aspek-aspek :
a) Penyusunan jadwal materi training
Jadwal training adalah sesuatu yang merupakan gambaran tentang isi
dan bentuk-bentuk training. Oleh karena itu penyusunan jadwal harus
memperhatikan urutan-urutan materi pokok sebagai korelasi yang tidak
berdiri sendiri (asas integratif). Berdasarkan hal tersebut maka urutan
materi pokok dalam LK I adalah sebagai berikut :
1. Sejarah Perjuangan HMI
2. Konstitusi HMI
3. Nilai Dasar Perjuangan
4. Misi HMI
5. Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi
Dalam hal diperlukan adanya materi penunjang/tambahan, maka harus
diperhatikan korelasinya dengan materi pokok, jangan sampai memutus
hubungan antar materi pokok.
b) Metode Penyampaian
Cara penyampaian materi pada LK I pada dasarnya harus memenuhi
prinsip penyegaran dan pengembangan gagasan di tingkat pengelola,
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 8

serta penyegaran gagasan dan pemahaman di tingkat peserta, dengan


demikian diharapkan akan muncul gagasan-gagasan yang kreatif dan
inovatif di dalam forum training. Selain itu penyampaian materi harus
mencapai target/sasaran dari tujuan materi khususnya dan tujuan LK I
umumnya, serta membangun suasana training/forum yang tidak
menjenuhkan.

2) Suasana Training
Suasana training merupakan komponen penting dalam kesuksesan
pelaksanaan training, karena suasana akan mempengaruhi kondisi psikologis
orang-orang yang terlibat dalam pertrainingan. Suasana training harus dilihat
secara komprehensif, karena training bukan hanya sebatas forum
penyampaian materi, tetapi lebih jauh daripada itu, seluruh aktivitas sejak
dibukanya training sampai dengan penutupan, dalam arena atau lokasi
tempat training diadakan. Arena training digambarkan sebagai berikut :

Ini Hanya Contoh ARENA TRAINING

Kantor Administrasi, Ruang


Tamu, dan Makan

Forum

Penginapan Peserta, Panitia,


Tamu, dan MoT
MUSHOLA

Dengan demikian pemahaman tentang arena training tidak hanya terbatas


pada forum saja. Implikasi dari pemahaman tersebut adalah suasana
training harus dibangun pada keseluruhan arena training, sehingga segala
aturan akan mengikat pada keseluruhan kegiatan training, tidak hanya pada
saat di forum.

Suasana yang harus dibangun dalam kegiatan pertrainingan secara umum


adalah sebagai berikut :
a) Menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesama unsur individu dalam
training
b) Tidak menimbulkan kejenuhan di antara unsur individu dalam training
c) Tercipta kondisi yang equal (setara) antara sesama unsur individu dalam
training; menciptakan kondisi equal antar segenap unsur training berarti
mensejajarkan dan menyetarakan semua unsur yang ada dalam training.
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 9

Problem yang akan dihadapi adanya kenyataan-kenyataan “kemerdekaan


individu” dengan mengalami corak yang lebih demokratis. Dengan
demikian pula perbedaan secara psikologis unsur-unsur yang ada akan
lebih menipis disebabkan hubungan satu dengan yang lainnya diwarnai
dengan hubungan kekeluargaan antara senior dan yunior
d) Terciptanya suasana Islami; untuk menciptakan suasana yang Islami
sebagai upaya awal pembentukan kader muslim, dapat dilakukan dengan
jalan mengisi dengan aktivitas ritual pada waktu-waktu tertentu, serta
menonjolkan sikap-sikap dan prilaku yang baik.
e) Terciptanya suasana intelektual; dapat dilakukan dengan cara
penyediaan bahan bacaan di arena training dan menyediakan media
tempat mencurahkan buah pemikiran.
Dengan pemahaman bahwa training adalah seluruh aktivitas yang dilakukan
pada masa training, maka pada waktu tersebut seluruh dinamika dan
suasana training harus dibentuk oleh seluruh komponen, khususnya senior
harus mampu memberikan contoh yang baik pada yuniornya. Dengan
demikian suasana training yang mendidik dan menyenangkan dapat
terbangun, aktivitas yang tidak berkaitan dengan training, “omongan bocor”,
dan sikap lain yang kontraproduktif harus dieliminir.

3) Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan training
menganut asas minimalis, maksudnya dengan kesiapan logistik yang
minimal, kegiatan training dapat tetap berlangsung dengan kualitas yang
baik. Keperluan forum yang mesti tersedia adalah alat tulis, lebih baik jika
terdapat perlengkapan pendukung lainnya. Demikian pula dengan
akomodasi dan perlengkapan lainnya, kondisi minimalis diharapkan dapat
meningkatkan militansi dan kreativitas kader.

4) Jumlah Peserta
Jumlah peserta akan mempengaruhi konsentrasi peserta dalam memahami
materi yang diberikan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka dalam LK I
jumlah peserta yang ideal adalah minimal 12 (dua belas) orang dan maksimal
25 (dua puluh lima) orang perkelas.

2.7 LOKASI DAN WAKTU TRAINING

Dalam menentukan lokasi yang akan dipakai untuk pelaksanaan training harus
memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut :
a) Aksesibilitas tinggi
b) Memiliki atau dekat dengan fasilitas ibadah
c) Tertutup; maksudnya lokasi yang memungkinkan ketika training berlangsung
peserta tidak dapat berinteraksi dengan “orang lain”
d) Memiliki sarana yang memadai untuk pelaksanaan training
e) Memiliki tingkat keamanan yang tinggi

Pelaksanaan training menggunakan sistem kamp konsentrasi dengan total waktu


minimal sesuai dengan jumlah waktu yang diperlukan untuk penyampaian materi
(jumlah total waktu dihitung berdasarkan waktu efektif; aktivitas rehat, sholat,
makan, dan aktivitas lain di luar forum tidak dihitung ke dalam waktu efektif),
sehingga seluruh peserta tidak diperkenankan untuk meninggalkan arena training
dengan alasan apapun, kecuali atas keadaan tertentu dan berdasarkan
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 10

keputusan pemandu/master of training. Dengan sistem ini diharapkan seluruh


peserta dapat terpantau aktivitasnya.

Dalam keadaan khusus dapat dilakukan pengecualian, tetapi tidak dengan


mengurangi waktu training.

2.8 SELEKSI

Untuk mendapatkan output yang baik harus berangkat dari input dan process
yang baik pula. Latihan Kader I yang merupakan proses pembentukan output
agar sesuai dengan tujuan dan targetnya, maka harus didukung oleh input yang
baik. Calon kader sebagai bahan baku yang akan diproses dalam LK I tentu
harus memiliki kualifikasi tertentu agar dapat menjadi kader sesuai dengan
harapan dan tujuan perkaderan.

Kualifikasi umum calon peserta LK I adalah sebagai berikut :


a) Terdaftar sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, dan tidak sedang menjalani
skorsing akademik
b) Muslim/muslimah (bisa baca Al-Qur’an dan bisa melakukan sholat atau hafal
bacaan sholat)
c) Memiliki integritas
d) Akademikus (cerdas; intelektual)
e) Memiliki potensi kepemimpinan
f) Berprestasi
g) Mau aktif berorganisasi

Kualifikasi khusus disesuaikan dengan kondisi lokal masing-masing daerah.

Seleksi dilakukan dengan cara :


1) Tes tertulis
Tes tertulis berisi pertanyaan-pertanyaan tentang selayang pandang HMI,
dunia kemahasiswaan, kebangsaan, dan ke-Islam-an.
2) Wawancara
Wawancara berfungsi untuk menguji konsistensi jawaban, dan menggali lebih
dalam pengetahuan calon peserta yang tidak dapat disampaikan dalam
bentuk tulisan, serta menggali motivasi dan potensi calon peserta. Apabila
motivasi ada “distorsi” maka pewawancara betugas untuk meluruskannya.
3) Psiko Test
Psiko Test dilakukan untuk mengetahui potensi calon peserta.

Seleksi dilakukan oleh penyelenggara (komisariat) yang berkoordinasi dengan


SC. Hasil seleksi diumumkan selambat-lambatnya 1 (satu) jam sebelum
pembukaan training.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MATERI TRAINING
Latihan Kader I memiliki materi-materi dasar yang sifatnya penanaman dasar
organisasi HMI, atau dengan kata lain materi yang disampaikan pada LK I
merupakan fondasi dalam membentuk kader sesuai dengan kualitas insan cita.
Adapun materi yang diberikan dalam LK I ini harus seragam dan standar di
seluruh cabang, karena jika fondasi ini beragam akan mengakibatkan konstruksi
yang lemah.

Materi-materi yang diberikan dalam LK I ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
materi pokok dan materi penunjang atau tambahan. Materi pokok adalah
kelompok materi yang wajib ada dan disampaikan dalam forum LK I, materi ini
merupakan materi standar secara “internasional” bagi pelaksanaan LK I HMI.
Alokasi waktu dan prinsip nilai dalam materi pokok tidak boleh ditambah, apalagi
dikurangi, penambahan terhadap materi pokok dapat ditoleransi hanya
menyentuh aspek sudut pandang atau pengembangan kearifan lokal (misal
penekanan pada pembelaan kaum tertindas dengan studi kasus tertentu).
Sedangkan materi penunjang atau tambahan adalah materi yang telah menjadi
kemestian untuk ada dalam training (misal materi perkenalan dan orientasi
latihan, dan materi evaluasi dan rencana tindak lanjut), atau materi yang
merupakan prasyarat tercapainya pemahaman materi pokok (misal materi
pengantar ideologi, dan materi pengantar filsafat ilmu, sebagai prasyarat
optimalisasi pemahaman materi Nilai Dasar Perjuangan, atau materi teknik dan
etika diskusi, sebagai prasyarat berjalannya diskusi yang baik dalam
pertrainingan), atau materi yang memiliki hubungan/penurunan dari materi pokok
dan memiliki keterkaitan dengan tujuan perkaderan yang menjadi karakter lokal.

3.1 MATERI POKOK

Materi pokok yang diberikan dalam Latihan Kader I meliputi (1) Materi Sejarah
Perjuangan HMI, (2) Materi Konstitusi HMI, (3) Materi Nilai Dasar Perjuangan,
(4) Materi Misi HMI, dan (5) Materi Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi.

3.1.1 Materi Sejarah Perjuangan HMI

A. Silabus

JENJANG SEJARAH ALOKASI WAKTU:


LATIHAN KADER I PERJUANGAN HMI 8 JAM

Tujuan Pembelajaran Umum:


Peserta dapat memahami sejarah dan dinamika perjuangan HMI

Tujuan Pembelajaran Khusus:


1 . Peserta dapat menjelaskan latar belakang berdirinya HMI.
2. Peserta dapat menjelaskan gagasan dan visi pendiri HMI.
3. Peserta dapat mengklafisikasikan fase-fase perjuangan HMI.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 12

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan:


1 . Pengantar Ilmu Sejarah.
1.1. Pengertian Ilmu Sejarah.
1.2. Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Sejarah.
2. Misi Kelahiran Islam.
2.1. Masyarakat Arab Pra Islam.
2.2. Periode Kenabian Muhammad.
2.2.1. Fase Makkah.
2.2.2. Fase Madinah.
3. Latar Belakang Berdirinya HMI.
3.1. Kondisi Islam di Dunia.
3.2. Kondisi Islam di Indonesia.
3.3. Kondisi Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Islam.
3.4. Saat Berdirinya HMI.
4. Gagasan dan Visi Pendiri HMI.
4.1. Sosok Lafran Pane.
4.2. Gagasan Pembaruan Pemikiran ke-Islaman.
4.3. Gagasan dan Visi Perjuangan Sosial-budaya.
4.4. Komitmen ke-Islaman dan Kebangsaan sebagai dasar perjuangan
HMI.
5. Dinamika Sejarah Perjuangan HMI dalam Sejarah Perjuangan Bangsa.
5.1. HMI Dalam Fase Perjuangan Fisik
5.2. HMI Dalam Fase Pertumbuhan dan Konsolidasi Bangsa
5.3. HMI Dalam Fase Transisi Orde Lama dan Orde Baru
5.4. HMI Dalam Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa
5.5. HMI Daiam Fase Pasca Orde Baru

Metode :
Menjunjung tinggi kearifan lokal

Evaluasi:
Memberikan test objektif/subjektif dan penugasan dalam bentuk resume.

Referensi :
1. Drs. Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI (1974-1975), Bina
Ilmu
2. DR. Victor I. Tanja, HMI, Sejarah dan Kedudukannya Ditengah Gerakan
Muslim Pembaharu Indonesia, Sinar Harapan, 1982.
3. Prof. DR. Deliar Noer, Partai Islam Dipentas Nasional, Graffiti Pers, 1984
4. Sulastomo, Hari-hari Yang Panjang, PT. Gunung Agung, 1988
5. Agus-Salim Sitompul, Historiografi HMI, Tintamas, 1995
6. Ramli Yusuf (ed), 50 tahun HMI Mengabdi, LASPI, 1997.
7. Ridwan Saidi, Biografi A. Dahlan Ranuwiharjo, LSPI, 1994.
8. M. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik di Indonesia, Mizan,
1997
9. Muhammad Kamal Hasan, Modernisasi Indonesia, Respon Cendikiawan
Muslim Masa Orde Baru, LSI 1987.
10. Muhammad Hussein Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, LiteraAntarNusa
11. Dr. Badri Yatim, MA, Sejarah Peradaban Islam, I, II, III, Rajawali Pers
12. Thomas W. Arnold, Sejarah Dakwah Islam
13. Moksen ldris Sirfefa et. Al (ed), Mencipta dan Mengabdi, PB HMI, 1997
14. Hasil-hasil Kongres HMI
15. Sejarah Kohati
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 13

16. Sharsono, HMI Daiam Lingkaran Politik Ummat Islam, Cl IS, 1997.
17. Prof. DR. Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Indonesia (1902-1942),
LP3ES, 1980.
18. Literatur lain yang relevan

B. Materi Terurai

PENGANTAR ILMU SEJARAH

Pengertian
Sejarah adalah suatu kebetulan terjadi di masa yang telah lalu dan benar-benar
terjadi, dan kebetulan pula dicatat, biasanya kebenaran sejarah didukung bukti-
bukti yang membenarkan peristiwa itu benar-benar terjadi. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia, ilmu sejarah adalah suatu pengetahuan atau uraian mengenai
peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi di masa
lampau. Dari pengertian atau definisi di atas maka dapatlah dibedakan antara
sejarah dan ilmu sejarah, sejarah adalah kejadian atau peristiwanya, sedangkan
ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa tersebut.

Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Ilmu Sejarah


Manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dari kejadian yang telah lampau
adalah pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat itu, dan
dengan mempelajari maka dapat diambil hikmah/pelajaran dari peristiwa
tersebut. Pada peristiwa yang terjadi dapat dianalisis kelebihan dan kekurangan
yang ada dari peristiwa itu, dan pengetahuan tersebut dapat meningkatkan
kehati-hatian dalam mengambil keputusan pada masa saat ini dengan
mempertimbangkan prinsip nilai yang terjadi di masa lalu, karena pada dasarnya
peristiwa masa lalu linear dengan masa saat ini dan yang akan datang.

MISI KELAHIRAN ISLAM

Masyarakat Arab Pra Islam


Masyarakat Arab pra Islam atau yang lebih dikenal dengan masyarakat jahiliyah
hidup dalam keterbelakangan, baik pengetahuan, sosial budaya maupun
peradaban. Masyarakat arab pra Islam tidak mengenal tulis dan baca, walaupun
ada yang dapat menulis dan membaca itu hanya sebagian kecil saja, namun
pemahaman atau kebanggaan akan sastra demikian tingginya, jadi dapat
disimpulkan bahwa masyarakat Arab pada masa itu hidup dalam kebodohan.
Posisi wanita pada saat itu tidak dihargai, mereka hanya dipandang sebagai
benda bergerak yang menyenangkan, bahkan wanita dianggap sebagai beban
dan sumber bencana, implikasinya adalah ada anggapan jika memiliki anak
wanita akan mengakibatkan kemiskinan. Dampak dari pandangan itu, maka tak
heran jika mereka sering mengubur bayi wanita hidup-hidup (kalau sekarang,
belum lahir sudah dibunuh). Selain itu masyarakat Arab pra Islam hidup dalam
perpecahan klan (keluarga besar), karena mereka lebih menonjolkan ego
kesukuan atau kabilah, ini menyebabkan masyarakat Arab sering berperang
antar kabilah dan tidak memiliki rasa kebangsaan yang menyebabkan bangsa
Arab menjadi lemah dan terpecah-pecah.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 14

Periode Kenabian Muhammad


# Fase Makkah
Muhammad lahir di Makkah pada masa keadaam masyarakat yang buruk
sekali. Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah, bertepatan
dengan tanggal 20 April 571 M. Muhammad putra tunggal dari pasangan
Abdullah dan Aminah. Sejak kecil Muhammad memiliki sifat yang terpuji
sehingga kemudian ia dijuluki “al-amin” atau orang yang dapat dipercaya.
Pada usia yang ke-25 Muhammad menikah dengan seorang janda kaya yang
bernama Khadijah. Dalam masa pernikahannya ini Muhammad sering
melakukan perenungan/kontemplasi di luar kota Makkah, tepatnya di sebuah
gua yang bernama Hira, beliau selalu memikirkan keadaan masyarakatnya
yang demikian rusak.

Pada saat Muhammad mendekati usia 40 tahun, beliau makin sering stress
memikirkan bangsanya, sehingga pelariannya dengan menyepi di gua Hira
semakin sering kuantitasnya. Suatu malam di bulan Ramadhan tepatnya
tanggal 17 Ramadhan yang bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610,
datanglah suatu penampakan yang ternyata adalah malaikat Jibril yang
menyampaikan wahyu pertama (Al-Alaq : 1 – 5), dan ini pertanda bahwa
Muhammad telah dilantik menjadi rasul dan nabi walaupun tanpa berita acara.
Pasca wahyu di gua Hira, Muhammad s.a.w. mendapat wahyu-wahyu
berikutnya yang memerintahkan kepada Muhammad s.a.w untuk
menyampaikan dakwah. Isi dakwahnya adalah ajakan untuk melakukan
perubahan-perubahan yang revolusioner, perubahan yang dibawa antara lain
perubahan akhlak, karena Islam mengajarkan akhlak yang baik. Perubahan
lain adalah nilai persamaan, yang dimaksud adalah kesetaraan antar umat
manusia, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, antar ras,
bangsa, dan lain sebagainya, di mata Allah yang berbeda adalah ketaqwaan.
Selain itu, ilmu pengetahuan menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan,
serta membangun solidaritas persaudaraan yang berimplikasi pada penguatan
nasionalisme atau keutuhan dalam berbangsa dan beragama.

Pada fase Makkah ajaran yang disampaikan Muhammad s.a.w berkaitan atau
berhubungan pada nilai ketauhidan atau iman, karena pada saat itu jaran Islam
baru tegak kembali, sehingga yang harus dibangun pertama-tama adalah
fondasi aqidah atau iman yang dijadikan landasan fundamental.

Tiap tahun kota Makkah selalu didatangi oleh kabilah-kabilah dari seluruh Arab
yang datang untuk untuk melakukan shoping atau ibadah haji. Muhammad
s.a.w melakukan dakwah terhadap orang-orang tersebut, dan usaha ini tidak
sia-sia karena dari kalangan yang berasal dari daerah-daerah tersebut ada
yang menyatakan keimanannya, diantaranya dari Yastrib. Konsekuensi logis
dari gerakan revolusioner berdampak pada peningkatan konstelasi politik
masyarakat Makkah, yang pada akhirnya memberikan satu pilihan kepada
Muhammad s.a.w untuk meninggalkan Makkah. Pada hijrah yang kedua,
Muhammad s.a.w. menginstruksikan kepada para pendukungnya untuk
meninggalkan kota Makkah menuju Yastrib yang dikemudian hari dikenal
dengan Madinah. Muhammad s.a.w pun pada akhirnya terpaksa harus
meninggalkan Makkah menuju Madinah, maka dimulailah babak baru dalam
Islam, fase Madinah.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 15

# Fase Madinah
Fase Madinah dimulai sejak hijrahnya Muhammad s.a.w dari Makkah ke
Madinah, karena Madinah dianggap baik untuk pembenihan Islam. Kaum
muslimin yang berada di Madinah terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Anshar
(kaum muslimin tuan rumah) dan Muhajirin (kaum muslimin pendatang dari
Makkah), maka langkah pertama yang dilakukan adalah mempertalikan
hubungan kekeluargaan atau hubungan persaudaraan antara kaum Anshar
dan Muhajirin, karena hanya dengan persatuanlah, maka umat Islam akan
kuat. Selanjutnya dilakukan lobi-lobi politik atau perjanjian dengan kelompok di
luar Islam yang ada di Madinah, karena pada saat itu telah ada kelompok lain
yang tinggal di sana, antara lain Yahudi.

Dimadinahlah Muhammad s.a.w. melakukan pembinaan masyarakat Islam.


Pembinaan masyarakat ini tidak hanya di bidang aqidah, tetapi juga
menyangkut masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya. Di Madinah
perkembangan ajaran Islam maju dengan pesat, pada fase ini ajaran lebih
ditekankan pada hukum kemasyarakatan atau lebih kepada muamallah.
Dengan semakin besarnya kamum muslimin, dianggap merupakan ancaman
bagi kelompok lain, maka semakin benci pula orang-orang Quraisy kepada
Muhammad s.a.w. dan para pendukungnya. Konstelasi kebencian makin
meningkat sehingga mengakibatkan timbulnya peperangan, antara lain Badr,
Uhud, Ahzab, Khandaq, dan beberapa perang lainnya. Pada prinsipnya bagi
kaum muslimin peperangan ini adalah upaya defensif dan dalam rangka
menegakkan kalimah tauhid.

Muhammad s.a.w. mangkat dan dimakamkan di Madinah di usia 63 tahun,


pada tanggal 12 Rabiul Awal 11 H, bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632.

LATAR BELAKANG BERDIRINYA HMI

Kondisi Islam di Dunia


Kondisi umat Islam dunia pada saat menjelang kelahiran HMI dapat dikatakan
ketinggalan dibandingkan masyarakat Eropa dengan Reinasance-nya. Ini dapat
dilihat dari penguasaan teknologi maupun pengetahuan, bahkan sebagain besar
umat Islam berada di bawah ketiak penindasan nekolim barat yang notabene
dimotori oleh kelompok Kristen. Umat Islam hanya terpaku, terlena oleh
kejayaan masa lampau atau pada zaman keemasan Islam. Umat Islam pada
umumnya tidak memahami ajaran Islam secara komprehensif, sehingga mereka
hanya berkutat seputar ubudiyah atau ritual semata tanpa memahami bahwa
ajaran Islam adalah ajaran paripurna yang tidak hanya mengajarkan hubungan
manusia dengan Tuhan, namun lebih jauh daripada itu menderivasikan
hubungan transenden ke dalam seluruh aspek kehidupan.

Berangkat dari pemahaman ajaran Islam yang kurang, umat berada dalam
keterbelakangan dan fenomena ini terjadi dapat dikatakan di seluruh dunia. Hal
tersebut mengakibatkan terpuruknya umat Islam yang dijanjikan Allah untuk
dipusakai alam semesta. Lebih ironis lagi ketika umat terbagi menjadi berbagai
golongan yang hanya berangkat dari masalah khilafiyah, yang bedampak pada
melemahnya kekuatan Islam.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 16

Kondisi Islam di Indonesia


Tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di dunia saat itu, umat Islam berada
dalam cengkaraman nekolim barat. Penjajah memperlakukan umat Islam
sebagai masyarakat kelas bawah dan diperlakukan tidak adil, serta hanya
menguntungkan kelompok mereka sendiri atau rakyat yang sudah seideologi
dengan mereka.

Umat Islam Indonesia hanya mementingkan kehidupan akhirat (katanya sich),


dengan penonjolan simbolisasi Isalam dalam ubudiyah, sebagai upaya
kompensasi atas ketidakberdayaan untuk melawan nekolim, sehingga
pemahaman umat tidak secara benar dan kaffah. Bahkan ada sebagian ulama
ang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah ditutup, hal ini menyebabkan umat
hidup dalam suasana taqlid dan jumud. Selain itu umat Islam Indonesia berada
dalam perpecahan berbagai macam aliran/firqah dan masing-masing golongan
melakukan truth claim, hal ini menyebabkan umat Islam Indonesia tidak kuat
akibat kurang persatuan di kalangan umat Islam di Indonesia.

Kondisi Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Islam


Perguruan tinggi adalah tempat untuk menuntut ilmu yang akan menghasilkan
para pemimpin untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Selain itu
perguruan tinggi adalah motor penggerak perubahan, dan perubahan tersebut
diharapkan menuju sesuatu yang lebih baik. Begitu pentingnya perguruan tinggi,
maka banyak golongan yang ingin menguasainya demi untuk kepentingan
golongan tersebut.

Sejalan dengan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis


tersebut, ada beberapa faktor dominan yang menguasai dan mewarnai
perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan, antara lain sistem yang diterapkan
khususnya di perguruan tinggi adalah sistem pendidikan barat yang mengarah
pada sekularisme dan dapat menyebabkan dangkalnya agama atau aqidah
dalam kehidupan. Selain itu adanya organisasi kemahasiswaan yang berhaluan
komunis dan ini menyebabkan aspirasi Islam dan umat Islam kurang
terakomodir.

Faktor-faktor di atas adalah ancaman yang serius, karena menyebabkan


masalah dalam hidup dan kehidupan serta keberadaan Islam dan umat Islam.
Mahasiswa Islam kurang memiliki ruang gerak karena berada dalam sistem yang
sekuler dan tidak sesuai dengan ajaran Islam, dan harus menghadapi tantangan
dari mahasiswa komunis yang sangat bertentangan dengan fitrah manusia dan
bertentangan pula dengan ajaran Islam. Jelas sudah bahwa mahasiswa Islam
sangat sulit untuk bergerak memperjuangkan aspirasi umat Islam.

Saat Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)


HMI lahir pada saat umat Islam Indonesia berada dalam kondisi yang
memprihatinkan, yaitu terjadinya kesenjangan dan kejumudan pengetahuan,
pemahaman, penghayatan ajaran Islam sehingga tidak tercermin dalam
kehidupan nyata.

Pada saat HMI berdiri, sudah ada organisasi kemahasiswaan, yaitu Perserikatan
Mahasiswa Yogyakarta (PMY), namun PMY didominasi oleh partai sosialis yang
berpaham komunis. Akibat didominasi oleh partai sosialis maka PMY tidak
independen untuk memperjuangkan aspirasi mahasiswa, maka banyak
mahasiswa yang tidak sepakat dan tidak bisa membiarkan mahasiswa terlbat
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 17

dalam polarisasi politik. Sebagai realisasi dari keinginan tersebut maka di


Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan tanggal 5
Pebruari 1947 sebuah organisasi kemahasiswaan, yaitu Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) sebagai organisasi independen dan sebagai anak umat dan anak
bangsa.

GAGASAN DAN VISI PENDIRI HMI

Sosok Lafran Pane


Berdasarkan penelusuran dan penelitian sejarah, maka Kongres XI HMI tahun
1974 di Bogor menetapkan Lafran Pane sebagai pemrakarsa berdirinya HMI, dan
disebut sebagai pendiri HMI.

Lafran Pane adalah anak keenam dari Sutan Pangurabaan Pane, lahir di Padang
Sidempuan, 5 Pebruari 1922, pendidikan Lafran Pane tidak berjalan “normal” dan
“lurus”. Lafran Pane mengalami perubahan kejiwaan yang radikal sehingga
mendorong dirinya untuk mencari hakikat hidup sebenarnya. Desember 1945
Lafran Pane pindah ke Yogyakarta, karena Sekolah Tinggi Islam (STI) tempat ia
menimba ilmu pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Pendidikan agama Islam yang
lebih intensif ia peroleh dari dosen-dosen STI, mengubur masa lampau yang
kelam.

Bagi Lafran Pane, Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup yang


sempurna, karena Islam menjadikan manusia sejahtera dan selamat di dunia dan
akhirat. Pada tahun 1948, Lafran Pane pindah studi ke Akademi Ilmu Politik
(AIP). Saat Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada dan fakultas kedokteran di
Klaten, serta AIP Yogyakarta dinegerikan pada tanggal 19 Desember 1949
menjadi Universitas Gadjah Mada (UGM), secara otomatis Lafran Pane termasuk
mahasiswa pertama UGM. Setelah bergabung menjadi UGM, AIP berubah
menjadi Fakultas Hukum Ekonomi Sosial Politik, dan Lafran Pane menjadi
sarjana pertama dalam ilmu politik dari fakultas tersebut pada tanggal 26 Januari
1953.

Gagasan Pembaharuan Pemikiran Keislaman


Untuk melakukan pembaharuan dalam Islam, maka pengetahuan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalanumat Islam akan agamanya harus ditingkatkan,
sehingga dapat mengetahui dan memahami ajaran Islam secara benar dan utuh.
Kebenaran Islam memiliki jaminan kesempurnaannya sebagai peraturan untuk
kehidupan yang dapat menghantarkan manusia kepada kebahagian dunia dan
akhirat.

Tugas suci umat Islam dalah mengajak umat manusia kepada kebenaran Illahi
dan kewajiban umat Islam adalah menciptakan masyarakat adil makmur material
dan spiritual. Dengan adanya gagasan pembaharuan pemikiran keislaman,
diharapkan kesenjangan dan kejumudan pengetahuan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan ajaran Islam dalpat dilakukan dan dilaksanakan
sesuai dengan ajaran Islam. Kebekuan pemikiran umat Islam telah membawa
pada arti agama yang kaku dan sempit, tidak lebih dari agama yang hanya
melakukan peribadatan. Al-Qur’an hanya dijadikan sebatas bahan bacaan, Islam
tidak ditempatkan sebagai agama universal. Gagasan pembaharuan pemikiran
Islam ini pun hendaknya dapat menyadarkan umat Islam yang terlena dengan
kebesaran dan kejayaan masa lalu.
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 18

Gagasan dan Visi Perjuangan Sosial Budaya


Ciri utama masyarakat Indonesia adalah kemajemukan sosial budaya,
kemajemukan tersebut merupakan sumber kekayaan bangsa yang tidak ternilai,
tetapi keberagaman yang tidak terorganisir akan mengakibatkan perpecahan
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tujuan awal saat HMI berdiri juga tidak terlepas pada gagasan dan visi
perjuangan sosial budaya, yaitu :
1. Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat
rakyat Indonesia
2. Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam
Dari tujuan tersebut jelaslah bahwa HMI ingin agar kehidupan sosial budaya
yang ada menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia guna
mempertahankan kemerdekaan yang baru diraih. Untuk menegakkan dan
mengembangkan ajaran Islam pun harus dipelajari kondisi sosial budaya gara
tidak terjadi benturan kultur.

Masyarakat muslim Indonesia yang hanya memahami ajaran Islam sebatas ritual
harus diubah pemahamannya dan keadaan sosial budaya yang telah mengakar
ini tidak dapat diubah serta merta, tetapi melalui proses panjang dan bertahap.

Komitmen Keislaman dan Kebangsaan sebagai Dasar Perjuangan HMI


Dari awal terbentuknya HMI telah ada komitmen keumatan dan kebangsaan
yang bersatu secara integral sebagai dasar perjuangan HMI yang dirumuskan
dalam tujuan HMI yaitu :
a) Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat
rakyat Indonesia yang didalamnya terkandung wawasan atau pemikiran
kebangsaan atau ke-Indonesiaan
b) Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam yang didalamnya
terkandung pemikiran ke-Islaman
Komitmen tersebut menjadi dasar perjuangan HMI didalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Sebagai organisasi kader, wujud nyata perjuangan HMI dalam
komitmen keumatan dan kebangsaan adalah melakukan proses perkaderan
yang ingin menciptakan kader berkualitas insan cita yang mampu menjadi
pemimpin yang amanah untuk membawa bangsa Indonesia mencapai asanya.

Komitmen keislaman dan kebangsaan sebagai dasar perjuangan masih melekat


dalam gerakan HMI. Kedua komitmen ini secara jelas tersurat dalam rumusan
tujuan HMI (hasil Kongres IX HMI di Malang tahun 1969) sampai sekarang,
“Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah
SWT”. Namun kedua komitmen itu tidak dilakukan secara institusional,
melainkan dampak dari proses pembentukan kader yang dilakukan oleh HMI.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 19

DINAMIKA SEJARAH PERJUANGAN HMI


DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

HMI dalam Fase Perjuangan Fisik


HMI ikut berjuang dalam perjuangan fisik ketika terjadi pemberontakan PKI di
Madiun pada tahun 1948. Pemberontakan tersebut bertujuan mengambil alih
kekuasaan pemerintahan yang sah dan ingin mendirikan “Soviet Republik
Indonesia”. Menghadapi hal tersebut, HMI menggalang seluruh kekuatan
mahasiswa dengan membentuk Corps Mahasiswa. Selama waktu krisis tersebut
anggota HMI terpaksa meninggalkan bangku kuliah untuk mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pengkhianatan PKI, selain itu HMI pun
terlibat dalam perjuangan fisik menghadapi agresi militer Belanda.

Sebagai nak umat dan anak bangsa, HMI selalu ikut dalam perjuangan fisik demi
mempertahankan negara Republik Indonesia. Dalam mempertahakan NKRI,
anggota-anggota HMI mengganti pena dengan memanggul senjata, HMI merasa
ikut bertanggung jawab dalam mempertahankan kedaulatan NKRI. HMI
berkeyakinan bahwa dalam masyarakat yang berdaulat dan merdeka akan
tercipta keadilan dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu HMI selalu berusaha
untuk memperthankan dan mempersatukan bangsa.

HMI dalam Fase Pertumbuhan dan Konsolidasi Bangsa


Saat HMI baru saja berdiri, terjadi pemberontakan PKI di Madiun yang
merupakan ancaman terhadap kedaulatan bangsa, umat Islam, dan HMI sendiri.
Kekuatan PKI ini makin memuncak pada era 60-an, PKI menjadi salah satu
kekuatan sosial politik besar di Indonesia. Posisi HMI saat itu adalah menentang
ajaran komunis dan mengajak semua pihak yang ada untuk menentang komunis.
Persoalan komunis bukan hanya persoalan bangsa dan negara, tetapi juga
persoalan HMI, akibat sikap HMI tersebut maka PKI menempatkan HMI sebagai
salah satu musuh utama yang harus diberangus. HMI menggalang konsolidasi
dengan semua pihak yang non komunis, karena komunis bertentangan dengan
dasar negara, yaitu Pancasila. Selain itu PKI selalu berusaha untuk merebut
pemerintahan dan kekuasaan yang sah.

Untuk menghadapi pemilu 1955, HMI mengadakan Konferensi Akbar di


Kaliuarang Yogyakarta paa tanggal 9 – 11 April 1955, keputusan yang diambil
adalah :
1) Menyerukan kepada khalayak ramai untuk memilih partai-partai Islam dalam
pemilu yang akan datang
2) Menyerukan kepada partai-partai Islam supaya mengurangi keruncingan-
keruncingan, tidak saling menyerang
3) Kepada warga dan anggota HMI supaya :
a) Wajib aktif dalam pemilu
b) Wajib aktif memilih salah satu partai Islam
c) Mempunyai hak dan kebebasan untuk membantu dan memilih partai
Islam yang disenangi
Dalam menghadapi sidang pleno Majelis Konstituante, PB HMI mengirimkan
seruan kepada seluruh anggota fraksi partai-partai Islam di konstituante agar
dapat memikul amanah umat Islam di Indonesia.

Ketika Demokrasi Terpimpin berjalan, HMI mendapat tekanan kuat, karena ada
tuduhan bahwa HMI kontra revolusi, dan lain-lain. Oleh karena itu HMI
menggelar Musyawarah Nasional Ekonomi HMI se-Indonesia di Jakarta pada
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 20

tahun 1962. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada HMI saat itu
menyangkut sikap yang diambil HMI, yaitu (1) Apakah HMI mendukung
Manipol/Usdek atau tidak ? (2) HMI setuju pancasila atau tidak ? dan (3) HMI
setuju sosialisme Indonesia atau tidak ?
Munas memberikan jawaban sebagai berikut :
1) Ya, HMI mendukung Manipol/Usdek sebagai haluan negara yang ditetapkan
oleh MPRS
2) Ya, HMI setuju Pancasila yang merupakan rancangan kesatuan dengan
Piagam Jakarta
3) Ya, HMI setuju sosialisme Indonesia, yaitu masyarakat adil makmur yang
diridhoi Tuhan Yang Maha Esa

Dengan melakukan pendekatan-pendekatan itu maka HMI dapat terselamatkan,


isu dan tuduhan yang dilancarkan terhadap HMI tidak berhasil untuk mengubur
HMI dalam percaturan sejarah.

HMI dalam Transisi Orde Lama dan Orde Baru


Tahun 1965, HMI mengalami tantangan yang berat, HMI terancam dibubarkan,
dan lagi-lagi HMI lulus dalam ujian sejarah sehingga HMI dapat mempertahankan
eksistensinya hingga saat ini (entah esok hari, entah lusa nanti, entah……). HMI
adalah salah satu komponen bangsa yang menentang faham dan ajaran
komunis, sedangkan PKI saat itu merupakan kekuatan sosial politik yang besar
di negara Republik Indonesia. PKI berkeinginan untuk membubarkan HMI
karena merupakan salah satu musuh utamanya, usaha untuk membubarkan HMI
dilakukan PKI dengan gencar (Kalau tidak mampu membubarkan HMI, lebih baik
pakai sarung saja), apalagi menjelang Gestapu atau Gestok (istilah Pemimpin
Besar Revolusi Soekarno). Masalah pembubaran HMI bukan hanya menjadi
masalah internal, tapi lebih jauh daripada itu, hal tersebut merupakan masalah
umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Puncak dari usaha PKI untuk merebut kekuasaan dan kedaulatan negara
Republik Indonesia adalah dengan melakukan pemberontakan Gerakan 30
Sepetember/PKI tahun 1965. Pemberontakan tersebut dimulai melalui cara
penculikan terhadap para perwira tinggi TNI-AD (kecuali Pangkostrad yang
merupakan jabatan strategis, why ?), dan menghabisi para perwira itu.
Menyikapi hal ini, HMI mengutuk Gestapu dan menyatakan bahwa gerakan
tersebut dilakukan oleh PKI (pernyataan bahwa G30S/PKI diotaki oleh PKI
pertama kali dilontarkan oleh HMI –sumber Agussalim Sitompul), HMI ikut
membantu pemerintah dalam menumpas G30S/PKI dan kerelaan HMI untuk
membantu sepenuhnya ABRI. Setelah turunnya Soekarno dan naiknya Soeharto
sebagai Presiden Republik Indonesia, HMI bersikap mendukung pemerintahan
baru yang ingin menjalankan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen (katanya sih gitu waktu naik) dan HMI ikut dalam usaha-usaha untuk
menumpas sisa-sisa PKI serta organisasi underbouw PKI.

HMI dalam Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa


Berdasarkan tujuan HMI, maka kader HMI harus memiliki kualitas insan cita,
yang karenanya akan tercipta kader yang memiliki intelektual tinggi yang
dilandasi oleh iman serta diabdikan kepada umat dan bangsa. Pengabdian para
kader ini akan dapat dijadikan penopang dalam pembangunan bangsa dan
negara Republik Indonesia.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 21

Peran HMI dalam pembangunan bangsa dapat dijabarkan sebagai berikut :


1) Partisipasi dalam pembentukan situasi dan iklim
2) Partisipasi dalam pemberian konsep
3) Partisipasi dalam bentuk pelaksanaan
Dalam menjalani peran tersebut, banyak halangan dan rintangan yang justru
sebenarnya lebih dominan faktor internal, misalnya pergeseran nilai yang
berdampak pada hilangnya ruh perjuangan HMI. Selain itu faktor eksternal
memaksa HMI untuk terbawa pusaran kekuasaan, misal masalah asas tunggal
yang mengakibatkan perpecahan HMI menjadi dua yaitu HMI yang bermarkas di
Diponegoro dan HMI yang menamakan dirinya Majelis Penyelamat Organisasi.

HMI dan Fase Pasca Orde Baru


Setelah runtuhnya Orde Baru, dimulailah babak baru perjalanan bangsa yang
dikenal dengan sebutan Reformasi. Namun ternyata sampai saat ini reformasi
masih berupa angan yang belum dapat terealisir, ironisnya kehilangan arah,
karena banyak komponen bangsa yang ingin merasakan sesuatu yang instan,
tetapi dengan harapan berumur panjang.

Peran HMI dalam reformasi banyak dipertanyakan orang, analisa sementara ini
diakibatkan penempatan peran HMI yang “salah” pada fase pembangunan.
Bahkan gerakan mahasiswa di luar HMI seringkali menempatkan HMI sebagai
common enemy.

Dinamika organisasi di manapun akan selalu mengalami fluktuasi, akankah HMI


tetap bertahan ?

3.1.2 Materi Konstitusi HMI

A. Silabus

JENJANG: KONSTITUSI HMI ALOKASI WAKTU:


LATIHAN KADER I 10 JAM

Tujuan Pembelajaran Umum:


Peserta dapat Memahami ruang lingkup konstitusi

Tujuan Pembelajaran Khusus:


1. Peserta dapat menjelaskan ruang lingkup konstitusi HMI dan hubungannya
dengan pedoman pokok organisasi lainnya.
2. Peserta dapat mempedomani konstitusi HMI dan pedoman-pedoman pokok
organisasi dalam kehidupan berorganisasi.

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan


1. Pengantar Ilmu Hukum
1.1. Pengertian dan Fungsi Hukum
1.2. Hakekat Hukum
1.3. Pengertian Konstitusi dan arti pentingnya dalam organisasi
2. Ruang lingkup Konstitusi HMI
2.1. Makna Mukodimah AD HMI
2.2. Makna HMI sebagai organisasi yang berasaskan Islam

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 22

2.3. Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI


2.3.1. Masalah keanggotaan
2.3.2. Masalah Struktur Kekuasaan
2.3.3. Masalah Struktur Kepemimpinan
3. Pedoman-pedoman Dasar Organisasi
3.1. Pedoman Perkaderan.
3.2. Pedoman Kohati
3.3. Pedoman Lembaga Kekaryaan
3.4. Pedoman atribut HMI
3.5. GPPO dan PKN
4. Hubungan Konstitusi AD/ART dengan pedoman-pedoman Organisasi
lainnya.

Metode :
Menjunjung tinggi kearifan lokal

Evaluasi:
Melaksanakan test Objektif/subjektif dan penugasan.

Referensi:
1. Hasil-hasil kongres.
2. Zainal Abidin Ahmad, Piagam Muhammad, Bulan Bintang, t.t.
3. Prof. DR. Mukhtar Kusuatmadja, SH, LMM dan DR. B. Sidharta, SH,
Pengantar Ilmu Hukum; Suatu pengenalan Pertama berlakunya Ilmu Hukum,
Penerbit Alumni, Bandung, 2000.
4. Prof. Chainur Arrasjid, SH. Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta,
2000
5. UUD 1945 (untuk perbandingan)
6. Literatur lain yang relevan.

B. Materi Terurai

Pengertian
Konstitusi adalah bentuk peraturan perundangan yang tertinggi yang menjadi
dasar dan sumber semua peraturan perundangan yang dibawahnya dalam suatu
organisasi/negara.
Konstitusi : - Aturan pokok
- Hukum pokok

Qur’an & Hadist Æ Islam


Pancasila & UUD 1945 Æ Indonesia
AD/ART Æ Organisasi

Syarat yang harus dimiliki agar konstitusi menjadi penentu arah, tindakan dan
piagam (sebagai dasar pijakan) :
1. Bentuknya
Sebagai naskah tertulis yang merupakan perundangan tertinggi yang berlaku
dalam suatu organisasi/negara.
2. Isinya
Merupakan peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak semua
masalah yang penting harus dibuat, melainkan hal-hal yang bersifat pokok,
dasar atau azas-azasnya saja.
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 23

3. Sifatnya
• Universal
• Fleksibel
• Luwes

PIAGAM MADINAH
(Untuk perbandingan)

Prinsip-prinsip umum atau pokok-pokok pikiran


1. Monotheisme
Konsep tauhid terdapat dalam Mukadimmah, pasal 22, 23, 42 dan akhir
pasal 47
2. Persatuan dan kesatuan
Terdapat dalam pasal 1, 15, 17, 25, dan 37
3. Persamaan dan keadilan
Terdapat pada pasal 13, 15, 16, 22, 24, 37, dan 40
4. Kebebasan beragama
Terdapat pada pasal 25
5. Bela negara
Tersirat dalam pasal 24, 37, 38, dan 44
6. Pelestarian adat yang baik
Terdapat dalam pasal 2 – 10. Adat yang dipertahankan seperti gotong-
royong, pembayaran diat dan tebusan tawanan.

Ruang Lingkup Konstitusi HMI

Mukadimmah
Alinea 1 :
1) Islam ajaran yang haq dan sempurna (Ali Imron 19)
2) Fitrah manusia : Hanief/cenderung pada kebenaran (Al-Araf 172)
3) Khalifah fil ardh (Al-Baqarah 30)
4) Pengabdian diri (Az-Zariat 56)

Alinea 2 :
Azas keseimbangan (Al-Qashash 77)
Duniawi – Ukhrawi, Individu – Sosial, Iman – Ilmu – Amal

Alinea 3 :
1) Kemerdekaan merupakan rahmat Allah SWT
(At-Taubah 41, Al-Baqarah 105, Yunus 25)
2) Umat Islam wajib mengisi kemerdekaan (fungsi umat Islam)
(Al-Anfal 61, Al-Jum’ah 10, Ar-Radu 11)
3) Adil makmur

Alinea 4 :
1) Fungsi generasi muda Islam
2) Orientasi pengabdian kepada Allah SWT (Az-Zariat 56)

Makna HMI sebagai Organisasi berasaskan Islam


HMI adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang (mengaku) beragama
Islam dimana secara individu dan organisatoris memiliki cirri-ciri keislaman, dan
menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai sumber norma, sumber nilai,

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 24

sumber inspirasi dan sumber aspirasi di dalam setiap aktivitas dan dinamika
organisasi.

Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI


Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI merupakan konstitusi HMI, isinya
memuat aturan-aturan pokok organisasi yang bersifat fundamental. Secara
khusus masalah-masalah yang memerlukan penjelasan lebih lanjut diurai dalam
beberapa naskah, yaitu penjelasan dan pedoman-pedoman organisasi lainnya.

Hal utama yang harus diketahui kader selain asas dan implikasinya adalah
masalah tentang keanggotaan, dan struktur organisasi.

Yang dapat menjadi anggota HMI adalah mahasiswa Islam yang terdaftar pada
perguruan tinggi dan/atau yang sederajat yang ditetapkan oleh Pengurus HMI
Cabang/Pengurus Besar HMI. Keanggotaan HMI dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Anggota Muda
Anggota muda adalah mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di perguruan
tinggi atau yang sederajat dan telah mengikuti Maperca
2) Anggota Biasa
Anggota biasa adalah anggota muda yang telah memenuhi syarat dan atau
anggota muda yang telah mengikuti Latihan Kader I
3) Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah orang yang berjasa kepada HMI yang telah
ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI.

Setiap mahasiswa Islam yang berkeinginan untuk bergabung di HMI dengan


status sebagai anggota harus mengajukan permohonan secara menyatakan
secara tertulis kesediaan mengikuti dan menjalankan AD/ART serta pedoman
HMI lainnya kepada pengurus cabang setempat. Apabila yang bersangkutan
memenuhi syarat dan telah mengikuti Maperca, maka dinyatakan sebagai
anggota muda HMI, kemudian jika anggota muda tersebut telah megikuti dan
lulus Latihan Kader I akan dinyatakan sebagai anggota biasa HMI.

Masa keanggotaan HMI dihitung sejak kelulusan dari Latihan Kader I dan akan
berakhir maksimum 5 (lima) tahun untuk program S0, 7 (tujuh) tahun untuk
program S1, dan 9 (sembilan) tahun untuk program pasca sarjana. Perhitungan
tahun antar program bukan dibuat akumulasi. Selain habis masa keanggotaan,
status anggota HMI juga dapat berakhir jika anggota yang bersangkutan
meninggal dunia, mengundurkan diri, dan diberhentikan atau dipecat. Dalam
keadaan tertentu masa keanggotaan dapat diperpanjang apabila yang
bersangkutan masih menduduki kepengurusan di HMI, dan akan diperpanjang
sampai masa kepengurusannya berakhir.

Anggota muda HMI mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak suara
(gimana bisa bicara kalo bersuara tidak boleh), dan mengikuti Latihan Kader I.
Anggota biasa memiliki hak suara sehingga otomatis punya hak bicara, mengikuti
latihan dalam organisasi sesuai dengan peruntukannya, dan mempunyai hak
untuk dipilih sebagai fungsionaris pengurus HMI sesuai dengan peruntukannya.
Anggota kehormatan dapat mengajukan saran/usul dan pertanyaan kepada
pengurus secara lisan atau tertulis.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 25

Anggota HMI berkewajiban untuk menjaga nama baik organisasi, berpartisipasi


dalam seluruh kegiatan HMI. Khusus untuk anggota muda dan anggota biasa,
juga harus membayar uang pangkal dan iuran organisasi.

Anggota HMI dapat dipecat karena dua hal :


1) Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
oleh HMI
2) Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi
Yang bisa mencabut status keanggotaan HMI adalah Pengurus HMI Cabang dan
Pengurus Besar HMI, dengan prosedur yang telah diatur secara khusus.

STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi HMI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu (1) Struktur Kekuasaan,
dan (2) Struktur Pimpinan.

Struktur kekuasaan secara hirarki terdiri dari :


1) Kongres
2) Konferensi/Musyawarah Cabang
3) Rapat Anggota Komisariat

Struktur pimpinan secara hirarki terdiri dari :


1) Pengurus Besar HMI
2) Pengurus HMI Cabang
3) Pengurus HMI Komisariat

Pedoman-Pedoman Dasar Organisasi

Pedoman Perkaderan
Pedoman perkaderan adalah aturan yang khusus membahas tentang sistem
perkaderan yang dilakukan di HMI. Sistem inilah yang dilaksanakan secara
masif, seragam, standar, dan menyeluruh oleh seluruh komponen HMI.

Hal-hal yang menjadi pokok dalam sistem perkaderan HMI adalah :


1. Tujuan Perkaderan
Terciptanya kader Muslim-Intelektual-Profesional yang berakhlakul karimah
serta mampu mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil ardh dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.
2. Aspek Perkaderan
• Pembentukan integritas watak dan kepribadian
• Pengembangan kualitas intelektual
• Pengembangan kemampuan professional
3. Landasan Perkaderan
¾ Landasan teologis
¾ Landasan ideologis
¾ Landasan konstitusi
¾ Landasan historis
¾ Landasan sosio-kultural

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 26

4. Pola Dasar Perkaderan


• Rekrutmen
• Pembentukan Kader
- Training Formal
- Pengembangan :
Æ Up-Grading
Æ Pelatihan
Æ Aktivitas
• Pengabdian

Pedoman KOHATI
KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-Wati. KOHATI merupakan badan
khusus HMI yang bertugas untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan
potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan.
KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H yang bertepatan dengan
tanggal 17 September 1966 pada Kongres VIII HMI di Solo, KOHATI
berkedudukan dimana HMI berada.

KOHATI bertujuan “Terbinanya muslimah yang berkualitas insan cita”. KOHATI


merupakan organisasi yang bersifat semi otonom. KOHATI memiliki fungsi
sebagai wadah peningkatan dan pengembangan potensi kader HMI dalam
wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. Dalam internal HMI, KOHATI
berfungsi sebagai bidang keperempuanan, dan di eksternal HMI, KOHATI
berfungsi sebagai organisasi perempuan. KOHATI berperan sebagai pencetak
dan pembinan muslimah sejati untuk menegakkan dan mengembangkan nilai-
nilai keislaman dan keindonesiaan. Yang dapat menjadi anggota KOHATI
adalah HMI-Wati yang telah lulus Latihan Kader I HMI.

Pedoman Lembaga Kekaryaan

Sejarah Lembaga Kekaryaan HMI


Terbentuknya lembaga kekaryaan sebagai satu dari institusi HMI terjadi pada
kongres ke tujuh HMI di Jakarta pada tahun 1963 dengan diputusakannya
mendirikan beberapa lembaga khusus (sekarang lembaga kekaryaan) dengan
pengurus pusatnya ditentukan berdasarkan kuota yang mempunyai potensi
terbesar pada jenis aktifitas lembaga kekaryaan yang bersangkutan diantaranya :
• Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) dipusatkan di Surabaya
• Lembaga Da’wah mahasiswa Islam (LDMI) yang dipusatkan di Bandung
• Lembaga Pembangunan Mahasiswa Islam (LPMI) pusatnya di Makassar
• Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSBMI) pusatnya di Yogyakarta

Dan kondisi politik tahun 60-an berorientasi massa, lembaga kekaryaan pun
semakin menarik sebagai suatu faktor bagi berkembang pesatnya lembaga
kekaryaan ditunjukkan dari :
• Adanya hasil penelitian yang menginginkan dipertegasnya status lembaga
kekaryaan, struktur organisasi dan wewenang lembaga kekaryaan
• Keinginan untuk menjadi lembaga kekaryaan otonom penuh terhadap
organisasi induk HMI

Kemudian sampai pada tahun 1966 diikuti oleh pembentukan Lembaga Tekhnik
Mahasiswa Islam (LTMI), Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI),
Lembaga Astronomi Mahasiswa Islam (LAMI). Akhirnya dengan latar belakang di

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 27

atas melalui kongres VIII HMI di Solo melahirkan keputusan Kongres dengan
memberikan status otonom penuh kepada lembaga kekaryaan dengan
memberikan hak yang lebih kepada lembaga kekaryaan tersebut, antara lain :
a. Punya struktur organiasasi yang bersifat nasional dari tingkat pusat sampai
rayon
b. Memiliki Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) sendiri
c. Bentuk megadakan musyawarah lembaga termasuk memilih pimpinan
lembaga

Keputusan-keputusan di atas di satu pihak lebih mengarahkan kepada kegiatan


lembaga, namun di lain pihak lebih merugikan organisasi ke tingkat induk bahkan
justru menimbulkan permasalahan serius. Ini dibuktikan dengan adanya evaluasi
pada kongres di Malang pada tahun 1969, dimana kondisi pada saat tersebut
lembaga kekaryaan sudah cenderung mengarah kepada perkembangan untuk
melepaskan diri dari organisasi induknya, sehingga dalam evaluasi kongres IX
HMI di Malang tahun 1969 antara lain melalui papernya mempertanyakan :
a. Status lembaga dan hubungan dengan organisasi induknya (HMI)
b. Perlu tidaknya penegasan oleh kongres, bahwa lembaga kekaryaan adalah
bagian mutlak dari HMI misalnya LKMI menjadi LK HMI, LDMI menjadi LD
HMI, dsb.

Setelah kongres X di Palembang tahun 1971, perubahan kelembagaan tidak lagi


menjadi permasalahan dan perhatian Himpunan. Ha ini mengakibatkan lembaga
kekaryaan perlahan-lahan mengalami kemunduran dan puncaknya terjadi saat
diterbitkannya SK Mendikbud tentang pengaturan kehidupan kemahasiswaan
melalui NKK/BKK tahun 1978.

Namun realitas perkembangan organisasi merasakan perlu dihidupkannya


kembali, lembaga kekaryaan yang dikukuhkan melalui kongres XIII HMI di Ujung
Pandang. Kemudian LK menjadi perhatian/alternatf baru bagi HMI karena
gencarnya isu profesionalisme. Melalui kongres XVI di Padang tahun 1986
pendayagunaan LK kembali dicanangkan.

Lembaga Kekaryaan
Yang dimaksud dengan Lembaga Kekaryaan adalah badan-badan khusus HMI
(diluar KOHATI, LPL) yang bertugas melaksanakan kewajiban-kewajiban HMI
sesuai dengan fungsi dan bidangnya (ladang garapan) masing-masing, latihan
kerja berupa dharma bhakti kemasyarakatan dalam proses pembangunan
bangsa dan negara. Sebagaimana terdapa dalam unsur-unsur pokok Esensi
Kepribadian HMI yang meliputi :
1. Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yakni dasar
keyakinan bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”, dan Allah adalah
merupakan inti daripada iman, Islam dan Ihsan.
2. Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas dunia
dan akhirat, jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju kebahagiaan
hidup dunia dan akhirat.
3. Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya pikir nasional dan
kritis, hingga memilki kebijakan untuk berilmu amaliah dan beramal ilmiah.
4. Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang serta
dengan cepat memberikan respon terhadap setiap tantangan yang dihadapi
sehingga memiliki fungsi pelopor yang militan.
5. Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang merupakan
kader seluruh umat Islam Indonesia menuju persatuan nasional.
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 28

6. Progresif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan orang muda patriotik
mengutamakan kepentingan bersama bangsa datas kepentingan pribadi.
Memihak dan membela kaum-kaum yang lemah dan tertindas dengan
menentang penyimpangan dan kebatilan dalam bentuk dan manifestasinya.
Aktif dalam pembentukan dan peranan umat Islam Indonesia yang adil dan
makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.

Dilihat dari jenisnya, maka lembaga kekaryaan yang pernah ada :


a. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
b. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
c. Lembaga Da’wah Mahasiswa Islam (LDMI)
d. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
e. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
f. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
g. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
h. Lembaga Astronomi Mahasswa Islam (LAMI)
i. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
j. Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI)
k. Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI)
l. Dan lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan karena
lembaga kekaryaan adalah badan pembantu pimpinan HMI, maka dengan
melaksanakan tugas/fungsional (sesuai dengan bidangnya masing-masing)
haruslah terlebih dahulu dirumuskan dalam suatu musyawarah tersendiri.
Musyawarah badan yang selanjutnya disebut rapat kerja itu, bertugas untuk
menjabarkan program HMI yang telah diputuskan oleh instansi-instansi
kekuasaan HMI.

Maksud dan Fungsi Lembaga Kekaryaan


Adanya lembaga kekaryaan dimaksudkan untuk mempertajam alat pencapai
tujuan HMI, sehingga dalam proses dapat terbentuk arah yang jelas, agar
pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan Lembaga Kekaryaan benar dapat
terkoordinasikan.
Adapun fungsi dari lembaga kekaryaan adalah :
a. Melaksanakan peningkatan wawasan profesionalsme anggota, sesuai
dengan bidang masing-masing, (Pasal 59 ART HMI) dan lembaga kekeryaan
bertanggung jawab kepada pengurus HMI setempat, (Pasal 60 ayat d ART
HMI)
b. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan HMI untuk meningkatkan
keahlian para anggota melalui pendidikan, penelitian dan latihan kerja praktis
serta darma bakti kemasyarakatan (pasal 60 ayat b ART HMI)

Pedoman Atribut HMI

Pedoman atribut HMI berisi tentang lagu, lambing dan berbagai macam
penerapannya. Lagu yang dijadikan sebagai Hymne HMI adalah lagu yang
diciptakan oleh RM Akbar sebagai berikut :

HYMNE
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bersyukur dan Ikhlas


Himpunan Mahasiswa Islam
Yakin Usaha Sampai
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 29

Untuk kemajuan
Hidayah dan taufiq
Bahagia HMI

Berdoa dan Ikrar


Menjunjung tinggi syiar Islam
Turut Qur’an dan hadist
Jalan keselamatan
Ya Allah berkati
Bahagia HMI

Lambang HMI adalah sebagai berikut :


1. Bentuk huruf alif :
- Sebagai huruf hidup, lambang optimis kehidupan HMI
- Huruf alif merupakan angka 1 (satu) lambang,
dasar/semangat HMI
2. Bentuk perisai :
Lambang kepeloporan HMI
3. Bentuk jantung :
Jantung adalah pusat kehidupan manusia, lambang proses
perkaderan HMI

4. Bentuk pena :
Melambangkan bahwa HMI adalah organisasi mahasiswa yang
senantiasa haus akan ilmu pengetahuan
5. Gambar bulan bintang :
Lambang keimanan seluruh umat Islam di dunia
6. Warna hijau :
Lambang keimanan dan kemakmuran
7. Warna hitam :
Lambang ilmu pengetahuan
8. Keseimbangan warna hijau dan hitam :
Lambang keseimbangan, esensi kepribadian HMI
9. Warna putih :
Lambang kesucian dan kemurnian perjuangan HMI
10. Puncak tiga :
- Lambang Iman, Islam dan Ikhsan
- Lambang Iman, Ilmu dan Amal
11. Tulisan HMI :
Kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam

Pengunaan lambang HMI dapat diterapkan pada :


a) Lencana/Badge HMI
b) Bendera
c) Stempel
d) Kartu Anggota
e) Papan Nama HMI
f) Gordon/Selempang HMI
g) Aksesoris atau perlengkapan lain dengan tidak menyimpang dari lambang
dan penggunaannya
Aturan penggunaan dan lainnya diatur dengan rinci.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 30

Atribut lain yang digunakan dalam HMI adalah :


1) Muts/Peci HMI
2) Baret HMI

Segala sesuatu yang berkaitan dengan atribut diatur dalam ketentuan khusus.

Hubungan Konstitusi dan Pedoman lainnya


Pada dasarnya konstitusi hanya memberikan aturan yang bersifat umum, aturan
secara khusus dijelaskan dalam pedoman-pedoman lainnya. Pedoman lain
berfungsi sebagai penjelasan teknis hal-hal yang dibahas dalam konstitusi,
sehingga tidak boleh bertentangan dengan konstitusi. Secara hirarki hukum
konstitusi merupakan aturan tertinggi.

3.1.3 Materi Nilai Dasar Perjuangan

A. Silabus

JENJANG: NILAI DASAR PERJUANGAN ALOKASI WAKTU:


LATIHAN KADER I 8 JAM

Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan NDP serta
subtansi materi secara garis besar dalam organisasi.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Peserta dapat menjelaskan sejarah perumusan NDP dan kedudukannya
dalam organisasi
2. Peserta dapat menjelaskan hakikat sebuah kehidupan
3. Peserta dapat menjelaskan hakikat kebenaran
4. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan alam semesta
5. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan manusia
6. Peserta dapat menjelaskan hakikat masyarakat
7. Peserta dapat menjelaskan hubungan antara iman, ilmu dan amal

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan


1. Sejarah perumusan NDP dan kedudukan NDP dalam organisasi HMI
1.1. Pengertian NDP
1.2. Sejarah Perumusan dan lahirnya NDP
1.3. NDP sebagai kerangka Global Pemahaman Islam dalam konteks
organisasi HMI
1.4. Hubungan antara NDP dan Mision HMI
1.5. Metode pemahaman NDP
2. Garis besar Materi NDP
2.1. Hakikat Kehidupan
2.1.1. Analisa Kebutuhan Manusia
2.1.2. Mencari kebenaran sebagai kebutuhan dasar manusia
2.1.3. Islam sebagai sumber kebenaran

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 31

2.2. Hakikat Kebenaran


2.2.1. Konsep Tauhid La Ila Ha Illallah
2.2.2. Eksistensi dan sifat-sifat Allah
2.2.3. Rukun iman sebagai sebagai upaya mencari kebenaran
2.3. Hakikat Penciptaan Alam Semesta
2.3.1. Eksistensi Alam
2.3.2. Fungsi dan Tujuan Penciptaan Alam
2.4. Hakikat-hakikat penciptaan Manusia
2.4.1. Eksistensi Manusia dan Kedudukannya diantara mahkluk
lainnya
2.4.2. Kesetaraan dan kedudukan manusia sebagai khalifah dimuka
bumi
2.4.3. Manusia sebagai hamba Allah
2.4.4. Fitrah, kebebasan dan tanggungjawab manusia
2.5. Hakikat Masyarakat
2.5.1. Perlunya menegakan keadilan dalam masyarakat
2.5.2. Hubungan Keadilan dan Kemerdekaan
2.5.3. Hubungan Keadilan dan kemakmuran
2.5.4. Kepemimpinan untuk menegakkan keadilan
2.6. Hakikat Ilmu
2.6.1. Ilmu sebagai jalanmencari kebenaran
2.6.2. Jenis-jenis Ilmu
3. Hubungan antara Iman, Ilmu dan Amal

Metode :
Menjunjung tinggi kearifan lokal

Evaluasi :
Test objektif/subjektif, penugasan dan membuat kuisoner

Referensi :
1. Al-Qur’an dan terjemah
2. Teks NDP
3. Literatur lain yang relevan

B. Materi Terurai

Sejarah Perumusan NDP


Sampai pada fase perjuangan HMI dalam transisi orde lama dan orde baru,
pedoman perjuangan HMI yang mendasar dan sistematis belum ada, setelah
fase berikutnya baru disusun Nilai Dasar Perjuangan HMI, yang pada Kongres
XVI HMI di Padang tahun 1986 pernah berubah nama menjadi Nilai Identitas
Kader (NIK), pada dasarnya tidak ada perubahan atas isi dari NDP. Perubahan
ini didasari atas pertimbangan politik setelah keluarnya UU No.5 tahun 1985
yang menyatakan bahwa Pancasila satu-satunya azas organisasi
kemasyarakatan. Pada Kongres XXII HMI di Jambi tahun 1999 nama NIK
kembali ditukar menjadi NDP, seirama dengan pertukaran azas organisasi.

Kelahiran NDP dilatarbelakangi oleh :


1) Keadaan negara
Bangsa Indonesia sekitar 1966-1968 tengah mengalami perbaikan dari segi
infra struktur maupun supra struktur, karena bangsa Indonesia baru dilanda
badai pengkhianatan PKI
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 32

2) Keadaan umat Islam


Nurkholis Madjid dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman
mengungkapkan bahwa muslim Indonesia adalah termasuk yang paling
sedikit ter”Arab”kan. Di Indonesia pemahaman Islam masih dangkal,
sehingga masih ada persoalan bagaimana menghayati nilai-nilai Islam itu
sendiri.
3) Antek-antek PKI mempunyai pedoman yang baik
Untuk memberikan pemahaman tentang kekomunisan, para kader PKI di
masa jayanya (1960-an) mempunyai buku saku yang bisa dibaca dimanapun
dan kapanpun. Melihat keadaan ini timbul keinginan Cak Nur untuk
menyusun dasar-dasar nilai Islam melalui kerangka sistematis yang kemudia
beliau beri nama NDI (Nilai Dasar Islam) dengan tujuan NaDI ini mampu
berfungsi sebagai pemahaman global tentang ajaran Islam.
4) Literatur yang tersedia belum memuaskan
Pada waktu itu para kader HMI masih jarang sekali menuangkan ide
keislaman mereka dalam bentuk tulisan, salah satu penyebabnya adalah
kesibukan melawan PKI secara fisik.

Pada masa kepengurusan Nurkholis Madjid, HMI berusaha membuat pedoman


perjuangan dan pada Kongres X HMI di Palembang tahun 1971, ditetapkan
menjadi Nilai Dasar Perjuangan (NDP), yang berasal dari naskah NDI yang
disampaikan Cak Nur dalam Kongres IX HMI di Malang tahun 1969 yang
selanjutnya kongres menugaskan kepada Nurkholis Madjid, Sakib Mahmud, dan
Endang Saifudin Anshari (alm.) untuk menyempurnakannya. Pemilihan nama
NDP sendiri memiliki alasan, yaitu (1) Nama NDI terlalu mengklaim Islam yang
bahkan akan mempersimpit ajaran Islam iru sendiri, (2) Terinspirasi oleh buku
“Perjuangan Kita”-nya Syahrir.

Ahmad Wahib dalam buku harian yang kemudian diterbitkan menjadi buku oleh
Johan Effendi dengan tajuk “Pergolakan Pemikiran Islam” yang dianggap
controversial, menuliskan bahwa perumusan NDI tersebut dipengaruhi oleh
perjalanan Nurkholis Madjid ke universitas-universitas di Amerika atas undangan
pemerintah Amerika pada tahun 1968. Hal ini dibantah oleh Cak Nur dalam buku
HMI Menjawab Tantangan Jaman, bahwa sebenarnya perjalanan ke Amerika
tidak berpengaruh banyak terhadap dirinya, karena selain perjalanan ke Amerika,
Cak Nur juga melanjutkan lawatan ke Timur Tengah dengan menggunakan sisa
uang saku yang dihematnya waktu di Amerika. Di Timur Tengah perjalanan
dimulai dari Damaskus, Kuwait, Saudi Arabia, Turki, Lebanon, dan terakhir Mesir.
Dalam perjalanan di Timur Tengah inilah untuk pertama kalinya Cak Nur bertemu
Gus Dur, padahal mereka satu kampung. Di Riyadh Cak Nur bertemu dengan
Dr. Farid Mustafa dan mendapat banyak hal darinya. Selama di Timur Tengah
Cak Nur sering mengadakan diskusi kritis tentang berbagai hal keislaman.

Sepulang Cak Nur dari menunaikan ibadah haji atas undangan Menteri
Pendidikan Arab Saudi (Syekh hasan bin Abdullah Ali) sekitar bulan April 1969,
keinginannya untuk menulis NDI makin menggebu-gebu.

Kedudukan NDP dalam tubuh HMI


NDP merupakan landasan perjuangan HMI, dan ini perlu disosialisikan pada
setiap kader. Tujuan NDP dalam HMI merupakan filsafat sosial dalam
melakukan perubahan sesuai tujuan HMI. Hubungan NDP dalam HMI dapat
digambarkan sebagai berikut :

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 33

ISLAM Landasan Teologis

NDP HMI Landasan Ideologis

MISSION HMI Landasan Filosofis

GPPO & PKN HMI Landasan Sosiologis

Berdasarkan skema tersebut, maka NDP merupakan filsafat sosial yang


bersumber dari ajaran Islam. Filsafat sosial ini diturunkan menjadi teori-teori
sosial yang teori-teori ini akan memberikan konsepsi yang jelas pada arah gerak
perubahan sosial yang dilakukan oleh HMI.

C. Teks NDP

NILAI DASAR PERJUANGAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

A. DASAR-DASAR KEPERCAYAAN

Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan


melahirkan tata nilai guna menopang hidup dan budayanya. Sikap tanpa percaya
atau ragu yang sempurna tidak mungkin dapat terjadi. Tetapi selain kepercayaan
itu dianut karena kebutuhan dalam waktu yang sama juga harus merupakan
kebenaran. Demikian pula cara berkepercayaan harus pula benar. Menganut
kepercayaan yang salah bukan saja tidak dikehendaki akan tetapi bahkan
berbahaya.

Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam kenyataan kita temui


bentuk-bentuk kepercayaan yang beraneka ragam di kalangan masyarakat.
Karena bentuk- bentuk kepercayaan itu berbeda satu dengan yang lain, maka
sudah tentu ada dua kemungkinan: kesemuanya itu salah atau salah satu saja
diantaranya yang benar. Disamping itu masing-masing bentuk kepercayaan
mungkin mengandung unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan yang campur baur.

Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa kepercayaan itu melahirkan


nilai-nilai. Nilai-nilai itu kemudian melembaga dalam tradis-tradisi yang
diwariskan turun temurun dan mengikat anggota masyarakat yang
mendukungnya. Karena kecenderungan tradisi untuk tetap mempertahankan diri
terhadap kemungkinan perubahan nilai-nilai, maka dalam kenyataan ikatan-
ikatan tradisi sering menjadi penghambat perkembangan peradaban dan
kemajuan manusia. Disinilah terdapat kontradiksi kepercayaan diperlukan
sebagai sumber tatanilai guna menopang peradaban manusia, tetapi nilai-nilai itu

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 34

melembaga dalam tradisi yang membeku dan mengikat, maka justru merugikan
peradaban.

Oleh karena itu, pada dasarnya, guna perkembangan peradaban dan


kemajuannya, manusia harus selalu bersedia meninggalkan setiap bentuk
kepercayaan dan tata nilai yang tradisional, dan menganut kepercayaan yang
sungguh-sungguh yang merupakan kebenaran. Maka satu-satunya sumber nilai
sumber dan pangkal nilai itu haruslah kebenaran itu sendiri. Kebenaran
merupakan asal dan tujuan segala kenyataan. Kebenaran yang mutlak adalah
Tuhan Allah.

Perumusan kalimat persaksian (Syahadat) Islam yang kesatu : Tiada Tuhan


selain Allah mengandung gabungan antara peniadaan dan pengecualian.
Perkataan "Tidak ada Tuhan" meniadakan segala bentuk kepercayaan,
sedangkan perkataan "Selain Allah" memperkecualikan satu kepercayaan
kepada kebenaran. Dengan peniadaan itu dimaksudkan agar manusia
membebaskan dirinya dari belenggu segenap kepercayaan yang ada dengan
segala akibatnya, dan dengan pengecualian itu dimaksudkan agar manusia
hanya tunduk pada ukuran kebenaran dalam menetapkan dan memilih nilai -
nilai, itu berarti tunduk pada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta segala yang
ada termasuk manusia. Tunduk dan pasrah itu disebut Islam.

Tuhan itu ada, dan ada secara mutlak hanyalah Tuhan. Pendekatan ke arah
pengetahuan akan adanya Tuhan dapat ditempuh manusia dengan berbagai
jalan, baik yang bersifat intuitif, ilmiah, historis, pengalaman dan lain-lain. Tetapi
karena kemutlakan Tuhan dan kenisbian manusia, maka manusia tidak dapat
menjangkau sendiri kepada pengertian akan hakekat Tuhan yang sebenarnya.
Namun demi kelengkapan kepercayaan kepada Tuhan, manusia memerlukan
pengetahuan secukupnya tentang Ketuhanan dan tatanilai yang bersumber
kepada-Nya. Oleh sebab itu diperlukan sesuatu yang lain yang lebih tinggi
namun tidak bertentangan dengan insting dan indera.

Sesuatu yang diperlukan itu adalah "Wahyu" yaitu pengajaran atau


pemberitahuan yang langsung dari Tuhan sendiri kepada manusia. Tetapi
sebagaimana kemampuan menerima pengetahuan sampai ketingkat yang
tertinggi tidak dimiliki oleh setiap orang, demikian juga wahyu tidak diberikan
kepada setiap orang. Wahyu itu diberikan kepada manusia tertentu yang
memenuhi syarat dan dipilih oleh Tuhan sendiri yaitu para Nabi dan Rosul atau
utusan Tuhan. Dengan kewajiban para Rosul itu untuk menyampaikannya
kepada seluruh ummat manusia. Para rosul dan nabi itu telah lewat dalam
sejarah semenjak Adam, Nuh, Ibrahim, Musa,Isa atau Yesus anak Mariam
sampai pada Muhammad SAW. Muhammad adalah Rosul penghabisan, jadi
tiada Rosul lagi sesudahnya. Jadi para Nabi dan Rosul itu adalah manusia biasa
dengan kelebihan bahwa mereka menerima wahyu dari Tuhan.

Wahyu Tuhan yang diberikan kepada Muhammad SAW terkumpul seluruhnya


dalam kitab suci Al-Quran. Selain berarti bacaan, kata Al-Quran juga bearti
"kumpulan" atau kompilasi, yaitu kompilasi dari segala keterangan. Sekalipun
garis-garis besar Al-Quran merupakan suatu kompendium, yang singkat namun
mengandung keterangan-keterangan tentang segala sesuatu sejak dari sekitar
alam dan manusia sampai kepada hal-hal gaib yang tidak mungkin diketahui
manusia dengan cara lain. Jadi untuk memahami Ketuhanan Yang Maha Esa

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 35

dan ajaran-ajaran-Nya, manusia harus berpegang kepada Al-Quran dengan


terlebih dahulu mempercayai kerasulan Muhammmad SAW. Maka kalimat
kesaksian yang kedua memuat esensi kedua dari kepercayaan yang harus
dianut manusia, yaitu bahwa Muhammad adalah Rosul Allah. Kemudian di dalam
Al-Quran didapat keterangan lebih lanjut tentang Ketuhanan Yang maha Esa
ajaran-ajaranNya yang merupakan garis besar dan jalan hidup yang mesti diikuti
oleh manusia. Tentang Tuhan antara lain: surat Al-Ikhlas menerangkan secara
singkat ; katakanlah : "Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dia itu adalah Tuhan.
Tuhan tempat menaruh segala harapan. Tiada Ia berputra dan tiada pula
berbapa. Selanjutnya Ia adalah Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Adil,
Maha Bijaksana, Maha Kasih dan Maha Sayang, Maha Pengampun dan
seterusnya daripada segala sifat kesempurnaan yang selayaknya bagi Yang
Maha Agung dan Maha Mulia, Tuhan seru sekalian Alam.

Juga diterangkan bahwa Tuhan adalah yang pertama dan yang penghabisan,
Yang lahir dan Yang Bathin, dan "kemanapun manusia berpaling maka disanalah
wajah Tuhan". Dan "Dia itu bersama kamu kemanapun kamu berada". Jadi
Tuhan tidak terikat ruang dan waktu.

Sebagai "yang pertama dan yang penghabisan", maka sekaligus Tuhan adalah
asal dan tujuan segala yang ada, termasuk tata nilai. Artinya ; sebagaimana tata
nilai harus bersumber kepada kebenaran dan berdasarkan kecintaan
kepadaNya, Iapun sekaligus menuju kepada kebenaran dan mengarah kepada
"persetujuan" atau "ridhanya ". Inilah kesatuan antara asal dan tujuan hidup yang
sebenarnya (Tuhan sebagai tujuan hidup yang benar, diterangkan dalam bagian
yang lain)

Tuhan menciptakan alam raya ini dengan sebenarnya, dan mengaturnya dengan
pasti. Oleh karena itu alam mempunyai eksistensi yang riil dan obyektif, serta
berjalan mengikuti hukum-hukum yang tetap. Dan sebagai ciptaan daripada
sebaik-baiknya penciptanya, maka alam mengandung kebaikan pada diriNya dan
teratur secara harmonis. Nilai ciptaan ini untuk manusia bagi keperluan
perkembangan peradabannya. Maka alam dapat dan dijadikan obyek
penyelidikan guna dimengerti hukum-hukum Tuhan (sunnatullah) yang berlaku
didalamnya. Kemudian manusia memanfaatkan alam sesuai dengan hukum-
hukumnya sendiri.

Jika kenyataan alam ini berbeda dengan persangkaan idealisme maupun agama
Hindu yang mengatakan bahwa alam tidak mempunyai eksistensi riil dan
obyektif, melainkan semua palsu atau maya atau sekedar emansipasi atau
pancaran daripada dunia lain yang kongkrit, yaitu idea atau nirwana. Juga tidak
seperti dikatakan filsafat Agnosticisme yang mengatakan bahwa alam tidak
mungkin dimengerti manusia. Dan sekalipun filsafat materialisme mengatakan
bahwa alam ini mempunyai eksistensi riil dan obyektif sehingga dapat dimengerti
oleh manusia, namun filsafat itu mengatakan bahwa alam ada dengan
sendirinya. Peniadaan pencipta ataupun peniadaan Tuhan adalah satu sudut
daripada filsafat materialisme.

Manusia adalah puncak ciptaan dan mahluk-Nya yang tertinggi. Sebagai mahluk
tertinggi manusia dijadikan "Khalifah" atau wakil Tuhan di bumi. Manusia
ditumbuhkan dari bumi dan diserahi untuk memakmurkannya. Maka urusan di
dunia telah diserahkan Tuhan kepada manusia. Manusia sepenuhnya

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 36

bertanggungjawab atas segala perbuatannya di dunia. Perbuatan manusia ini


membentuk rentetan peristiwa yang disebut "sejarah". Dunia adalah wadah bagi
sejarah, dimana manusia menjadi pemilik atau "rajanya".

Sebenarnya terdapat hukum-hukum Tuhan yang pasti (sunattullah) yang


menguasai sejarah, sebagaimana adanya hukum yang menguasai alam tetapi
berbeda dengan alam yang telah ada secara otomatis tunduk kepada sunatullah
itu, manusia karena kesadaran dan kemampuannya untuk mengadakan pilihan
untuk tidak terlalu tunduk kepada hukum-hukum kehidupannya sendiri.
Ketidakpatuhan itu disebabkan karena sikap menentang atau kebodohan. Hukum
dasar alami daripada segala yang ada inilah "perubahan dan perkembangan",
sebab : segala sesuatu ini adalah ciptaan Tuhan dan pengembangan olehNya
dalam suatu proses yang tiada henti-hentinya. Segala sesuatu ini adalah berasal
dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan. Maka satu-satunya yang tak mengenal
perubahan hanyalah Tuhan sendiri, asal dan tujuan segala sesuatu. Di dalam
memenuhi tugas sejarah, manusia harus berbuat sejalan dengan arus
perkembangan itu menunju kepada kebenaran. Hal itu berarti bahwa manusia
harus selalu berorientasi kepada kebenaran, dan untuk itu harus mengetahui
jalan menuju kebenaran itu. Dia tidak mesti selalu mewarisi begitu saja nilai-nilai
tradisional yang tidak diketahuinya dengan pasti akan kebenarannya.

Oleh karena itu kehidupan yang baik adalah yang disemangati oleh iman dan
ilmu. Bidang iman dan pencabangannya menjadi wewenang wahyu sedangkan
bidang ilmu pengetahuan menjadi wewenang manusia untuk mengusahakan dan
mengumpulkannya dalam kehidupan dunia ini. Ilmu itu meliputi tentang alam dan
tentang manusia (sejarah). Untuk memperoleh ilmu pengetahuan tentang nilai
kebenaran sejauh mungkin, manusia harus melihat alam dan kehidupan ini
sebagaimana adanya tanpa melekatkan padanya kualitas-kualitas yang bersifat
ketuhanan. Sebab sebagaimana diterangkan dimuka, alam diciptakan dengan
wujud yang nyata dan objektif sebagaimana adanya. Alam tidak menyerupai
Tuhan, dan Tuhan pun untuk sebagian atau seluruhnya tidak sama dengan alam.
Sikap memper-Tuhan-kan atau mensucikan (sakralisasi) haruslah ditujukan
kepada Tuhan sendiri. Tuhan Allah Yang Maha Esa.

Ini disebut "Tauhid" dan lawannya disebut "syirik" artinya mengadakan tandingan
terhadap Tuhan, baik seluruhnya atau sebagian maka jelasnya bahwa syirik
menghalangi perkembangan dan kemajuan peradaban, kemanusiaan menuju
kebenaran.

Sesudahnya atau kehidupan duniawi ini ialah "hari kiamat". Kiamat merupakan
permulaan bentuk kehidupan yang tidak lagi bersifat sejarah atau duniawi, yaitu
kehidupan akhirat. Kiamat disebut juga "hari agama", atau yaumuddin, dimana
Tuhan menjadi satu-satunya pemilik dan raja. Disitu tidak lagi terdapat kehidupan
historis, seperti kebebasan, usaha dan tata masyarakat. Tetapi yang ada adalah
pertanggunggan jawab individu manusia yang bersifat mutlak dihadapan illahi
atas segala perbuatannya dahulu didalam sejarah.

Selanjutnya kiamat merupakan "hari agama", maka tidak yang mungkin kita
ketahui selain daripada yang diterangkan dalam wahyu. Tentang hari kiamat dan
kelanjutannya / kehidupan akhirat yang non-historis manusia hanya diharuskan
percaya tanpa kemungkinan mengetahui kejadian-kejadiannya.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 37

B. PENGERTIAN-PENGERTIAN DASAR TENTANG KEMANUSIAAN

Telah disebutkan di muka, bahwa manusia adalah puncak ciptaan, merupakan


mahluk yang tertinggi dan adalah wakil dari Tuhan di bumi. Sesuatu yang
membuat manusia yang menjadi manusia bukan hanya beberapa sifat atau
kegiatan yang ada padanya, melainkan suatu keseluruhan susunan sebagai
sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus dimiliki manusia saja yaitu Fitrah.
Fitrah membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung
kepada kebenaran (Hanief).

"Dlamier" atau hati nurani adalah pemancar keinginan pada kebaikan, kesucian
dan kebenaran. Tujuan hidup manusia ialah kebenaran yang mutlak atau
kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Fitrah merupakan bentuk
keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi dan prinsipil
membedakannya dari mahluk-mahluk yang lain. Dengan memenuhi hati nurani,
seseorang berada dalam fitrahnya dan menjadi manusia sejati.

Kehidupan dinyatakan dalam kerja atau amal perbuatanya. Nilai- nilai tidak dapat
dikatakan hidup dan berarti sebelum menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan
amaliah yang kongkrit. Nilai hidup manusia tergantung kepada nilai kerjanya. Di
dalam dan melalui amal perbuatan yang berperikemanusiaan (fitrah sesuai
dengan tuntutan hati nurani) manusia mengecap kebahagiaan, dan sebaliknya di
dalam dan melalui amal perbuatan yang tidak berperikemanusiaan (jihad) ia
menderita kepedihan. Hidup yang pernuh dan berarti ialah yang dijalani dengan
sungguh-sungguh dan sempurna, yang didalamnya manusia dapat mewujudkan
dirinya dengan mengembangkan kecakapan-kecakapan dan memenuhi
keperluan-keperluannya. Manusia yang hidup berarti dan berharga ialah dia yang
merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kegiatan-kegiatan yang
membawa perubahan kearah kemajuan-kemajuan baik yang mengenai alam
maupun masyarakat yaitu hidup berjuang dalam arti yang seluas-luasnya. Dia
diliputi oleh semangatmencari kebaikan, keindahan dan kebenaran. Dia
menyerap segala sesuatu yang baru dan berharga sesuai dengan
perkembangan kemanusiaan dan menyatakan dalam hidup berperadaban dan
berkebudayaan. Dia adalah aktif, kreatif dan kaya akan kebijaksanaan (widom,
hikmah).

Dia berpengalaman luas, berpikir bebas, berpandangan lapang dan terbuka,


bersedia mengikuti kebenaran dari manapun datangnya. Dia adalah manusia
toleran dalam arti kata yang benar, penahan amarah dan pemaaf. Keutamaan itu
merupakan kekayaan manusia yang menjadi milik daripada pribadi-pribadi yang
senantiasa berkembang dan selamanya tumbuh kearah yang lebih baik.

Seorang manusia sejati (insan kamil) ialah yang kegiatan mental dan phisiknya
merupakan suatu keseluruhan. Kerja jasmani dan kerja rohani bukanlah dua
kenyataan yang terpisah. Malahan dia tidak mengenal perbedaan antara kerja
dan kesenangan, kerja baginya adalah kesenggangan dan kesenangan ada
dalam dan melalui kerja. Dia berkepribadian, merdeka, memiliki dirinya
sendiri,menyatakan ke luar corak perorangannya dan mengembangkan
kepribadian dan wataknya secara harmonis. Dia tidak mengenal perbedaan
antara kehidupan individu dan kehidupan komunal, tidak membedakan antara
perorangan dan sebagai anggota masyarakat, hak dan kewajiban serta kegiatan-
kegiatan untuk dirinya adalah juga sekaligus untuk sesama ummat manusia.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 38

Baginya tidak ada pembagian dua (dichotomy) antara kegiatan-kegiatan rokhani


dan jasmani, pribadi dan masyarakat, agama dan politik maupun dunia akherat.
Kesemuanya dimanifestasikan dalam suatu kesatuan kerja yang tunggal
pancaran niatnya, yaitu mencari kebaikan, keindahan dan kebenaran. Dia
seorang yang ikhlas, artinya seluruh amal perbuatannya benar-benar berasal dari
dirinya sendiri dan merupakan pancaran langsung dari pada kecenderungannya
yang suci yang murni. Suatu pekerjaan dilakukan karena keyakinan akan nilai
pekerjaan itu sendiri bagi kebaikan dan kebenaran, bukan karena hendak
memperoleh tujuan lain yang nilainya lebih rendah (pamrih). Kerja yang ikhlas
mengangkat nilai kemanusiaan pelakunya dan memberikannya kebahagiaan. Hal
itu akan menghilangkan sebab-sebab suatu jenis pekerjaan ditinggalkan dan
kerja amal akan menjadi kegiatan kemanusiaan yang paling berharga.
Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan hidup manusia, tidak ada kebahagiaan
sejati tanpa keikhlasan dan keikhlasan selalu menimbulkan kebahagiaan.

Hidup fitrah ialah bekerja secara ikhlas yang memancarkan dari hati nurani yang
hanief atau suci.

C. KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN UNIVERSAL


(TAKDIR)

Keikhlasan yang insani itu tidak mungkin ada tanpa kemerdekaan. Kemerdekaan
dalam arti kerja sukarela tanpa paksaan yang didorong oleh kemauan yang
murni, kemerdekaan dalam pengertian kebebasan memilih sehingga pekerjaan
itu benar-benar dilakukan sejalan dengan hati nurani. Keikhlasan merupakan
pernyataan kreatif kehidupan manusia yang berasal dari perkembangan tak
terkekang daripada kemauan baiknya. Keikhlasan adalah gambaran terpenting
daripada kehidupan manusia sejati. Kehidupan sekarang di dunia dan abadi
(external) berupa kehidupan kelak sesudah mati di akherat. Dalam aspek
pertama manusia melakukan amal perbuatan dengan baik dan buruk yang harus
dipikul secara individual, dan komunal sekaligus. Sedangkan dalam aspek kedua
manusia tidak lagi melakukan amal perbuatan, melainkan hanya menerima
akibat baik dan buruknya dari amalnya dahulu di dunia secara individual. Di
akherat tidak terdapat pertanggung jawaban perseorangan (mutlak). Manusia
dilahirkan sebagai individu, hidup ditengah alam dan masyarakat sesamanya,
kemudian menjadi individu kembali.

Jadi individualitas adalah pernyataan asasi yang pertama dan terakhir, dari pada
kemanusiaan, serta letak kebenarannya daripada nilai kemanusiaan itu sendiri.
Karena individu adalah penanggung jawab terakhir dan mutlak daripada awal
perbuatannya, maka kemerdekaan pribadi, adalah haknya yang pertama dan
asasi.

Tetapi individualitas hanyalah pernyataan yang asasi dan primer saja dari pada
kemanusiaan. Kenyataan lain, sekalipun sifat sekunder , ialah bahwa individu
dalam suatu hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya. Manusia hidup
ditengah alam sebagai makhluk sosial hidup ditengah sesama. Dari segi ini
manusia adalah bagian dari keseluruhan alam yang merupakan satu kesatuan.
Oleh karena itu kemerdekaan harus diciptakan untuk pribadi dalam kontek hidup
ditengah masyarakat. Sekalipun kemerdekaan adalah esensi daripada
kemanusiaan, tidak berarti bahwa manusia selalu dan dimana saja merdeka.
Adanya batas-batas dari kemerdekaan adalah suatu kenyataan. Batas-batas

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 39

tertentu itu dikarenakan adanya hukum-hukum yang pasti dan tetap menguasai
alam. Hukum yang menguasai benda-benda maupun masyarakat manusia
sendiri yang tidak tunduk dan tidak pula bergantung kepada kemauan manusia.
Hukum-hukum itu mengakibatkan adanya "keharusan Universal " atau "kepastian
hukum " dan takdir. 3) jadi kalau kemerdekaan pribadi diwujudkan dalam kontek
hidup di tengah alam dan masyarakat dimana terdapat keharusan universal yang
tidak tertaklukan, maka apakah bentuk yang harus dipunyai oleh seseorang
kepada dunia sekitarnya?

Sudah tentu bukan hubungan penyerahan, sebab penyerahan berarti peniadaan


terhadap kemerdekaan itu sendiri. Pengakuan akan adanya keharusan universal
yang diartikan sebagai penyerahan kepadanya sebelum suatu usaha dilakukan
berarti perbudakan. Pengakuan akan adanya kepastian umum atau takdir
hanyalah pengakuan akan adanya batas-batas kemerdekaan. Sebaliknya suatu
persyaratan yang positif daripada kemerdekaan adalah pengetahuan tentang
adanya kemungkinan-kemungkinan kretif manusia. Yaitu tempat bagi adanya
usaha yang bebas dan dinamakan "ikhtiar" artinya pilih merdeka.

Ikhtiar adalah kegiatan kemerdekaan dari individu, juga berarti kegiatan dari
manusia merdeka. Ikhtiar merupakan usaha yang ditentukan sendiri dimana
manusia berbuat sebagai pribadi banyak segi yang integral dan bebas; dan
dimana manusia tidak diperbudak oleh suatu yang lain kecuali oleh keinginannya
sendiri dan kecintaannya kepada kebaikan. Tanpa adanya kesempatan untuk
berbuat atau berikhtiar, manusia menjadi tidak merdeka dan menjadi tidak bisa
dimengerti untuk memberikan pertanggung jawaban pribadi dari amal
perbuatannya. Kegiatan merdeka berarti perbuatan manusia yang merubah
dunia dan dirinya sendiri. Jadi sekalipun terdapat keharusan universal atau takdir
manusia dengan haknya untuk berikhtiar mempunyai peranan aktif dan
menentukan bagi dunia dan dirinya sendiri.

Manusia tidak dapat berbicara mengenai takdir suatu kejadian sebelum kejadian
itu menjadi kenyataan. Maka percaya kepada takdir akan membawa
keseimbangan jiwa tidak terlalu berputus asa karena suatu kegagalan dan tidak
perlu membanggakan diri karena suatu kemunduran. Sebab segala sesuatu tidak
hanya terkandung pada dirinya sendiri, melainkan juga kepada keharusan yang
universal itu.

D. KETUHANAN YANG MAHA ESA DAN KEMANUSIAAN

Telah jelas bahwa hubungan yang benar antara individu manusia dengan dunia
sekitarnya bukan hubungan penyerahan. Sebab penyerahan meniadakan
kemerdekaan dan keikhklasan dan kemanusiaan. Tatapi jelas pula bahwa tujuan
manusia hidup merdeka dengan segala kegiatannya ialah kebenaran. Oleh
karena itu sekalipun tidak tunduk pada sesuatu apapun dari dunia sekelilingnya,
namun manusia merdeka masih dan mesti tunduk kepada kebenaran. Karena
menjadikan sesuatu sebagai tujuan adalah berarti pengabdian kepada-Nya.

Jadi kebenaran-kebenaran menjadi tujuan hidup dan apabila demikian maka


sesuai dengan pembicaraan terdahulu maka tujuan hidup yang terakhir dan
mutlak ialah kebenaran terakhir dan mutlak sebagai tujuan dan tempat
menundukkan diri. Adakah kebenaran terakhir dan mutlak itu ?. Ada,
sebagaimana tujuan akhir dan mutlak daripada hidup itu ada. Karena sikapnya

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 40

yang terakhir (ultimate) dan mutlak maka sudah pasti kebenaran itu hanya satu
secara mutlak pula.

Dalam perbendaharaan kata dan kulturiil, kita sebut kebenaran mutlak itu
"Tuhan", kemudian sesuai dengan uraian bab I, Tuhan itu menyatakan diri
kepada manusia sebagai Allah. Karena kemutlakannya, Tuhan bukan saja tujuan
segala kebenaran. Maka dia adalah Yang Maha Benar. Setiap pikiran yang maha
benar adalah pada hakikatnya pikiran tentang Tuhan YME. Oleh sebab itu
seseorang manusia merdeka ialah yang ber-ketuhanan Yang Maha Esa.
Keiklasan tiada lain adalah kegiatan yang dilakukan semata-mata bertujuan
kepada Tuhan YME, yaitu kebenaran mutlak, guna memperoleh persetujuan atau
"ridho" daripada-Nya. Sebagaimana kemanusiaan terjadi karena adanya
kemerdekaan dan kemerdekaan ada karena adanya tujuan kepada Tuhan
semata-mata. Hal itu berarti segala bentuk kegiatan hidup dilakukan hanyalah
karena nilai kebenaran itu yang terkandung didalamnya guna mendapat
pesetujuan atau ridho kebenaran mutlak. Dan hanya pekerjaan "karena Allah"
itulah yang bakal memberikan rewarding bagi kemanusiaan. Kata "iman" berarti
percaya dalam hal ini percaya kepada Tuhan sebagai tujuan hidup yang mutlak
dan tempat mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap menyerahkan diri dan
mengabdi kepada Tuhan itu disebut Islam. Islam menjadi nama segenap ajaran
pengabdian kepada Tuhan YME. Pelakunya disebut "Muslim". Tidak lagi
diperbudak oleh sesama manusia atau sesuatu yang lain dari dunia
sekelilingnya, manusia muslim adalah manusia yang merdeka yang
menyerahkan dan menyembahkan diri kepada Tuhan YME. Semangat tauhid
(memutuskan pengabdian hanya kepada Tuhan YME) menimbulkan kesatuan
tujuan hidup, kesatuan kepribadian dan kemasyarakatan. Kehidupan bertauhid
tidak lagi berat sebelah, parsial dan terbatas. Manusia bertauhid adalah manusia
yang sejati dan sempurna yang kesadaran akan dirinya tidak mengenal batas.

Dia adalah pribadi manusia yang sifat perorangannya adalah keseluruhan


(totalitas) dunia kebudayaan dan peradaban. Dia memiliki seluruh dunia ini dalam
arti kata mengambil bagian sepenuh mungkin dalam menciptakan dan menikmati
kebaikan-kebaikan dan peradaban kebudayaan.

Pembagian kemanusiaan tidak selaras dengan dasar kesatuan kemanusiaan


(human totality) itu antara lain, ialah pemisahan antara eksistensi ekonomi dan
moral manusia, antara kegiatan duniawi dan ukhrowi antara tugas-tugas
peradaban dan agama. Demikian pula sebaliknya, anggapan bahwa manusia
adalah tujuan pada dirinya membela kemanusiaan seseorang menjadi : manusia
sebagai pelaku kegiatan dan manusia sebagai tujuan kegiatan. Kepribadian yang
pecah berlawanan dengan kepribadian kesatuan (human totality) yang homogen
dan harmonis pada dirinya sendiri : jadi berlawanan dengan kemanusiaan.

Oleh karena hakikat hidup adalah amal perbuatan atau kerja, maka nilai-nilai
tidak dapat dikatakan ada sebelum menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan
konkrit dan nyata. Kecintaan kepada Tuhan sebagai kebaikan, keindahan dan
kebenaran yang mutlak dengan sendirinya memancar dalam kehidupan sehari-
hari dalam hubungannya dengan alam dan masyarakat, berupa usaha-usaha
yang nyata guna menciptakan sesuatu yang membawa kebaikan, keindahan dan
kebenaran bagi sesama manusia "amal saleh" (harafiah: pekerjaan yang selaras
dengan kemanusiaan) merupakan pancaran langsung daripada iman. Jadi
Ketuhanan YME memancar dalam perikemanusiaan. Sebaliknya karena

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 41

kemanusiaan adalah kelanjutan kecintaan kepada kebenaran maka tidak ada


perikemanusiaan tanpa Ketuhanan YME. Perikemanusiaan tanpa Ketuhanan
adalah tidak sejati. Oleh karena itu semangat Ketuhanan YME dan semangat
mencari ridho daripada-Nya adalah dasar peradaban yang benar dan kokoh.
Dasar selain itu pasti goyah dan akhirnya membawa keruntuhan peradabannya.

"Syirik" merupakan kebalikan dari tauhid, secara harafiah artinya mengadakan


tandingan, dalam hal ini kepada Tuhan. Syirik adalah sifat menyerah dan
menghambakan diri kepada sesuatu selain kebenaran baik kepada sesama
manusia maupun alam. Karena sifatnya yang meniadakan kemerdekaan asasi,
syirik merupakan kejahatan terbesar kepada kemanusiaan. Pada hakikatnya
segala bentuk kejahatan dilakukan orang karena syirik. Sebab dalam melakukan
kejahatan itu dia menghambakan diri kepada motif yang mendorong
dilakukannya kejahatan tersebut yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
kebenaran. Demikian pula karena syirik seseorang mengadakan pamrih atas
pekerjaan yang dilakukannya. Dia bekerja bukan karena nilai pekerjaan itu
sendiri dalam hubungannya dengan kebaikan, keindahan dan kebenaran, tetapi
karena hendak memperoleh sesuatu yang lain.

"Musyrik" adalah pelaku daripada syirik. Seseorang yang menghambakan diri


kepada sesuatu selain Tuhan baik manusia maupun alam disebut musyrik, sebab
dia mengangkat sesuatu selain Tuhan menjadi setingkat dengan Tuhan.

Demikian pula seseorang yang menghambakan (sebagaimana dengan jiran atau


diktator) adalah musyrik, sebab dia mengangkat dirinya sendiri setingkat dengan
Tuhan.

Kedua perlakuan itu merupakan penentang terhadap kemanusiaan, baik bagi


dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Maka sikap berperikemanusiaan
adalah sikap yang adil, yaitu sikap menempatkan sesuatu kepada tempatnya
yang wajar, seseorang yang adil (wajar) ialah yang memandang manusia. Tidak
melebihkan sehingga menghambakan dirinya kepada-Nya. Dia selau menyimpan
itikad baik dan lebih baik (ikhsan) maka kebutuhan menimbulkan sikap yang adil
kepada manusia.

E. INDIVIDU DAN MASYARAKAT

Telah diterangkan dimuka, bahwa pusat kemanusiaan adalah masing-masing


pribadinya dan bahwa kemerdekaan pribadi adalah hak asasinya yang pertama.
Tidak sesuatu yang lebih berharga daripada kemerdekaan itu. Juga telah
dikemukakan bahwa manusia hidup dalam suatu bentuk hubungan tertentu
dengan dunia sekitarnya, sebagai mahkluk sosial, manusia tidak mungkin
memenuhi kebutuhan kemanusiaannya dengan baik tanpa berada ditengah
sesamanya dalam bentuk-bentuk hubungan tertentu. Maka dalam masyarakat
itulah kemerdekaan asasi diwujudkan. Justru karena adanya kemerdekaan
pribadi itu maka timbul perbedaan-perbedaan antara suatu pribadi dengan
lainnya. Sebenarnya perbedaan-perbedaan itu adalah untuk kebaikannya sendiri
: sebab kenyataan yang penting dan prinsipil, ialah bahwa kehidupan ekonomi,
sosial, dan kultural menghendaki pembagian kerja yang berbeda-beda.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 42

Pemenuhan suatu bidang kegiatan guna kepentingan masyarakat adalah suatu


keharusan, sekalipun hanya oleh sebagian anggota saja. Namun sejalan dengan
prinsip kemanusiaan dan kemerdekaan, dalam kehidupan yang teratur tiap-tiap
orang harus diberi kesempatan untuk mengembangkan kecakapannya melalui
aktifitas dan kerja yang sesuai dengan kecenderungannya dan bakatnya. Namun
inilah kontradiksi yang ada pada manusia dia adalah mahkluk yang sempurna
dengan kecerdasan dan kemerdekaannya dapat berbuat baik kepada
sesamanya, tetapi pada waktu yang sama ia merasakan adanya pertentangan
yang konstan dan keinginan tak terbatas sebagai hawa nafsu. Hawa nafsu
cenderung kearah merugikan orang lain (kejahatan) dan kejahatan dilakukan
orang karena mengikuti hawa nafsu. Ancaman atas kemerdekaan masyarakat,
dan karena itu juga berarti ancaman terhadap kemerdekaan pribadi anggotanya
ialah keinginan tak terbatas atau hawa nafsu tersebut, maka selain
kemerdekaan, persamaan hak antara sesama manusia adalah esensi
kemanusiaan yang harus ditegakkan. Realisasi persamaan dicapai dengan
membatasi kemerdekaan. Kemerdekaan tak terbatas hanya dapat dipunyai satu
orang, sedangkan untuk lebih satu orang, kemerdekaan tak terbatas tidak
dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan, kemerdekaan seseorang dibatasi
oleh kemerdekaan orang lain. Pelaksanaan kemerdekaan tak terbatas hanya
berarti pemberian kemerdekaan kepada pihak yang kuat atas yang lemah
(perbudakan dalam segala bentuknya), sudah tentu hak itu bertentangan dengan
prinsip keadilan. Kemerdekaan dan keadilan merupakan dua nilai yang saling
menopang. Sebab harga diri manusia terletak pada adanya hak bagi orang lain
untuk mengembangkan kepribadiannya. Sebagai kawan hidup dengan tingkat
yang sama. Anggota masyarakat harus saling menolong dalam membentuk
masyarakat yang bahagia.

Sejarah dan perkembangannya bukanlah suatu yang tidak mungkin dirubah.


Hubungan yang benar antara manusia dengan sejarah bukanlah penyerahan
pasif, tetapi sejarah ditentukan oleh manusia sendiri. Tanpa pengertian ini
adanya azab Tuhan (akibat buruk) dan pahala (akibat baik) bagi satu amal
perbuatan mustahil ditanggung manusia.

Manusia merasakan akibat amal perbuatannya sesuai dengan ikhtiar. Dalam


hidup ini (dalam sejarah) dalam hidup kemudian (sesudah sejarah). Semakin
seseorang bersungguh-sungguh dalam kekuatan yang bertanggung jawab
dengan kesadaran yang terus menerus akan tujuan dalam membentuk
masyarakat semakin ia mendekati tujuan.

Manusia mengenali dirinya sebagai makhluk yang nilai dan martabatnya dapat
sepenuhnya dinyatakan, jika ia mempunyai kemerdekaan tidak saja mengatur
hidupnya sendiri tetapi juga untuk memperbaiki dengan sesama manusia dalam
lingkungan masyarakat. Dasar hidup gotong-royong ini ialah keistimewaan dan
kecintaan sesama manusia dalam pengakuan akan adanya persamaan dan
kehormatan bagi setiap orang.

F. KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI

Telah kita bicarakan tentang hubungan antara individu dengan masyarakat


dimana kemerdekaan dan pembatas kemerdekaan saling bergantungan, dan
dimana perbaikan kondisi masyarakat tergantung pada perencanaan manusia
dan usaha-usaha bersamanya. Jika kemerdekaan dicirikan dalam bentuk yang

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 43

tidak bersyarat (kemerdekaan tak terbatas) maka sudah terang bahwa setiap
orang diperbolehkan mengejar dengan bebas segala keinginan pribadinya.
Akibatnya pertarungan keinginan yang bermacam-macam itu satu sama lain
dalam kekacauan atau anarchi. Sudah barang tentu menghancurkan masyarakat
dan meniadakan kemanusiaan sebab itu harus ditegakkan keadilan dalam
masyarakat. Siapakah yang harus menegakkan keadilan dalam masyarakat?
Sudah barang pasti ialah masyarakat sendiri, tetapi dalam prakteknya diperlukan
adanya satu kelompok dalam masyarakat yang karena kualitas-kualitas yang
dimilikinya senantiasa mengadakan usaha-usaha menegakkan keadilan itu
dengan jalan selalu menganjurkan sesuatu yang bersifat kemanusiaan serta
mencegah terjadinya sesuatu yang berlawanan dengan kemanusiaan.

Kualitas yang harus dipunyai, rasa kemanusiaan yang tinggi sebagai pancaran
kecintaan yang tak terbatas pada Tuhan. Di samping itu diperlukan kecakapan
yang cukup. Kelompok orang-orang itu adalah pemimpin masyarakat. Memimpin
adalah menegakkan keadilan, menjaga agar setiap orang memperoleh hak
asasinya dan dalam jangka waktu yang sama menghormati kemerdekaan orang
lain dan martabat kemanusiaannya sebagai manifestasi kesadarannya akan
tanggung jawab sosial.

Negara adalah bentuk masyarakat yang terpenting, dan pemerintah adalah


susunan masyarakat yang terkuat dan berpengaruh. Oleh sebab itu pemerintah
yang pertama berkewajiban menegakkan kadilan. Maksud semula dan
fundamental daripada didirikannya negara dan pemerintah ialah guna melindungi
manusia yang menjadi warga negara daripada kemungkinan perusakkan
terhadap kemerdekaan dan harga diri sebagai manusia sebaliknya setiap orang
mengambil bagian pertanggungjawaban dalam masalah-masalah atas dasar
persamaan yang diperoleh melalui demokrasi.

Pada dasarnya masyarakat dengan masing-masing pribadi yang ada didalamnya


haruslah memerintah dan memimpin diri sendiri. Oleh karena itu pemerintah
haruslah merupakan kekuatan pimpinan yang lahir dari masyarakat sendiri.
Pemerintah haruslah demokratis, berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat, menjalankan kebijaksanaan atas persetujuan rakyat berdasarkan
musyawarah dan dimana keadilan dan martabat kemanusiaan tidak terganggu.
Kekuatan yang sebenarnya didalam negara ada ditangan rakyat, dan pemerintah
harus bertanggung jawab pada rakyat.

Menegakkan keadilan mencakup penguasaan atas keinginan-keinginan dan


kepentingan-kepentingan pribadi yang tak mengenal batas (hawa nafsu) adalah
kewajiban dari negara sendiri dan kekuatan-kekuatan sosial untuk menjunjung
tinggi prinsip kegotongroyongan dan kecintaan sesama manusia. Menegakkan
keadilan amanat rakyat kepada pemerintah yang musti dilaksanakan. Disadari
oleh sikap hidup yang benar, ketaatan kapada pemerintah termasuk dalam
lingkungan ketaatan kepada Tuhan (kebenaran mutlak). Pemerintah yang benar
dan harus ditaati ialah mengabdi kepada kemanusiaan, kebenaran dan akhirnya
kepada Tuhan YME.

Perwujudan menegakkan keadilan yang terpenting dan berpengaruh ialah


menegakkan keadilan di bidang ekonomi atau pembagian kekeyaan diantara
anggota masyarakat. Keadilan menuntut agar setiap orang dapat bagian yang
wajar dari kekayaan atau rejeki. Dalam masyarakat yang tidak mengenal batas-

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 44

batas individual, sejarah merupakan perjuangan dialektis yang berjalan tanpa


kendali dari pertentangan-pertentangan golongan yang didorong oleh
ketidakserasian antara pertumbuhan kekuatan produksi disatu pihak dan
pengumpulan kekayaan oleh golongan-golongan kecil dengan hak-hak istimewa
dilain pihak. Karena kemerdekaan tak terbatas mendorong timbulnya jurang-
jurang pemisah antara kekayaan dan kemiskinan yang semakin dalam. Proses
selanjutnya yaitu bila sudah mencapai batas maksimal pertentangan golongan itu
akan menghancurkan sendi-sendi tatanan sosial dan membinasakan
kemanusiaan dan peradabannya.

Dalam masyarakat yang tidak adil, kekeyaan dan kemiskinan akan terjadi dalam
kualitas dan proporsi yang tidak wajar sekalipun realitas selalu menunjukkan
perbedaan-perbedaan antara manusia dalam kemampuan fisik maupun mental
namun dalam kemiskinan dalam masyarakat dengan pemerintah yang tidak
menegakkan keadilan adalah keadilan yang merupakan perwujudan dari
kezaliman. Orang-orang kaya menjadi pelaku daripada kezaliman sedangkan
orang-orang miskin dijadikan sasaran atau korbannya. Oleh karena itu sebagai
yang menjadi sasaran kezaliman, orang-orang miskin berada dipihak yang benar.
Pertentangan antara kaum miskin menjadi pertentangan antara kaum yang
menjalankan kezaliman dan yang dizalimi. Dikarenakan kebenaran pasti menag
terhadap kebhatilan, maka pertentangan itu disudahi dengan kemenangan tak
terhindar bagi kaum miskin, kemudian mereka memegang tampuk pimpinan
dalam masyarakat.

Kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan oleh


kapitalisme. Dengan kapitalisme dengan mudah seseorang dapat memeras
orang-orang yang berjuang mempertahankan hidupnya karena kemiskinan,
kemudian merampas hak-haknya secara tidak sah, berkat kemampuannya untuk
memaksakan persyaratan kerjanya dan hidup kepada mereka. Oleh karena itu
menegakkan keadilan mencakup pemberantasan kapitalisme dan segenap
usaha akumulasi kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat. Sesudah syirik
kejahatan terbesar kepada kemanusiaan adalah penumpukan harta kekayaan
beserta penggunaanya yang tidak benar, menyimpang dari kepentingan umum,
tidak mengikuti jalan Tuhan. Maka menegakkan keadilan inilah membimbing
manusia ke arah pelaksanaan tata masyarakat yang akan memberikan kepada
setiap orang kesempatan yang sama untuk mengatur hidupnya secara bebas
dan terhormat (amar ma'ruf) dan pertentangan terus menerus terhadap segala
bentuk penindasan kepada manusia kepada kebenaran asasinya dan rasa
kemanusiaan (nahi munkar). Dengan perkataan lain harus diadakan restriksi-
restriksi atau cara-cara memperoleh, mengumpulkan dan menggunakan
kekayaan itu. Cara yang tidak bertentangan dengan kamanusiaan diperbolehkan
(yang ma'ruf dihalalkan) sedangkan cara yang bertentangan dengan
kemanusiaan dilarang (yang munkar diharamkan).

Pembagian ekonomi secara tidak benar itu hanya ada dalam suatu masyarakat
yang tidak menjalankan prisip Ketuhanan YME, dalam hal ini pengakuan
berketuhanan YME tetapi tidak melaksanakannya sama nilainya dengan tidak
berketuhanan sama sekali. Sebab nilai-nilai yang tidak dapat dikatakan hidup
sebelum menyatakan diri dalam amal perbuatan yang nyata.

Dalam suatu masyarakat yang tidak menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya


tempat tunduk dan menyerahkan diri, manusia dapat diperbudaknya antara lain

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 45

oleh harta benda. Tidak lagi seorang pekerja menguasai hasil pekerjaanya, tetapi
justru dikuasai oleh hasil pekerjaan itu. Produksi seorang buruh memperbesar
kapital majikan dan kapital itu selanjutnya lebih memperbudak buruh. Demikian
pula terjadi pada majikan bukan ia menguasai kapital tetapi kapital itulah yang
menguasainya. Kapital atau kekayaan telah menggenggam dan memberikan
sifat-sifat tertentu seperti keserakahan, ketamakan dan kebengisan.

Oleh karena itu menegakkan keadilan bukan saja dengan amar ma'ruf nahi
munkar sebagaimana diterapkan dimuka, tetapi juga melalui pendidikan yang
intensif terhadap pribadi-pribadi agar tetap mencintai kebenaran dan menyadari
secara mendalam akan andanya tuhan. Sembahyang merupakan pendidikan
yang kontinue, sebagai bentuk formil peringatan kepada tuhan. Sembahyang
yang benar akan lebih efektif dalam meluruskan dan membetulkan garis hidup
manusia. Sebagaimana ia mencegah kekejian dan kemungkaran. Jadi
sembahyang merupakan penopang hidup yang benar. Sembahyang
menyelesaikan masalah - masalah kehidupan, termasuk pemenuhan kebutuhan
yang ada secara instrinsik pada rohani manusia yang mendalam, yaitu
kebutuhan sepiritual berupa pengabdian yang bersifat mutlak.

Pengabdian yang tidak tersalurkan secara benar kepada tuhan YME tentu
tersalurkan kearah sesuatu yang lain. Dan membahayakan kemanusiaan.

Dalam hubungan itu telah terdahulu keterangan tentang syirik yang merupakan
kejahatan fundamental terhadap kemanusiaan. Dalam masyarakat, yang adil
mungkin masih terdapat pembagian manusia menjadi golongan kaya dan miskin.
Tetapi hal itu terjadi dalam batas - batas kewajaran dan kemanusian dengan
pertautan kekayaan dan kemiskinan yang mendekat. Hal itu sejalan dengan
dibenarkannya pemilikan pribadi (Private ownership) atas harga kekayaan dan
adanya perbedaan - perbedaan tak terhindar dari pada kemampuan -
kemampuan pribadi, fisik maupun mental. Walaupun demikian usaha - usaha
kearah perbaikan dalam pembagian rejeki ke arah yang merata tetap harus
dijalankan oleh masyarakat. Dalam hal ini zakat adalah penyelesaian terakhir
masalah perbedaan kaya dan miskin itu. Zakat dipungut dari orang - orang kaya
dalam jumlah presentase tertentu untuk dibagikan kepada orang miskin.

Zakat dikenakan hanya atas harta yang diperoleh secara benar, Syah dan halal
saja. Sedang harta kekayaan yang haram tidak dikenakan zakat tetapi harus
dijadikan milik umum guna manfaat bagi rakyat dengan jalan penyitaan oleh
pemerintah. Oleh karena itu, sebelum penarikan zakat dilakukan terlebih dahulu
harus dibentuk suatu masyarakat yang adil berdasarkan ketuhanan Tuhan Yang
Maha Esa, dimana tidak lagi didapati cara memperoleh kekayaan secara haram,
diman penindasan atas manusia oleh manusia dihapus.

Sebagaimana ada ketetapan tentang bagaimana harta kekayaan itu diperoleh,


juga ditetapkan bagaimana mempergunakan harta kekayaan itu. Pemilikan
pribadi dibenarkan hanya jika hanya digunakan hak itu tidak bertentangan,
pemilikan pribadi menjadi batal dan pemerintah berhak mengajukan konfikasi.

Seorang dibenarkan mempergunakan harta kekayaan dalam batas - batas


tertentu, yaitu dalam batas tidak kurang tetapi juga tidak melebihi rata - rata atau
israf pertentangan dengan perikemanusiaan. Kemewahan selalu menjadi
provokasi terhadap pertentangan golongan dalam masyarakat membuat akibat

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 46

destruktif. Sebaliknya penggunaan kurang dari rata-rata masyarakat ( taqti)


merusakkan diri sendiri dalam masyarakat disebabkan membekunya sebagian
dari kekayaan umum yang dapat digunakan untuk manfaat bersama.

Hal itu semuanya merupakan kebenaran karena pada hakekatnya seluruh harta
kekayaan ini adalah milik Tuhan. Manusia seluruhnya diberi hak yang sama atas
kekayaan itu dan harus diberikan bagian yang wajar dari padanya.

Pemilikan oleh seseorang (secara benar) hanya bersifat relatif sebagai mana
amanat dari Tuhan. Penggunaan harta itu sendiri harus sejalan dengan yang
dikehendaki tuhan, untuk kepentingan umum. Maka kalau terjadi kemiskinan,
orang - orang miskin diberi hak atas sebagian harta orang - orang kaya, terutama
yang masih dekat dalam hubungan keluarga. Adalah kewajiban negara dan
masyarakat untuk melindungi kehidupan keluarga dan memberinya bantuan dan
dorongan. Negara yang adil menciptakan persyaratan hidup yang wajar
sebagaimana yang diperlukan oleh pribadi-pribadi agar diandan keluarganya
dapat mengatur hidupnya secara terhormat sesuai dengan kainginan-
keinginannya untuk dapat menerima tanggungjawab atas kegiatan-kegiatnnya.
Dalam prakteknya, hal itu berarti bahwa pemerintah harus membuka jalan yang
mudah dan kesempatan yang sama kearah pendidikan, kecakapan yang wajar
kemerdekaan beribadah sepenuhnya dan pembagian kekayaan bangsa yang
pantas.

G. KEMANUSIAAN DAN ILMU PENGETAHUAN

Dari seluruh uraian yang telah di kemukakan , dapatlah dikumpulkan dengan


pasti bahwa inti dari pada kemanusiaan yang suci adalah Iman dan kerja
kemanusiaan atau Amal Saleh Iman dalam pengertian kepercayaan akan adanya
kebenaran mutlak yaitu Tuhan Yang Maha Esa , serta menjadikanya satu-
satunya tujuan hidup dan tempat pengabdian diri yang terakhir dan mutlak. Sikap
itu menimbulkan kecintaan tak terbatas pada kebenaran, kesucian dan kebaikan
yang menyatakan dirinya dalam sikap pri kemanusiaan. Sikap pri kemanusiaan
menghasilkan amal saleh, artinya amal yang bersesuaian dengan dan
meningkatkan kemanusiaan. Sebaik-baiknya manusia ialah yang berguna untuk
sesamanya. Tapi bagaimana hal itu harus dilakukan manusia ?.

Sebagaimana setiap perjalanan kearah suatu tujuan ialah gerakan kedepan


demikian pula perjalanan ummat manusia atau sejarah adalah gerakan maju
kedepan. Maka semua nilai dalam kehidupan relatif adanya berlaku untuk suatu
tempat dan suatu waktu tertentu.

Demikianlah segala sesuatu berubah, kecuali tujuan akhir dari segala yang ada
yaitu kebenaran mutlak (Tuhan). Jadi semua nilai yang benar adalah bersumber
atau dijabarkan dari ketentuan-ketentuan hukum-hukum Tuhan. Oleh karena itu
manusia berikhtiar dan merdeka, ialah yang bergerak. Gerakan itu tidak lain dari
pada gerak maju kedepan (progresif). Dia adalah dinamis, tidak setatis. Dia
bukanlah seorang tradisional, apalagi reaksioner. Dia menghendaki perubahan
terus menerus sejalan dengan arah menuju kebenaran mutlak. Dia senantiasa
mencarai kebenaran-kebenaran selama perjalanan hidupnya. Kebenaran-
kebenaran itu menyatakan dirinya dan ditemukan didalam alam dari sejarah umt
manusia.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 47

Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan


kebenaran-kebenaran dalam hidupnya, sekalipun relatif namun kebenaran-
kebenaran merupakan tonggak sejarah yang mesti dilalui dalam perjalanan
sejarah menuju kebenaran mutlak. Dan keyakinan adalah kebenaran mutlak itu
sendiri pada suatu saat dapat dicapai oleh manusia, yaitu ketika mereka telah
memahami benar seluruh alam dan sejarahnya sendiri.

Jadi ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal soleh. Hanya mereka yang
dibimbing oleh ilmu pengetahuan dapat berjalan diatas kebenaran-kebenaran,
yang menyampaikan kepada kepatuhan tanpa reserve kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Dengan iman dan kebenaran ilmu pengetahuan manusia mencapai
puncak kemanusiaan yang tertinggi.

Ilmu pengetahuan ialah pengertian yang dipunyai oleh manusia secara benar
tentang dunia sekitarnya dan dirinya sendiri. Hubungan yang benar antara
manusia dan alam sekelilingnya ialah hubungan dan pengarahan. Manusia harus
menguasai alam dan masyarakat guna dapat mengarahkanya kepada yang lebih
baik. Penguasaan dan kemudian pengarahan itu tidak mungkin dilaksanakan
tanpa pengetahuan tentang hukum-hukumnya agar dapat menguasai dan
menggunakanya bagi kemanusiaan. Sebab alam tersedia bagi ummat manusia
bagi kepentingan pertumbuhan kemanusiaan. Hal itu tidak dapat dilakukan
kecuali mengerahkan kemampuan intelektualitas atau rasio. Demikian pula
manusia harus memahami sejarah dengan hukum-hukum yang tetap. Hukum
sejarah yang tetap (sunatullah untuk sejarah) yaitu garis besarnya ialah bahwa
manusia akan menemui kejayaan jika setia kepada kemanusiaan fitrinya dan
menemui kehancuran jika menyimpang dari padanya dengan menuruti hawa
nafsu.

Tetapi cara-cara perbaikan hidup sehingga terus-menerus maju kearah yang


lebih baik sesuai dengan fitrah adalah masalah pengalaman. Pengalaman ini
harus ditarik dari masa lampau, untuk dapat mengerti masa sekarang dan
memperhitungkan masa yang akan datang. Menguasai dan mengarahkan
masyarakat ialah mengganti kaidah-kaidah umumnya dan membimbingnya
kearah kemajuan dan perbaikan.

H. KESIMPULAN DAN PENUTUP

Dari seluruh uraian yang telah lalu dapatlah diambil kesimpulan secara garis
besar sbb :

1. Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan. Tuhan
YME dan keinginan mendekat serta kecintaan kepada-Nya yaitu takwa. Iman
dan takwa bukanlah nilai yang statis dan abstrak. Nilai-nilai itu mamancar
dengan sendirinya dalam bentuk kerja nyata bagi kemanusiaan dan amal
saleh. Iman tidak memberi arti apa-apa bagi manusia jika tidak disertai
dengan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan yang sungguh-sungguh untuk
menegakkan perikehidupan yang benar dalam peradaban dan berbudaya.
2. Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah atau
pengabdian formil kepada Tuhan, ibadah mendidik individu agar tetap ingat
dan taat kepada Tuhan dan berpegang tuguh kepada kebenaran sebagai
mana dikehendaki oleh hati nurani yang hanif. Segala sesuatu yang
menyangkut bentuk dan cara beribadah menjadi wewenang penuh dari pada

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 48

agama tanpa adanya hak manusia untuk mencampurinya. Ibadat-ibadat yang


terus menerus kepada Tuhan menyadarkan manusia akan kedudukannya di
tengahh alam dan masyarakat dan sesamanya. Ia telah melebihkan sehingga
kepada kedudukan Tuhan dengan merugikan orang lain, dan tidak
mengurangi kehormatan dirinya sebagai mahluk tertinggi dengan akibat
perbudakan diri kepada alam maupun orang lain.
3. Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil bentuknya yang utama
dalam usaha yanag sungguh - sungguh secara essensial menyangkut
kepentingan manusia secara keseluruhan, baik dalam ukuran ruang maupun
waktu yang menegakkan keadilan dalam masyarakat sehingga setiap orang
memperoleh harga diri dan martabatnya sebagai manusia. Hal itu berarti
usaha - usaha yang terus menerus harus dilakukan guna mengarahkan
masyarakat kepada nilai - nilai yang baik, lebih maju dan lebih insani usaha
itu ialah "amar ma'ruf , disamping usaha lain untuk mencegah segala bentuk
kejahatan dan kemerosotan nilai - nilai kemanusiaan dan nahi mungkar.
Selanjutnya bentuk kerja kemanusiaan yang lebih nyata ialah pembelaan
kaum lemah, kaum tertindas dan kaum miskin pada umumnya serta usaha -
usaha kearah penungkatan nasib dan taraf hidup mereka yang wajar dan
layak sebagai manusia.
4. Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada kemanusiaan
melahirkan jihad, yaitu sikap berjuang. Berjuang itu dilakukan dan ditanggung
bersama oleh manusia dalam bentuk gotong royong atas dasar kemanusiaan
dan kecintaan kepada Tuhan. Perjuangan menegakkan kebenaran dan
keadilan menuntut ketabahan, kesabaran, dan pengorbanan. Dan dengan
jalan itulah kebahagiaan dapat diwujudkan dalam masyarakat manusia. Oleh
sebab itu persyaratan bagi berhasilnya perjuangan adalah adanya barisan
yang merupakan bangunan yang kokoh kuat. Mereka terikat satu sama lain
oleh persaudaraan dan solidaritas yang tinggi dan oleh sikap yang tegas
kepada musuh - musuh dari kemanusiaan. Tetapi justru demi kemanusiaan
mereka adalah manusia yang toleran. Sekalipun mengikuti jalan yang benar,
mereka tidak memaksakan kepada orang lain atau golongan lain.
5. Kerja kemanusiaan atau amal saleh itu merupakan proses perkembangan
yang permanen. Perjuang kemanusiaan berusaha mengarah kepada yang
lebih baik, lebih benar. Oleh sebab itu manusia harus mengetahui arah yang
benar dari pada perkembangan peradaban disegala bidang. Dengan
perkataan lain, manusia harus mendalami dan selalu mempergunakan ilmu
pengetahuan. Kerja manusia dan kerja kemanusiaan tanpa ilmu tidak akan
mencapai tujuannya, sebaliknya ilmu tanpa rasa kemanusiaan tidak akan
membawa kebahagiaan bahkan mengahancurkan peradaban. Ilmu
pengetahuan adalah karunia Tuhan yang besar artinya bagi manusia.
Mendalami ilmu pengetahun harus didasari oleh sikap terbuka. Mampu
mengungkapkan perkembangan pemikiran tentang kehidupan berperadaban
dan berbudaya. Kemudian mengambil dan mengamalkan diantaranya yang
terbaik.

Dengan demikian tugas hidup manusia menjadi sangat sederhana yaitu beriman,
berilmu dan beramal.

Billahitaufiq Wal hidayah


Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 49

RUJUKAN NILAI DASAR PERJUANGAN


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

DASAR – DASAR KEPERCAYAAN


1. Al – qur’an. S. An – nahal (XVI) 89, artinya : “dan kami (Tuhan) telah menurunkan
kepada engkau (Muhammad) sebuah kitab (Al – qur’an) sebagai keterangan tentang
sesuatu serta sebagai petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi orang – orang
muslim.”
2. Al – qur’an. S. Al – Ikhlas (CXII) : 1 – 4 artinya : “Katakanlah : Dia adalah Tuhan
Yang Maha Esa dia adalah Tuhan, Tuhan segala tempat harapan. Tiada ia berputar
dan tiada pula berbapak serta tiada satupun baginya sepadan.”
3. Al – qur’an. S. Al – Hadid (LVII) : 3, artinya : “Dia adalah yang pertama dan terakhir
dan yang lahir dan bathin.”
4. Al – qur’an S. Al – Baqarah (II) 115, artinya : “Maka kemanapun jua berpaling,
disanalah wajah Tuhan.”
5. Al – qur’an. S. Al – an’am (VI) : 73, artinya : “Dan dia (Tuhan) beserta kamu
dimanapun kamu berada.”
6. Al – qur’an. S. Al – an’am (VI) : 73, artinya : “Dan dia (Tuhan) menciptakan segala
sesuatu kemudian mengaturnya dengan peraturan yang pasti.”
7. Al – qur’an. S. Al – Mu’min (XXIII) : 14, artinya : “Maka Maha Mulialah Tuhan, sebaik
– baiknya pencipta.”
8. Al – qur’an. S. Luqman (XXXI) 20, artinya : “Tidaklah kamu memperhatikan bahwa
Allah menyediakan bagimu segala sesuatu yang ada di langit dan segala sesuatu
yang ada di bumi dan melimpahkannya kepada kami karunia – karunia mendatar-
Nya baik yang nampak maupun yang tidak nampak.”
9. Al – qur’an, S. Yunus (X) : 101, artinya : “Katakanlah : Perhatikan olehmu apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi, tanda – tanda dan peringatan itu tidak ada
berguna bagi golongan manusia yang tidak percaya.”
10. Al – qur’an, S. Shod (XXXVIII) : 27, artinya : “Tidaklah kamu (Tuhan) menciptakan
lagit dan bumi dan segala sesuatu yang ada diantara keduanya itu secara palsu hal
itu hanyalah prasangka orang – orang kafir saja.”
11. Al – qur’an, S. Al – Tien (XCVO) : 4, artinya : “Sesungguhnya kami (Tuhan) telah
menciptakan manusia – manusia dalam bentuk yang sebaik – baiknya.”
12. Al – qur’an, S. Al – Isra (XVII) : 70, artinya : “Dan kami lebih mereka itu (umat
manusia) di atas banyak dari segala sesuatu yang kami ciptakan dengan kelebihan
yang nyata.”
13. Al – qur’an, S. Al – an’am (VI) : 165, artinya : “Dan dialah (Tuhan) yang menjadikan
kamu sekalian (umat manusia) sebagai khalifa – khalifah bumi, serta melebihkan
sebahagian dari kamu atas sebagian yang lain bertingkat – tingkat untuk menguji
kamu dalam hal – hal yang telah diuraikan kepada kamu. Sesungguhnya Tuhan
cepat siksanya (akibat buruk daripadanya perbuatan manusia yang salah) dan dia
pastilah Maha Pengampun dan Maha Penyayang (memberikan akibat baik atas
perbuatan manusia yang benar).”
14. Al – qur’an, S. Hud (XI) : 16 artinya : “Dia (Tuhan) menumbuhkan kamu (umat islam)
dari bumi dan menyuruh kamu memakmurkannya.
15. Al – qur’an, S. Al – Ahzab (XXXIII) : 72, artinya : “Sesungguhnya kamu (Tuhan)
menawarkan semua amanah (akal pikiran) kepada langit, bumi dan gunung –
gunung, maka mereka itu menolak untuk menanggungnya dan merasakan keberatan
atas amanah itu, manusialah yang menanggungnya, sesungguhnya manusia
mempersulit diri sendiri dan bodoh.”
16. Al – qur’an, S. Al – Ankabut (XXVII) : 20, artinya : “Katakanlah : mengembaralah
kamu ke muka bumi, kemudian perhatikanlah olehmu bagaimana Allah memulai
penciptaan-Nya kemudian mengembangkan pertumbuhan yang pertumbuhan
sesungguhnya Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
17. Al – qur’an. S. Al – Qashash (XXVII) : 20, artinya : “Katakanlah : Mengembaralah
kamu ke muka bumi, kemudian perhatikanlah olehmu bagaimana Allah memulai

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 50

penciptaan-Nya kemudian mengembangkan pertumbuhan yang kemudian,


sesungguhnya Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
18. Al – qur’an, S. Al – Isra (XVII) : 72, artinya : “Dan barang siapa disini (dunia) buta
(tidak berilmu), maka di akhirat nanti akan buta pula dan lebih sesat lagi jalannya.”
19. Al – qur’an, S. Al – Isra (XVII) : 36, artinya : “Dan janganlah engkau mengikuti
sesuatu yang tidak engkau mempunyai pengertian tentang hal itu, sebab
sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani itu semuanya pertanggung
jawab atas hal tersebut.”
20. Al – qur’an, S. Al – Mujaadalah (LVII) : 11, artinya : “Allah mengangkat orang – orang
beriman diantara kamu dan berilmu bertingkat – tingkat.”
21. Al – qur’an, S. Fushilat (1) : artinya : “Janganlah kamu bersujud kepada matahari
ataupun bulan tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakan.”
22. Al – qur’an, S. Al – Fatihah (1) : artinya : “Janganlah kamu bersujud kepada matahari
ataupun bulan tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakan.”
23. Al – qur’an, S. Al – Hajj (XXII) : 56, artinya : “Kerajaan pada hari itu hanyalah bagi
Allah, Dia mengadili antara manusia (suatu lukisan simbolis). “Bagi siapakah
pekerjaan hari ini ? bagi Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa.”
24. Al – qur’an, S. Al – Baqarah (11) : 48, artinya : “Dan berjaga – jagalah kamu sekalian
terhadap massa dimana seseorang tidak sedikitpun membela orang – orang lain dan
dimana tidak di terima suatu pertolongan dan tidak suatu tebusan serta tidak pula itu
akan dibantunya.”
25. Al – qur’an, S. Al – A’raf (II) : 187, artinya : “Mereka bertanya kepada engkau
(Muhammad) tentang hari kiamat kapan akan terjadi ? Jawablah : sesungguhnya
pengetahuan tentang hari kiamat itu hanya ada pada Tuhan. Tidak seorangpun dapat
menjelaskan selain dari Dia Sendiri.”

PENGERTIAN DASAR TENTANG KEMANUSIAAN


1. Al – qur’an, S. Ar – Rum (XXX) 30, artinya : “Hadapkan dengan seluruh dirimu itu
kepada agama (Islam) sebagaimana engkau adalah hanief (secara kodrat melihat
kebenaran, itulah fitrah Tuhan yang telah memfitrahkan manusia padanya).”
2. Al – qur’an, S. Adz – Dzariyat (XVL) 56, artinya : “Aku (Tuhan) tidaklah menciptakan
jin dan manusia hanyalah untuk berbakti kepada-Ku.”
3. Al – qur’an, S. At – Taubah (IX) 105, artinya : “Katakanlah, bekerjalah kamu sekalian
! Tuhan akan melihat kerjamu demikian juga Rasul-nya dan orang – orang beriman
(masyarakat).”
4. Al – qur’an, S. At – Taubah (IX) 2 – 3, artinya : “Hai orang – orang yang beriman,
mengapakah kamu mengadakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan ? besar
dosanya bagi Tuhan jika kamu mengatakan sesuatu yang tidak baik kamu kerjakan.”
5. Al – qur’an, S. An – Nahl (IV) 3, artinya : “Barang siapa siap berbuat baik lelaki
maupun perempuan sedangkan ia beriman, maka pastikan kami (Tuhan) berikan
kepadanya hidup yang bahagia dan pasti kami berikan pahala bagi mereka dengan
sebaik – baiknya apa yang telah mereka perbuat.”
6. Al – qur’an, S. Al – Ankabut (XXIX) 6, artinya : “Barang siapa berjuang, maka
sebenarnya dia berjuang untuk dirinya sendiri.”
7. Al – qur’an, S. An – Nisa (IV), 125 artinya : “Siapakah yang lebih baik agama
daripada orang yang menyerahkan diri dengan agama dari dengan seluruh
pribadinya kepada Tuhan yang dan dia berbuat baik (cinta kabikan) serta mengikuti
ajaran Ibrahim secara Hanief.”
8. Al – qur’an, Az – Zumar (XXXIV) 18, artinya : ‘Mereka yang mendengarkan perkataan
(pendapat) berusaha mengikuti yang terbaik (benar) daripadanya, mereka itulah yang
mendapatkan petunjuk dari Tuhan dan mereka itulah yang orang – orang yang
mempunyai fikiran.
9. Al- qur’an, S. Al-Baqarah (II) 28 artinya : “Tuhan memberikan keijaksanaan kepada
siapa saja yang dikehendaki-Nya . Maka barang siapa yang mendapat kebijaksanaan
itu sesungguhnya dia telah memperoleh kebaikan yang melimpah . Dan tidak
memikirkan hal itu kecuali orang-orang yang berasal ”
10. Al-Qur’an . S. Al-An’am (VI) 269 . artinya : “Barang siapa yang tuhan kehendaki untuk
diberikan kepadanya petunjuk (kepada kebenaran), tetapi barang siapa yang

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 51

dikehendaki Tuhan untuk disesatkan maka dadanya dijadikan sempit dan sesak,
seakan-akan dia sedang naik kelangit”.
11. Al-Qur’an S.Ali-Imran (III) 123, artinya : “ ( orang yang bertaqwa itu ) mereka yang
dapat menahan marah, suka memaafkan kepada sesama manusia dan Tuhan cinta
kepada orang orang yang selalu berbuat baik “.
12. Al-Qur’an. S. Baiynah ( XCVIII) 5. artinya : “ Mereka tidaklah diperintahkan kecuali
untuk berbakti kepada Tuhan dengan mengikhlaskan agama (kebatinan) semata-
mata kepada-Nya secara Hanief (mencari kebenaran) menegakkan sembahyang
mengeluarkan zakat,itulah jalan (agama) yang benar.”
13. Al-qur’an, S. Al-Baqarah (II) 28 ,artinya : ’’Tuhan memberikan kebijaksanaan kepada
siapa saja yang dikenhendaki-Nya. Maka barang siapa yang mendapat
kebijaksanaan itu sesungguhnys dia telah memperoleh kebaikan yang melimpah.
Dan tidak memikirkan hal itu kecuali orang-orang yang berasal “.
14. Al-Qur’an,S. Al-Insan (LXXVI) 8-9, artinya : “ Dan mereka itu memberikan makan
kepada orang miskin Anak-anak yatim dan orang tertawa atas dasar sukarela
mereka berkata : Kami memberi makan kepadamu semata-mata hanya karena diri
Tuhan (mencari ridho-Nya) bukan karena mengharapkan balasan atau ucapan terima
kasih.
15. Dari kesimpulan dari gambaran surat Al-qura’an, S Al-baqarah (II) 263, artinya :’’hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menggugurkan sedekahnya dengan
cacian dan celaan, sebagaimana orang yang mendarmakan hartanya karena pamrih
kepada sesama manusia serta tidak percaya kepada Tuhan dan hari kemudian.
Maka perumpamaan baginya adalah seperti batu yang di atasnya ada debu dan
kemudian di sapu oleh hujan dan batu itu tertinggal licin. Mereka itu sedikitpun
menguasai apa yang telah mereka kerjakan.’’
16. Disimpulkan dari Al-qur’an, S. Fatir (XXXV), artinya : “ Barang siapa menghendaki
kemudian itu aada pada Tuhan, kpada-Nya ucapan yang baik menuju pekerjaan
yang diangkat-nya.

KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN UNIVRSAL (TAQDIR)


1. Tersimpul dalam Al-qur’an, S. Al-Anfal (VIII) 23, artinya : “Berhati-hatilah kau
terhadap malapetaka yang benar-benar tidaknya mnimpa orang-orang jahat diantara
kamu.”
2. Al-qur’an, S. Al-Baqarah (II) 46, artinya : “ Berhati-hatilah kamu sekalian akan hari (
akhirat) dimana seseorang tidak dapat membela orang lain sedikitpun dan tidak pula
diterima pertolongan dan tebusan daripadanya serta tidak pula orang-orang itu
dibantu.”
3. Al-qur’an, S. Lukman (XXXI) 46, artinya : “Ingatlah selalu akan hari (kiamat) dimana
seorang ayah tidak menanggung anaknya dan tidak pula seorang anak mennggung
ayahny sedikitpun.”
4. Al-qur’an, S. Al-hadid (XVII) 22, artinya : “Tidaklah terjadi sesuatu kejadianpun
dimuka bumi ini dan pada diri kamu sekalian (masyarakat) melainkan ada dalam
catatan sebelum kamu beberkan. Sesungguhnya hal itu bagi Tuhan prkara yang
mudah.”
5. Al-qur’an, S.Ar-Ra’d (XII), artinya : “ Sesungguhnya Tuhan tidak merubahsesuatu
(nasib) yang ada pada suatu bangsa sehingga mereka merubah sendiri apayang ada
pada diri (jiwa) mereka.”
6. Al-qur’an, S. Al-Hadid, artinya : “ Agar kamu tidak putus asa kemalangan yng
menimpa dan tidak pula terlalu bersuka ria dengan kemajuan yang akan datang
padamu.”

KETUHANAN YANG MAH ESA DAN PERIKEMANUSIAAN


1. Al - qur’an, S. Lukman (XXXI) 30, artinya : “Demikianlah sebab sesungguhnya Tuhan
itulah kebenaran, sedang apa yang mereka suka selain-Nya adalah kepalsuan dan
sesungguhnya Tuhan itu Maha Tinggi dan Maha Agung.
2. Al – qur’an, S. Ali – Imran (III) 6, artinya : “Tidak lagi seorangpun suatu kebahagiaan
itu dianugerahkan oleh-Nya (Tuhan) kecuali (Amal perbuatan) semata – mata untuk
mencari (ridho) Tuhan Yang Maha Tinggi, dan tentulah ia akan meridhoinya.”

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 52

3. Al – qur’an, S. Ali – Imran (III) 19, artinya : “Sesungguhnya agama itu bagi Tuhan
adalah penyerahan diri (Islam).”
4. Al – qur’an, S. Al – Ahzab (XXXIII) 49, artinya : “Mereka yang menyampaikan ajaran
– ajaran Tuhan dan tidak menghambakan dirinya kepada siapapun selain kepada
Tuhan dan cukuplah Tuhan yang memperhitungkan (amal mereka).”
5. Al – qur’an, S. Asy – Syu’ara (XXVI) 226, artinya : “Dan sesungguhnya mereka itu
mengatakan hal – hal yang mereka tidak kerjakan.”
6. Tentang rangkaian tak terpisahkan dari pada iman dan amal saleh dapat dilihat dari
pengulangan tidak kurang dari lima puluh kali kata – kata Aamu wa’amilus shaihat
dan terdapat dimana – mana di dalam Al – qur’an.
7. Al – qur’an, S. Ann – Nur (XXVI) 39, artinya : ‘Orang – orang kafir itu amal dan
perbuatannya bagaikan fata morgana di satu lembah. Orang yang kehausan
mengirimnya air, tetapi setelah ditanda tanganinya tidak didapatnya suatu apapun.”
8. Al – qur’an, S. Al – Baqarah (II) 109, artinya : “Apakah orang yang mendirikan
bangunannya di atas dasar taqwa kepada Tuhan dan mencari ridho-Nya itu lebih
baik, ataukah orang yang mendirikan bangunannya pada tepi jurang yang retak
kemudian roboh bersamanya masuk neraka jahanam.”
9. Al – qur’an, S. Lukman (XXXI) 13, artinya : “Sesungguhnya syirik itu kesalahan yang
besar.”
10. Imam tidak mungkin bercampur dengan kejahatan, sebagai mana tersimpul dalam Al
– qur’an, S. Al – An’am (VI) 84, artinya : ‘Mereka yang beriman dan tidak mencampur
iman mereka dengan kejahatan, mereka itulah yang mendapat petunjuk.”
11. Hadist, artinya : “Sesungguhnya yang paling khawatirkan sekalian ialah syirik kecil
yaitu ria (pamrih).”
12. Disimpulkan dari titik perpisahan antara orang – orang kafir pemegang Kitab Suci
(Kristen dan Yahudi) dalam al – Qur’an, S. Ali Imran (111) 64, artinya : “Katakanlah :
Hai orang pemegang Kitab Suci Kristen dan Yahudi marilah kamu sekalian menuju
titik persamaan antara kami (ummat Islam0 dan kamu, yaitu bahwa kita tidak
mengabdi kecuali pada Tuhan Yang Maha Esa kita tidak sedikitpun membuat syirik
kepada-Nya dan tidak pula sebagian kita mengangkat sebagian yang lain menjadri
Tuhan – tuhan (dengan kekuasaan dan wewenang seperti dan Tuhan Yang Maha
Esa) selain Tuhan Yang Maha Esa, Kemudian jika mereka mengejak katakanlah :
Jadilah kamu sekalian sebagai saksi kepada Tuhan saja”.
13. Al – Qur’an, S. An – Nahl (XVI) 90, artinya : “Sesungguhnya Tuhan memerintahkan
untuk menegakkan keadilan dan menguasahakan perbaikan.”

INDIVIDU DAN MASYARAKAT


1. Al – Qur’an, S. Az – Zkhruf (XLII), artinya : “Kami (Tuhan) membagi – bagi di antara
mereka manusia kehidupan mereka di dunia.”
2. Al – Qur’an, S. Al – Maidah (V) : 48, artinya : “Bagi setiap golongan diantara kamu
ialah kami tetapkan suatu cara dan jalan hidup tertentu.”
3. Al – Qur’an, S. Al – Lail (XCII) : 4, artinya : “Sesungguhnya usahamu sekalian
(manusia) sangat beraneka ragam.”
4. Al – Qur’an, S. Al – Isra’ (XVII) : 84, artinya : “Katakanlah : Setiap orang bekerja
sesuai dengan pembawaannya. Sebenarnya Tuhanmulah Pula yang lebih
mengetahui siapa yang lebih benar kalau hidupnya.”
5. Al – Qur’an, S. Az – Zumar (XXXIX) 39, artinya : “Katakanlah : Hai Kaumku,
bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (Pula), maka
kelak kamu akan mengetahuinya juga.”
6. Al – Qur’an, S. Yusuf (XII) 53, artinya : “Bengotong – royonglah kamu sekalian dalam
kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu bergotong – royong dalam kejahatan dan
permusuhan.”
7. Al – Qur’an, SYAI – Maidah (V) 2, artinya : “Bergotong – royonglah kamu sekalian
dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu bergotong – royong daam kejahatan
dan permusuhan.”
8. Al – Qur’an, S. ZakZalah (XCIX) 7 – 8, artinya : “Barang siapa mengerjakan seberat
atom kebaikan dan akan menyaksikan (akibat baiknya) dan barang siapa
mengerjakan seberat atom kejahatan diapun akan menyaksikan (akibat buruknya)”.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 53

9. Al – Qur’an, S. At – Taubah (IX) : 75, artinya : “Dan jika orang – orang (Jahat) itu
bertaubat maka kebaikan bagi mereka, tetap jika mereka membanggakan maka
Tuhan akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih di dunia dan akhirat.”
10. Al – Qur’an, S. An – Nahl 30, artinya : “Dan mereka yang be ang dijalan-Ku
(kebenaran), maka pasti Aku tunjukkan jalannya (mencapai tujuan) sesungguhnya
Tuhan itu cinta kepada orang – orang yang selalu berbuat baik (progresif).”
11. Al – Qur’an, S. Al – Hujarat (XLIX) 13, artinya : “Hai sekalian ummat manusia,
sesungguhnya Kami (Tuhan) telah menciptakan kamu dari laki – laki dan perempuan
dan kami jadikan berbangsa – bangsa dan bersuku – suku ialah agar kami saling
mengenal, sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu bagi Tuhan ialah yang
paling bertaqwa (cin kebenaran) sesungguhnya Tuhan itu Maha Mengetahui dan
Maha Meneliti.”
Al – Qur’an, S. Al – Hujarat (XLIX) 10, artinya : “Sesungguhnya orang – orang yang
beriman (cinta kebenaran) itu bersaudara, maka usahakanlah adanya kerukunan dan
diantara golongan saudaramu.”

KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI


1. Al - Qur’an, S. Al – lail (XCII) 8 – 9 – 10, artinya : “Adapun orang – orang kafir tidak
mau mengorbankan sedikitpun (dari haknya) dan merasa cukup sendiri (engoistis)
serta mendustakan (mencemoohkan) kebaikan, maka ia kami licinkan jalan kearah
kesukaran (kekacauan).”
2. Al – Qur’an, S. Al – Maidah (V) 8, artinya : “Janganlah sekali – kali kebencian
segolongan orang itu membuat kamu menyeleweng dan tidak menegakkan keadilan,
tegakkan keadilan itulah yang lebih mendekati taqwa (kebenaran) dan bertaqwalah
kamu kepada Tuhan.”
3. Al – Qur’an, S, Al – imran (11) 104 artinya : “Hendaklah diantara kamu suatu
kelompok yang mengajak kebaikan, memerintahkan yang maruf (baik) sesuai
dengan prikemanusiaan dan melarang yang munkar (Uahat) dan bertaqwalah kamu
kepada Tuhan.”
4. Hadist : “Tiap – tiap kamu adalah pemimpin dan tiap – tiap kamu bertanggung jawab
atas pimpinannya.”
5. Ditarik kesimpulan dari keterangan orang – orang beriman Al – Qur’an, S. AS –
Syura (XLII), artinya : “Urusan mereka diselesaikan melalui musyawarah di antara
mereka.”
Al – Qur’an, S. An – Nisa (IV) 59, artinya : “Sesungguhnya kesalahan terletak pada
mereka yang mendalami (bertindak tidak adil) kepada manusia dan berbuat
kekecauan di muka bumi tanpa ada alasan kebenaran.”
6. Al – Qur’an, S. An – Nisa (IV) 59 : “hai orang – orang yang beriman, taatlah kamu
sekalian pada Tuhanmu agar kamu menunaikan amanat – amanat kepada yang
berhak dan jika kamu memerintahkan diantara manusia, maka memerintahkan kamu
dengan keadilan.”
7. Al – Qur’an, S. An – Nisa (IV) 59, artinya : “Hai orang – orang yang berimanm, taatlah
kamu sekalian kepada Rasul-Nya serta kepada yang berhak dan jika’ kamu
memerintah diantara manusia, maka memerintahkan kamu dengan keadilan.”
8. Al – Qur’an, S. Al – Maidah (V) 59, artinya : “Barang siapa yang tidak menjalankan
hukum dengan apa yang diturunkan oleh Tuhan (ajaran kebenaran), maka mereka
itu adalah orang – orang yang jahat.
9. Al – Qur’an, S. Al – Hadid (LVII) 20, artinya : “Ketahuilah bahwa sesungguhnya hidup
di dunia (sejarah) ini adalah permainan kesenangan dan perhiasan serta saling
memegang urusan (pemerintah) diantara kamu.”
10. Al – Qur’an, S. Al – Isra (XVII) 16, artinya : “Dan jika kami hendak membinasakan
negeri, maka kami perintahkan kepada orang – orang yang hidup mewah di negeri itu
(supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu,
maka sudah sepantasnya berfaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami)
kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur – hancurnya.”
11. Ditarik kesimpulan firman Tuhan tentang orang – orang Yahudi yang terkutuk (karena
sifat – sifat kapitalis mereka yaitu Al – Qur’an, S. An – Nisa 160 – 161, artinya :
“Maka karena kejahatan orang – orang Yahudi itulah kami menghalangi jalan kepada

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 54

Tuhan (jalan kebenaran). Demikian juga karena mereka mengambil riba padahal
sudah dilarang, dan karena mereka merampas harta kekayaan manusia dengan cara
yang tidak benar (batil).
Demikianlah juga dapat disimpulkan dari seruan Nabi Syu’ib kepada rakhatnya Nabi
Syu’ib adalah suatu prototype dari masyarakat yang tidak adil atau kapatalis)
tersebut di tiga tempat, antara lain ialah Al – Quran, Surat Asy-Syu’ara (XXVI) 182 –
183, artinya : “Dan timbanglah dengan ukuran yang betul (adil) serta janganlah
merampas harta milik sesama manusia dan janganlah kamu melakukan kejahatan di
muka bumi ini sambil membuat kekacauan.”
Terjadinya tindakan – tindakan atas sesama manusia (exploitation del’homeper
I’home) dipahamkan dari firman Tuhan dalam Al – Qur’an, Surat Al – Baqarah (11)
279, artinya : “ ....... Dan jika kami tau’bat (berhenti menjalankan riba atau
penindasan kapitalis) maka kamu memperoleh kembali capital – capitalmu kami tidak
boleh mendalami (memerlukan secara tidak adil, menindas) dan tidak pula boleh
didzalimi (diperlukan tidak adil, ditindas).”
“Jaminan kemenangan bagi kaum miskin dalam (Al – Quran juga disebut secara
khusus dengan Al – Mustaz afun adapun, artinya orang – orang yang dilemahkan
atau dijadikan hina – dina, ditindas), tersebut dalam rangkaian cerita Fieaun yaitu S.
Al Qashahs (XXVII) 5, artinya : “Dan Kami (Tuhan) menghendaki untuk memberikan
pertolongan kepada kaum tertindas di bumi, untuk menjadikan pula mereka itu
pewaris – pewaris.”
12. Pemberantasan kapitalisme harus dilakukan dengan konsekuen, bila perlu dengan
menyatakan perang kepada kaum kapitalis, sesuai dengan perintah. Tuhan dalam Al
– Qu’ran, S. Al – Baqarah (11) 278, artinya : “Hai orang – orang yang beriman
bertaqwalah kamu benar – benar beriman. Jika tidak kamu kerjakan (perintah
meninggalkan riba) maka bersiaplah kamu sekalian terhadap adanya perang dari
Tuhan dan Rasul-Nya (perang suci jihad. Tetapi jika kamu taubat (berhenti dari
penindasan kapitalis) maka kamu dapat memperoleh kembali capital – Kapitalmu.
Kamu tidak menindas dan tidak pula ditindas.”
13. Al – Qur’an, S. Humazah (CIV) 1-2-3, artinya : Celakalah bagi setiap pencerca (kaum
sinis kepada kebenaran) yang suka mengumpulkan harta dn menghitung-hitungnya,
dia mengira hartanya itu bakal mengekekalkannya.
14. Kaum muslimin yang seharusnya mempelopori tugas suci itu. Kaum musimin
digambarkan dalam Al – Qu’ran, S. Ali Imran (111) 110, artinya : “Kamu adalah
sebaik-baiknya golongan yang diketengahkan diantara manusia karena kamu selalu
menganjurkan pada kebaikan dan mencegah daripada kejahatan dan kamu semua
beriman kepada Tuhan.”
15. Al – Qu’ran, S. Ash-Shaf (LXI) 2-3, artinya : “Hai orang yang beriman, mengapakah
kamu mengatakan sesuatu yang kamu tidak kerjakan.”
16. Al – Qu’ran, S. Al-Ankabut (XXIX) 45, artinya : “Sesungguhnya sembahyang itu
mencegah kekejian-kekejian dan sungguh selalu ingat kepada Tuhan itu merupakan
suatu Yang Agung.”
17. Hadist : “Sembahyang adalah tiang agama, barang siapa mengerjakan berarti
menegakkan agama dan barang siapa meninggalkannya berarti merobohkan
agama.”
18. Al – Qu’ran, S. Lukman (XYXI) 30, artinya : “Demikianlah, sebab sesungguhnya
Tuhan itulah dan sesungguhnya apa yang mereka pula selain-Nya adalah kepalsuan
dan sesungguhnya Tuhan itu Maha Tinggi dan Maha Agung.”
19. Al – Qu’ran, S. Ar-Rum (XYX) 37, artinya : “Tidaklah mereka mellihat bahwa Tuhan
melapangkan rizki (ekonomi) bagi siapa saja yang Ia kehendaki dan
menyempitkannya, sesungguhnya dalam hal itu ada pelajaran-pelajaran bagi orang
yang beriman.”
20. Al – Qu’ran, S. At-Taubah (IX) 60, artinya : “Sesungguhnya sedekah (zakat) itu untuk
fakir miskin.’
21. Al – Qu’ran, S. Al-Baqarah (11) 188, artinya : “Dan janganlah kamu memakan harta
dengan cara yang batil (tidak benar) diantara kamu, dan kamu mengadakan hal itu
kepada hakim-hakim (pemerintah) agar kamu dapat mengambil bagian dari harta
orang lain dengan dosa, pada hal kamu mengetahui.”

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 55

22. Al – Qu’ran, S. Furqan (XXV) 67, artinya : “Dan mereka yang apabila
mempergunakan hartanya tidak berlebihan dan tidak pula kekurangan, melainkan
kepada dalam keseimbangan antara keduanya.”
23. Al – Qu’ran, S. Al-Isra (XVII) 67, artinya : “Berikanlah kepada keluarga itu haknya
(dari harta yang kami miliki) demikian juga kepada orang miskin dan kepada orang
terlantar dan janganlah berlebihan itu adalah kawan-kawan setan sedangkan setan
ingkar kepada Tuhannya.”
24. Al – Qu’ran, S. Al-Isra (XVII) 16, artinya : “Apabila Kami (Tuhan) menghendaki untuk
menghancurkan suatu negeri. Kami berikan kesempatan kepada orang-orang yang
mewah di negeri itu untuk memerintah, kemudian mereka membuat kecurangan-
kecurangan di negeri itu maka benar-benar terjadilah keputusan kata (vonis) atas
negeri itu, lalu kami hancurkan.”
25. Al – Qu’ran, S. Muhammad (XLVII) 38, artinya : “Demikianlah kamu orang-orang
yang diserukan untuk mempergunakan hartamu di jalan Tuhan (untuk kebaikan
kepentingan umum), maka diantara kamu ada yang kikir dan barang siapa kikir maka
sesungguhnya ia kikir pada dirinya sendiri. Tuhan tidak memerlukan sesuatupun
tetapi kamulah yang memerlukan dan kalau kamu berpaling tidak mau
mempergunakan harta untuk kebaikan umum. Tuhan akan menggantikan kamu
dengan golongan lain kemudian mereka tidak lagi seperti kamu.”
26. Al – Qu’ran, S. Thaha (XX) 6, 63, 4, 123, 131, 132 artinya : “Ingatlah bahwa
sesungguhnya kepunyaan Tuhanlah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumu.”
27. Al – Qu’ran, artinya : “Adalah Kami (Tuhan) yang sesungguhnya menempatkan kamu
ke bumi dan membuat untuk kami sekalian di dalamnya prikehidupan mata
pencaharian.”
28. Al – Qu’ran, S. Al-Hadid (LVII) 7, artinya : “Berimanlah kamu kepada Tuhan dan
Rasulnya dan dermakanlah dari harga kamu jadikan oleh Tuhan untuk
mengurusnya.”
29. Al – Qu’ran, S. Al-Isra (XVII) 67, artinya : “Dan berikanlah kepada mereka (orang-
orang miskin) itu dari harta Tuhan yang telah diberkahkan-Nya kepadamu.”
30. Al – Qu’ran, S. Al-Ma’aridi (LXX) 24-25, artinya : “Dan orang-orang pada harta
mereka terdapat hak yang pasti bagi orang miskin yang meminta-minta maupun yang
tidak minta-minta.”

KEMANUSIAAN DAN ILMU PENGETAHUAN


1. Al – Qu’ran, S. At-Tien (XCV) 6, artinya : “Kecuali mereka yang beramal saleh.”
2. Al – Qu’ran, S. Al-Qashash (XXVII) 8, artinya : “Segala sesuatu itu rusak (berubah)
kecuali dari padanya.”
3. Al – Qu’ran, S. Al-An’am (VI) 57, artinya : “Sesungguhnya hukum atau nilai itu hanya
kepunyaan Allah, Dia menerangkan keberatan dan Dia adalah sebaik-baiknya
pemutus perkara.”
4. Al – Qu’ran, S. Al-Isra (XVII), artinya : “Dan janganlah engkau mengikuti sesuatu
yang tidak mempunyai pengertian akan dia, sebab sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati nurani itu semuanya bertanggung jawab atas hal tersebut”
5. Al – Qu’ran, S. Fathir (XLI), artinya : “Akan perhatikan kepada mereka (manusia)
tanda-tanda Kami diuar angkasa dan dalam diri mereka sendiri sehingga menjadi
jelas bahwa Al – Qur’an itu benar. Tidaklah cukup dengan Tuhan bahwa Dia
menyaksikan segala sesuatu”
6. Al – Qu’ran, S. Fathir (XXXV) 287, artinya : “Sesungguhnya yang bertaqwa tidak
hanya Tuhan melainkan Allah begitu pula pada Malaikat dan orang-orang yang
berilmu pengetahuan dengan tegak pada kejujuran”
7. Al – Qu’ran, S. Muhaddalah (LVIII) 11, artinya : “Allah mengangkat orang-orang
diantara kamu dan yang berilmu pengetahuan yang bertingkat-tingkat”
8. Al – Qu’ran, S. Al-Jatsiyah (XLV) 134, artinya : “Dan Dia (Tuhan) menyediakan bagi
kamu apa yang ada dilangit dan di bumi”
9. Al – Qu’ran, S. Al-Imran (III) 137, artinya : “Telah lewat setelah kamu hukum-hukum
sejarah, maka menggambarkan di muka bumi kamu kemudian perhatikanlah olehmu
bagian akibat orang-orang yang mendustakan-Nya”

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 56

10. Al – Qu’ran, S. As Syam (XCI) 9-10, artinya : “Sungguh berbahagialah dia yang
membersihkannya, (sisinya) dan sungguh celakalah bagi mereka yang mengotorinya
(dirinya)”
11. Al – Qu’ran, S. Yusuf (XI) 111, artinya : “Sungguh dalam riwayat mereka itu terdapat
pelajaran bagi orang-orang yang berfikir”

3.1.4 Materi Mission HMI

A. Silabus

JENJANG: MISION HMI ALOKASI WAKTU:


LATIHAN KADER I 8 JAM

Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta dapat memahami missi HMI dan hubungannya dengan status, sifat,
asas, tujuan, fungsi dan peran organisasi HMI secara intergral.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Peserta dapat menjelaskan fungsi dan peranannya sebagai mahasiswa
2. Peserta dapat menjelaskan tafsir tujuan HMI
3. Peserta dapat menjelaskan hakikat fungsi dan peran HMI
4. Peserta dapat menjelaskan hubungan Status, Sifat, Asas, Tujuan, Fungsi
dan Peran HMI secara integral

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan


1. Makna HMI sebagai Organisasi Mahasiswa
1.1. Pengertian Mahasiswa
1.2. Mahasiswa sebagai inti Kekuatan Perubahan
1.3. Dinamika Gerakan Mahasiswa
2. Hakikat keberadaan HMI
2.1. Makna HMI sebagai organisasi yang berasaskan Islam
2.2. Makna Independensi HMI
3. Tujuan HMI
3.1. Arti inssan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam
3.2. Arti masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT
4. Fungsi dan peran HMI
4.1. Pengertian Fungsi HMI sebagai organisasi kader
4.2. Pengertian peran HMI sebagai organisasi perjuangan
4.3. Totalitas fungsi dan peran sebagai perwujudan dari tujuan HMI
5. Hubungan antara Status, sifat,asas tujuan, fungsi dan peran HMI secara
Integral

Metode:
Menjunjung tinggi kearifan lokal

Evaluasi:
Test Partisipatif, Test Objektif/subjektif dan penugasan

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 57

Referensi:
1. Nilai Dasar Perjuangan HMI
2. Ade Komaruddin dan Muchhrijin Fauzi (ed) HMI Menjawab Tantangan
Zaman, PT. Gunung Kelabu, 1992
3. Asghar Ali Engginar, Islam dan Theologi Pembebasan, Pustaka Pelajar
1999
4. Ali Syari’ati, Ideologi Kaum Intelektual: Satuan Wawasan Islam, Mizan 1992
5. M. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik Indonesia, Mizan, 1997
6. Moeslim Abdurrahman, Islam Transformatif, Pustaka Firdaus
7. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI
8. Ramli H.HM Yusuf (ed), Lima Puluh Tahun HMI mengabdi Republik, LASPI,
1997
9. Dr. Fiktor Imanuel Tanja, HMI sejarah dan Kedudukannya di tengah
kedudukan Muslim Pembaharu Indonesia, Sinar Harapan, 1982
10. Referensi Lain Yang Relevan.

B. Materi Terurai

Pengantar
Mission merupakan tugas dan tanggung jawab yang diemban, sehingga mission
HMI dapat diartikan sebagai tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh kader
HMI. Sebagai organisasi kader yang memiliki platform yang jelas, sejak awal
berdirinya HMI mempunyai komitmen asasi yang disebut dengan dua komitmen
asasi, yakni (1) Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi
derajat bangsa Indonesia, yang dikenal dengan komitmen kebangsaan, dan (2)
Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam, yang dikenal dengan wawasan
keislaman/keumatan.

Kesatuan dari kedua wawasan ini disebut dengan wawasan integralistik, yakni
cara pandang yang utuh melihat bangsa Indonesia terhadap tugas dan tanggung
jawab yang harus dilakukan sebagai warga negara dan umat Islam Indonesia.
Penerjemahan komitmen HMI ini disesuaikan dengan konteks jaman, sehingga
HMI selalu aktual dan mampu tampil di garda terdepan dalam setiap even.

Bila dicermati belakangan ini bisa dikatakan bahwa HMI mengalami stagnasi,
untuk tidak dikatakan degradasi. Hampir tidak ada gagasan cerdas yang
disumbangkan oleh HMI di tengah carut marut dan tunggang langgangnya
tatanan republik ini, dimana masalah disintegrasi perlu segera diatasi, masalah
ekonomi mendesak untuk segera diperbaiki, masalah supremasi hukum yang
harus ditegakkan, masalah pendidikan mendesak untuk diperhatikan, dan
masalah-masalah lain yang melingkari, seperti budaya, pertahanan keamanan,
yang kesemuanya membutuhkan penanganan secepatnya. Singkatnya,
Indonesia sekarang sedang diterma krisis multi dimensional. Di tengah kondisi
ini, komitmen HMI tidak lebih dari sebatas slogan tanpa jiwa.

Oleh sebab itu untuk mendongkrak kembali ghirah kader HMI dalam berperan
serta untuk penyelesaian problematika bangsa dan umat perlu adanya
reaktualisasi mission HMI dalam jiwa kader HMI melalui proses perkaderan yang
selama ini perjalanannya tidak lebih hanya sebagai proses pencapaian status
dengan meninggalkan makna sesungguhnya, yaitu sebagai proses pembentukan
kader yang memiliki karakter, nilai dan kemampuan, yang berusaha melakukan
transformasi watak dan kepribadian seorang muslim yang utuh (kaffah), sehingga

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 58

kader HMI memiliki keberpihakan yang jelas terhadap kaum tertindas


(mustad’afin) dan melawan kaum penindas (mustakbirin).

HMI sebagai organisasi berbasis mahasiswa yang merupakan kaum intelektual,


generasi kritis, dan memiliki profesionalisme harus mampu menjadi agen
pembaharu di tengah masyarakat dan kehidupan bangsa. Karena mahasiswa
memiliki kekuatan yang luar biasa dalam tatanan kehidupan bangsa dan negara,
maka seluruh gerak perubahan yang terjadi di bangsa ini dimotori oleh kelompok
mahasiswa dan pemuda, mulai dari proklamasi, revolusi, hingga reformasi, selalu
ada andil mahasiswa. Namun demikian arah perubahan harus sesuai dengan
usaha untuk mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT
sebagaimana termaktub dalam penggalan tujuan HMI.

Dalam perjalanannaya, gerakan mahasiswa begitu dimanis, mengikuti


perkembangan jaman dan selalu eksis dalam setiap momen penting
kebangsaan. Kekonsistenan itu harus diiringi oleh pegangan yang teguh
terhadap idealisme dan menjaga sikap hanif sehingga kehadiran mahasiswa
sebagai kaum intelektual yang dalam tatanan sosial masyarakat mendapat
tempat yang penting sebagai embun penyejuk. Untuk itulah HMI sebagai
organisasi mahasiswa harus mampu menetaskan kader-kader yang berkualitas
insan cita sebagaimana yang tersurat dalam tujuan HMI “Terbinanya insan
akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam, dan bertanggung jawab
atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT” (pasal 4 AD
HMI).

HAKEKAT KEBERADAAN HMI

HMI sebagai Organisasi Mahasiswa (pasal 7 AD HMI)


Makna HMI sebagai organisasi mahasiswa adalah organisasi yang menghimpun
mahasiswa yang menuntut ilmu pengetahuan di perguruan tinggi
(Universitas/Akademi/Institut/Sekolah Tinggi) atau yang sederajat, dan memilki
ciri-ciri kemahasiswaan. Adapun ciri-ciri kemahasiswaan tersebut adalah ilmiah,
kritis dan analitis, rasional, obyektif, serta sistematis.

HMI sebagai Organisasi berasaskan Islam (pasal 3 AD HMI)


HMI sebagai organisasi berasaskan Islam maksudnya adalah organisasi yang
menghimpun mahasiswa yang beragama Islam, dimana secara individu dan
organisatoris memiliki ciri-ciri keislaman, menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah
sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber inspirasi, dan sumber aspirasi
dalam setiap aktivitas dan dinamika organisasi.

HMI sebagai Organisasi yang Bersifat Independen (pasal 6 AD HMI)


HMI yang bersifat independen adalah waktak organisasi yang selalu tunduk
danberorientasi pada kebenaran (hanif), sehingga kiprah setiap individu dan
dinamika organisasi dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
mempunyai pola pikir, pola sikap, dan pola tindak tidak terikat dan tidak
mengikatkan diri secara organisatoris dengan kepentingan atau organisasi mana
pun, segala sesuatu tidak didasarkan atas kehendak atau paksaan pihak lain.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 59

Independensi dilihat dari dua dimensi, yakni :


1) Indepndensi Etis
Sikap dan watak HMI yang termanifestasikan secara individu dan organisasi
dalam dinamika berfikir, bersikap, dan bertindak, baik dalam hubungan
terhadap Sang Rab, ataupun hubungan terhadap sesama, sesuai dengan
fitrah kemanusiaannya, yakni tunduk dan patuh kepada kebenaran (hanif).
2) Independensi Organisatoris
Sikap dan watak HMI yang teraktualisasikan secara organisatoris di dalam
kiprah dinamika intern organisasi maupun dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dalam keutuhan kehidupan nasional melakukan
partisipasi aktif, konstruktif secara konstitusional terhadap perjuangan bangsa
dan pencapaian cita-cita nasional, hanya komit kepada kebenaran, dan tidak
tunduk atau komit terhadap kepentingan atau organisasi tertentu.

Prinsip-prinsip independensi HMI dalam implementasi dirumuskan sebagai


berikut :
a) Kader HMI terutama aktivitasnya dalam melakukan tugas dan tanggung
jawab organisasi harus tunduk pada ketentuan-ketentuan organisasi dalam
melaksanakan program-program organisasi, oleh karena itu tidak
diperkenankan melakukan kegiatan-kegiatan yang membawa organisasi atas
kehendak pihak luar manapun.
b) Kader HMI terutama aktivitasnya tidak dibenarkan mengadakan komitmen
dalam bentuk apapun dengan pihak luar selain segala sesuatu yang telah
ditetapkan dan diputuskan secara organisatoris.
c) Alumni HMI senantiasa diharapkan untuk aktif berjuang meneruskan dan
mengembangkan watak independensi etis dimanpun mereka berada dan
berfungsi sesuai dengan profesinya dalam rangka membawa hakekat misi
HMI, menganjurkan serta mendorong alumni HMI untuk menyalurkan
aspirasinya secara tepat melalui semua jalur pengabdian, baik jalur
organisasi profesi, instansi pemerintah, wadah aspirasi politik, dan jalur
lainnya yang semata-mata karena hak dan tanggung jawab dalam rangka
merealisasikan kehidupan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
Aplikasi dan dinamika berfikir, bersikap dan bertindak secara keseluruhan dari
watak asasi kader HMI terumus dalam bentuk :
a) Cenderung kepada kebenaran
b) Bebas, merdeka dan terbuka
c) Obyektif, rasional, dan kritis
d) Progresif dan dinamis
e) Demokratis, jujur dan adil

TUJUAN HMI

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, tujuan HMI adalah “Terbinanya insan
akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertangung jawab
atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT” (pasal 4 AD
HMI). Dari tujuan tersebut dapat dirumuskan menjadi lima kualitas insan cita,
yakni kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta, kualitas insan pengabdi,
kualitas insan bernafaskan Islam, dan kualitas insan yang bertanggung jawab
atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.

Kualitas insan cita HMI adalah merupakan dunia cita yang terwujud oleh HMI di
dalam pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan serta
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 60

mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan. Kualitas tersebut sebagaimana


dalam pasal tujuan (pasal 4 AD HMI) adalah sebagai berikut :
1. Kualitas Insan Akademis
• Berpendidikan Tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif,
dan kritis.
• Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang
diketahui dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana
sekelilingnya dengan kesadaran.
• Sanggung berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai
dengan ilmu pilihannya, baik secara teoritis maupun tekhnis dan sanggup
bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada
tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.
2. Kualitas Insan Pencipta : Insan Akademis, Pencipta
• Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar
yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru
yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari apa yang ada (yaitu
Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu
mencari perbaikan dan pembaharuan.
• Bersifat independen dan terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari
dengan sikap demikian potensi, kreatifnya dapat berkembang dan
menentukan bentuk yang indah-indah.
• Dengan ditopang kemampuan akademisnya dia mampu melaksanakan
kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran islam.
3. Kualitas Insan Pengabdi : Insan Akdemis, Pencipta, Pengabdi
• Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan orang banyak atau untuk
sesama umat.
• Sadar membawa tugas insan pengabdi, bukannya hanya membuat
dirinya baik tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menajdi baik.
• Insan akdemis, pencipta dan mengabdi adalah yang bersungguh-
sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmunya untuk
kepentingan sesamanya.
4. Kualitas Insan yang bernafaskan islam : Insan Akademis, pencipta dan
pengabdi yang ber nafaskan Islam
• Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola fikir dan pola
lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan menajdi pedoman dalam
berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal Islam. Dengan
demikian Islam telah menapasi dan menjiwai karyanya.
• Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity personality” dalam dirinya.
Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split
personality tidak pernah ada dilema pada dirinya sebagai warga negara
dan dirinya sebagai muslim insan ini telah mengintegrasikan masalah
suksesnya dalam pembangunan nasional bangsa kedalam suksesnya
perjuangan umat islam Indonesia dan sebaliknya.
5. Kualitas Insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur
yang diridhoi oleh Allah SWT :
• Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang ber nafaskan islam dan
bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang
diridhoi oleh Allah SWT.
• Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat yang dari perbuatannya sadar
bahwa menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral.
• Spontan dalam menghadapi tugas, responsip dalam menghadapi
persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 61

• Rasa tanggungjawab, takwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk


mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam me wujudkan
masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
• Korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
• Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai
“khallifah fil ard” yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

Pada pokoknya insan cita HMI merupakan “Man of future” insan pelopor yaitu
insan yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka, terampil
atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya dan tahu
bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara kooferatif bekerja sesuai
dengan yang dicita-citakan. Ideal type dari hasil perkaderan HMI adalah “man of
inovator” (duta-duta pembantu). Penyuara “Idea of Progress” insan yang
berkeperibadian imbang dan padu, kritis, dinamis, adil dan jujur tidak takabur dan
bertaqwa kepada Allah Allah SWT. Mereka itu manusia-manusia uang beriman
berilmu dan mampu beramal saleh dalam kualitas yang maksimal (insan kamil)

Dari liam kualitas lima insan cita tersebut pada dasarnya harus memahami dalam
tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta dan
kualitas insan pengabdi. Ketiga insan kualitas pengabdi tersebut merupakan
insan islam yang terefleksi dalam sikap senantiasa bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang ridhoi Allah SWT.

Yang dimaksud dengan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT adalah
masyarakat yang menjalankan kehidupannya selalu berlandaskan atas asas
keadilan sehingga tercapai kemakmuran dan dalam perjalanan pencapaian
masyarakat adil makmur tersebut tidak mendobrak aturan Allah yang tertuang
dalam Al-Qur’an sehingga adil makmur yang dicapai oleh masyarakat meruapak
adil makmur yang dikehendaki oleh Allah SWT. Jadi setiap usaha dalam
pencapaian masyarakat adil makmur harus berpedoman pada ajaran Islam yang
tertuang dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

FUNGSI DAN PERAN HMI

HMI berfungsi sebagai Organisasi Kader (pasal 8 AD HMI)


HMI sebagai organisasi kader adalah organisasi mahasiswa yang
berorientasikan Islam yang melakukan perkaderan, dimana seluruh aktivitas
yang dilakukan pada dasarnya merupakan proses kaderisasi, sehingga HMI
berfungsi dan hanya selalu membentuk kader-kader muslim intelektual yang
profesional.

HMI berperan sebagai Organisasi Perjuangan (pasal 9 AD HMI)


HMI berperan sebagai organisasi perjuangan adalah organisasi yang selalu
berjuang melakukan dan membentuk kader bangsa yang muslim, intelektual, dan
profesional dimana outputnya ditujukan untuk kepentingan bangsa secara
keseluruhan, sehingga insan HMI siap dan dapat bermanfaat bagi seluruh
golongan yang ada di masyarakat selama tidak bertentangan dengan koridor misi
HMI.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 62

HUBUNGAN MISSION SECARA INTEGRAL

Hubungan antara asas, tujuan, sifat, status, fungsi dan peran HMI secara integral
adalah dalam pencapaian dan memperjuangkan mission HMI harus dilakukan
secara utuh dan menyeluruh, dan satu sama lain saling mempengaruhi, dan
menentukan sehingga tidak bisa ditinjau secara parsial.

Dalam diri kader HMI harus :


a) Senantiasa memperdalam kehidupan rohani agar menjadi luhur dan
bertaqwa pada Allah SWT
b) Selalu tidak puas dan berkemauan keras untuk mencari kebenaran, HMI
hanya komit pada kebenaran
c) Jujur pada dirinya dan pada orang lain dan tidak mengingkari hati nuraninya
d) Teguh dalam pendirian dan obyektif rasional jika berhadapan dengan orang
yang berbeda pendirian
e) Bersikap kritis dan berfikir bebas kreatif.

3.1.5 Materi Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi

A. Silabus

JENJANG: KEPEMIMPINAN DAN ALOKASI WAKTU:


LATIHAN KADER I MANAJEMEN ORGANISASI 8 JAM

Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta dapat memahami pengertian, dasar-dasar, sifat dan fungsi
kepemimpinan, manajemen dan organisasi.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Peserta mampu menjelaskan pengertian, dasar-dasar sifat serta fungsi
kepemimpinan
2. Peserta mampu menjelaskan pentingnya fungsi kepemimpinan dan
manajemen dalam organisasi
3. Peserta dapat menjelaskan dan mengapresiasikan kharakteristik
kepemimpinan dalam Islam

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian, tujuan dan fungsi kepemimpinan, manajemen dan organisasi
2. Kharakteristik kepemimpinan
2.1. Sifat-sifat Rasul sebagai etos kepemimpinan
2.2. Tipe-tipe kepemimpinan
2.3. Dasar-dasar manajemen
2.4. Unsur manusia dalam manajemen
2.5. Model-model manajemen
3. Organisasi sebagai alat perjuangan
3.1. Teori-teori organisasi
3.2. Bentuk-bentuk organisasi
3.3. Struktur organisasi
4. Hubungan antara kepemimpinan, manajemen dan organisasi

Metode :
Menjunjung tinggi kearifan lokal
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 63

Evaluasi :
Test Partisipatif, test objektif/subjektif

Referensi :
1. Amin Wijaya T, Manajemen Strategik, PT. Gramedia, 1996
2. Charles J. Keating, Kepemimpinan dalam manajemen, Rajawali Pers, 1995
3. Dr. Ir. S.B. Lubis & Dr. Martani Hoesaini, Teori Organisasi: Suatu pendekatan
makro, Pusat studi antar Universitas Ilmu-ilmu sosial Universitas Indonesia,
1987
4. James. L. Gibson, Manajemen, Erlangga, 1986
5. J. salusu, Pengembangan Kaqputusan Strategik, Gramedia, 1986
6. Mifta Thoha, Kepemimpinan dan manajemen, Rajawali Pers, 1995
7. Nilai Dasar Perjuangan HMI
8. Richard M. Streers, Efektifitas Organisasi, (sari manajemen), Erlangga, 1985
9. Winardi, Kepemimpinan Manajemen, Rineka Cipta, 1990
10. Dan referensi lain yang relevan

B. Materi Terurai

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI

Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang
berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, Kepemimpinan
dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh
pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan
tugasnya.

Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :


Pertama, Kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut.
Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota
kelompok membantu menentukan status / kedudukan pemimpin dan membuat
proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas
kepemimpinan seorang mmanajer akan menjadi tidak relevan.
Kedua, Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak
seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin
mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota
kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-
kegiatan pemimpin secara langsung, meskip[un dapat juga melalui sejumlah cara
secara tidak langsung.
Ketiga, Selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau
pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain,
para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus
dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan
perintahnya. Sebagai contoh, seorang manajer dapat mengarahkan seorang
bawahan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi dia dapat juga
mempengaruhi bawahan dalam menentukan cara bagaimana tugas itu
dilaksanakan dengan tepat.

Kepemimpinan adalah bagian penting manajemn, tetap tidak sama dengan


manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 64

untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan


sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsi-
fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.

Tujuan Kepemimpinan
Nampaknya sukar dibedakan antara tujuan dan fungsi kepemimpinan, lebih-lebih
kalau dikaji secara praktis kedua-duanya mempunyai maksud yang sama dalam
menyukseskan proses kepemimpinan namun secara definitif kita dapat
menganalisanya secara berbeda. Tujuan kepemimpinan merupakan kerangka
ideal / filosofis yang dapat memberikan pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin,
sekaligus menjadi patokan yang harus dicapai. Sehingga tujuan kepemimpinan
agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang inginkan
secara efektif dan efisien.

Fungsi kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua
fungsi utama ; (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (“task-related”)
atau pemecahan masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok
(“group-maintenance”) atau sosial.
Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan
pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu
kelompok berjalan lebih lancar- persetujuan dengan kelompok lain, pnengahan
perberdaan pendapat, dan sebagainya.

Manajemen dan Organisasi


1) Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Atau lebih jelasnya manajemen dapat didefinisikan
sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentuakn,
menginterpretasikan, dan pengorganisasian (organizing), penyusunan
personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan
(leading), dan pengawasan (controlling).

Pola Umum Manajemen


♦ Manajemen pada dasarnya adalah alat atau sarana daripada
administrasi;
♦ Sebagai alat administrasi fungsi manajemen adalah menggerakkan unsur
statik daripada administrasi yaitu organisasi ;
♦ Dalam fungsinya menggerakkan organisasi, manajemen merupakan
suatu proses dinamika yang meliputi fungsi planning, organizing,
actuating dan lain-lain ;
♦ Proses manajemen selalu diarahkan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu ;
♦ Dalam mencapai tujuan tersebut manajer sebagai pelaksana manajemen
menggunakan berbagai unsur yang tersedia dalam organisasi ;
♦ Penggunaan unsur-unsur manajemen tersebut selalu dilaksanakan
dengan seefisien mungkin berdasarkan prinsip-prinsip manajemen.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 65

2) Organisasi
Menurut Chester Bernard, Organisasi adalah sistem kegiatan kerjasama
(cooperative activities) dari dua orang atau lebih.

Menurut Dwight Waldo, Organisasi adalah struktur antar hubngan pribadi


yang berdasarkan atas wewenang formal dan kebiasaan-kebiasaan di dalam
suatu system adminstrasi.

Menurut G.R. Terry, Organisasi adalah berasal dari kata organism yaitu suatu
struktur dengan bagian-bagian yang demikian dintegrasi hingga hubungan
mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan
keseluruhan orang terdiri dua bagian pokok yaitu bagian-bagian dan
hubungan-hubungan.

Jadi Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia


yang terkait dalam hubungan formal dalam rangkaian hirarki untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.

Dari beberapa pengertian di atas ada tiga unsur yang menonjol dan perlu
diperhatikan, yakni :
♦ Bahwa organisasi bukanlah tujuan, melainkan hanya alat untuk mencapai
tujuan atau alat untuk melaksanakan tugas pokok. Berhubungan dengan
itu susunan organisasi haruslah selalu disesuaikan dengan
perkembangan tujuan atau perkembangan tugas pokok.
♦ Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang
terikat dalam hubungan formal.
♦ Dalam organisasi selalu terdapat rangkaian hirarki, artinya dalam suatu
organisasi selalu terdapat apa yang dinamakan atasan dan apa yang
dinamakan bawahan.

Fungsi-Fungsi Organisasi :
♦ Mengatur tugas dan kegiatan kerjasama sebaik-baiknya ;
♦ Mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang dihadapi ;
♦ Mencegah kesimpangan kerja ;
♦ Menentukan pedoman-pedoman kerja.

Keuntungan-keuntungan Organisasi :
Organisasi yang baik memberikan keuntungan sebagai berikut :
♦ Setiap orang akan mengerti tugasnya masing-masing ;
♦ Memperjelas hubungan kerja para anggota organisasi ;
♦ Terdapat koordinasi yang tepat antar unit kerja ;
♦ Menggunakan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan dan minat ;
♦ Agar kegiatan administrasi dan manajemen dapat dilakuakn secara efektif
dan efisien.

Unsur-unsur Organisasi :
Pada hakikatnya organisasi terbentuk dari sekelompok orang, kerjasama dan
tujuan bersama.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 66

KHARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN
Sifat-Sifat Rasul sebagai Etos Kerja
Dalam Islam kepemimpinan adalah bagian dari kepribadian Islam, sabda
Rasulullah Saw. “ Setiap orang dari kamu adalah pemimpin dan kamu
bertanggngjawab terhadap kepemimpinan itu” (Shahih Bukhari & Muslim)

Setiap manusia pasti memerankan suatu kepemimpinan. Hadis Rasulullah


mengatakan, “ Setiap anda adalah pengasuh dan bertanggungjawab terhadap
rakyatnya. Pemimpin adalah pengasuh dan bertanggungjawab terhadap rakyat.
Laki-laki adalah pengasuh dikeluarganya dan bertanggungjawab terhadap
asuhannya. Wanita adalah pengasuh di rumah suaminya dan bertanggungjawab
pada asuhannya, pembantu adalah pengasuh harta majikannya dan
bertanggungjawab pada asuhannya”. (H.R. Imam Bukhari & Muslim).

Dimensi Moral Kepemimpinan


Akhlak seorang m,uslim adalah tidak mengejar kepemimpinan untuk dirinya.
Tidak merebut kepemimpinan dari orang yang layak memiliki kepemimpinan itu.
Apabila diberi tanggungjawab kepemimpinan, sementara dia lemah dan sanggup
memikul, hendaknya dia menolak tanggungjawab itu. Kecuali, pabila dia yang
harus memegangnya maka dia wajib melaksanakannya. Bila menghindar berarti
berdosa, dan bila dia melaksanakan kewajiban itu dia mendapat pahala. Nash-
nash berikut ini menjelaskan hal tersebut di atas :
♦ Jangan meminta dan jangan memberikan amanah kepada orang yang
berambisi / meminta dijadikan pemimpin.
Dari Abu Hurairah, rasulullah Saw bersabda “ Sesungguhnya kalian akan
berambisi memperoleh kepemimpinan dan itu akan menjadi penyesalan nanti
pada hari kiamat. Alangkahnya bahagianya orang yang terus menyusui
(melaksanakan tugasnya) dan alangkah buruknya orang yang menyapinya
(melalaikan tugasnya) “ (H.R Bukhari & Nasai)
♦ Jangan menolak bila diberi amanah / kepercayaan
Dari Abu Dzar katanya “Aku masuk menemui Nabi bersama-sama dengan
dua orang anak, pamanku, satu diantaranya” Wahai Abu Dzar Sesungguhnya
kammu lemah dan tugas itu amanah dan (dapat mengakibatkan) kehinaan
dan penyesalan pada hari kiamat. Kecuali bagi orang yang mengambil
dengan benar dan melaksanakan amanah yang diberikan kepada” (H.R.
Muslim)

Kepemimpinan yang Efektif


♦ Menciptakan wawasan untuk masa depan dengan mempertimbangkan
kepentingan jangka panjang organisasi.
♦ Mengembangkan strategi yang rasional untuk menuju ke arah wawasan
tersebut.
♦ Memperoleh dukungan dari pusat kekuasaan dan seluruh anggota.
♦ Memberi motivasi yang kuat kepada kelompok inti dan seluruh anggota untuk
mencpai tujuan organisasi.

Ciri-ciri Pemimpin Islam


♦ Setia ; pemimpin dan orang yang dipimpinnya terkait kesetiaan kepada Allah
♦ Tujuan Islam secara menyeluruh
♦ Berpegang pada syariat dan Akhlak Islam
♦ Pengemban amanat / bertanggungjawab.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 67

Prinsip Dasar Operasional Kepemimpinan Islam


♦ Musyawarah
♦ Adil
♦ Kebebasan berfikir

Karakter Kepemimpinan Islam


♦ Tahu kemana harus diarahkan, kuasai waktu dan jangan biarkan waktu
mengontrol anda dengan menjadikan setiap saat bekerja untuk Islam.
♦ Mengarah pada hasil yang kongkrit, memusatkan perhatian diri pada hasil,
ketimbang pada pekerjaannya itu sendiri.
♦ Membangun kekuatan bukan kelemahan, termasuk diri anda dan para
sahabat anda, akui kelebihan orang lain tanpa merasa kedudukan anda
terancam.
♦ Memusatkan perhatian pada beberapa bidang utama, dimana kerja keras
secara terus menerus yang akan memberikan hasil yang cemerlang.
♦ Bertawakal kepada Allah dengan meletakkan cita-cita yang tinggi, jangan
batasi diri anda pada persoalan yang mudah dan aman.

Sifat “mutu” yang harus dimiliki pemimpin


♦ Akhlak yang baik
♦ Memiliki daya imajinasi
♦ Berfikir menurut fungsinya
♦ Mampu bersikap adil kepada semua
♦ Memiliki banyak minat
♦ Bersikap sebagai pendidik
♦ Memiliki emosional yang matang
♦ Bersikap sebagai perencana
♦ Mampu menghormati diri dan orang lain
♦ Teku, tegas, mampu mengorganisir dengan rapi
♦ Bersemangat, energik, bersifat sebagai pelatih
♦ Ekspresif (berbicara dan menulis)
♦ Logis, berpikir selalu tajam dan selalu siap
♦ Bertanggungjawab, kreatif dan pekerja keras
♦ Setia kepada semua kepentingan

Tipe-tipe Kepemimpinan
Dilihat bagaimana pemimpin itu menggunakan kekuasaannya, ditentukan tiga
buah tipe dasar, yakni :
1) Tipe Otoriter (autocratic)
Pemimpin yang bertipe demikian dipandang sebagai orang yang memberikan
perintah dan mengharapkan pelaksanaannya secara dogmatis dan selalu
positif. Dengan segala kemampuannya, ia berusaha menakut-nakuti
bawahannya dengan jalan memberikan hukuman tertentu bagi yang berbuat
negatif, dan hadiah untuk seorang bawahan yang bekerja dengan baik
(correct).
2) Tipe Demokratis atau Partisifasi
Pemimpin demikian mengadakan konsultasi dengan para bawahannya
mengenai tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang diusulkan /
dikehendaki oleh pimpinan serta berusaha memberikan dorongan untuk turut
serta aktif melaksanakan semua keputusan dan kegiatan-kegiatan yang telah
ditetapkan itu.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 68

3) Sedang pada tipe yang terakhir,


Pemimpin sangat sedikit menggunakan kekuatannya, bahkan memberikan
suatu tingkatan kebebasan yang tinggi terhadap para bawahannya atau
bersifat “Free rein” (Laissez Faire) di dalam segal tindakan mereka.
Pemimpin demikian biasanya mempunyai ketergantungan yang besar pada
anggota kelompok untuk menetapkan tujuan-tujuan dan alat-alat / cara
mencapainya. Mereka (para pemimpin ‘ laissez faire’) menganggap bahwa
peranan meraka sebenarnya sebagai orang yang berusaha memberikan
kemudahan (fasilitas) kerja para pengikut, umpama dengan jalan
menyampikan informasi kepada orang-orang yang dipimpinnya, serta
sebagai penghubung dengan lingkungan yang ada di luar kelompok.

Unsur-unsur Manajemen
Unsur dasar yang merupakan sumber yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan dalam manajemen adalah :
♦ Man (manusia)
♦ Material (bahan)
♦ Machine (mesin / alat)
♦ Methods (tata kerja)
♦ Money (uang)
♦ Market (pasar)

Unsur Manusia dalam Manajemen


Manusia salah satu dari unsur manajemen yang merupakan motor penggerak
bagi sumber-sumbe dan lat-alat baik yang bersifat “ Human Resources “ maupun
“Non Human Resources” dalam suatu organisasi.

Tingkatan Manajemen
Manajemen dalam organisasi, Pemimpin (manajer) dapat dibedakan menurut
tingkatan dan jenis pekerjaannya, yakni :
1) Menurut tingkatannya (hierarchie), pimpinan dalam organisasi dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
♦ Manajemen Puncak (Top Management)
♦ Manajemen Media (Middle Management)
♦ Manajemen Rendah (Lower Management)
2) Apabila dilihat dari Pembagian Kerjanya,. Yaitu antara kerja “pikir” dan kerja
“fisik”, dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a) Admistrative Management, pada tingkat “Top Management “
b) Middle Management, pada tingkat “Pimpinan Menengah”
c) Supervisory Management, ada di tingkat “Paling Bawah”

Pada tingkatan Admistrative Pemimpin lebih banyak menggunakan kerja pikir


daripada kerja fisik dalam memipin organisasinya, misalnya menentukan tujuan
organisasi, perumuan kebijakan, penggerakkan kelompok pimpinan pada tingkat
lebih rendah dan memikirkan hal-hal yang sifatnya lebih menyeluruh. Untuk itu
“Manajerial Skill” lebih dibutuhkan.

Pada tingkat Middle Management, dalam tugas kegiatannya sehari-hari antara


kegiatan pikir dan fisik hampir sepadan ; kedua-duanya dilaksanakan hampir
serentak dan bersama-sama. Sebaliknya pada tingkat Supervisory
Management, dalam tugasnya sehari-hari pimpinan lebih banyak
mempergunakan kerja fisik dari pada kerja pikir. Untuk itu ia lebih banyak
membutuhkan “technical Skills” daripada “Managerial Skills”.
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 69

ORGANISASI SEBAGAI ALAT PERJUANGAN


Ada berbagai macam tipe organisasi, yang umum dikenal yakni :
a. Bentuk Lini
Yang pertama ini sering pula dinamakan :bentuk lurus”, “bentuk jalur” dan
“bentuk militer”. Bentuk lini ini mula-mula diperkenalkan oleh seorang ahli
adminstrasi berkebangsaan Perancis, Henry Fayol. Bentuk lini dipandang
sebagai bentuk yang paling tua dan dipergunakan secara luas pada masa
perkembangan industri pertama. Organisasi ini banyak dipergunakan di
lingkungan militer dan perusahaan-perusahaan kecil.

Ciri-cirinya :
♦ Garis komando langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan
tertinggi ke berbagai tingkat operasional.
♦ Masing-masing pekerja bertanggungjawab penuh terhadap semua
kegiatannya.
♦ Otoritas dan tangungjawab tertinggi pada puncak makin lama makin
berkurang menurut jenjang.
♦ Organisasinya kecil, begitu pula karyawannya sedikit.
♦ Hubungan kerja antara pimpinan dan bawahan bersifat langsung.
♦ Tujuan, alat-alat yang digunakan dan struktur organisasinya masih
sederhana.
♦ Pemilik organisasi biasanya menjadi pimpinan tertinggi.

Keuntungan organisasi yang berbentuk lini :


♦ Kekuasaan dan tanggungjawab dapat ditetapkan secara definitif.
♦ Orang yang mempunyai kekuasaan dan tanggungjawab diketahui oleh
semua pihak.
♦ Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat, karena jumlah
orang yang perlu diajak berembuk tidak begitu banyak.
♦ Disiplin mudah dipertahankan.
♦ Solidaritas para anggota masih besar, karena masih saling kenal
mengenal.
♦ Tersedianya kesempatan yang baik bagi pimpinan organisasi untuk
mengembangkan bakat-bakat pemimpin.

b. Bentuk Lini dan Staf


Di dalam organisasi-organisasi kecil, semua karyawan supervisor adalah
merupakan orang-orang lini (line personnel). Tetapi ketika organisasi melai
membesar, maka semakin terasa pentingnya penyediaan tenaga spesialis
mampu memberikan nasihat-nasihat teknis dan memberikan jasa-jasa
kepada unit-unit operasional lainnya. Orang-orang inilah yang biasanya
disebut “staf personnel” (orang-orang staf yang melaksanakan fungsi-fungsi
staf). Dan orang-orang staf ini dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
(1) para penasihat dan (2) “auxilliary personnel”, bertugas melakukan
kegiatan-kegiatan penunjang demi lancarnya meknisme organisasi.

Ciri-ciri Pokok :
♦ Organisasinya besar dan kompleks.
♦ Jumlah karyawannya banyak.
♦ Terdapat dua kelompok karyawan (lini dan staf) sebagaimana dijelaskan
di atas.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 70

♦ Karena organisasi sudah semakin besar / kompleks, maka hubungan


langsung di sini sudah tidak mungkin lagi terjadi antar anggota maupun
antara pemimpin dan bawahan.
♦ Nampak adanya spesialisasi yang dikembangkangkan dan dipergunakan
secara optimal.

Kebaikan-kebaikannya :
♦ Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang
melaksanakan tugas pokok organisasi, dan kelompok staf yang
melaksanakan kegiatan penunjang.
♦ Asas spesialisasi dapat dijalankan, menurut bakat bawahan yang
berbeda-beda.
♦ Prinsip “the right man in the right place” dapat diterapkan dengan mudah.
♦ Koordinasi mudah dijalankan dalam setiap unit kegiatan.
♦ Tipe organisasi demikian dapat dipergunakan oleh organisasi-organisasi
yang lebih besar / kompleks.

Keburukannya :
♦ Pemimpin lini sering mengabaikan advis staf.
♦ Pimpinan staf sering mengabaikan gagasan-gagasan.
♦ Ada kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya.
♦ Perintah-perintah lini, nasihat-nasihat dan perintah-perintah staf sering
agak membingungkan anggota. Hal ini dapat terjadi, karena kedua jenis
hirarki ini tidak selalu seirama dalam memandang sesuatu.
Meskipun terdapat kelemahan-kelemahan organisasi tipe lini dan staf ini,
namun untuk organisasi yang semakin kompleks seperti dewasa ini lebih
cenderung menggunakan bentuk lini dan staf.

c. Bentuk Fungsional
Organisasi Fungsional adalah suatu organisasi dimana kekuasaan dari
pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan-satuan
dibawahnya dalam suatu bidang pekerjaan tertentu. Tiap-tiap kepala dari
satuan ini mempunyai kekuasaan untuk memerintah semua pejabat bawahan
sepanjang mengenai bidangnya (The Liang Gie, dkk., 1981, hal. 136). Ciri
lain dari organisasi demikian adalah bahwa didalam organisasi tidak terlalu
menekankan pada hirarki struktural, akan lebih banyak didasarkan pada sifat
dan macam fungsi yang harus dijalankan. Sebenarnya bentuk ini tidak
populer, dan kebanyakan hanya dipergunakan dalam lingkungan usaha
swasta seperti toko serba ada, dan yang sejenisnya.

Kebaikan-kebaikannya :
♦ Ada pembagian yang tegas antara kerja pikir dan fisik.
♦ Dapat dicapai spesialisasi yang baik.
♦ Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama pada
umumnya tinggi.
♦ Moral serta disiplin kerja tinggi.
♦ Koordinasi antara orang-orang yang ada dalam satu fungsi mudah
dijalankan.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 71

Kelemahannya :
♦ Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan
diri dalam satu bidang saja.
♦ Koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar diadakan, karena orang-orang
yang bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsi saja.
♦ Inisiatif perorangan mudah tertekan, karena sudah dibatasi pada suatu
fungsi.

c. Organisasi Tipe Panitia


Bentuk organisasi ini adalah suatu tipe di mana pimpinan dan para pelaksana
dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat panitia. Maksudnya, pada
tingkat pimpinan, keseluruhan unsur pimpinan menjadi panitia dan para
pelaksana dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang disebut “task force”
atau satuan tugas.

Ciri-cirinya :
♦ Struktur organisasinya tidak begitu kompleks. Biasanya hanya terdiri dari
ketua, sekretaris, bendahara, ketua seksi dan para petugas.
♦ Struktur organisasinya secaa relatif tidak permanen. Organisasi tipe
panitia hanya dipakai sewaktu-waktu ada kegiatan khusus (proyek-proyek
tertentu), dan setelah kegiatan-kegiatan itu selesai dikerjakan, maka
panitia dibubarkan.
♦ Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif.
♦ Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan
tanggungjawab yang sama.
♦ Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam
bentuk satuan tugas (task force).

Keuntungan Tipe Panitia :


♦ Keputusan yang diambil selalu berhasil dengan baik dan tepat, karena
sudah dibicarakan secara kolektif.
♦ Kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari pimpinan
kecil sekali.
♦ Usaha kerjasama bawahan mudah digalang.

Kelemahannya :
♦ Proses pengambilan keputusan agak lambat karena segala sesuatunya
harus dibicarakan lebih dulu dengan para anggota organisasi.
♦ Apabila ada kemacetan kerja, tak seorang pun yang mau diminta
pertanggungjawabannya melebihi dari yang lain.
♦ Para pelaksana sering bingung karena perintah tidak datang dari satu
orang pimpinan saja.
♦ Kreativitas nampaknya sukar dikembangka, karena pelaksanaan
didasarkan pada kolektifitas.

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN DAN ORGANISASI


Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan, yang mana untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan
manajemen untuk mengatur orang-orang tersebut, yang mana manajemen tidak
akan berhasil apabila tidak ada pemimpin di dalamnya dan seorang pemimpin
pun harus memiliki ilmu kepemimpinan, jadi antara Kepemimpinan, manajemen
dan organisasi merupakan suatu sistem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak
dapat terpisahkan.
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 72

3.2 Materi Penunjang

Seperti yang sudah dijelaskan terdahulu, materi penunjang adalah materi yang
telah menjadi kemestian untuk ada dalam training (misal materi perkenalan dan
orientasi latihan, dan materi evaluasi dan rencana tindak lanjut), atau materi yang
merupakan prasyarat tercapainya pemahaman materi pokok (misal materi
pengantar ideologi, dan materi pengantar filsafat ilmu, sebagai prasyarat
optimalisasi pemahaman materi Nilai Dasar Perjuangan, atau materi teknik dan
etika diskusi, sebagai prasyarat berjalannya diskusi yang baik dalam
pertrainingan), atau materi yang memiliki hubungan/penurunan dari materi pokok
dan memiliki keterkaitan dengan tujuan perkaderan yang menjadi karakter lokal.
Dalam panduan ini hanya akan disampaikan materi tambahan yang sifatnya
kemestian saja.

3.2.1 Materi Perkenalan dan Orientasi Latihan

A. Silabus

JENJANG: PERKENALAN DAN ALOKASI WAKTU:


LATIHAN KADER I ORIENTASI LATIHAN 2 JAM

Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta dapat memahami maksud dan tujuan Latihan Kader I, serta dapat
membangun suasana training yang kondusif.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Peserta mampu menjelaskan maksud dan tujuan serta sistem pengelolaan
Latihan Kader I
2. Peserta kenal dengan sesama peserta dan pengelola
3. Peserta dapat menjalankan aturan training dengan kesadaran

B. Uraian Kegiatan

Perkenalan ini memiliki peran yang penting dalam mencapai keberhasilan


training, karena pada tahap awal inilah terbangun suasana training, serta
terbangun pemahaman peserta akan hakekat training sesungguhnya.
Pemberian sesi ini dilakukan pertama kali setelah seremoni pembukaan berakhir.

Sesi ini harus kondusif, dalam artian tidak terganggu oleh proses silaturahmi
kader-kader HMI lain (yang tidak terlibat langsung dalam training, atau tidak
bertugas di forum) yang hadir dalam acara pembukaan, sebaiknya silaturahmi
dilakukan tidak berdekatan dengan forum.

Forum pertama ini dipimpin langsung oleh koordinator pemandu/master of


training. Awal sesi dibuka dengan perkenalan tim pemandu, dan dilanjutkan
dengan perkenalan peserta, diharapkan dengan perkenalan ini suasana cair
dalam training mulai terbentuk.

Selanjutnya pemandu menjelaskan maksud, tujuan, dan teknis pengelolaan


training kepada peserta, sehingga peserta bisa paham apa yang menjadi
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 73

kemestian yang berlaku bagi mereka. Kemudian peserta menyampaikan


harapan atau tujuan individu dalam mengikuti training, serta hal-hal yang tidak
mereka inginkan (ketakutan) terjadi dalam training.

Pemandu mengolah harapan dan “ketakutan” peserta menjadi suatu aturan main
yang mengikat dalam pelaksanaan training. Namun bisa pula aturan itu telah
diatur sebelumnya dan dirasionalisikan sesuai dengan harapan dan “ketakutan”
peserta. Dengan demikian diharapkan peserta secara sadar akan mematuhi
aturan main yang dibuat karena berangkat dari harapan dan “ketakutan” peserta.

3.2.2 Materi Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut

A. Silabus

JENJANG: EVALUASI DAN RENCANA ALOKASI WAKTU:


LATIHAN KADER I TINDAK LANJUT 2 JAM

Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta dapat memahami esensi Latihan Kader I, serta dapat merencanakan
langkah yang dilakukan pasca training sesuai dengan tujuan training.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Peserta mampu menjelaskan rangkaian materi Latihan Kader I secara
komprehensif
2. Peserta dapat merencanakan follow up training

B. Uraian Kegiatan

Sesi ini dilakukan setelah semua materi training disampaikan kepada peserta,
dan dipimpin oleh koordinator pemandu. Pemandu mengevaluasi pemahaman
peserta terhadap materi-materi yang telah disampaikan, kemudian pemandu
mempertajam dan merangkai materi-materi tersebut sebagai satu kesatuan yang
utuh menyeluruh.

Selanjutnya pemandu “mengarahkan” peserta untuk membuat rencana aktivitas


pasca Latihan Kader I, sesuai dengan hasil evaluasi terhadap materi-materi yang
telah diberikan, dan pesan-pesan yang telah disampaikan dalam training secara
keseluruhan.

3.2.3 Materi Tambahan Lain

Materi tambahan lain yang merupakan materi penunjang materi pokok


disesuaikan dengan kebutuhan, maksudnya apabila SC berpendapat bahwa
bahan baku (peserta) telah menguasai atau telah mendapat materi tersebut
maka materi penunjang tidak perlu disampaikan. Misal, dalam maperca mereka
telah mendapatkan materi Etika dan Teknik Diskusi, atau dalam kampus mereka
telah mendapatkan Pengantar Filsafat Ilmu dan atau yang sejenis, atau telah
memahami ideologi secara umum, maka materi-materi tersebut tidak perlu
diberikan.

Jika cabang atau komisariat secara lokal ingin menambahkan materi tertentu
dalam Latihan Kader I, maka yang jadi pertimbangan utama dalam pemberian
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 74

materi tersebut adalah materi tersebut harus menunjang atau berkaitan dengan
materi pokok.

Dalam rangka standarisasi materi, maka dalam hal adanya penambahan materi,
cabang atau komisariat harus menyampaikan silabus dan materi terurai dari
materi tersebut kepada Badan Koordinasi Nasional Lembaga Pengelola Latihan
untuk dilakukan verifikasi kelayakan materi. Sebelum materi yang bersangkutan
lulus verifikasi maka materi tersebut belum boleh diberikan dalam Latihan Kader I
HMI. Bagi materi yang telah diverifikasi oleh Bakornas LPL, maka materi
tersebut dapat diberikan dalam LK I – LK I berikutnya tanpa harus diverifikasi
lagi.

Penempatan materi tambahan dalam Latihan Kader I harus disesuaikan dengan


kebutuhan dan kesesuaian dengan materi pokok. Pada dasarnya penambahan
materi dilarang.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
EVALUASI TRAINING
Hal-hal yang dievaluasi dalam pelaksanaan Latihan Kader I HMI meliputi
evaluasi terhadap peserta, pemandu, pemateri/instruktur dan manajemen
training, serta kesesuaian pelaksanaan dengan rencana training.

Evaluasi selain terhadap peserta dilakukan oleh Tim Evaluasi dan Monitoring
yang ditugaskan oleh Lembaga Pengelola Latihan.

Aspek yang dievaluasi terhadap pemandu meliputi :


1) Kemampuan memimpin training
2) Kemampuan mengendalikan forum
3) Kemampuan mengkoordinasi antar elemen yang terlibat dalam training
4) Kemampuan membangun suasana training
5) Kemampuan melakukan kontrol terhadap pelaksanaan training
6) Pencapaian tujuan Latihan Kader I

Aspek yang dievaluasi terhadap pemateri/instruktur :


1) Kemampuan menyampaikan materi
2) Penguasaan materi
3) Kesesuaian materi yang disampaikan dengan silabus atau materi
terurai
4) Penguasaan forum
5) Pencapaian target penyampaian materi

Aspek yang dievaluasi dalam manajemen training adalah :


1) Kesesuaian dengan tujuan Latihan Kader I
2) Kesesuaian dengan kurikulum training
3) Suasana training
4) Hubungan antar elemen dalam training
5) Kesesuaian dengan rencana

Evaluasi terhadap pelaksanaan training adalah akumulasi dari evaluasi-


evaluasi terhadap masing-masing aspek dalam evaluasi training.

Evaluasi yang dilakukan oleh Tim Evaluasi dan Monitoring dilakukan


secara kualitatif.

Evaluasi terhadap peserta dilakukan oleh pemandu dengan standar


kuantitatif yang dijadikan dasar untuk menentukan kelulusan peserta.
Aspek-aspek yang dinilai adalah aspek kognitif (30%), aspek afektif (50%),
dan aspek psikomotorik (20%). Selain aspek kognitif, penilaian dilakukan
secara kualitatif, karena hanya aspek kognitif yang bisa langsung dinilai
secara kuantitatif. Untuk itu dalam penilaian aspek afektif dan aspek
psikomotorik perlu pengubahan dari nilai kualitatif menjadi nilai yang
kuantitatif. Secara khusus tata cara penilaian terhadap peserta akan
dijelaskan dalam lampiran.
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 76

Evaluasi yang diberikan meliputi tes subyektif/obyektif, penugasan, dan


studi kasus, yang harus mampu mengcover keseluruhan materi yang
diberikan dalam Latihan Kader I. Sebaiknya soal-soal yang diberikan
merupakan penurunan atau pengembangan dari TPK tiap materi.

Evaluasi yang dilakukan terhadap peserta dibagi menjadi tiga tahapan,


yaitu pre test, yang dilakukan di awal training, middle test, yang dilakukan
setiap hari atau pasca pemberian materi, dan post test, yang dilakukan di
akhir training. Dengan tiga tahapan tersebut dapat dilihat perkembangan
peserta.

Kelulusan peserta diberikan kepada peserta yang mencapai akumulasi


nilai minimal 60 (enam puluh), untuk tiga aspek penilaian yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PENUTUP
Demikian penjabaran teknis tentang pelaksanaan Latihan Kader I, dengan
adanya panduan ini diharapkan dapat tereliminasinya keberagaman yang tanpa
batas, karena keberagaman yang tidak didasarkan pada keseragaman nilai akan
mengakibatkan kacaunya sistem perkaderan.

Namun demikian, tidak ada gading yang tak retak, maka sudah barang tentu
panduan ini pun memiliki banyak kekurangan yang perlu diperbaiki sehingga
menjadikan panduan ini lebih aplikatif dan mudah untuk dipahami. Secara umum
perkaderan yang baik adalah perkaderan yang terbuka dan fleksibel dengan
perkembangan jaman, demikian pula dengan panduan ini, akan sangat terbuka
bagi masukan saran dan kritikan untuk memperbaiki sistem perkaderan yang
berlaku di HMI.

Saran dan kritik akan terus memotivasi untuk melakukan perubahan ke arah
yang lebih baik sehingga HMI dapat terus eksis dengan tetap menunjukan
karakternya. Tidak ada kata final untuk menuju perbaikan. Terima kasih pada
seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan panduan ini khususnya para
kontributor tulisan dalam panduan ini. Semoga panduan ini bermanfaat bagi kita
semua, dan Allah ridho pada langkah-langkah yang kita ambil.

Yakin Usaha Sampai

Billahittaufiq Walhidayah

Jakarta, Medio Agustus 2004

TIM PENYUSUN

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
LAMPIRAN
Panduan Latihan Kader I - 79

Lampiran 1.

Kontributor Materi Terurai dalam Panduan Latihan Kader I

1) Nurul Huda Eko Cahyadi, dkk


Kader HMI Cabang Bandar Lampung
Materi Sejarah Perjuangan HMI
2) Supriadi, S.Ag.
Alumni HMI Cabang Padang
Materi Konstitusi HMI dan Sejarah Perumusan NDP
3) Raisika, dkk
Kader HMI Cabang Bandar Lampung
Materi Mission HMI
4) Marlenny, dkk
Kader HMI Cabang Samarinda
Materi Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 80

Lampiran 2.

Tim Penyusun Panduan Latihan Kader I


Badan Koordinasi Nasional Lembaga Pengelola Latihan

Penanggung Jawab : Muhammad Anwar


(Ketua bidang Pembinaan Anggota PB HMI)

Encep Hanif Ahmad


(Ketua Umum Bakornas LPL HMI)

Koordinator : Nurdin

Anggota : Ahmad Taufiq Hidayat


Zenzen Zainal Muttaqin
M. Zainul Fuad
Rangga Wisnu
Khoiril Anwar
Faisal Ali
Ilham Jufri
Hasbullah Khatib
Dilla Novita
Mamat
Rasyid
Siti Kulsum

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 81

Lampiran 3.

Tata Cara Penilaian Peserta Latihan Kader I


Aspek-aspek yang dinilai
Selama berlangsungnya LK I, aspek-aspek yang dinilai dibagi menjadi dua
bagian, yaitu :
1) Kuantitatif
Bentuk penilaian yang diberikan oleh pemandu terhadap peserta LK I dalam
bentuk angka-angka. Penilaian ini didapat dari hasil test (menjawab soal),
penugasan, dan lain sebagainya.
2) Kualitatif
Bentuk penilaian pemandu terhadap peserta yang diwujudkan dalam
komentar atau rekomendasi atau gambaran dekriptif terhadap peserta yang
sifatnya kualitatif, misal baik, buruk, dan lain sebagainya.

Ranah dan Persentase Nilai


Sesuai dengan pedoman perkaderan HMI, ranah yang dinilai meliputi :
1) Ranah afektif (sikap) dengan bobot sebesar 50%, dengan acuan pada sikap
peserta terhadap aturan main yang berlaku, misal taat atau melanggar atau
terhadap pesan dari sebuah materi berdampak atau tidak terhadap sikap,
dapat diuji dengan pertanyaan yang subyektif.
2) Ranah kognitif (pengetahuan) dengan bobot sebesar 30%, dengan melihat
hasil test terhadap peserta melalui pertanyaan yang sifatnya obyektif
3) Ranah psikomotorik (tindak) dengan bobot 20% dengan acuan pada prilaku
peserta, misal apakah dia mau membantu orang lain atau tidak dan lain
sebagainya.

Teknik Penilaian
Untuk menilai peserta LK I sehingga dapat ditentukan kelulusannya adalah
berdasarkan akumulasi nilai dari semua ranah. Semua penilaian menggunakan
penilaian kuantitatif. Standar nilai menggunakan angka 0 – 100.

Penilaian Afektif
Penilaian afektif harus dikonversi dari nilai yang sifatnya kualitatif menjadi
kuantitatif dengan cara memberikan nilai 100 kepada semua peserta di awal
training. Penilaian tidak mungkin bertambah tetapi akan berkurang jika terjadi
pelanggaran interval 5, bobotnya tergantung besarnya kesalahan yang dilakukan,
misal terlambat akan berbeda bobotnya dengan tidak hadir dalam satu session.

Penilaian Kognitif
Penilaian kognitif dilakukan dengan mengakumulasikan jumlah nilai-nilai test dan
tugas yang sifatnya obyektif, dan diambil nilai rata-ratanya.

Penilaian Psikomotorik
Hampir sama dengan afektif, maka nilai psikomotorik harus dikonversi menjadi
kuantitatif, caranya adalah memberikan nilai 50 kepada semua peserta di awal
training, dan mengalami penambahan dengan interval 5, jika peserta melakukan
hal-hal baik secara sadar.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 82

Penilaian Akhir
Nilai akhir adalah nilai akumulasi seluruh ranah. Untuk penilaian akhir ini
menggunakan rumus :

NA = ((N afektif x 50%) + (N rata-rata kognitif x 30%) + (N psikomotorik x 20%))

Contoh :
Misalkan si Ontohod mendapatkan nilai rata-rata test dan tugas sebesar 75, dan
beberapa kali melakukan kesalahan sehingga mendapat pinalti sebesar 30,
namun ia juga banyak membantu orang lain dan banyak berbuat baik sehingga
dia diberi tambahan nilai untuk perbuatan sebanyak 35.

Akumulasi nilai untuk Ontohod adalah :


Nilai afektif = (100 – 30) = 70
Nilai rata-rata kognitif = 75
Nilai psikomotorik = (50 + 35) = 85

Maka nilai akhirnya adalah :

NA = (70 x 50%) + (75 x 30%) + (85 x 20%)


NA = 35 + 22,5 + 17
NA = 74,5

Peserta dapat dinyatakan lulus apabila memiliki NA ≥ 60

Sumber : Supriadi, S.Ag.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CONTOH MODUL
LATIHAN KADER I
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

BAKORNAS LPL
PENGURUS BESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
2003 – 2005
Panduan Latihan Kader I - 84

PENGANTAR
Modul merupakan panduan yang sangat teknis dalam pelaksanaan training,
modul ini ditujukan untuk pegangan bagi para pemandu, dan instruktur. Dalam
modul ini akan diurai tentang rencana pemberian materi dalam suatu training.
Modul ini dikhususkan bagi Latihan Kader I.

Ini merupakan contoh saja, dan sangat dimungkinkan bagi pengelola training
untuk mengembangkan modul ini atau bahkan tidak memakainya sama sekali.
Pada dasarnya modul yang baik adalah kertas kosong, maksudnya modul harus
selalu berkembang dari training ke training, dan diisi dengan berbagai
pengalaman dalam mengelola training dan evaluasi terhadapnya, sehingga
modul tidak baku, tetapi selalu mengalami perbaikan.

Dalam modul ini akan disampaikan session design pemberian materi-materi LK I


dilengkapi dengan alat dan bahan yang diperlukan dalam pemberian materi
tersebut. Istilah session design ini mungkin di tempat tertentu berbeda
istilahnya, misalkan ada yang mengistilahkan teaching plan, tapi itu tidak jadi
masalah, yang jelas isinya adalah rencana penyampaian materi secara teknis.
Jadi modul ini berkaitan erat dengan metode penyampaian suatu materi pada
peserta. Content materi mengacu pada silabus dan materi terurai dalam
panduan Latihan Kader I yang telah ditetapkan.

Sekali lagi, ini hanya merupakan contoh, dengan demikian para pengelola
training diharapkan mampu membuat modul masing-masing yang sesuai dengan
kearifan lokal, sehingga tujuan Latihan Kader I dapat maksimal.

SESSION DESIGN
1) Materi Perkenalan dan Orientasi Latihan

Tujuan :
Peserta dapat memahami maksud dan tujuan Latihan Kader I, serta dapat
membangun suasana training yang kondusif.

Target :
1. Peserta mampu menjelaskan maksud dan tujuan serta sistem pengelolaan
Latihan Kader I
2. Peserta kenal dengan sesama peserta dan pengelola
3. Peserta dapat menjalankan aturan training dengan kesadaran

Indikator Keberhasilan :
1. Peserta dapat menyebutkan tujuan Latihan Kader I
2. Peserta hafal seluruh nama pemandu dan peserta lain
3. Peserta dapat membuat aturan main training

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 85

Alat dan bahan :


1. Overhead Projector (OHP)
2. Spidol (permanen)
3. Kertas Plano
4. Karton berwarna yang dibentuk tertentu
5. Selotip dan double tip
6. Plastik Transparan
7. Name Tag Peserta

Uraian kegiatan :

No. Kegiatan Metode Media Waktu


1. Fasilitator berkenalan dengan Round Robin Game Rantai 10’
peserta, dan memperkenalkan Nama
tim pemandu
2. Fasilitator memfasilitasi - Game Mana 35’
perkenalan antar peserta Jodohku ?
3. Fasilitator menerangkan Presentasi Panduan 15’
maksud dan tujuan training, Latihan Kader
dan sistem training yang
dilakukan
4. Fasilitator memfasilitasi - Game Metis 15’
penyusunan harapan dan Yuk !
“ketakutan” peserta
5. Fasilitator membahas harapan Brainstorming Harapan dan 40’
dan “ketakutan” peserta, dan “ketakutan”
mengolah menjadi aturan main peserta
6. Fasilitator menutup sesi - - 5’
TOTAL WAKTU 120’

2) Materi Sejarah Perjuangan HMI

Tujuan :
Peserta dapat memahami sejarah dan dinamika perjuangan HMI

Tujuan Pembelajaran Khusus:


1 . Peserta dapat menjelaskan latar belakang berdirinya HMI.
2. Peserta dapat menjelaskan gagasan dan visi pendiri HMI.
3. Peserta dapat mengklafisikasikan fase-fase perjuangan HMI.

Indikator Keberhasilan :
1. Peserta dapat mendefinisikan ilmu sejarah dan manfaatnya
2. Peserta dapat menyebutkan kondisi yang menjadi latar belakang berdirinya
HMI
3. Peserta dapat menyebutkan komitmen HMI
4. Peserta dapat menyebutkan peran HMI setiap fase

Alat dan bahan :


1. Overhead Projector (OHP)
2. Spidol (permanen)

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 86

3. Kertas Plano
4. Selotip dan double tip
5. Plastik Transparan

Uraian kegiatan :

No. Kegiatan Metode Media Waktu


1. Pemandu memperkenalkan - - 5’
fasilitator, selanjutnya forum
diserahkan kepada fasilitator
2. Fasilitator berkenalan dengan Round Robin - 5’
peserta
3. Fasilitator menggali Brainstorming Materi terurai 35’
pemahaman peserta dan
mengenai pengertian, Presentasi
manfaat, dan kegunaan ilmu
sejarah
4. Fasilitator menggali Brainstorming Materi terurai 45’
pemahaman peserta dan
mengenai masyarakat Arab Presentasi
pra Islam dan periode
kenabian Muhammad
5. Fasilitator menggali Brainstorming Materi terurai 50’
pemahaman peserta dan
mengenai kondisi Islam dunia Presentasi
dan Indonesia
6. Fasilitator menggali Brainstorming Ceramah (10’)
pemahaman peserta 35’
mengenai perguruan tinggi
dan mahasiswa Islam, sekitar
HMI berdiri
7. Fasilitator menggali Presentasi Ceramah 45’
pemahaman peserta dan
mengenai sosok Lafran Pane Barinstorming
8. Fasilitator menggali Disko Materi terurai (15’)
pemahaman peserta 30’
mengenai gagasan
pembaharuan pemikiran Islam
dan visi perjuangan HMI
9. Fasilitator menggali Disko Ceramah (15’)
pemahaman peserta 40’
mengenai komitmen
keislaman dan kebangsaan
HMI
10. Fasilitator menggali Disko Materi terurai (30’)
pemahaman peserta 60’
mengenai fase-fase
perjuangan HMI
11. Fasilitator memfasilitasi Round Robin - 20’
perumusan kesimpulan materi

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 87

No. Kegiatan Metode Media Waktu


12. Fasilitator menutup sesi, dan - - 5’
mengembalikan pada
pemandu
13. Pemandu melakukan Round Robin - 30’
penajaman pemahaman
peserta
14. Pemandu menutup sesi - - 5’
TOTAL WAKTU 480’

3) Materi Konstitusi HMI

Tujuan :
Peserta dapat Memahami ruang lingkup konstitusi

Target :
1. Peserta dapat menjelaskan ruang lingkup konstitusi HMI dan hubungannya
dengan pedoman pokok organisasi lainnya.
2. Peserta dapat mempedomani konstitusi HMI dan pedoman-pedoman pokok
organisasi dalam kehidupan berorganisasi.

Indikator Keberhasilan :
1. Peserta dapat mendefinisikan konstitusi dan menyebutkan kedudukan
konstitusi
2. Peserta dapat menyebutkan pedoman-pedoman yang ada di HMI
3. Peserta dapat menyebutkan hak dan kewajibannya sebagai anggota HMI
4. Peserta dapat menggambarkan struktur organisasi HMI
5. Peserta mematuhi tata tertib LK I
6. Peserta disiplin

Alat dan bahan :


1. Overhead Projector (OHP)
2. Spidol (permanen)
3. Kertas Plano
4. Selotip dan double tip
5. Plastik Transparan

Uraian kegiatan :

No. Kegiatan Metode Media Waktu


1. Pemandu memperkenalkan - - 5’
fasilitator, selanjutnya forum
diserahkan kepada fasilitator
2. Fasilitator berkenalan dengan Round Robin - 5’
peserta
3. Fasilitator memancing harapan Round Robin - 15’
peserta terhadap materi dan
mengaitkan dengan target
materi

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 88

No. Kegiatan Metode Media Waktu


4. Fasilitator menggali Brainstorming Game Tulis 30’
pemahaman peserta Binatang apa
mengenai ilmu hukum ya ?
5. Fasilitator memfasilitasi Disko Mukadimah 90’
pemahaman peserta tentang AD HMI dan
mukadimah AD HMI dan memori
makana HMI sebagai penjelasan
organisasi bersaskan Islam asas
6. Fasilitator menggali Disko, studi Bahan 90’
pemahaman peserta tentang kasus bacaan
AD/ART HMI (masalah
keanggotaan dan struktur
organisasi)
7. Fasilitator menggali BrainstormingCeramah dan 60’
pemahaman peserta Pedoman
mengenai sistem perkaderan Perkaderan
HMI HMI
8. Fasilitator menggali Ceramah dan Pedoman 120’
pemahaman peserta Tanya jawab Dasar
mengenai KOHATI dan KOHATI dan
Gerakan Perempuan Progja
KOHATI
9. Fasilitator menggali Ceramah dan Pedoman dan 90’
pemahaman peserta tentang Tanya jawab Progja
lembaga kekaryaan Lembaga
Kekaryaan
10. Fasilitator menyampaikan Presentasi Pedoman 10’
materi tentang atribut atribut HMI
organisasi
11. Fasilitator menyosialisasikan Presentasi GPPO dan 15’
GPPO dan PKN PKN
12. Fasilitator menutup sesi, dan - - 5’
mengembalikan pada
pemandu
13. Pemandu melakukan Brainstorming - 60’
penajaman pemahaman
peserta dan merangkai
hubungan antara konstitusi
dan pedoman lain
14. Pemandu menutup sesi - - 5’
TOTAL WAKTU 600’

4) Materi Nilai Dasar Perjuangan

Tujuan :
Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan NDP serta
subtansi materi secara garis besar dalam organisasi.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 89

Target :
1. Peserta dapat menjelaskan sejarah perumusan NDP dan kedudukannya
dalam organisasi
2. Peserta dapat menjelaskan hakikat sebuah kehidupan
3. Peserta dapat menjelaskan hakikat kebenaran
4. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan alam semesta
5. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan manusia
6. Peserta dapat menjelaskan hakikat masyarakat
7. Peserta dapat menjelaskan hubungan antara iman, ilmu dan amal

Indikator Keberhasilan :
1. Peserta mampu bercerita tentang perumusan NDP
2. Peserta mampu menggambarkan kedudukan NDP dalam organisasi
3. Peserta bisa menyebutkan esensi syahadat
4. Peserta bisa menyebutkan ayat-ayat yang berhubungan dengan penciptaan
manusia dan alam semesta
5. Peserta bisa menghormati, dan membantu orang lain
6. Peserta bisa memecahkan teka-teki studi kasus

Alat dan bahan :


1. Overhead Projector (OHP)
2. Spidol (permanen)
3. Kertas Plano
4. Selotip dan double tip
5. Plastik Transparan
6. Televisi
7. VCD
8. CD Harun Yahya

Uraian kegiatan :

No. Kegiatan Metode Media Waktu


1. Pemandu memperkenalkan - - 5’
fasilitator, selanjutnya forum
diserahkan kepada fasilitator
2. Fasilitator berkenalan dengan Round Robin - 5’
peserta
3. Fasilitator menceritakan Presentasi - 40’
sejarah NDP dan dan Tanya
pengalamannya dalam melihat jawab
NDP, serta kedudukan NDP
dalam organisasi
4. Fasilitator menggali Brainstorming Film Harun 120’
pemahaman peserta Yahya
mengenai hakekat hidup
5. Fasilitator menggali Disko, dan Bahan 180’
pemahaman peserta brainstorming bacaan
mengenai hakikat kebenaran Manusia,
Tuhan,
Agama, dan
Kepercayaan

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 90

No. Kegiatan Metode Media Waktu


6. Fasilitator menggali Brainstorming Ayat-ayat 60’
pemahaman peserta tentang yang
hakikat penciptaan alam berhubungan
semesta dengan alam
semesta dan
Teori Sains
yang
berhubungan
7. Fasilitator menggali Disko dan Bahan 150’
pemahaman peserta brainstorming bacaan Ada
mengenai hakikat penciptaan apa dengan
manusia manusia, dan
Maha adil
atau maha
kuasa
8. Fasilitator menggali Disko dan Game 150’
pemahaman peserta Brainstorming Gambar
mengenai hakikat masyarakat binatang dan
Sosiodrama
Raja yang adil
dan bijaksini
9. Fasilitator menggali Brainstorming Game Teka- 60’
pemahaman peserta tentang teki
hakikat ilmu
10. Fasilitator menutup sesi, dan - - 5’
mengembalikan pada
pemandu
11. Pemandu melakukan Brainstorming - 60’
penajaman pemahaman
peserta dan merangkai
hubungan antara iman, ilmu,
dan amal
12. Pemandu menutup sesi - - 5’
TOTAL WAKTU 840’

5) Materi Mission HMI

Tujuan :
Peserta dapat memahami missi HMI dan hubungannya dengan status, sifat,
asas, tujuan, fungsi dan peran organisasi HMI secara intergral.

Target :
1. Peserta dapat menjelaskan fungsi dan peranannya sebagai mahasiswa
2. Peserta dapat menjelaskan tafsir tujuan HMI
3. Peserta dapat menjelaskan hakikat fungsi dan peran HMI
4. Peserta dapat menjelaskan hubungan Status, Sifat, Asas, Tujuan, Fungsi dan
Peran HMI secara integral

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 91

Indikator Keberhasilan :
1. Peserta bisa mendefinisikan arti mahasiswa secara umum
2. Peserta hafal tujuan HMI
3. Peserta hafal 9 pasal pertama AD HMI

Alat dan bahan :


1. Overhead Projector (OHP)
2. Spidol (permanen)
3. Kertas Plano
4. Selotip dan double tip
5. Plastik Transparan

Uraian kegiatan :

No. Kegiatan Metode Media Waktu


1. Pemandu memperkenalkan - - 5’
fasilitator, selanjutnya forum
diserahkan kepada fasilitator
2. Fasilitator berkenalan dengan Round Robin - 5’
peserta
3. Fasilitator menggali Brainstorming Kliping Koran 60’
pemahaman peserta tentang
mengenai dunia Gerakan
kemahasiswaan Mahasiswa
98 – kini
4. Fasilitator menggali Brainstorming Tafsir 120’
pemahaman peserta independensi
mengenai makna keberadaan HMI dan
HMI pasal 3 AD
HMI, serta
memori
penjelasan
asas
5. Fasilitator menggali Disko Tafsir tujuan 160’
pemahaman peserta HMI
mengenai tujuan HMI
6. Fasilitator menggali Brainstorming Pasal 8 dan 9 60’
pemahaman peserta tentang AD HMI
fungsi dan peran HMI
7. Fasilitator menutup sesi, dan - - 5’
mengembalikan pada
pemandu
8. Pemandu melakukan Brainstorming - 60’
penajaman pemahaman
peserta dan merangkai
hubungan antara status, sifat,
asas. Tujuan, fungsi, dan
peran HMI
9. Pemandu menutup sesi - - 5’
TOTAL WAKTU 480’

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 92

6) Materi Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi

Tujuan :
Peserta dapat memahami pengertian, dasar-dasar, sifat dan fungsi
kepemimpinan, manajemen dan organisasi.

Target :
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian, dasar-dasar sifat serta fungsi
kepemimpinan
2. Peserta mampu menjelaskan pentingnya fungsi kepemimpinan dan
manajemen dalam organisasi
3. Peserta dapat menjelaskan dan mengapresiasikan kharakteristik
kepemimpinan dalam Islam

Indikator Keberhasilan :
1. Peserta bisa mendefinisikan arti kepemimpinan, manejemen, dan organisasi
2. Peserta bisa menyebutkan karakter kepemimpinan Islam

Alat dan bahan :


1. Overhead Projector (OHP)
2. Spidol (permanen)
3. Kertas Plano
4. Selotip dan double tip
5. Plastik Transparan
6. Karton

Uraian kegiatan :

No. Kegiatan Metode Media Waktu


1. Pemandu memperkenalkan - - 5’
fasilitator, selanjutnya forum
diserahkan kepada fasilitator
2. Fasilitator berkenalan dengan Round Robin - 5’
peserta
3. Fasilitator menggali Brainstorming Bahan 60’
pemahaman peserta bacaan
mengenai kepemimpinan Kongres
Organ Tubuh
4. Fasilitator menggali Brainstorming - 40’
pemahaman peserta
mengenai manajemen
5. Fasilitator menggali Disko Game 60’
pemahaman peserta Menyeberang
mengenai organisasi Sungai
6. Fasilitator menggali Brainstorming Kisah Rasul 60’
pemahaman peserta tentang
kepemimpinan dalam Islam

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 93

No. Kegiatan Metode Media Waktu


7. Fasilitator menugaskan Disko - 180’
peserta untuk membuat
konsep organisasi non-HMI
yang dapat membawa misi
HMI, manajemen yang
dilakukan, dan kriteria
pemimpinnya
8. Fasilitator menutup sesi, dan - - 5’
mengembalikan pada
pemandu
9. Pemandu melakukan Brainstorming - 60’
penajaman pemahaman
peserta dan merangkai
hubungan antara status, sifat,
asas. Tujuan, fungsi, dan
peran HMI
10. Pemandu menutup sesi - - 5’
TOTAL WAKTU 480’

7) Materi Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut

Tujuan :
Evaluasi komprehensif terhadap peserta.

Target :
1. Peserta mampu memahami materi Latihan Kader I
2. Peserta mampu membuat rencana tindak lanjut pasca LK I

Indikator Keberhasilan :
1. Peserta dapat menjawab permasalahan yang diajukan pemandu
2. Peserta siap untuk ber-HMI

Alat dan bahan :


1. Overhead Projector (OHP)
2. Spidol (permanen)
3. Kertas Plano
4. Karton berwarna yang dibentuk tertentu
5. Selotip dan double tip
6. Plastik Transparan

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 94

Uraian kegiatan :

No. Kegiatan Metode Media Waktu


1. Fasilitator menjelaskan Presentasi - 15’
maksud dan tujuan sesi
2. Fasilitator melakukan Tanya jawab - 30’
penajaman keseluruhan materi
secara kompreshensif
3. Fasilitator memberikan post - Soal post test 30’
test
4. Fasilitator memfasilitasi Brainstorming Game Metis 40’
penyusunan rencana tindak Yuk !
lanjut
6. Fasilitator menutup sesi - - 5’
TOTAL WAKTU 120’

PENUTUP
Sesion Design merupakan langkah-langkah umum yang dilakukan oleh fasilitator
dalam mengelola dan menyampaikan materi di forum. Ini dilakukan agar
penyampaian materi tetap pada koridor dan target-target yang diharapkan dalam
Latihan Kader I.

Untuk membangun suasana yang menyenangkan dan tidak menjenuhkan, dalam


pelaksanaannya dapat diselingi dengan Ice Breaking atau energizer dan lagu-
lagu yang dapat memacu semangat.

Dengan kata lain keberhasilan pengelolaan training sangat tergantung pada


pemandu dan fasilitator dalam mengelola training, sehingga kreatifitas yang
tinggi mutlak diperlukan dalam pelaksanaan modul ini.

Sekali lagi, sekedar mengingatkan, modul yang baik adalah kertas kosong,
sehingga pertrainingan tidak pernah statis, tetapi akan terus berkembang secara
dinamis menuju perbaikan.

Aku dengar; Aku lupa


Aku lihat; Aku ingat
Aku lakukan; Aku paham

Yakin Usaha Sampai

Billahittaifiq wal hidayah

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 95

Daftar Istilah Dalam Modul


Round Robin : meminta peserta atau yang akan menyampaikan sesuatu
secara bergiliran
Presentasi : memberikan penjelasan atas sesuatu dengan menggunakan
media presentasi
Brainstorming : urun rembug; memberikan peluang kepada semua peserta
untuk memberikan pendapat tanpa diurut/bergiliran
Disko : diskusi kelompok; membagi peserta ke dalam beberapa
kelompok untuk membahas masalah tertentu, selanjutnya
diadakan pembahasan oleh seluruh peserta
Studi kasus : memberikan masalah yang diasumsikan terjadi untuk dibahas
oleh peserta
Ceramah : penyampaian materi satu arah
Tanya jawab : melontarkan pertanyaan pada peserta atau memberikan
kesempatan pada peserta untuk bertanya
Buzz Group : metode pembahasan masalah perkelompok secara interaktif

Dan masih banyak istilah lain yang bisa dipakai, namun ini hanya menjelaskan
apa-apa yang diistilahkan dalam modul.

Daftar Media Dalam Modul


Game Rantai Nama :
Sebuah game untuk perkenalan, caranya yaitu menyebutkan nama dan identitas
lain secara bergiliran, namun orang berikutnya sebelum memperkenalkan dirinya
terlebih dahulu mengulang nama orang-orang yang telah memperkenalkan
terlebih dahulu.

Game Mana Jodohku ? :


Sebuah game untuk perkenalan, caranya yaitu menaburkan name tag peserta,
dan peserta mengambilnya secara acak dalam waktu cepat, kemudian setelah
semua peserta mendapatkan name tag, maka mereka harus mencari orang yang
namanya tertera dalam name tag yang ia peroleh, dan memberikan pada yang
bersangkutan. Selanjutnya mereka menggali informasi identitas dari orang
tersebut. Langkah selanjutnya adalah memperkenalkan pada forum dengan cara
yang menemukan name tag menyampaikan identitas yang bersangkutan secara
oral, namun tanpa ekspresi sedangkan yang bersangkutan melakukan gerakan
seakan dia yang berbicara.

Game Metis Yuk ! :


Nama Metis adalah nama lain dari ngerujak ulek. Permainan ini adalah
membagikan karton-karton yang telah dibentuk menjadi buah-buahan dan bahan
rujak serta peralatan ngerujak (peralatan rujak : ulekan dan cowet atau cobek,
dan tempat buah). Peralatan rujak digambar secara besar dan ditempel di
depan, buah-buahan dan bahan dibagikan kepada peserta untuk ditulisi sesuatu.
Kemudian buah-buahan ditempelkan pada tempat buah, dan bahan bumbu
ditempelkan pada cowet dan ulekan.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 96

Game Tulis Binatang Apa Ya ? :


Permainannya adalah dengan cara menginstruksikan peserta untuk memilih
nama binatang tertentu yang sifatnya dirahasiakan dan ditulis dalam kertas kecil
dan diberikan pada fasilitator. Syaratnya nama binatang itu jumlah hurufnya
ditentukan oleh fasilitator, pemilihan jumlah huruf sesuaikan dengan jumlah
peserta, atau bisa-bisanya aja lo lah. Selanjutnya fasilitator memberikan satu
kertas yang berisi kotak-kotak kosong sesuai dengan jumlah huruf yang
ditentukan, dan masing-masing peserta hanya menuliskan satu huruf nama
binatangnya dalam kertas itu sesuai dengan posisinya secara bergiliran. Mirip
dengan Game Gambar Binatang Apa ? bedanya peserta disuruh menggambar
masing-masing satu garis (kalo di sini satu huruf)

Game Menyeberang Sungai :


Permainan ini pada dasarnya adalah perlombaan untuk melewati jarak tertentu
secara perkelompok dan perorangan dengan menggunakan media tertentu
(dalam modul menggunakan karton). Permainannya adalah peserta melewati
jarak tertentu itu dengan menginjak karton dan satu karton maksimal boleh
diinjak oleh 2 orang. Masing-masing peserta yang berkelompok diberikan satu
karton, dan yang perorangan diberikan 2 karton. Dalam permainan ini
perorangan dan perkelompok tidak dipisahkan, karena justru yang diinginkan
adalah perbandingan antara sendiri dan berkelompok.

Semua game dapat diubah sesuai kebutuhan dan dapat dikembangkan ataupun
dapat dibuat game lain yang lebih tepat. Pada dasarnya game berfungsi untuk
menstimulan pembahasan tertentu, atau dapat digunakan untuk menghilangkan
kejenuhan.

Bahan Bacaan :
Bahan bacaan adalah bahan yang diberikan kepada peserta yang isinya materi
atau studi kasus atau hal lain yang dapat didiskusikan berkaitan dengan materi.

CONTOH STUDI KASUS


MATERI KONSTITUSI HMI

Si Petak mahasiswa yang rajin kuliah sehingga gak sempet mikirin buat
berorganisasi intra apalagi ekstra. Tak terasa Petak telah mulai menyusun
skripsi, ternyata waktu menyusun skripsi banyak godaannya, abis kalo gak garap
skripsi dia hanya bisa ngelamun, beda dengan temannya, Si Epri yang aktivis
organisasi, gak hanya intra, ekstra juga dia aktif, jadi otomatis gak ada waktu
luang buat ngelamun, cewek aja gak sempet kepikiran kok. Akhirnya Si Petak
nanyain ama Epri apa aja sih kok kayaknya gak pernah gak ada aktifitas, kayak
asyik banget dech. Epri yang aktifis ini cuap-cuap lah mengenai keuntungan
berorganisasi ampe-ampe Petak terbengong-bengong. Rupanya Epri itu aktifis
HMI dan pernah berkeliling Indonesia gratis gara-gara aktifitasnya itu. Tentu aja
Petak jadi kepengen kayak si Epri (padahal mah banyak busanya).

Epri menyarankan agar Petak ikut Maperca. Seminggu kemudian kebetulan ada
Maperca HMI, maka Petak pun ikut. Sebulan setelah ikut Maperca Petak sidang
skripsi dan lulus, selanjutnya wisuda. Karena tertarik dengan aktivitas di HMI
ketika ada LK I (dua bulan setelah wisuda), Petak pun ikut LK I dan akhirnya
menjadi anggota biasa HMI. Perjalanan karirnya cukup pesat, maklum udah
sarjana, ketika ada RAK ia pun terpilih menjadi ketua umum komisariat.
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 97

Dalam perjalanannya ada suatu masalah khususnya mengenai suksesi BEM di


kampus atau bahasanya urusan PTKP-lah. Dalam pertemuan internal
komisariat-komisariat yang ada di lingkungan kampus tersebut, disepakati bahwa
HMI tidak akan memunculkan kadernya sebagai Top Leader di kampus, dan
akan memberikan sanksi pada kader yang memaksakan diri. Namun pada
perjalanannya, DH anggota komisariatnya Petak yang kebetulan dia juga
menjabat sebagai Ketua bidang PPD HMI cabang, memaksakan diri
mencalonkan menjadi Presiden BEM dan berhasil menduduki posisi itu. Tentu
saja kondisi ini membuat heboh komisariat-komisariat yang ada di kampus
tersebut. Akhirnya akibat dari kesepakatan yang telah dibuat, Petak memberikan
sanksi pada DH dengan mengusulkan pencabutan status keanggotaan kepada
cabang dengan dasar telah melanggar ketentuan HMI yang dituangkan pada
kesepakatan antar komisariat.

Pada saat bersamaan komisariat U di kampus yang berbasis keagamaan di


cabang tersebut juga ada yang mengusulkan pemecatan anggotanya, NH yang
dianggap telah mencemarkan nama baik HMI, karena dia ditenggarai telah
menggelapkan uang BEM Fakultas dimana ia menjadi gubernurnya, namun pada
proses internal kampus hal itu tidak dapat dibuktikan.

Akhirnya kasus-kasus pengusulan komisariat dibahas pada pleno cabang yang


kebetulan dilaksanakan tak jauh dari situ. Menyikapi kasus tersebut, cabang
menolak pemecatan DH yang kebetulan kabid cabang, dengan alasan
kesepakatan komisariat salah, karena tidak mendorong kehidupan kampus yang
baik, dan kesepakatan itu bukan merupakan suatu aturan di HMI, sedangkan
untuk kasus NH, cabang melakukan pemecatan.

Selesai pleno tak menyelesaikan kemelut di komisariatnya Petak, komisariat


Petak berketetapan untuk tidak mengakui DH sebagai anggotanya, DH pun
melakukan intrik dengan menggunakan institusi cabang untuk memecat Shinta,
sekretaris umum Petak yang pernah menolak cinta DH, dengan alasan tidak
menjalankan kewajiban sebagai anggota HMI yaitu berpartisipasi dalam kegiatan
HMI, karena kebetulan yang bersangkutan sejak dilantik jadi sekum melakukan
penelitian di luar kota dan belum kembali. Akhirnya cabang mencabut
keanggotaan Shinta dalam rapat harian.

Untuk melegalisasi keputusan cabang, maka dalam konferensi cabang ada


beberapa bagian dalam ART HMI yang diubah. Konflik makin meruncing, Petak
yang pada dasarnya bukan mahasiswa aktifis, tidak kuat menanggulangi
masalah tersebut, dan memilih untuk bekerja dan kebetulan keterima sebagai
PNS. Melihat itu cabang melakukan pemecatan terhadap Petak dengan alasan
rangkap jabatan. Petak gak terima, ia banding ke konferensi tahun berikutnya,
dan karena kekuatan politik dia lemah semenjak ia tidak lagi menjadi ketua
umum komisariat, maka konferensi mengukuhkan pemecatan Petak. Tidak
terima dengan keputusan konferensi, Petak pun banding ke kongres, dan sampai
sekarang masalah ini terkatung-katung, karena menunggu keputusan di kongres
XXV.

Cerita di atas murni fiktif, hanya sekedar buat studi kasus, fasilitator dapat
memulai diskusi dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengcover masalah
keanggotaan dan struktur organisasi, misal bisakah Petak ikut LK I ? dan
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 98

tepatkah keputusan cabang untuk memecat NH, Shinta, dan Petak ? dan
Tepatkah cabang untuk tidak memecat DH ? bisakah konferensi mengubah ART
HMI ? atau pertanyaan lain. Jawaban harus didasarkan pada konstitusi HMI dan
pedoman lainnya.

CONTOH BAHAN BACAAN NDP

MANUSIA, TUHAN, AGAMA, DAN KEPERCAYAAN

Kimung merenung sambil sesekali membaca


Bahan Diskusi surat dari Santy kekasihnya. “Mas, kita tidak
Part - 1 mungkin melanjutkan hubungan ini, karena
perbedaan kita terlalu prinsip dan tak mungkin
dipersatukan. Hubungan kita selama ini anggap saja mimpi yang
indah, apa yang sudah terjadi biarlah menjadi kenangan, aku rela kok
Mas, aku sangat senang telah menyerahkan semuanya untukmu. Tapi
Mas, kenapa kita harus berbeda keyakinan? Ataukah Tuhan sengaja
membeda-bedakan umat-Nya, bukankah Tuhan kita sama? Ah….. tapi
biarlah semua berlalu. Mas lupakan saja aku, sebaliknya aku pun akan
mencobanya walaupun sulit”. Penggalan surat Santy berulang kali
dibacanya. Kimung tak mengerti, mengapa hubungannya dengan
Santy harus berakhir dengan cepat hanya gara-gara perbedaan
agama. Bukankah semua agama bersumber dari Tuhan dan
mengajarkan kebaikan, serta merupakan pedoman hidup manusia
untuk mencapai kesejahteraan. Kimung tak habis pikir kenapa justru
karena agama banyak orang bermusuhan, tak memperbolehkan
membangun keluarga yang beda agama, dan lain sebagainya yang
menurut Kimung tidak pernah diajarkan dalam agama apapun, Kimung
yakin bahwa agama tidak menyuruh untuk bermusuhan antar
manusia.

Cerita Kimung mungkin merupakan cerita sekian juta orang di dunia


ini, cerita kita semua. Sejak jaman dahulu manusia selalu memiliki
satu kepercayaan yang dianggapnya benar, dengan kepercayaannya
itu, seorang manusia mampu berbuat apa saja, tanpa merasa bersalah
sedikitpun. Masih teringat di kepala ketika seorang terdakwa divonis
mati akibat melakukan pengeboman, hanya tersenyum tanpa ada
penyesalan sedikitpun, bahkan ia merasa senang karena justru dengan
itu ia merasa telah melakukan suatu tindakan yang benar. Itulah
hebatnya pengaruh suatu kepercayaan. Apalagi hanya sekedar
masalah pernikahan seperti kasus Kimung, melakukan pembunuhan
saja jika dilandasi oleh suatu keyakinan bahwa itu benar, maka setiap
orang dengan senang hati melakukannya, walaupun itu jelas merusak
peradaban dunia.

Kepercayaan itu biasanya diwujudkan dalam agama atau aliran


kepercayaan. Agama diyakini oleh setiap orang yang memeluknya
sebagai sumber kebenaran yang mutlak, karena ia dianggap berasal

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 99

dari Tuhan, pencipta alam semesta. Sebagai sumber kebenaran,


agama diyakini akan membawa manusia pada kedamaian dan
kesejahteraan, jika dijalankan seutuhnya. Namun di sisi lain dengan
banyaknya agama yang muncul di muka bumi mengakibatkan
terjadinya permusuhan dan pertentangan yang diakibatkan oleh ajaran
agama. Setiap pemeluk agama yakin bahwa hanya agamanyalah yang
benar, sedangkan agama yang lain adalah salah. Hal inilah yang
kemudian mengakibatkan klaim kebenaran yang berujung pada
perselisihan. Pada fase ini menjadi pertanyaan besar tentang
keberadaan agama, masih relevankah agama untuk mencapai
kedamaian dan kesejahteraan, sedangkan realitasnya dengan agama
justru menghancurkan peradaban dunia.

Untuk membahas kedudukan agama dalam kehidupan manusia,


agama harus didudukan secara obyektif. Permasalahan yang biasanya
terjadi yaitu adanya standar ganda terhadap agama, maksudnya
adalah pertama, seseorang akan menganggap bahwa hanya
agamanyalah yang benar, tanpa mau melihat agama yang lain, kedua,
setiap agama itu mengajarkan kebaikan dan bersumber dari Tuhan.
Dengan standar itu maka agama tidak akan pernah sejajar dan
obyektif, padahal keobyektifan mutlak diperlukan untuk mendudukan
agama secara benar. Oleh karena itu untuk mendudukan agama pada
posisi sebenarnya harus dimulai dengan menghilangkan standar ganda
dan mendudukan setiap agama pada posisi yang sama.

Dengan penilaian yang obyektif maka akan didapat jawaban mengenai


relevansi agama bagi kehidupan manusia, apakah masih diperlukan
atau tidak untuk mencapai perdamaian dan kesejahteraan umat
manusia. Selain itu akan didapatkan hakekat Tuhan menurunkan
agama, atau apakah agama hanya buatan manusia untuk meninggikan
eksistensi dirinya dengan mengatasnamakan Tuhan. Terlepas dari
dialektika masalah itu, dapat diketahui ternyata setiap agama
mengajarkan kebaikan. Pertentangan dan perselisihan antar umat
beragama yang terjadi bersumberkan dari pemahaman keagamaan
yang sempit, yang justru mengebiri nilai-nilai keagamaan itu sendiri.

ADA APA DENGAN MANUSIA ?

Sore itu mendung menggelantung pekat,


Bahan Diskusi hujan sebentar lagi akan diguyurkan dari
Part - 2 langit dengan deras. Kilat sesekali diiringi
dengan bunyi guntur yang menggelegar
menggidikkan hati. Suasana demikian mencekam. Benarlah tak
selang lima belas menit hujan mengguyur bumi dengan derasnya,
diiringi kilat dan guntur yang sambar menyambar. Tak ada
seorangpun yang berani keluar, jalan-jalan sepi dari kendaraan, hanya
sesekali saja kendaraan lewat dengan cepat meninggalkan percikan air
seakan enggan berlama-lama dalam derasnya hujan. Binatangpun
memilih untuk diam di sarangnya masing-masing.
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 100

Namun di ruang depan sebuah rumah yang sederhana, tetapi sangat


asri suasana mencekam tidak terasa sama sekali. Rumah itu dihiasi
dengan gelak tawa, sesekali terdengar keributan kecil. Tiga orang
sahabat kental Shinta, Lingga, dan Ade sedang berdiskusi tentang
masalah hidup dan kehidupan. Mereka bersahabat sejak kecil, ke
mana-mana selalu bersama, tapi gak kayak biji lho, soalnya betiga
sich. Meskipun demikian dalam hal agama mereka punya pandangan
yang cukup berbeda, masalah inilah yang sedang mereka diskusikan
sore itu.

“Kalo menurut gue sih, kita sebagai manusia punya tugas buat
mengabdi pada Allah SWT, jadi gak perlu lah kita urusin urusan
duniawi “ kata Lingga yang telah berjilbab sejak kelas 3 SD itu. “Ntar
dulu Ga, emang bener hidup ini untuk beribadah pada Allah, tapi kan
gak berarti hal-hal yang berhubungan dengan duniawi itu harus
ditinggalin” tukas Shinta (ia belum berniat untuk berjilbab, abis
menurut dia jilbabin dulu hati, baru jilbab fisik, ia paling sebel ama
cewek pake jilbab, tapi kelakuan minus banget, ih….. ngerusak agama
aja kata dia). “Iya, hidup ini kan hanya sekali, maka nikmatilah” timpal
Ade.

“Ya terserah kamu orang mo bilang apa, yang jelas menurut gue
paling penting dalam hidup ini adalah ibadah, dan itu udah jadi prinsip
gue untuk selanjutnya” kata Lingga. “Ga pemahaman lo tentang
ibadah gimana sih ?” tanya Ade. “Ibadah ? Masa lo masih nanya sih,
ya jalanin tuh rukun islam semuanya, (Syahadat, Sholat, Zakat,
Puasa, dan Haji) bila mampu”. “Kuno amat sih lo, masa ibadah itu
adalah ritual, itu gak ada pengaruhnya bagi peradaban dunia tau,
sholat, puasa, haji, buat apa tuch, gak ada manfaatnya, bukannya gue
gak sepakat dengan ritual-ritualan itu, tapi inget manusia kan
diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi, maka esensinya
adalah buat mensejahterakan alam semesta ini, nah kalo yang
disebutkan tadi, kan hanya buat pribadi aja, itu juga gak jelas
manfaatnya” celoteh Ade. “makanya kalo gue sih memahami ibadah
itu dalam hal muamalah, misalkan sholat, yang gue pahami adalah
buat mencegah perbuatan keji dan munkar, esensinya adalah
menjauhkan diri dari keji dan munkar, bukannya jungkat-jungkit aja,
tapi masih melakukan kejahatan” tambahnya. ”Astagfirullah al adzim,
nyebut De, masa lo bilang sholat, puasa gak ada manfaatnya, padahal
itu jelas perintah Allah, menurut gue justru kalo setiap orang
melakukan ibadah-ibadah itu secara khusyu dan meninggalkan segala
macam keduniawian, maka itulah rahmat bagi alam semesta, dunia ini
akan tak ada iri dengki, maka untuk memulainya adalah dengan
menjauhi masalah keduniawian” kata Lingga. Ade langsung
menimpali, “Eh, emangnya dengan sholat perut bisa kenyang ? Kamu
emang zakat dengan pahala ? Gak kan, tetep aja pake duit, gue tau
sholat, puasa, dan haji itu adalah perintah Allah, tapi yang gue pahami
bukan dengan ritual itu esensi dari perintah Allah, tujuan akhirnya
adalah kesejahteraan manusia, makanya ibadah itu yang gue pahami
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 101

adalah muamalah, gue gak percaya bahwa ritual mampu mengubah


dunia menjadi sejahtera”. “Istigfar De, gue punya pengalaman nih
bahwa doa bisa mengubah keadaan orang, lo kan tau si Tenyom terus
godain gue, nah gue berdoa agar ia gak mengganggu kehidupan
ibadah gue, nah buktinya sekarang kan dia gak pernah gangguin gue
lagi, dan lagi keliatannya dia mulai rajin sholat dan gak pernah rese
lagi ama orang, jadi gue tambah yakin bahwa asal kita ikhlas pada
Allah dan selalu mendekatkan diri pada Allah dengan ibadah maka
akan tenang dech hidup kita” kata Lingga. “Eh Ga, kalo hidup hanya
buat sholat dan ritual lainnya, itu berarti elo egois, padahal kita ini
makhluk sosial yang berhubungan dengan yang lainnya” kata Ade gak
mau ngalah.

”Udah-udah, kayaknya lo orang ini gak bisa ketemu, tapi kalo menurut
gue sih kedua hal itu gak bisa ditinggalkan, ibadah harus, ya interaksi
dengan yang lain juga harus sebagai wujud dari makhluk sosial. Nah
untuk hubungan dengan manusia dan alam kita harus bersama-sama
dengan komponen lainnya, sedangkan untuk ibadah ritual itu adalah
masalah privasi kita yang bukan urusan orang lain. Jadi jangan
campur adukan kehidupan rohani dengan duniawi, kala kita ibadah
konsen dong menyerahkan diri pada Allah, tapi kala kita berurusan
dengan duniawi, Tuhan jangan dibawa-bawa dong” kata Shinta yang
dari tadi hanya memperhatikan aja, coba menengahi. “Ah gak gitu
Shin, lihat dong QS. 51 : 56, jelas hidup ini buat ibadah, gak ada tuh
masalah duniawi” kata Lingga. “Gue juga sepakat bahwa hidup ini
buat ibadah, tapi ibadah menurut gue adalah muamalah, bukannya
ritual, lo ini bukannya nengahin eh malah bikin tambah bingung,
misahin rohani dan duniawi” timbrung Ade.

“Kayaknya kita emang gak mungkin bisa sepemahaman nih, udahlah


gak usah dibahas lagi, Laa ikraha fidhien, gak ada paksaan dalam
agama, yang kita yakinin jalanin aja” jawab Shinta menutup
pembicaraan, selanjutnya mereka ngobrol hal lain sambil menunggu
hujan reda.

MAHA ADIL ATAU MAHA KUASA ?

Ada sebagian orang menganggap bahwa


Bahan Diskusi
hidup manusia di dunia ini hanya
Part - 3
sekedar pewayangan saja, dimana
manusia hanya dapat menjalankan
kehidupan yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Namun sebagian
lain menganggap bahwa manusia adalah raja bagi sejarahnya sendiri,
segala sesuatu peradaban dan perjalanan sejarah manusia ditentukan
oleh tingkah laku manusia itu sendiri.

Argumentasi orang yang menganggap bahwa hidup ini merupakan


pewayangan adalah sebagai wujud kekuasaan Tuhan untuk
menentukan dan mengatur alam semesta termasuk kehidupan
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 102

manusia tentunya. Kelahiran, rejeki, jodoh, dan kematian merupakan


misteri yang tidak terjawab, dan itu hanya Tuhan yang tahu. Manusia
tidak tahu kapan dan sebagai apa ia lahir, rejekinya berapa, jodohnya
siapa, dan kapan serta dimana ia akan mati, sebelum itu semua
terjadi. Manusia baru dapat mengetahuinya setelah ada kejadian.
Dari sini jelas bahwa manusia sekuat apa pun usahanya tidak akan
mampu menentang kuasa Tuhan. Dengan demikian kejadian apa pun
di dunia ini terjadi karena kehendak Tuhan, manusia hanya menerima
saja hasilnya, baik buruk manusia telah ditentukan sebelumnya, kita
hanya bisa berharap semoga masuk ke dalam golongan yang
beruntung.

Di sisi lain orang yang menganggap bahwa manusia raja sejarah


penentu kehidupannya didasarkan pada keistimewaan manusia untuk
menentukan jenis kehidupannya. Banyaknya alternatif menjadikan
manusia sebagai pusat kebijakan. Kelahiran seseorang pada dasarnya
adalah akibat perbuatan dua orang manusia yang melakukan
pencampuran antara sperma dan ovum, bila pencampuran sel haploid
menjadi diploid itu tidak terjadi, maka sampai kapanpun kelahiran itu
tidak akan terjadi. Pun dengan rejeki seseorang, besarnya akan
ditentukan oleh kuatnya usaha dia sendiri serta lingkungan
pendukungnya. Jodoh manusia juga tergantung usaha manusia itu
sendiri, gak ada ceritanya nongkrong aja di kamar, tau-tau ada yang
ngetok pintu terus ngomong aku jodoh kamu. Kematian pun sama
saja, tidak ada cerita orang yang otak dan jantungnya berenti masih
hidup, yang beda adalah cara untuk menghentikan kerja otak dan
jantungnya itu. Dengan demikian apa-apa yang terjadi dengan
manusia ditentukan oleh manusia itu sendiri.

Dua argumentasi di atas selalu menjadi perdebatan yang tiada akhir.


Sekedar bahan renungan silahkan simak cerita fiktif ini :

Di negeri antah berantah telah terjadi kiamat, dan masing-masing


orang telah diberi ganjaran sesuai dengan amalannya masing-masing,
yang beriman diberi ganjaran surga sebagaimana yang telah dijanjikan
Tuhan di dunia melalui wakil-Nya, demikian pula orang kafir disiksa
dalam neraka yang demikian pedih. Tiba-tiba di surga ada orang
protes kepada Tuhan karena ia hanya diberikan surga paling rendah.
“Ya Tuhan kenapa aku hanya dikasih surga emperan kayak gini ?”
tanya Onyon pada Tuhan, lalu dijawab, “Hai (biasanya Tuhan ngomong
gitu kan ?) Onyon, seharusnya kamu termasuk orang-orang yang
bersyukur, kamu itu mati ketika masih bayi, maka gak ada satu pun
amalan yang kamu lakukan, wajar saja kamu dapat surga terendah”.
Onyon menukas, “Ya Tuhan itu bukan salahku, kenapa aku dimatikan
waktu kecil, coba kalo dipanjangkan umur, maka aku akan
menjalankan semua perintah-Mu dan menjauhi semua larangan-Mu”.
Tuhan lalu berfirman, “Tahukah kamu ? Jika kamu dipanjangkan
umurnya maka justru kamu akan menjadi orang yang dzalim dan kafir,
kamu akan dimasukan ke neraka jahanam seperti Si Mat Kafirin, maka
bersyukurlah Onyon……!”. Saking kerasnya, Si Mat Kafirin yang lagi
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 103

disiksa di neraka mendengar firman Tuhan itu berteriak dengan


kerasnya sambil menahan sakit, “Ya Tuhan sungguh Engkau tidak adil,
kalau tahu aku akan jadi penjahat besar, kenapa tidak Kau matikan
aku sewaktu kecil……..?” Pertanyaan dan penyesalan itu hilang tak
terjawab.

Dua argumentasi yang dikemukakan sebelum cerita di atas bagaikan


hal yang kontradiktif, di satu sisi, jika manusia adalah wayang yang
menjalankan skenario Tuhan, akan menunjukan ketidakadilan Tuhan,
kenapa ada orang yang disebut jahat dan baik ? tokh keduanya hanya
menjalankan kehendak Tuhan. Namun jika menganggap bahwa
manusialah segalanya, dimanakah kekuasaan Tuhan untuk mengatur
kehidupan umat manusia ?

Manusia akan sulit menjawabnya, karena manusia tidak tahu apa yang
akan terjadi detik berikutnya secara pasti. Tapi ada guyonan yang
mungkin bisa kita renungkan juga. Jika kita dilahirkan dari keluarga
miskin itu adalah kehendak Tuhan, tapi kalau kita dapat mertua miskin
itu adalah KEBODOHAN KITA sendiri.

RAJA YG ADIL DAN BIJAKSINI

Di balairung kerajaan Ontohod sedang


Bahan Diskusi ramai, maklum ini adalah hari Sabtu, hari
Part - 6 dimana seluruh rakyat Ontohod
diperkenankan menghadap Paduka Raja
Sima Aing Simamaung Aing Kasima Kumaung untuk mendapatkan
keadilan. Siang itu ada beberapa perkara yang telah diselesaikan
dengan adil dan memuaskan semua pihak. Menjelang Paduka Raja
meninggalkan balairung ada dua wanita menghadap sambil menangis
dan membawa seorang bayi.

Wanita I : “Paduka tolonglah hamba menyelesaikan masalah


kami”
Punggawa : “Waktu meminta keadilan sudah habis, datang lagi
saja sabtu depan”
Wanita II : “Tidak bisa, ini masalah penting sekali, karena
menyangkut nyawa hamba Tuan”
Punggawa : “Ah…… tidak bisa, Paduka mau beristirahat, huh…..
bukannya dari tadi, bikin repot aja”

Paduka Raja Simamaung mendengar keributan itu, berbalik ke arah


mereka bertiga.

Raja : “Ada apa punggawa, kok ribut-ribut”


Punggawa : “Begini paduka, kedua wanita ini mau minta tolong”
Raja : “Minta tolong apa heh…..”
Punggawa : “E….. anu….. paduka….. e……”
Wanita I : “Begini paduka raja……..”
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 104

Raja : “Sebentar, aku tidak tanya kamu, aku tanya


punggawa, tau tidak masalahnya ?”
Punggawa : “Ampun paduka………”
Raja : “makanya kalo jadi abdi negara itu harus jadi pelayan
rakyat, dan cerdas, tanya dulu apa masalahnya, paham
kamou”
Punggawa : “Daulat paduka……”

Raja Simamaung kembali duduk di singgasananya dikuti oleh majelis


penasihat dan permaisuri serta Pangeran Kodok.

Raja : “Baiklah, siapa nama kalian ?”


Wanita I : “Nama hamba Saritem”
Wanita II : “Hamba Sarkem paduka”
Raja : “Apa masalah kalian, coba ceritakan sejelas-jelasnya
sehingga aku dapat mengambil keputusan yang bijak”
Saritem : “Begini ceritanya…….., kami adalah tetangga, tinggal
di pinggir hutan G. Burangrang, dua hari yang lalu
suami kami…….”
PM : “Oh, jadi kalian ini madu ya….?”
Sarkem : “Bukan tuan, maksudnya suami saya dan dia tuan……”
PM : “oh….. makanya ngomong yang jelas, to the point,
kalo kata anak HMI kongkret gitu”
Raja : “Jangan dipotong dulu, teruskan Tem”
Saritem : “Dua hari yang lalu suami kami berburu, kami hanya
tinggal berempat dengan bayi kami, bayi-bayi itu
kesayangan kami bersama, trus tadi malam ketika kami
sedang tidur, ada harimau masuk ke rumah kami, dan
kami tidak bisa berbuat apa-apa”
PM : “Jadi masalahnya minta agar harimau itu diusir ?”
Saritem : “Bukan tuan……”
Raja : “Heh gak kapok-kapok………(logatnya kayak iklan
Coca-Cola), jangan potong dulu”
Sarkem : “Harimau itu memakan bayi dia, tuan…….”
Saritem : “Bohong, yang dimakan harimau itu bayi dia……”

Kedua wanita itu berebut bayi sambil menangis meraung-raung sambil


tetap berteriak bahwa bayi yang sekarang mereka bawa adalah
bayinya.

Raja : “Cukup…… cukup……, jangan nangis terus dong, biar


aku bisa memutuskan bayi siapa ini, Perdana Menteri
bagaimana masalah ini ?”
Pangeran : “Au….. akh, gelap, tapi bukan aku loh yang harus
tanggung jawab”
Raja : “Aku gak tanya kamu kok, he he he”
PM : “Begini paduka, pasti salah satu dari mereka bohong”
Pangeran : “E…… orang desa juga tau, salah satunya pasti bo’ong
………(logatnya kayak iklan Coca-Cola)”
Raja : “Hmm………., jadi bayi siapa ini ?”
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 105

Saritem : “Bayi hamba paduka”


Sarkem : “Bayi hamba paduka”
Raja : “Jadi gak ada yang mau ngalah nih……”
S&S : “Tidak, sampai mati pun, gak rela gak rela ……….”
Raja : “Baiklah kalo begitu, aku akan mengambil keputusan,
apa pun keputusanku harus diterima, mengerti ?”
S&S : “Daulat paduka…….”
Raja : “keputusannya………..………(logatnya kayak iklan
Milanta), Perdana Menteri kesini sebentar”

Perdana Menteri mendekat Raja Simamaung.

Raja : “Bagaimana penyelesaiannya nih”


PM : “Bagusnya suruh suit aja paduka”
Raja : “hmmm……., (merenung sejenak) jadi keputusanku
adalah belah saja bayi ini dengan adil, kasihkan pada
mereka masing-masing sebagian, mudah-mudahan ini
adil, kasus ditutup, laksanakan segera”

Punggawa segera mengambil bayi itu dan siap membelahnya

Sarkem : “Alhamdulillah, paduka memang benar-benar raja


yang adil”
Saritem : “Ampun paduka, jangan dibelah, hamba rela bayi itu
diserahkan pada Sarkem, tetapi jangan dibelah (sambil
menangis memohon)”
Raja : “Punggawa jangan dibelah, berikan bayi itu pada
Saritem, karena dialah yang berhak atas bayi itu, dan
kamu Sarkem hadapilah suamimu”
Punggawa : “Daulat paduka…….”
Saritem : “Terima kasih paduka”
Raja : “Jaga baik-baik anakmu itu, kalian ini aneh malah
rebutan bayi, padahal di jaman modern banyak yang
justru buang bayinya,………”

***

Malam itu malam Sabtu, Sang Raja sedang berada di Mushola Istana
untuk melaksanakan sholat lail. Raja Simamaung sangat taat
melaksanakan ubudiyah, setelah sholat beliau pun berdoa.

Raja : “Ya Allah, kuatkanlah hambamu ini dalam


menjalankan amanah yang Engkau berikan untuk
memimpin bangsa Ontohod ini, selama ini hamba selalu
menjalankan perintah-Mu dan menjauhi larangan-Mu,
dalam memerintah di negeri ini hamba selalu
menegakan hukum-hukum-Mu, biarkan hamba terus
berbuat adil karena kehendak-Mu, ya Alah kabulkanlah
doa hamba. Amin”

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 106

Raja (dalam hati) : “Setiap keputusanku pasti diridhoi Allah, bukankah


aku sangat taat”

***

Siang itu seperti biasa digelar pertemuan dengan rakyat yang mau
mengadukan nasibnya pada Raja Simamaung secara langsung.

Raja : “Punggawa, silahkan panggil kasus berikutnya”


Punggawa : “Endang Saifudin Anshari, Nurkholis Madjid, dan Sakib
Mahmud, silahkan menghadap paduka”

Tiga orang bersaudara yang dipanggil pun menghadap.

Punggawa : “Paduka, mereka telah siap”


Raja : “Ceritakan masalah kalian”
Endang : “Daulat paduka, kami adalah tiga bersaudara, saya
anak sulung, Nurkholis anak tengah, dan Sakib anak
bungsu, seminggu yang lalu ayah kami meninggal
dunia, beliau meninggalkan warisan sebanyak 17 ekor
sapi, namun dalam wasiatnya beliau telah menentukan
bagian-bagian yang menjadi hak kami, yaitu saya
mendapat setengahnya, Nurkholis mendapat
sepertiganya, dan si bungsu mendapat
sepersembilannya”
Raja : “Kenapa tidak kalian laksanakan pembagian itu ?”
Nurkholis : “Masalahnya Paduka, beliau mensyaratkan untuk tidak
memotong satu pun sapi itu”
Sakib : “Betul paduka”
Raja : “Hmmm…….. gitu ya”
PM : “Paduka masalah ini biar hamba yang tangani”
Raja : “Tidak perlu, aku juga sanggup, karena aku Raja
paling bijak dan paling taat pada Allah, betul !”
PM : “Ampun paduka………”
Raja : “Nah, sekarang aku sita saja barang sengketa itu,
karena ini akan membuat kalian terus bersengketa”
Nurkholis : “Ampun paduka……., jangan disita itu harta kami satu-
satunya”
Endang : “Paduka, hamba yakin paduka akan mengambil
keputusan yang terbaik, jangan disita”
Raja : “Tidak, ini keputusan final, sapi-sapi itu disita negara,
dan kalian akan diberi oleh negara masing-masing dua
ekor, kan adil, bersaudara kok beda-beda”
TB : “Paduka tidak adil dan bijaksini”
Raja : “Sudah……… sudah……… kasus ditutup, dan
keputusanku adil, aku kan Raja yang selalu manut pada
Kitabullah, jadi gak mungkin aku berbuat sewenang-
wenang, memangnya ada Raja yang lebih adil
daripadaku ?”
Sakib : “Paduka benar-benar dzalim”
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 107

Raja : “Kalian tak terima ?, ingat ayat Taatlah kamu pada


Allah, dan Rasul, dan pemimpin diantara kamu, maka
kalau kamu menentangku berarti menentang Allah dan
Rasul, kafir kamu”
TB : “Paduka sudah gila”
Raja : “Apa ??!! kalian menghinaku, menghinaku sama saja
dengan menghina Allah dan Rasul, kalian telah murtad,
Punggawa hukum mati mereka !!!!!”

Cerita berakhir sampai disini dulu, pusing, teu ngarti mo nulis naon
deui.

Pada dasarnya bahan bacaan adalah stimulan pembahasan masalah, jadi sama
dengan media lainnya tergantung fasilitator mengembangkan diskusi.

CONTOH BAHAN BACAAN


KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI

KONGRES ORGAN TUBUH

Tubuh adalah contoh organisasi yang paling ideal, disana telah terbagi fungsi
masing-masing dengan baik, dan tiap-tiap organ tubuh dapat menjalankan
tugasnya dengan baik, dan mendapat haknya sesuai dengan kebutuhan masing-
masing. Tidak ada protes antar organ tubuh, ketika perut lapar, tanpa protes
tangan menyuap makanan, mulut, gigi, lidah tenggorokan, lambung, dan organ
lain pencernaan melakukan tugasnya, tanpa berpikir bahwa itu hanya
kepentingan perut, tetapi itu adalah kebutuhan organisasi, dan banyak contoh
lainnya yang menggambarkan keidealan organisasi tubuh.

Ini tidak terlepas dari manajemen yang dilakukan ketua organisasi tubuh yang
memang piawai dalam mengelola organisasi. Nah siapakah ketua organ tubuh
ini ? Untuk mengetahui jawabannya silahkan simak cerita ini.

Suatu hari ada perhelatan akbar yang dilakukan di dunia, memang kegiatan ini
sangat politis, karena ini adalah Kongres Organ Tubuh se-Dunia. Dalam kongres
ini dibahas berbagai macam aturan organisasi, dan terakhir paling politis adalah
pemilihan ketua organ tubuh.

Pada awalnya kongres berjalan tertib dan teratur, karena memang masing-
masing telah paham akan tugas dan wewenang masing-masing. Segala aturan
main telah ditetapkan dan semua peserta kongres lega. Tibalah saatnya pada
kondisi yang menegangkan, polarisasi kekuatan mulai terlihat. Saudara-saudara
dengan segala kerendahan hati dengan ini saya menyampaikan bahwa
pemilihan ketua umum ini kita lakukan secara aklamasi seperti keputusan-
keputusan sebelumnya dalam kongres ini kata Rambut yang kebetulan
memimpin sidang. Setuju, kalo gitu siapa nih calonnya yang pas seru peserta
kongres serempak. Saudara-saudara, itu tidak perlu ditanyakan lagi, yang pas
adalah aku, karena akulah yang mengatur segala sesuatu yang ada di dalam
organisasi kita ini kata Otak dengan jumawanya. Nah setuju apabila saudara

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 108

Otak kita pilih sebagai ketua umum ? tanya Rambut sambil siap-siap
mengetokan palu sidang.

Sebentar, kita tidak bisa begitu saja memilih Otak jadi ketua umum, bukankah dia
bisa mengatur itu akibat ada data dari yang aku berikan ? coba kalau dia nggak
dapat data akurat dariku tentu aja akan salah keputusannya, jadi yang yang pas
jadi ketua adalah aku kata Mata. Nah bagaimana ini, jadi siapa nih yang berhak
jadi ketua ? kata Rambut mulai kelimpungan. Aku….. karena aku yang
melindungi Otak agar dapat bekerja dengan baik kata tengkorak kepala. Tidak,
aku karena aku yang menjalankan aktivitas tubuh kata Kaki. Forum pun mulai
kacau tidak terkendali, semua organ mengklaim dirinyalah yang layak menjadi
ketua umum dengan berbagai argumentasi yang menyatakan dialah yang paling
dominan, hanya satu organ saja yang diam dan memperhatikan forum maklum
mungkin dia tidak memiliki bargain yang kuat.

Kondisi forum makin tak terkendali dan hampir terjadi baku pukul antar organ.
Melihat kondisi ini sang organ yang pendiam, yaitu (maaf) Anus mengacungkan
tangannya mohon bicara. Rambut sang pimpinan sidang dalam forum ini dengan
cekatan mempersilahkan Anus sambil mesam-mesem melecehkan, forum pun
terdiam sejenak untuk mendengarkan Anus sambil bertanya-tanya apa yang mo
disampaikan sang pendiam ini. Begini saudara-saudaraku, dari tadi kita hanya
meributkan siapa yang mo jadi ketua umum, dan semua merasa layak jadi ketua
umum, kalau begini terus kita tidak bisa menyelesaikan kongres ini kata Anus.
Iya, jadi gimana, apa solusinya, yang kongkrit aja jangan muter-muter ? kata
organ lain. Oleh karena itu, aku ada jalan tengah, yaitu bagaimana kalau aku
saja yang diangkat menjadi ketua umum kata Anus. Hah….?! Ha…ha….ha…….
sadar diri dong Nus, posisi kamu aja ada di pembuangan, gimana mo jadi ketua
kita-kita ini ? ha….ha….ha…. kata organ lain, dan masih banyak cercaan dan
ejekan yang mebuat kuping merah ditujukan pada Anus. He…he….he……
sudah, sudah forum agar tenang kembali dan kita lanjutan pembahasan, anggap
aja lontaran Anus sebagai joke penghibur kita….. he …. He…. He…. Kata
Rambut.

Sebentar pimpinan sidang, saya menyampaikan hal yang serius, dan justru
temen-temen melecehkan saya, oleh karena itu saya WO dari forum ini dan akan
keluar dari organisasi ini kata Anus sambil pergi meninggalkan forum (yach
sesabar-sbarnya juga tentu ada batasnya). Silahkan…… silahkan Nus….
Jangan kembali lagi lho….. kata yang lain.

Forum berlanjut tanpa memedulikan Anus dan insiden tadi, dan seperti yang
sudah diduga hanya berisi perdebatan tanpa bisa membuahkan keputusan.
Setelah beberapa lama berjalan, perut mulai mulas pengen buang air besar, tapi
gak bisa apa-apa karena Anus sudah gak ada di posnya. Coy gue mules nih
kata Perut. Ah udah, masalah gitu aja kok repot timpal yang lain gak
mempedulikan. Tapi ternyata mulesnya perut berdampak pada yang lain, Otak
mulai pening, gak bisa berpikir jernih, Mata mulai kunang-kunang, gak bisa
melihat dengan jelas, Kuping berdenging, Idung megap-megap, Jantung
berdebar gak karuan, pokoknya badan jadi lemes dech. Akhirnya forum
memanggil kembali Anus. Anus mau masuk kembali jika ia dipilih sebagai ketua
umum. Akhirnya forum menyepakati. Sampai sekarang Anus menjabat ketua
umum organ tubuh, dan organ tubuh pun berjalan normal.

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 109

Kontributor Session Design

1) Eko “Epri” Priyo Santoso


Kader HMI Cabang Bandar Lampung
Materi Perkenalan dan Orientasi Latihan
2) Nurul Huda “Ego” Eko Cahyadi
Kader HMI Cabang Bandar Lampung
Materi Sejarah Perjuangan HMI
3) Arif “Petak” Sulistyo
Kader HMI Cabang Bandar Lampung
Materi Konstitusi HMI
4) Pecne Finah Damha
Redak IMH Gnabac Radnab Gnupmal
Iretam Ialin Rasad NagnaujreP
5) Raisika “Rai”
Kader HMI Cabang Bandar Lampung
Materi Mission HMI
6) Tamri “Damri”
Kader HMI Cabang Bandar Lampung
Materi Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi
7) Rahmat “Rahman” Setiadi
Kader HMI Cabang Bandar Lampung
Materi Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut

Kontributor Bahan Bacaan

1) Arif Sulistyo
Kader HMI Cabang Bandar Lampung
Studi Kasus Konstitusi HMI
2) Encep Hanif Ahmad
Kader HMI Cabang Bandar Lampung
Manusia, Tuhan, Agama dan Kepercayaan
Ada Apa Dengan Manusia ?
Maha Adil atau Maha Kuasa ?
Raja yang Adil dan Bijaksini
3) Ahmad Jahri, S.P.
Alumni HMI Cabang Bandar Lampung
Mantan Ketua Umum SMPT Unila 1996 – 1997
Kongres Organ Tubuh

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I -110

CONTOH DOKUMEN
LATIHAN KADER I

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I -111

Contoh Jadwal LK I.

No. Waktu Kegiatan Fasilitator Penanggung


Jawab
Senin
1. 20.00 – 21.00 Pembukaan Basic Training - SC
2. 21.00 – 23.00 Materi I : Pemandu Pemandu
Perkenalan dan Orientasi
Training
3. 23.00 – 24.00 Istirahat - OC

Selasa
4. 00.00 – 04.00 Istirahat - OC
5. 04.00 – 05.00 Sholat lail dan subuh Pemandu Pemandu
berjamaah
6. 05.00 – 06.00 Kuliah Subuh : Gus Dur Pemandu
Aqidah Islam
7. 06.00 – 08.00 Istirahat, makan, mandi dan - OC
aktivitas lain
8. 08.00 – 12.00 Materi II : Agussalim S Pemandu
Sejarah Perjuangan HMI
9. 12.00 – 13.00 Sholiskan - OC
10. 13.00 – 15.00 Materi II (lanjutan) Agussalim S Pemandu
11. 15.00 – 15.30 Lagu-lagu perjuangan Pemandu Pemandu
12. 15.30 – 16.00 Rehat, sholat - OC
13. 16.00 – 18.00 Materi II (lanjutan) Agussalim S Pemandu
dan
Pemandu
14. 18.00 – 20.00 Sholiskan - OC
15. 20.00 – 23.00 Materi III : Agus Alwi Pemandu
Konstitusi HMI
16. 23.00 – 24.00 Evaluasi Harian Pemandu Pemandu

Rabu
17. 00.00 – 04.00 Istirahat - OC
18. 04.00 – 05.00 Sholat lail dan subuh Pemandu Pemandu
berjamaah
19. 05.00 – 06.00 Kuliah Subuh : Aa Gym Pemandu
Ibadah Dalam Islam
20. 06.00 – 08.00 Istirahat, makan, mandi dan - OC
aktivitas lain
21. 08.00 – 12.00 Materi III (lanjutan) Agus Alwi Pemandu
22. 12.00 – 13.00 Sholiskan - OC
23. 13.00 – 15.00 Materi III (lanjutan) Agus Alwi Pemandu
24. 15.00 – 15.30 Lomba Nasyid Pemandu Pemandu
25. 15.30 – 16.00 Rehat, sholat - OC
26. 16.00 – 17.00 Materi III (lanjutan) Pemandu Pemandu
27. 17.00 – 18.00 Materi IV : Frans Pemandu
Pengantar Ideologi Magnis S
28. 18.00 – 20.00 Sholiskan - OC
29. 20.00 – 21.00 Materi IV (lanjutan) Frans Pemandu
Magnis S
30. 21.00 – 23.00 Materi V : Jujun S Pemandu
Pengantar Filsafat Ilmu Sumantri
31. 23.00 – 24.00 Evaluasi Harian Pemandu Pemandu

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I -112

No. Waktu Kegiatan Fasilitator Penanggung


Jawab
Kamis
32. 00.00 - 04.00 Istirahat - OC
33. 04.00 – 05.00 Sholat lail dan subuh Pemandu Pemandu
berjamaah
34. 05.00 – 06.00 Kuliah Subuh : Arifin Ilham Pemandu
Akhlak Islam
35. 06.00 – 08.00 Istirahat, makan, mandi dan - OC
aktivitas lain
36. 08.00 – 12.00 Materi VI : Nurkholis Pemandu
Nilai Dasar Perjuangan Madjid
37. 12.00 – 13.00 Sholiskan - OC
38. 13.00 – 15.00 Materi VI (lanjutan) Nurkholis Pemandu
Madjid
39. 15.00 - 1530 Lomba baca Qur’an Pemandu Pemandu
40. 15.30 – 16.00 Rehat sholat - OC
41. 16.00 – 18.00 Materi VI (lanjutan) Nurkholis Pemandu
Madjid
42. 18.00 – 20.00 Sholiskan - OC
43. 20.00 – 23.00 Materi VI (lanjutan) Nurkholis Pemandu
Madjid
44. 23.00 – 24.00 Evaluasi Harian Pemandu Pemandu

Jum’at
45. 00.00 – 04.00 Istirahat - OC
46. 04.00 – 05.00 Sholat lail dan subuh Pemandu Pemandu
berjamaah
47. 05.00 – 06.00 Materi VI (lanjutan) Nurkholis Pemandu
Madjid
48. 06.00 – 08.00 Istirahat, makan, mandi dan - OC
aktivitas lain
49. 08.00 – 10.00 Materi VI (lanjutan) Pemandu Pemandu
50. 10.00 – 11.30 Materi VII : Hasanuddin Pemandu
Mission HMI
51. 11.30 – 13.00 Sholiskan - OC
52. 13.00 – 15.30 Materi VII (lanjutan) Hasanuddin Pemandu
53. 15.30 – 16.00 Rehat, sholat - OC
54. 16.00 – 18.00 Materi VII (lanjutan) Hasanuddin Pemandu
55. 18.00 – 20.00 Sholiskan - OC
56. 20.00 – 22.00 Materi VII (lanjutan) Pemandu Pemandu
57. 22.00 – 23.00 Materi VIII : Agun Pemandu
Kepemimpinan dan Gunanjar
Manajemen Organisasi
58. 23.00 – 24.00 Evaluasi Harian Pemandu Pemandu

Sabtu
59. 00.00 – 04.00 Istirahat - OC
60. 04.00 – 05.00 Sholat lail dan subuh Pemandu Pemandu
berjamaah
61. 05.00 – 06.00 Materi VIII (lanjutan) Agun Pemandu
Gunanjar
62. 06.00 – 08.00 Istirahat, makan, mandi dan - OC
aktivitas lain
63. 08.00 – 12.00 Materi VIII (lanjutan) Agun Pemandu
Gunanjar

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I -113

No. Waktu Kegiatan Fasilitator Penanggung


Jawab
Sabtu
64. 12.00 – 13.00 Sholiskan - OC
65. 13.00 – 15.00 Materi VIII (lanjutan) Pemandu Pemandu
66. 15.00 – 15.30 Lomba bikin Esay HMI Pemandu Pemandu
67. 15.30 – 16.00 Rehat, sholat - OC
68. 16.00 – 18.00 Diskusi Petang : Ulil Absar, SC
Islam Menjawab Tantangan Osama bin
Zaman Laden, dan
George
Bush
69. 18.00 – 20.00 Sholiskan - OC
70. 20.00 – 22.00 Materi IX : Pemandu Pemandu
Evaluasi dan Rencana Tindak
Lanjut
71. 22.00 – 23.00 Persiapan penutupan dan - OC, SC dan
rekap kelulusan peserta Pemandu
72. 23.00 – 24.00 Penutupan Basic Training - SC

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I -114

Contoh Surat Permohonan Pengelolaan Latihan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM


CABANG TANGGAMUS
KOMISARIAT STH MUHAMMADIYAH

Nomor : 54/A/Sek/10/1425
Lamp. : 1 (satu) bendel
Hal : MOHON PENGELOLAAN LATIHAN Kepada Yth.
Kanda Pengurus LPL
HMI Cabang Tanggamus
di-
Tanggamus

Assalamu’alaikum wr wb
Teriring salam dan do’a semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua dalam menjalankan aktivitas
keseharian.

Sehubungan akan diadakannya Latihan Kader I HMI Cabang


Tanggamus Komisariat STH Muhammadiyah yang Insya Allah akan
diselenggarakan pada tanggal 25-31 Desember 2004, maka kami
memohon kepada Kanda untuk dapat mengelola kegiatan tersebut.
Bersama ini kami lampirkan Surat Keputusan pembentukan OC dan
Term of Reference kegiatan tersebut.

Demikian permohonan ini kami sampaikan. Atas perhatian Kanda


diucapkan terima kasih.

Billahittaufiq walhidayah
Wassalamu’alaikum wr wb.

Tanggamus, 1 Syawal 1425 H


14 Nopember 2004

PENGURUS HMI
KOM. STH Muhammadiyah

JAJANG NURJAMAN ENTOY SUROTOY


Ketua Sekretaris Umum

Tembusan :
Yth. Kanda Ketua PA HMI Cab. Tanggamus

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I -115

Contoh Surat Mandat LPL

LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG TANGGAMUS

SURAT MANDAT
Nomor : 98/A/Sek/LPL/10/1425

Dengan senantiasa memohon ridho dan rahmat Allah SWT, Pengurus LPL HMI
Cabang Tanggamus memberikan mandat kepada :

No. Nama Jabatan Untuk Menjadi


1. Salman Rushdi Ketua PA HMI Cab. Koordinator SC
Tanggamus
2. Jajang Nurjaman Ketua PA HMI Cab. Anggota SC
Tanggamus Kom. STH
Muhammadiyah
3. Entoy Surotoy Sekum HMI Cab. Anggota SC
Tanggamus Kom. STH
Muhammadiyah
4. Abu Bakar Ba’asyir Anggota LPL HMI Cab. Anggota SC
Tanggamus
5. Ulil Abshar Abdala Anggota LPL HMI Cab. Anggota SC
Tanggamus
6. Dian Sastro Wardoyo Anggota LPL HMI Cab. Anggota SC
Tanggamus

Dalam kegiatan Latihan Kader I HMI Cabang Tanggamus Komisariat STH


Muhammadiyah yang akan dilaksanakan pada tanggal 25-31 Desember 2004,
sesuai dengan Surat Pengurus HMI Cabang Tanggamus Komisariat STH
Muhammadiyah Nomor : 54/A/Sek/10/1425 tanggal 14 Nopember 2004 tentang
Mohon Pengelolaan Latihan.

Demikian mandat ini dibuat, disampaikan pada yang bersangkutan untuk


dilaksanakan, dan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah selesai kegiatan
harus menyampaikan laporan.

Billahittaufiq walhidayah

Tanggamus, 4 Syawal 1425 H


18 Nopember 2004

PENGURUS LPL HMI


CABANG TANGGAMUS

GEORGE BUSH MARSHANDA


Ketua Umum Sekretaris Umum
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I -116

Contoh Surat Pengajuan Nama Pemandu

PANITIA LATIHAN KADER I


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG TANGGAMUS
KOMISARIAT STH MUHAMMADIYAH

Nomor : 09/A/Sek/Pan/11/1425
Lamp. : 1 (satu) berkas
Hal : MOHON SK PEMANDU Kepada Yth.
Kanda Pengurus LPL
HMI Cabang Tanggamus
di-
Tanggamus

Assalamu’alaikum wr wb
Teriring salam dan do’a semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua dalam menjalankan aktivitas
keseharian.

Sehubungan akan diadakannya Latihan Kader I HMI Cabang


Tanggamus Komisariat STH Muhammadiyah pada tanggal 25-31
Desember 2004, maka kami memohon untuk peng-SK-an Tim Pemandu
kegiatan tersebut dengan susunan pemandu terlampir.

Demikian permohonan ini kami sampaikan. Atas perhatian Kanda


diucapkan terima kasih.

Billahittaufiq walhidayah
Wassalamu’alaikum wr wb

Tanggamus,5 Zulkaidah 1425H


18 Desember 2004

PANITIA PENGARAH LK I
HMI KOM. STHM

Salman Rushdi
Koordinator

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I -117

Contoh Lampiran Surat Pengajuan Nama Pemandu

PANITIA LATIHAN KADER I


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG TANGGAMUS
KOMISARIAT STH MUHAMMADIYAH

Susunan Pemandu Latihan Kader I HMI Kom. STHM

Pemandu : Inul Daratista

Asisten Pemandu : 1. Thoyib


2. Quraish Shihab
3. Amien Raiso

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I -118

Contoh Surat Keputusan LPL tentang Pemandu

LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG TANGGAMUS

SURAT KEPUTUSAN
PENGURUS LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG TANGGAMUS
Nomor : 11/KPTS/A/11/1425

Tentang

PENGESAHAN PEMANDU
LATIHAN KADER I
HMI CABANG TANGGAMUS KOM. STHM

Bismillahirrahmaanirrahim

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridho Allah SWT, Lembaga


Pengelola Latihan HMI Cabang Tanggamus, setelah :

MENIMBANG : Bahwa demi menjaga kesinambungan dan


kelancaran mekanisme roda organisasi, maka
dipandang perlu untuk mengesahkan pemandu
Latihan Kader I HMI Cabang Tanggamus Kom.
STHM

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9 AD HMI


2. Pasal 60 ART HMI

MEMPERHATIKAN : 1. Surat permohonan panitia pengarah Latihan


Kader I HMI Cabang Tanggamus Kom. STHM
Nomor : 09/A/Sek/Pan/11/1425 tanggal 5
Zulkaidah 1425 H yang bertepatan dengan
tanggal 18 desember 2004 tentang Mohon SK
Pemandu
2. Saran dan pendapat pengurus LPL HMI cabang
Tanggamus pada Rapat Harian Pengurus
Lembaga Pengelola Latihan Himpunan
Mahasiswa Islam Cabang Tanggamus pada
tanggal 9 Zulkaidah 1425 H yang bertepatan
dengan tanggal 22 Desember 2004 M di
Tanggamus

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I -119

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengesahkan Tim Pemandu Latihan Kader I


HMI Cabang Tanggamus Kom. STHM dengan
susunan selengkapnya terlampir.
2. Surat Keputusan ini disampaikan kepada yang
bersangkutan untuk dilaksanakan dan Pengurus
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Tanggamus
untuk diketahui.
3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan akan ditinjau kembali jika
terdapat kekeliruan di dalamnya.

Billahittaufiq Wal Hidayah

DITETAPKAN DI : TANGGAMUS
PADA TANGGAL : 9 Zulkaidah 1425 H
22 Desember 2004

PENGURUS LPL
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG TANGGAMUS

GEORGE BUSH MARSHANDA


Ketua Umum Sekretaris Umum

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I -120

Contoh Lampiran Surat Keputusan LPL Tentang Pemandu

LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG TANGGAMUS

Lampiran Surat Keputusan Pengurus LPL HMI Cabang Tanggamus


Nomor : 11/KPTS/A/11/1425 tentang Pengesahan Pemandu Latihan Kader I
HMI Cabang Tanggamus Kom. STHM

Susunan Pemandu Latihan Kader I HMI Kom. STHM

Pemandu : Inul Daratista

Asisten Pemandu : 1. Thoyib


2. Quraish Shihab
3. Amien Raiso

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I -121

Contoh Surat Keputusan Pemandu

PEMANDU LATIHAN KADER I


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG TANGGAMUS
KOMISARIAT STH MUHAMMADIYAH

SURAT KEPUTUSAN
PEMANDU LATIHAN KADER I HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG TANGGAMUS KOMISARIAT STH MUHAMMADIYAH
Nomor : Ist./KPTS/A/11/1425

Tentang

KELULUSAN PESERTA
LATIHAN KADER I
HMI CABANG TANGGAMUS KOM. STHM

Bismillahirrahmaanirrahim

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridho Allah SWT, Pemandu LK I HMI
Cabang Tanggamus Kom. STHM setelah :

MENIMBANG : Bahwa demi menjaga kesinambungan dan


kelancaran mekanisme roda organisasi, maka
dipandang perlu untuk menetapkan kelulusan peserta
Latihan Kader I HMI Cabang Tanggamus Kom.
STHM

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9 AD HMI


2. Pasal 60 ART HMI

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil evaluasi peserta Latihan Kader I HMI


Cabang Tanggamus Kom. STHM
2. Saran dan pendapat SC dan Tim Pemandu
Latihan Kader I HMI Cabang Tanggamus Kom.
STHM pada rapat kelulusan yang dilaksanakan
pada tanggal 18 Zulkaidah 1425 H yang
bertepatan dengan tanggal 31 Desember 2004

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I -122

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Kelulusan peserta Latihan Kader I HMI Cabang


Tanggamus Kom. STHM dengan susunan
selengkapnya terlampir.
2. Surat Keputusan ini disampaikan Pengurus
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang
Tanggamus untuk disahkan.
3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan akan ditinjau kembali jika
terdapat kekeliruan di dalamnya.

Billahittaufiq Wal Hidayah

DITETAPKAN DI : TANGGAMUS
PADA TANGGAL : 18 Zulkaidah 1425 H
31 Desember 2004

PEMANDU LATIHAN KADER I


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG TANGGAMUS
KOMISARIAT STHM

INUL DARATISTA

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I -123

Contoh Lampiran Surat Keputusan Pemandu

PEMANDU LATIHAN KADER I


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG TANGGAMUS
KOMISARIAT STH MUHAMMADIYAH

Lampiran Surat Keputusan Pemandu LK I HMI Cabang Tanggamus Kom. STHM


Nomor : Ist./KPTS/A/11/1425 tentang Kelulusan Peserta Latihan Kader I
HMI Cabang Tanggamus Kom. STHM

No. Nama Asal Komisariat Status


1. Baharuddin Hafied STHM Lulus
2. Hasbullah Khatib STHM Lulus
3. Zenzen Z. Muttaqin STAI M Lulus
4. Siti Kulsum STKIP M Lulus
5. M. Zainul Fuad STIE M Lulus
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25. Dst……..

BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Anda mungkin juga menyukai