“IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella sp PADA SAMBAL BAKSO
YANG DIJUAL DI WILAYAH ANDONUOHU KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA”
Oleh:
SRI RAHAYU PUSPITA
P00341017095
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia karena hal ini
harus dipenuhi manusia agar dapat bertahan hidup. Pangan berasal dari sumber daya hayati dan air, yang diolah maupun tidak diolah untuk dijadikan sebagai makanan atau minuman bagi manusia. Makanan merupakan kebutuhan yang perlu dicukupi oleh setiap manusia karena dengan makanan individu dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan baik tetapi jika makanan mengandung bahan tercemar dan dikonsumsi akan menyebabkan foodborne disease, yaitu penyakit yang ditularkan melalui makanan. Penyakit bawaan makanan oleh bakteri umumnya akan menimbulkan gejala diare (Suryana, 2003). Foodborne disease merupakan penyakit yang timbul akibat kontaminasi makanan oleh mikroba maupun zat kimia berbahaya. Seperti yang kita ketahui, mikroba memiliki faktor virulensi yang memungkinkan dirinya mampu menginfeksi manusia. Oleh karena itu, foodborne disease oleh mikroba lebih dapat berakibat fatal. Bakteri dan fungi merupakan mikroorganisme yang paling sering dijumpai sebagai penyebab utama foodborne disease. Pada negara-negara berkembang seperti Indonesia yang sarana dan prasarana dalam upaya pencegahannya masih belum memadai, kasus foodborne disease akibat mikroba telah dilaporkan sebanyak lebih dari 150 juta kasus(Widyastusti,2002). WHO telah memperkirakan bahwa 600 juta penduduk dunia mengalami keracunan setiap tahunnya, dan sebanyak 420.000 orang di antaranya meninggal, termasuk 125.000 anak usia di bawah 5 tahun(WHO,2015). Lebih dari 50.000 kasus keracunan pangan di USA pertahunnya disebabkan oleh Salmonella sp. Kasus keracunan yang disebabkan oleh bakteri ini biasanya terjadi jika manusia menelan pangan yang mengandung Salmonella sp. Dalam jumlah signifikan. Jumlah Salmonella sp yang dapat menyebabkan Salmonellosis yaitu antara 107 sel/g - 109 sel/g. Di USA, S.typhimurium dan S.Enteritidis adalah penyebab Salmonellosis.
Dari data Kejadian Luar Biasa ( KLB) keracunan pangan oleh
BPOM tahun 2011 menunjukkan bahwa telah terjadi 128 KLB keracunan pangan diIndonesia, 38 kasus (29,69%) KLB keracunan pangan tersebut diakibatkan oleh cemaran mikroba, 19 kasus (14,84%) akibat keracunan cemaran kimia, dan 7 1 k asus (55,47%) tidak diketahui penyebabnya (Putriana,dkk, 2012). Lebih lanjut telah dilaporkan bahwa pada tahun 2000, kasus infeksi Salmonella sp berjumlah 1.487 orang pada usia dewasa dan 3.310 orang pada semua usia. Di kota Kendari sendiri kasus penyakit tifus pada tahun 2013 dilaporkan sebanyak 664 kasus (Profil Dinkes Kota Kendari, 2013).
Bakteri patogen yang sering ditemukan pada penderita
foodborne disease di negara berkembang seperti Indonesia di antaranya E. coli (15-20%), Shigella sp.(5-15%), Salmonella sp. (1- 5%), Vibrio colerae (5-10%), Campylobacter jejuni (15-20%). Terdapat juga parasit cacing seperti Fasciola hepatica dan protozoa seperti Giardia lamblia, Entamoeba histolytica, serta berbagai virus rota (15-20%)(Widyastuti,2002).
Bakso adalah makanan jajanan dari produk olahan daging
yang telah dikenal dan disukai masyarakat banyak dengan daging sapi sebagai bahan bakunya. Bakso daging menurut SNI 01 35452015 adalah produk makanan yang dihaluskan berbentuk bulatan atau bentuk lain yang diperoleh dari campuran daging olahan (Badan Standardisasi Nasional, 2015).
Sambal adalah makanan pelengkap yang diperoleh dari
pengolahan bahan utama cabai (Capsicum annum) yang matang dan baik dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan digunakan sebagai penyedap makanan. Dalam proses pemanasan, ada dua faktor yang harus diperhatikan yaitu jumlah panas yang diberikan harus cukup untuk mematikan mikroba patogen dan jumlah panas yang digunakan tidak boleh menyebabkan penurunan gizi dan cita rasa makanan. Saos dan sambal menjadi media yang sangat disukai oleh bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak. Salmonella, Bacillus, dan Enterobacter adalah contoh genus bakteri pengkontaminasi makanan yang dapat mengancam atau membahayakan kesehatan manusia. Cemaran biologis pada dapat mencemari makanan pada berbagai tahapan pengelolaan makanan, mulai dari tahap pemilihan bahan pangan, penyimpanan bahan pangan, persiapan dan pemasakan bahan pangan, pengemasan makanan matang, penyimpanan makanan matang dan pendistribusiannya serta pada saat makanan dikonsumsi (Kemenkes RI, 2011).
Makanan yang tidak bersih dapat terkontaminasi oleh
berbagai mikroorganisme diantaranya adalah bakteri Salmonella sp. Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri yang sangat pathogen pada manusia yang menyebabkan penyakit Salmonellosis. Salmonellosis diakibatkan oleh makanan yang tercemar Salmonella sp yang dikonsumsi oleh manusia. Salmonellosis ditandai dengan gejala demam yang timbul secara akut,nyeri,abdominal,diare,dan terkadang muntah. Kurangnya hygiene dan sanitasi sambal bakso yang dijual didaerah Anduonohu memungkinkan Kontaminasi bakteri Salmonella sp (Adin S,2015)
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Desy Dame Uly(2007) menunjukkan bahwa dari 18 sambal yang diperiksa didapatkan sebesar 6 sampel (33,30%) hasilnya positif Salmonella sp pada sambal makanan penyet ,dikarenakan kurangnya higiene dan sanitasi dalam menyediakan makanan .
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Identifikasi Bakteri Salmonella sp Pada Sambal Bakso yang dijual di Wilayah Anduonohu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat bakteri Salmonella sp pada sambal bakso yang dijual
di Wilayah Anduonohu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengidentifikasi bakteri Salmonella sp pada sambal bakso yang dijual di Wilayah Anduonohu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. 2. Tujuan khusus a. Mengidentifikasi bakteri Salmonella sp pada sambal yang dijual di Wilayah Anduonohu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dengan menggunakan media Brain Hearth Infusion Broth (BHI-B) b. Mengidentifikasi bakteri Salmonella sp dengan menggunakan media Salmonella Shigella Agar (SSA) c. Mengidentifikasi bentuk bakteri dengan pewarnaan gram D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti adalah untuk mengetahui cemaran bakteri Salmonella sp pada sambal bakso,serta mendapatkan ilmu pengetahuan yang baru yang dapat diaplikasikan didalam kehidupan sehari- hari 2. Manfaat masyarakat adalah memberikan informasi kepada konsumen untuk lebih menjaga makanan yang akan dimakan supaya tidak menimbulkan penyakit baru. 3. Manfaat bagi institusi adalah untuk menambah referensi akademik. 4. Manfaat bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai bahan informasi dan bahan acuan penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Adin S,2015.Identifikasi bakteri Salmonella sp pada bumbu Gado - gado yang dijual diWilayah Anduonohu Kota Kendari. Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes kendari.
Badan Standardisasi Nasional. 2015. Identifikasi Bakteri Pada
Bakso Bakar,Saos Dan Sambalnya Dikelura han Pewarta Kecamatan Teluk Bitung Timur
Kesehatan Dinas Kota Kendari. (2013). Cemaran Bakteri Gram
Negatif Pada Jajanan Somay DiKota Kendari.
Sparringa A Roy,Dkk.2012.Pedoman Kriteria Cemaran Pada Pangan
Siap Saji Dan Pangan Industri Rumah Tangga.Jakarta:Direktorat Standarisasi Produk pangan, Deputi III,Badan Pom RI,2012.
Suryana. 2003. Identifikasi Bakteri Pada Bakso Bakar,Saos Dan Sambalnya
Dikelurahan Pewarta Kecamatan Teluk Bitung Timur.
Widyastuti, Palupi (ed). 2002. Penyakit Bawaan Makanan: Fokus
Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. Halaman 2, 4.
World Health Organization. 2015. Beberapa Mikroba Patogenik
Penyebab FoodBorne Disease Dan Upaya untuk menurunkan Prevalensi Food Borne Disease Di Indonesia.
Keracunan Pangan Oleh Staphylococcus Aureus Pada Daging Ayam Dan Cara Pencegahannya (Food Poisoning by Staphylococcus Aureus in Chickens Meat and The Method Prevention)