Anda di halaman 1dari 3

SIMPLISIA

Simplisia, ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan

yang telah dikeringkan (Depkes RI, 1977 : XI).

Penggolongan.

Simplisia nabati ialah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman

atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar

dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau

zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan

belum berupa zat kimia murni.

Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan

atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia

murni.

Simplisia pelikan (mineral) ialah simplisia yang berupa bahan pelikan

(mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum

berupa zat kimia murni (Depkes RI, 1977 : XI).

Tata nama.

Nama Latin simplisia ditetapkan dengan menyebutkan nama marga (genus),

atau nama jenis (spesies) atau petunjuk jenis (specific epithet) dari tanaman asal,

diikuti dengan bagian tanaman yang dipergunakan. Ketentuan ini tidak berlaku

untuk simplisia nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman yang

berbeda-beda marganya maupun untuk eksudat tanaman.


Nama Latin simplisia hewani ditetapkan dengan menyebutkan nama Latin

yang paling umum bagi simplisia tersebut

Nama Latin simplisia pelikan ditetapkan dengan menyebutkan nama Latin

yang paling umum dari simplisia tersebut

Nama Latin, dengan beberapa perkecualian, ditulis dalam bentuk tunggal

dan diperlukan sebagai kata benda netral deklinasi kedua

Nama Indonesia dari simplisia nabati, simplisia hewani atau simplisia

pelikan ditulis dengan menyebutkan nama daerah yang paling lazim. Jika

simplisia nabati berupa bagian tanaman, maka nama daerah tersebut didahului

dengan nama bagian tanaman yang diperlukan (Depkes RI, 1977 : XI).

Standarisasi.

Standardisasi simplisia mengacu pada 3 konsep antara lain sebagai berikut:

1. Simplisia sebagai bahan baku harus memenuhi 3 parameter mutu umum

(nonspesifik) suatu bahan yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian,

aturan penstabilan (wadah, penyimpanan, distribusi).

2. Simplisia sebagai bahan dan produk siap pakai harus memenuhi trilogi

Quality-Safety-Efficacy.

3. Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang berkontribusi

terhadap respon biologis, harus memiliki spesifikasi kimia yaitu komposisi

(jenis dan kadar) senyawa kandungan (Depkes RI, 1985).

Kontrol kualitas merupakan parameter yang digunakan dalam proses

standarisasi suatu simplisia. Parameter standarisasi simplisia meliputi parameter

non spesifik dan spesifik. Parameter non spesifik lebih terkait dengan faktor
lingkungan dalam pembuatan simplisia, sedangkan parameter spesifik terkait

langsung dengan senyawa yang ada di dalam tanaman.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai parameter standardisasi simplisia:

1. Kebenaran simplisia

Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan dengan cara organoleptik,

makroskopik dan mikroskopik. Pemeriksaan organoleptik dan makroskopik

dilakukan dengan menggunakan indera manusia dengan memeriksa kemurnian

dan mutu simplisia dengan mengamati bentuk dan ciri-ciri luar serta warna dan

bau simplisia. Sebaliknya pemeriksaan mutu organoleptik dilanjutkan dengan

mengamati ciri-ciri anatomi histologi terutama untuk menegaskan keaslian

simplisia.

2. Parameter non spesifik

Parameter non spesifik meliputi uji terkait dengan pencemaran yang

disebabkan oleh pestisida, jamur, aflatoxin, logam berat, penetapan kadar abu,

kadar air, kadar minyak atsiri, penetapan susut pengeringan.

3. Parameter spesifik

Parameter ini digunakan untuk mengetahui identitas kimia dari simplisia.

Uji kandungan kimia simplisia digunakan untuk menetapkan kandungan

senyawa tertentu dari simplisia. Biasanya dilakukan dengan analisis

kromatografi lapis tipis (Depkes RI, 1985).

Anda mungkin juga menyukai