Anda di halaman 1dari 3

Dasar-dasar Analisis a.

Mengandung arti bermacam-macam,


1) Segi Bentuk seperti: bunga-bunga, kursi-kursi, kue-kue,
Terjadinya bentuk kata ulang itu baju-baju, dan lain-lain.
melalui proses pengulangan. Proses b. Mengandung arti bermacam-macam,
pengulangan atau reduplikasi ialah seperti: tanaman-tanaman, buah-buahan,
pengulangabn satuan gramatik, baik pohon-pohonan. Dalam hal ini biasanya
seluruhnya maupun sebagainya, baik kata ulang itu disertai oleh sufiks –an.
dengan variasai fonem maupun tidak. c. Mengandung arti menyerupai atau tiruan
Hasil pengulangan itu disebut kata ulang, dari sesuatu, seperti: anak-anakan.
sedangkan satuan yang diulang merupakan d. Menyatakan intensitas, baik intensitas
bentuk (Kembar, 1983:55). Misalnya, kata mengenai kualitas, kuantitas, maupun
ulang mobil-mobil dari bentuk dasar mengenai kekerapannya (frekwensinya),
mobil. Kata ulang bernyanyi-nyanyi seperti:
dibentuk dari bentuk dasar bernyanyi, kata 1) Intensitas kualitatif misalnya: kuat-kuat,
ulang bolak-balik dibentuk dari bentuk segiat-giatnya.
dasar balik. Pukullan kuat-kuat
Setiap kata ulang pasti mempunyai Belajarlah segiat-giatnya.
bentuk dasar. Oleh karena itu, ada 2) Intensitas kuantitatif, misalnya: bunga-
beberapa kata secara bentuk lahirnya bunga, rumah-rumah, buah-buah, dan lain-
seperti kata ulang, namun bila dianalisis lain.
berdasarkan tujuan deskripsi bukan 3) Intensitas frekuentatif, misalnya:
merupakan kata. Misalnya, mondar- menggeleng-gelengkan, mengangguk-
mandir, sia-sia, compang-samping, alun- angguk. Dalam kalimat kita jumpai,
alun, huru-hara. Contoh-contoh tersebut seperti: ia mengeleng-gelengkan
tidak tergolong kepada bentuk reduplikasi. kepalanya. Ia mengangguk-anggukkan
Hal itu terjadi karena bila kata-kata kepalanya.
tersebut dideretkan secara morfologis tidak Contoh-contoh Kesalahan Reduplikasi
ada satuan kata yang lebih kecil dari kata- Berikut ini akan disajikan contoh-
kata tersebut. Hal itu berbeda dengan kata contoh kesalahan reduplikasi atau
temu. Kata temu tidak pernah kita jumpai pengulangan. Dari deretan contoh-contoh
dalam bentuk temu saja, namun dari tersebut akan dapat diungkapkan atau
deretan morfologis dapat kita jumpai, dianalisis bentuk kesalahannya, serta
seperti berikut: bagaimana proses pembentukannya,
Temu perbedaan bentuk reduplikasi yang benar
pertemuan dengan yang salah, dan mengapa terjadi
penemuan reduplikasi yang salah, dan apa unsur
bertemu penyebabnya.
ketemu Pengelompokkan Jenis Kesalahan
ditemukan Reduplikasi
menemukan Untuk memudahkan proses
mempertemukan penganalisisan kesalahan reduplikasi lebih
dipertemukan lanjut, perlu kirangya contoh-contoh
temu duga kesalahan yang telah dipaparkan di atas
dikelompokkan berdasarkan jenis-jenis
2) Segi Makna atau Arti kesalahannya. Adapun urutan
Dasar analisis reduplikasi yang pengelompokkannya sebagai berikut:
kedua ialah dari segi makna atau arti. Kelompok pertama : Bentuk reduplikasi
Adapun arti yang dapat didukung oleh yanng didahului oleh jenis kata bilangan
perulangan adalah: tak tentu, seperti kata banyak, dan
jenis kata bilangan tertentu,
seperti kata dua. Bentuk kata ulang anak-anak
Kelompok dua : Kesalahan makna mengacu kepada anak kecil yang berumur
kata, seperti kata anak-anak menjadi kanak 2 smapai 5 tahun. Dia masih kanak-kanak,
kanak tau sebaliknya. sehingga belum dapat diterima di SD.
Kelompok tiga : Kesalahan bentuk Sekolah untuk anak kecil yang berusia 3
dasar, seperti kata sekali-kali. smapai 5 tahun disebut taman kanak-
Kelompok empat : Disebabkan oleh kanak.
pengaruh bunyi (fonem) bahasa daerah, Berdasarkan hasil analisis ini,
seperti kata unek-uneg. maka bentuk kata ulang anak-anak yang
Analisis Kesalahan dan Pembahasannya terdapat dalam kalimat, “Dia masih anak-
1) Analisis kesalahan reduplikasi anak ...,” seharusnya, :Dia masih kanak-
kelompok pertama kanak sehingga belum dapat diterima di
a. harus kita ingat, bahwa pada waktu SD.” Demikian pula, bentuk kata ulang
belakangan ini kita banyak kerugian- yang terdapat dalam kalimat, “Aku bukan
kerugian. Penggunaan bentuk kata ulang anak-anak lagi.”
kerugian-kerugian pada kalimat tersebut Di samping itu, bentuk kata ulang
tidak tepat, sebab bentuk kata ulang anak-anak dan kanak-kanak tidaklah
kerugian-kerugian mengandung arti jamak berfungsi menyatakan jamak. Hal itu dapat
yang didahului oleh kata bilangan banyak. dibuktikan dari kebiasaan orang berbicara
Akibatnya terjadilah pemakaian bentuk dalam kenyataan sehari-hari, seperti
kata ulang yang berlebih-lebihan. seorang ayah yang mempunyai anak empat
Sebaliknya kalimat itu berbunyi, “Harus orang tidak berkata, “Anak-anak saya
kita ingat, bahwa pada waktu itu, empat orang,” melainkan, “Anak-anak
belakangan ini kita banyak mendapat saya empat orang”.
kerugian. Demikian pula, bentuk kata 3)Analis kesalahan reduplikasi kelompok
ulang berikut yang sama jenis tiga
kesalahannya dengan bentuk kata ulang a. Sidin memperolokkan-
yang terdapat dalam kalimat di atas; memperolokkan kawannya, sehingga ini
b. banyak pedagang-pedagang, dimarahinya.
seharusnya banyak pedagang. b. Ibu hanya sekali-kali pergi ke
c. banyak yang betul-betulnya, kota.
seharusnya banyak yang betul. c. Para dokter di rumah-rumah
d. dua orang buruh-buruh, sakit sedang sibuk mengobati penderita
seharusnya dua orang buruh. muntahber.
e. sangat mahal-mahal, seharusnya d. Duta-duta besar di Irak pulang
sangat mahal. ke negaranya masing-masing.
2) Analisis kesalahan reduplikasi e. Kedua-duanya orang itu
kelompok kedua tergolong pencuri kelas kakap.
a. Dia masih anak-anak, sehingga Bentuk reduplikasi yang terdapat
belum dapat diterima di SD. pada kalimat, Sidin “memperolokkan-
b. Aku bukan kanak-kanak lagi. memperolokkan ...”, tidak tepat sebab
Bentuk kata ulang anak-anak morfem meN- pada memperolokkan ialah
dipakai untuk menunjukkan orang yang olok. Kata olok berawal dari fonem vokal /
belum remaja. Anak remaja sudah mulai 0/, berbeda halnya dengan mengemas-
memasuki masa dewasa. Itulah sebabnya ngemasi. Di sini, nasal morfem meN-
seseorang yang merasa diri sudah diulang pada ngemasi, karena bentuk asal
menginjak dewasa dapat berkata, “Aku mengemas-ngemasi berawal dengan
bukan kanak-kanak lagi,” bila ia merasa konsonan. Bentuk asalnya bukan emas
tersinggung karena diperlakukan seperti melainkan lemas. Jadi, bentuk reduplikasi
anka kecil. yang tepat dalam kalimat (1) adalah,
“Sidin memperolok-olokkan kawannya, Medan.
sehingga ia dimarahinya”. Kata mengkilap-kilap (1), dan
Bentuk reduplikasi yang terdapat uneg-uneg (2) tang terdapat dalam kalimat
pada kalimat, “Ibu hanya sekali-kali pergi di atas termasuk kana nonbaku. Jenis
ke kota”, tidak tepat. Hal itu disebabkan kesalahan reduplikasi yang terdapat pada
oleh bentuk dasar reduplikasi sekali-kali kalimat tersebut bukan disebabkan oleh
adalah sekali. Kata sekali bila diulang, bentuk reduplikasinya atau
tergolong ke dalam bentuk pengulang pengulangannya, melainkan disebabkan
seluruhnya yang dimaksud dengan oleh pengaruh bunyi (fonem) bahasa
pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa daerah yang melekat pada kata itu.
perubahan fonem dan tidak berkombinasi Mengilap bentuk dasarnya kilap. Bila
dengan proses pembubukan afiks. Jadi, awalan meN-menjadi mengilap bukan
bentuk kata ulang yang tepat dalam mengkilap. Namun kata mengilap tidak
kalimat (2) adalah “Ibu hanya sekali-sekali pernah kita dengar. Bahasa percakapan
pergi ke kota”. yang sering didengar ialah mengkilap.
Di samping itu, penggunaan Sama artinya dengan kata mengkilap
reduplikasi sekali-kali itu timbul karena dalam kalimat contoh di atas. Bentuk kata
pengaruh bahasa daerah, bahasa sunda. mengkilat pun sebaliknya diganti dengan
Bentuk yang tepat adalah sekali-sekali berkilat. Jadi biasanya menggunakan kata
yang berarti ‘jarang’. Kalimat di atas (2) mengkilap menjadi mengkilat, gunakanlah
dapat dibetulkan menjadi: bentuk berkolap menjadi berkilat. Dengan
- Ibu hanya sekali-kali datang. demikian, bentuk kesalahan reduplikasi
- Ibu jartang datang. yang dipengaruhi oleh bunyi (fonem)
Bentuk reduplikasi boleh bahasa daerah itu dapat dibentuk menjadi:
digunakan dalam pemakaian bahasa. - Sepatunya digosoknya sampai berkilat-
Namun, medan maknanya berbeda. Bentuk kilat.
reduplikasi sekali-kali dipakai untuk Contoh kesalahan reduplikasi yang
memperkuat larangan (Intensitas sejenis dengan kata di atas adalah bentuk
Kualitatif), seperti: reduplikasi uneg-uneg, seperti yang
- Jangan sekali-kali berdusta karena orang terdapat dalam kalimat, “Para pemain
berdusta itu durhaka. PERSIJA merasa uneg-uneg, karena
Selanjutnya, kesalahan reduplikasi dikalahkan oleh PSMS Medan”.
yang terdapat dalam kalimat, “Para dokter Kata unek-unek berasal dari bahasa
di rumah-rumah sakit sedang sibuk Jawa yang berarti perasaan dalam hati
mengobati penderita mentahber”, yaitu (yang tidak enak) yang tidak dapat
rumah sakit-rumah sakit yang digunakan. dikeluarkan, atau tidak dapat keluar dan
Hal itu berdasarkan bentuk kata dasar ditahan saja.
rumah sakit adalah rumah sakit bukan Fonem /g/ yang terdapat pada
rumah. Jadi, kesalahan reduplikasi yang reduplikasi unek-unek sebaiknya diubah
terdapat dalam kalimat di atas (3) dapat menjadi fonem /k/. Hal itu sesuai dengan
dibentuk menjadi: aturan atau kaidah bahasa Indonesia, yaitu
- Para dokter di rumah sakit-rumah sakit fonem /g/ tidak terdapat pada posisi akhir
sedang sibuk mengobati penderita kata. Dengan demikian, bentuk reduplikasi
muntaber. yang betul dari kalimat (2) di atas adalah
4)Analisis kesalahn reduplikasi kelompok “Para pemain PERSIJA merasa unek-unek
keempat karena dikalahkan oleh PSMS Medan”.
a. Sepatunya digosokkan samp[ai
mengkilap-kilap.
b. Para pemain PERSIJA merasa
uneg-uneg, karena, dikalahkan oleh PSMS

Anda mungkin juga menyukai