Anda di halaman 1dari 2

ISOLASI DAN PEMISAHAN SENYAWA ALKALOID DARI BUAH MAHKOTA

DEWA (Phaleria macrocarpa Boerl.) DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR

Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan metode pemisahan modern yang
dapat digunakan untuk pemisahan, pemurnian dan penentuan kadar senyawa. Alkaloid
merupakan senyawa metabolit sekunder yang berfungsi sebagai bahan obat alami. Tumbuhan
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa Boerl.) banyak digunakan sebagai obat tradisional oleh
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan memisahkan senyawa alkaloid
yang terdapat dalam buah mahkota dewa dengan metode KCKT.
Terhadap fraksi diklorometana basa dilakukan pemisahan dengan KCKT menggunakan
kolom C18 (RP-18e) dan dielusi secara isokratis menggunakan fase gerak 10% asetonitril dan
90% larutan kalium dihidrogen fosfat 0,05 M dalam air (pH 3) selama 20 menit. Senyawa
alkaloid yang terkandung dalam fraksi diklorometana basa pekat diperoleh enam komponen.
Untuk lebih memurnikan alkaloid dilakukan fraksinasi dengan kromatografi kolom klasik
menggunakan silika gel G60 dan eluen kloroform-metanol bergradien 2,5%. Fraksi 3 (dari 41
fraksi) yang diduga merupakan senyawa alkaloid standar difraksinasi lagi menggunakan ODS
dengan eluen metanol-air (7:3). Terhadap fraksi 2 dan 3 (dari 20 fraksi) dilakukan kembali
pemisahan dengan KCKT. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa senyawa alkaloid dalam
buah mahkota dewa dapat dipisahkan
 Isolasi Alkaloid
Sebanyak 153,7 gram sampel buah mahkota dewa yang telah kering dan dihaluskan
diekstraksi dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut metanol.
 Identifikasi Alkaloid dengan KLT
Untuk ekstrak diklorometana pekat KLT dilakukan dengan menggunakan plat silika gel
GF254 sebagai fase diam dan klorofom-metanol (9,5:0,5) sebagai fasegerak, dihasilkan 5
noda. Noda keempat sama dengan senyawa alkaloid standar yaitu atropin dengan Rf 0,76.
Noda keempat ini diduga sebagai atropin yang nantinya akan dijelaskan dengan pemisahan
menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi. Untuk lebih memurnikan senyawa alkaloid
yang diduga atropin dalam buah mahkota dewa, dilakukan kembali fraksinasi dengan
kromatografi kolom. Kromatografi kolom dilakukan untuk fraksi 3 dengan menggunakan
fase diam ODS dan fase gerak metanol dan air (7:3) secara isokratis. Kromatogram KCKT
senyawa alkaloid standar (atropin) dengan fase gerak 10% asetonitril dan 90% KH2PO4 0,05
M dalam air (pH 3), elusi isokratis, kolom RP-18e, volume injeksi 20 μL, laju alir 1,0
mL/menit, detektor UV pada panjang gelombang 210 nm.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1) Senyawa alkaloid dalam buah mahkota dewa dapat dipisahkan dengan metode KCKT,
dengan kondisi pemisahan: Fase gerak : 10% asetonitril dan 90% larutan KH2PO4 0,05 M
dalam air (pH 3) Kolom : C18 (RP-18e) Laju alir : 1,0 mL/menit Detektor : UV 210 nm
Volume injeksi: 20 μL
2) Jumlah komponen senyawa alkaloid yang dapat dipisahkan adalah enam komponen pada
ekstrak pekat. Dilakukan fraksinasi dengan kromatografi kolom sehingga diperolehsenyawa
alkaloid yang lebih murni yaitu empat komponen pada fraksi setelah kromatografi kolom
pertama dan dua komponen pada fraksi setelah kromatografi kolom kedua.
3) Salah satu senyawa alkaloid yang terkandung dalam buah mahkota dewa bukan merupakan
senyawa alkaloid (atropin) yang digunakan sebagai standar.

Anda mungkin juga menyukai