Anda di halaman 1dari 14

PENGAUDITAN II

Audit Atas Investasi dan Saldo Kas

Oleh

Kelompok 8

Aida Salsabila R. A31116023


Muh. Rifat Affif A31116526
Muh. Takbir Tenri G A31115

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

2019
Tinjauan Atas Investasi
Aktivitas investasi dalam hal ini merupakan aktivitas yang berkaitan dengan kepemilikan
sekuritas yang diterbitkan oleh entitas lainnya, yang dapat berupa surat berharga (sekuritas) atau
aktiva lain yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan produktif perusahaan. Investasi
dalam efek berhubungan dengan siklus penerimaan kas (penjualan efek, penerimaan bunga dan
dividen) dan siklus pembayaran (pembelian efek)

Banyak perusahaan yang menanamkan dananya dalam sekuritas seperti:


-Sertifikat deposito
- Sertifikat Bank Indonesia
- Reksa dana
- Saham preferen dan saham biasa
- Obligasi Pemerintah (SUN) dan Obligasi perusahaan

Tujuan Audit
Eksistensi atau Pendapatan investasi, realisasi laba Catatan investasi jangka pendek dan
Ketertejadian dan rugi dan laba dan rugi belum investasi jangka panjang
terealisasi yang dicantumkan dalam mencerminkan investasi yang ada
statemen laba merupakan transaksi dalam tanggal neraca
atau peristiwa yang terjadi dalam
perioda audit

Kelengkapan Statemen laba telah mencerminkan Seluruh investasi jangka pendek dan
seluruh transaksi dan peristiwa yang panjang telah dicantumkan dalam akun
harus masuk dalam statemen laba investasi di neraca

Hak dan Seluruh catatan investasi dimiliki oleh


Kewajiban entitas pelapor

Valuasi dan Pendapatan investasi, dan laba dan Investasi dalam neraca sajikan dalam
Alokasi rugi yang sudah dan yang belum neraca pada harga pasar, cost,
direalisasi telah dilaporkan dalam amortized cost, atau jumlah yang
jumlah yang tetap ditetapkan berdasar metode ekuitas,
sesuai dengan klasifikasinya
Penyajian dan Saldo investasi telah diidentifikasi
Pengungkapan secara tepat
Pengungkapan yang cukup telah
dilakukan shubungan dengan (1)
investasi pihak terkait, (2) dasar
penilaian, (3) jaminan sbg kolateral
Pertimbangan Perencanaan Audit
ISA 330.3 Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang resiko
(salah saji material) yang dinilai, dengan merancang dan mengimplementasi tanggapan yang tepat
terhadap resiko tersebut

AUDITOR PERLU
1. Menilai resiko bawaan dan resiko pengendalian pada tingkat laporan keuangan dan
tingkat asersi (untu setiap jenis transaksi, saldo akun dan pengungkapan)

2. Mengembangkan prosedur audit responsif, yakni prosedur audit yg menanggapi resiko


yang dinilai

RENCANA AUDIT

1. Berisi tanggapan menyeluruh atas resiko yang diidentifikasi pada tingkat laporena
keuangan

2. Menangani area laporan keuangan yang material

3. Berisi sifat luasnya dan penjadwalan prosedur audit spesifik untuk menanggapi resiko
salah saji material pada tingkat asersi

Dalam ISA 300, Proses pembentukan strategi audit secara keseluruhan membantu auditor untuk
menentukan pada penyelesaian prosedur penilaian risiko auditor. Jika dalam investasi ini seperti
adanya pengakuan pendapatan yang seharusnya belum terealisasi tetapi tidak di klasifikasikan
sebagaimana mestinya yang mengakibatkan penghitungan Return On Ivestment ternyata lebih
tinggi dari yang diperkirakan. Untuk itu, pertimbangan perencanaan audit mencakup:

1. Materialitas
Dalam ISA 320, Dalam melakukan audit atas laporan keuangan, tujuan keseluruhan auditor
harus memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas
dari salah saji material, baik karena kecurangan atau kesalahan, sehingga memungkinkan
auditor untuk menyatakan pendapat atas apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Dalam hal investasi,
sekuritas yang ditahan sebagai investasi jangka pendek dapat bersifat material bagi solvensi
jangka pendek suatu entitas, tetapi laba dari sekuritas semacam ini jarang bersifat signifikan
bagi hasi operasi entitas di luar sektor jasa keuangan. Sekuritas yang dimiliki perusahaan
sebagai investasi jangka panjang mungkin material, baik bagi neraca maupun laporan rugi –
laba, tergantung pada perusahaan yang bersangkutan.

2. Inherent Risk
Risiko inheren untuk investasi dipengaruhi oleh banyak faktor dan volume transaksi investasi
umumnya cukup rendah. Akan tetapi, sekuritas merupakan aktiva yang mudah untuk dicuri,
dan akuntansi untuk investasi tersebut dapat menjadi rumit.
3. Analytical Procedures Risk
Prosedur analitis dapat dapat membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya,
atau dapat membandingkan hasil-hasil aktual atas jumlah investasi dan laba investasi dengan
yang dianggarkan atau dokumentasi lain dari rencana manajemen. Selisih yang besarnya
diluar dugaan bisa merupakan petunjuk adanya salah saji yang berkaitan dengan asersi
keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, penilaian atau pengalokasian, dan penyajian dan
pengungkapan. Tingkat hasil investasi dalam sekuritas yang lebih rendah dari prakiraan pada
investasi dengan metoda ekuitas disebabkan oleh kekeliruan dalam pencatatan : bagian
investasi investor dalam laba investee, atau amortisasi kelebihan cost investor diatas nilai
buku investasi.

4. Control Risk
Pemahaman atas beberapa faktor lingkungan pengendalian adalah relevan bagi audit atas
siklus investasi. Sebagai contoh, wewenang dan tanggung jawab atas transaksi investasi harus
ditetapkan pada pejabat perusahaan seperti bendahara. Orang yang diberi kewenangan harus
memiliki : integritas yang tidak diragukan, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan sebagai orang yang diberi tugas untuk melaksanakan transaksi, menyadari arti
penting pelaksanaan semua prosedur pengendalian yang ditetapkan perusahaan, dan dapat
membantu anggota manajemen dalam membuat penetapan resiko atas investasi – investasi
individual.

Dokumen dan Catatan


- Sertifikat saham : menunjukan jumlah lembar saham yang dimiliki seseorang pemegang
saham dalam suatu perseroan.
- Sertifikat obligasi : menunjukan jumlah lembar obligasi yang dimiliki oleh seorang
pemegang obligasi.
- Perjanjian obligasi : berisi ketentuan yang berkaitan dengan obligasi yang di terbitkan
perusahaan.
- Pemberitahuan dari broker : dokumen informasi harga pertukaran transaksi investasi yang
di buat broker.
- Laporan Broker : laporan bulanan yang diterbitkan broker tentang sekuritas yang
disimpan broker.
- Buku jurnal : digunakan untuk mencatat hal – hal tertentu ( pendapatan bunga ,
penyesuaian harga pasar dan pendapatan yang diperoleh ).
- Buku pembantu investasi : memiliki portofolio yang terdiri dari banyak saham berbeda
dan dapat digunakan sebagai buku pembantu untuk golongan investasi.

Pengujian Substantif atas Investasi

Pengujian substantif atas siklus investasi dilakukan untuk menguji saldo investasi di neraca
dan laporan laba rugi pada saat yang sama. Seperti dalam kasus setiap siklus yang dijelaskan
dalam bab-bab terdahulu, tingkat risiko deteksi yang tepat dan dapat diterima harus ditetapkan
untuk setiap kategori asersi laporan keuangan bagi saldo siklus investasi sebelum pengujian
substantif dapat dirancang.

a. Menentukan Risiko Deteksi


ISA 330.3 Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang
resiko (salah saji material) yang dinilai, dengan merancang dan mengimplementasi tanggapan
yagn tepat terhadap resiko tersebut

AUDITOR PERLU
1. Menilai resiko bawaan dan resiko pengendalian pada tingkat laporan keuangan dan
tingkat asersi (untu setiap jenis transaksi, saldo akun dan pengungkapan)
2. Mengembangkan prosedur audit responsif, yakni prosedur audit yg menanggapi resiko
yang dinilai

Dalam menerapkan model risiko audit untuk menentukan risiko deteksi bagi asersi siklus
investasi, auditor mungkin perlu menggabungkan penilaian risiko inheren dan
pengendaliannya atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dengan pertimbangan
tambahan yang unik bagi transaksi investasi yang telah dibahas sebelumnya. Apabila entitas
menghasilkan arus kas bebas yang mencukupi untuk mempunyai volume aktivitas investasi
yang signifikan, auditor akan perlu mempertimbangkan pengendalian spesifik atas aktivitas-
aktivitas itu. Karena penilaian risiko inheren dan pengendalian yang relevan dapat sangat
bervariasi disebabkan oleh berbagai jenis investasi serta situasi yang ada diantara entitas,
maka, tingkat risiko deteksi yang dapat diterima juga akan bervariasi secara signifikan di
antara entitas dan di antara kategori asersi bagi entitas yang sama. Sekali lagi, kesulitan
dalam merancang pengendalian untuk menilai risiko secara memadai berkaitan dengan (1)
penggunaan nilai wajar, bila diperlukan, dan (2) klasifikasi yang tepat atas investasi yang
seringkali berati bahwa tingkat risiko deteksi yang rendah yang dapat diterima untuk
pengujian rincian biasanya pengungkapan. Bagi banyak entitas di mana volume transaksi
investasi menekankan pada pengujian rincian.
b. Merancang Pengujian Substantif
ISA 330.23
ISA 330.23 : Jika salah saji yang tidak diperkirakan auditor ketika menilai risiko salah saji
yang material, didekteksi pada tanggal interim, auditor wajib mengevaluasi apakah penilaian
risiko tersebut dan sifat, waktu, dan luasnya prosedur substantif yang direncanakan untuk
mencakup periode tersisa, harus dimodifikasi.

1. Prosedur Awal

ISA 315.3 Tujuan auditor adalah mengidentifikasi dan menilai salah saji yang material
karena kecurangan atau kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan asersi, melalui
pemahaman terhadap entitas dan lingkungannya termasuk pengendalian intern
entitas, yang memberikan dasar untuk merancang dan mengimplementasi
tanggapan terhadap resiko (salah saji material ) yang dinilai

Serangkaian prosedur dalam kategori ini mengikuti pola yang ditetapkan untuk akun-
akun utama. Auditor mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industri klien. Merupakan
hal yang penting bagi auditor untuk memahami pendorong Ekonomi yang
memungkinkan suatu entitas melakukan aktivitas investasi, seperti kebijakan entitas
untuk menginvestasikan kelebihan kas, akivitas pembiayaannya, dan kemampuannya
untuk menghasilkan arus kas bebas. Kedua, kecocokkan antara saldo investasi awal
dengan jumlah yang diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya diverifikasi.
Berikutnya, aktivitas yang melibatkan akun-akun yang berkaitan dengan investasi
ditelaah untuk menentukan setiap ayat jurnal yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah
yang harus diselidiki. Kemudian, skedul semua investasi yang disiapkan klien, atau
penambahan dan pelepasan yang terjadi selama periode berjalan, dicek ketepatan
matematis dan kesesuaiannya dengan catatan akuntansi yang mendasari. Prosedur
terakhir mencakup penentuan bahwa skedul dan buku tambahan investasi sesuai dengan
saldo akun pengendali buku besar yang berkaitan. Skedul tersebut dapat berfungsi
sebagai dasar untuk melakukan pengujian substanif tambahan.
2. Prosedur Analitis

Prosedur analitis untuk saldo investasi mencakup keterkaitan di antara akun-akun


spesifik selama periode berjalan dan perbandingan dengan data tahun sebelumnya,
jumlah yang dianggarkan, dan ekspetasi lainnya. Sebagai contoh, persentase saldo
investasi jangka pendek dan jangka panjang terhadap masing-masing aktiva lancar dan
total aktiva, serta tingkat pengembalian atas berbagai kelas investasi dapat dibandingkan
dengan ekspektasi atau pengharapan. Ketika melaksanakan prosedur analitis atas laba
investasi, adalah penting untuk memahami kebijakan investasi entitas berkenaan dengan
proporsi investasi dalam sekuritas pemerintah, obligasi korporasi, dan sekuritas ekuitas.
Auditor harus mengevaluasi kelayakan laba investasi atas masing-masing kelas investasi
secara terpisah, berdasarkan kinerja pasar terakhir. Efektivitas dari prosedur analitis
dapat mengurangi jumlah bukti yang diperlukan dari pengujian substantif lainnya.

3. Pengujian Rincian Transaksi

Pengujian rincian transaksi secara khusus akan dapat menjadi efektif sebagai suatu
pendekatan audit apabila entitas tersebut mempunyai volume transaksi yang rendah.
Pengujian substantif ini terdiri dari vouching ke masing-masing ayat debet dan kredit
dalam berbagai akun investasi. Sebagai contoh, pendekatan ke akun aktiva dalam
transaksi akuisisi dapat divouch ke surat pemberitahuan pialang dan cek-cek yang
dibatalkan. Sementara pendekatan lainnya ke akun investasi atau akun penyesuaian
pasar yang bertalian dapat divouch ke dokumentasi yang memverifikasi kenaikan nilai
wajar yang harus diakui dalam akun-akun itu. Kredit yang dibukukan ke akun aktiva
dapat divouch ke bank atau surat pemberitahuan pialang yang memberikan bukti tentang
penjualan investasi, atau ke dokumentasi penurunan nilai wajar yang harus diakui dalam
akun-akun itu. Demikian pula, ayat jurnal pada laporan laba-rugi dan akun ekuitas untuk
keuntungan dan kerugian yang direalisasi dan belum direalisasi dapat divouch ke
dokumentasi transaksi penjualan atau perubahan nilai wajar yang harus diakui dalam
akun-akun ini. Ayat jurnal untuk pembelian dan penjualan besar investasi dalam jumlah
besar seringkali dapat divouch ke otorisasi pada notulen rapat dewan komisaris.
4. Pengujian Rincian Saldo

Tiga pengujian substantif dalam kategori ini akan dijelaskan dalam subbagian berikut:
a. Memeriksa dan menghitung sekuritas yang ada di tangan

Pengujian ini biasanya dilaksanakan secara serentak dengan perhitungan auditor


atas kas dan instrumen lainnya yang dapat dinegosiasikan. Dalam melaksanakan
pengujian ini, (1) petugas yang menyimpan sekuritas harus hadir sepanjang
perhitungan, (2) suatu tanda terima hrs diperoleh dari petugas tersebut ketika
sekuritas dikembalikan, dan (3) semua sekuritas harus berada di bawah kendali
auditor sampai perhitungan selesai.

b. Mengkonfirmasi Sekuritas yang Disimpan oleh Pihak Lain

ISA 505.A1 Prosedur konfirmasi eksternal sering dilakukan untuk mengkonfirmasi


atau meminta informasi mengenai saldo rekening dan elemen mereka. Mereka
juga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi persyaratan perjanjian, kontrak, atau
transaksi antara suatu entitas dan pihak lain, atau untuk mengkonfirmasi tidak
adanya kondisi tertentu, seperti "perjanjian side."

Sekuritas yang disimpan oleh pihak luar untuk menjaga keamanannya harus
dikonfirmasi. Konfirmasi ini harus diminta pada tanggal sekuritas yang ditahan oleh
klien itu sedang dihitung. Proses konfirmasi untuk sekuritas ini sama dengan
langkah-langkah yang diperlukan dalam mengkonfirmasi piutang. Jadi, auditor
harus mengendalikan pengiriman melalui pos dan menerima jawaban langsung dari
petugas penyimpanan sekuritas. Data yang dikonfirmasi sama dengan data yang
harus dicatat apabila auditor mampu memeriksa sekuritas tersebut.
c. Menghitung Kembali Pendapatan Investasi yang Dihasilkan

Laba dari investasi dapat diverifikasi dengan bukti documenter dan dihitung ulang.
Dividen atas semua saham yang terdaftar pada bursa saham dan banyak lainnya
termasuk dalam buku catatan divuden yang diterbitkan oleh jasa investasi. Auditor
dapat secara independen memverifikasi pendapatan dividen dengan merujuk pada
tanggal pengumuman, jumlah, dan tanggal pembayaran yang diperlihatkan dalam
buku catatan itu. Verifikasi pendapatan dividen biasanya digabungkan ke dalam
skedul investasi.

Bunga yang dihasilkan dan bunga yang dipungut atas investasi dalam obligasi dapat
diverifikasi dengan menelaah surat berharga dan tanggal pembayaran yang
ditunjukkan pada sertifikat obligasi. Di samping itu, auditor juga menelaah skedul-
skedul amortisasi klien untuk premi dan diskonto obligasi serta menghitung
kembali jumlah yang diamortisasi, jika ada.

5. Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi

Ketika mengaudit investasi, auditor harus menerapkan pertimbangan audit yang


signifikan berkenaan dengan evaluasi atas (1) klasifikasi investasi yang tepat, dan (2)
nilai wajar investasi.
a. Klasifikasi Investasi yang Tepat
Klasifikasi yang perlu diperhatikan :
1) Sekuritas yang ditahan-sampai-jatuh tempo, yang dilaporkan pada biaya
amortisasi.
2) Sekuritas yang diperdagangkan, yang dilaporkan pada nilai wajar, dengan
keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dimasukkan dalam laba.
3) Sekuritas yang tersedia untuk dijual, yang dilaporkan pada nilai wajar
dengan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi tidak termasuk
dalam laba serta dilaporkan dalam akun ekuitas terpisah.

b. Mengaudit Nilai Wajar Investasi

Jika investasi dicatat pada nilai wajarnya, maka auditor harus mendapatkan bukti
yang mendukung nilai wajar itu. Sumber yang umum untuk mendukung nilai wajar
sekuritas adalah harga pasar kutipan yang diperoleh dari publikasi keuangan atau
estimasi nilai wajar yang diperoleh dari pialang-dealer serta sumber pihak ketiga
lainnya. Dalam kasus investasi yang dinilai dengan menggunakan model penilaian,
auditor tidak boleh bertindak sebagai penaksir dan tidak diperbolehkan untuk
mengganti pertimbangannya dengan pertimbangan manajemen entitas. Sebaiknya,
auditor umumnya harus menilai kelayakan dan ketepatan model itu. Auditor dapat
menganggap perlu untuk melibatkan seorang spesialis dalam menilai estimasi nilai
wajar entitas atau model-model yang bertalian.

Auditor harus mengevaluasi apakah manajemen telah mempertimbangkan


informasi yang relevan dalam menentukan apakah ada kondisi penurunan nilai yang
bersifat tidak sementara. Contoh faktor-faktor yang dapat menunjukkan kondisi
penurunan nilai yang bersifat tidak sementara adalah sebagai berikut:

1) Nilai wajar secara signifikan berada di bawah harga pokok.


2) Penurunan nilai berasal dari kondisi buruk yang spesifik
yang mempengaruhi investasi tertentu.
3) Suatu sekuritas hutang telah dinilai menurunkan peringkatnya oleh lembaga
penyusun peringkat.
4) Kondisi keuangan penerbit sedang memburuk.
5) Dividen telah dikurangi atau dihilangkan, atau skedul pembayaran bunga atas
sekuritas hutang belum dibuat.

Auditor harus mendapatkan bukti mengenai kondisi-kondisi tersebut dan apakah hal
itu cenderung mendukung atau bertentangan dengan kesimpulan manajemen.

6. Penyajian dan Pengungkapan

Bandingkan statemen penyajian dengan standar akuntansi yang berlaku:


• Tentukan bahwa saldo investasi telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan
tepat
• Pastikan nilai wajar investasi dicatat dengan benar dan sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya
• Tanyakan kepada manajemen bagaimana klasifikasi akun akun investasi beserta
metodenya
• Gunakan daftar periksa sebagai alat bantu dalam menentukan bahwa semua
pengungkapan yang disyaratkan telah dilakukan berkenaan dengan dasar penilaian
investasi, berbagai komponen dari keuntungan dan kerugian yang direalisasi serta
belum direalisasi, investasi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa, dan
sekuritas yang telah digadaikan sebagai agunan
Saldo Kas
Saldo kas mencakup penerimaan yang belum disetor, kas di bank dalam rekening giro dan
tabungan, dana imprest seperti kas kecil dan giro gaji. Hal ini merepresentasikan kas diperlukan
untuk melunasi obligasi dan membayar gaji dan kebanyakan entitas akan melebihkan kasnya ke
dalam bentuk interest-earning investment. Saldo kas tertentu seperti sertifikat deposit, bond
sinking fund cash, saldo valuta asing dan akun lain yang terbatas penggunaannya biasanya
disajikan sebagai investasi .

Hubungan Saldo Kas kepada Siklus Transaksi

Lima siklus transaksi berhubungan lnagsung ke saldo kas. Siklus tersebut yaitu pendapatan,
pengeluaran, pendanaan, investasi dan penggajian. Siklus produksi tidak memiliki transaksi yang
berkaitan langsung dengan kas. Siklus pendapatan meningkatkan kas. Siklus pengeluaran dan
penggajian mengurangi kas. Sedangkan siklus pendanaan dan investasi dapat meningkatkan
maupun mengurangi kas. Entitas yang memiliki transaksi pendapatan dan pengeluaran yang besar
maka bisa juga besar siklus penggajiannya. Volume dan size transaksi kas kas dalam pendanaan
dan investasi berbeda dari tiap entitas dan juga bisa berbeda jauh dari tahun ke tahunnya dalam
satu entitas.

Tujuan Audit

Assertion Account Balance


Category Audit O bjectives
Keberadaan
atau Saldo kas yang tercatat benar-benar terjadi pada tanggal tercatat.
keterjadian

Kelengkapan Saldo kas tercatat termasuk semua transaksi kas yang terjadi.
Transfer akhir tahun antara bank dicatat pada periode yang tepat.

Hak dan Entitas secara sah memiliki semua saldo kas yang ditunjukan dalam
Kewajiban tanggal Laporan Posisi Keuangan.

Penilaian dan Saldo kas yang tercatat telah terealisasi pada jumlah yang dicatat .
Alokasi

Presentasi Saldo kas diidentifikasi dan diklasifikasi secara tepat dalam neraca.
dan
Pengungkapan
ISA 520
Sebelum merancang program-program audit saldo kas, auditor harus mempertimbangkan
bisnis klien/ pemegang kepentingan untuk mengerti arti penting saldo kas yang diaudit. Hal ini
akan membantu dalam memahami risiko bisnis klien, mengevaluasi apakah manajemen cukup
memperhitungkan risiko tersebut, dan merancang pengujian audit yang tepat. Pemahaman
terhadap bidang usaha klien akan membantu auditor dalam mempertimbangkan:
 Materialitas saldo bagi pemakai laporan keuangan
 Risiko bawaan saldo kas
 Pengendalian intern kunci yang seharusnya ada untuk menghadapi resiko bisnis

Materialitas

Untuk banyak entitas, porsi dari aset total atau lancar dalam berbagai poin waktu
direpresentasikan oleh saldo kas yang rendah dan kadang tidak material. Jika dikaitkan dengan
transaksi dalam lima siklus transaksi yang mempengaruhi kas, jumlah kas yang mengalir melalui
akun-akun dalam satu periode waktu benar-benar dapat sangat material.

Risiko Bawaan

ISA 330.3 Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang risiko
(salah saji material) yang dinilai, dengan merancang dan mengimplementasi tanggapan yang tepat
terhadap resiko tersebut

AUDITOR PERLU

1. Menilai resiko bawaan dan resiko pengendalian pada tingkat laporan keuangan dan
tingkat asersi (untu setiap jenis transaksi, saldo akun dan pengungkapan)

2. Mengembangkan prosedur audit responsif, yakni prosedur audit yg menanggapi resiko


yang dinilai

Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat risiko inheren yang signifikan untuk
asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan keterjadian serta kelengkapan. Sifat saldo kas
yang rentan dicuri juga merupakan risiko. Berbeda dengan piutang atau persediaan, risiko terkait
dengan asersi hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, dan penyajian dan pengungkapan untuk
kas cenderung minimal karena absensi kompleksitas mengenai hak, pengukuran akuntansi,
estimasi dan pengungkapan.

Risiko Pengendalian

Penerimaan dan pengeluaran kas seringkali merupakan transaksi rutin yang dapat dikendalikan
oleh sistem pengendalian internal yang baik, sehingga dapat memungkinkan auditor untuk menilai
risiko pengendalian pada tingkat yang rendah. Karena rawannya saldo kas atas pencurian, maka
banyak auditor akan mengevaluasi secara cermat pengendalian internal atas kas.

Uji Substantive untuk Saldo Kas

Dalam bagian ini dan sub-bagian berikut, istilah saldo kas hanya mengacu pada kas yang ditahan
dan di bank, tidak termasuk kas kecil dan dana impres lainnya.

a) Menentukan Risiko Deteksi


Beberapa pemilik perusahaan kecil menginginkan agar auditor secara cermat mengaudit kas
guna memberikannya kepastian tentang keabsahan saldo kas.

Risiko inheren biasanya tinggi karena kerawanan kas terhadap penyalahgunaan. Efektivitas
prosedur analitis seringkali tergantung pada prosedur yang ditempuh entitas untuk
mengembangkan anggaran atau peramalan kas yang akurat. Model risiko audit atau matriks
risiko kemudian dapat digunakan untuk menentukan tingkat risiko deteksi yang dapat
diterima atas setiap asersi saldo kas.

ISA 330.23
ISA 330.23 : Jika salah saji yang tidak diperkirakan auditor ketika menilai risiko salah saji
yang material, didekteksi pada tanggal interim, auditor wajib mengevaluasi apakah penilaian
risiko tersebut dan sifat, waktu, dan luasnya prosedur substantif yang direncanakan untuk
mencakup periode tersisa, harus dimodifikasi.

b) Merancang Prosedur Substantif


Prosedur Substantif dirancang oleh auditor untuk mendeteksi salah saji yang material pada
tingkat asersi (at te assertion level). Ada beberapa jenis prosedur substantif, adalah sebagai
berikut:

1) Initial Procedures
Mendapatkan pemahaman bisnis dan industri dan menentukan pentingnya saldo dan
transaksi kas bagi entitas dan kebijakan entitas untuk meramalkan saldo kas dan surplus
saldo kas. Melakukan prosedur awal untuk saldo dan catatan kas yang harus diaudit lebih
lanjut. Mengusut saldo awal kas dan bank ke kertas kerja auidt tahun lalu, melakukan
review aktivitas akun buku besar kas dan selidiki ayat-ayat yang tampak tidak biasa dan
mendapatkan ikhtisar kas dan bank yang disusun klien, verifikasi keakuratan
mathematikanya dan tentukan kecocokannya dengan buku besar.

2) Analytical Procedures
Sama seperti test of details, sebagai prosedur substantif ia melihat substansi angka dalam
laporan keuangan. Melakukan prosedur analitik seperti membandingkan saldo kas dengan
jumlah anggarannya, saldo tahun lalu, dan jumlah lain diperkirakan dan menghitung
persentase kas terhadap aktiva lancar dan bandingkan dengan ekspektasinya.

3) Pengujian Detail Transaksi


Melakukan verifikasi pisah batas (cut offf) transaksi penerimaan & pengeluaran
kas.

Laporan pisah batas Bank (cutoff bank statement) adalah laporan bank periode parsial
dan cek yang dibatalkan yang terkait, salinan slip deposit, dan dokumen lain yang
tercantum dalam laporan dikirimkan langsung oleh bank ke kantor akuntan publik.
Tujuan dari laporan pisah batas bank adalah untuk memverivikasi item rekonsiliasi
pada rekonsiliasi bank akhir tahun. Pengujian untuk salah saji yang disengaja, auditor
melaksanakan verifikasi berikut dalam bulan setelah tanggal neraca :

Memfoot daftar semua cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan memo kredit
Memverifikasi bahwa laporan bank dalam keadaan seimbang ketika total footing
digunakan. Mereview item yang dilibatkan dalam footing untuk memastikan bahwa hal
itu telah dibatalkan oleh bank pada periode yang benar dan tidak memasukan
penghapusan atau perubahan.

Membuat daftar transfer antar bank.

Pengujian Transfer Antarbank diperlukan karena para pelaku kecurangan biasanya


menutupi pencurian kas dengan praktik yang dikenal sebagai Kitting: mentransfer uang
dari satu bank ke bank lainnya dan mencatat transaksi tersebut dengan tidak benar.
Untuk menguji kitting, dan kesalahan tidak sengaja dalam mencatat transfer antarbank,
auditor dapat mendata semua transfer antarbank yang dilakukan beberapa hari sebelum
dan setelah tanggal neraca serta menelusuri masing-masing ke catatan akuntansi agar
pencatatannya benar.
Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu sebagai
berikut :
 Ketepatan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi.
Auditor harus mempertimbangkan informasi pengeluaran dan penerimaan
pada skedul ke pencatatan pengeluaran dan penerimaan kas untuk
memastikan akurasinya.
 Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim.
Asumsikan terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari bank A ke bank B, tetapi
hanya pengeluarannya yang dicatat, maka ini adalah bukti pencurian uang yang
ditutupi.
 Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus
dilakukan di tahun fiskal yang sama. Jika penerimaan kas dicatat pada tahun
fiskal berjalan dan pengeluaran kas dicatat setelah tanggal neraca, maka hal
tersebut bisa saja dilakukan untuk menutupi berkurangnya kas.
 Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan
dengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar. Dalam
akun kas umum harus dimasukkan sebagai cek beredar pada transfer rekonsiliasi
bank. Kurang saji cek beredar pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya
kemungkinan kiting.
 Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari
rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan. Untuk akun
tabungan dan penggajian harus mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk
transfer rekonsiliasi bank. Lebih saji atas setoran dalam perjalanan pada
rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.
Meskipun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya dimaksudkan untuk
menemukan kecurangan, tindakan ini juga bisa dilakukan banyak transfer antarbank
tanpa memerhatikan pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat
mengakibatkan salah perhitungan antara kas dan utang dagang.

Membuat dan melakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank empat kolom.

Untuk kepentingan audit atas saldo, biasanya rekonsiliasi bank yang dipegunakan
adalah rekonsiliasi empat kolom, sebagai pembuktian atas saldo akhir cash in bank
periode berjalan. Dalam penyusunan rekonsiliasi empat kolom, dibuat kolom-kolom
secara terpisah untuk rekonsiliasi awal, setoran atau pemasukan, penarikan atau
pengeluran, dan rekonsiliasi akhir.

4) Pengujian Detail Saldo


 Melakukan penghitungan fisik kas

Dalam penghitungan kas, auditor harus memperhatikan berbagai hal berikut:

· Penghitungan kas harus dilakukan oleh auditor di muka pejabat yang


bertanggung jawab atas penyimpanan kas
· Hasil penghitungan kas harus dicatat di dalam Berita Acara Penghitungan Kas
yang harus segera ditandatangani oleh pejabat yang bertanggungjawab atas
penyimpanan kas
· Unsur-unsur yang tidak dimasukkan dalam unsur kas pada saat penghitungan
kas adalah cek mundur, perangko dan materai, dan kas bon.
 Melakukan konfirmasi saldo kas di bank.
 Mereview rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien

Rekonsiliasi Bank Independen yang disiapkan dengan baik merupakan


pengendalian internal yang penting terhadap kas. Auditor menguji rekonsiliasi
bank untuk menentukan apakah personil klien telah membuat rekonsiliasi bank
dengancermat dan untuk memverifikasi apakah saldo bank yang tercatat milik
klien sama jumlah ya dengan kas aktual di bank kecuali setoran dalam perjalanan,
cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainya.
Prosedur verifikasi atas rekonsiliasi :
1. Memverifikasi bahwa rekonsilasi bank klien sudah akurat secara matematis
2. Menelusuri saldo pada konfirmasi bank dan/ atau saldo awal pada laporan
pisah batas ke saldo per bank pada rekonsiliasi bank untuk memastikan
saldo tersebut sama.
3. Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukan
dengan laporan pisah batas bank ke daftar cek yang beredar pada
rekonsiliasi bank dan ke jurnal pengeluaran kas pada periode itu atau
periode-periode sebelum tanggal neraca.
5) Penyajian dan Pengungkapan

Bandingkan statemen penyajian dengan standar akuntansi yang berlaku:

• Tentukan bahwa saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dg tepat


• Tentukan bahwa bank overdraft direklasifikasikan sbg hutang lancar
• Tanyakan pada manajemen, review korespondensi dg bank, dan review notulen rapat
direksi untuk menentukan hal-hal yang diperlukan dalam pengungkapan seperti pagu
kredit, jaminan pinjaman, dan restriksi-restriksi lain terhadap saldo kas

Pertimbangan Lain

Pengujian untuk mendeteksi lapping


Lapping adalah suatu ketidakberesan yang dilakukan dengan sengaja untuk menyalahgunakan
penerimaan kas untuk sementara waktu atau secara permanen. Lapping dapat dilakukan kalau
seseorang memiliki wewenang menerima kas dan menyelenggarakan buku piutang. Auditor harus
menilai kemungkinan terjadinya lapping dengan memperoleh pemahaman tentang pemisahan
tugas dalam penerimaan dan pencatatan penagihan dari pelanggan.
Pengujian untuk mendeteksi lapping hanya dapat dilaksanakan apabila risiko pengendalian untuk
transaksi penerimaan kas adalah sedang atau tinggi. Ada tiga prosedur yang dapat mendeteksi
lapping, yaitu:

 Mengkonfirmasi piutang usaha


Pengujian ini akan menjadi lebih efektif jika dilaksanakan secara mendadak pada tanggal
interim. Melakukan konfirmasi pada saat ini akan mencegah seseorang untuk melakukan
lapping.

 Melakukan perhitungan kas secara mendadak


Perhitungan kas akan mencakup uang logam atau koin, uang kertas, dan cek pelanggan
yang ada di tangan. Auditor harus mengawasi setoran dari dana-dana tersebut. Rincian
setoran pada slip setoran duplikat harus dibandingkan dengan ayat jurnal penerimaan kas
dan posting kea kun pelanggan.

 Membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas dengan rincian slip setoran harian
yang berkaitan
Prosedur ini mengungkapkan perbedaan rincian seperti dua contoh diatas. Apabila
pembagian tugas yang tepat dalam penanganan penerimaan pos sudah ditetapkan,
beberapa auditor lebih memilih untuk menggunakan daftar pendahuluan dari prosedur ini.
Tanggal penagihan aktual kemudian dibandingkan dengan tanggal posting penagihan itu ke
buku besar piutang usaha

Anda mungkin juga menyukai