Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Tetralogi Of Fallot (TOF)

Mata Kuliah : Keperawatan Anak II


Dosen Pengampu :Ns.Murniati S.Kep.,M.Kep
Ns. Roro Lintang Suryani,S.Kep., M.Kep

KELOMPOK 3

DI SUSUN OLEH :

1. A.RIZAL FADLY (170103001)

2. RAY HANNIF FADILLAH (170103072)

3. DINDA PUPUT OKTAVIA (170103022)

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

2018/2019
Daftar IsI

A. Definisi ................................................................................................................................................ 1

B. PATOFISIOLOGI .............................................................................................................................. 2

D. Asuhan Keperawatan ....................................................................................................................... 4

E. Refrensi .............................................................................................................................................. 6

I
II
A. Definisi

(TOF) merupakan kelainan jantung bawaan sianotik. Kelainan yang terjadi


adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang dari bagian
infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel) dengan syarat
defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang aorta (Yayan A.I, 2010).
Sebagai konsekuensinya, didapatkan adanya empat kelainan anatomi sebagai
berikut:

Gambar :1. Jantung normal dan jantung TOF 1.

1. Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga
ventrikel

2. Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar
dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan
menimbulkan penyempitan.

3. Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri
mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik
kanan.

1
4. Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena
peningkatan tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal.

Pada penyakit (TOF) yang memegang peranan penting adalah defek septum
ventrikel dan stenosis pulmonalis, dengan syarat defek pada ventrikel paling sedikit
sama besar dengan lubang aorta (Yayan A.I, 2010).

B. PATOFISIOLOGI

Pada tetralogi fallot terdapat empat macam kelainan jantung yang bersamaan, yaitu :

1. Darah dari aorta berasal dari ventrikel kanan bukan dari kiri, atau dari sebuah
lubang pada septum, seperti terlihat dalam gambar, sehingga menerima darah
dari kedua ventrikel.
2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir dari ventrikel
kanan ke paru paru jauh lebih sedikit dari normal, malah darah masuk ke aorta.
3. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang septum
ventrikel dan kemudian ke aorta atau langsung ke aorta, mengabaikan lubang ini.
4. Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumplah besar darah ke dalam
aorta yang bertekanan tinggi, otot-ototnya akan sangat berkembang, sehingga
terjadi pembesaran ventrikel kanan.
Kesulitan fisiologis utama akibat Tetralogi Fallot adalah karena darah tidak
melewati paru sehingga tidak mengalami oksigenasi. Sebanyak 75% darah vena
yang kembali ke jantung dapat melintas langsung dari ventrikel kanan ke aorta tanpa
mengalami oksigenasi, Untuk klasifikasi/Derajat TOF dibagi dalam 4 derajat :
1. Derajat I : tak sianosis, kemampuan kerja normal.
2. Derajat II : sianosis waktu kerja, kemampuan kerja kurang.
3. Derajat III : sianosis waktu istirahat. Kuku gelas arloji, waktu kerja sianosis
bertambah, ada dispneu.
4. Derajat !V : sianosis dan dipeneu istirahat, ada jari tabuh.

2
C. Pathway TOF ( Tetralogi Of Fallot )

 Kehamilan (+) Rubella Terpapar faktor internal


dan Ekternal selama Anak dengan syndrom down
 Gizi buruk saat
kehamilan
kehamilan

 Ibu Alkoholik
Kelainan jantung kogenital
sianotik TOF

Defek Septum Ventrikel Overiding aorta


Stenosis Pulmonal

Obstruksi Pada Katup Obstruksi Katup Pulmo Pencampuran darah dari


pulmonal adanya Lubang pada sekat Ventrikel kanan dan kiri

Penurunan Aliran darah ke Kerja Ventrikel Kanan Darah mengandung O2 dan


paru Berlebih CO2 Bercampiur

Penurunan Pertukaran gas di


Hipertrofi Ventrikel kanan
paru-paru

Hipoksemia
Gangguan Penurunan O2
Pertukaran Gas Dalam darah

Hiopksia

Oksigen tidak mencukupi


Penurunan Energi Sesak
Untuk Pembentukan ATP

Kelemahan Intoleransi Aktivitas


3 Pola Nafas Tidak Efektif
D. Asuhan Keperawatan

No. Diagnosa NOC NIC


keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan asuhan  Memposisikan pasien
pertukaran gas keperawatan selama x 24 jam untuk memaksimalkan
diharapkan masalah akan ventilasi
teratasi berdasarkan kriteria  Menggunakan teknik
hasil yang menyenangkan
Status pernafasan ; pertukaran untuk memotivasi
gas bernafas dalam kepala
indikator Aw Akh anak-anak (misal:
al ir meniup gelembung,
Saturasi oksigen meniup kincir, peluit,
sianosis harmonika, balon,
Frekuensi meniup layaknya
pernafasan pesta; buat lomba
meniup dengan bola
ping pong, meniup
bulu)
 Memonitor status
pernafasan dan
oksigenasi,
sebagaimana mestinya

4
2. Intoleransi Setelah dilakukan asuhan Terapi aktivitas
aktivitas keperawatan selama x 24 jam  Pertimbangkan
diharapkan masalah akan kemampuan klien
teratasi berdasarkan kriteria dengan berpartisipasi
hasil melalui aktivitas
- Toleransi terhadap spesifik
aktivitas  Berkolaborasi dengan
Indikator Aw Akh [ahli] terapis fisik,
al ir okupasi dan terapis
Kemudahan rekreasional dalam
bernafas ketika perencanaan dan
beraktivitas pemantauan program
Kemudahan aktivitas, jika memang
dalam diperlukan
melakukan  Pertimbangkan
aktivitas hidup komitmen klien untuk
seharian meningkatkan
frekuensi dan jarak
aktivitas
 Bantu klien untuk
mengeksplorasi tujuan
personal dari
aktivitas-aktivitas yang
biasa dilakukan
(misalnya bekerja) dan
aktivitas-aktivitas yang
disukai
 Bantu klien untuk
memilih aktivitas dan
pencapaian tujuan
melalui aktivitas yang
konsisten dengan
kemampuan fisik,
fisiologis dan sosial.

5
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan Monitor pernafasan
pola nafas keperawatan selama x 24 jam  Memonitor
diharapkan masalah akan kecepatan, irama,
teratasi berdasarkan kriteria kedalaman dan
hasil kesulitan bernafas
- Status pernafasan  Auskultasi suara
indikator Aw Akh nafas, catat area
al ir dimana terjadi
Dispnue dengan penurunan atau tidak
aktivitas ringan adanya ventilasi dan
keberadaan suara
nafas tambahan
 Memonitor keluhan
sesak nafas pasien,
termasuk kegiatan
yang meningkatkan
atau memperburuk
sesak nafas tersebut
 Memberikan bantuan
terapi nafas jika
diperlukan
(misalnya,
nebullizer)

E. Refrensi

Pruhito.2013.Buku ajar primer :Ilmu bedah toraks,kardiak,dan vaskuler.


Surabaya:Airlangga University Press (AUP)

Anda mungkin juga menyukai