Anda di halaman 1dari 38

“MenurutAmerican College of Obstetricians dan

Gynecologists, maksimal ibu hamil minum teh


sebanyak 200 miligram per hari”

“75 % obat berasal dari tumbuhan”


Interaksi, Kontra Indikasi,
Efek Samping dan Dosis
Obat Herbal
The Concept

Kemungkinan terjadi
Bahan interaksi banyak
Kimia
beragam

Herbal
INTERAKSI ??

Modifikasi (besaran atau durasinya) aksi


suatu obat herbal yang ditimbulkan oleh
pemberian atau penggunaan substansi
lain (obat, makanan atau herbal lainnya) sebelum atau
bersamaan.
 Herbal – Herbal

 Herbal – Drugs

 Herbal - Foods
 Interaksi farmasetik

 Interaksi farmakologi :
 interaksi farmakodinamik
 Interaksi farmakokinetika
INTERAKSI FARMASETIK

 Dapat bersifat fisik atau kimiawi


 Terjadi pada waktu penyiapan obat
herbal
INTERAKSI FARMAKOKINETIK

 Absorpsi

 Distribusi

 Metabolisme

 Ekskresi
METABOLISME

 Metabolisme suatu obat


 dapat dihambat atau dipacu

 dengan menghambat (inhibitor) atau


memacu (Induktor) enzim tersebut
 TERJADI ANTARA KOMPONEN-KOMPONEN
DALAM HERBAL YANG BERLAINAN

TIDAK TERJADI ANTAR KOMPONEN-


KOMPONEN DALAM HERBAL YANG SAMA
Example

 Sinergis
Seledri (apiin dan apigenin) sehingga tekanan darah turun.
kumis kucing (Orthosiphon stamineus) mengandung flavonoid
polimetoksi : sinensetin, eupatorin; garam kalium; dan inositol.
Flavonoid sinensetin, eupatorin bersifat spasmolitik dan hasilnya adalah
diuretika. Garam kalium besifat retensi air dan hasilnya adalah
diuretika. Inositol sendiri bersifat dieresis. Kedua tanaman menghasilkan
penurunan tekanan darah dan efeknya menjadi optimal.
Cont…

Contoh :
 Akar valerian (valepotriate) + Pala (miristisin)
 St jhonswort (hipericin) + Kava (kava piron)
 Aloe vera (antraquinon) + daun senna (sennoside)
 Daun jambu biji (tannin) + pisang (pectin)
 Lombok (capsicin) + marsmallow (mucilage)
 Anise (anetol) + flannel (anetol)
 Liquorice (glisirizin) + Thyme ( limonene)
Example

Antagonis
Contoh :
 Akar valerian (valepotriate) + Kopi (Caffein)
 St Jhonswort (hipericin) + Ginseng (triterpen)
 Daun the (EPGC) + daun senna (sennoside)
 Kulit jeruk (asap sitrat) + marsmallow (mucilage)
 Garlic (aliin) + Curcuma (xanthorrizol)
 Sambiloto (andrographolide) + Tebu (Sukrosa)
 PENURUNAN ATAU KENAIKAN JUMLAH OBAT
DALAM DARAH/BIOAVAIBILITAS
 INAKTIVASI ENZYM
 MENURUNKAN ATAU MEMPERTINGGI EFEK
OBAT TANPA PENINGKATAN JUMLAH OBAT
INTERAKSI HERBAL - DRUGS

 MENGUNTUNGKAN
Efek sinergis

 MERUGIKAN
Menimbulkan efek toksik
Mengurangi efek
INTERAKSI HERBAL - DRUGS

 Minor Drug Interaction


 Tidak berpengaruh pada efek klinik
 Tidakmemerlukan perubahan regiment terapi
 Moderate Drug Interaction
 Membutuhkan penyesuaian dosis dan monitoring
ketat
 Severe Drug Interaction
 Berpotensi memberikan toksisitas yang berbahaya
INTERAKSI HERBAL - DRUGS

 MENINGKATKAN EFEK SAMPING


 MENGURANGI EFEK TERAPI
 MENINGKATKAN EFEK TERAPI :
 DAPAT MENYEBABKAN OVERDOSIS

 MEMODIFIKASI KERJA:
 MENYEBABKAN KOMPLIKASI
INTERAKSI HERBAL - DRUGS

 INTERAKSI FARMAKOKINETIK

 INTERAKSI FARMAKODINAMIK :
 ANTAGONIS

 SINERGIS
INTERAKSI HERBAL – DRUGS
(merugikan)
 Ginkgo biloba
 Interaksi antara ginkgo biloba (yang berfungsi untuk
menghambat faktor pengaktifan platelet) dengan obat
yang memiliki efek sebagai antikoagulan atau
antiplatelet, seperti aspirin dapat memperhebat
terjadinya pendarahan.

 Echinaceae
 Echinaceae biasanya diindikasikan untuk meningkatkan
imunitas. Penggunaan echinaceae bersama dengan
ketoconazole (anti jamur), isoniazid (untuk mengobati
penyakit TBC), dapat menyebabkan lifer toxicity.
 Caffeine
 Penggunaan obat kimia yang mengandung caffeine dengan obat
tradisional yang mengandung gingseng dapat menyebabkan
gangguan gastrointestinal, serta menyababkan insomnia.
 Ginseng
 Berdasarkan penelitian penggunaan ginseng bersama coumadin
dapat menyebabkan pendarahan. Ginseng yang digunakan
bersamaan dengan warfin dapat menurunkan efek anti koagulan
dari warfin akibatnya proses pendarahan dapat tetap terjadi.
 Allium sativum (bawang putih)
 Penggunaan allium sativum bersama dengan warfarin juga dapat
menyebabkan proses pendarahan tetap terjadi.
INTERAKSI HERBAL – DRUGS
(menguntungkan)
 Rhubarb-akar kelembak
 Yang mengandung tanin menunjukkan efek yang sinergis dengan obat-
obatan ACE inhibitor seperti Captropil untuk mengurangi kadar kreatinin dalam
serum
 Buah Pare (Momordica charantia)
 Dengan obat diabetes oral maupun dengan tanaman brotowali (Tinospora
cordifolia) untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes.
 Kunyit – Asam
 Dimana kurkuminoid yaitu zat aktif dalam kunyit yang bersifat labil distabilkan
oleh asam
 Kunyit- Bawang Putih
 Dapat menurunkan kolesterol total,penurunan LDL, Trigliserida, Glukosa darah
dan peningkatan kadar HDL.
INTERAKSI HERBAL-FOODS

OBAT HERBAL DAN MAKANAN


DAPAT BERINTERAKSI
POSITIF ATAU NEGATIF
DAUN SENNAE dengan THE (-) 24

 Daun Senna mengandung antrakinon senosida yang


bersifat laksansia. Sedangkan daun teh (Camellia
sinensis) mengandung tanin EGCG (Epi Gallo Catechin
Gallate) yang berefek konstipasi. Jika mereka berada
dalam satu ramuan maka tidak efektif karena saling
menetralkan.
MENIRAN dengan JINTEN HITAM(-) 25

 Meniran (Phyllanthus niruri) berkhasiat sebagai


imunostimulan dan bersifat tidak toksik. Jinten hitam
(Nigella sativa) berkhasiat imunostimulan, juga tidak
toksik. Namun, jangan mencampur kedua bahan ini
karena campuran meniran dan jinten hitam bisa
menyebabkan hepatotoksik
Perbedaan obat kimiawi dan obat
herbal
 Obat kimiawi :
 Lebih diarahkan untuk menghilangkan gejala-gejalanya saja.
 Bersifat sintomatis yang hanya untuk mengurangi penderitaannya saja.
 Bersifat paliatif artinya penyembuhan yang bersifat spekulatif, bila tepat
penyakit akan sembuh, bila tidak endapan obat akan menjadi racun yang
berbahaya.
 Lebih diutamakan untuk penyakit-penyakit yang bersifat akut (butuh
pertolongan segera) seperti asma akut, diare akut, patah tulang, infeksi akut,
dan lain-lain.
 Reksi cepat, namun bersifat destruktif artinya melemahkan organ tubuh lain,
terutama jika dipakai terus-menerus dalam jangka waktu lama.
 Efek samping yang bisa ditimbulkan iritasi lambung dan hati, kerusakan ginjal,
mengakibatkan lemak darah.
 Reaksi terhadap tubuh cepat.
 Obat herbal :
 Diarahkan pada sumber penyebab penyakit dan perbaikan fungsi
serta organ-organ yang rusak.
 Bersifat rekonstruktif atau memperbaiki organ dan membangun
kembali organ-organ, jaringan atau sel-sel yang rusak.
 Bersifat kuratif artinya benar-benar menyembuhkan karena
pengobatannya pada sumber penyebab penyakit.
 Lebih diutamakan utuk mencegah penyakit, pemulihan penyakit-
penyakit komplikasi menahun, serta jenis penyakit yang memerlukan
pengobatan lama.
 Reaksi lambat tetapi bersifat konstruktif atau memperbaiki dan
membangun kembali organ-organ yang rusak.
 Efek samping hampir tidak ada, asalkan diramu oleh herbalis yang ahli
dan berpengalaman.
APAKAH OBAT HERBAL SECARA
UMUM AMAN?
 Bahan aktif dalam banyak herbal dan suplemen herbal tidak
diketahui

 Beberapa suplemen herbal telah ditemukan terkontaminasi


dengan logam, obat resep yang tidak berlabel,
mikroorganisme, atau zat lainnya

 keamanan jamu tergantung pada banyak hal


susunan kimiawi, cara kerjanya di dalam tubuh, cara
pembuatannya, dan dosis yang digunakan

 Suplemen herbal dapat bertindak dengan cara yang sama


seperti obat-obatan
Penggunaan pada Pasien
tertentu
Kehamilan

Penggunaan obat herbal pada ibu hamil bisa memicu


berbagai bahaya, yang diantaranya bahkan bisa
memicu terjadinya keguguran
Herbal Efek pada kehamilan

Aloe Stimulasi aktivitas otot rahim


Angelica Emenagoga
Bearberry Stimulasi uterus
Kemangi Emenagoga, resiko aborsi, mutagenik
Bitter melon Emenagoga resiko aborsi
Black Cohosh Aktivitas estrogenik, menekan sekresi dan mengurangi sirkulasi LH (pada tikus)
dan mengikat reseptor estrogen rahim

Calamus (Dringo) Emenagoga, hepatotoksis, genotoksik, karsinogen efek

Camphor Stimulat Uterus


Cinnamom (Kayu manis Emenagoga, stimulant uterus

Biji Jarak Resiko aborsi, mutagenik, genotoksik


Seledri Emenagoga, resiko aborsi
Cammomile Stimulasi uterus
Herbal Efek pada kehamilan

Kulit kina BBLR, Prematur


Echinacea Oxitosic lemah
Ephedra Efedrin menyebabkan hipertensi dan stimulasi uterus
Adas manis Emenagoga
Bawang putih Emenagoga, stimulasi uterus
Gotu cola (Pegagan) Emenagoga

Kembang sepatu Resiko aborsi

Akar Ipeca Resiko aborsi dan efek emmenagoga


Lavander emenagoga
Liquorice Resiko Aborsi, stimulan rahim, oxytocic, efek teratogenik

Pala Resiko Aborsi dan mutagenik


Papain Emenagoga
Delima emenagoga
Geriatric

Diperkirakan bahwa untuk geriatri di atas 65 tahun efek


yang tidak diinginkan adalah dua kali lipat dari kaum
muda.

Pada geriatri, efek samping yang lebih mungkin karena


terganggunya biotransformasi penyerapan dan
eliminasi.

Geriatri sering memiliki kondisi medis yang kompleks


terkait kemampuan tubuh mereka untuk menangani
obat.
Yang harus diperhatikan

 Pasien di atas 65 tahun sebaiknya memulai pengobatan dengan


dengan dosis rendah
 Ibu hamil dan menyusui sebaiknya tidak minum obat herbal atau tidak
mengkonsumsi berlebih
 Obat herbal tidak boleh digunakan pada anak di bawah dua tahun
 Potensi interaksi obat : kandungan obat herbal mungkin dapat
berinteraksi dengan obat konvensional yang diminum bersamaan
 Jangan abaikan gejala toksik dalam bentuk apapun
 Minyak atsiri harus digunakan dengan hati-hati (walau terkonsentrasi
dan jumlah kecil yang tampaknya tidak berbahaya dapat
menyebabkan kerusakan serius)
 Obat herbal harus diambil hanya pada dosis yang ditentukan
Dosis??
Dosis

 Dosis herba individual: 3-9 g/hari


 Ekstrak (asumsi 6x >kuat): 0,5 – 1,5 g/hari, kadang-
kadang bisa dikurangi menjadi 0,2 – 0,5 g /hari

Pengecualian:
1. Mineral: bisa s/d 30 g/hari; konsentrat: 1-6/hari
2. Herba yang ringan: 0,5-3 g/hari (konsentrat: 0,1 –
0,5 g/hari)
3. Herba beracun: sesuai dosis individual
Dosis anak-anak
 Bayi (< 6 bulan): 1/10 dosis rata-rata dewasa
 6 bulan – 1 th: 1/6 dosis rata-rata dewasa
 1-2 tahun: ¼ dosis rata-rata dewasa
 2-4 tahun: 1/3 dosis rata-rata dewasa
 4-6 tahun: ½ dosis rata-rata dewasa
 6-14 tahun: 2/3 dosis rata-rata dewasa

Catatan: dosis untuk anak-anak dengan berat dan tinggi sesuai


usia, dosis bisa bervariasi tergantung kondisi pasien, penyakit dan
pengobat
Dosis manula

 > 70 tahun: 80% dosis dewasa


 > 90 tahun: 50% dosis dewasa
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai