Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN ON THE JOB LEARNING

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

NAMA GURU : MANSYUR SYAPUTRA, S.Sos.I., S.Pd

MATA PELAJARAN : GURU KELAS ATAS

NIP : 19781112 201407 1 002

UNIT KERJA : SD NEGERI KEDUNG WARINGIN

DINAS PENDIDIKAN KOTA BOGOR


KELOMPOK KERJA GURU KECAMATAN TANAH SAREAL
2019
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… 2


BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 6
A. Latar Belakang ……………………………………………………….... 6
B. Tujuan …………………………………………………………………. 6
C. Manfaat …………………………………………………………………. 7

BAB II ON THE JOB LEARNING ……………………………………………… 8


A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ……………………………………….. 8
B. Gambaran Umum Pelaksanaan Kegiatan ……………………………….. 8
C. Produk yang Dihasilkan ………………………………………………… 8

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………….. 10


A. Simpulan ………………………………………………………………. 10
B. Saran …………………………………………………………………… 10

LAMPIRAN
1. Jurnal Kegiatan Mandiri On The Job Learning ……………………………… 11
2. Produk On The Job Learning ……………………………………………. 13
MODUL KK A PEDAGOGI
LK 03 ANALISIS KASUS PERKEMABANGAN FISIK DAN MOTORIK … 13
LK 05 ANALISIS KASUS PERKEMBANGAN SOSIAL DAN
KECERDASAN EMOSI ……………………………………………….. 15
LK 06 ANALISIS KASUS PERKEMBANGAN MORAL DAN
KECERDASAN SPIRITUAL ………………………………………….. 16
LK 07 ANALISIS KASUS KEMAMPUAN AWAL DAN KESULITAN
BELAJAR PESERTA DIDIK …………………………………………... 17

MODUL KK A PROFESIONAL
LK 1.3 BENTUK BAKU DAN NONBAKU …………………………………… 21
LK 1.4 RAGAM BAHASA ……………………………………………………… 22
LK 2.3 LAPORAN TAHAP-TAHAP PEMEROLEHAN BAHASA ANAK …… 23
3

LK 2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMEROLEHAN


BAHASA ANAK ……………………………………………………… 25
LK 3.3 KELAS KATA ………………………………………………………… 27
LK 3.4 WACANA ……………………………………………………………… 34
LK 4.3 PERTALIAN MAKNA ……………………………………………….... 36
LK 4.4 PERUBAHAN MAKNA ……………………………………………….. 41
LK 4.5 IDIOM, PAMEO, DAN PERIBAHASA ……………………………….. 44
LK 5.3 KARANGAN DESKRIPSI DAN ARGUMENTASI …………………... 45
LK 5.4 PENERAPAN MATERI KETERAMPILAN BERBICARA …………… 46
LK 6.3 UNSUR INSTRINSIK PROSA …………………………………………. 47
LK 6.4 MENGUBAH TEKS PUISI KE DALAM TEKS PROSA ……………… 50
LK 7.1 PENILAIAN BERBASIS KELAS ……………………………………… 51

MODUL KK G PEDAGOGI
LK 03 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN … 56
LK 04 PRAKTEK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN …………………… 57

MODUL KK G PROFESIONAL
Tugas 06 KB-2 Anda dan kelompok Anda memiliki calon yang sangat potensi,
tetapi tidak memperoleh dukungan dari partai politik yang
diharapkan dapat mengusung pencalonan …………………… 58
Tugas 07 KB-2 Seorang calon peserta pemilu yang telah terpilih oleh lebih dari 50
persen pemilih, dan sebagian besar pemilih. Karena ketidakpuasan
ada kelompok lain yang melakukan protes/unjuk rasa menentang
hasil pemilukada ……………………………………………… 60
Tugas 08 KB-2 Seorang yang berpotensi, pintar, memperhatikan kepentingan rakyat
kecil dan energik oleh warga dicalonkan untuk menjadi pemimpin
daerah. Nilai-nilai karakter apa yang menjadi pertimbangan
pencalonan oleh warga tersebut? ……………………………… 62

3. Surat Tugas dari Kepala Sekolah ………………………………………… 64


4. Biodata Peserta …………………………………………………………… 65
5. Daftar Hadir Kegiatan ……………………………………………………. 66
6. Foto Kegiatan …………………………………………………………….. 72
4

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan tugas mandiri On
The Job Learning pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Selanjutnya, sholawat beriring salam untuk Baginda Rasulullah SAW, yang telah
membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti
saat ini.

Laporan tugas mandiri ini disusun untuk memenuhi tugas dari program pendidikan dan
pelatihan (Diklat) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dengan model tatap muka
In-On-In. Isi laporan ini adalah gambaran mengenai aktivitas dan tagihan yang berupa
lembar kerja yang diselesaikan secara mandiri dan berkomunikasi dengan peserta diklat
lain dan fasilitator.

Program pendidikan dan pelatihan (Diklat) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


ini sangat membantu penulis untuk memahami kompetensi pedagogik dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampikan khususnya kompetensi dalam bidang
Bahasa Indonesia dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Dalam menyelesaikan tugas mandiri ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan saran dan dukungan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Fasilitator Diklat yaitu Bapak M. Arief Rusmana, S.Pd dan Ibu Laely
Romdhania, SP yang telah memberikan dukungan dan pencerahan yang begitu
besar.
2. Kepala SD Negeri Kedung Waringin Ibu Yeni Wiliah, S.Pd dan Teman sejawat
(peserta diklat) yang telah memberikan banyak masukan.
3. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini
5

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi
sempurnanya laporan ini.

Bogor, Oktober 2019

MANSYUR SYAPUTRA, S.Sos.I, S.Pd


NIP. 19781112 201407 1 002
6

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Berlakang
Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh
mutu guru yang baik. Upaya yang perlu dilakukan oleh para pendidik untuk
menjadikan dirinya sebagai pendidik yang profesional dan bermutu adalah
selalu meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional, maupun sosial.

Peningkatan kompetensi guru terkait dengan profesionalismenya harus


dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Negara
PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya serta Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk
teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya untuk kenaikan karir dan
kepangkatnnya.

Program pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan bagian penting dari


pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan Diklat
juga tidak lepas dari tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran/ tugas yang diampunya.

Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di Hotel Ririn ini adalah


model tatap muka In-On-In. Tahap awal In Service Learning 1 yaitu mengkaji
materi dalam kelompok yang dipandu oleh fasilitator. Dilanjutkan dengan On
The Job Learning (OJL).

B. Tujuan
Tujuan laporan On The Job Learning ini disusun adalah untuk memenuhi tugas
Diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Setelah mengkaji dan
memahami materi Kompetensi Pedagogik dan Profesional pada Kelompok
Kompetensi A (KK A) dan Kelompok Kompetensi G (KK G) yang dilakukan
7

pada In Service Learning1 dan dilanjutkan secara mandiri dan berkomunikasi


dengan rekan sejawat dalam kelompok dan dibimbing fasilitator. Seluruh
aktivitas dan tagihan yang berupa lembar kerja tersebut dibuat dalam bentuk
laporan dan akan diserahkan kepada fasilitator pada pertemuan In Service
Learning2.

C. Manfaat
Manfaat kegiatan :
1. Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman guru tentang kompetensi
pedagogik dan profesional sesuai dengan modul yang dipelajarinya ( KK A
dan KK G)
2. Guru dapat memberikan layanan pendidikan berkualitas kepada peserta
didik dan memiliki performa sebagai pendidik.
3. Memiliki kemauan dan semangat untuk terus belajar mengembangkan
potensinya.
8

BAB II
ON SERVIS LEARNING

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


1. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan On The Job Learning di tempat masing-masing secara mandiri
dan berkelompok.

2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan On The Job Learning pada tanggal 14 – 24 Oktober 2019.

B. Gambaran Umum Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan pembelajaran On The Job Learning ini dilaksanakan secara mandiri
dan berkomunikasi dengan peserta lain dan fasilitator. Ada 2 ( dua ) modul yang
harus dipahami dan dipelajari yaitu Modul Kelompok Kompetensi ( KK A ) dan
Modul Kelompok Kompetensi ( KK G ) sebagai referensi dalam menyelesaikan
tagihan-tagihan ( Lembar Kerja / LK ) selama periode On The Job Learning.

C. Produk yang Dihasilkan


Ada 23 ( dua puluh lima ) atau lembar kerja yang dihasilkan selama kegiatan
On The Job Learning. Berikut daftar lembar kerjanya:

MODUL KK A PEDAGOGI
LK 03 ANALISIS KASUS PERKEMABANGAN FISIK DAN MOTORIK
LK 05 ANALISIS KASUS PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KECERDASAN
EMOSI
LK 06 ANALISIS KASUS PERKEMBANGAN MORAL DAN KECERDASAN
SPIRITUAL
LK 07 ANALISIS KASUS KEMAMPUAN AWAL DAN KESULITAN
BELAJAR PESERTA DIDIK
9

MODUL KK A PROFESIONAL
LK 1.3 BENTUK BAKU DAN NONBAKU
LK 1.4 RAGAM BAHASA
LK 2.3 LAPORAN TAHAP-TAHAP PEMEROLEHAN BAHASA ANAK
LK 2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMEROLEHAN
BAHASA ANAK
LK 3.3 KELAS KATA
LK 3.4 WACANA
LK 4.3 PERTALIAN MAKNA
LK 4.4 PERUBAHAN MAKNA
LK 4.5 IDIOM, PAMEO, DAN PERIBAHASA
LK 5.3 KARANGAN DESKRIPSI DAN ARGUMENTASI
LK 5.4 PENERAPAN MATERI KETERAMPILAN BERBICARA
LK 6.3 UNSUR INSTRINSIK PROSA
LK 6.4 MENGUBAH TEKS PUISI KE DALAM TEKS PROSA
LK 7.1 PENILAIAN BERBASIS KELAS

MODUL KK G PEDAGOGI
LK 03 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
LK 04 PRAKTEK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MODUL KK G PROFESIONAL
Tugas 06 KB-2 Anda dan kelompok Anda memiliki calon yang sangat potensi, tetapi
tidak memperoleh dukungan dari partai politik yang diharapkan
dapat mengusung pencalonan.
Tugas 07 KB-2 Seorang calon peserta pemilu yang telah terpilih oleh lebih dari 50
persen pemilih, dan sebagian besar pemilih. Karena ketidak puasan
ada kelompok lain yang melakukan protes/unjuk rasa menentang
hasil pemilukada.
Tugas 08 KB-2 Seorang yang berpotensi, pintar, memperhatikan kepentingan rakyat
kecil dan energik oleh warga dicalonkan untuk menjadi pemimpin
daerah. Nilai-nilai karakter apa yang menjadi pertimbangan
pencalonan oleh warga tersebut.?
10

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Simpulan kegiatan On The Job Learning dalam Moda Tatap Muka In-On-In
Keberhasilan pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
ditentukan oleh kesungguhan semua pihak dalam melaksanakan program. Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan langkah strategis untuk
meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan sehingga dapat melakukan
pembelajaran yang menarik dan berinovasi sesuai kebutuhan materi yang diajarkan.

B. Saran
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan jenjang TK, SD/SDLB,
SMP/SMPLB, SMA/SMALB dan SMK/SMKLB belum sepenuhnya menjangkau
keseluruhan guru karena terbatasnya anggaran. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan
Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota serta pihak terkait lainnya hendaknya
terlibat dalam rangka meningkatkan kompetensi guru. Keberhasilan pelaksanaan
kegiatan ini sangat ditentukan oleh berbagai unsur yang berkepentingan dalam
melaksanakan kegiatan secara tertib, disiplin dan tanggung jawab yang tinggi.

LAMPIRAN

1. Produk On The Job Learning


2. Surat Tugas dari Kepala Sekolah
3. Biodata Peserta
4. Daftar Hadir Kegiatan
5. Foto Kegiatan
11

LAMPIRAN Produk On The Job Learning

JURNAL KEGIATAN MANDIRI On the Job Learning


Program Pembinaan Karier Guru Melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Moda tatap Muka In-On-In

Nama Peserta : MANSYUR SYAPUTRA, S.Sos.I, S.Pd


Paket Keahlian : Guru Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : KK A dan KK G
Tanda
Esensi Materi dari Aktifitas
Tangan
Kegiatan Pembelajaran/
No Hari, tanggal Kepala
Pembelajaran Lembar Kerja
Sekolah dan
yang Dipelajari yang diselesaikan
Cap Sekolah
1 Senin, 14-10-2019 Modul KK A LK 03
Pedagogi LK 05
Karakteristik & LK 06
Pengembangan LK 07
Potensi Peserta
Didik

2 Selasa, 15-10-2019 Modul KK A LK 1.3


Profesional LK 1.4
Kajian Materi LK 2.3
Bahasa & Sastra LK 2.4
Indonesia SD

3 Rabu, 16-10-2019 Modul KK A LK 3.3


Profesional LK 3.4
Kajian Materi LK 4.3
Bahasa & Sastra LK 4.4
Indonesia SD

4 Kamis, 17-10-2019 Modul KK A LK 4.5


Profesional LK 5.3
Kajian Materi LK 5.4
Bahasa & Sastra
Indonesia SD

5 Jum’at, 18-10-2019 Modul KK A LK 6.3


Profesional LK 6.4
Kajian Materi LK 7.1
Bahasa & Sastra
Indonesia SD
12

Tanda
Esensi Materi dari Aktifitas
Tangan
Kegiatan Pembelajaran/
No Hari, tanggal Kepala
Pembelajaran Lembar Kerja
Sekolah dan
yang Dipelajari yang diselesaikan
Cap Sekolah
6 Sabtu, 19-10-2019 Modul KK G LK 0.3
Pedagogi
Perancangan
Pembelajaran yang
Mendidik

7 Senin, 21-10-2019 Modul KK G LK 0.4


Pedagogi
Perancangan
Pembelajaran yang
Mendidik

8 Selasa, 22-10-2019 Modul KK G Tugas 06 KB 2


Profesional
Penerapan Nilai,
Norma, Moral
Pancasila

9 Rabu, 23-10-2019 Modul KK G Tugas 07 KB 2


Profesional
Penerapan Nilai,
Norma, Moral
Pancasila

10 Kamis, 24-10-2019 Modul KK G Tugas 08 KB 2


Profesional
Penerapan Nilai,
Norma, Moral
Pancasila

Materi esensial yang sulit atau yang menjadi masalah pada modul ini adalah:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________

Bogor,
Kepala Sekolah

YENI WILIAH, S.Pd


NIP. 19620921 198204 2 006
13

KELOMPOK KOMPETENSI A
PEDAGOGI:
KARAKTERISTIK & PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK

LK 03 ANALISIS KASUS PERKEMABANGAN FISIK DAN MOTORIK


1. Kasus perkembangan fisik dan motorik peserta didik:
Bu Saidah adalah guru kelas 4 SD dan sedang berupaya untuk merancang
pembelajaran yang sekaligus dapat memfasilitasi beberapa peserta didik yang memiliki
gangguan dalam penglihatan dan pendengaran, serta dalam penyelesaian tugas yang
menggunakan koordinasi/ gerakan halus seperti menulis dan menggunting karena
seringkali memerlukan waktu lebih lama dari teman-temannya. Peserta didik yang
mengalami gangguan penglihatan sudah mengunakan kaca mata walaupun minusnya
masih rendah namun kadang mendekati papan tulis saat acuan kegiatan ditulis di
papan tulis. Mereka yang terganggu dalam hal pendengaran pun masih ringan karena
belum memerlukan alat bantu dengar namun kadang-kadang masih meminta
ulang penjelasan guru.

2. Identifikasi masalah:
Dari informasi di atas, masalah yang dihadapi peserta didik Bu Saidah adalah masalah
penglihatan, pendengaran, dan motorik halus yang belum berkembang dengan baik.

3. Alternatif solusi masalah:


Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan Bu
Saidah.
a. Dari informasi di atas, masalah yang dihadapi peserta didik Bu Saidah adalah
masalah penglihatan, pendengaran, dan motorik halus yang belum
berkembang dengan baik.
b. Saat perencanaan: lakukan seperti dijelaskan pada pembelajaran ke-1.
c. Saat pembelajaran, peserta didik yang memiliki kendala:
1 ) duduk di bangku deretan depan atau dekat guru sehingga guru mudah
memantau dan memberi bantuan;
2) diberi perhatian lebih, pendampingan guru lebih
3) intensif;
4) meminta teman di sekitar tempat duduk untuk membantu, misalnya
membacakan tulisan di papan tulis atau mengulang apa yang disampaikan
14

guru;
5) menggunakan tulisan yang lebih besar di papan tulis;
6) menggunakan media, misalnya poster dan lebih banyak menggunakan
simbol agar lebih komunikatif, LK, atau jika memungkinkan
menggunakan multi media projector (MMP);
7) membangun iklim belajar yang kondusif, misalnya buat aturan saat ada
yang sedang berbicara yang lain harus mendengarkan, saat akan berbicara
harus acungkan tangan dan bicara setelah dipersilakan dsb. Dengan
demikian saat guru menjelaskan kelas tidak ribut dan membantu peserta
didik dengan masalah pendengaran lebih mudah memahami penjelasan
guru;
8) membuat kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan motorik halus
dengan tema dan memberi tema yang berisi tugas lebih banyak kepada
peserta didik dengan masalah motorik halus;
9) mendampingi peserta didik yang bermasalah saat kegiatan yang
memerlukan kemampuan motorik halus misalnya menulis atau
menggunting;
10) membangun sikap empati.

d. Di luar pembelajaran:
1) memberi waktu lebih untuk menyelesaikan target kurikulum dengan
memberi pembelajaran tambahan bagi peserta didik yang memiliki
kendala,
2) memberi PR untuk meningkatkan motorik halus misalnya menulis dan
menggunting dengan tema dan memberi tema yang berisi lebih banyak
tugas kepada peserta didik dengan masalah motorik halus.

e. Bekerja sama dengan orang tua, agar:


1) mendampingi saat mengerjakan PR agar semangat dalam mengerjakannya
terutama PR menggunting sehingga aman;
2) melatih motorik halus, sesuai arahan guru;
3 ) berbagi informasi perkembangan keterampilan motorik halus antara
orang tua dan guru;
4) terus mendukung peserta didik untuk tetap giat berlatih.
15

LK 05 ANALISIS KASUS PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KECERDASAN EMOSI

Kasus:
Peserta Didik yang mudah marah, cengeng, kurang tekun saat mengerjakan
tugas, dan mau menang sendiri

Identifikasi Masalah:
Anak asuh Ibu Nabila mudah marah, cengeng, kurang tekun saat mengerjakan
tugas, dan mau menang sendiri. Mereka berasal dari keluarga yang terlalu
memanjakan dan selalu memenuhi kemauan anak. Anak-anak ini memiliki
masalah dalam perkembangan emosinya.

Alternatif Solusi Masalah:


Saat pembelajaran:
1) menempatkan peserta yang sedang didampingi di dekat guru dan teman-
teman yang sudah lebih matang emosinya yang dapat menjadi tutor sebaya;
2) Memberi perhatian lebih dengan memantau sikap peserta didik selama
pembelajaran, memberi dukungan agar mereka lebih mudah menguasai
emosinya termasuk memotivasi untuk tetap tekun bekerja saat
menghadapi kesulitan;
3) Menjelaskan cara bagaimana sebaiknya bersikap jika ada hal yang tidak
disukai; cara berbagi, cara mengasah empati;
4 ) Membangun iklim belajar yang kondusif mengenai perilaku yang dapat dan
tidak dapat diterima dengan konsekuensi edukatif untuk perilaku yang tidak
dapat diterima;
5) Guru perlu memberi contoh cara mengingatkan dan menerima peringatan
teman secara santun;
16

LK 06 ANALISIS KASUS PERKEMBANGAN MORAL DAN KECERDASAN


SPIRITUAL

1. Perbuatan baik dan buruk merupakan moral sebagai karakter yang terbentuk dari
perilaku anak yang dipengaruhi oleh lingkungan keluarga maupun sekitarnya.
Mengajarkan anak membedakan yang baik dan salah secara konsisten adalah hal
yang wajib dilakukan bagi setiap orang tua. Dalam tatanan hukum keyakinan,
semuanya mengajarkan tentang kebaikan dan menghindari hal keburukan. Namun
yang terpenting adalah bagaimana lingkungan keluarga khususnya kedua orang
tua memahami hal yang baik dan buruk itu. Mengajarkan bukan berarti
menasehati dan/atau memberitahukan kepada anak melainkan wujud prilaku
orang tua akan menjadi cermin bagi anak untuk berbuat hal yang sama.
Contoh
Orang tua sering berbohong terhadap hal yang kecil yang diketahui kebenarannya
oleh anak, maka seorang anak akan menganggap berbohong sebagai hal yang
sudah terbiasa dan pada akhirnya akan dilakukan juga oleh anak tersebut.
Menyuruh anak untuk sholat sementara orang tua jarang sholat maka itu adalah
kekeliruan besar.
Untuk itu peran orang tua untuk memahami baik dan buruk itu sendiri harus
lebih dan menjalankannya secara konsisten.

2. Pendidikan agama Islam memberikan dan mensucikan jiwa serta mendidik hati
nurani dan mental anak-anak dengan kelakuan yang baik-baik dan mendorong
mereka untuk melakukan pekerjaan yang mulia. Karena pendidikan agama Islam
memelihara anak-anak supaya melalui jalan yang lurus dan tidak menuruti hawa
nafsu yang menyebabkan nantinya jatuh ke lembah kehinaan dan kerusakan serta
merusak kesehatan mental anak.
Adapun pendidikan agama Islam yang perlu diterapkan kepada anak sejak usia
dini antara lain:
a. Membisikkan Kalimat Tauhid
b. Mengajari Akhlak yang Mulia
c. Mengislamkannya atau Mengkhitankannya 4. Upaya Melestarikan Kesehatan
Mental Anak Melalui Pendidikan Agama Islam.

Pada prinsipnya :

1) Agama pada masa anak-anak terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang


diterima dari lingkungan lalu terbentuk sifat keagamaan pada anak. Tahap
perkembangan keagamaan pada anak melalui tiga tahapan yaitu :
a. The Fairly Tale Stage (Tingkat Dongeng),
b. The Realistic Stage (Tingkat Kepercayaan),
c. The Individual Stage (Tingkat Individu).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah pendidikan keluarga,
pendidikan lembaga, dan pendidikan masyarakat;

2) Perkembangan jiwa agama pada usia remaja sangat dipengaruhi oleh


perkembangan aspek psikologis mereka, yaitu pertumbuhan mental dan pikiran,
pertimbangan sosial, perkembangan perasaan, perkembangan moral, sikap dan
minat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya seperti; faktor intern (hereditas,
tingkat usia, gangguan kejiwaan dan kepribadian) dan ekstern (keluarga,
17

institusional, dan masyarakat). Sehingga membuatkan jiwa agama mereka belum


stabil seperti dapat dilihat pada sikap remaja dalam beragama yaitu: percaya ikut-
ikutan, percaya dengan kesadaran, percaya, tetapi agak ragu- ragu, dan tidak
percaya atau cenderung ateis. Sebagai orang tua harus dapat menanamkan jiwa
keagamaan kepada anak-anak dimulai sejak dalam kandungan. Kata-kata, sikap,
tindakan dan perbuatan orang tua harus menjadi contoh yang baik karena sangat
berpengaruh terhadap perkembangan jiwa keagamaan pada anak. Seorang guru
agama hendaknya menanamkan ajaran agama ke dalam kehidupan anak sehari-
hari dengan menonjolkan sifat Pengasih dan Penyayang-Nya. Para orang tua atau
guru hendaknya di dalam menanamkan nilai-nilai agama agar memperhatikan dan
memahami perkembangan aspek-aspek kejiwaaannya, karena dengan kita
memahami hal-hal tersebut berarti orang tua atau orang dewasa (guru) tidak
memaksakan kehendak.

3. Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral


seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya seperti yang
diungkapkan oleh Lawrence Kohlberg.
Perkembangan moral (moral development) adalah mencakup perkembangan
pikiran, perasaan, dan perilaku menurut aturan atau kebiasaan mengenai hal-hal
yang seharusnya dilakukan seseorang ketika berinteraksi sengan orang lain
(Hurlock).
Perkembangan moral sangat berpengaruh terhadap lingkungan sehingga pada
masa anak-anak ini orangtua dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan moral anak, moral yang positif akan berdampak baik untuk
kedepannya dan begitu sebaliknya jika si anak sejak kecil hanya menerima moral
yang negatif maka si anak akan berkembang tidak sesuai dengan yang diharapkan
oleh orangtuanya. Fungsi kognitif adalah faktor penting dalam menentukan
kualitas kehidupan seseorang, sehingga moral merupakan salah satu tolak ukur
penting dalam kehidupan sosial dalam masyarakat. Untuk itu moral yang positif
dan negatif akan menjadi pembelajaran dalam mengukur karakter individu dalam
menjalin komunikasi dengan lingkungannya.

LK 07 ANALISIS KASUS KEMAMPUAN AWAL DAN KESULITAN BELAJAR


PESERTA DIDIK

Latihan/Kasus/Tugas
Kemampuan Awal
l. Jelaskan mengapa guru harus memahami kemampuan awal peserta didik, sebelum
memasuki kegiatan belajar-mengajar!
- Untuk mengetahui seberapa jauh terdapatnya kesamaan individual antara
peserta didik dalam taraf kesiapannya, kematangan, serta tingkat penguasaan
dari pengetahuan dan keterampilan dasar sebagai landasan bagi penyajian
bahan baru. Dapat mempertimbangkan dalam memilih bahan, prosedur,
metode, teknik dan alat bantu belajar-mengajar yang sesuai. Memperoleh
18

informasi mengenai prestasi atau hasil pencapaian yang nyata sebagai


pengaruh dari proses belajar-mengajar.

2. Bagaimana cara seorang guru mengidentifikasi kemampuan awal inteligensi


peserta didik?
- Guru dapat mengidentifikasi kecerdasan peserta didik dengan mengamati
cepat atau lambatnya menyelesaikan tugas pekerjaannya dibandingkan
dengan peserta didik lainnya dalam kelas atau kelompok sebayanya.
Berdasarkan kecepatan mereka menyelesaikan tugas, peserta didik dibagi ke
dalam 3 (tiga) kelompok.
Peserta didik yang cenderung selalu lebih cepat dan mudah menyelesaikan
tugas pekerjaannya (accelerated students), peserta didik yang cenderung selalu
mencapai hasil rata-rata (average students), peserta didik yang cenderung
selalu mencapai hasil lebih rendah dari prestasi kelas atau kelompoknya dan
hampir tidak pernah dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya sampai batas
waktu yang ditetapkan (slow learner).

3. Kerjakanlah kasus berikut ini, tentukan dengan cermat apa yang harus dilakukan
untuk melengkapi data kemampuan awal peserta didik. Bekerjasamalah dalam
kelompok dan presentasikan hasilnya secara kreatif.

Pada tahun pelajaran ini Bu Anisa ditugasi mengajar di kelas baru sesuai giliran
dari kebijakan rotasi di sekolabnya. Untuk lebih mengenal peserta didik asuhannya
dan sebagai bekal untuk mengajar Bu Anisa akan melakukan identifikasi
kemampuan awal dari peserta didiknya. Sayang sekali data dari guru kelas yang
mengajar peserta didik yang akan diasuhnya tidak lengkap sehingga Bu Anisa perlu
melakukan beberapa hal untuk memastikan informasi yang diperolehnya lengkap.

a. Mempelajari apa dan bagaimana cara mengidentifikasi kemampuan awal peserta


didik, yaitu :
1) aspek-aspek keadaan awal pribadi peserta didik antara lain adalah fungsi kognitif,
fungsi konatif-dinamik, fungsi afektif, fungsi sensorik-motorik, dan yang
menyangkut aspek kepribadian.
2) cara untuk memahami tingkat dan tahap serta kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor, guru dapat melakukan dengan teknik :
- observasi
- wawancara dengan orangtua
- tes tindakan, lisan, tertulis, dan
19

- analisa karya peserta didik, serta


- studi dokumentasi
3) tingkat dan tahap serta jenis kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang
merupakan keadaan awal peserta didik yang perlu diketahui oleh guru adalah :
a) Identifikasi Tingkat Kecerdasan
b) Bakat
c) Kreativitas
d) Fungsi Sensorik-motorik
e) Kondisi dan Kesehatan
f ) Kondisi Mental
g) Motivasi Belajar
h) Lingkungan
i) Konsentrasi
j) Karakter
k Temperamen
l) Sikap
m) Minat
b. Bekerja sama dengan guru kelas yang membina sebelumnya untuk memperoleh
informasi sebanyak mungkin tentang peserta didik.
c. Mempelajari rapor peserta didik untuk mengetahui prestasi dan pencapaian
lainnya.
d. Bekerjasama dengan orang tua untuk mengetahui: kondisi sosio-ekonomi-
budaya keluarga peserta didik, kesehatan dan kebiasaan di rumah.
e. Menggunakan hasil psiko test untuk mengetahui IQ dan informasi lain tentang
bakat, minat, kepribadian, dan sebagainya.
f. Melakukan observasi pada awal tahun pembelajaran untuk mengetahui :
kreativitas, fungsi sensorik-motorik, kesehatan; kondisi mental; motivasi
belajar; konsentrasi; karakter; temperamen; sikap; minat.
g. Melakukan wawancara dengan peserra didik dan pihak-pihak yang memiliki
informasi yang dibutuhkan, misalnya guru kelas, dan orang tua
h. Menganalisis atau mengakses karya peserta didik pada awal pembelajaran dan
jika memungkinkan karya mereka di kelas sebelumnya untuk mengetahui
kecerdasan, bakat, kreativitas.
i. Menganalisis semua informasi yang diperoleh dan memetakan kemampuan awal
peserta didik.
20

4. Identifikasilah secara cermat peserta didik di kelas Anda dengan data kemampuan
awal yang belum lengkap dan lakukanlah berbagai upaya untuk melengkapinya.
Rancang secara kreatif pemantaatan data tersebut untuk memfasilitasi pencapaian
terbaik mereka sesuai potenslnya.
- Alternatif solusi rergantung pada kasus yang diangkat.

Kesulitan belajar

1. Jelaskan langkah langkah identifikasi kesulitan belajar!


Identifikasi kesulitan belajar merupakan salah satu tugas utama seorang guru.
Identifikasi kasus kesulitan belajar merupakan upaya untuk menemukan siswa
yang diduga memerlukan layanan bimbingan belajar. Tujuan dari identifikasi
adalah untuk mengumpulkan data siswa sebanyak – banyaknya sehingga dapat
mengetahui penyebab timbulnya masalah yang dihadapi oleh siswa. Sehingga
siswa yang akan diberikan bimbingan terlebih dahulu harus diketahui data-
datanya secara umum dan pribadi untuk dikumpulkan untuk dikaji.

Salah satu ilmuan memberikan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk
mendeteksi dan mengidentifikasinya sebagai berikut:
1. Call them approach, melakukan wawancara dengan memanggil semua siswa
secara bergiliran, sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan siswa yang
benar-benar membutuhkan layanan bimbingan.
2. Maintain good relationship, menciptakan hubungan yang baik,penuh
keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa .
Hal ini dapat dilaksanakan dengan berbagai cara yang tidak hanya terbatas
pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja, misalnya melalui ekskul,
rekreasi, dan situasi-situasi informal lainnya.
3. Develohpinga desire for counseling menciptakan suasana yang
menimbulkan ke arah penyadaran siswa akan yang dihadapinya. Misalnya
dengan cara mendiskusikan dengan siswa yang bersangkutan tentang hasil
dari suatu tes, seperti tes intelegensi ,tes bakat dan hasil pengukuran lainnya
untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak lanjutannya.
4. Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa
diketahui tingkat dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang dihadapi
siswa.
5. Melakukan analisis sosiometris dengan cara ini dapat ditemukan siswa yang
diduga mengalami kesulitan penyesuaian belajar. (thorndike dalam
smith,2005)

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peserta didik underachiver?


Underachiver adalah sebutan untuk peserta didik yang mengalami
underachievement, yaitu suatu kondisi dimana angka prestasi seorang pelajar
berada jauh dibawah yang diperkirakan (perkiraan dapat dilakukan dengan
pengukuran menggunakan prediktor atau alat tertentu).
21

3. Kerjakanlah kasus dikelas bu Anisa berikut dan usulkan alternatif solusi


untuk itu.
Mengumpulkan data siswa dengan memberi angket ,wawancara data pribadi
siswa dan data umum , melakukan pendekatan kesulitan belajar dengan cara
.Develohpinga desire for counseling menciptakan suasana yang menimbulkan ke
arah penyadaran siswa akan yang dihadapinya, mendiskusikan dengan siswa
yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes, tes bakat dan hasil pengukuran
lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan agar siswa dapat mengalami
perubahan sikap dan nilai sesuai KKM. Mengarahkan siswa untuk mengikuti
ekskul dalam menggambar sehingga bakat minatnya tersalurkan.

4. Tentukanlah kasus terkait kesulitan belajar peserta didik di kelas!


Kasus dalam kelas saya dalam mengajar .berdasarkan hasil tes/ulangan tertulis
ada dua anak yang nilainya di bawah KKM hampir semua mata pelajaran dua
anak ini mendapat nilai di bawah KKM. Untuk mngetahui data sebelumnya saya
mencari informasi ke teman guru di bawah kelas sebelumnya data-data nilai ke 2
(dua) anak ini memang selalu di bawah KKM.

Kemudian mencari tahu keadaan lingkungan sosial siswa tersebut, mencari


informasi melalui kedua orang tuanya bagaimana belajarnya di rumah. Ke 2
(dua) siswa ini mengalami UNDERACHIVER.

Saat ini yang saya lalukan dengan pendekatan memotivasi anak dan memberi
reward atau imbalan bila anak menunjukkan prestasi. Memberi pujian yang akan
membangkitkan semangatnya. Mengajari anak untuk menunda kepuasan jangka
pendek. Apabila terus berusaha maka ia akan mendapat yang lebih dari
usahanya, membuat kesepakatan dengan siswa tentang aturan kegiatan di rumah.
selalu konsisten dan tenang menghadapi naik turunnya prestasi pada anak,
jangan sering membandingkan anak dengan saudara atau temannya. Memberi
tahu ke dua orangtuanya untuk selalu menjaga keharmonisan dalam keluarga.

KELOMPOK KOMPETENSI A
PROFESIONAL:
KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SD

LK 1.3 BENTUK BAKU DAN NONBAKU


a. Pelajari materi tentang Ragam Bahasa!
b. Cari dan bacalah referensi lain terkait dengan Bentuk Baku dan Nonbaku Bahasa
Indonesia!
c. Beri tugas kepada peserta didik untuk membuat tulisan narasi minimal tiga
paragraf!
d. Kemudian analisislah tulisan tersebut berdasarkan penggunaan kosa kata baku
dan nonbaku!
22

Hasil Analisis Tulisan Narasi Siswa Penggunaan Kosa Kata Baku dan Nonbaku

1. Kesalahan Pada Bentuk Kata


Contoh :
1) Tiba-tiba saya dibangunin oleh ibuku. (seharusnya dibangunkan)
2) Pada waktu perjalanan saya tertidur dengan nyenyaknya tak nyangka saya sudah
sampai rumah. (seharusnya menyangka)
3) Hari libur pun tlah tiba, aku ingin sekali ikut ayah ke Jakarta untuk berlibur disana.
(seharusnya telah)
4) Mereka ngerjain aku dengan mengelempari batu kepadaku. (seharusnya melempari)
5) Ketika pulang aku salah turun lalu kakiku terkena kenalpot. (seharusnya knalpot)
6) Sekitar pukul 03.00 WIB saya bangun tidur, dan merapikan tempat tidur serta
melaksanakan sholat subuh dan segera mandi. (seharusnya salat)

2. Kesalahan Karena Pilihan Kata


Contoh : 1) Hari ini aku senang sekali karena semua orang baik sama aku. (seharusnya
kepada)
2) Sehabis itu mereka memanggilku dan mengajak aku berkenalan.
(seharusnya setelah)
3) Aku dan adikku diajak jalan-jalan menggunakan sepeda motor.
(seharusnya mengendarai)
4) Ternyata di rumah KH. Masrori ada pohon jambu air yang sudah masak.
(seharusnya matang)
3. Kesalahan Karena Penggunaan Ejaan Yang Tidak Tepat.
Contoh :
1) Ternyata dirumah KH. Masrori ada pohon jambu air. (seharusnya di rumah)
2) Bagiku pergi ziarah ke makan sunan muria adalah suatu kebahagiaan. (seharusnya
Sunan Muria)

LK 1.4 RAGAM BAHASA

a. Pelajari materi tentang Ragam Bahasa!


b. Amatilah percakapan para peserta didik di kelas yang Saudara ajar !
c. Amatilah ragam bahasa yang digunakan oleh para peserta didik !
d. Susunlah laporan sederhana tentang pengamatan tersebut sebanyak minimal tiga
paragraf !
23

RAGAM BAHASA
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Berdasarkan hasil pengamatan percakapan antara peserta didik, didapatkan
banyak dari peserta didik mengunakan bahasa yang memperlihatkan keakraban atau
kedekatan antara peserta didik. Yaitu bahasa yang ditandai dengan bentuk dan pemilihan
kata yang akrab, seperti loe, gue,kepo, kocak, kata tersebut sudah tidak asing lagi bagi
anak-anak muda jaman sekarang. Penggunaan bahasa tersebut termasuk kedalam ragam
bahasa intimate.
Ragam bahasa yang digunakan oleh peserta didik sebagian besar menggunakan
bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa ibu. Sebagian peserta didik kesulitan
untuk menggunakan bahasa ibu tersebut, dikarenakan di lingkungan masyarakat dan di
lingkungan keluarganya lebih sering menggunakan bahasa Indonesia daripada bahasa ibu.
Namun demikian, penggunaan bahasa Indonesia yang digunakan peserta didik masih
berasimilasi dengan dialek dari bahasa ibu maupun dari daerah lain.
Seiring perkembangan zaman pada saat ini, banyak masyarakat yang
mengalami perubahan dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Terutama dalam penggunaan bahasa Indonesia yang tercampur dengan bahasa anak-anak
muda sekarang, yang disebut dengan bahasa gaul. Akan tetapi perubahan bahasa itu masih
berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai dengan keperluannya. Diharapkan
dengan banyaknya variasi-variasi bahasa yang dipakai tidak mengubah fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi yang efisien.

LK 2.3 LAPORAN TAHAP-TAHAP PEMEROLEHAN BAHASA ANAK

a. Pelajari materi tentang Pemerolehan Bahasa Anak!


b. Amatilah tahap pemerolehan struktur kalimat dasar pada peserta didik yang
Saudara ajar (anak usia 9 s.d. 12 tahun)!
c. Hasil pengamatan disusun dalam bentuk laporan sederhana minimal tiga paragraf.
24

Laporan Sederhana Pengamatan Tahap Pemerolehan Struktur Kalimat Dasar


Peserta Didik

Pada umur sekitar 6 minggu, bayi mulai mengeluarkan bunyi-bunyi dalam bentuk
teriakan, rengekan, dekur. Bunyi yang dikeluarkan oleh bayi mirip dengan bunyi
konsonan atau vokal. Akan tetapi, bunyi-bunyi ini belum dapat dipastikan bentuknya
karena memang belum terdengar dengan jelas.

Pada saat usia anak 8-10 bulan, mereka sudah mulai mengoceh. Pada tahap celoteh ini,
anak sudah menghasilkan vokal dan konsonan yang berbeda seperti frikatif dan nasal.
Mereka juga mulai mencampur konsonan dengan vokal. Celotehan dimulai dengan
konsonan dan diikuti dengan vokal. Konsonan yang keluar pertama adalah konsonan
bilabial hambat dan bilabial nasal. Vokalnya adalah /a/. Dengan demikian, strukturnya
adalah K-V. Pada tahap-tahap permulaan pemeroleh bahasa, biasanya anak-anak
memproduksi perkataan orang dewasa yang disederhanakan sebagai berikut :
bu, batre, emut, nakal.

Tahap satu kata adalah Tahap ini berlangsung ketika anak berusia antara 12 dan 18
bulan. Ujaranujaran yang mengandung kata-kata tunggal diucapkan anak untuk
mengacu pada benda-benda yang dijumpai sehari-hari. Pada usia ini, sang anak sudah
mengerti bahwa bunyi ujar berkaitan dengan makna dan mulai mengucapkan kata-kata
yang pertama. Itulah sebabnya tahap ini disebut tahap satu kata, satu , frase, atau
kalimat, yang berarti bahwa satu kata yang diucapkan anak itu merupakan satu konsep
yang lengkap. Misalnya “mam” (Saya minta makan); “pa” (Saya mau papa ada di sini).

Tahap dua kata, satu frase adalah Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 18-20
bulan. Ujaran-ujaran yang terdiri atas dua kata mulai muncul seperti mama mam dan
papa ikut. Kalau pada tahap holofratis ujaran yang diucapkan si anak belum tentu dapat
ditentukan makna, pada tahap dua kata ini, ujaran si anak harus ditafsirkan sesuai
dengan konteksnya. Pada tahap ini pula anak sudah mulai berpikir secara “subjek +
predikat” meskipun hubungan-hubungan seperti infleksi, kata ganti orang dan jamak
belum dapat digunakan. Dalam pikiran anak itu, subjek + predikat” dapat terdiri atas
kata benda + kata benda, seperti “Difa mainan” yang berarti “Difa sedang bermain
dengan mainan”.

Ujaran telegrafis adalah Pada usia 2 dan 3 tahun, anak mulai menghasilkan ujaran kata
ganda (multipleword utterences) atau disebut juga ujaran telegrafis. Anak juga sudah
mampu membentuk kalimat dan mengurutkan bentuk-bentuk itu dengan benar.
Kosakata anak berkembang dengan pesat mencapai beratus-ratus kata dan cara
pengucapan kata-kata semakin mirip dengan bahasa orang dewasa.

Senada dengan pendapat di atas, (Zuchdi, 2001: 27) menjelaskan tahap-tahap


pemerolehan bahasa anak sebagai berikut :
1) Mendekut (mengeluarkan bunyi vokal)
Bayi pada umumnya sanggup memproduksi bunyi dari dirinya sendiri. Bunyi yang
paling dominan dalam komunikasi bayi adalam melalui tangisan. Namun, SD Kelas
Tinggi KK A berdasarkan kemahiran berbahasanya mendekut (cooing) adalah
ekspresi oral bayi mengeksplorasi pemroduksian bunyi vokal.

2) Meraban/Mengoceh (mengandung konsonan dan bunyi vokal)


Bunyi-bunyian yang dihasilkan anak pada tahap ini adalah produksi yang dipilih oleh
bayi terkait fonem-fonem yang dipilih baik bunyi vokal maupun konsonan yang
25

merupakan ciri asal bahasa bayi. Meraban (babbling) ini berbeda pada setiap bayi,
sedangkan mendekut (cooing) seluruh bayi sama.

3) Ucapan Satu Kata


Yang dimaksud ucapan dalam tahap ini terbatas pada bunyi vokal dan konsonan yang
digunakan (Ingram, 1999). Bayi menggunakan suku kata ini, holofrastis, untuk
menyampaikan intense, keinginan, atau tuntutan. Biasanya kata-kata yang
diungkapkan adalah kata benda konkret yang dikenalnya seperti: mobil, buku, bola,
dll atau bisa juga keinginan seperti papa, mama, kue, bobo, dll. Pada usia 18 bulan,
anak-anak biasanya memiliki tiga sampai 100 kata. Namun, kosakata yang dimiliki
terkadang tidak mencukupi untuk mengungkapkan keinginannya, akibatnya mereka
sering melakukan kesalahan.

4) Ucapan Dua Kata dan Ujaran Telegrafik


Secara bertahap antara usia 1,5 sampai dengan 2,5 tahun anak mulai
mengombinasikan kata-kata tunggal untuk menghasilkan ucapan dua kata.
Komunikasi ini tampaknya lebih mirip dengan telegram daripada percakapan. Kata
depan, kata sambung, dan fungsi morfem lainnya yang biasanya ditinggalkan. Oleh
karena itu, para ahli bahasa menyebutkan ucapan-ucapan awal ini mirip di dalam
telegram.

5) Struktur Kalimat Dasar


Pada usia dua tahun kata yang dimiliki anak berkembang dengan cepat. Pada umur
tersebut anak sudah memiliki sekitar 300 s.d. 1000 kata dan menjelang umur tiga
tahun sampai dengan 4 tahun kemahiran kosakata anak akan terus bertambah hingga
anak mencapai fondasi dan struktur bahasa orang dewasa. Selanjutnya pada usia lima
tahun, kebanyakan anak juga bisa mengerti dan memproduksi kalimat yang cukup
kompleks. Pada usia sepuluh tahun, secara fundamental bahasa anak sudah sama
seperti orang dewasa.

LK 2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMEROLEHAN BAHASA


ANAK

a. Pelajari materi tentang Pemerolehan Bahasa Anak!


b. Setelah Saudara mengamati pemerolehan bahasa anak, identifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak di tempat Saudara ajar!
c. Tulis jawaban dalam kotak yang disediakan di bawah ini!
26

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa Anak

1) Faktor Alamiah
Setiap anak lahir dengan seperangkat prosedur dan aturan bahasa yang dinamakan
oleh Chomsky Language Acquisition Divice (LAD). Potensi dasar itu akan
berkembang secara maksimal setelah mendapat stimulus dari lingkungan. Proses
perolehan melalui piranti ini sifatnya alamiah. Karena sifatnya alamiah, maka
kendatipun anak tidak dirangsang untuk mendapatkan bahasa, anak tersebut akan
mampu menerima apa yang terjadi disekitarnya. Slobin rnengatakan bahwa yang
dibawa lahir ini bukanlah pengetahuan seperangkat kategori linguistik yang semesta,
seperti dikatakan oleh Chomsky. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang dibawa
sejak lahir itulah yang memungkinkan seorang anak untuk mengolah data linguistik.

2) Faktor Biologis
Perangkat biologis yang menentukan anak dapat memperoleh kemampuan
bahasanya ada tiga, yaitu otak (sistem syaraf pusat), alat dengar, dan alat ucap.

3) Faktor Lingkungan Sosial


Untuk memperoleh kemampuan berbahasa, seorang anak memerlukan orang lain
untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Bahasa yang diperoleh anak tidak diwariskan
secara genetis atau keturunan, tetapi didapat dalam lingkungan yang menggunakan
bahasa. Oleh karena itu, anak memerlukan orang lain untuk mengirimkan dan
menerima tanda-tanda suara dalam bahasa itu secara fisik.

4) Faktor Intelegensi
Intelengesi adalah daya atau kemampuan anak dalam berpikir atau bernalar. Zanden
(1980) mendefinisikannya sebagai kemampuan seseorang dalam memecahkan
masalah. Meskipun, anak yang bernalar lebih tinggi tidak dapat dipastikan akan lebih
sukses daripada anak yang berdaya nalar pas-pasan dalam hal pemerolehan bahasa.

5) Faktor Motivasi
Sumber motivasi pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu motivasi dari dalam atau
internal dan motivasi dari luar diri atau eksternal. Dalam belajar bahasa seorang anak
tidak terdorong demi bahasa sendiri. Dia belajar bahasa karena kebutuhan dasar yang
bersifat seperti: lapar, haus, serta perlu perhatian dan kasih sayang (Goodman, 1986;
27

Tompkins dan Hoskisson. 1995). Inilah yang disebut motivasi intrinsik yang berasal
dari dalam diri anak sendiri.

LK 3.3 KELAS KATA


1) Pelajari materi tentang Kelas Kata!
2) Bacalah berita yang ada di surat kabar!
3) Tentukanlah kelas kata yang ada di dalam isi berita tersebut!
4) Lampirkan berita dalam surat kabar di dalam tugas Bapak dan Ibu!

Kelas Kata
a. Nomina (Kata Benda)
Nomina atau kata benda dari segi semantis adalah kata yang mengacu pada manusia,
binatang, benda, dan konsep atau pengertian (Hasan Alwi, 2003: 2013). Dengan
demikian, kata benda adalah semua kata yang merupakan nama diri, benda, atau
segala sesuatu yang dibendakan. Kata benda bisa dikelompokkan atas kata abstrak
dan kata konkret.
Kata benda abstrak yaitu kata-kata yang menunjukkan sesuatu yang tidak dapat
dilihat atau diraba. Kata-kata benda abstrak ini ada yang berbentuk kata dasar,
contoh: ide, ilham, tabiat, rasa. Selain itu, kata-kata abstrak ada juga yang
berbentuk kata berimbuhan, kata jenis ini terbentuk dari jenis kata yang lain.
Contoh:
Kekuatan = ke-an + kuat
Pemandangan = pe-an + pandang
Kata benda konkret yaitu kata benda yang dapat ditangkap oleh pancaindra, seperti
meja, buku, sepeda.

Ciri-ciri kata benda


Pada kalimat yang berpredikat kata kerja, kata benda menduduki fungsi sebagai
subjek, objek, atau pelengkap.
Contoh:
Ibu membelikan adik baju baru.
S P O Pel
Tidak dapat didahului oleh kata ingkar “tidak”.
Contoh:
28

Tidak ibu yang membelikan baju.


Dapat diikuti kata sifat dengan menggunakan “yang”
Contoh:
Kakak yang baik hati.
Ibu yang baik hati

b. Verba (Kata Kerja)


Verba atau kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan, tindakan, pekerjaan,
atau keadaan, misalnya makan, lari, duduk. Ciri verba dapat diketahui lewat
perilaku semantik, sintaksis, dan bentuk morfologisnya. Pada umumnya, verba
memiliki ciri berikut.
1) Verba berfungsi sebagai predikat atau inti predikat suatu kalimat. Verba juga
dapat berfungsi yang lain di luar fungsi predikat.
2) Secara inheren, verba mengandung makna ‘perbuatan (aksi), proses, atau keadaan
yang bukan sifat atau bukan kualitas’.
3) Verba yang bermakna ‘keadaan’ tidak dapat diberi prefiks ter- untuk menyatakan
makna ‘paling’. Jadi, tidak ada kata *terhidup, *termati, dan *terpingsan.
4) Secara umum, verba tidak dapat bergabung dengan kata petunjuk kesangatan
(Zaenal Arifin, 2008: 85).

Bentuk kata kerja terdiri atas:


1) Kata kerja dasar, yaitu kata kerja yang berbentuk kata dasar.
Contoh: pergi, makan, dorong.
2) Kata kerja berimbuhan, yaitu kata kerja yang terbentuk dari jenis kata lain melalui
proses pengimbuhan.
Contoh:
mencangkul = me + cangkul (kata benda)
mengeras = me + keras ( kata sifat)

Berdasarkan jenisnya kata kerja terdiri atas:


1) Kata kerja transitif, yaitu kata kerja aktif yang dalam penggunaanya memerlukan
objek.
Contoh : Andi mengendarai mobil dengan hati-hati.
S P O Ket.
29

2) Kata kerja intransitif yaitu kata kerja yang dalam penggunaannya tidak
memerlukan objek.
Contoh :
Ayah tidur di ruang tamu.
S P ket. T
Adik bernyanyi gembira.
S P Pel.

c. Adjektiva (Kata Sifat)


Adjektiva adalah kata yang menyatakan sifat dan keadaan suatu benda
atau yang dibendakan, misalnya manis, besar, jauh, gelap, murah. Fungsi adjektiva
di dalam kalimat adalah memberikan keterangan lebih khusus tentang sesuatu yang
dinyatakan oleh nomina dalam kalimat (Hasan Alwi, 2003: 171). Adjektiva dapat
berfungsi predikatif ataupun adverbial. Fungsi predikatif dan adverbial itu dapat
mengacu ke suatu keadaan. Adjektiva dapat digunakan untuk menyatakan tingkat
kualitas dan tingkat bandingan acuan nomina yang diterangkan (Zaenal Arifin,
2008: 98-99).

d. Kata Tugas
Kata tugas yaitu kata-kata yang bertugas memperluas kalimat inti menjadi kalimat
luas dan sekaligus berfungsi menandai antara kata-kata penuh dalam
sebuah kalimat (Gorys keraf, 1991: 107). Kata tugas dapat dibagi atas preposisi
(kata depan), adverbia (kata keterangan), dan konjungsi (kata penghubung).

1) Preposisi (Kata Depan)


Disebut juga kata perangkai, berfungsi sebagai perangkai kelompok kata dalam
kalimat. Pada umumnya kata benda merangkaikan kata benda dengan kata lain,
misalnya di, ke, dari, bagi, untuk, daripada, kepada. Preposisi memiliki beberapa
fungsi berikut ini.
1) Menyatakan tempat, yaitu dari, antara, di.
2) Menyatakan waktu, yaitu pada.
3) Menyatakan alat yaitu dengan.
4) Mengantarkan obJek tak langsung, yaitu bagi, akan, buat, tentang, dan
kepada.
30

2) Adverbia (Kata Keterangan)


Adverbia atau kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk memberi
penjelasan pada kalimat atau bagian kalimat dan tidak bersifat menerangkan
keadaan, misalnya barangkali, memang, mungkin, sekali, sedang, belum, masih,
cukup, hanya, cuma, separuh.

3) Konjungsi (Kata Penghubung)


Konjungsi atau kata penghubung yaitu kata yang digunakan untuk
menghubungkan kata dengan kata, kata dengan frasa, frasa dengan frasa, klausa
dengan kalimat, kata dengan kalimat, dan sebagainya, misalnya dan, karena,
ketika, serta, bahwa, tetapi, jika, setelah, kecuali.

4. Tata Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan maupun tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat biasanya terdiri atas dua kata atau
lebih yang mengandung makna. Unsur-unsur pembentuk kalimat: Subjek (S),
Predikat (P), Objek (O), Keterangan (K), dan Pelengkap (Pel).
Contoh:
Kami mengendarai sepeda ke sekolah
S P O K

a. Jenis-jenis kalimat.
1) Kalimat aktif
2) Kalimat pasif
3) Kalimat tunggal
4) Kalimat majemuk
(a) Kalimat majemuk setara
(b) Kalimat majemuk bertingkat
(c) Kalimat majemuk campuran
31

Penjelasan:
Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan tindakan dan
predikatnya menunjukkan perbuatan. Kalimat aktif terdiri atas dua, yaitu:
1) Kalimat aktif transitif, yaitu kalimat aktif yang membutuhkan predikat.
Contoh:
Santi membakar sampah.
S P O
2) Kalimat aktif intransitif, yaitu kalimat aktif yang tidak membutuhkan objek.
Contoh:
Adik menangis.
S P

Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu perbuatan. Kata
kerja kalimat pasif menggunakan imbuhan di, ter, atau ke-an.
Contoh:
Air itu diminum Ayah.
S P O
Ali tertabrak sepeda.
S P O
Pelari itu kehausan.
S P

Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas atas satu subjek, satu
predikat, dan satu objek atau keterangan.
Contoh:
Udin mandi.
S P
Beni makan roti.
S P O
32

Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau
lebih.
Contoh:
Udin membersihkan kaca, Siti menyapu lantai.
Ruangan kelas sudah bersih tetapi halaman sekolah masih kotor.

Kalimat majemuk terdiri atas:


Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat luas yang antar pola kalimatnya
memiliki kedudukan yang sama. Kalimat ini merupakan penggabungan
kalimat tunggal dengan menggunakan kata penghubung dan, lagi, atau,
tetapi, melainkan, sedangkan, bahkan, malahan.
Contoh:
1) Ibu pergi ke kantor pos dan Wati menjaga adik.
S P K S P O
2) Susi menonton televisi sedangkan Adi membaca buku.
S P O S P O

Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat tunggal yang salah satu
unsurnya diperluas sehingga membentuk pola baru. Ciri-ciri kalimat ini
adalah memiliki induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh:
Udin tertidur ketika belajar Matematika.

Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk campuran adalah penggabungan dari kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Contoh:
Nani sudah berangkat pagi-pagi ke sekolah tetapi ban sepedanya kempes
sehingga ia terlambat masuk kelas
33

[caption caption="Koran Joglosemar Sabtu, 26 Maret 2016"][/caption]Central


Connecticut State University di New Britain, Conn., Amerika Serikat, mengadakan
penelitian di bidang literasi yang hasilnya menempatkan Indonesia pada posisi 60
dari 61 negara. Indonesia hanya setingkat lebih tinggi dari Botswana, sebuah negara
miskin di Afrika. Lima negara menempati posisi terbaik adalah Finlandia, Norwegia,
Islandia, Denmark, dan Swedia (The Jakarta Post, 12 Maret 2016).

Kita mungkin tidak terkejut karena budaya literasi memang masih sangat rendah.
Kita jarang menemukan masyarakat yang sedang membaca, apalagi menulis.
Masyarakat biasa hidup konsumtif sehingga urusan perut diprioritaskan.

Kondisi itu bertolak belakang dengan negara-negara maju. Jika berada di taman
kota, berjalan-jalan, atau naik kendaraan umum, kita mudah menjumpai orang yang
asyik membaca buku. Dari kebiasaan membaca itu, wajarlah masyarakat negara
maju cerdas karena budaya literasi sudah sangat mengakar.

Budaya literasi dapat diawali dari rumah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Anies Baswedan, menyatakan bahwa keluarga dan orang tua merupakan pendidik
terpenting untuk anak. Oleh karena itu, keluarga harus melek literasi agar terbangun
mind set ilmiah. Salah satu faktor utama membentuk pola pikir itu adalah membaca.
Budaya membaca harus ditumbuhkan dari rumah dan diteruskan di sekolah.

Sayangnya, banyak keluarga belum menyadari manfaat membaca. Ada tiga faktor
yang menjadi penyebabnya. Satu, membaca masih dianggap sebagai kegiatan yang
membuang-buang waktu dan energi. Pendapat itu ada benarnya jika membaca
dilakukan pada jam efektif bekerja.

Oleh karena itu, sebaiknya membaca dilakukan pada waktu luang, seperti sedang
menikmati perjalanan, mengantre, beristirahat, menjelang tidur dan lain-lain.
Dengan demikian, membaca tidak mengganggu pekerjaan utama.
34

Kelas Kata
a. Nomina (Kata Benda)
kendaraan, perut, buku
b. Kata Kerja
Membaca = me + baca
Menulis = me + tulis
Menjumpai = me + jumpa + i
c. Adjektiva (Kata Sifat)
Cerdas
Kata Tugas
1) Preposisi (Kata Depan)
Menyatakan tempat : dari
Budaya literasi dapat diawali dari rumah.
2) Adverbia (Kata Keterangan)
Kita mungkin tidak terkejut karena budaya literasi memang masih sangat rendah.
3) Konjungsi (Kata Penghubung)
Kita mungkin tidak terkejut karena budaya literasi memang masih sangat rendah.

LK 3.4 WACANA
1) Pelajari materi tentang Wacana!
2) Bacalah wacana di bawah ini!
3) Apakah wacana yang telah dibaca mengandung kohesi dan koherensi sebuah
wacana?
4) Berikan alasannya!

Pada pembahasan wacana diawali dengan pembahasan menentukan ide pokok dalam
wacana. Ide pokok adalah ide/ gagasan yang menjadi pokok pengembangan paragraf.
Ide pokok ini terdapat dalam kalimat utama. Nama lain ide pokok adalah gagasan
utama, gagasan pokok. Dalam satu paragraf hanya ada satu ide pokok. Kalimat utama
adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama ini
dijelaskan oleh kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan
kalimat penjelas. Nama lain untuk kalimat utama adalah kalimat topik. Kalimat
penjelas yaitu kalimat yang menjelaskan kalimat utama.
35

Kohesi dan Koherensi dalam Wacana


a. Kohesi
Kohesi merupakan hubungan keterkaitan antar posisi yang dinyatakan secara
ekplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang
membentuk wacana (Hasan Alwi, 2003:427). Jika dalam sebuah wacana terdapat
keserasian hubungan antar unsur-unsur yang ada dalam wacana maka wacana
tersebut merupakan wacana yang kohesif.
Contoh:
Seminggu lamanya Udin dan Siti berlibur di rumah pamannya. Udin dan Siti
memperoleh banyak informasi baru mengenai tanaman jagung untuk
melengkapi tugasnya membuat laporan. Informasi itu antara lain adalah bahwa
jagung merupakan salah satu tanaman yang dijadikan bahan makanan pokok di
berbagai tempat, juga di Indonesia. Contohnya, penduduk Pulau Madura
menjadikan jagung sebagai makanan pokoknya. Jagung merupakan salah satu
tanaman penghasil karbohidrat yang sangat diperlukan oleh tubuh. Selain itu, dia
juga mencari gambar-gambar tentang perkembangbiakan tanaman jagung untuk
melengkapi laporannya. Wacana di atas termasuk wacana yang tidak kohesif.
Penggunaan kata ganti dia pada kalimat tersebut tidak jelas mengacu kepada Udin
atau Siti.
Wacana tersebut menjadi kohesif jika kata ganti dia diganti dengan mereka.

b. Koherensi
Koherensi adalah pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta dan ide
menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahani pesan yang
dikandungnya. Koherensi merupakan keterkaitan antara bagian yang satu
dengan bagian yang lainnya sehingga wacana tersebut mempunyai kesatuan makna
yang utuh.
Contoh:
Pak Gani memilih bertanam singkong diladangnya. Ladang Pak Gani cukup luas.
Pak Gani bertanam singkong, karena menurutnya nilai jual tanaman singkong
cukup tinggi. Daun singkong dapat dijual untuk dimasak sebagai sayur. Di
samping itu, umbinya merupakan salah satu bahan makanan penghasil
karbohidrat.
Wacana di atas adalah wacana yang koheren karena terdapat kesatuan makna
kalimat-kalimat yang ada di dalamnya.
36

Jangan Menyerah
Dalam sisi tertentu, hidup adalah sebuah arena bagi kita untuk "bertarung" agar
dapat merebut kebahagiaan dalam berbagai wujud. Ketika kita bisa menjadi pribadi
yang tangguh dan tidak mudah menyerah, maka kemenangan itu pasti akan menjadi
milik kita.
Tidak ada sesuatu yang tidak membutuhkan perjuangan. Hidup sejatinya
mengajarkan manusia untuk bisa menjadi pribadi yang tangguh, karena
ketangguhan yang kita miliki akan membuka kesempatan kita untuk dapat meraih
sesuatu yang bernilai. Tidak ada yang instan dalam hidup. Segala sesuatu yang
ingin kita dapat harus kita perjuangkan terlebih dahulu.
Kita tidak akan mendapatkan apapun tanpa disertai perjuangan yang berarti. Ketika
kita terjatuh, maka kita harus bangun dan kembali melangkah serta terus
melangkah. Sebagai manusia, kita tidak selalu bisa memiliki apa yang ingin kita
miliki.
Namun, kita pasti akan mendapatkan yang lebih baik jika kita mau melakukan yang
terbaik. Melakukan yang terbaik bukan di luar kapasitas kita, tapi melakukan yang
terbaik sesuai dengan kapasitas kita. Terus berjuang, maka segalanya pasti akan
menjadi lebih baik.
(Sumber: http://www.katapengertian.com/2016/02/5)

Wacana di atas adalah wacana yang koheren karena terdapat kesatuan makna
kalimat-kalimat yang ada di dalamnya. Adanya keterkaitan antara bagian yang
satu dengan bagian yang lainnya sehingga wacana tersebut mempunyai kesatuan
makna yang utuh.

LK 4.3 PERTALIAN MAKNA


1) Pelajari materi tentang Pertalian Makna!
2) Carilah minimal dua buah cerpen!
3) Bacalah cerpen tersebut!
4) Buatlah pertalian makna (sinonimi, antonimi, homonimi, dan polisemi) dengan
menggunakan kata-kata yang terdapat dalam cerpen tersebut!

Pertalian makna atau hubungan makna adalah hubungan kemaknaan antara


sebuah kata atau satuan bahasa (frase, klausa, kalimat) dengan kata atau satuan
bahasa lainnya. Hubungan ini dapat berupa kesamaan makna (sinonim),
37

kebalikan makna (antonim), kegandaan makna (polisemi), kelainan makna


(homonim), dan ketercakupan makna (hiponim).
a. Sinonim
Sinonim adalah suatau istilah yang dapat dibatasi sebagai, (1) telaah
mengenai bermacam-macam kata yang memiliki makna yang sama, atau
(2) keadaan di mana dua kata atau lebih memeiliki makna yang sama
(Gorys Keraf, 2010:34).
Contoh kata meninggal, bersinonim dengan: wafat, gugur, mati, dan tewas.
b. Antonim
Antonim adalah hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang
maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara
yang satu dengan yang lain (Abdul Chaer, 2012: 299). Misalnya, kata buruk
berantonim dengan kata baik; kata mati berantonim dengan kata hidup; dan
kata membeli berantonim dengan kata menjual.
c. Homonim
Homonim adalah relasi makna antarkata yang ditulis atau dilafalkan
sama tetapi maknanya berbeda. Kata-kata yang ditulis sama tetapi
maknanya berbeda disebut homograf, sedangkan yang dilafalkan sama tetapi
makna berbeda disebut homofon.
Contoh homograf adalah kata tahu yang berarti ‘makanan’ yang berhomograf
dengan kata tahu yang berarti ‘paham’ dan buku yang berarti ‘kitab’
berhomograf dengan buku yang berarti ‘ruas’, sedangkan kata masa yang
berarti ‘waktu’ berhomofon dengan kata massa yang berarti ‘jumlah besar
yang menjadi satu kesatuan’. Di dalam kamus, kata-kata yang termasuk
homofon muncul sebagai lema (entri) yang terpisah. Misalnya, kata tahu
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia muncul sebagai dua lema sebagai
berikut ini. 1ta.hu (v) mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami,
dsb); 2ta.hu (n) makanan dari kedelai putih yang digiling halus-halus, direbus
dan dicetak.
Contoh lain homonim yang homograf:
Mental= terpelanting; mental= batin, jiwa apel= nama buah; apel=upacara;
apel= kencan
Contoh homonim yang homofon:
38

bang = kakak; bank = tempat atau lembaga ekonomi sangsi = ragu; sanski =
hukuman

Contoh homonim yang homofon dan homograf:


bisa= dapat, mampu; bisa= racun kali= sungai; kali= lipat
d. Polisemi
Istilah polisemi memiliki arti banyak makna. Polisemi berkaitan dengan
kata atau frasa yang memiliki beberapa makna yang berhubungan.
Hubungan antarmakna ini disebut polisemi. Di dalam penyusunan kamus,
seperti yang disebut di atas, kata-kata yang berhomonimi muncul sebagai
lema (entri yang terpisah), sedangkan kata yang berpolisemi muncul sebagai
satu lema namun dengan beberapa penjelasan. Misalnya, kata sumber dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia muncul sebagai satu lema, tetapi dengan
beberapa penjelasan seperti berikut. Sum.ber (n) 1tempat keluar (air atau zat
cair); sumur; 2asal (dl berbagai arti) Dilihat dari relasi gramatikalnya, ada dua
jenis relasi makna, yaitu relasi sintagmatik dan paradigmatik. Relasi makna
sintagmatis adalah relasi antarmakna kata dalam satu frasa atau kalimat
(hubungan horizontal). Sebagai contoh hubungan makna antara saya,
membaca, dan buku dalam kalimat Saya membaca buku. Di sisi lain, relasi
paradigmatis adalah relasi antarmakna kata yang menduduki gatra sintaktis
yang sama dan dapat saling menggantikan dalam satu konteks tertentu
(hubungan vertikal). Hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Saya membeli bunga ………………untuk hadiah ulang tahun ibu saya. Mawar,
anggrek , aster, tulip Relasi makna antara kata mawar, anggrek, aster, dan tulip
merupakan relasi paradigmatis.

Contoh Cerpen Kehidupan

Bintang

Dia, duduk di samping jendela, dibawah sinar lampu yang temaram. Mencoba
memandang langit yang gelap, hanya ada rembulan yang memantulkan sebagian dari
cahaya matahari. Tak ada bintang yang terlihat, semua bersembunyi dibalik awan,
barangkali malu untuk kulihat, katanya dalam hati seraya tersenyum. Angin malam
berhembus sepoi-sepoi, solah menghembuskan udara pada wajahnya yang lembut.
Awan bergerak perlahan, memberikan seni tersendiri di kegelapan malam. Ahh,
ternyata ada satu bintang di balik awan, senyumnya tersungging di balik bibirnya yang
mungil. Ya Rabb, ternyata setitik cahaya pun bisa memberikan keindahan yang luar
39

biasa diantara luasnya langit yang gelap di malam hari. Ah, seandainya ketika
membuka jendela, memandang langit dan tak menemukan bintang kemudian dia tak
mencoba menatap awan tapi menutup jendela kembali, dia tak akan menemukan
bintang yang tersembunyi di balik awan.

***
Seperti setitik bintang di kegelapan malam, terkadang kita tak menyadari ada cahaya
kecil dalam malam yang gelap, yang kita berinama “bintang”. Betapa indahnya cahaya
itu walaupun tak bisa menerangi malam. Tapi, lain halnya ketika kita melihat ada setitik
noda di atas kain putih yang membentang. Kita justru terfokus pada noda yang kecil,
dan seolah lupa betapa bersihnya kain itu terlepas dari setitik noda yang ada, yang
mungkin bisa hilang hanya dengan sedikit detergent pemutih. Itulah hidup, kadang-
kadang kita lupa untuk memandang sesuatu dari sisi lain yang dimiliki.

Saya, memiliki seorang murid yang saya pikir kecerdasannya kurang menonjol
dibanding lainnya. Suatu hari, ketika kami tengah membicarakan sistem tata surya,
hanya sebagai pengetahuan bahwa bumi merupakan salah satu planet dalam sistem tata
surya yang menjadi tempat tinggal manusia, murid saya itu, sebut saja namanya Rimba,
tiba-tiba berdiri dan mengambil helm milik guru lain yang disimpan diatas loker dalam
ruang kelas serta memakainya. Tanpa saya sadari saya berkata kepadanya
:”Wah,,,teman-teman, lihat!! Rimba memakai helm, seperti astronot yang mau terbang
ke bulan ya…”. Semua teman-temannya memandang ke arahnya, dia tersenyum,
spontan helmnya langsung di lepas dan dikembalikan ke tempat semula, tanpa harus
disuruh untuk mengembalikan. Kemudian saya ajak mereka untuk menggambar roket
di atas kertas putih yang tersedia. Dan hasilnya, Subhanallah, murid yang saya pikir
kecerdasannya kurang menonjol itu justru tahapan menggambarnya dua tingkat lebih
tinggi dibanding murid yang saya pikir paling pandai di kelas.

Seandainya saja saya memberikan reaksi yang lain seperti :”Rimba, silakan
dikembalikan helmnya karena sekarang saatnya kita belajar”, atau :”Maaf, silakan
dikembalikan helmnya karena Rimba belum minta ijin bu guru”, atau yang lainya,
mungkin saya tidak akan pernah tahu bahwa kecerdasan dia sudah lebih dari apa yang
saya sangka karena pembahasan hari itu bukan tentang astronot atau roket. Atau
barangkali saya membutuhkan lebih dari satu kalimat perintah untuk membuatnya
mengembalikan helm ke tempat semula.

Reaksi berbeda yang kita berikan ketika kita memandang bintang di kegelapan malam
atau setitik noda di selembar kain putih ternyata akan memberikan hasil yang berbeda
pula. Hidup ini indah, cobalah kita memandang sesuatu dari sisi yang lain, maka yang
tampak bukan hanya sekedar 2 dimensi. Bukankah lebih seru ketika kita melihat film
3 dimensi???

-Karya Wijayanti-

Contoh Cerpen Perjuangan

Semut yang Pindah Rumah

“Maju.. maju.. dia mendekat, cepatlah.. kita harus selamat sampai di sana..” Begitulah
suara riuh-riuh kecil yang kudengar sejak dari tadi aku bangun tidur. Meraka keluar
40

dari kediaman pertama mereka, berbaris entah itu menuju kemana. Perjalanan mereka
yang begitu panjang, membuat mereka takut akan terjadi sesuatu.

Aku yang langsung kaget melihat mereka, dapatkah engkau bayangkan ketika bangun
tidur mereka berbaris di dinding, sedangkan wajahku mengahadap kesana. Sontak aku
langsung kaget, saat itu juga rasa ngantukku hilang, padahal awalnya aku malas sekali
untuk bangun. Rasa takut meghampiriku. Tapi, lama-lama rasa itu mulai hilang, aku
mulai memperhatikan mereka dengan seksama, apa yang mereka fikirkan? Mengapa
mereka tampak terlalu tergesa-gesa berjalan?

Mungkin mereka mengira bahwa aku adalah raksasa jahat yang akan mengganggu
mereka.. hmm.. mereka terlalu berprasangka buruk terhadapku, tapi lama-kelaman
pasukan mereka bertambah sampai- sampai ratu mereka juga keluar. Aku yang tadinya
niat tidak akan mengganggu mereka mulai merubah fikiran, kaya’nya mereka yang
akan menakut-takutiku.

Aku beraksi, aku ambil minyak angin aku semburkan pada mereka, sontak mereka
berkeliaran tak tau arah lagi. Aku mulai prihatin, banyak di antara mereka keluar dari
jalur yang ada, kehilangan arah kerena semburan tadi. Hidup mereka memang sulit.
Ada saja yang mengganggu mereka di tengah perjalanan. Tidak lama kemudian mereka
malui terarah lagi, telah berbaris dan jalan ke tempat tujuan awal mereka, mereka
mencari jalan baru yang tidak terkontaminasi dengan minyak angin tadi.

Aku menyerah untuk memganggu mereka. Aku biarkan mereka menuju tempat yang
lebih nyaman, perlahan aku tau ternyata mereka berjalan menuju rumah baru yang lebih
aman dari rumah sebelumnya. Ratu mereka memerintahkan untuk pindah karena
tempat yang lama di rasa sudah tidak memberikan perlindungan bagi meraka lagi.
Perjalanan mereka yang jauh akhirnya bermuara pada tempat yang lebih baik dari
sebelumnya, disana mereka kembali menata kehidupan mereka.

Dari kisah semut tadi aku belajar perjalannan hidup yang mahal harganya. Dimana saat
kita telah mengusahakan sesuatu katakanlah itu impian kita, maka jika di tengah
perjalanan dalam menggapai impian itu kita jatuh. Langsung bangkit, temukan jalan
lain yang lebih baik untuk menggapainya. Karena jika kita tetap diam, kita akan
ketinggalan yang impian itu semakin jauh dari kita, kehidupan akan terus berlanjut
meskipun tanpa kita.

-Karya Devi Yulia Rahmi-

Homofon: sama pengucapan beda tulisan dan arti


homograf: sama penulisan beda pelafalan dan arti
Homonim: sama penulisan sama pelafalan beda arti

Homofon
- Bang Dodi pergi menabung di Bank Mandiri. (Bang dan Bank).
- Saya sangsi terhadap sanksi yang diberikan kepadanya kemarin.
41

sangsi = ragu-ragu
sanksi = hukuman
- Sersan Adi memperbaiki tank itu menggunakan tang.
Homograf
Ayah makan sebuah apel sebelum mengikuti apel pagi.
Homonim
Bisa ular bisa membahayakan nyawa manusia.
Orang yang sedang duduk di teras rumah itu adalah pejabat teras pemerintahan.

Polisemi adalah kata yang memiliki arti lebih dari 1 baik itu denotasi atau konotasi
contohnya:
bintang : benda langit
bintang : orang yang terbaik dibidangnya
darah: cairan dalam tubuh manusia
darah: hubungan kekerabatan
Paman’s.doc_2019

LK 4.4 PERUBAHAN MAKNA


1) Pelajari materi tentang Perubahan Makna!
2) Buatlah masing-masing tiga buah kalimat yang mengandung perubahan makna
(generalisasi, spesialisasi, ameliorasi, peyorasi, sinestesia, dan asosiasi)!
3) Tulis jawaban di dalam tabel yang sudah disediakan!

PERUBAHAN MAKNA
No. Perubahan Makna Kalimat
Kalimat generalisasi

Kata Ibu di atas semula bermakna


Ibu Tuti adalah pemilik
orang tua wanita yang melahirkan
indekos yang kini sedang
sang anak. Setelah digeneralisasi,
1 aku sewa.
kata itu pun meluas maknanya
menjadi sebutan untuk wanita yang
lebih tua atau dihormati.
42

No. Perubahan Makna Kalimat


Kalimat Spesialisasi
Cakupan makna kata yang sekarang
lebih sempit atau terbatasdaripada
makna yang dulu atau makna asalnya.
Saya bercita-cita ingin
Kata sarjana dulu dipakai untuk
menjadi sarjana
2 menyebut cendekiawan atau orang
pendidikan.
pintar atau orang berilmu.
Sekarang kata sarjana dipakai untuk
menyebut orang yang telah lulus dari
jenjang strata satu di perguruan tinggi

Kalimat Ameliorasi

“Buta” menjadi “Tunanetra”

Kata “buta” dalam KBBI diartikan


sebagai ketidakmampuan panca indera Meskipun kini telah
mata untuk melihat. Kata ini dianggap menjadi buta, Andi tetap
kurang sopan bila diucapkan atau bersikeras menyelesaikan
3 ditujukan kepada seseorang. Contoh pendidikannya di
dalam kalimat : Universitas A.

Penggunaan kata “buta” terdengar


sedikit lebih kasar atau kurang sopan.
Namun, setelah mengalami ameliorasi,
kata “buta” diubah menjadi “tunanetra”.

Kalimat Peyorasi

Berbeda dari ameliorasi, makna Polisi berhasil menangkap


peyorasi justru membuat suatu kata kawanan pencuri yang biasa
berubah menjadi lebih buruk atau beraksi di kawasan
memiliki kedudukan arti yang lebih perumahan elit itu.
rendah dibanding kata sebelumnya.
4 Sama halnya dengan ameliorasi, Polisi berhasil menangkap
perubahan makna dalam peyorasi juga gerombolan pencuri yang
ikut mengubah bentuk katanya. biasa beraksi di kawasan
Beberapa contoh kalimat peyorasi perumahan elit itu.
antara lain:

“Kawanan” menjadi “Gerombolan”


43

No. Perubahan Makna Kalimat


Kata “gerombolan” merupakan bentuk
perubahan makna peyorasi dari kata
“kawanan”. Kata ini memiliki kesan
lebih negatif dibandingkan kata asalnya.
Biasanya kata ini juga ditujukan pada
orang atau sekelompok orang yang
melakukan tindakan negatif pula.

Kalimat sinestesia

Biasanya, kata pedas identik dengan


pancaindera pengecap, yaitu lidah.
Sebab, hanya lidahlah yang mampu
merasakan rasa pedas. Namun, kata
Perkataannya begitu pedas
pedas pada kalimat di atas mengalami
di telingaku.
5 pergeseran makna sinestesia, di mana
kata tersebut malah dikaitkan dengan
pancaindera pendengaran, yaitu telinga.
Hal itu bisa di lihat dari kata di
telingaku yang terletak setelah kata
pedas.

Kalimat Asosiasi

Makna asosiasi adalah pergeseran


makna suatu contoh kata dasar yang
terjadi karena kata tersebut dianggap
mirip dengan benda lain. Misalnya, kata
kursi yang semula bermakna tempat
duduk, bergeser makna menjadi jabatan,
karena kursi dianggap mempunyai
beberapa kesamaan, yakni sama-sama Usaha konveksi yang
dapat diduduki siapapun, dan dapat dijalankan oleh Pak
diperebutkan oleh siapapun juga. Gatot kini kian
6 Dengan demikian, makna asosiasi menggurita.
termasuk ke dalam jenis-jenis
pergeseran makna

Maksud kata menggurita pada


kalimat di atas bukan bermakna
usaha konveksi Pak Gatot menjadi
gurita, tetapi makna kata tersebut
adalah bercabang atau bertambah
cabangnya. Dengan demikian,
bentuk sebenarnya kalimat tersebut
adalah “usaha konveksi yang
44

No. Perubahan Makna Kalimat


dijalankan oleh Pak Gatot kini kian
bertambah cabangnya.

Paman’s.doc_2019
LK 4.5 IDIOM, PAMEO, DAN PERIBAHASA
1) Pelajari materi tentang Idiom, Pameo, dan Peribahasa!
2) Buatlah masing-masing lima buah idiom, pameo, dan peribahasa beserta
artinya yang sering digunakan di masyarakat!
3) Tulis jawaban di dalam tabel yang sudah disediakan

IDIOM, PAMEO, DAN PERIBAHASA

Jenis ( Idiom, Pameo, dan


No. Contoh Arti
Peribahasa )
1 Idiom buah bibir jadi pembicaraan
Idiom adalah pola-pola struktural
yang menyimpang dari kaidah-secara tinggi hati sombong
bahasa yang umum, biasanya
berbentuk frasa, sedangkan artinya
tidak bisa diterangkan secara logis
atau secara gramatikal, dengan
bertumpu pada makna kata-kata yang
membentuknya (Gorys Keraf, 2010:
109).

2 Pameo Gantungkanlah cita- Kejarlah keinginan


Pameo adalah gabungan kata yang citamu setinggi mu setinggi langit
mengandung dorongan semangat yang bintang di langit. jangan pernah putus
biasanya dipakai untuk semboyan- harapan
semboyan. Selain itu, idiom juga
dipakai untuk menghidupkan suasana. Patah tumbuh hilang seorang pemimpin
berganti. apabila meninggal
tentu akan ada
penggantinya

3 Peribahasa Berjalan sampai ke Mengerjakan


Peribahasa adalah suatu kiasan bahasa batas, berlayar sesuatu harus sampai
yang berupa kalimat atau kelompok sampai ke pulau. selesai.
kata yang bersifat padat, ringkas dan
berisi tentang norma, nilai, nasihat, Kalah jadi abu Sama-sama rugi.
perbandingan, perumpamaan, prinsip, menang jadi arang.
dan aturan tingkah laku. Susunan kata
dalam peribahasa bersifat tetap dan
tidak bisa diubah.
45

Jenis ( Idiom, Pameo, dan


No. Contoh Arti
Peribahasa )

Paman’s.doc_2019

LK 5.3 KARANGAN DESKRIPSI DAN ARGUMENTASI

KARANGAN DESKRIPSI DAN ARGUMENTASI


Contoh karangan deskripsi:
Rumahku adalah rumah mungil di depan musholah. Rumah itu mempunyai luas
sekitar 36 meter persegi. Dengan warna cat hijau muda membuat rumah itu terlihat
sejuk di pandang mata. Halaman sempit di depan rumah penuh dengan tanaman yang
ditanam di pipa. Setiap tanaman tumbuh subur, bahkan tanaman cabe sudah berbuah
banyak. Rumahkuargumentasi:
Contoh karangan terdiri dari 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 ruang santai, dapur, dan
1 kamar mandi.
Pendidikan Di ruangdewasa
di Indonesia tamu hanya berisitertinggal
ini masih karpet sebagai
cukupalas
jauhduduk dan
dengan rak buku
pendidikan
yang terpasang
berbeda didiNegara-negara
dinding. Agarlain
suasana
yangharum,
ada di ada pewangi semprot otomatis yang
dunia.
terpasang
Bahkan di dinding.
Indonesia Semua
sendiri barang
masih kalahyang adaNegara
dengan dir umah
Jiranselalu tertataMalaysia
kita, yakni rapi. Lantai
dan
keramik berwarna
Singapura putih membuat
dalam bidang rumah mungil ini menjadi Nampak luas.
pendidikan.
Hal ini dapat disaksikan dari banyaknya penduduk mereka yang memperoleh
pendidikan sampai ke perguruan tinggi.
Sedangkan di Indonesia, jumlah penduduk yang mendapatkan pendidikan saja masih
jauh tertinggal dengan Negara lain, apalagi di daerah-daerah tertinggal seperti NTB,
NTT, Papua, dan masih banyak lagi daerah lainnya.
Ketertinggalan pendidikan di daerah-daerah tersebut disebabkan karena tidak
meratanya
Pendidikan di Negara Indonesia. Pemerintah hanya membangun fasilitas pendidikan
di daerah perkotaan, terkhusus pulau Jawa.
Tidak hanya itu, terbatasnya jumlah guru yang ada di daerah tersebut juga ikut
menciptakan semakin jauhnya akses pendidikan yang ada di daerah.
Akhirnya, pendidikan di Indonesia tidak merata serta cenderung tertinggal, sehingga
belum mampu untuk bersaing dengan Negara lain yang ada di dunia.
46

LK 5.4 PENERAPAN MATERI KETERAMPILAN BERBICARA


1. Pelajari materi tentang Penerapan Materi Keterampilan Bebicara
2. Saudara diminta untuk menguasai para siswa untuk mewawancarai orang yang
dianggap penting di lingkungan sekolah (misal: kepala sekolah, wali kelas,
petugas perpustakaan, penjaga kantin, satpam, dll).
3. Para siswa diminta untuk melaporkan hasil wawancaranya dengan menggunakan
kosakata baku dan kalimat efektif dalam bentuk teks tertulis.
4. Setelah para siswa mengerjakan tugas tersebut lalu Bapak dan Ibu membuat
laporan proses pembelajaran tentang materi wawancara mulai persiapan sampai
dengan penilaian.
5. Lampirkan laporan wawancara para siswa beserta rubrik penilaian.

Materi pembelajaran
1. Membuat daftar pertanyaan
Wawancara adalah percakapan antara dua pihak yang ditujukan untuk mencari
keterangan
Contoh: Daftar pertanyaan wawancara dengan kepala sekolah
a. Sejak kapan Bapak diangkat menjadi kepala sekolah?
b. Program apa yang akan Bapak laksanakan di sekolah?
c. Apakah Bapak senang menjadi kepala sekolah?
d. Bagaimana kiat-kiat Bapak untuk meningkatkan prestasi sekolah?

2. Persiapan sebelum wawancara


a. Membuat jadwal atau janji dengan narasumber, kapan dan dimana wawancara
berlangsung
b. Mempersiapkan garis besar hal-hal yang akan ditanyakan pada narasumber.

No. Aspek Kriteria Nilai


1. Kelengkapan Laporan yang dibuat lengkap membahas tiga unsur
Laporan proses pembelajaran: persiapan, pelaksanaan, dan 30
penilaian.
Laporan yang dibuat kurang lengkap membahas dua
20
unsur proses pembelajaran
47

No. Aspek Kriteria Nilai


Laporan yang dibuat tidak lengkap membahas satu
10
unsur proses pembelajaran
2. Lampiran Terdapat seluruh lampiran laporan wawancara para
30
Laporan siswa
Terdapat sebagian lampiran laporan wawancara para
20
siswa
Tidak terdapat lampiran wawancara para siswa 10
3. Rubrik Laporan terdapat rubrik penilaian wawancara yang
30
penilaian lengkap
Laporan terdapat rubrik wawancara kurang lengkap 20
Laporan tidak terdapat rubrik wawancara 10
4. Bahasa Menggunakan bahasa yang jelas 30
Menggunakan bahasa yang kurang jelas 20
Menggunakan bahasa yang tidak jelas 10

LK 6.3 UNSUR INSTRINSIK PROSA

UNSUR INTRINSIK PROSA


Arin dan Mimpinya
Arin berasal dari keluarga yang cukup harmonis yang terdiri dari ayah ibu dan dengan
2 anak perempuan mereka yaitu, Arin dan Raty. Karena keterbatasan dana, sejak SMP
Arin sudah bersekolah jauh dari orang tuanya. Dia tinggal bersama saudara di keluarga
ibunya. Seringkali ia merasa ingin bersekolah bersama keluarga, ibu, ayah dan 1
adiknya. Tapi saying, ia sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk tinggal
dan bersekolah dengan bibinya yang tinggal sangat jauh dari tempatnya berada.
Tiga tahun sudah berlalu, Arin meminta kepada orang tuanya supaya setelah lulus SMP
ia melanjutkan ke sekolah negeri dekat dengan orang tuanya. Permintaan itu dikabulkan
oleh ibunya tetapi ayahnya sedikit keberatan. “kenapa kamu pindah, Rin? Apakah ada
masalah di sekolahmu sehingga kamu ingin pindah?” Tanya ayahnya. “tidak yah, Arin
ingin pindah sekolah karna Arin ingin mencari pengalaman lebih banyak lagi di sekolah
lain “jawab Arin. “lalu bagaimana dengan bibimu, apakah dia setuju dengan
48

keputusanmu itu?” Tanya ayahnya. Dengan berat hati Arin menjawab, aku belum bicara
kepada bibi, tetapi aku pasti akan mengatakan kepadanya segera”
Arin sebenarnya tahu jika orang tuanya merasa keberatan bukan karena dia harus
tinggal bersama bibinya. Namun karena mereka tidak mampu untuk mensekolahkan
Arin di sana. Arin pun bimbang dan ragu. Di satu sisi dia ingin kumpul lagi bersama
orang tuanya, di sisi lain dia tahu ayahnya tak punya uang untuk menyekolahkannya.
Hari demi hari berlalu, Arin semakin rindu kepada keluarga kecilnya. Tak jarang dia
selalu menangis hingga larut malam.
Bibi Arin pun menyadari apa yang Arin rasakan saat ini. “kamu kenapa nak?” Tanya
bibinya. “aku baik-baik saja kok bulek, aku hanya sedang kelelahan, “jawab Arin.
Sebenarnya bibinya pun sudah mengetahui apa yang sedang Arin rasakan tetapi dia tak
mau menambah beban Arin saat ini, “nak bibi akan selalu mendoakanmu, bibi juga
akan selalu mendukung apa yang ingin kau lakukan, berusahalah dengan giat untuk
mendapatkan keinginanmu, “nasehat bibinya. Setelah mendapatkan nasihat itu, Arin
menjadi semangat. Meskipun Arin belum membicarakan masalah kepada bibinya, dia
tahu bahwa bibinya akan selalu mendukungnya.
Beberapa hari setelah itu, Arin mendapat kabar bahwa sekolah SMAN 1 Bumi Putera
di dekat rumah orang tuanya mengadakan lomba pidato dan pemenangnya akan
diterima bersekolah di sana dan mendapatkan beasiswa. Arin pun mengikuti lomba
pidato itu dan akhirnya keluar sebagai pemenang. Dia pun memberitahukan kabar
gembira itu kepada orang tua dan bibinya.
Pada awalnya mereka belum menyetujuinya. Namun setelah mendapatkan penjelasan
dari Arin, akhirnya permintaannya diperbolehkan oleh orang ttua dan bibinya. Tapi
saying, pihak sekolah sempat menahan Arin karena prestasi-prestasi dari dirinya.
Sekolah tidak mengizinkan Arin pindah ke SMA lain karena ia membawa prestasi
cemerlang. Tetapi setelah mendesak kepala pimpinannya, akhirnya Arin diperbolehkan
pindah. Ia sangat senangsekali. Ia juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-
temannya yang saying padanya. Arin berpesan pada teman-temannya untuk selalu
semanngat dan giat dalam belajar dan juga tidak melupakannya.
Ketika masuk tahun ajaran baru, Arin punbisa kembali berkumpul bersama orang
tuanya ia berkumpul bersama ayah, ibu, dan adiknya. Rasa rindu yang sangat mendalam
49

dapat berkumpul bersama keluarga walaupun makan dengan lauk sambel akan terasa
lebih nikmat bila terkumpul bersama.

Unsur intrinsic dan ekstrinsik cerpen “Arin dan Mimpinya”


1. Tema : Kebersamaan keluarga
2. Latar
Tempat : rumah bibinya, sekolah Arin, rumah Arin
Suasana : sedih (tak jarang dia selalu menanngis hingga larut malam), Bahagia
(dia pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua dan bibinya), haru (ia
juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang saying padanya).
Waktu : malam (terbukti saat Arin menangis karena rindu keluarganya), pagi
hari (terlihat ketika Arin mengikkuti lomba pidato dan berpamitan kepada
temannya).
3. Alur : Maju
4. Tokoh : Arin (Antagonis), Bibi dan Ayah (Tritagonis), tidak ada tokoh
antagonis karena konflik yang terjadi adalah konflik batin tokoh utamanya
5. Penokohan :
Arin : Penyayang, pintar, berkemauan tinggi,
Bibi : Penyayang, baik,
Ayah : Pesimis, baik
6. Sudut pandang : Orang ketiga tunggal
7. Gaya bahasa : Pengarang menyampaikan ceritanya dengan bahasa yang
mudah dimengerti tanpa kiasan sehingga cerita mudah dimengerti.
8. Moral Value (Amanat) : Jangan menyerah dengan keadaan karena setiap
masalah pasti ada jalan keluar.
50

LK 6.4 MENGUBAH TEKS PUISI KE DALAM TEKS PROSA

Jawaban LK.6.4
Cara membuat parafrase atau merubah puisi menjadi prosa adalah sebagai berikut.

1. Mengubah susunan bait dalam puisi menjadi paragraf;


2. Mendeskripsikan kata-kata dalam puisi dengan kalimatmu sendiri. Jika mendapat
kesulitan memahami kata-kata dalam puisi, gunakanlah kamus bahasa Indonesia;
3. Rangkaikan kata-kata dalam sebuah puisi menjadi sebuah cerita;
4. Pertahankanlah isi puisi tersebut.

Puisi berjudul musik :

Musik
Teman,
Dengarkan
Ini lagumu
Ini laguku
Semuanya sama-sama merdu
Teman,
Dengarkan
Ini musikkmu
Ini musikku
Semuanya sama-sama merdu
Musik itu merdu
Musik bisa menghibur hati
Musik bisa membuat kita gembira
Musik adalah nyanyian jiwa
51

Musik membuat dunia berwarna

Diubah menjadi prosa :


Musik
Teman, dengarkanlah lagumu dan laguku. Keduanya sama-sama merdua.
Dengarkanlah musikku dan musikmu. Keduanya sama-sama merdu. Semua menyukai
musik. Musik bisa menghibur dan membuat hati kita gembira.
Musik adalah nyanyian jiwa. Dengan musik, dunia semakin berwarna

LK 7.1 PENILAIAN BERBASIS KELAS

KARTU SOAL

Jenjang Pendidikan : SD/MI Penyusun :


Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran :
Bahan Kelas/Smt. :
Kurikulum : KTSP-kurkulum 2013
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

STANDAR No. Soal: 1 Kunci Jawaban: B


KOMPETENSI
LULUSAN : Rumusan Butir Soal:
 17. Perhatikan kutipan teks pidato berikut!

Bapak dan ibu wali murid yang saya hormati,


52

Sehubungan dengan adanya libur semester I yang akan datang, seluruh


siswa kelas IV sampai kelas VI akan diadakan kegiatan Persami.
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih anak menjadi mandiri, disiplin dan
tanggung jawab.Waktu pelaksanaan Persami akan diadakan pada hari
Sabtu dan Minggu.Kami berharap bapak dan ibu wali murid
memberikan dukungan kepada putra- putrinya.

Kalimat yang sesuai dengan isi kutipan pidato di atas adalah ....
A. Tujuan Persami untuk melatih anak menjadi mandiri, disiplin
Materi/Teks: dan tanggung jawab.
 Membaca non sastra B. Pada libur semester I seluruh siswa kelas IV sampai kelas VI
akan diadakan kegiatan Persami yang pelaksanaannya pada
INDOKATOR SKL: hari Sabtu dan Minggu.
Menentukan isi pidato C. Bapak dan ibu wali murid mendukung kegiatan Persami.
D. Kegiatan Persami diadakan pada hari Sabtu dan Minggu.
Indikator soal:
 Disajikan sebuah
kutipan teks
pidato,siswa dapat
menentukan isi pidato

KARTU SOAL

Jenjang Pendidikan : SD/MI Penyusun :


Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran :
Bahan Kelas/Smt. :
Kurikulum : KTSP-kurkulum 2013
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

STANDAR No. Soal: 2 Kunci Jawaban: C


KOMPETENSI
LULUSAN : Rumusan Butir Soal:
 21. Cermati pantun di bawah ini!
Ke mana kancil akan dikejar
Ke dalam pasar cobalah lari
Ketika kecil rajin belajar
Sesudah besar senanglah hati

Pesan yang terkandung dalam pantun tersebut adalah ....


Materi/Teks:
A. Bersenang-senanglah seperti kancil yang suka pergi ke pasar
 Membaca sastra
B. Rajin-rajinlah berbelanja ke pasar agar senang di hari nanti
C. Rajin-rajinlah belajar sejak kecil agar senang di kemudian hari
INDOKATOR SKL: D. Di waktu kecil bersenang-senang, ketika besar baru belajar
Menentukan pesan
pada pantun
53

Indikator soal:
 Disajikan sebuah
pantun, siswa dapat
menentukan pesan
pada pantun.

PEMBAHASAN
Jawaban yang tepat adalah A, karena berisi nasehat yang tepat sesuai isi pantun.

KARTU SOAL

Jenjang Pendidikan : SD/MI Penyusun :


Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran :
Bahan Kelas/Smt. :
Kurikulum :
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

STANDAR No. Soal: 18 Kunci Jawaban: C


KOMPETENSI
LULUSAN : Rumusan Butir Soal:
 18. Perhatikan kutipan paragraf berikut!
Jembatan Suramadu merupakan satu-satunya jembatan yang
menghubungkan antara kota Surabaya dengan Pulau Madura. Dengan
melalui jembatan Suramadu transportasi warga yang mau ke Madura
atau sebaliknya menjadi lebih mudah dan cepat. Dengan adanya
jembatan Suramadu ini penumpang kapal feri menjadi sepi.
Materi/Teks:
Teks bacaan di atas termasuk jenis paragraf ....
 Membaca non sastra
A. Campuran
B. Induktif
INDOKATOR SKL: C. Deduktif
Menentukan jenis D. Persuasif
paragraph

Indikator soal:
 Disajikan sebuah
paragraf, siswa dapat
menentukan jenis
paragraf
54

PEMBAHASAN
Ciri-ciri paragraf deduktif adalah kalimat utama terletak di awal paragraf. Kalimat utama pada bacaan
di atas adalah : Jembatan Suramadu merupakan satu-satunya jembatan yang menghubungkan antara
kota Surabaya dengan Pulau Madura.

KELOMPOK KOMPETENSI G
PEDAGOGI:
PERANCANGAN PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

LK 03 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


1. Jelaskan pengertian RPP!
2. Jelaskan landasan pengembangan RPP!
3. Jelaskan fungsi atau kegunaan RPP!
4. Jelaskan komponen RPP!
5. Bagaimana langkah dalam menentukan media pembelajaran yang
dibutuhkan agar pembelajaran berjalan efektif?

Pengertian RPP
a. RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
atau lebih.
b. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
c. RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu
materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.

2. Landasan landasan pengembangan RPP


a. Lampiran Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses
b. Permendikbud RI Nomor 81 A Lampiran IV 2013 tentang Implementasi
Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran
55

3. Fungsi atau kegunaan RPP


a. Fungsi RPP adalah sebagai gambaran prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu KD yang ditetapkan dalam standar isi
dan dijabarkan dalam silabus.
b. Kegunaan RPP adalah sebagai pedoman atau pegangan bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan
untuk setiap KD.

4. Komponen RPP
Komponen RPP antara lain adalah
(1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
(2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
(3) kelas/semester;
(4) materipokok;
(5) alokasi waktu;
(6) tujuan pembelajaran;
(7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
(8) materi pembelajaran;
(9) metode pembelajaran;
(10) langkah-langkah pembelajaran;
(11) penilaian hasil pembelajaran;
(12) media pembelajaran dan sumber belajar.

5. Langkah dalam menentukan media pembelajaran yang dibutuhkan agar


pembelajaran berjalan efektif adalah dengan melakukan analisis
kebutuhan media pembelajaran, dengan melakukan langkah berikut.
a. Mempelajari Kurikulum yang berlaku
b. Menetapkan kompetensi peserta didik yang hendak dicapai
c. Memilih dan menentukan materi yang akan disajikan
d. Memilih dan menentukan jenis media pembelajara
56
57

LK 04 PRAKTEK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


58

KELOMPOK KOMPETENSI G
PROFESIONAL:
PENERAPAN NILAI, NORMA, MORAL PANCASILA
MODUL KK G PROFESIONAL
Tugas 06 KB-2 Anda dan kelompok Anda memiliki calon yang sangat potensi,
tetapi tidak memperoleh dukungan dari partai politik yang
diharapkan dapat mengusung pencalonan.

Masalah :
Anda dan kelompok anda memiliki calon yang sangat potensi, tetapi tidak
memperoleh dukungan dari partai politik yang diharapkan dapat
mengusung pencalonan.

Pertanyaan berkaitan dengan kasus :


1. Apa dan bagaimana saran anda jika hal tersebut terjadi di daerah anda ?

Jawab :
Dewasa ini, setiap warga negara mempunyai hak, baik memilih ataupun
dipilih, dipilih di sini dalam artian yang sebenarnya adalah mengajukan /
mencalonkan diri menjadi calon kepala daerah ( baik Gubernur, Walikota,
ataupun Bupati ), mereka yang terpanggil ataupun dibutuhkan untuk menjadi
seorang pemimpin daerah tentunya mempunyai kriteria tersendiri. Kriteria itu
juga yang diputuskan oleh pemerintah melalui Komisi Pemilihan Umum (
KPU), yg salah satunya adalah adanya dukungan dari partai politik.
Namun, setiap partai politik mempunyai aturannya masing-masing terkait
dengan syarat-syarat agar seseorang bisa di usung menjadi bakal calon
pemimpin daerah. Saya akan berikan contoh salah satu partai politik besar di
Indonesia yang mempunyai mekanisme tersendiri dalam mengusung calon
kepala daerah. Menurut PDI Perjuangan, setiap parpol di Indonesia dituntut
untuk melakukan pembenahan. Tujuannya agar parpol menjadi lembaga
politik yang akuntabel, kredibel, dan transparan. Wujud dari tuntutan tersebut,
59

salah satunya dengan membuat sistem terkait dengan mekanisme penjaringan


bakal pasangan calon kepala daerah. Oleh karena itulah, akhirnya dibentuk
Peraturan Partai Nomor 4/2015 tentang mekanisme penjaringan pasangan
calon.
Terdapat 4 tahap mekanisme dalam penjaringan, pertama ; pendaftaran dibuka
oleh struktur partai mulai pimpinan cabang hingga ke daerah, kedua ; verifikasi
menyangkut data bakal calon yang mendaftar, ketiga ; bakal calon yang lolos
verifikasi akan dilaporkan ke Dewan Pimpinan Pusat ( DPP ). Pada tahap inilah
biasanya partai akan melakukan penyaringan melalui tes psikologi, survei,
serta menganalisa tentang dukungan dan ketokohan. Serta tahap terakhir,
yakni penetapan.
Ada beberapa hal yang mendasari mengapa calon yang kita usung tidak
mendapatkan dukungan dari partai politik, yakni latar belakang si bakal calon,
unsur keanggotaan atau kader dari partai politik, pengaruh terhadap
masyarakat luas, ataupun yang sederhana semisal dukungan dari berbagai
pihak serta apakah calon termasuk tokoh masyarakat atau bukan.
Sebagaimana diatur Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota, syarat dukungan calon Independen
( Jalur Perseorangan / non partai ) dengan jumlah penduduk masuk dalam
daftar pemilih tetap ( DPT ) lebih dari 500.000 sampai 1.000.000, minimal 7,5
persen dari DPT terakhir di Kabupaten/ Kota setempat.
Berdasarkan kutipan UU di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah
mengarahkan tokoh yang berpotensi menjadi sosok kepala daerah tersebut agar
mendaftar melalui jalur perseorangan.

2. Kaitkan dengan nilai karakter !

Jawab :
Kasus / masalah tersebut jika di kaitkan dengan nilai – nilai karakter pada
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) ,maka akan ditemukan karakter sebagai
berikut ;
a. Demokratis
Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain
b. Semangat kebangsaan dan cinta tanah air
60

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan


bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
c. Menhargai prestasi, komunikatif, serta cinta damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain
d. Peduli sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan

Tugas 07 KB-2 Seorang calon peserta pemilu yang telah terpilih oleh lebih dari
50 persen pemilih, dan sebagian besar pemilih. Karena ketidak
puasan ada kelompok lain yang melakukan protes/unjuk rasa
menentang hasil pemilukada.

N
TUGAS PPK KET
O
1 Seorang calon Terpilihnya seorang calon peserta pemilu tak
peserta pemilu lepas dari pemilihnya, ada yang pro dan
yang telah tentunya juga ada yang kontra, apabila
terpilih oleh pelaksanaan pemilu tersebut sudah sesuai
lebih dari 50 dengan asas pemilu (peraturan perundang-
persen pemilih, undangan) dan sesuai juga dengan nilai-nilai
dan sebagian karakter maka tidak akan timbul permasalah
besar pemilih. serta ketidakpuasan dari pemilih, namun apabila
Karena pelaksanaanya sudah tidak sesuai dengan asas
ketidakpuasan dan peraturan maka akan muncul ketidak puasan
ada kelompok yang memicu timbulnya protes/unjuk rasa untuk
lain yang menuntuk keadilan.
melakukan
protes/unjuk
rasa menentang
hasil
pemilukada
61

N
TUGAS PPK KET
O

2 Diskusikan dan Banyak pihak-pihak yang merasa tidak puas


buatlah terhadap hasil yang ditetapkan KPU.
deskripsi, apa Ketidakpuasan tersebut tentu dilandasi oleh
pertimbangan berbagai macam kecurangan, seperti politik
mereka yang uang, jual beli suara, intimidasi, pengerahan
melakukan massa, serta manipulasi suara dan hasil suara,
protes jika baik yang terjadi sebelum pemilihan, pada saat
dikaitkan pemilihan, maupun setelah pemilihan
dengan nilai- berlangsung, apabila di kaitkan dengan Nilai-
nilai karakter nilai karakter tentu ini sangat bertentangan.
yang menjadi Adapun nilai karakter yang menjadi
pertimbangan pertimbangannya adalah sebagai berikut:
mereka 1. Jujur
melakukan Perilaku yang didasarkan pada upaya
tindakan protes menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
/unjuk rasa dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
menentang pekerjaan.
hasil 2. Demokratis
pemilukada.? Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan
orang lain.
3. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
4. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
5. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk
62

N
TUGAS PPK KET
O
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa

Tugas 08 KB-2 Seorang yang berpotensi, pintar, memperhatikan kepentingan


rakyat kecil dan energik oleh warga dicalonkan untuk menjadi
pemimpin daerah. Nilai-nilai karakter apa yang menjadi
pertimbangan pencalonan oleh warga tersebut.?

Tugas PPK Keterangan


Seorang yang 1. Bersih dan Pemimpin ideal untuk daerah seharusnya
berpotensi, dapat dipercaya bisa tampil sebagai pemimpin yang mampu
pintar, 2. Keterbukaan memenuhi harapan rakyat dalam
memperhatikan (Transparansi) mewujudkan keadilan sosial dan membawa
kepentingan 3. Kepekaan dan kemakmuran di daerahnya.
rakyat kecil tanggung-jawab
dan energik sosial Rakyat membutuhkan pemimpin yang
oleh warga 4. Cepat dalam benar-benar mampu menyelesaikan
dicalonkan bekerja dan berbagai persoalan. Bukan sekadar dengan
untuk menjadi menyelesaikan penampilan santun di depan, namun di
pemimpin persoalan belakang bermain sendiri untuk kepentingan
daerah. 5. Cerdas dan pribadi dan golongan. Rakyat tentu juga
Kreatif ingin mengetahui rekam jejak dari calon
Nilai-nilai Kepala Daerah akan maju pada Pilkada.
karakter apa Oleh sebab itu Calon Kepala Daerah harus
yang menjadi benar-benar terpuji, teruji dan bernyali
pertimbangan untuk mewujudkan perubahan yang berarti.
pencalonan
oleh warga Berikut ini adalah beberapa kriteria dan
tersebut? karakter Kepala Daerah yang didambakan
oleh rakyat di daerah antara lain :

1. Bersih dan dapat dipercaya


Sebagai Kapala Daerah, harus bersedia
bekerja demi kepentingan warga dan
tidak mempunyai niat atau tujuan
mencari keuntungan pribadi atau
golongannya sendiri. Kepala Daerah
harus bersih dari perilaku Korupsi dan
63

Tugas PPK Keterangan


senantiasa berpihak kepada kepentingan
warganya.

2. Keterbukaan (Transparansi)
Kepala Daerah mempunyai tugas penting
yaitu mengelola dana APBD untuk
disalurkan dalam wujud pembangunan di
berbagai bidang. Dana tersebut tentu
dihimpun dari keringat rakyat dan oleh
sebab itu Kepala Daerah secara terbuka
harus memberikan infomasi seluruh
program kegiatan dan aliran dana yang
didistribusikan. Dengan kemajuan
teknologi dan informasi dewasa ini,
maka penyampaian informasi tersebut
cukup mudah dilakukan dengan
memanfaatkan media cetak, televisi
maupun internet. Rakyat ingin
mengetahui perkembangan kinerja
pemimpinnya sejak tahap perencanaan
hingga realisasi.

3. Kepekaan dan tanggung-jawab sosial


Hal terpenting yang harus dilakukan
Kepala Daerah adalah mengentaskan
kemiskinan, menyediakan lapangan
kerja, membina usaha kecil dan
melindungi masa depan anak-anak
melalui program kesehatan dan
pendidikan. Kepala Daerah harus
menjamin bahwa tak ada satupun
warganya yang berada dalam kondisi
kelaparan dan menderita sakit tanpa
perawatan kesehatan yang memadai.
Gedung-gedung Sekolah dan Rumah
Sakit harus dibangun dengan layak
dan dipelihara dengan sebaik-baiknya.
Kepala Daerah memastikan bahwa
kondisi sarana fisik lainnya seperti jalan
kampung dan jembatan penghubung
dapat digunakan dengan baik dan aman
oleh warga sekitar.

4. Cepat dalam bekerja dan


menyelesaikan persoalan
Kepala daerah juga harus mampu bekerja
dengan cepat dalam mengatasi berbagai
permasalahan, seiring dengan dinamika
kehidupan modern yang terus bergerak.
Berbagai macam persoalan akan silih
berganti, oleh sebab itu bila tak segera
64

Tugas PPK Keterangan


diselesaikan maka akan menimbulkan
timbunan permasalahan yang semakin
sulit untuk dipecahkan. Terkait dengan
proses pemberian izin dan surat menyurat
lainnya tidak perlu menunggu berhari-
hari apalagi sampai berbulan-bulan dan
terhindar dari upaya pungutan liar.

5. Cerdas dan Kreatif


Untuk dapat menyelesaikan persoalan di
berbagai bidang dan memberikan
perubahan menjadi lebih baik maka
seorang pemimpin ideal untuk daerah
harus memiliki kecerdasan dan
kreatifitas dalam berinovasi. Untuk
meningkatkan efektifitas dalam
menyelesaikan permasalahan, dapat
dilakukan dengan membentuk
kelompok-kelompok kerja yang terdiri
dari pegawai yang memiliki kemampuan
mumpuni dan bila perlu dengan
mengikutsertakan tenaga ahli dari pihak
ektern. Perubahan yang nyata dan
menjadi lebih baik adalah impian setiap
warga.
Kelima karakter tersebut adalah mutlak
diperlukan pada diri calon Kepala
Daerah yang ingin maju dalam Pilkada
masing-masing. Rakyat hanya memilih
calon Kepala Daerah yang benar-benar
membela kepentingan warga.

Paman’s.doc_2019

LAMPIRAN Surat Tugas dari Kepala Sekolah


65

LAMPIRAN Biodata Peserta


1. NUPTK : 5444 7566 5920 0003
2. NAMA LENGKAP : MANSYUR SYAPUTRA
3. JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
4. TEMPAT TGL LAHIR : BOGOR, 12 NOVEMBER 1978
5. STATUS PEGAWAI : PNS
6. NIP : 19781112 201407 1 002
7. GOLONGAN : III/a
8. TMT PENDIDIK : 19 JULI 2004
9. PENDIDIKAN TERAKHIR :
KUALIFIKASI : S1
PRODI/JURUSAN : PGSD
NAMA INSTITUSI : UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN LULUS : 2018
10. INSTANSI SEKOLAH :
MATA PELAJARAN YANG DIAMPU : GURU KELAS SD
NPSN : 20220505
UNIT KERJA : SD NEGERI KEDUNG WARINGIN
ALAMAT : BENDA KAUM RT 005/004
JALAN : JL. JOHAR GG. MASJID NO. 02
DESA/KELURAHAN : KEDUNG WARINGIN
KECAMATAN : TANAH SAREAL
KAB/KOTA : KOTA BOGOR

PROPINSI : JAWA BARAT


KODE POS : 16163
11. BIDANG STUDI SERTIFIKASI : GURU KELAS SD
66

LAMPIRAN Daftar Hadir Kegiatan

DAFTAR HADIR KEGIATAN MANDIRI On the Job Learning


Program Pembinaan Karier Guru Melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Moda tatap Muka In-On-In

Paket Keahlian : Guru Kelas Tinggi


Kelompok Kompetensi : KK A dan KK G
Aktifitas
Esensi Materi
Pembelajaran/
Hari, dari Kegiatan Tanda
No Nama Peserta Lembar Kerja
tanggal Pembelajaran Tangan
yang
yang Dipelajari
diselesaikan
1 Senin, 1. Solih Modul KK A LK 03 1.
14-10- Firmansyah Pedagogi LK 05
2019 2.Mansyur Karakteristik & LK 06
Pengembangan LK 07 2.
Syaputra
Potensi Peserta
3.Nur Syarifah Didik 3.

4.Ruslani 4.
5.Yenny
5.
Christyanty
6.Neng Nia
Juwita 6.
Septiani
7.Agustin
7.
Ruslianingsih
8.Rahayu
8.
Kartika
9.Wahyu Adam 9.
67

Aktifitas
Esensi Materi
Pembelajaran/
Hari, dari Kegiatan Tanda
No Nama Peserta Lembar Kerja
tanggal Pembelajaran Tangan
yang
yang Dipelajari
diselesaikan
10.Rianti
10.
Novianna
2 Selasa, 1. Solih Modul KK A LK 1.3 1.
15-10- Firmansyah Profesional LK 1.4
2019 2.Mansyur Kajian Materi LK 2.3
2.
Syaputra Bahasa & Sastra LK 2.4
Indonesia SD
3.Nur Syarifah 3.

4.Ruslani 4.
5.Yenny
5.
Christyanty
6.Neng Nia
Juwita 6.
Septiani
7.Agustin
7.
Ruslianingsih
8.Rahayu
8.
Kartika
9.Wahyu Adam 9.
10.Rianti
10.
Novianna
3 Rabu, 1. Solih Modul KK A LK 3.3 1.
16-10- Firmansyah Profesional LK 3.4
2019 2.Mansyur Kajian Materi LK 4.3
2.
Syaputra Bahasa & Sastra LK 4.4
Indonesia SD
3.Nur Syarifah 3.

4.Ruslani 4.
5.Yenny
5.
Christyanty
6.Neng Nia
Juwita 6.
Septiani
7.Agustin
7.
Ruslianingsih
8.Rahayu
8.
Kartika
9.Wahyu Adam 9.
10.Rianti
10.
Novianna
4 1. Solih Modul KK A LK 4.5 1.
Firmansyah Profesional LK 5.3
68

Aktifitas
Esensi Materi
Pembelajaran/
Hari, dari Kegiatan Tanda
No Nama Peserta Lembar Kerja
tanggal Pembelajaran Tangan
yang
yang Dipelajari
diselesaikan
Kamis, 2.Mansyur Kajian Materi LK 5.4
2.
17-10- Syaputra Bahasa & Sastra
2019 Indonesia SD
3.Nur Syarifah 3.

4.Ruslani 4.
5.Yenny
5.
Christyanty
6.Neng Nia
Juwita 6.
Septiani
7.Agustin
7.
Ruslianingsih
8.Rahayu
8.
Kartika
9.Wahyu Adam 9.
10.Rianti
10.
Novianna
5 Jum’at, 1. Solih Modul KK A LK 6.3 1.
18-10- Firmansyah Profesional LK 6.4
2019 2.Mansyur Kajian Materi LK 7.1
2.
Syaputra Bahasa & Sastra
Indonesia SD
3.Nur Syarifah 3.

4.Ruslani 4.
5.Yenny
5.
Christyanty
6.Neng Nia
Juwita 6.
Septiani
7.Agustin
7.
Ruslianingsih
8.Rahayu
8.
Kartika
9.Wahyu Adam 9.
10.Rianti
10.
Novianna
6 Sabtu, 1. Solih Modul KK G LK 0.3 1.
19-10- Firmansyah Pedagogi
2019 2.Mansyur Perancangan
2.
Syaputra Pembelajaran
yang Mendidik
3.Nur Syarifah 3.
69

Aktifitas
Esensi Materi
Pembelajaran/
Hari, dari Kegiatan Tanda
No Nama Peserta Lembar Kerja
tanggal Pembelajaran Tangan
yang
yang Dipelajari
diselesaikan
4.Ruslani 4.
5.Yenny
5.
Christyanty
6.Neng Nia
Juwita 6.
Septiani
7.Agustin
7.
Ruslianingsih
8.Rahayu
8.
Kartika
9.Wahyu Adam 9.
10.Rianti
10.
Novianna
7 Senin, 1. Solih Modul KK G LK 0.4 1.
21-10- Firmansyah Pedagogi
2019 2.Mansyur Perancangan
2.
Syaputra Pembelajaran
yang Mendidik
3.Nur Syarifah 3.

4.Ruslani 4.
5.Yenny
5.
Christyanty
6.Neng Nia
Juwita 6.
Septiani
7.Agustin
7.
Ruslianingsih
8.Rahayu
8.
Kartika
9.Wahyu Adam 9.
10.Rianti
10.
Novianna
8 Selasa, 1. Solih Modul KK G Tugas 06 KB 2 1.
22-10- Firmansyah Profesional
2019 2.Mansyur Penerapan Nilai,
2.
Syaputra Norma, Moral
Pancasila
3.Nur Syarifah 3.

4.Ruslani 4.
70

Aktifitas
Esensi Materi
Pembelajaran/
Hari, dari Kegiatan Tanda
No Nama Peserta Lembar Kerja
tanggal Pembelajaran Tangan
yang
yang Dipelajari
diselesaikan
5.Yenny
5.
Christyanty
6.Neng Nia
Juwita 6.
Septiani
7.Agustin
7.
Ruslianingsih
8.Rahayu
8.
Kartika
9.Wahyu Adam 9.
10.Rianti
10.
Novianna
9 Rabu, 1. Solih Modul KK G Tugas 07 KB 2 1.
23-10- Firmansyah Profesional
2019 2.Mansyur Penerapan Nilai,
2.
Syaputra Norma, Moral
3.Nur Syarifah Pancasila 3.

4.Ruslani 4.
5.Yenny
5.
Christyanty
6.Neng Nia
Juwita 6.
Septiani
7.Agustin
7.
Ruslianingsih
8.Rahayu
8.
Kartika
9.Wahyu Adam 9.
10.Rianti
10.
Novianna
10 Kamis, 1. Solih Modul KK G Tugas 08 KB 2 1.
24-10- Firmansyah Profesional
2019 2.Mansyur Penerapan Nilai,
Norma, Moral 2.
Syaputra
Pancasila
3.Nur Syarifah 3.

4.Ruslani 4.
5.Yenny
5.
Christyanty
6.Neng Nia
Juwita 6.
Septiani
71

Aktifitas
Esensi Materi
Pembelajaran/
Hari, dari Kegiatan Tanda
No Nama Peserta Lembar Kerja
tanggal Pembelajaran Tangan
yang
yang Dipelajari
diselesaikan
7.Agustin
7.
Ruslianingsih
8.Rahayu
8.
Kartika
9.Wahyu Adam 9.
10.Rianti
10.
Novianna

Materi esensial yang sulit atau yang menjadi masalah pada modul ini adalah:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________

Bogor,
Kepala Sekolah

YENI WILIAH, S.Pd


NIP. 19620921 198204 2 006
72

LAMPIRAN Foto Kegiatan


73
74
75

Anda mungkin juga menyukai