Good School Governance (GSG) adalah sebuah perangkat pendukung untuk membentuk
sebuah sekolah dengan tata kelola yang baik. Di dalam GSG pengelolaan keuangan menjadi
salah satu pokok bahasannya. Pengelolaan keuangan sekolah akhir-akhir ini menjadi isu yang
disorot tajam oleh berbagai pihak, termasuk di dalamnya oleh para orang tua murid sendiri.
Keterbukaan dan pertanggungjawaban mengelola keuangan menjadi sebuah tantangan tersendiri
untuk berani diungkapkan oleh pihak Manajemen Sekolah.
Good governance bagi sebuah sekolah saat ini merupakan suatu keharusan untuk diraih
dan dilaksanakan. Good governance sekolah adalah tata pelayanan penyelenggaraan pendidikan
di sekolah yang bersih dan benar sesuai dengan aturan sistem dan prosedur yang berlaku
berdasarkan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparan, partisipasi, responsif, efisiensi dan
efektivitas, profesional, dan kesetaraan.
1. Prinsip Partisipasi
Keterlibatan secara aktif para Orang Tua/Wali Murid dan Komite Sekolah dalam setiap
kegiatan di sekolah. Berperan juga sebagai kontrol terhadap setiap kebijakan yang diambil
oleh Manajemen Sekolah.
2. Prinsip Transparansi
Terbuka untuk setiap kegiatan yang dijalankan oleh pihak Manajemen Sekolah, termasuk
di dalamnya adalah masalah pengelolaan keuangan.
Adanya sekolah gratis, adanya BOS (Bantuan Operasional Sekolah) terasa tidak optimal
apabila Pengelola Sekolah tidak transparan dalam mengelolanya, meskipun itu bukan dana yang
berasal dari orang tua murid.
Justru ketika ada dana-dana publik masuk ke sekolah, maka keterbukaan informasi
manajemen keuangan menjadi sebuah tuntutan.
Memang tidak banyak sekolah yang berani melaporkan pengelolaan keuangannya secara
transparan. Manajemen Sekolah ditantang untuk hal yang satu ini.
3. Prinsip Akuntabilitas
Pertanggungjawaban dana masyarakat yang sudah diberikan kepada Sekolah harus dapat
diakses secara menyeluruh sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada para Orang Tua/Wali
Murid, Komite Sekolah dan pemangku kepentingan sekolah lainnya.
Dalam konteks persekolahan, untuk mencapai good governance maka perlu adanya
keterlibatan (participation) dari stakeholder sekolah, yaitu orangtua siswa, masyarakat di sekitar
sekolah, dan pihak sekolah itu sendiri. Bentuk partisipasi stakeholder di atas dapat dilihat pada
gambar 1. Partisipasi stakeholder tersebut diwadahi dalam komite sekolah. Keberadaan komite
sekolah dilegalkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002.
Konsep good governance adalah sebuah ideal type of governance, yang dirumuskan oleh
banyak pakar untuk kepentingan praktis dalam rangka membangun relasi negara-masyarakat-pasar
yang baik. Beberapa pendapat malah tidak setuju dengan konsep good governance, karena dinilai
terlalu bermuatan nilai-nilai ideologis.
Konsep mengenai good governance dapat ditemukan juga dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, dalam
penjelasan Pasal 2 (d) mengartikan kepemerintahan yang baik sebagai kepemimpinan yang
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme, akuntabilitas, transparasi,
pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh
seluruh masyarakat.
Purwo Santoso dengan keyakinan bahwa konsep governance yang lebih ideal
adalah Democratic Governance, yaitu suatu tata pemerintahan yang berasal dari masyarakat
(partisipasi), yang dikelola oleh rakyat (institusi demokrasi yang legitimate, akuntabel dan
transparan), serta dimanfaatkan (responsif) untuk kepentingan masyarakat. Pada prinsipnya
konsep ini secara sub stantif tidak berbeda jauh dengan konsep Good Governance, hanya saja tidak
memasukkan dimensi pasar.
Perbedaan paling pokok antara konsep government dan governance terletak pada
bagaimana cara penyelenggaraan otoritas politik, ekonomi dan administrasi dalam pengelolaan
urusan suatu bangsa. Konsep government berkonotasi bahwa peranan pemerintah yang lebih
dominan dalam penyelenggaran berbagai otoritas negara. Sedangkan
dalam governance mengandung makna bagaimana cara suatu bangsa mendistribusikan kekuasaan
dan mengelola sumberdaya dan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat. Dengan kata lain,
dalam konsep governance terkandung unsur demokratis, adil, transparan, rule of law, partisipatif
dan kemitraan.
Sebuah model tematik yang baik, harus dicirikan oleh dampak instruksional yang mudah
diukur keberhasilannya ketika model ini dioperasionalkan dalam praktek pendidikan yang
sebenarnya. Di bawah ini adalah rumusan Key Performance Indicators (KPI) dari model good
governance komite SD:
1. Tingkat kepercayaaan orangtua terhadap sekolah semakin meningkat
2. Keterandilan terhadap program-program sekolah dari semua warga sekolah
3. Dipahami dan diterimanya RKS, RKT, dan RKAS oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS)
4. Terciptanya kerjasama yang solid ditubuh Tim Pengembang Sekolah (TPS) dalam
operasionalisasi program sekolah.
Rancangan model good governance Sekolah Dasar (SD) ini merupakan kerangka
konseptual yang mendiskripsikan prosedur sistematis dalam memperkuat peran komite sekolah
untuk mencapai tata kelola dan tata pelayanan sekolah dasar dalam menyelenggarakan
pendidikan yang bersih dan benar sesuai dengan aturan sistem dan prosedur yang berlaku
berdasarkan prinsip akuntabilitas, transparan, partisipatif, responsif, efisien dan efektif,
profesional, dan kesetaraan.
Penguatan peran komite sekolah akan dapat tercapai apabila komite sekolah sebagai
wadah orang tua dan masyarakat diikutsertakan atau terlibat secara langsung dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, perlu adanya penguatan partisipasi
antara orang tua dan keterlibatan masyarakat dengan pihak sekolah dalam penyelenggaraan
program-program sekolah.