Tingkat 3A / Semester V
Tanggal Praktikum : Senin, 28 Oktober 2019
Disusun Oleh : Kelompok A1 Pagi
1. Khaerunnisa (P2.31.39.0.17.057)
2. Kiki Riski Afriani Budiman (P2.31.39.0.17.059)
3. Maya Wulandari (P2.31.39.0.17.061)
4. Merinda Yuviana (P2.31.39.0.17.063)
5. Muhamad Iqbal (P2.31.39.0.17.065)
Puji syukur kami panjatkan kepada Kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia–Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.
Dalam penulisan laporan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Adin
Hakim Kurniawan, S.Si, M.Farm, Apt. selaku dosen pembimbing sekaligus pengawas
Praktikum Pelayanan Farmasi IV. Dan kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami pun menyadari bahwa sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan ini, oleh karena itu kami siap menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak
demi menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi penyusun dan para
pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Pada Tahun 2007, penyakit ISPA di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 9,78% dengan
diagnosis dan sebanyak 22,60% dari semua Penduduk Jakarta. Dari angka tersebut,
sebanyak 8,4% didiagnosis menderita ISPA dan 17,7% penduduk dengan diagnosis dan
gejala ISPA di Kabupaten Jakarta Selatan.4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Apotek
Menurut Keputusan Menkes RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004, apotek adalah tempat
tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi,
perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksudkan
adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik.Perbekalan kesehatan adalah semua
bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.
Tugas dan fungsi apotek menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 adalah
sebagai berikut :
1. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan.
2. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
dan penyerahan obat atau bahan obat.
3. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1332/Menkes/SK/X/2002, personil apotek terdiri dari:
a. Apoteker Pengelola Apotek (APA), yaitu Apoteker yang telah memiliki Surat Izin
Apotek (SIA).
b. Apoteker Pendamping, adalah Apoteker yang bekerja di Apotek disamping APA dan
atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka Apotek.
c. Apoteker Pengganti, adalah Apoteker yang menggantikan APA selama APA tersebut
tidak berada ditempat lebih dari 3 bulan secara terus menerus, telah memiliki Surat
Izin Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai APA di Apotek lain.
d. Asisten Apoteker, adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai asisten apoteker.
Sedangkan tenaga lain yang diperlukan untuk mendukung kegiatan diapotek antara
lain :
1) Juru resep adalah petugas yang membantu pekerjaan Asisten Apoteker.
2) Kasir adalah orang yang bertugas menerima uang, mencatat penerimaan dan
pengeluaran uang.
6
3) Pegawai tata usaha adalah petugas yang melaksanakan administrasi apotek dan
membuat laporan pembelian, penjualan, penyimpanan dan keuangan apotek.
2.2 Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan yang diberi
izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada Apoteker Pengelola
Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan obat
kepada pasien (Syamsuni,2007).
Resep harus ditulis jelas dan lengkap. Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas
atau tidak lengkap, apoteker harus menanyakan kepada dokter penulis resep.6
Resep yang lengkap memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan.
2. Tanggal penulisan resep (inscriptio).
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio).
4. Nama setiap obat dan komposisi (praescription/ordonatio)
5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signature)
6. Tanda tangan atau paraf dokter penulisan resep sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (subcriotio)
7. Nama pasien, umur serta alamat (Pro)
8. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.
9. Tanda seru dan/atau paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya
melebihi dosis maksimal.
10. Apoteker melakukan skrining resep yang meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik
dan pertimbangan klinisnya. Penyiapaan obat meliputi peracikan, etiket, kemasan obat
yang diserahkan, penyerahan obat, informasi obat, konseling dan monitoring
penggunaan obat.
7
2.3.4 Gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
8
Interaksi Obat :7,8
-
Dosis :
9
7. Diazepam (ISO Vol.51 hal. )5
Komposisi :
Indikasi :
Efek samping :
Perhatian :
Interaksi Obat :8,9
-
Dosis :
10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Usul :
Alamat : Jl. Mawar no.22 Jakarta Timur
11
-
Indikasi
-
- Amitriptyline
Komposisi : Amitriptyline 10 mg
Dosis lazim : 1P = 50-75 mg
: 1H = 50-75 mg
DDR/ : 1P = 5 mg
: 1H = 5 x 3 = 15 mg (< dosis lazim)
Aturan Pakai
Aturan pakai dalam peresepan diatas untuk obat R/ pertama diminum bila nyeri
1x sehari 1 tablet sesudah makan, untuk obat R/ kedua diminum tiap malam 1x
12
sehari 1 kapsul sesudah makan, untuk R/ ketiga diminum 3x sehari 1 tablet
sesudah makan.
Interaksi Obat
-
3.2 Pembahasan
13
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan pelayanan farmasi IV yang diperoleh
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Pada resep tersebut, kelengkapan resep tidak lengkap. Karena tidak mencantumkan
informasi mengenai nama dokter dan juga tidak dilengkapi dengan alamat pasien. Cara
mengatasinya dapat ditanyakan langsung kepada dokter dan pasien atau keluarga
pasien. Dan total biaya yang harus dibayarkan pada resep ini adalah Rp. 313.500,-
b. Dalam resep tersebut pasien diduga mengalami neuropati, maka dari itu didalam resep
tersebut berisikan obat seperti :
-
c. Pengkajian masing-masing resep berdasarkan klinis
Efek Samping Obat
-
Interaksi Obat
-
4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa banyak kesalahan dalam penyusunan laporan serta jauh dari
kesempurnaan. Untuk selanjutnya kami akan memperbaiki laporan tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran pembaca mengenai pembahasan maupun kesimpulan dari
laporan di atas.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.kemkes.go.id/index.php?txtKeyword=ISPA&act=search-by-map&pgnumber
=0&charindex=&strucid=1280&fullcontent=1&C-ALL=1, dikutip pada tanggal 02
November 2019.
2. Wahyuningsih S, Raodhah S, Basri S. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita
di Wilayah Pesisir Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima Tahun 2014 [jurnal
penelitian]. Makassar: Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar; 2017.
3. Oktaviani VA. HUBUNGAN ANTARA SANITASI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) PADA BALITA DI DESA CEPOGO
KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI [skripsi]. Surakarta: Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2009.
4. Syahidia MH, Gayatria D, Bantasa K. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Anak Berumur 12-59 Bulan di Puskesmas
Kelurahan Tebet Barat, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Tahun 2013 [jurnal
penelitian]. Jakarta : Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia; 2016.
5. Anief M. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2013. Hal:10-
11
6. Ikatan Apoteker Indonesia. Informasi Spesialite Obat Indonesia volume 51. Jakarta: PT.
ISFI Penerbitan Jakarta; 2017
7.
15