Anda di halaman 1dari 3

Gangguan Fungsi Mastikasi

1. Kehilangan Gigi

Gigi merupakan organ manusia yang terpenting. Tanpa gigi, manusia tidak dapat
mencerna makanan. Gigi berfungsi untuk mengunyah setiap makanan yang masuk ke dalam
mulut untuk diteruskan ke dalam tubuh manusia, tentunya makanan yang sudah halus. Proses
ini akan berlangsung mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa.

Manfaat utama gigi adalah untuk mengunyah beraneka ragam makanan yang tekstur dan
nilai gizinya berbeda-beda. Dengan terjadinya kehilangan gigi maka menurunlah efisiensi
pengunyahan. Kehilangan gigi merupakan penyebab terbanyak menurunnya fungsi mastikasi,
karena berhubungan erat dengan masalah karies dan penyakit-penyakit periodontal.
Kehilangan gigi tidak selalu memuaskan dengan adanya kompensasi penggantian gigi palsu
karena sering menimbulkan perasaan yang kurang nyaman dari pemakai, sehingga fungsi gigi
belum dapat sepenuhnya digantikan oleh gigi tiruan ditinjau dari segi efektifitas dan
efisiensinya.

Makanan yang dikonsumsi sebelum masuk lebih dalam menuju alat pencernaan harus
melewati mulut. Di rongga mulut ini makanan sudah mulai menjalani proses pencernaan.
Kelancaran pengunyahan makanan di dalam rongga mulut bergantung pada kelengkapan
susunan gigi. Jumlah gigi geligi yang tidak lengkap akan menurunkan keefektifan fungsi
pengunyahan. Belum lagi soal penurunan selera makan yang pada umumnya banyak
menghinggapi mereka yang berusia tua. Gangguan fungsi pengunyahan dapat pula
disebabkan karena penurunan fungsi dari lidah, mukosa mulut, otot-otot pengunyah, kelenjar
ludah, dan sistem susunan saraf.

Sekalipun dengan gigi palsu berkualitas baik, penderita edentulisme tetap mengalami
kesulitan dalam mengunyah makanan yang bertekstur keras atau kenyal. Prevalensi
edentulisme di Kanada mencapai 17% pada tahun 1990, dan di Amerika Serikat sekarang
prevalensinya mencapai 9,7% pada kelompok usia 18 tahun ke atas. Prevalensi keadaan ini
meningkat secara dramatis mengikuti pertambahan usia, dan 33,1% bangsa Amerika yang
berusia 65 tahun ke atas menderita edentulisme; prevalensi pada kelompok usia inilah yang
paling banyak terserang, dan kelompok usia ini paling banyak menampakkan akibat fisik
yang ditimbulkan oleh keadaan tersebut.
Lebih lanjut, kelompok lansia akan menjadi bagian terbesar dari jumlah total populasi
dikarenakan terus berkembangnya generasi baby boomer dimana angka kelahiran lebih tinggi
daripada angka kematian bayi pada tahun tersebut. Sebagai contoh, pada tahun 1998
Thompson dan Kreisel meramalkan peningkatan populasi tua di Kanada sebesar 36,5%
hingga pada tahun 2015. Meskipun peningkatan mutu layanan kesehatan beserta peningkatan
dalam hal frekuensi pemanfaatannya belakangan ini telah dapat menurunkan laju
pertambahan jumlah edentulisme, bertambahnya jumlah populasi lansia diperkirakan akan
dapat meningkatkan kebutuhan akan beragam bentuk layanan kesehatan mulut.

2. Penyakit Dalam Rongga Mulut

Berbagai macam unsur fisik terlibat dalam proses makan khususnya unsur-unsur dalam
rongga mulut, bibir, gigi geligi, langit-langit, lidah, dan tenggorokan; sistem saraf dan otak;
sistem hormonal/endokrin, dan enzim yang berkaitan dengan penerimaan makanan dan
proses metabolisme tubuh.

Oleh karena itu, jika terdapat kelainan atau penyakit pada unsur-unsur organik tersebut, pada
umumnya akan disertai dengan terdapatnya gangguan/kesulitan mengunyah.

1. Adapun kelainan/penyakit pada gigi geligi dan unsur-unsur lain dalam rongga mulut,
yaitu :

 Kelainan bawaan

 Labioschizis (bibir sumbing), frenulum lidah pendek, makroglosia, dll

2. Penyakit infeksi

Stomatitis, gingivitis, tonsilitas, dll.

3. Kelainan/Penyakit Neuromuskuler

Paresis/paralisis lidah dan otot-otot sekitar pharynx dan larynx.

4. Penyakit/kelainan non infeksi


a) Penyakit bawaan di luar rongga mulut dan saluran cerna :
5. Penyakit jantung bawaan, Sindroma Down

b) Penyakit Neuromuskuler :
Palsi serebral

3. Faktor Psikologis

Selain karena faktor fisik, masalah gangguan fungsi mastikasi juga disebabkan karena
proses perkembangan selera dan kemampuan makan yang berkembang sejalan dengan
perkembangan organ-organ fisik termasuk sistem pencernaan. Disinilah sering timbul
masalah sulit makan yang kerap kali dibarengi dengan gangguan psikologis.

Gangguan psikologis dapat timbul karena kompleksitas masalah kehidupan yang


dihadapi dan kerap kali terus dipikirkan sehingga mempengaruhi selera makan dan kegiatan
mengunyah pada saat makan. Pada umumnya seseorang dengan gangguan psikologis,
makanan yang mereka telan kurang sempurna pengunyahannya, sehingga sistem
pencernaanlah yang akan memperbaiki pengunyahan makanan yang tidak lengkap dalam
mulut.

DAFTAR PUSTAKA

Una Soboļeva, Lija Lauriņa, Anda Slaidiņa. The masticatory system - an overview.
Stomatologija, Baltic Dental and Maxillofacial Journal, 7:77-80, 2005

Salzmann, J.A., Principles of Orthodontics, 2nd.Ed. J.B. Lippincott Co., Philadelphia,


London, 1950.

Anonim. Fisiologi Pengunyahan, Penelanan, dan Bicara. 2010.

Anda mungkin juga menyukai