Makrofag merupakan sel fagosit mononuklear yang utama di jaringan dalam proses
fagositosis terhadap mikroorganisme dan kompleks molekul asing lainnya. Makrofag
diproduksi di sumsum tulang belakang dari sel induk mieloid yang mengalami proliferasi dan
dilepaskan ke dalam darah sesudah atau satu periode melalui fase monoblas-fase promonosit-
fase monosit. Monosit yang telah meninggalkan sirkulasi darah akan mengalami
perubahanperubahan untuk kemudian menetap di jaringan sebagai makrofag. Makrofag
sebagai sel fagosit mampu membunuh kuman melalui dua mekanisme:
Makrofag dalam darah dapat diaktivasi oleh berbagai macam stimulant atau aktivator,
termasuk mikroba dan produknya, kompleks antigen antibodi, inflamasi, limfosit T tersensitasi,
sitokin dan trauma. Makrofag yang teraktivasi mempunyai jumlah lisosom yang meningkat
dan menghasilkan serta melepaskan IL-1, yang mempunyai aktivitas luas dalam inflamasi. IL-
1 berperan dalam terjadinya demam dan aktivasi sel limfoid, menyebabkan pelepasan sitokin
lainnya.
Makrofag ini tidak bekerja sendiri dalam menanggulangi infeksi. Mereka berinteraksi
dengan limfosit yang juga mengumpul di tempat invasi bakteri. Proses pengaktifan makrofag
bukanlah proses tunggal. Untuk melihat apakah makrofag teraktifasi maka dilakukan
pengukuran tertentu misalnya kemampuan killing terhadap mikroba. Pengukuran lain misalnya
kemampuan killing terhadap sel tumor. Aktifasi makrofag diakibatkan adanya peningkatan
transkripsi gen-gen. Peningkatan ekspresi gen-gen tersebut maka makrofag dapat melakukan
fungsi yang tidak dapat dilakukan oleh sel yang sama dalam keadaan istirahat. Fungsi tersebut
antara lain adalah killing bakteria yang sudah difagositosis. Sitokin aktifator makrofag yang
poten adalah IFN-け. IFN-け bukanlah satu-satunya sitokin yang mengaktifasi makrofag,
tetapi makrofag juga diaktifkan oleh kontak dengan limfosit T melalui CD40. Beberapa ciri
yang menunjukkan makrofag teraktifasi diuraikan sebagai berikut:
Makrofag merupakan fagosit mononuklear yang terdistribusi luas di dalam tubuh. Sel
tersebut berperan pada perkembangan, homeostasis dan respon imun alamiah dan adaptif.
Fisiologi makrofag dapat berubah tergantung lingkungan dimana makrofag berada serta
rangsangan lokal yang terjadi. Makrofag jaringan berasal dari monosit atau dari proliferasi sel
yang membentuk koloni makrofag resident. Monosit berasal dari sel progenitor di sumsum
tulang yang mengalami tahapan dari monoblast, promonosit dan monosit selanjutnya
dilepaskan di sirkulasi. Monosit akan berdeferensiasi menjadi makrofag setelah meninggalkan
sirkulasi dan masuk ke jaringan. Di jaringan makrofag dapat teraktivasi dengan adanya
rangsangan dan dapat mengubah aktivitas fisiologisnya
Makrofag adalah sel yang berperan penting dalam sistem imunitas tubuh melawan
patogen.
Proses fagositosis dapat berlangsung melalui 4 tahap yaitu: (I) tahap perlekatan (attachment)
bakteri atau benda asing pada membran sel fagosit, (2) tahap penelanan (ingestion), yang
diawali invaginasi membran plasma dari sel fagosit, sehingga partikel yang akan difagosit
masuk ke dalam sitoplasma yang kemudian ditutup Oleh vakuola (fagosom). Selanjutnya
terjadi fusi antara lisosom dengan fagosom memoentuk fagolisosom, (3) tahap pembunuhan
(Killing) yang dalam prosesnya bisa tergantung Oksigen maupun tidak tergantung oksigen, (4)
tahapan penghancuran (digestion).
Pinositosis dikenal juga sebagai proses “minum sel”, yaitu pergerakkan cairan
ektraseluer ke dalam sel dengan adanya pelipatan membrane plasma untuk membentuk vesikel.
Pinositosis dapat diketahui merupakan gejala umum yang terjadi pada berbagai macam sel
seperti : leukosit, sel-sel ginjal, epithelium usus, makrofag hati dan sel akar tumbuhan.
Pinositosis dapat terjadi jika terdapat konsentrasi yang cocok dari protein, asam amino atau
ion-ion tertentu pada medium sel. pinositosis ialah pergerakan yang membawa masuk bahan
cairan, khususnya secair ekstrasel. Mula-mula sekali, membran plasma akan membentuk lekuk
pada suatu kawasan di lapisan membran. Lekuk ini menjadi semakin mendalam, dan akhir
sekali lekukan tersebut akan membentuk vesikel yang mengandungi cairan. Melalui vesikel
inilah secair ekstrsel dibawa masuk ke dalam sel.
1. Membran plasma akan melipat ke arah dalam (invaginasi) membentuk depresi atau
rongga yang akan diisi oleh cairan dan molekul terlarut yang diinginkan oleh sel.
2. Proses lipatan membran terus terjadi dimanan ujung lipatan yang satu bertemu dengan
ujung lipatan yang lain. Hal ini akan menyebabkan cairan ekstraseluler dan molekul
terlarut didalamnya terjebak.
3. Setelah itu, memabran akan memotong lipatan yang telah menyatu sehingga
terbentuklah vesikel. Vesikel ini bebas ini dapat melayang menuju bagian tengah sel.
4. Vesikel yang melintasi sel dapat didaur ulang melalui proses eksositosis sehingga
membrannya kebali seperti semula. Atau jika tidak, vesikel ini akan menyatu dengan
lisosom