Laporan Pembuatan Pil
Laporan Pembuatan Pil
PENDAHULUAN
I. Tujuan
Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan paham dan terampil melakukan
pembuatan pil temulawak. Mahasiwa juga diharapkan mampu membuat formulasi
obat tradisional dan kontrol kualitasnya.
18 pil 2 pil
Memenuhi waktu hancur seperti tertera pada compessi yaitu dalam air 36o –
38o selama 15 menit untuk pil tidak bersalut dan 60 menit untuk pil yang bersalut.
Sedang untuk pil bersalut enterik, direndam dulu dalam larutan HCl 0,06 N selama 3
jam, lalu dipindahkan dalam larutan dapar PH 6,8 suhu 36o – 38o, maka dalam 60
menit pengujian pil sudah hancur.
BAB II
METODE KERJA
I. Alat dan bahan
1. Alat
a. Mortir dan stamper
b. Neraca analitik
c. Blender
d. Pisau
e. Alat pemotong massa pil
f. Alat pembulat massa pil
g. Neraca digital
h. Pipet tetes
i. Beaker glass
j. Kertas perkamen
k. Sudip
2. Bahan
a. Rimpang temulawak (ekstrak) 3 gram
b. Rimpang temulawak segar 3 gram
c. Gom arab 1,5 gram
d. Gliserin q.s
e. Licopodium q.s
Ditaburi papan pil dengan menggunakan licopodium, massa pil digulung-gulung lalu
dipotong
Setelah didapat bentuk pil yang sesuai sebanyak 50, lalu pil ditimbang 1 per 1 ditimbangan
digital agar diketahui bobotnya (ditimbang sampai 20 pil)
I. Penimbangan bahan
Uji organoleptis
Warna Coklat
Bau Khas temulawak
Bentuk Bulat
Rasa Pahit
Untuk mengitung kesalahan atau simpangan baku pada data percobaan maka dapat
digunakan rumus standar deviasi (SD), yaitu:
Pil ke- Berat (mg)
1 134,1
2 126,4
3 129
4 140,7
5 135,4
6 126,4
7 150,6
8 113,7
9 103,1
10 142,4
11 100
12 135,5
13 136,9
14 139
15 136,6
16 118,2
17 136,8
18 130
19 128
20 114,8
jumlah 2577,6
rata-rata 128,88
standar deviasi 13,08404412
Penulisan ralat :
Tabel ralat
No. X X2
1 134,1 17982,81
2 126,4 15976,96
3 129 16641
4 140,7 19796,49
5 135,4 18333,16
6 126,4 15976,96
7 150,6 22680,36
8 113,7 12927,69
9 103,1 10629,61
10 142,4 20277,76
11 100 10000
12 135,5 18360,25
13 136,9 18741,61
14 139 19321
15 136,6 18659,56
16 118,2 13971,24
17 136,8 18714,24
18 130 16900
19 128 16384
20 114,8 13179,04
Jumlah (𝚺𝒙) 2577,6 335453,7
Σ𝑥 2577,6
̅)
X rata-rata (𝒙 = = = 128,88
𝑁 20
Kesalahan mutlak X
1 𝑁(Σ𝑥 2 ) − (Σ𝑥)2
Δ𝑥 = √
𝑁 𝑁−1
1 20(335453,7) − (2577,6)2
Δ𝑥 = √
20 20 − 1
1 6709074 − 6644021,76
Δ𝑥 = √
20 19
1 65052,24
Δ𝑥 = √
20 19
1
Δ𝑥 = √3423,8
20
1
Δ𝑥 = 58,513
20
Δ𝑥 = 2,93
Kesalahan relatif X
∆𝑥
Kr x = 100%
𝑥̅
2,93
= 128,88 100%
= 2,273 %
Pada perhitungan bobot rata-rata 20 pil yaitu : 128,88 mg dengan prosentase kesalahan
yaitu 2,273 % dan standar deviasi 13,084 %. Dengan adanya standar deviasi serta prosentase
kesalahan dapat diketahui bahwa nilai data tidak mutlak. Untuk penyimpangan terbesar
terhadap bobot rata-rata yang diperbolehkan (FI III) dengan bobot rata-rata 100 mg sampai
250 mg (bobot rata-rata pil 128,88 mg pada percobaan ini) adalah 10 % untuk 18 pil dan 20
% untuk 2 pil, pada percobaan ini penyimpangannya adalah sebesar 2,273 % untuk 20 pil,
kurang dari batas maksimal yang ditetapkan di FI III.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pil merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat
dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena
tergusur tablet dan kapsul, biasanya hanya ditemukan pada seduhan jamu atau
sediaan pada obat-obatan tradisional.
Pada prinsipnya pembuatan pil adalah mencampurkan bahan-bahan, baik
bahan obat atau zat utama dan zat-zat tambahan sampai homogen. Setelah
homogen,campuran ini ditetesi dengan zat pembasah sampai menjadi massa lembak
pil yang baik, lalu dibuat bentuk batang (silinder) dengan cara menekan sampai
sepanjang alat pil yang dikehendaki, kemudian dipotong dengan alat pemotong pil
sesuai jumlah pil yang diminta. Bahan penabur ditaburkan pada alat penggulung, dan
alat pemotong pil, agar massa pil tidak melekat pada alat pembuat pil tersebut.
Pada percobaan ini pembuatan pil dengan komponen-komponen sebagai
berikut:
1. Zat utama/zat aktif : Rimpang temulawak
Zat aktif bahan obat harus memenuhi persyaratan farmakope.
2. Zat tambahan yang terdiri dari:
a) Zat pengikat: gom arab
Zat pengikat berfungsi untuk memperbesar daya kohesi maupun daya adhesi
massa pil agar massa pil dapat saling melekat menjadi massa ynag kompak.
b) Zat pembasah : Gliserin
Zat pembasah berfungsi untuk memperkecil sudut kontak (90oC) antar
molekul sehingga massa pil menjadi basah dan lembek serta mudah dibentuk.
c) Zat penabur : licopodium
Zat penabur fungsinya untuk memperkecil gaya gesekan antara molekul yang
sejenis maupun yang tidak sejenis, sehingga massa pil menjadi tidak lengket
satu sama lain, lengket pada alat pembuat pil, atau lengket satu sama lain.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan. Alat yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu. Begitu juga
dengan rimpang temulawak yang segar, harus dikupas dan dicuci terlebih dahulu.
Setelah itu rimpang segar tersebut diiris halus, selanjutnya diblender hingga didapat
massa yang sesuai. Lalu menimbang sebanyak yang diperlukan (3 gram). Juga
menimbang bahan lain seperti temulawak yang ekstrak (yang sudah tersedia dalam
bentuk serbuk), lalu gom arab, semua bahan ditimbang dengan neraca analitik gram
balance.
Penimbangan harus dilakukan secara seksama agar dapat menghasilkan
sediaan yang lebih baik juga dapat meminimalisir kesalahan dalam pembuatan pil.
Setelah melakukan penimbangan, bahan-bahan berupa rimpang temulawak yang telah
diblender, lalu temulawak serbuk (ekstrak), di gerus dalam mortir ad homogen. Lalu
gom arab sebagai zat pengikat dimasukkan kedalam mortir dan digerus hingga
homogen. Cara menggerus adalah dilakukan dengan satu arah yaitu berlawanan
dengan arah jarum jam.
Selanjutnya, ditambahkan sedikit demi sedikit zat pembasah (gliserin) hingga
massa pil kenyal dan mudah dikepal. Pada penambahan gliserin, kami hanya
menambahkan 1 tetes, karena massa pil sudah cukup basah. Massa pil yang basah ini
didapat dari rimpang temulawak segar yang diblender, yang bentuknya lunak seperti
bubur, sehingga kami putuskan untuk menambahkan gliserin hanya dengan 1 tetes.
Campuran diatas digilas kuat sampai terbentuk massa pil yang baik (elastis, tidak
lengket dimortir, dan tidak pecah digulung).
Kemudian membagi massa pil tersebut menjadi 2 bagian diatas timbangan
(masing-masing bagian untuk 25 pil, sehingga didapat 50 pil). Papan pil ditaburi
dengan licopodium dan selanjutnya massa pil digulung-gulungkan diatas papan pil,
lalu dipotong. Sehingga didapat pil sebanyak 50 butir. Selanjutnya massa pil
dibulatkan dengan cara digelindingkan diatas papan pil yang telah ditaburi
licopodium. Setelah didapat bentuk pil yang sesuai sebanyak 50, lalu pil ditimbang 1
per 1 ditimbangan digital agar diketahui bobotnya (ditimbang sampai 20 pil). Lalu
mencatat hasil yang didapat. Kemudian menghitung keseragaman bobot pil tersebut.
BAB V
PENUTUP
I. Kesimpulan
1. Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat, mengandung satu atau lebih bahan
obat.
2. Pil merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena
tergusur tablet dan kapsul, biasanya hanya ditemukan pada seduhan jamu atau
sediaan pada obat-obatan tradisional.
3. Cara pembuatan pil pada prinsipnya, mencampur bahan-bahan obat padat sampai
homogen, kemudian ditambah zat-zat tambahan, setelah homogen ditetesi bahan
pembasah. Kemudian dengan cara menekan sampai diperoleh masa pil yang
sesuai, lalu dibuat bentuk silinder dan dipotong dengan alat pemotong pil sesuai
dengan jumlah pil yang diminta.
II. Saran
Pada saat praktikum pembuatan pil, para praktikan harus benar-benar teliti
dalam penimbangan bahan, serta pada penambahan gliserin. Karena hal ini akan
berhubungan dengan bentuk dari massa pil. Jika salah atau keliru dalam menimbang
bahan maka akan mempengaruhi formula pil tersebut. Jika terlalu banyak
menambahkan gliserin massa pil akan basah, namun jika penambahan gliserin terlalu
sedikit maka pil akan rapuh, begitu juga dengan penambahan licopodium, jika terlalu
banyak maka akan membuat pil semakin rapuh, mudah pecah dan sulit dibentuk.
DAFTAR PUSTAKA