Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

I. Tujuan
Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan paham dan terampil melakukan
pembuatan pil temulawak. Mahasiwa juga diharapkan mampu membuat formulasi
obat tradisional dan kontrol kualitasnya.

II. Dasar Teori


Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat, mengandung satu atau lebih
bahan obat (FI III, 1979 : 23).
Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat seperti kelereng mengandung
satu atau lebih bahan obat (Moh. Anief, 2008 : 80).
Berat pil berkisar antara 100 mg sampai 500 mg. Pil kecil yang beratnya kira –
kira 30 mg disebut granula dan pil besar yang beratnya lebih dari 500 mg disebut boli
(Moh. Anief, 2008 : 80).
Adapun komposisi dari pil yaitu :
1. Zat aktif
2. Zat Tambahan, sebagai berikut :
a) Zat pengisi (akar manis atau bahan lain yang cocok)
b) Zat pengikat (Sari akar manis, Gom akasia, tragakan, campuran bahan
tersebut, atau bahan lain yang cocok)
c) Zat pembasah (Air, gliserol, sirup, madu, campuran bahan tersebut atau bahan
lain yang cocok)
d) Zat penabur (Likopodium atau talk, atau bahan lain yang cocok)
e) Zat penyalut (Perak, balsam tolu, keratin, sirlak, kolodium, salol, gelatin,
gula, atau bahan lain yang cocok) (FI Ed III, 1979 : 23)
Pembuatan pil memiliki banyak keuntungan yaitu :
 Menutupi rasa obat yang tidak enak
 Relatif lebih stabil dibanding sediaan lain yang mudah bereaksi dengan udara
dan cahaya
 Baik untuk obat yang dikehendaki memberikan aksi yang lambat

Pembuatan pil memiliki beberapa kerugian yaitu sebagai berikut :


 Kurang cocok untuk obat yang dikehendaki memberikan aksi yang cepat
 Obat tertentu dalam larutan pekat dapat mengiritasi lambung

Menurut Farmakope Indonesia, persyaratan pil yaitu :


Pada penyimpanan bentuknya tidak boleh berubah, tidak begitu keras sehingga
dapat hancur dalam saluran pencernaan, dan pil salut enterik tidak hancur dalam
lambung tetapi dalam usus halus. Memenuhi keseragaman bobot. Timbang 20 pil satu
persatu, hitung bobot rata – rata, penyimpangan terbesar terhadap bobot rata – rata,
adalah :
Penyimpangan terbesar terhadap bobot

Bobot rata-rata rata – rata yang diperbolehkan

18 pil 2 pil

100 mg sampai 250 mg 10% 20 %

251 mg sampai 500 mg 7,5% 15 %

Memenuhi waktu hancur seperti tertera pada compessi yaitu dalam air 36o –
38o selama 15 menit untuk pil tidak bersalut dan 60 menit untuk pil yang bersalut.
Sedang untuk pil bersalut enterik, direndam dulu dalam larutan HCl 0,06 N selama 3
jam, lalu dipindahkan dalam larutan dapar PH 6,8 suhu 36o – 38o, maka dalam 60
menit pengujian pil sudah hancur.
BAB II
METODE KERJA
I. Alat dan bahan
1. Alat
a. Mortir dan stamper
b. Neraca analitik
c. Blender
d. Pisau
e. Alat pemotong massa pil
f. Alat pembulat massa pil
g. Neraca digital
h. Pipet tetes
i. Beaker glass
j. Kertas perkamen
k. Sudip

2. Bahan
a. Rimpang temulawak (ekstrak) 3 gram
b. Rimpang temulawak segar 3 gram
c. Gom arab 1,5 gram
d. Gliserin q.s
e. Licopodium q.s

II. Prosedur kerja

Rimpang temulawak segar dicuci bersih

Lalu dikupas dan diiris halus

Dimasukkan hasil irisan temulawak kedalam blender

Diblender hingga mendapat massa yang sesuai

Setelah diblender lalu ditimbang sebanyak 3 gram


Ditimbang rimpang temulawak (ekstrak) sebanyak 3 gram

Ditimbang gom arab sebanyak 1,5 gram

Dimasukkan rimpang temulawak yang telah diblender kedalam mortir

Dicampur dengan rimpang temulawak ekstrak, digerus ad homogen

Setelah homogen, ditambahkan gom arab, digerus ad homogen

Selanjutnya,ditambahkan gliserin secukupnya hingga didapat massa pil yang baik

Massa pil diatas, dibagi menjadi 2 bagian diatas timbangan


(Masing-masing bagian untuk 25 pil, sehingga didapat 50 pil)

Ditaburi papan pil dengan menggunakan licopodium, massa pil digulung-gulung lalu
dipotong

Hasil potongan diatas, digelinding-gelindingkan pada alat pembuat pil

Setelah didapat bentuk pil yang sesuai sebanyak 50, lalu pil ditimbang 1 per 1 ditimbangan
digital agar diketahui bobotnya (ditimbang sampai 20 pil)

Lalu catat hasil yang didapat


BAB III
HASIL PERCOBAAN

I. Penimbangan bahan

No. Nama bahan Berat (gram)


1 Rimpang temulawak (ekstrak) 3 gram
2 Rimpang temulawak segar 3 gram
3 Gom arab 1,5 gram
Ket : - Penimbangan bahan dilakukan dineraca analitik gram balance
Gliserin yang digunakan sebanyak 1 tetes

II. Uji organoleptis

Uji organoleptis

Warna Coklat
Bau Khas temulawak

Bentuk Bulat

Rasa Pahit

III. Hasil Penimbangan Bobot Pil

Pil ke- Berat Pil (gram) Berat Pil (mg)


1 0,1341 134,1
2 0,1264 126,4
3 0,1290 129
4 0,1407 140,7
5 0,1354 135,4
6 0,1264 126,4
7 0,1506 150,6
8 0,1137 113,7
9 0,1031 103,1
10 0,1424 142,4
11 0,1000 100
12 0,1355 135,5
13 0,1369 136,9
14 0,1390 139
15 0,1366 136,6
16 0,1182 118,2
17 0,1368 136,8
18 0,1300 130
19 0,1280 128
20 0,1148 114,8

Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, hal. 23 (PILULAE)


Keseragaman Bobot. Timbang 20 pil satu persatu, hitung bobot rata-rata, penyimpangan
terbesar yang diperbolehkan terhadap bobot rata-rata adalah sebagai berikut :

Penyimpangan terbesar terhadap bobot rata-


rata yang diperbolehkan
Bobot rata-rata
(%)
18 pil 2 pil
100 mg sampai 250 mg 10 % 20%
251 mg sampai 500 mg 7,5 % 15%

Untuk mengitung kesalahan atau simpangan baku pada data percobaan maka dapat
digunakan rumus standar deviasi (SD), yaitu:
Pil ke- Berat (mg)
1 134,1
2 126,4
3 129
4 140,7
5 135,4
6 126,4
7 150,6
8 113,7
9 103,1
10 142,4
11 100
12 135,5
13 136,9
14 139
15 136,6
16 118,2
17 136,8
18 130
19 128
20 114,8
jumlah 2577,6
rata-rata 128,88
standar deviasi 13,08404412

Penulisan ralat :
Tabel ralat
No. X X2
1 134,1 17982,81
2 126,4 15976,96
3 129 16641
4 140,7 19796,49
5 135,4 18333,16
6 126,4 15976,96
7 150,6 22680,36
8 113,7 12927,69
9 103,1 10629,61
10 142,4 20277,76
11 100 10000
12 135,5 18360,25
13 136,9 18741,61
14 139 19321
15 136,6 18659,56
16 118,2 13971,24
17 136,8 18714,24
18 130 16900
19 128 16384
20 114,8 13179,04
Jumlah (𝚺𝒙) 2577,6 335453,7

Σ𝑥 2577,6
̅)
X rata-rata (𝒙 = = = 128,88
𝑁 20

Kesalahan mutlak X

1 𝑁(Σ𝑥 2 ) − (Σ𝑥)2
Δ𝑥 = √
𝑁 𝑁−1

1 20(335453,7) − (2577,6)2
Δ𝑥 = √
20 20 − 1

1 6709074 − 6644021,76
Δ𝑥 = √
20 19

1 65052,24
Δ𝑥 = √
20 19
1
Δ𝑥 = √3423,8
20
1
Δ𝑥 = 58,513
20
Δ𝑥 = 2,93

Kesalahan relatif X
∆𝑥
Kr x = 100%
𝑥̅
2,93
= 128,88 100%
= 2,273 %
Pada perhitungan bobot rata-rata 20 pil yaitu : 128,88 mg dengan prosentase kesalahan
yaitu 2,273 % dan standar deviasi 13,084 %. Dengan adanya standar deviasi serta prosentase
kesalahan dapat diketahui bahwa nilai data tidak mutlak. Untuk penyimpangan terbesar
terhadap bobot rata-rata yang diperbolehkan (FI III) dengan bobot rata-rata 100 mg sampai
250 mg (bobot rata-rata pil 128,88 mg pada percobaan ini) adalah 10 % untuk 18 pil dan 20
% untuk 2 pil, pada percobaan ini penyimpangannya adalah sebesar 2,273 % untuk 20 pil,
kurang dari batas maksimal yang ditetapkan di FI III.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pil merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat
dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena
tergusur tablet dan kapsul, biasanya hanya ditemukan pada seduhan jamu atau
sediaan pada obat-obatan tradisional.
Pada prinsipnya pembuatan pil adalah mencampurkan bahan-bahan, baik
bahan obat atau zat utama dan zat-zat tambahan sampai homogen. Setelah
homogen,campuran ini ditetesi dengan zat pembasah sampai menjadi massa lembak
pil yang baik, lalu dibuat bentuk batang (silinder) dengan cara menekan sampai
sepanjang alat pil yang dikehendaki, kemudian dipotong dengan alat pemotong pil
sesuai jumlah pil yang diminta. Bahan penabur ditaburkan pada alat penggulung, dan
alat pemotong pil, agar massa pil tidak melekat pada alat pembuat pil tersebut.
Pada percobaan ini pembuatan pil dengan komponen-komponen sebagai
berikut:
1. Zat utama/zat aktif : Rimpang temulawak
Zat aktif bahan obat harus memenuhi persyaratan farmakope.
2. Zat tambahan yang terdiri dari:
a) Zat pengikat: gom arab
Zat pengikat berfungsi untuk memperbesar daya kohesi maupun daya adhesi
massa pil agar massa pil dapat saling melekat menjadi massa ynag kompak.
b) Zat pembasah : Gliserin
Zat pembasah berfungsi untuk memperkecil sudut kontak (90oC) antar
molekul sehingga massa pil menjadi basah dan lembek serta mudah dibentuk.
c) Zat penabur : licopodium
Zat penabur fungsinya untuk memperkecil gaya gesekan antara molekul yang
sejenis maupun yang tidak sejenis, sehingga massa pil menjadi tidak lengket
satu sama lain, lengket pada alat pembuat pil, atau lengket satu sama lain.

Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan. Alat yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu. Begitu juga
dengan rimpang temulawak yang segar, harus dikupas dan dicuci terlebih dahulu.
Setelah itu rimpang segar tersebut diiris halus, selanjutnya diblender hingga didapat
massa yang sesuai. Lalu menimbang sebanyak yang diperlukan (3 gram). Juga
menimbang bahan lain seperti temulawak yang ekstrak (yang sudah tersedia dalam
bentuk serbuk), lalu gom arab, semua bahan ditimbang dengan neraca analitik gram
balance.
Penimbangan harus dilakukan secara seksama agar dapat menghasilkan
sediaan yang lebih baik juga dapat meminimalisir kesalahan dalam pembuatan pil.
Setelah melakukan penimbangan, bahan-bahan berupa rimpang temulawak yang telah
diblender, lalu temulawak serbuk (ekstrak), di gerus dalam mortir ad homogen. Lalu
gom arab sebagai zat pengikat dimasukkan kedalam mortir dan digerus hingga
homogen. Cara menggerus adalah dilakukan dengan satu arah yaitu berlawanan
dengan arah jarum jam.
Selanjutnya, ditambahkan sedikit demi sedikit zat pembasah (gliserin) hingga
massa pil kenyal dan mudah dikepal. Pada penambahan gliserin, kami hanya
menambahkan 1 tetes, karena massa pil sudah cukup basah. Massa pil yang basah ini
didapat dari rimpang temulawak segar yang diblender, yang bentuknya lunak seperti
bubur, sehingga kami putuskan untuk menambahkan gliserin hanya dengan 1 tetes.
Campuran diatas digilas kuat sampai terbentuk massa pil yang baik (elastis, tidak
lengket dimortir, dan tidak pecah digulung).
Kemudian membagi massa pil tersebut menjadi 2 bagian diatas timbangan
(masing-masing bagian untuk 25 pil, sehingga didapat 50 pil). Papan pil ditaburi
dengan licopodium dan selanjutnya massa pil digulung-gulungkan diatas papan pil,
lalu dipotong. Sehingga didapat pil sebanyak 50 butir. Selanjutnya massa pil
dibulatkan dengan cara digelindingkan diatas papan pil yang telah ditaburi
licopodium. Setelah didapat bentuk pil yang sesuai sebanyak 50, lalu pil ditimbang 1
per 1 ditimbangan digital agar diketahui bobotnya (ditimbang sampai 20 pil). Lalu
mencatat hasil yang didapat. Kemudian menghitung keseragaman bobot pil tersebut.
BAB V
PENUTUP
I. Kesimpulan
1. Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat, mengandung satu atau lebih bahan
obat.
2. Pil merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena
tergusur tablet dan kapsul, biasanya hanya ditemukan pada seduhan jamu atau
sediaan pada obat-obatan tradisional.
3. Cara pembuatan pil pada prinsipnya, mencampur bahan-bahan obat padat sampai
homogen, kemudian ditambah zat-zat tambahan, setelah homogen ditetesi bahan
pembasah. Kemudian dengan cara menekan sampai diperoleh masa pil yang
sesuai, lalu dibuat bentuk silinder dan dipotong dengan alat pemotong pil sesuai
dengan jumlah pil yang diminta.

II. Saran

Pada saat praktikum pembuatan pil, para praktikan harus benar-benar teliti
dalam penimbangan bahan, serta pada penambahan gliserin. Karena hal ini akan
berhubungan dengan bentuk dari massa pil. Jika salah atau keliru dalam menimbang
bahan maka akan mempengaruhi formula pil tersebut. Jika terlalu banyak
menambahkan gliserin massa pil akan basah, namun jika penambahan gliserin terlalu
sedikit maka pil akan rapuh, begitu juga dengan penambahan licopodium, jika terlalu
banyak maka akan membuat pil semakin rapuh, mudah pecah dan sulit dibentuk.
DAFTAR PUSTAKA

 Anief, Mohammad. 2003. Farmasetika. UGM Press : Yogyakarta.


 Direktorat jenderal pengawasan obat dan makanan. Farmakope Indonesia edisi
ketiga. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
 Van Duin, C. F. 1974. Buku Penuntun Ilmu Resep dalam Praktik dan Teori, sebuah
buku terjemahan. Soeroengan: Jakarta.
 Gita. 2011. Farmasetika 1. http://gitamokoginta.blogspot.com/2011/03/farmasetika-1-
pil.html (diakses pada tanggal 16 oktober 2014)

Anda mungkin juga menyukai